Anda di halaman 1dari 92

DOKUMEN SPM

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS BENAI

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS BENAI


Jl. AGUSSALIM, DESA BENAI KECIL
KECAMATAN BENAI
KUANTAN SINGINGI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga pelaksanaan penyusunan Standar Pelayanan Minimal UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai Tahun 2021 telah selesai disusun. Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan UPTD Kesehatan Puskesmas Benai
Tahun 2021 ini memuat berbagai laporan dan informasi tentang Uraian pencapaian
SPM.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunnya
laporan Standar Pelayanan Minimal UPTD Kesehatan Puskesmas Benai kami
mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan UPTD Kesehatan Puskesmas Benai masih terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan.
Semoga laporan Penyusunan Standar Pelayanan Minimal UPTD Kesehatan
Puskesmas Benai dapat bermanfaat dalam rangka penerapan PPK – BLUD di UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai untuk mencapai dan meningkatkan mutu pelayanan.

Kepala UPTD Kesehatan


Puskesmas Benai

Ns. ADAM SMET, S. Kep


Pembina
NIP.19750111 199501 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
B. TUJUAN....................................................................................................... 4
C. PENGERTIAN SPM..................................................................................... 4
D. LANDASAN HUKUM.................................................................................... 6
E. PERUBAHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL..................................... 7
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN........................................................................ 7
G. CARA MENYUSUN DOKUMEN SPM PUSKESMAS BLUD....................... 7
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS PELAYANAN.................................................................................... 10
B. PROSEDUR PELAYANAN.......................................................................... 11
C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS..................................... 18
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKAROR SPM............................................. 83


B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENSTRA................... 84
C. RENCANA ANGGARAN BIAYA.................................................................. 84
BAB IV PENUTUP

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 …………………………………………………………………………………... 18
Tabel 2.2 …………………………………………………………………………………... 20
Tabel 2.3 …………………………………………………………………………………... 23
Tabel 2.4 …………………………………………………………………………………... 25
Tabel 2.5 …………………………………………………………………………………... 27
Tabel 2.6 …………………………………………………………………………………... 29
Tabel 2.7 …………………………………………………………………………………... 32
Tabel 2.8 …………………………………………………………………………………... 34
Tabel 2.9 …………………………………………………………………………………... 38
Tabel 2.10 …………………………………………………………………………………. 40
Tabel 2.11 …………………………………………………………………………………. 41
Tabel 2.12 …………………………………………………………………………………. 44
Tabel 2.13 …………………………………………………………………………………. 46
Tabel 2.14 …………………………………………………………………………………. 47
Tabel 2.15 …………………………………………………………………………………. 50
Tabel 2.16 …………………………………………………………………………………. 53
Tabel 2.17 …………………………………………………………………………………. 56
Tabel 2.18 …………………………………………………………………………………. 57
Tabel 2.19 …………………………………………………………………………………. 58
Tabel 2.20 …………………………………………………………………………………. 60
Tabel 2.21 …………………………………………………………………………………. 62
Tabel 2.22 …………………………………………………………………………………. 63
Tabel 2.23 …………………………………………………………………………………. 64
Tabel 2.24 …………………………………………………………………………………. 66
Tabel 2.25 …………………………………………………………………………………. 67
Tabel 2.26 …………………………………………………………………………………. 69
Tabel 2.27 …………………………………………………………………………………. 71
Tabel 2.28 …………………………………………………………………………………. 72
Tabel 2.29 …………………………………………………………………………………. 73
Tabel 2.30 …………………………………………………………………………………. 75
Tabel 2.31 …………………………………………………………………………………. 78
Tabel 3.1 ..…………………………………………………………………………………. 81
Tabel 3.2 ..…………………………………………………………………………………. 82

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 …………………………………………………………………………….13

Gambar 1.2 …………………………………………………………………………….13

Gambar 1.3 …………………………………………………………………………….14

Gambar 1.4 …………………………………………………………………………….14

Gambar 1.5 …………………………………………………………………………….15

Gambar 1.6 …………………………………………………………………………….15

Gambar 1.7 …………………………………………………………………………….16

Gambar 1.8 …………………………………………………………………………….16

Gambar 1.9 …………………………………………………………………………….17

Gambar 1.10 …………………………………………………………………………...17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat
umum, pemberi pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan,
standar, dan ukuran yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan
dapat diberikan secara akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan
berkinerja tinggi.
UPTD Kesehatan Puskesmas Benai adalah Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang merupakan sarana
pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama.
Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga dituntut
untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi
sesuatu tindakan yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh
karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang berkesinambungan, dan
komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang berkesinambungan diperlukan
adanya indikator (tolak ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau
dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan.
Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus dapat
ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target
pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan
sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu atau
dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai perlu mengembangkan Standar Pelayanan
Minimal yang merupakan salah satu syarat administrasi Puskesmas BLUD

1
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah dan Permenkes Nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus
dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD.
Standar Pelayanan Minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan,
kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas atau Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena
Puskesmas sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi
hak-hak konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan
BLUD. Sebuah Puskesmas BLUD melaksanakan selain sejumlah Jenis
Pelayanan Dasar SPM Kesehatan, juga melaksanakan SPM Pelayanan lain,
dan SPM Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas
BLUD tersebut. Dalam menyusun SPM Puskesmas BLUD tersebut, harus
mempergunakan bahasa awam dan mudah dimengerti dan dipahami
sehingga Puskesmas dan masyarakat penerima pelayanan memiliki
pemahaman tentang ukuran kinerja yang sama. SPM Kesehatan dapat
diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai berikut:
a. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
b. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis
Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM;
c. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
d. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
2
e. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas,
Kepala Daerah menjalankan kewajibannya menyediakan Pelayanan
Dasar Kesehatan SPM Kesehatan masing-masing Puskesmas
sesuai kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar
yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018,
sedangkan secara keseluruhan Puskesmas di Daerah tersebut
melalui Puskesmas-puskesmas tersebut harus mampu melayani
seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah dimaksud;

f. Terbatas Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan


Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018;

g. Pelaksanaan SPM Kesehatan dievaluasi secara nasional dan dapat


dilakukan perubahan jika dinilai perlu diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah;

h. Diutamakan untuk pelayanan preventif promotif, sebagaimana


dirumuskan dalam Standar Teknis, yang dibuat oleh Kementerian
Teknis mengikuti perintah Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2018, dalam hal ini yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan;

i. Dapat berbeda antar Puskesmas tergantung kondisi, karakteristik,


cakupan layanan masing-masing puskesmas;

j. Tidak terbatas pada pelayanan kesehatan, dapat melakukan


pelayanan lain yang secara jelas dapat disediakan oleh Puskesmas,
dan dibutuhkan oleh konsumen Puskesmas (masyarakat, pasien
termasuk keluarganya) sebagai pendukung layanan utamanya;

k. Termasuk Jenis Pelayanan Dasar SPM Kesehatan sesuai


kemampuan, berakibat akan dilakukan penyesuaian SPM
Kesehatan, maka dilakukan penyesuaian SPM Puskesmas BLUD;

l. Dapat dilakukan Perubahan SPM Puskesmas BLUD ketika dinilai


perlu untuk masing-masing Puskesmas, terutama ketika Rencana
Pengembangan Pelayanan Puskesmas BLUD yang tertera dalam
3
Renstra Puskesmas BLUD telah dapat direalisasikan dan menjadi
layanan rutin, maka layanan itu bisa dijadikan SPM Puskesmas
BLUD;

m. Ditetapkan oleh Kepala Daerah melalui Peraturan Kepala Daerah


meliputi pelayanan kesehatan komprehensif sesuai Tugas dan
Fungsi (Tusi) Puskesmas, bahkan dapat mencakup pelayanan non-
kesehatan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai
berikut:

a. Sebagai pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan


layanan kepada masyarakat.

b. Terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan.

c. Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan alokasi anggaran


yang dibutuhkan.

d. Alat Akuntanbilitas Puskesmas dalam penyelenggaraan


layanannya.

e. Mendorong terwujudnya checks and balance.

f. Terciptanya transparasi dan partisipasi masyarakat


dalam penyelenggaraan puskesmas.

C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas)
BLUD:

4
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019,
adalah:Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara minimal.
a. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar Warga Negara.
b. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
c. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara
minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup
secara layak.
d. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Standar pelayanan mininal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang
harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas
layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau
Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.

5
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Badan Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan


Keuangan Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar


Pelayanan Minimal.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 Tentang


Badan Layanan Umum Daerah.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang


Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang


Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang


Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal.

13. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


KEP/25/M.PAN/2/2012 Tentang Pelayanan Publik.

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

6
7/PER/25/M.PAN/2/2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.

15. Permenkes No 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan


Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

E. PERUBAHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)


Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas ini akan direvisi apabila
terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan standar pelayanan minimal Puskesmas sebagaimana disebutkan
diatas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab dan
kewenangan organisasi Puskesmas serta perubahan lingkungan.

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UPTD Kesehatan Puskesmas Benai adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM.
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
C. Rencana Anggaran Biaya
Ban IV : PENUTUP
Lampiran

G. CARA MENYUSUN DOKUMEN SPM PUSKESMAS BLUD


1. Puskesmas mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang saat ini telah
mampu disediakan bagi semua warga yang berada di wilayah kerja
Puskesmas atau pengguna Puskesmas. Jenis Pelayanan itu
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas BLUD, yaitu
7
Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung. Untuk semua jenis
pelayanan tersebut agar dituliskan Standar Pelayanan Minimal-nya,
yaitu penjelasan bagaimana prosedur atau langkah-langkah
bagaimana setiap pelaksanaan tersebut dilaksanakan.
2. Memperhatikan Modul Penilaian dan Penetapan Badan Layanan
Umum Daerah (sesuai SE Menteri Dalam Negeri Nomor
981/1010/SJ dan Nomor 981/1011/SJ) tertanggal 6 Februari 2019,
dimana Surat Edaran ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD, maka
bagian SPM ini agar memperhatikan adanya:
a. Penjelasan Standar Pelayanan Minimal di Puskesmas
PERATURAN PEMERINTAH BLUD:
- Fokus mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang
terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
- Terukur merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat
dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan;
- Dapat dicapai merupakan kegiatan nyata, dapat dihitung
tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai dengan kemampuan
dan tingkat pemanfaatannya;
- Relevan dan dapat diandalkan merupakan kegiatan yang
sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang
tugas dan fungsi BLUD;
- Tepat waktu atau kerangka waktu merupakan kesesuaian
jadwal dan kegiatan yang telah ditetapkan.
b. Kelengkapan jenis pelayanan sesuai dengan SPM yang
diberlakukan di Puskesmas.
c. Keterkaitan yang kuat antara SPM dengan Renstra Dinas
Kesehatan dan Anggaran Tahunan.
d. Pengesahan SPM oleh Kepala Daerah melalui Peraturan
Kepala Daerah.
Seluruh unsur diatas dapat dipahami dalam kebijakan Manajemen
Puskesmas (sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016). Tim Puskesmas yang menyusun dan menyiapkan rancangan

8
Renstra Puskesmas perlu memahami kebijakan ini dan mengikuti
pedoman tersebut.
3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan
dikembangkan untuk dapat disediakan bagi semua warga di wilayah
kerja Puskesmas di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang
akan dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai Rencana
Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat
dipastikan pelaksanaannya dengan kualitas terbaik, untuk
ditetapkan sebagai SPM Puskesmas BLUD. Pemilihan ini
dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas Kesehatan
setempat.
5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah
(Perkada), dan mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada
tentang SPM Puskesmas BLUD. Proses ini dilaksanakan dengan
pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.
6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada
untuk semua atau beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada
tersebut diuraikan dengan jelas SPM masing-masing Puskesmas.
7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam
menerbitkan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) SPM Puskesmas
BLUD.

9
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

A. JENIS PELAYANAN
Ada dua jenis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas yaitu
Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi :
- Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
- Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)
c. Upaya Kesehatan Keluarga (Kesga)
- Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana (KB)
- Kesehatan Remaja
- Kesehatan Bayi Baru lahir dan Anak (Deteksi Dini Tumbuh
Kembang)
- Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin (Catin)
- Kesehatan Lanjut usia (Lansia)
d. Upaya Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TBC)
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
- Kesehatan Jiwa

10
f. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
- Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
b. Pengobatan Tradisional Komplementer
c. Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas Benai meliputi:
a. Rawat Jalan :
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan Gigi
- Pemeriksaan Lansia
- Pemeriksaan Anak / MTBS
- Pemeriksaan Ibu dan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin
- Pemeriksaan Pre-Eklampsia
- Pelayanan Keluarga Berencana
- Pelayanan Imunisasi Balita
- Konseling Gizi dan Sanitasi
- Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
- Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim\
- Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan HIV
- Pelayanan Obat (Apotek)
- Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat

B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai
disusun dalam sebuah Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan
oleh Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas. Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas.
Tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur di Puskesmas
adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,

11
efektif, konsisten atau seragam dan aman dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi Puskesmas adalah memenuhi persyaratan
standar pelayanan puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah
kegiatan dan memastikan staf puskesmas memahami bagaimana
melakukan pekerjaannya.
Alur pelayanan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai disusun
untuk memberikan kejelasan dan kemudahan bagi pasien untuk
mendapatkan pelayanan di Puskesmas. Terdapat beberapa alur
pelayanan yang berlaku di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai yaitu:
1. Alur Pelayanan Pendaftaran
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
6. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia
8. Alur Pelayanan Kamar Obat
9. Alur Pelayanan Laboratorium
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat

12
DIAGRAM ALUR PROSEDUR PELAYANAN

UPTD KESEHATAN PUSKESMAS BENAI

1. Alur Pelayanan Pendaftaran

PASIEN DATANG
DATANG

PASIEN MENGAMBIL NOMOR ANTRIAN DI MESIN ANTRIAN

PASIEN MELETAKKAN KARTU BERKUNJUNG


N DAN MENUNGGU
DIPANGGIL

PETUGAS MEMANGGIL PASIEN DAN MENDATA PASIEN DAN MENANYAKAN


TUJUAN PASIEN

N
R.RUJUKAN R.MTBS R. GIGI R.LANSIA R. UMUM R. KIA/KB. R. IVA
R.PE

Gambar 1.1 Alur Pelayanan Pendaftaran

2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum

R. PELAYANAN RUJUKAN PULANG

R.
PENDAFTARAN
KAMAR OBAT PULANG

LAB

R. PELAYANAN
GAWAT DARURAT KAMAR
R PELAYANAN
UMUM OBAT

KIA

PULANG
R PELAYANAN GIGI

13
Gambar 1.2 Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum

3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut

RUJUKAN KE RS

RUJUKAN KE PELAYANAN LAIN PULANG

PENDAFTARAN R PELAYANAN GIGI LAB

KAMAR PULANG
OBAT

TINDAKAN PULANG

Gambar 1.3 Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut

4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

R. PENDAFTARAN

R. PELAYANAN KIA

LAB

Pemeriksaan oleh Dokter umum R. PELAYANAN KIA Rujukan Ke RS

R. PELAYANAN GIGI

KAMAR OBAT

PULANG

Gambar 1.4 Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


14
5. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit

RAWAT INAP
LAB

KAMAR
PULANG
OBAT

R. R PELAYANAN
PENDAFTARAN MTBS RUJUKAN

UGD KAMAR
PULANG
OBAT

Gambar 1.5 Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit

6. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)

LAB

R.
R. PELAYANAN
PENDAFTARAN LANSIA R. PELAYANAN KAMAR
PULANG
RUJUKAN OBAT

R.
PELAYANAN
GAWAT
DARURAT

Gambar 1.6 Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)

15
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia

Negatif KAMAR
OBAT
R. PENDAFTARAN

R. PEL. KIE LAB R.PEL. SKRINING


R.KIA
SKRINI hasil (Albumin) PE
NG PE Skrinin
(PEM g PULANG
ROT,
MAP,
BMI

Positif

Motivasi
kunjunga KAMAR
n ulang OBAT
Konsul
Dokter

Rujuk

Gambar 1.7 Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia

8. Alur Pelayanan Kamar Obat


R PELAYANAN UMUM

R PELAYANAN KIA

R PELAYANAN MTBS

R PELAYANAN LANSIA KAMAR OBAT PULANG

R PELAYANAN GIGI

R PELAYANAN IVA

R PELAYANAN PRE
EKLAMPSIA

Gambar 1.8 Alur Pelayanan Kamar Obat


16
9. Alur Pelayanan Laboratorium

R PELAYANAN UMUM R PELAYANAN UMUM

R PELAYANAN KIA/KB
R PELAYANAN KIA/KB

R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN MTBS

R PELAYANAN GIGI
R PELAYANAN GIGI
LABORATORIUM
R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT

R PELAYANAN LANSIA
R PELAYANAN LANSIA

R PELAYANAN RAWAT
INAP R PELAYANAN RAWAT
INAP

PONED
PONED

Gambar 1.9 Alur Pelayanan Laboratorium

10. Alur Pelayanan Gawat Darurat

IDENTIFIKASI ANAMNESA PEMERIKSAAN DIAGNOSA TERAPI


FISIK PULANG

DARURA
PASIEN T
DATANG
ya tidak
HIJAU STABIL MERAH

KUNING RESUSITASI

ya RUJUK

MERAH RESUSITASI STABIL tidak

HITAM PERAWATAN
PULANG
JENAZAH

17
Gambar 1.10 Alur Pelayanan Gawat Darurat

C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS

Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas mengacu kepada


Standar Pelayanan Minimal yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor

4 Tahun 2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar


Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal.

Tabel 2.1
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
JENIS MUTU PENERIMA CAPAIAN
PERNYATAAN
LAYANAN LAYANAN LAYANAN TARGET PUSKESMAS
STANDAR
DASAR DASAR DASAR 2021
Setiap ibu hamil
Sesuai mendapatkan
Pelayanan standar Ibu hamil 100% 68%
kesehatan ibu pelayanan antenatal
pelayanan sesuai
hamil antenatal
standar
Setiap ibu
Pelayanan Sesuai bersalin
kesehatan ibu standar Ibu bersalin mendapatkan 100% 79%
bersalin pelayanan pelayanan
persalinan persalinan
sesuai standar
Sesuai Setiap bayi baru
Pelayanan standar lahir mendapatkan
kesehatan pelayanan Bayi baru pelayanan 100% 85%
bayi baru kesehatan lahir kesehatan
lahir bayi baru sesuai standar
Lahir
Sesuai Setiap balita
Pelayanan standar Balita mendapatkan 100% 94%
kesehatan pelayanan pelayanan
balita kesehatan kesehatan
Balita sesuai standar

Setiap anak
Sesuai pada usia
Pelayanan standar
kesehatan Anak pada pendidikan dasar
skrining usia mendapatkan
pada usia kesehatan 100% 0%
pendidikan pendidikan skrining
usia dasar kesehatan
dasar pendidikan
sesuai standar
dasar
Setiap warga
negara Indonesia
Pelayanan Sesuai standar Warga Negara usia 15 s.d. 59
kesehatan skrining Indonesia usia tahun
kesehatan usia mendapatkan 100% 31 %
pada usia 15 s.d.
produktif produktif skrining
59 tahun
kesehatan sesuai
standar

18
Pelayanan Sesuai Warga Negara Setiap warga
kesehatan standar Indonesia negara 100% 42 %
pada usia Skrining usia 60 tahun Indonesia usia

JENIS MUTU PENERIMA CAPAIAN


LAYANAN LAYANAN LAYANAN PERNYATAAN PUSKESMAS
TARGET
STANDAR
DASAR DASAR DASAR
Lanjut kesehatan ke atas 60 tahun ke atas
usia lanjut mendapatkan
skrining
kesehatan
sesuai standar

Sesuai Setiap penderita


Pelayanan standar hipertensi
kesehatan pelayanan Penderita mendapatkan 100 % 23,65 %
penderita kesehatan hipertensi pelayanan
hipertensi penderita kesehatan
hipertensi sesuai standar

Sesuai Setiap penderita


Pelayanan standar Diabetes Melitus
kesehatan pelayanan Penderita mendapatkan 100% 74,5 %
penderita kesehatan Diabetes pelayanan
Diabetes penderita Melitus kesehatan
Melitus Diabetes sesuai standar
Melitus

Setiap orang
Pelayanan Sesuai dengan
Kesehatan orang standar Orang dengan gangguan jiwa
dengan pelayanan gangguan jiwa (ODGJ) berat 100% 88,5 %
gangguan jiwa kesehatan (ODGJ) berat mendapatkan
berat jiwa pelayanan
kesehatan
sesuai standar

Setiap orang
Pelayanan Sesuai standar dengan TB
kesehatan orang pelayanan Orang dengan 100% 30 %
TB mendapatkan
dengan TB kesehatan TB pelayanan TB
sesuai standar

Setiap orang
Orang berisiko berisiko terinfeksi
terinfeksi HIV HIV (ibu hamil,
(ibu hamil, pasien TB, pasien
pasien TB, IMS, waria/transgen
Pelayanan Sesuai standar der, pengguna
kesehatan orang mendapatkan pasien IMS,
waria/ napza, dan warga
dengan risiko pemeriksaan binaan lembaga 100% 81 %
terinfeksi HIV HIV transgender,
pengguna pemasyarakatan
napza, dan ) mendapatkan
warga binaan pemeriksaan HIV
lembaga sesuai
pemasyarakat Standar
)

19
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan
Bidang Kesehatan Daerah Kabupaten atau Kota terdiri dari :

1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa


Tabel 2.2 Standar Jumlah dan Kualitas Barang/Jasa Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil
No Barang Jumlah Fungsi

1 Vaksin Tetanus Difteri 1 ampul x Sejumlah sasaran ibu - Pencegahan Tetanus


(Td); hamil/10 (tergantung status pada ibu dan tetanus
imunisasi ibu) pada bayi saat
Persalinan

2 Tablet tambah darah 90 tablet x jumlah ibu - Pencegahan anemia


hamil defisiensi besi dan
defisiensi
asam folat

3 Alat deteksi risiko ibu hamil

a. tes kehamilan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui hamil atau


tidak
b. pemeriksaan Hb Sejumlah ibu hamil - Mengetahui
anemia
atau tidak

c. pemeriksaan golongan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui golongan


darah darah ibu hamil sebagai
persiapan mencari
pendonor darah bila
terjadi
Komplikasi

d. Pemeriksaan Sejumlah ibu hamil x 15% - Mengetahui diabetes


glukoprotein urin dan risiko pre
eklamsi dan eklamsi

4 Kartu ibu/rekam medis ibu Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu

20
5 Buku KIA Sesuai Kebutuhan - Pencatatan kesehatan
ibu dan
anak sampai umur 6
tahun
- Media KIE bagi ibu
dan
keluarganya

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia


Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
i) Dokter/ dokter spesialis kebidanan, atau
ii) Bidan, atau
iii) Perawat

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


i) Pernyataan Standar
Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar. Pemerintah Daerah tingkat kabupaten/kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
kepada semua ibu hamil di wilayah kerja tersebut dalam kurun
waktu satu tahun.
ii) Pengertian
Pelayanan antenatal yang sesuai standar yang meliputi:
1) Standar Kuantitas
2) Standar Kualitas
d) Mekanisme Pelayanan
i) Penetapan sasaran ibu hamil di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil
survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
ii) Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode
kehamilan (K4) dengan ketentuan:
a) Satu kali pada trimester pertama.
b) Satu kali pada trimester kedua.
c) Dua kali pada trimester ketiga.
Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
21
• Pengukuran berat badan.
• Pengukuran tekanan darah.
• Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
• Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
• Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
• Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
• Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
• Tes Laboratorium.
• Tatalaksana/penanganan kasus.
• Temu wicara (konseling).

e) Capaian Kinerja
i) Definisi Operasional Capaian Kinerja

Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan


pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

ii) Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah ibu hamil yang


mendapatkan pelayanan antenatal
Persentase ibu sesuai standar di wilayah kerja
Hamil kabupaten/kota tersebut dalam
Mendapatkan kurun waktu satu tahun
Pelayanan = (Nominator) x 100 %

kesehatan ibu Jumlah sasaran ibu hamil di


hamil wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama (denominator)

22
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan

Tabel 2.3
Tabel Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil

LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME


KEGIATAN

1. Pendataan Ibu Hamil Petugas Pendataan Ibu Hamil Jumlah Petugas x Jumlah
Biaya transport Desa x Biaya Transport x
petugas/BBM frekuensi pendataan
(Terintegrasi dengan
PIS PK)

Formulir Pengadaan 1 Form x Kegiatan Pendataan


paket x Jumlah
Pendataan Puskesmas

2. Pemeriksaan
Antenatal
a. Pelayanan dalam gedung Petugas Pelayanan
Antenatal

Alat kesehatan Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Puskesmas,


Pemeriksaan jaringan
Kehamilan dan jejaringnya

Pemeriksaan Pengadaan Set (1 Paket x Jumlah


Laboratorium Pemeriksaan Sasaran) / 100
Laboratorium
Ibu Hamil

Obat Pengadaan Tablet 90 tablet Fe x Jumlah


Fe (90 sasaran
tablet) Bumil

Vaksin Pengadaan 1 Paket x Jumlah


Paket Imunisasi Td sasaran ibu
hamil/10
b. Pelayanan luar Petugas Pelayanan Antenatal Jumlah Petugas x Biaya
gedung Biaya transport Transport x Jumlah
petugas/BBM Kunjungan (rutin dan
sweeping)

Alat kesehatan Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Puskesmas,


Pemeriksaan jaringan dan jejaringnya
Kehamilan
(Antenatal)

23
Obat Pengadaan Tablet Terintegrasi dengan paket
Fe (90 tablet) pengadaan
Tablet Fe pelayanan dalam
gedung

3. Pengisian dan Petugas Pengisian dan Terintegrasi dengan


pemanfaatan Buku pelayanan Antenatal
KIA pemanfaatan Buku
KIA
Buku KIA Sesuai 1 buku x Jumlah
Kebutuhan Sasaran ibu hamil
4. Pengisian Kartu Ibu dan Register ibu Pengadaan Register 1 Paket x Jumlah Desa
Kohort Kohort ibu (Antenatal, (integrasi untuk kebutuhan ibu
bersalin, nifas) bersalin dan ibu nifas)

Kartu Ibu Pengadaan 1 paket x jumlah ibu hamil


Kartu Ibu

Formulir dan ATK Pengadaan formulir 1 Paket x Jumlah


kartu ibu, form Puskesmas
pelaporan, dan ATK

5. Rujukan Petugas Pelayanan Kegawat- Jumlah Petugas x Biaya


daruratan maternal Transport x Jumlah
Biaya transport Rujukan
petugas/BBM

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

24
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.4
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

No Barang Jumlah Fungsi

1 Formulir partograf Sejumlah sasaran ibu - Instrumen pemantauan


bersalin
persalinan

2 Kartu ibu (rekam medis) Terintegrasi dengan ibu - Form rekam medis bagi ibu
hamil

3 Buku KIA Terintegrasi dengan ibu - Pencatatan kesehatan ibu


hamil dan anak sampai umur 6
tahun
- Media KIE bagi ibu dan
keluarganya

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019


b) Standar Jumlah danKualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:

i) Dokter/ dokter spesialis kebidanan dan kandungan, atau

ii) Bidan, atau

iii) Perawat

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


i) Pernyataan Standar

Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar.


Pemerintah Daerah tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan Pelayanan
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai standar kepada semua ibu bersalin di wilayah
kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.

25
ii) Pengertian
Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi:
(1) Persalinan normal.
(2) Persalinan komplikasi.
d) Mekanisme Pelayanan
Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar
estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
(1) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN)
sesuai standar.
a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
(1) Dokter dan bidan, atau
(2) 2 orang bidan, atau
(3) Bidan dan perawat.
(2) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan.
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan
pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

26
2. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah ibu bersalin yang
mendapatkan pelayanan persalinan
Persentase ibu sesuai standar di fasilitas pelayanan
bersalin kesehatan di wilayah kerja
mendapatkan kabupaten/kota dalam kurun waktu satu x 100 %
pelayanan tahun.
Persalinan

Jumlah sasaran ibu bersalin di


wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.

f) Teknik Penghitungan Pembiayaan

Tabel 2.5
Teknik Penghitungan Pembiayaan pelayanan
Kesehatan Ibu Bersalin
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN

1. Pendataan Ibu Petugas Pendataan Ibu Jumlah Petugas x Jumlah


Bersalin Bersalin Desa x Biaya Transport x
Biaya transport frekuensi pendataan
petugas/BBM (Terintegrasi dengan PIS
PK)

27
Formulir Pengadaan 1 Form x Kegiatan
paket Pendataan x

Pendataan Jumlah
Puskesmas
2. Pelayanan Alat kesehatan sesuai Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Fasilitas
Persalinan Permenkes yang Persalinan pelayanan kesehatan
berlaku mengatur yang mampu menolong
tentang Puskesmas persalinan
*Pengadaan alkes
tidak harus setiap
tahun
Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Fasilitas
Resusitasi Bayi pelayanan kesehatan
yang mampu menolong
Persalinan

Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah


Perawatan Pasca Fasilitas pelayanan
Persalinan kesehatan yang mampu
menolong
Persalinan
Obat Pengadaan paket 1 Paket x Jumlah Ibu
obat dan BHP Bersalin
untuk
persalinan
Formulir Pengadaan 1 Formulir x Jumlah Ibu
Partograf formulir Bersalin
partograf
3. Pengisian dan Buku KIA Sesuai Terintegrasi dengan
pemanfaatan kebutuhan pengadaan paket buku
Buku KIA KIA pada Pelayanan
Kesehatan Ibu
Hamil
4. Pengisian Kartu Ibu Register Pengadaan Register 1 Paket x jumlah desa
dan Kohort Ibu Kohort ibu Kohort Ibu (terintegrasi
dengan pengadaan
kohort ibu hamil)
Kartu Ibu 1 paket x jumlah ibu
hamil (terintegrasi
dengan pengadaan
kohort ibu hamil)

ATK Pengadaan ATK Sudah terintegrasi


dengan pengadaan ATK
ibu hamil)
5. Rujukan Petugas Pelayanan Jumlah Petugas x
pertolongan Kegawatdarurat an Biaya Transport x
persalinan maternal Biaya Jumlah Rujukan
(jika diperlukan) transport
petugas/BBM
Alat kesehatan Set Kegawatdarurat 1 paket x Jumlah
an maternal Fasilitas pelayanan
kesehatan yang mampu
menolong persalinan
Pendamping Biaya transport Jumlah Pendamping Ibu
petugas/BBM Bersalin (maksimal 2
Ibu Bersalin orang) x Biaya Transport
per Rujukan

28
Rumah Biaya Paket operasional rumah
sewa/operasion al tunggu
Tunggu (jika
diperlukan)

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019

29
3) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.6
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / Jasa
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
No Barang Jumlah Fungsi

1 Vaksin Hepatitis B0 Sejumlah sasaran Bayi Pencegahan infeksi


Baru Lahir Hepatitis B

2 Vitamin K1 Injeksi Sejumlah sasaran Bayi Pencegahan perdarahan


Baru Lahir

3 Salep/tetes mata Sejumlah sasaran Bayi Pencegahan infeksi mata


Antibiotik Baru Lahir

4 Formulir Bayi Baru Lahir Sejumlah sasaran Bayi - Pencatatan hasil


Baru Lahir pemeriksaan fisik Bayi
Baru Lahir
5 Formulir MTBM Sejumlah 3 x - Pencatatan hasil pemeriksaan
sasaran Bayi Baru Bayi Baru Lahir dengan
Lahir menggunakan Pendekatan
MTBM untuk bayi sehat dan
sakit

6 Buku KIA Terintegrasi - Pencatatan kesehatan ibu dan


dengan ibu hamil anak sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan
keluarganya

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia


Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
i) Dokter/ dokter spesialis anak, atau
ii) Bidan, atau
iii) Perawat

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar

30
i) Pernyataan Standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
neonatal esensial sesuai standar. Pemerintah daerah tingkat
kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir sesuai standar kepada semua bayi usia 0-28 hari di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar meliputi:
(1) Standar kuantitas.
(2) Standar kualitas.
d) Mekanisme Pelayanan
(a) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten/kota dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar,
dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin
validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
(b) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode
neonatal, dengan ketentuan:
a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam

b) Kunjungan Neonatal 2 (KN2) 3 - 7 hari

c) Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8 - 28 hari.


(c) Standar kualitas:
a) Pelayanan Neonatal Esensial saat lahir (0-6 jam). Perawatan neonatal
esensial saat lahir meliputi:
1. Pemotongan dan perawatan tali pusat.

2. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

3. Injeksi vitamin K1.

4. Pemberian salep/tetes mata antibiotic.

5. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin


Hepatitis B0).

b) Pelayanan Neonatal Esensial setelah lahir (6 jam – 28


hari).
Perawatan neonatal esensial setelah lahir meliputi:

31
1. Konseling perawatan bayi baru lahir dan
ASI eksklusif.
2. Memeriksa kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM.
3. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di
fasilitas pelayanan kesehatan atau belum
mendapatkan injeksi vitamin K1.
4. Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24
jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
5. Penanganan dan rujukan kasus neonatal
komplikasi.
e) Capaian Kinerja
a. Definisi Operasional Capaian Kerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
dinilai dari cakupan jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari
yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.

b. Rumus Perhitungan
Jumlah bayi baru
lahir usia 0-28
hari yang
mendapatkan
pelayanan
Presentase bayi kesehatan bayi
baru lahir baru lahir sesuai
mendapatkan = dengan standar
pelayanan dalam kurun
kesehatan bayi waktu
baru lahir satu tahun

Jumlah sasaran bayi baru lahir di wilayah kerja


kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu X 100%
Satu tahun yang sama

32
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.7
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1
. Pendataan bayi baru lahir Pendataan bayi baru lahir Jumlah Petugas x Jumlah
Petugas Biaya transport Desa x Biaya Transport x
petugas/BBM frekuensi pendataan
(Terintegrasi
dengan PIS PK)

Formulir
Pengadaan paket Pendataan 1 Form x Kegiatan
Pendataan x Jumlah
Puskesmas
2.
Pelayanan kesehatan bayi Formulir bayi Baru Pengadaan formulir bayi 1 Paket x jumlah Bayi
baru lahir Lahir baru lahir baru lahir
a. Pelayanan dalam
gedung Formulir Pengadaan 1 Paket x
MTBM formulir MTBM jumlah neonatal

Alat kesehatan Set pelayanan bayi 1 Paket x jumlah


baru lahir (0-6 Jam) Puskesmas, jaringan
dan
Jejaringnya

Set kegawatdarurata n 1 Paket x jumlah


neonatal Puskesmas dan
Jejaringnya

Vitamin K1 injeksi Pengadaan Vit K1 injeksi 1 ampul x jumlah Bayi


baru lahir

Pengadaan salep
Salep/Tetes mata 1 tube x jumlah Bayi baru
/ tetes mata antibiotik
Antibiotik lahir/5

Pedoman Pengadaan 1 Paket x


Pelayanan pedoman jumlah Puskesmas dan
Kesehatan pelayanan jejaringnya
neonatal kesehatan
Esensial neonatal esensial

b. Pelayanan luar Petugas Pelayanan Jumlah petugas

Gedung x biaya transport x


kesehatan jumlah kunjungan
neonatal
biaya transport
petugas/BBM

Neonatal pengadaan Set

kegawatdarurat

33
an neonatal

pada pelayanan

kesehatan bayi

baru lahir

dalam gedung

Pendamping Biaya transport Jumlah

Bayi Baru petugas/BBM pendamping

Lahir bayi baru lahir

(maksimal 2

orang) x biaya

3. transport per
Pengisian dan pemanfaatan Buku
KIA rujukan

4. Pencatatan dan
Pelaporan

5. Rujukan pertolongan kasus


komplikasi pada bayi baru lahir
(jika diperlukan)

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019

34
4) Pelayanan Kesehatan Balita
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.8
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
pelayanan Kesehatan Balita
No Barang Jumlah Fungsi

1 Sesuai Kebutuhan Pemeriksaan


Kuisioner Pra Skrining perkembangan balita
Perkembangan (KPSP)
atau instrumen standar lain
yang berlaku
2 Formulir DDTK Sesuai Kebutuhan Pencatatan hasil
Pelayanan

3 Buku KIA Sejumlah sasaran ibu hamil + Media informasi dan


jumlah balita yang tidak mempunyai Pencatatan Kesehatan Ibu dan
buku KIA Anak sampai dengan umur 6
tahun

4 Vitamin A Biru Sesuai standar

5 Vitamin A Merah
6 Vaksin imunisasi Sesuai standar Memberikan
dasar : kekebalan tubuh

HB0 dari penyakit.

BCG

Polio

IPV

DPT-HB-Hib

Campak Rubell

7 Vaksin imunisasi

Lanjutan :

DPT-HB-Hib

Campak Rubella

8 Jarum suntik dan Pemberian imunisasi

35
BHP pada balita

Peralatan Pengobatan bila

Anafilaktik terjadi syok

anafilaktik akibat penyuntikan


Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

1. Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia


Kesehatan
i) Tenaga kesehatan:

(1) Dokter, atau

(2) Bidan, atau

(3) Perawat

(4) Gizi

ii) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu:


(1) Guru PAUD
(2) Kader kesehatan

b) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


i) Pernyataan Standar
Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
semua balita di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun.

ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan
sesuai standar meliputi :
(1) Pelayanan kesehatan balita sehat.
(2) Pelayanan kesehatan balita sakit.

c) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran balita di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil

36
yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.

37
(2) Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
kembang, meliputi:
a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun.
2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun.
3) Pemantauan perkembangan minimal 2
kali/tahun.
4) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11
bulan 1 kali setahun.
5) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
b) Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal
4 kali dalam kurun waktu 6 bulan).
2) Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun.
3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/
tahun.
4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak
2 kali setahun.
5) Pemberian Imunisasi Lanjuta
c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun
(minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan).

2) Pengukuran panjang/tinggi badan


minimal 2 kali/tahun.

3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun.

4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak


2 kali setahun.

d) Pemantauan perkembangan balita.


e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
g) Pemberian imunisasi lanjutan.
38
h) Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan.
i) Edukasi dan informasi.

d) Pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan


pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS).

e) . Capaian Kinerja
(1) Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan
dinilai dari cakupan balita yang mendapat pelayanan
kesehatan balita sesuai standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.

(2) Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah Balita usia 12-23 bulan


yang mendapat Pelayanan Kesehatan

sesuai Standar 1 + Jumlah Balita


usia 24-35 bulan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai

standar 2 + Balita usia 36-59 bulan


Cakupan mendapakan pelayanan sesuai
Pelayanan
standar 3
Kesehatan Balita
sesuai Standar X100%
= Jumlah Balita usia 12-59 bulan
di wilayah kerja Kabupaten/kota
tersebut pada kurun waktu satu
tahun yang sama

39
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.9
Teknik Penghitungan Pembiayaan pelayanan
Kesehatan Balita
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
1. Pendataan Balita Petugas Pendataan Balita Biaya Jumlah Petugas x Biaya
0-59 Bulan transport petugas/BBM Transport x Jumlah
kunjungan pendataan
(terintegrasi
dengan PIS-PK)

Formulir Pengadaan Formulir Jumlah Paket x biaya


perpaket x Jumlah
Puskesmas

2. Pelayanan Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah


Kesehatan Alat Pemeriksaan Kesehatan puskesmas, jaringan, dan
Balita Kesehatan Anak Jejaringnya
a. Pelayanan
dalam gedung
Pengadaan Set Imunisasi 1 Paket x Jumlah
puskesmas, jaringan, dan
jejaringnya

Pengadaaan 2 Paket x

SDIDTK KIT Jumlah


puskesmas,
jaringan, dan
Jejaringnya
Formulir Pengadaan 1 Form x jumlah

DDTK formulir DDTK Balita


Formulir Pengadaan
Kuisioner Formulir
Pra Kuesioner Pra 1 paket x jumlah

Skrining Skrining Balita


Perkembangan
Perkemban
Gan
b. Pelayanan luar Petugas Pelayanan Kesehatan Balita Jumlah Petugas x Transport x

Gedung Biaya transport Jumlah Kunjungan


petugas/BBM(1)

Alat Pengadaan Kit 1 Paket x

Kesehatan Posyandu Jumlah

Puskesmas

Pengadaan Kit Terintegrasi


Imunisasi Dengan

40
Pengadaan Set

Imunisasi pada

pelayanan dalam

Gedung

Pengadaan Terintegrasi

SDIDTK KIT Dengan

Pengadaan

SDIDTK KIT

pada pelayanan

dalam gedung

Formulir Pengadaan Terintegrasi

SDIDTK Formulir SDIDTK Dengan


Pengadaan

dalam gedung

Formulir Pengadaan Terintegrasi

Kuesioner Formulir Dengan

Pra Kuesioner Pra Pengadaan

Skrining Skrining dalam gedung


Perkembangan
Perkemban
Gan
3. Pengisian dan Buku KIA Pengadaan Buku KIA Terintegrasi dengan
pemanfaata n pengadaan paket buku KIA
Buku KIA pada Pelayanan Kesehatan
4. Pencatatan Ibu
Dan
Hamil

Balita Data Jumlah


Balita
Formulir dan Pengadaan formulir dan 1 Paket x Jumlah Puskesmas
ATK ATK
5. Pelayanan Rujukan Petugas Melakukan rujukan secara Jumlah Petugas x Biaya
kesehatan tepat sesuai dengan Transport x Jumlah Rujukan
kebutuhan atau
permasalahan
kesehatan balita yang
ditemukan, ke fasilitas
pelayanan kesehatan
lanjutan yang mampu
menangani
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

41
5) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.10
Standar jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

No Barang Jumlah Fungsi

1 Buku Rapor Sesuai jumlah peserta didik di - Pencatatan hasil pemeriksaan


Kesehatanku sekolah/madrasah kesehatan dan
- Media KIE

2 Buku Pemantauan Sesuai jumlah anak usia pendidikan - Pencatatan hasil pemeriksaan
Kesehatan dasar di luar satuan pendidikan kesehatan dan
dasar seperti di pondok pesantren,
panti/LKSA dan - Media KIE
lapas/LPKA/posyandu
Remaja

3 Kuesioner Skrining Sesuai jumlah anak usia pendidikan - Pemeriksaan kesehatan usia
kesehatan dasar pendidikan dasar

4 Formulir Sesuai kebutuhan dengan - Umpan balik hasil


Rekapitulasi Hasil mempertimbangkan jumlah anak skrining/penjari ngan
Pelayanan usia pendidikan dasar per kesehatan ke
kesehatan usia sekolah/madrasah, sekolah/madras ah
sekolah dan remaja
di dalam - pencatatan dan
sekolah pelaporan
5 Formulir Sesuai kebutuhan dengan - Umpan balik hasil
Rekapitulasi Hasil mempertimbangkan jumlah,pondok skrining/penjaringan kesehatan
Pelayanan pesantren, panti/LKSA dan di pondok
kesehatan usia lapas/LPKA/posyandu remaja per pesantren/panti/LKSA/ lapa
sekolah dan remaja puskesmas s/LPKA/ posyandu remaja
di luar sekolah.
- Pencatatan dan
pelaporan
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia


Kesehatan
i) Tenaga kesehatan:
(1) Dokter/ dokter gigi, atau
(2) Bidan, atau
(3) Perawat
(4) Gizi
42
(5) Tenaga kesehatan masyarakat
ii) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi
tertentu:
(1) Guru
(2) Kader kesehatan/ dokter kecil/ peer counselor

Tabel 2.11
Standar Jumlah dan Kualitas Prsonil / Sumber Daya Manusia Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Pasa Usia Pendidikan Dasar
No Kegiatan SDM Kesehatan

1) Skrining Kesehatan
a. pemeriksaan status gizi - Guru
- Tenaga pendamping di
Lapas/LPKA
- Tenaga pendamping/
pekerja sosial di Panti/LKSA
- Dokter Kecil, kader
kesehatan remaja termasuk kader
posyandu remaja

b. pemeriksaan tanda-tanda vital - dokter/dokter


gigi/bidan/perawat/perawat gigi kader
posyandu remaja
c. pemeriksaan - dokter/dokter gigi/bidan/perawat/perawat
kebersihan diri serta gigi Guru BK, Guru UKS
kesehatan gigi dan mulut - Tenaga pendamping di
Lapas/LPKA
- Tenaga pendamping/
pekerja sosial di Panti/LKSA
- Dokter Kecil, kader
kesehatan remaja termasuk kader
posyandu remaja

d. pemeriksaan ketajaman dokter/dokter


penglihatan dan gigi/bidan/perawat/perawat gigi
pendengaran
e. penilaian kesehatan - dokter/dokter gigi/bidan/perawat/perawat
reproduksi gigi Guru BK, Guru UKS
- Tenaga pendamping
- Tenaga pendamping/
pekerja sosial di
Panti/LKSA

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

43
c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
i) Pernyataan Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada anak usia pendidikan dasar di dalam
dan luar satuan pendidikan dasar di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran.

ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai
standar meliputi :

(1) Skrining kesehatan.


(2) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan. Keterangan: Dilakukan pada anak
kelas 1 sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali dalam satu
tahun ajaran dan usia 7 sampai 15 tahun diluar sekolah.

d) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran anak setingkat usia pendidikan
dasar (7 sampai dengan 15 tahun) di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset
yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
(2) Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia
pendidikan dasar dilaksanakan di satuan pendidikan
dasar (SD/MI dan SMP/MTS) dan di luar satuan
pendidikan dasar seperti di pondok pesantren,
panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya, meliputi:

a) Penilaian status gizi.


b) Penilaian tanda vital.
c) Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
d) Penilaian ketajaman indera.

44
(3) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Memberikan umpan balik hasil skrining
kesehatan
b) Melakukan rujukan jika diperlukan
c) Memberikan penyuluhan kesehatan

e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada anak usia pendidikan dasar dinilai dari
cakupan pelayanan kesehatan anak setingkat pendidikan dasar sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
(2) Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah anak usia pendidikan


Persentase dasar yang mendapat pelayanan
anak usia kesehatan sesuai standar yang
pendidikan ada di wilayah kerja
dasar yang kabupaten/kota dalam kurun
mendapatkan = waktu satu tahun ajaran x 100 %
pelayanan Jumlah semua anak usia
kesehatan
pendidikan dasar yang ada di
sesuai standar wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun ajaran yang sama.

45
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.12
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan
Dasar
LANGKAH
KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME

1. Koordinasi dan Petugas Puskesmas Biaya transport Jumlah Petugas puskesmas x jumlah
Pendataan sekolah/madrasah,po ndok
sasaran pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyandu
remaja x Biaya transport

2. Pelaksanaan Skrining Biaya transport Jumlah Petugas puskemas x Biaya


Kesehatan Petugas petugas transportasi x jumlah
sekolah/madrasah,po ndok
/ BBM pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyandu
Remaja

Alat Kesehatan UKS Kit Jumlah biaya UKS kit


x2 x Jumlah
puskesmas
Instrumen Pengadaan buku - Instrumen pencatatan (buku rapor
Pencatatan pencatatan kesehatanku dan kuesioner
skrining) x jumlah
anak usia

pendidikan dasar (kelas 1 sampai


9) di sekolah/madrasah x biaya
pengadaan instrumen
- Instrumen pencatatan (buku
pemantauan kesehatan dan
kuesioner skrining) x jumlah anak
usia pendidikan dasardi pondok
pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyan du remaja x
biaya pengadaan
Instrument

Formulir Rekapitulasi Pengadaan formulir


Hasil skrining kesehatan rekapitulasi di  Formulir rekapitulasi di sekolah
(Penjaringan Kesehatan sekolah/lua r x jumlah satuan pendidikan
dan Pemeriksaan sekolah dan di dasar ( sekolah/ madrasah)
Berkala) Puskesmas  Formulir rekapitulasi di luar
sekolah x jumlah pondok
pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA
 Formulir rekapitulasi di

puskesmas x jumlah
puskesmas
4. Pelaksanaan tindak lanjut Formulir Rujukan Pengadaan formulir rujukan x Jumlah kasus
hasil
yang dirujuk
Skrining

46
Kesehatan
Formulir Pengadaan formulir laporan /
laporan / formulir rekapitulasi x jumlah
Rekapitulasi laporan / Puskesmas
Skrining rekapitulasi
Kesehatan Kabupaten
(Penjaringan / Kota
kesehatan dan
Pemeriksaan
berkala)
Petugas Biaya Jumlah petugas
Puskesmas transport puskesmas x jumlah

sekolah/madrasah,

pondok pesantren,
panti/LKSA dan

lapas/LPKA X Biaya

Transport

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

47
6) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.13
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif

No Barang Jumlah Fungsi


1 Pedoman dan media KIE Minimal 2 Panduan dalam
perpuskesmas melakukan
skrining
kesehatan sesuai
standar

2 - Alat ukur berat badan, Sesuai jumlah Melakukan


- Alat ukur tinggi badan, sasaran Skrining
- Alat ukur lingkarperut, kesehatan
- Tensimeter,
- Glukometer,
- Tes strip gula darah,
- Lancet
- Kapas alkohol,
- KIT IVA tes.
3 Formulir pencatatan dan Sesuai Pencatatan dan
pelaporan kebutuhan pelaporan
Aplikasi Sistem Informasi
Penyakit Tidak Menular (SI PTM)

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya


Manusia Kesehatan
i) Tenaga kesehatan:
(1) Dokter, atau
(2) Bidan, atau
(3) Perawat
(4) Gizi
(5) Tenaga kesehatan masyarakat
ii) Tenaga non kesehatan terlatih atau
mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan
48
Tabel 2.14
Tenaga Kesehatan Pelaksana
Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Usia produktif
No Kegiatan SDM Kesehatan
a. Pengukuran TB, BB, Lingkar perut Perawat/Petugas Pelaksana
dan Tekanan Darah Posbindu terlatih

b. Pemeriksaan kadar gula Dokter/Perawat/Bidan/ Petugas


Darah Pelaksana Posbindu terlatih

c. Pemeriksaan SADANIS dan Dokter/Bidan terlatih


IVA (bagi sasaran wanita usia
30-50 tahun)
d. Melakukan rujukan jika Nutrisi/Tenaga Gizi/Petugas
diperlukan Pelaksana Posbindu terlatih
e. Memberikan penyuluhan Dokter/Perawat/Bidan/petu gas
kesehatan kesehatan terlatih
lainnya/ Petugas Pelaksana
Posbindu terlatih
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019
c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
i) Pernyataan Standar
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining
kesehatan sesuai standar kepada warga negara usia 15-
59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.

ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar
meliputi :
(1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
(2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit
tidak menular.

49
d) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-59
tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.

(2) Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah


Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dan/atau UKBM.

(3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif


adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan,
berat badan dan lingkar
perut.
b) Pengukuran tekanan darah.
c) Pemeriksaan gula darah.
d) Anamnesa perilaku berisiko.

(4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:


a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
b) Memberikan penyuluhan kesehatan.

e) Capaian Kinerja
50
(1) Definisi operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan usia
produktif dinilai dari persentase orang usia 15–59
tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.

(2) Rumus Perhitungan

Jumlah orang usia 15-59 tahun


Persentase Di kab/kota yang mendapatkan
Orang usia Pelayanan Skrining kesehatan
15-59 yang Sesuai standar
Mendapatkan dalam kurun waktu satu tahun
Skrining = x 100 %
Kesehatan sesuai Jumlah orang usia 15-59 tahun
standar
Di kabupaten/kota
Dalam kurun waktu satu tahun yang sama

51
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.15
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Pada usia Produktif
Langkah Variabel Komponen Volume
Kegiatan
1. Skrining faktor risiko PTM

a. Usia 15–59 Petugas Pelayanan Skrining


tahun
Alat Kesehatan Pengadaan Kit Terintegrasi dengan
Skrining PTM paket pengadaan
peralatan
Puskesmas
Suspek Semua orang sesuai
Penderita
sasaran usia 15-59 tahun
b. Usia 30–50 tahun Petugas Pelayanan Skrining

Alat Kesehatan Pengadaan Kit Pemeriksaan Terintegrasi dengan


IVA paket pengadaan
peralatan
Puskesmas
Suspek Penderita Data Jumlah sasaran usia 30-
(perempuan) 50 tahun
Langkah Variabel Komponen Volume
Kegiatan
2. Konseling tentang Petugas Pelayanan Konseling
faktor
risiko PTM
Media konseling PTM Pengadaan Media 1 Paket/
konseling PTM kegiatan x
Jumlah
Puskesmas
Penderita dengan Data Jumlah penderita dengan
faktor risiko faktor risiko

3. Pelayanan Petugas Pelayanan kesehatan kasus


rujukan kasus faktor risiko PTM
ke Fasilitas
Kesehatan
Tingkat
Pertama

Penderita Data Jumlah Penderita


denganfaktor risiko faktor risiko PTM
PTM

52
Alat Kesehatan Pengadaan Kit peralatan PTM Terintegrasi dengan
paket pengadaan
peralatan
Puskesmas
Laboratorium Pengadaan paket Terintegrasi dengan
pemeriksaan paket pengadaan
Laboratorium : peralatan
Puskesmas

4. Pencatatan dan Petugas Pencatatan dan


pelaporan faktor pelaporan
risiko
PTM
Suspek dengan Faktor Data jumlah orang dengan
Risiko Faktor Risiko

Formulir dan ATK Pengadaan formulir dan ATK 1 Paket x Jumlah


Puskesmas

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2019


7) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.16
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa Pada Pelayanan
Kesehatan Usia Lanjut
No Barang Jumlah Fungsi

1 Strip uji pemeriksaan Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pemeriksaan kadar gula
: usia lanjut (≥ 60 tahun) darah dan kolesterol
- Gula darah dalam darah
- Kolesterol
2 Instrumen Geriatric Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pemeriksaan kesehatan
usia lanjut (≥ 60 tahun) usia lanjut (≥ 60 tahun)
Depression Scale (GDS), meliputi pemeriksaan
status mental, status
Instrumen kognitif dan tingkat
Abbreviated Mental Test kemandirian pada usia
(AMT), dan Instrumen Activity lanjut.
Daily Living (ADL) dalam
paket Pengkajian Paripurna
Pasien Geriatri (P3G)

3 Buku Kesehatan Lansia Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pencatatan hasil
usia lanjut (≥ 60 tahun) pemeriksaan
kesehatan usia lanjut
(≥ 60 Tahun)
- Media KIE

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan


(a) Tenaga kesehatan:
1) Dokter, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
53
5) Tenaga kesehatan masyarakat
(b) Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai
kualifikasi tertentu, kader kesehatan

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


(a) Pernyataan Standar
Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan
pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar. Pemerintah
Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai
standar pada Warga Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
(b) Pengertian Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar
meliputi :
1. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak
menular
d) Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran usia lanjut (berusia 60 tahun atau
lebih) di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar dengan mempertimbangkan estimasi dari
hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
2) Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi
yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan/atau UKBM dan/atau kunjungan rumah.
3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah
skrining yang dilakukan minimal 1 kali
dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit
tidak menular meliputi:
a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
perut
b) Pengukuran tekanan darah
c) Pemeriksaan gula darah

54
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko
4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan

e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada
warga negara usia 60 tahun atau lebih dinilai dari cakupan
warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

(2) Rumus Perhitungan Kinerja

Persentase Jumlah warga negara berusia 60 tahun


warga negara atau lebih yang mendapat skrining kesehatan
sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu
usia 60 tahun
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
ke atas satu tahun (Nominator)
= x 100 %
mendapatkan
Skrining

Kesehatan Jumlah semua warga negara berusia 60


sesuai tahun atau lebih yang ada di suatu wilayah kerja
standard kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (Denominator)

f) .Teknik Penghitungan Pembiayaan

55
Tabel 2.17
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pada Pelayanan Kesehatan
Pada Usia Lanjut
LANGKAH KEGIATAN kolesterol x jumlah
VARIABEL KOMPONEN VOLUME
sasaran usia lanjut
1. Pendataan 1)Petugas Biaya transport Jumlah Petugas x
2) Form Instrumen Instrumen Geriatric Sesuai
Sasaran pemeriksaan petugas/BBM Biaya Transport x
jumlah
Depression Scale (GDS), sasaran usia
Lansia Instrumen
untuk Abbreviated Mental
Pendataan lanjutkegiatan
Jumlah
Test (AMT), dan
InstrumenActivity Daily Living 1 instrumen
sasaran
(ADL)usia lanjut Pendataan
pemeriksaan x
2)Formulir dalam paket
Pengadaan jumlah x
1 formulir
sasaran usia
instrumen P3G
Formulir lanjut
Kegiatan

Pendataan
2. Skrining 1) Alat Pengadaan Lansia 3 paket (per
Kesehatan Kesehatan Kit puskesmas, jaringannya,
Lansia serta jejaring)

Dapat terintegrasi
dengan paket
pengadaan peralatan
Puskesmas
Strip uji Sesuai jumlah
pemeriksaan kadar gula sasaran warga
darah dan kolesterol negara usia lanjut

1 strip uji pemeriksaan


gula
darah dan

3) Petugas Biaya transport petugas/BBM Jumlah Petugas x


ke Posyandu Biaya Transport x
lansia/Posbindu/Pa Jumlah kunjungan
nti Wredha/ kunjungan
rumah

3. Pencatatan dan 1) Buku Pengadaan Buku 1 Buku x Jumlah


Pelaporan termasuk Kesehatan Lansia sasaran usia lanjut
pemberian Buku Kesehatan Kesehatan
Lansia Lansia 1 Paket x Jumlah
2) Formulir Pengadaan formulir dan ATK Posyandu
pencatatan dan Lansia/Posbindu
pelaporan
3) ATK

4. Pelayanan rujukan Petugas Biaya transport petugas/BBM Jumlah Petugas x


Biaya Transport x
Jumlah rujukan

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

56
8) Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.18
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa
Pada Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
No Barang Jumlah Fungsi

1 Pedoman Minimal 2 per Panduan dalam


pengendalian Hipertensi dan Puskesmas melakukan
media KIE penatalaksanaan dan
edukasi
sesuai standar

2 Tensimeter Sesuai Mengukur


Kebutuhan tekanan darah

3 Formulir pencatatan Sesuai Pencatatan dan


dan Pelaporan Aplikasi Kebutuhan Pelaporan
Sistem
Informasi PTM

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 2019
b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
i) Dokter, atau
ii) Bidan, atau
iii) Perawat
iv) Tenaga kesehatan masyarakat

Tabel 2.19
Tenaga Kesehatan Pelaksana Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Pada Penderita Hipertensi
No Kegiatan SDM Kesehatan

1 Pengukuran Dokter atau Tenaga Kesehatan


yang
Tekanan Darah
berkompeten atau tenaga kesehatan lain yang terlatih

2 Edukasi Dokter dan/ atau Tenaga Kesehatan yang


berkompeten dan/ atau tenaga kesehatan terlatih

3 Terapi farmakologi Dokter

57
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


i) Pernyataan Standar
Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh
penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai standar
meliputi:
(1) Pengukuran tekanan darah
(2) Edukasi
d) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS
terbaru yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
(2) Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang meliputi:
a) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu
kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan
minum obat
c) Melakukan rujukan jika diperlukan

e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita hipertensi, dinilai dari persentase jumlah penderita
hipertensi usia 15 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
(2) Rumus Perhitungan Kinerja

Persentase Jumlah penderita hipertensi ≥15 tahun


Penderita Di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan
Hipertensi Pelayanan kesehatan sesuai standar dalam

58
Yang Kurun waktu satu tahun
= x 100 %
mendapatkan
Pelayanan

Kesehatan Jumlah estimasi penderita hipertensi


sesuai Usia ≥15 tahun yang berada di dalam
standard Wilayah kerjanya berdasarkan angka
Prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu
tahun yang sama

f) Teknik Penghitungan Pembiayaan

Tabel 2.20
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pada pelayanan Kesehatan Penderita
Hipertensi
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
1. Melakukan pendataan
penderita Hipertensi menurut
wilayah kerja Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
Petugas Pendataan Jumlah Petugas x
penderita Transport
Hipertensi X
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
Biaya transport Jumlah kegiatan
petugas/BBM pendataan x Jumlah
Puskesmas

59
Penderita Data Jumlah
Hipertensi penderita
Hipertensi

Alat Pengadaan Terintegrasi


Kesehatan Kit Posbindu PTM dengan pengadaan sarana
sesuai Permenkes yang dan prasarana
berlaku skrining PTM

Formulir Pengadaan 1 Paket x


Alat Pengadaan
Formulir Terintegrasi
Kegiatan Pendataan x
Jumlah Puskesmas
Kesehatan Tensimeter dengan pengadaan sarana
2. Melakukan penemuan kasus digital dan
Hipertensi untuk seluruh pasien
prasarana
usia
≥ 15 tahun di
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama skrining PTM dan alkes di
Puskesmas/F
Petugas Pelayanan K TP
Skrining
Penderita Data Jumlah
Hipertensi Penderita
Hipertensi
3. Melakukan pelayanan
kesehatan sesuai standar,
berupa edukasi untuk
perubahan gaya hidup (diet
seimbang, istirahat yang
cukup, aktifitas fisik, dan kelola
stress) serta Edukasi
kepatuhan minum obat dan/
atau terapi farmakologi
Petugas Pelayanan Kesehatan
dan KIE pada
penderita
Hipertensi
Penderita Data Jumlah
Hipertensi Penderita
Hipertensi yang
Mendapatkan
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
pelayanan
kesehatan
sesuai
standard

Media KIE Penggandaan 1 Paket x


bahan/media KIE Jumlah
Puskesma s
Obat Pengadaan Terintegrasi
Obat Hipertensi dengan paket pengadaan obat
Puskesmas, sesuai dengan
kebijakan dan ketentuan yang
berlaku
di daerah
4. Melakukan
rujukan ke FKRTL sesuai
kriteria
Petugas Pelayanan rujukan
60kasus hipertensi sesuai
kriteria rujukan

Penderita Data Jumlah Penderita


Hipertensi Hipertensi
yang dirujuk
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

9) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus


a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.21
61
Stabdar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
No Barang Jumlah Fungsi

1  Glukometer Sesuai kebutuhan Melakukan


Sesuai Sasaran pemeriksaan Gula Darah
 Strip tes Gula
Darah Sesuai Sasaran
 Kapas Alkohol Sesuai Sasaran

 Lancet

2 Formulir pencatatan Sesuai kebutuhan Pencatatan dan


dan pelaporan Aplikasi SI PTM Pelaporan

3 Pedoman dan media Minimal 2 Panduan dalam


KIE Perpuskesmas melakukan
penatalaksanaan sesuai
standard

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia


Kesehatan
Tenaga kesehatan meliputi:
1) Dokter, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
5) Tenaga kesehatan masyarakat

Tabel 2.22
Tenaga Kesehatan Pelaksana Kegiatan Pelayanan Pada Penderita
Diabetes Mellitus
No Kegiatan SDM Kesehatan

1 Pengukuran Kadar Dokter/Tenaga kesehatan yang


Gula Darah Berkompeten

2 Edukasi gaya hidup Dokter/Tenaga kesehatan yang


dan/atau nutrisi Berkompeten

3 Terapi Farmakologi Dokter

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019


c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
• Pernyataan Standar

62
• Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan
pelayanankesehatan sesuai standar. Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita
Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder diwilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
• Pengertian
• Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar
meliputi:
• Pengukuran gula darah;
• Edukasi
• Terapi farmakologi.

d) Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan
oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data
RISKESDAS terbaru yang di tetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan diabetes mellitus adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang meliputi:
a) Pengukuran gula darah
dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
c) Melakukan rujukan jika diperlukan

e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita DM dinilai dari persentase penderita DM usia 15
tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

2. Rumus Perhitungan Kinerja

63
Persentase Jumlah penderita DM ≥15 tahun
Penderita Di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan
DM Pelayanan kesehatan sesuai standar dalam

Yang Kurun waktu satu tahun


= x 100 %
mendapatkan
Pelayanan

Kesehatan Jumlah estimasi penderita DM


sesuai Usia ≥15 tahun yang berada di dalam
standard Wilayah kerjanya berdasarkan angka
Prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.

f) Teknik Penghitungan Pembiayaan


Tabel 2.23
Teknik Penghitungan
Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Diabetes Mellitus
Langkah Variabel Komponen Volume
Kegiatan
1. Melakukan pendataan penderita DM Terintegr
menurut wilayah kerja Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama asi
Petugas Pendataan Jumlah Petugas x
penderita DM Biaya Transport x
transport Jumlah
petugas/BBM kegiatan
pendataan x
Jumlah
Puskesmas

Penderita Data Jumlah

DM penderita DM

Formulir Pengadaan 1 Paket x Kegiatan


Formulir Pendataan
Jumlah Puskesmas

2. Melakukan Petugas Pelayanan

skrining penderita DM untuk seluruh Skrining


pasien di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama
Alat Pengadaan Terintegrasi
Kesehatan Glucometer dengan pengadaan
saranadan prasarana
skrining PTM

64
Penderita Data Jumlah
DM Penderita DM

3. Melakukan Petugas Pelayanan

pelayanan kesehatan sesuai Kesehatan dan KIE


standar, pada penderita DM
berupa edukasi
Penderita Data Jumlah
tentang diet
DM Penderita DM
makanan dan
Bahan Penggandaan 1 Paket x Jumlah
aktivitas fisik, edukasi bahan Puskesmas
serta terapi Edukasi
farmakologi
Obat Pengadaan Terintegr
asi
Obat DM yang tidak dengan paket
termasuk dalam
pengadaan obat JKN pengadaan obat
Puskesmas, sesuai
dengan kebijakan
dan ketentuan yang
berlaku di daerah

Alat Kesehatan Pengadaan Kit Terintegrasi dengan


Posbindu
PTM pengadaan sarana
dan
prasarana skrining
PTM

4. Melakukan rujukan FKRTL Petugas


pencegahan komplikasi ke
untuk

Penderita Data Jumlah


DM Penderita DM
yang dirujuk
5. Penyediaan
peralatan kesehatan DM

Pemeriksa Pengadaan Alat


an
Kesehatan dan
DM Reagen (Bahan Habis
Pakai) Pemeriksaan 1 Paket x Jumlah
Kesehatan DM kasus

6. Penyediaan DM obat

Obat DM Pengadaan Terintegrasi


p
Obat DM dengan
pengadaan
Puskesmas

65
7. Pencatatan dan Terintegrasi
Pelaporan dengan

pencatatan dan
pelaporan SPM
8. Monitoring Evaluasi dan Terintegrasi dengan
monitoring dan
ev
aluasi layanan dan
mutu SPM

bidang
kesehatan lainnya

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019
10)Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)Berat
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.24
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau
Jasa Pada Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ)
No Barang Jumlah Fungsi

1 Buku Pedoman Minimal 1 per Pedoman gejala


Diagnosis Penggolongan Puskesmas klinis ODGJ
Gangguan Jiwa (PPDGJ III) (Psikotik akut
atau dan Skizofrenia) untuk
buku Pedoman menentukan diagnosis
Diagnosis Penggolongan
Gangguan Jiwa
terbaru (bila sudah tersedia)

2 Kit berisi 2 Alat Fiksasi Sesuai Alat fiksasi sementara


yang digunakan saat
Kebutuhan ODGJ dalam kondisi
akut/gaduh
Gelisah

3 Penyediaan Formulir Sesuai Pencatatan dan


Pencatatan dan Kebutuhan Pelaporan
Pelaporan

4 Media KIE Sesuai Media Komunikasi,


kebutuhan Informasi dan edukasi
sebagai
alat penyuluhan

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019
b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia
66
Kesehatan
Pelayanan kesehatan Penderita Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ) Berat dilakukan oleh minimal 1 orang dokter dan/atau
perawat terlatih jiwa dan/atau tenaga kesehatan lainnya. Jenis
pelayanan dan sumber daya kesehatan yang dibutuhkan sebagai
berikut :
Tabel 2.25
Standar Jumlah dan Kualitas Personil / SumberDaya Manusia Kesehatan
No Kegiatan SDM Kesehatan

1 Pemeriksaan Dokter dan/ atau Perawat yang terlatih jiwa


kesehatan jiwa
dan/ atau tenaga kesehatan terlatih

a Pemeriksaan status Dokter dan/ atau Perawat yang terlatih jiwa


mental
dan/ atau tenaga kesehatan terlatih

b Wawancara Dokter dan/ atau Perawat yang terlatih jiwa


dan/ atau tenaga kesehatan terlatih

2 Edukasi Dokter dan/ atau Perawat yang terlatih jiwa


dan/ atau tenaga kesehatan terlatih

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4


Tahun 2019
c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
i. Pernyataan Standar
Setiap orang dengan gangguan jiwa berat mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada seluruh orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat
sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
ii. Pengertian
Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai standar bagi
psikotik akut dan Skizofrenia meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan jiwa;
2. Edukasi
d) Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan oleh
Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS terbaru
yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2. Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi:
a) Pemeriksaan status mental
b) Wawancara
67
3. Edukasi kepatuhan minum obat.
4. Melakukan rujukan jika diperlukan

e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi ODGJ
Berat, dinilai dari jumlah ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
2. Rumus Perhitungan Kinerja

Persentase Jumlah ODGJ berat di wilayah


ODGJ berat kerja Kab/Kota yang
Yang mendapatkan pelayanan
Mendapatkan kesehatan jiwa sesuai standar
Pelayanan dalam kurun waktu satu tahun
Kesehatan X 100 %
= Jumlah ODGJ berat
jiwa sesuai berdasarkan proyeksi di wilayah
Standar kerja Kab/Kota dalam kurun
waktu satu tahun yang sama.

f) Teknik Penghitungan Pembiayaan


68
Tabel 2.26
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume

Tenaga Pendataan ODGJ Jumlah tenaga


kesehatan berat kesehatan x transport
1. Penderita ODGJ berat x jumlah kegiatan
menurut data estimasi wilayah Biaya transport pendataan x Jumlah
kerja Fasilitas Kesehatan Tingkat petugas/BBM Fasilitas Kesehatan
Pertama (FKTP) Tingkat Pertama
(FKTP)

Materi KIE Penggandaan 1 Paket


materi penggandaan
materi KIE x
jumlah ODGJ

Buku Kerja Penggandaan buku Buku Kerja x Jumlah


kerja ODGJ

(ODGJ, Buku Kerja x Jumlah


Perawat,
Kader)

Perawat

Buku Kerja x Jumlah


Kader

69
Paket Formulir Penggandaan 1 Paket
Pencatatan dan Formulir penggandaan
Pelaporan Formulir x kegiatan
pendataan x jumlah
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
(FKTP)

2. Melakukan diagnosis terduga Dokter Buku PPDGJ– III 1 Dokter x 1


ODGJ berat dan melakukan (ICD-10) PPDGJ-III (ICD-
penatalaksanaan medis 10) x
jumlah Fasilitas
Kesehatan
Pelayanan Primer
(FKTP)

Data Estimasi ODGJ berat Jumlah ODGJ berat


Diagnosis
jumlah ODGJ
Berat

3. Pelaksanaan kunjungan rumah Tenaga Biaya transpor tenaga Jumlah tenaga


(KIE Keswa, melatih perawatan kesehatan kesehatan atau kesehatan atau kader
diri, minum obat sesuai anjuran (Dokter dan kader/BBM per x Standar Biaya
dokter dan berkesinambungan, atau perawat) kunjungan rumah (unit Transpor x Jumlah
kegiatan rumah tangga dan cost disesuaikan dengan Kunjungan rumah
aktivitas bekerja sederhana) standar biaya yang
berlaku di daerah
setempat)

4. Melakukan rujukan ke Biaya transpor tenaga Jumlah tenaga


FKRTL atau Rumah Dokter dan atau kesehatan/BBM per kesehatan x Standar
Sakit perawat Rujukan (unit cost Biaya Transpor x 30%
Fasilitas disesuaikan dengan Jumlah ODGJ x
Jiwa (RSJ) Kesehatan standar biaya yang Jumlah
Tingkat Pertama berlaku di daerah Fasilitas
(FKTP) setempat) Kesehatan
Tingkat
Pertama (FKTP)

Alat Fiksasi tangan dan 2 Alat Fiksasi x


Kit Berisi 2 Alat kaki Fasilitas Kesehatan
Fiksasi Tingkat

Pertama (FKTP)

Data monitoring dan Terintegrasi dengan


Laporan evaluasi Laporan SPM di
FKTP

70
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019

11)Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis


a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.27
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis
No Barang Jumlah Fungsi

1 Media KIE (leaflet, Sesuai kebutuhan Menyampaikan


lembar balik, poster, banner) informasi tentang TBC

2 Reagen Zn TB Sesuai jumlah sasaran Bahan Pemeriksaan


terduga TBC Terduga TBC

3 Masker jenis rumah tangga dan Sesuai kebutuhan sasaran Pencegahan


Masker N95 terduga TBC penularan TBC

4 Pot dahak, kaca slide, Sesuai kebutuhan Bahan


bahan habis pakai (Oil Emersi, Pemeriksaan Terduga TBC
Ether Alkohol
Lampu spirtus/bunsen, ose/lidi), rak
pengering

5 Catridge Tes cepat Molekuler Sesuai kebutuhan Bahan Pemeriksaan


Terduga TBC

6 Formulir pencatatan dan Sesuai kebutuhan Pencatatan dan


pelaporan pelaporan

71
7 Pedoman/ standar operasional Sesuai kebutuhan Panduan dalam
prosedur melakukan
penatalaksanaan
sesuai standar

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019

b) Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya


Manusia Kesehatan
i. Tenaga kesehatan:
1. Dokter/ dokter spesialis penyakit dalam/
dokter spesialis paru, atau
2. Perawat
3. Analis Teknik Laboratorium Medik (ATLM)
4. Penata Rontgen
5. Tenaga kesehatan masyarakat

ii. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai


kualifikasi tertentu; kader kesehatan jenis pelayanan dan
sumber daya kesehatan yang dibutuhkan sebagai berikut :
Tabel 2.28 Kebutuhan Sumber daya Kesehatan
No Kegiatan SDM Kesehatan

1 Pemeriksaan klinis perawat/ dokter

2 Pemeriksaan penunjang Analis Teknik Laboratorium


Medik (ATLM)

3 Edukasi/promosi Tenaga Kesehatan Masyarakat/


Kesehatan Bidan/ Perawat/ Dokter

4 Melakukan rujukan Dokter

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


i. Pernyataan Standar
Setiap orang terduga Tuberkulosis (TBC) mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.Pemerintah Kabupaten/Kota
wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
orang terduga TBC di wilayah kerja Kabupaten/Kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun.

72
ii. Pengertian
Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang
terduga TBC meliputi :
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan penunjang
3. Edukasi

d) Mekanisme Pelayanan
Penetapan sasaran orang terduga TBC menggunakan data
orang yang kontak erat dengan penderita TBC dan di tetapkan oleh
Kepala Daerah.
i. Pemeriksaan klinis
Pelayanan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun, adalah pemeriksaan gejala dan tanda
ii. Pemeriksaan penunjang, adalah pemeriksaan dahak
dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis
iii. Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan.
iv. Melakukan rujukan jika diperlukan.

e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga
TBC dinilai dari persentase jumlah orang terduga TBC yang
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
2. Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah orang terduga TBC


Persentase yang dilakukan pemeriksaan
Orang terduga
penunjang dalam kurun waktu x 100 %
TBC
satu tahun.
mendapatkan
pelayanan TBC =
Jumlah orang yang terduga
sesuai standar
TBC dalam kurun waktu satu
tahun yang sama.

f) .Teknik Penghitungan Pembiayaan

73
Tabel 2.29 Teknik Perhitungan Pembiayaan Orang Terduga TBC
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
1. Pemeriksaan
Klinis
Jumlah
petugas
a. Pemeriksaan klinis di luar x jumlah keluarga yang
gedung Petugas Transport diskrining/kon tak
investigasi
/follow up x jumlah
kunjungan

b. Pemeriksaan
klinis dalam gedung Petugas. Jasa Pelayanan 1 Paket

Jumlah pot
dahak x perkiraan
2. Pemeriksaan Penunjang terduga TBC
Alat bahan Pot dahak (kegiatan
terintegrasi dengan
pengadaan dalam
gedung)

Jumlah lembar
Pendataan Formulir formulir skrining
x perkiraan
terduga TBC

Perkiraan jumlah

terduga TBC X jumlah


Pemeriksaan Kaca Slide pemeriksaan SP/PS (5
buah) unit
cost x satuan harga)

Perkiraan jumlah

TBC x
Reagen
jumlah
pemeriksaan
SP/PS (1
paket reagen/10) X
satuan
harga)

Cartridge Tes cepat


Sesuai
Molekuler
kebutuhan
Bahan Lab. Jumlah bahan

74
Lainnya (Oase, oil Lab (paket)
imersi, dll)
X terduga TBC

Jumlah
sasaran
Alat pelindung diri Masker rumah tangga terduga TBC x jumlah
masker (pemakain 2
bulan= 60) x unit cost

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

12)Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus yang Melemahkan Daya
Tahan Tubuh Manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV)
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa

Tabel 2.30 Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/ Jasa


No Barang Jumlah Fungsi

1 Media KIE berupa lembar balik, leaflet, Sesuai Menyampaikan informasi


poster, banner kebutuhan tentang HIV
AIDS

2 Tes Cepat HIV (RDT) pertama) Sesuai yang Deteksi dini


kebutuhan (Skrining) HIV
3 Bahan medis habis pakai Sesuai Pengambilan darah
- Handschoen kebutuhan perifer dan atau
- Alkohol swab vena
- Plester
- Lancet/jarum steril
- Jarum+spuit yang
sesuai/vacutainer dan
jarum sesuai.
4 - Alat tulis Sesuai Pencatatan dan
- Rekam medis berisi nomor Kebutuhan Pelaporan
rekam medis, Nomor fasilitas
pelayanan kesehatan
pelaksana, nomor
KTP/NIK
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019

b) Standar Jumlah danKualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan


 Tenaga kesehatan:
75
1. Dokter/ dokter spesialis penyakit dalam/ dokter
spesialis kulit dan kelamin, atau
2. Perawat
3. Bidan
4. ATLM
5. Tenaga kesehatan masyarakat
 Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu:
(a) Pendamping
(b) Penjangkauan

c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar


a. Pernyataan standar
Setiap orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah daerah
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar kepada setiap orang dengan risiko terinfeksi virus yang
melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency
Virus = HIV) di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b. Pengertian
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada orang dengan risiko
terinfeksi HIV sesuai standar meliputi:
i. Edukasi perilaku berisiko
ii. Skrining
Orang dengan risiko terinfeksi virus HIV yaitu :
1) Ibu hamil, yaitu setiap perempuan yang sedang hamil.
2) Pasien TBC, yaitu pasien yang terbukti terinfeksi TBC
dan sedang mendapat pelayanan terkait TBC
3) Pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), yaitu pasien yang
terbukti terinfeksi IMS selain HIV dan sedang mendapat
pelayanan terkait IMS
4) Penjaja seks, yaitu seseorang yang melakukan hubungan
seksual dengan orang lain sebagai sumber penghidupan
utama maupun tambahan, dengan imbalan tertentu
berupa uang, barang atau jasa
5) Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), yaitu
lelaki yang pernah berhubungan seks dengan lelaki
lainnya, sekali, sesekali atau secara teratur apapun
76
orientasi seksnya (heteroseksual, homoseksual atau
biseksual)
6) Transgender/Waria, yaitu orang yang memiliki identitas
gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan jenis
kelamin atau seksnya yang ditunjuk saat lahir, kadang
disebut juga transeksual.
7) Pengguna napza suntik (penasun), yaitu orang yang
terbukti memiliki riwayat menggunakan narkotika dan
atau zat adiktif suntik lainnya.
8) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yaitu orang yang
dalam pembinaan pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan HAM dan telah mendapatkan vonis tetap.

d) Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran HIV ditetapkan oleh Kepala Daerah
berdasarkan orang yang berisiko terinfeksi HIV (penderita TBC,
IMS, penjaja seks, LSL, transgender, WBP, dan ibu hamil).
2) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan
3) Skrining dilakukan dengan pemeriksaan Tes Cepat HIV minimal 1
kali dalam setahun.
4) Melakukan rujukan jika diperlukan.

e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan
risiko terinfeksi HIV dinilai dari persentase orang dengan risiko
terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan HIV sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.

(2) Rumus Perhitungan Kinerja

Jumlah orang dengan risiko


Persentase orang
dengan risiko terinfeksi terinfeksi HIV yang mendapatkan
HIV mendapatkan pelayanan sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun

= x 100 %

77
Pelayanan
terinfeksi HIV dikab/kota dalam
deteksi dini HIV
kurun waktu satu tahun yang sama
sesuai standar

f) Teknik Perhitungan Pembiayaan

Tabel 2.31 Teknik Perhitungan Pembiayaan orang dengan risiko terinfeksi HIV
yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
Langkah
No Kegiatan Variabel Komponen Volume

Penentuan sasaran orang yang berisiko


terinfeksi HIV
1 Ibu hamil Terintegrasi

Populasi kunci

Penderita TBC dan penderita


Pengadaan
IMS kartu penerima Paket pengadaan
Jumlah pelayanan dasar kartu SPM
Formulir
SPM Kesehatan
Akses WBP
Promosi kesehatan Penyiapan, penyusunan dan
3 Pemetaan
dan Penyuluhan Media KIE Pengadaan media KIE, termasuk 1 paket x jumlah
penemuan koneksi internet petugas (BBM)
Biaya transport fasyankes
2 kelompok sasaran Petugas Terintegrasi
Jumlah petugas x
Penemuan transpor x jumlah
sasaran Pelayanan pasif
Biaya transport petugas (BBM) penyuluhan x jumlah
Petugas
/aktifhonor
dan Fasyankes
Data individu sasaran
KTP/NIK

Jejaring Kerja dan Tim / kelompok Penyiapan jejaring kerja,


Kemitraan kerja jaringan kerja dan mitra kerja
4 Terintegrasi

Jumlah petugas pd
Peningkatan kapasitas petugas jejaring kerja dan mitra x
Petugas pada Jejaring pada Jejaring kerja dan mitra transpor x jumlah
kerja dan mitra kegiatan
Jumlah petugas x
Petugas Biaya transpor petugas transpor x jumlah
(BBM) kegiatan

Reagen dan bahan


medis habis pakai, Rujukan bahan/spesimen 1 paket x sasaran
Bahan/Spesi men

78
Pelaporan dan Komunikasi dan koneksi
komunikasi internet
Terintegrasi

Jumlah petugas x
Petugas Program HIV (transpor + uang
Sosialisasi Dinkes Kesehatan Transpor + uang harian harian) x jumlah
5
Pencegahan kegiatan
Penyiapan, penyusunan dan
Materi sosialisasi penggandaan materi 1 paket
sosialisasi pencegahan
Materi pencegahan bahan habis pakai
pencegahan 1 paket
Jumlah orang x
(honor + transpor)
x jumlah kegiatan
Narasumber Honor + transpor
Ibu hamil,
penderita TBC, Data penerima layanan
Pemeriksaa n penderita IMS, berupa Nomor KTP/NIK,
deteksi dini HIV penjaja seks, LSL, komputer, formulir penerima
6 transgender, Terintegrasi
layanan
penasun dan WBP
Kunjungan ibu
hamil, penderita
TBC,
penderita IMS,
penjaja seks, LSL,
transgender, penasun Data jumlah ibu hamil,
dan WBP di penderita TBC, penderita
1)Pelayanan dalam fasyankes dilayani IMS, penjaja seks, LSL,
gedung sesuai tupoksi, transgender, penasun dan
WBP Terintegrasi
kompetensi,
kewenangan dan
penugasan.

Petugas medis, paramedis


petugas laboratorium,
Petugas petugas pendukung Terintegrasi

79
Pengadaan paket deteksi
Alat kesehatan dini HIV (Tes Cepat HI- Jumlah
(RDT) HIV sasaran
Pertama) sesuai kebutuhan
Lokasi sasaran
populasi penjaja seks, Lokasi sasaran populasi
2) Pelayanan luar LSL, kunci dan lapas/rutan
gedung transgender, dalam wilayah
penasun dan WBP Terintegrasi
Petugas medis, paramedis
petugas laboratorium,
petugas pendukung
Petugas
Honor, transpor, paket
fullday
Pengadaan paket deteksi
dini HIV (Tes Cepat HI-
Alat Kesehatan (RDT) HIV
Pertama) sesuai kebutuhan
seperti di atas
Pencatatan dan Petugas pencatatan
Pelaporan – analisis –
7 pelaporan Berbasis NIK Terintegrasi
Formulir pencatatan
dan pelaporan deteksi
dini HIV, kartu Pengadaan ATK dan
penerima layanan Fotokopi/ komputer
dasar
Paket perangkat lunak dan
Sistem Informasi perangkat keras, jaringan
internet

80
- Petugas
Puskesmas ke
desa/lokasi sasaran,
jejaring kerja dan
jaringan kerja.
Monitoring dan - Petugas Dinas Transpor + uang harian
8 Evaluasi Kesehatan ke Terintegrasi
Puskesmas
Daftar Tilik Monev Penggandaan Daftar Tilik
HIV & IMS Monev HIV & IMS
Laporan dalam bentuk
Umpan balik hasil elektronik dan laporan tertulis
monev
Jumlah orang x
(transpor + uang
9 Peniaian kinerja Tim / Transpor + uang harian harian) x jumlah
SPM Petugas kegiatan

Kompilasi beban
internal dan beban
eksternal tingkat
kabupaten/ kota
Biaya rapat Terintegrasi
Pelaporan capaian
pelaksanaan
pelayanan dasar Pembuatan laporan
SPM tiap 3 bulan capaian
Petugas medis, paramedis,
petugas laboratorium, petugas
pendukung
Petugas

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun


2019

81
BAB III

RENCANA PENCAPAIAN SPM

A. RENCANA PENCAPAIAN INDIKATOR SPM


Jadwal rencana pencapaian indikator SPM dibuat berdasarkan
dokumen Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi
tahun 2021-2026 untuk mencapai target sesuai dengan Permenkes 4 Tahun
2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

Tabel 3.1
Rencana Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022-2026
Capaian PKM
No Indikator 2021 2022 2023 2024 2025 2026

1 Pelayanan kesehatan ibu 68% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %


hamil (K4)
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 79% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 85% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Lahir (KN Lengkap)
4 Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 94% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
bulan)
5 Pelayanan kesehatan pada usia 0% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pendidikan dasar
(penjaringan pada kelas 1 dan 7)

6 Pelayanan kesehatan pada usia 31% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
produktif (15-59 thn)

7 Pelayanan kesehatan pada 42% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %


usia lanjut (>60 th)

82
8 Pelayanan kesehatan 23,65% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penderita hipertensi
9 Pelayanan kesehatan 74,5 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penderita Diabetes Mellitus
10 Pelayanan kesehatan orang 88,5% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat

11 Pelayanan kesehatan orang 83% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %


terduga Tuberkulosis (TBC)
12 Pelayanan kesehatan orang 81% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan risiko terinfeksi HIV
Sumber : Dokumen Laporan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan UPTD Kesehatan
Puskesmas Benai.

B. STRATEGI PENCAPAIAN SPM BERDASARKAN RENCANA STRATEGIS


Strategi pencapaian SPM dilaksanakan melalui program kegiatan
yang disusun dalam Rencana Strategis puskesmas. Keseuaian Rencana
Strategis puskesmas dengan SPM sebagaimana dalam Lampiran.

C. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Tabel 3.2
Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar Tahun 2021-2026
JENIS LAYANAN DASAR TAHUN
NO SATUAN
2021 2022 2023 2024 2025 2026
Pelayanan kesehatan 38.400.000 40.320.000 42.336.000 44.452.800 46.675.440 49.009.212
1 Rupiah
ibu hamil
Pelayanan kesehatan Rupiah 0 11.077.500 11.631.375 12.212.944 12.823.591 13.464.770
2
ibu bersalin
Pelayanan kesehatan Rupiah 23.068.000 24.221.400 25.432.470 26.704.094 28.039.298 29.441.263
3
bayi baru lahir
Pelayanan kesehatan Rupiah 96.300.000 101.115.000 106.170.750 111.479.287 117.053.251 122.905.914
4
balita
Pelayanan kesehatan Rupiah 24.270.000 25.483.500 26.757.675 28.095.559 29.500.337 30.975.354
5
pada usia pendidikan
dasar
Pelayanan kesehatan Rupiah 0 11.340.000 11.907.000 12.502.350 13.127.468 13.783.841
6
pada usia produktif
Pelayanan kesehatan Rupiah 72.000.000 75.600.000 79.380.000 83.349.000 87.516.450 91.892.273
7
pada usia lanjut
Pelayanan kesehatan Rupiah 0 30.838.500 32.380.425 33.999.446 35.699.419 37.484.389
8
penderita hipertensi
Pelayanan kesehatan
9 penderita Diabetes Rupiah 0 14.343.000 15.060.150 15.813.158 16.603.815 17.434.006
Melitus

Pelayanan Kesehatan orang


10 dengan gangguan Rupiah 14.400.000 15.120.000 15.876.000 16.669.800 17.503.290 18.378.455
jiwa berat

Pelayanan kesehatan Rupiah 9.300.000 9.765.000 10.253.250 10.765.912 11.304.208 11.869.418


11
orang dengan TB

83
Pelayanan kesehatan Rupiah 7.200.000 7.560.000 7.938.000 8.334.900 8.751.645 9.189.228
12
orang dengan risiko
terinfeksi HIV
284.938.000 366.783.900 385.123.095 404.379.250 424.598.213 445.828.124
JUMLAH

Sumber : Dokumen Rencana Anggaran Biaya UPTD Kesehatan Puskesmas Benai

BAB IV
PENUTUP

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini disusun dengan memperhatikan antara lain:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dan perubahannya;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah untuk Menetapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLUD).
f. Peraturan Bupati Nomor Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
2. Seluruh pelaksanaan pelayanan kesehatan pada UPTD Kesehatan Puskesmas
Benai Kabupaten Kuantan Singingi harus mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) ini;
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini akan ditelaah dan dimutakhirkan secara
berkala untuk disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang yang
dimiliki Kabupaten Kuantan Singingi serta perubahan lingkungan yang terjadi;

84
4. Setiap perubahan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) harus disetujui oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi dan Bupati Kabupaten
Kuantan Singingi selaku Kepala Daerah;
5. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan
oleh Bupati.
Standar Pelayanan Minimal disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai. Untuk dapat
terlaksananya kebijakan dalam Standar Pelayanan Minimal perlu mendapat dukungan
dan partisipasi seluruh staf Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah
Kabupaten Kuantan Singingi baik bersifat materil, administratif maupun politis.

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola
Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab dan kewenangan organisasi Puskesmas serta perubahan lingkungan.

85
86

Anda mungkin juga menyukai