Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga pelaksanaan penyusunan Standar Pelayanan Minimal UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai Tahun 2021 telah selesai disusun. Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan UPTD Kesehatan Puskesmas Benai
Tahun 2021 ini memuat berbagai laporan dan informasi tentang Uraian pencapaian
SPM.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunnya
laporan Standar Pelayanan Minimal UPTD Kesehatan Puskesmas Benai kami
mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan UPTD Kesehatan Puskesmas Benai masih terdapat
kekurangan, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan.
Semoga laporan Penyusunan Standar Pelayanan Minimal UPTD Kesehatan
Puskesmas Benai dapat bermanfaat dalam rangka penerapan PPK – BLUD di UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai untuk mencapai dan meningkatkan mutu pelayanan.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................... 1
B. TUJUAN....................................................................................................... 4
C. PENGERTIAN SPM..................................................................................... 4
D. LANDASAN HUKUM.................................................................................... 6
E. PERUBAHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL..................................... 7
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN........................................................................ 7
G. CARA MENYUSUN DOKUMEN SPM PUSKESMAS BLUD....................... 7
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS PELAYANAN.................................................................................... 10
B. PROSEDUR PELAYANAN.......................................................................... 11
C. STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS..................................... 18
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 …………………………………………………………………………………... 18
Tabel 2.2 …………………………………………………………………………………... 20
Tabel 2.3 …………………………………………………………………………………... 23
Tabel 2.4 …………………………………………………………………………………... 25
Tabel 2.5 …………………………………………………………………………………... 27
Tabel 2.6 …………………………………………………………………………………... 29
Tabel 2.7 …………………………………………………………………………………... 32
Tabel 2.8 …………………………………………………………………………………... 34
Tabel 2.9 …………………………………………………………………………………... 38
Tabel 2.10 …………………………………………………………………………………. 40
Tabel 2.11 …………………………………………………………………………………. 41
Tabel 2.12 …………………………………………………………………………………. 44
Tabel 2.13 …………………………………………………………………………………. 46
Tabel 2.14 …………………………………………………………………………………. 47
Tabel 2.15 …………………………………………………………………………………. 50
Tabel 2.16 …………………………………………………………………………………. 53
Tabel 2.17 …………………………………………………………………………………. 56
Tabel 2.18 …………………………………………………………………………………. 57
Tabel 2.19 …………………………………………………………………………………. 58
Tabel 2.20 …………………………………………………………………………………. 60
Tabel 2.21 …………………………………………………………………………………. 62
Tabel 2.22 …………………………………………………………………………………. 63
Tabel 2.23 …………………………………………………………………………………. 64
Tabel 2.24 …………………………………………………………………………………. 66
Tabel 2.25 …………………………………………………………………………………. 67
Tabel 2.26 …………………………………………………………………………………. 69
Tabel 2.27 …………………………………………………………………………………. 71
Tabel 2.28 …………………………………………………………………………………. 72
Tabel 2.29 …………………………………………………………………………………. 73
Tabel 2.30 …………………………………………………………………………………. 75
Tabel 2.31 …………………………………………………………………………………. 78
Tabel 3.1 ..…………………………………………………………………………………. 81
Tabel 3.2 ..…………………………………………………………………………………. 82
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat
umum, pemberi pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan,
standar, dan ukuran yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan
dapat diberikan secara akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan
berkinerja tinggi.
UPTD Kesehatan Puskesmas Benai adalah Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang merupakan sarana
pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama.
Disamping pelayanan yang berkualitas, pelayanan publik juga dituntut
untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi
sesuatu tindakan yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh
karena itu perlu disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya
kejadian yang tidak diinginkan, yang meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko,
evaluasi risiko, penanganan risiko, monitoring yang berkesinambungan, dan
komunikasi. Untuk melakukan monitoring yang berkesinambungan diperlukan
adanya indikator (tolak ukur) dan target (threshold) yang harus dicapai atau
dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan
menjamin keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan.
Bagaimana penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien harus dapat
ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan target
pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan
sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu atau
dapat menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPTD
Kesehatan Puskesmas Benai perlu mengembangkan Standar Pelayanan
Minimal yang merupakan salah satu syarat administrasi Puskesmas BLUD
1
dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum
Daerah dan Permenkes Nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus
dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD.
Standar Pelayanan Minimal diatur dengan Peraturan Kepala Daerah
untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan,
kemudahan dan kualitas layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas atau Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Puskesmas mengemban tugas atas dua jenis SPM tersebut, karena
Puskesmas sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi
hak-hak konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan
BLUD. Sebuah Puskesmas BLUD melaksanakan selain sejumlah Jenis
Pelayanan Dasar SPM Kesehatan, juga melaksanakan SPM Pelayanan lain,
dan SPM Pendukung yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas
BLUD tersebut. Dalam menyusun SPM Puskesmas BLUD tersebut, harus
mempergunakan bahasa awam dan mudah dimengerti dan dipahami
sehingga Puskesmas dan masyarakat penerima pelayanan memiliki
pemahaman tentang ukuran kinerja yang sama. SPM Kesehatan dapat
diuraikan secara sederhana ke dalam butir-butir sebagai berikut:
a. Merupakan kewajiban bagi semua Pemerintah Daerah;
b. Hak setiap warga Negara untuk memperoleh Jenis
Pelayanan Dasar yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang SPM;
c. Sebagai bagian dari Alat ukur kinerja Kepala Daerah;
d. Semua Daerah melaksanakan Jenis Pelayanan Dasar yang sama;
2
e. Kaitannya dengan Puskesmas, adalah bahwa melalui Puskesmas,
Kepala Daerah menjalankan kewajibannya menyediakan Pelayanan
Dasar Kesehatan SPM Kesehatan masing-masing Puskesmas
sesuai kemampuan Puskesmas melayani Jenis Pelayanan Dasar
yang ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018,
sedangkan secara keseluruhan Puskesmas di Daerah tersebut
melalui Puskesmas-puskesmas tersebut harus mampu melayani
seluruh Jenis Pelayanan Dasar yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah dimaksud;
B. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya Standar Pelayanan Minimal adalah sebagai
berikut:
C. PENGERTIAN
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis
dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan
wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.
SPM di Puskesmas menjadi acuan Puskesmas dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Ada 2 (dua) Jenis SPM yaitu SPM Kesehatan dan SPM (Puskesmas)
BLUD:
4
1. SPM Kesehatan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 2 Tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019,
adalah:Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disingkat SPM
adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara minimal.
a. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan dasar Warga Negara.
b. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
c. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara
minimal dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup
secara layak.
d. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 adalah Standar pelayanan mininal
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang
harus dipenuhi oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau Badan Daerah
yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan kualitas
layanan umum yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas atau
Badan Daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah.
5
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6
7/PER/25/M.PAN/2/2010 Tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit
Pelayanan Publik.
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM)
UPTD Kesehatan Puskesmas Benai adalah sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR PELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM.
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
C. Rencana Anggaran Biaya
Ban IV : PENUTUP
Lampiran
8
Renstra Puskesmas perlu memahami kebijakan ini dan mengikuti
pedoman tersebut.
3. Puskesmas juga mengidentifikasi Jenis Pelayanan yang akan
dikembangkan untuk dapat disediakan bagi semua warga di wilayah
kerja Puskesmas di masa mendatang. Jenis pelayanan ini yang
akan dimasukkan ke dalam Renstra Puskesmas sebagai Rencana
Pengembangan dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
4. Puskesmas memilih Jenis Pelayanan angka 1, yang dapat
dipastikan pelaksanaannya dengan kualitas terbaik, untuk
ditetapkan sebagai SPM Puskesmas BLUD. Pemilihan ini
dilaksanakan dengan pendampingan oleh Dinas Kesehatan
setempat.
5. Puskesmas menyusun Rancangan Peraturan Kepala Daerah
(Perkada), dan mengusulkannya untuk diterbitkannya Perkada
tentang SPM Puskesmas BLUD. Proses ini dilaksanakan dengan
pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.
6. Satu Perkada untuk satu Puskesmas BLUD, atau Satu Perkada
untuk semua atau beberapa Puskesmas BLUD. Dalam Perkada
tersebut diuraikan dengan jelas SPM masing-masing Puskesmas.
7. Kepala Daerah melakukan kajian yang diperlukan dalam
menerbitkan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) SPM Puskesmas
BLUD.
9
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. JENIS PELAYANAN
Ada dua jenis pelayanan yang dilakukan di Puskesmas yaitu
Pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Pelayanan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) meliputi :
- Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
- Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
b. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)
c. Upaya Kesehatan Keluarga (Kesga)
- Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana (KB)
- Kesehatan Remaja
- Kesehatan Bayi Baru lahir dan Anak (Deteksi Dini Tumbuh
Kembang)
- Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin (Catin)
- Kesehatan Lanjut usia (Lansia)
d. Upaya Gizi
e. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TBC)
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
- Kesehatan Jiwa
10
f. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
- Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
b. Pengobatan Tradisional Komplementer
c. Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas Benai meliputi:
a. Rawat Jalan :
- Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan Gigi
- Pemeriksaan Lansia
- Pemeriksaan Anak / MTBS
- Pemeriksaan Ibu dan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin
- Pemeriksaan Pre-Eklampsia
- Pelayanan Keluarga Berencana
- Pelayanan Imunisasi Balita
- Konseling Gizi dan Sanitasi
- Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
- Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim\
- Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan HIV
- Pelayanan Obat (Apotek)
- Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat
B. PROSEDUR PELAYANAN
Prosedur pelayanan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai
disusun dalam sebuah Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan
oleh Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas. Standar Operasional
Prosedur (SOP) merupakan serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas.
Tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur di Puskesmas
adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien,
11
efektif, konsisten atau seragam dan aman dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi Puskesmas adalah memenuhi persyaratan
standar pelayanan puskesmas, mendokumentasikan langkah-langkah
kegiatan dan memastikan staf puskesmas memahami bagaimana
melakukan pekerjaannya.
Alur pelayanan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai disusun
untuk memberikan kejelasan dan kemudahan bagi pasien untuk
mendapatkan pelayanan di Puskesmas. Terdapat beberapa alur
pelayanan yang berlaku di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai yaitu:
1. Alur Pelayanan Pendaftaran
2. Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Alur Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Alur Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
5. Alur Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit
6. Alur Pelayanan Ruang Pelayanan Lanjut Usia (Lansia)
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia
8. Alur Pelayanan Kamar Obat
9. Alur Pelayanan Laboratorium
10. Alur Pelayanan Gawat Darurat
12
DIAGRAM ALUR PROSEDUR PELAYANAN
PASIEN DATANG
DATANG
N
R.RUJUKAN R.MTBS R. GIGI R.LANSIA R. UMUM R. KIA/KB. R. IVA
R.PE
R.
PENDAFTARAN
KAMAR OBAT PULANG
LAB
R. PELAYANAN
GAWAT DARURAT KAMAR
R PELAYANAN
UMUM OBAT
KIA
PULANG
R PELAYANAN GIGI
13
Gambar 1.2 Alur Pelayanan Pemeriksaan Umum
RUJUKAN KE RS
KAMAR PULANG
OBAT
TINDAKAN PULANG
R. PENDAFTARAN
R. PELAYANAN KIA
LAB
R. PELAYANAN GIGI
KAMAR OBAT
PULANG
RAWAT INAP
LAB
KAMAR
PULANG
OBAT
R. R PELAYANAN
PENDAFTARAN MTBS RUJUKAN
UGD KAMAR
PULANG
OBAT
LAB
R.
R. PELAYANAN
PENDAFTARAN LANSIA R. PELAYANAN KAMAR
PULANG
RUJUKAN OBAT
R.
PELAYANAN
GAWAT
DARURAT
15
7. Alur Pelayanan Skrening Pre Eklampsia
Negatif KAMAR
OBAT
R. PENDAFTARAN
Positif
Motivasi
kunjunga KAMAR
n ulang OBAT
Konsul
Dokter
Rujuk
R PELAYANAN KIA
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN GIGI
R PELAYANAN IVA
R PELAYANAN PRE
EKLAMPSIA
R PELAYANAN KIA/KB
R PELAYANAN KIA/KB
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN MTBS
R PELAYANAN GIGI
R PELAYANAN GIGI
LABORATORIUM
R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT R. PELAYANAN GAWAT
DARURAT
R PELAYANAN LANSIA
R PELAYANAN LANSIA
R PELAYANAN RAWAT
INAP R PELAYANAN RAWAT
INAP
PONED
PONED
DARURA
PASIEN T
DATANG
ya tidak
HIJAU STABIL MERAH
KUNING RESUSITASI
ya RUJUK
HITAM PERAWATAN
PULANG
JENAZAH
17
Gambar 1.10 Alur Pelayanan Gawat Darurat
Tabel 2.1
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
JENIS MUTU PENERIMA CAPAIAN
PERNYATAAN
LAYANAN LAYANAN LAYANAN TARGET PUSKESMAS
STANDAR
DASAR DASAR DASAR 2021
Setiap ibu hamil
Sesuai mendapatkan
Pelayanan standar Ibu hamil 100% 68%
kesehatan ibu pelayanan antenatal
pelayanan sesuai
hamil antenatal
standar
Setiap ibu
Pelayanan Sesuai bersalin
kesehatan ibu standar Ibu bersalin mendapatkan 100% 79%
bersalin pelayanan pelayanan
persalinan persalinan
sesuai standar
Sesuai Setiap bayi baru
Pelayanan standar lahir mendapatkan
kesehatan pelayanan Bayi baru pelayanan 100% 85%
bayi baru kesehatan lahir kesehatan
lahir bayi baru sesuai standar
Lahir
Sesuai Setiap balita
Pelayanan standar Balita mendapatkan 100% 94%
kesehatan pelayanan pelayanan
balita kesehatan kesehatan
Balita sesuai standar
Setiap anak
Sesuai pada usia
Pelayanan standar
kesehatan Anak pada pendidikan dasar
skrining usia mendapatkan
pada usia kesehatan 100% 0%
pendidikan pendidikan skrining
usia dasar kesehatan
dasar pendidikan
sesuai standar
dasar
Setiap warga
negara Indonesia
Pelayanan Sesuai standar Warga Negara usia 15 s.d. 59
kesehatan skrining Indonesia usia tahun
kesehatan usia mendapatkan 100% 31 %
pada usia 15 s.d.
produktif produktif skrining
59 tahun
kesehatan sesuai
standar
18
Pelayanan Sesuai Warga Negara Setiap warga
kesehatan standar Indonesia negara 100% 42 %
pada usia Skrining usia 60 tahun Indonesia usia
Setiap orang
Pelayanan Sesuai dengan
Kesehatan orang standar Orang dengan gangguan jiwa
dengan pelayanan gangguan jiwa (ODGJ) berat 100% 88,5 %
gangguan jiwa kesehatan (ODGJ) berat mendapatkan
berat jiwa pelayanan
kesehatan
sesuai standar
Setiap orang
Pelayanan Sesuai standar dengan TB
kesehatan orang pelayanan Orang dengan 100% 30 %
TB mendapatkan
dengan TB kesehatan TB pelayanan TB
sesuai standar
Setiap orang
Orang berisiko berisiko terinfeksi
terinfeksi HIV HIV (ibu hamil,
(ibu hamil, pasien TB, pasien
pasien TB, IMS, waria/transgen
Pelayanan Sesuai standar der, pengguna
kesehatan orang mendapatkan pasien IMS,
waria/ napza, dan warga
dengan risiko pemeriksaan binaan lembaga 100% 81 %
terinfeksi HIV HIV transgender,
pengguna pemasyarakatan
napza, dan ) mendapatkan
warga binaan pemeriksaan HIV
lembaga sesuai
pemasyarakat Standar
)
19
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM Bidang Kesehatan
Bidang Kesehatan Daerah Kabupaten atau Kota terdiri dari :
4 Kartu ibu/rekam medis ibu Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu
20
5 Buku KIA Sesuai Kebutuhan - Pencatatan kesehatan
ibu dan
anak sampai umur 6
tahun
- Media KIE bagi ibu
dan
keluarganya
e) Capaian Kinerja
i) Definisi Operasional Capaian Kinerja
22
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.3
Tabel Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil
1. Pendataan Ibu Hamil Petugas Pendataan Ibu Hamil Jumlah Petugas x Jumlah
Biaya transport Desa x Biaya Transport x
petugas/BBM frekuensi pendataan
(Terintegrasi dengan
PIS PK)
2. Pemeriksaan
Antenatal
a. Pelayanan dalam gedung Petugas Pelayanan
Antenatal
23
Obat Pengadaan Tablet Terintegrasi dengan paket
Fe (90 tablet) pengadaan
Tablet Fe pelayanan dalam
gedung
24
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.4
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
2 Kartu ibu (rekam medis) Terintegrasi dengan ibu - Form rekam medis bagi ibu
hamil
iii) Perawat
25
ii) Pengertian
Pelayanan persalinan sesuai standar meliputi:
(1) Persalinan normal.
(2) Persalinan komplikasi.
d) Mekanisme Pelayanan
Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar
estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
(1) Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal (APN)
sesuai standar.
a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
(1) Dokter dan bidan, atau
(2) 2 orang bidan, atau
(3) Bidan dan perawat.
(2) Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Dasar dan Rujukan.
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan
pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
26
2. Rumus Perhitungan Kinerja
Jumlah ibu bersalin yang
mendapatkan pelayanan persalinan
Persentase ibu sesuai standar di fasilitas pelayanan
bersalin kesehatan di wilayah kerja
mendapatkan kabupaten/kota dalam kurun waktu satu x 100 %
pelayanan tahun.
Persalinan
Tabel 2.5
Teknik Penghitungan Pembiayaan pelayanan
Kesehatan Ibu Bersalin
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
27
Formulir Pengadaan 1 Form x Kegiatan
paket Pendataan x
Pendataan Jumlah
Puskesmas
2. Pelayanan Alat kesehatan sesuai Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Fasilitas
Persalinan Permenkes yang Persalinan pelayanan kesehatan
berlaku mengatur yang mampu menolong
tentang Puskesmas persalinan
*Pengadaan alkes
tidak harus setiap
tahun
Pengadaan Set 1 Paket x Jumlah Fasilitas
Resusitasi Bayi pelayanan kesehatan
yang mampu menolong
Persalinan
28
Rumah Biaya Paket operasional rumah
sewa/operasion al tunggu
Tunggu (jika
diperlukan)
29
3) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.6
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / Jasa
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
No Barang Jumlah Fungsi
30
i) Pernyataan Standar
Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan
neonatal esensial sesuai standar. Pemerintah daerah tingkat
kabupaten/kota wajib memberikan pelayanan kesehatan bayi
baru lahir sesuai standar kepada semua bayi usia 0-28 hari di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar meliputi:
(1) Standar kuantitas.
(2) Standar kualitas.
d) Mekanisme Pelayanan
(a) Penetapan sasaran bayi baru lahir di wilayah kabupaten/kota dalam satu
tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar,
dengan mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin
validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
(b) Standar kuantitas adalah kunjungan minimal 3 kali selama periode
neonatal, dengan ketentuan:
a) Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
31
1. Konseling perawatan bayi baru lahir dan
ASI eksklusif.
2. Memeriksa kesehatan dengan
menggunakan pendekatan MTBM.
3. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di
fasilitas pelayanan kesehatan atau belum
mendapatkan injeksi vitamin K1.
4. Imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24
jam yang lahir tidak ditolong tenaga kesehatan.
5. Penanganan dan rujukan kasus neonatal
komplikasi.
e) Capaian Kinerja
a. Definisi Operasional Capaian Kerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
dinilai dari cakupan jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari
yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
b. Rumus Perhitungan
Jumlah bayi baru
lahir usia 0-28
hari yang
mendapatkan
pelayanan
Presentase bayi kesehatan bayi
baru lahir baru lahir sesuai
mendapatkan = dengan standar
pelayanan dalam kurun
kesehatan bayi waktu
baru lahir satu tahun
32
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.7
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir
LANGKAH KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1
. Pendataan bayi baru lahir Pendataan bayi baru lahir Jumlah Petugas x Jumlah
Petugas Biaya transport Desa x Biaya Transport x
petugas/BBM frekuensi pendataan
(Terintegrasi
dengan PIS PK)
Formulir
Pengadaan paket Pendataan 1 Form x Kegiatan
Pendataan x Jumlah
Puskesmas
2.
Pelayanan kesehatan bayi Formulir bayi Baru Pengadaan formulir bayi 1 Paket x jumlah Bayi
baru lahir Lahir baru lahir baru lahir
a. Pelayanan dalam
gedung Formulir Pengadaan 1 Paket x
MTBM formulir MTBM jumlah neonatal
Pengadaan salep
Salep/Tetes mata 1 tube x jumlah Bayi baru
/ tetes mata antibiotik
Antibiotik lahir/5
kegawatdarurat
33
an neonatal
pada pelayanan
kesehatan bayi
baru lahir
dalam gedung
(maksimal 2
orang) x biaya
3. transport per
Pengisian dan pemanfaatan Buku
KIA rujukan
4. Pencatatan dan
Pelaporan
34
4) Pelayanan Kesehatan Balita
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.8
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
pelayanan Kesehatan Balita
No Barang Jumlah Fungsi
5 Vitamin A Merah
6 Vaksin imunisasi Sesuai standar Memberikan
dasar : kekebalan tubuh
BCG
Polio
IPV
DPT-HB-Hib
Campak Rubell
7 Vaksin imunisasi
Lanjutan :
DPT-HB-Hib
Campak Rubella
35
BHP pada balita
(3) Perawat
(4) Gizi
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan balita berusia 0-59 bulan
sesuai standar meliputi :
(1) Pelayanan kesehatan balita sehat.
(2) Pelayanan kesehatan balita sakit.
c) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran balita di wilayah kabupaten/kota dalam
satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data riil
36
yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
37
(2) Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh
kembang, meliputi:
a) Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun.
2) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun.
3) Pemantauan perkembangan minimal 2
kali/tahun.
4) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11
bulan 1 kali setahun.
5) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
b) Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal
4 kali dalam kurun waktu 6 bulan).
2) Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun.
3) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/
tahun.
4) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak
2 kali setahun.
5) Pemberian Imunisasi Lanjuta
c) Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
1) Penimbangan minimal 8 kali setahun
(minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan).
e) . Capaian Kinerja
(1) Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan
dinilai dari cakupan balita yang mendapat pelayanan
kesehatan balita sesuai standar di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
39
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.9
Teknik Penghitungan Pembiayaan pelayanan
Kesehatan Balita
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
1. Pendataan Balita Petugas Pendataan Balita Biaya Jumlah Petugas x Biaya
0-59 Bulan transport petugas/BBM Transport x Jumlah
kunjungan pendataan
(terintegrasi
dengan PIS-PK)
Pengadaaan 2 Paket x
Puskesmas
40
Pengadaan Set
Imunisasi pada
pelayanan dalam
Gedung
Pengadaan Terintegrasi
Pengadaan
SDIDTK KIT
pada pelayanan
dalam gedung
dalam gedung
41
5) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.10
Standar jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
2 Buku Pemantauan Sesuai jumlah anak usia pendidikan - Pencatatan hasil pemeriksaan
Kesehatan dasar di luar satuan pendidikan kesehatan dan
dasar seperti di pondok pesantren,
panti/LKSA dan - Media KIE
lapas/LPKA/posyandu
Remaja
3 Kuesioner Skrining Sesuai jumlah anak usia pendidikan - Pemeriksaan kesehatan usia
kesehatan dasar pendidikan dasar
Tabel 2.11
Standar Jumlah dan Kualitas Prsonil / Sumber Daya Manusia Kesehatan Pelayanan
Kesehatan Pasa Usia Pendidikan Dasar
No Kegiatan SDM Kesehatan
1) Skrining Kesehatan
a. pemeriksaan status gizi - Guru
- Tenaga pendamping di
Lapas/LPKA
- Tenaga pendamping/
pekerja sosial di Panti/LKSA
- Dokter Kecil, kader
kesehatan remaja termasuk kader
posyandu remaja
43
c) Petunjuk Teknis atau Tata Cara Pemenuhan Standar
i) Pernyataan Standar
Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota wajib melakukan pelayanan kesehatan
sesuai standar pada anak usia pendidikan dasar di dalam
dan luar satuan pendidikan dasar di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar sesuai
standar meliputi :
d) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran anak setingkat usia pendidikan
dasar (7 sampai dengan 15 tahun) di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/ riset
yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
(2) Skrining kesehatan
Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia
pendidikan dasar dilaksanakan di satuan pendidikan
dasar (SD/MI dan SMP/MTS) dan di luar satuan
pendidikan dasar seperti di pondok pesantren,
panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya, meliputi:
44
(3) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Memberikan umpan balik hasil skrining
kesehatan
b) Melakukan rujukan jika diperlukan
c) Memberikan penyuluhan kesehatan
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional Capaian Kinerja
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada anak usia pendidikan dasar dinilai dari
cakupan pelayanan kesehatan anak setingkat pendidikan dasar sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun ajaran.
(2) Rumus Perhitungan Kinerja
45
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.12
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan
Dasar
LANGKAH
KEGIATAN VARIABEL KOMPONEN VOLUME
1. Koordinasi dan Petugas Puskesmas Biaya transport Jumlah Petugas puskesmas x jumlah
Pendataan sekolah/madrasah,po ndok
sasaran pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyandu
remaja x Biaya transport
puskesmas x jumlah
puskesmas
4. Pelaksanaan tindak lanjut Formulir Rujukan Pengadaan formulir rujukan x Jumlah kasus
hasil
yang dirujuk
Skrining
46
Kesehatan
Formulir Pengadaan formulir laporan /
laporan / formulir rekapitulasi x jumlah
Rekapitulasi laporan / Puskesmas
Skrining rekapitulasi
Kesehatan Kabupaten
(Penjaringan / Kota
kesehatan dan
Pemeriksaan
berkala)
Petugas Biaya Jumlah petugas
Puskesmas transport puskesmas x jumlah
sekolah/madrasah,
pondok pesantren,
panti/LKSA dan
lapas/LPKA X Biaya
Transport
47
6) Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.13
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
ii) Pengertian
Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai standar
meliputi :
(1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana.
(2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit
tidak menular.
49
d) Mekanisme Pelayanan
(1) Penetapan sasaran usia produktif (berusia 15-59
tahun) di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun
menggunakan data proyeksi BPS atau data riil yang
diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
e) Capaian Kinerja
50
(1) Definisi operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan usia
produktif dinilai dari persentase orang usia 15–59
tahun yang mendapat pelayanan skrining kesehatan
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
51
f) Teknik Penghitungan Pembiayaan
Tabel 2.15
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pelayanan
Kesehatan Pada usia Produktif
Langkah Variabel Komponen Volume
Kegiatan
1. Skrining faktor risiko PTM
52
Alat Kesehatan Pengadaan Kit peralatan PTM Terintegrasi dengan
paket pengadaan
peralatan
Puskesmas
Laboratorium Pengadaan paket Terintegrasi dengan
pemeriksaan paket pengadaan
Laboratorium : peralatan
Puskesmas
1 Strip uji pemeriksaan Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pemeriksaan kadar gula
: usia lanjut (≥ 60 tahun) darah dan kolesterol
- Gula darah dalam darah
- Kolesterol
2 Instrumen Geriatric Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pemeriksaan kesehatan
usia lanjut (≥ 60 tahun) usia lanjut (≥ 60 tahun)
Depression Scale (GDS), meliputi pemeriksaan
status mental, status
Instrumen kognitif dan tingkat
Abbreviated Mental Test kemandirian pada usia
(AMT), dan Instrumen Activity lanjut.
Daily Living (ADL) dalam
paket Pengkajian Paripurna
Pasien Geriatri (P3G)
3 Buku Kesehatan Lansia Sesuai jumlah sasaran warga negara - Pencatatan hasil
usia lanjut (≥ 60 tahun) pemeriksaan
kesehatan usia lanjut
(≥ 60 Tahun)
- Media KIE
54
d) Pemeriksaan gangguan mental
e) Pemeriksaan gangguan kognitif
f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
g) Anamnesa perilaku berisiko
4) Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
a) Melakukan rujukan jika diperlukan
b) Memberikan penyuluhan kesehatan
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pada
warga negara usia 60 tahun atau lebih dinilai dari cakupan
warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
55
Tabel 2.17
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pada Pelayanan Kesehatan
Pada Usia Lanjut
LANGKAH KEGIATAN kolesterol x jumlah
VARIABEL KOMPONEN VOLUME
sasaran usia lanjut
1. Pendataan 1)Petugas Biaya transport Jumlah Petugas x
2) Form Instrumen Instrumen Geriatric Sesuai
Sasaran pemeriksaan petugas/BBM Biaya Transport x
jumlah
Depression Scale (GDS), sasaran usia
Lansia Instrumen
untuk Abbreviated Mental
Pendataan lanjutkegiatan
Jumlah
Test (AMT), dan
InstrumenActivity Daily Living 1 instrumen
sasaran
(ADL)usia lanjut Pendataan
pemeriksaan x
2)Formulir dalam paket
Pengadaan jumlah x
1 formulir
sasaran usia
instrumen P3G
Formulir lanjut
Kegiatan
Pendataan
2. Skrining 1) Alat Pengadaan Lansia 3 paket (per
Kesehatan Kesehatan Kit puskesmas, jaringannya,
Lansia serta jejaring)
Dapat terintegrasi
dengan paket
pengadaan peralatan
Puskesmas
Strip uji Sesuai jumlah
pemeriksaan kadar gula sasaran warga
darah dan kolesterol negara usia lanjut
56
8) Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
Tabel 2.18
Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan / atau Jasa
Pada Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
No Barang Jumlah Fungsi
Tabel 2.19
Tenaga Kesehatan Pelaksana Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Pada Penderita Hipertensi
No Kegiatan SDM Kesehatan
57
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita hipertensi, dinilai dari persentase jumlah penderita
hipertensi usia 15 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
(2) Rumus Perhitungan Kinerja
58
Yang Kurun waktu satu tahun
= x 100 %
mendapatkan
Pelayanan
Tabel 2.20
Teknik Penghitungan Pembiayaan Pada pelayanan Kesehatan Penderita
Hipertensi
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
1. Melakukan pendataan
penderita Hipertensi menurut
wilayah kerja Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
Petugas Pendataan Jumlah Petugas x
penderita Transport
Hipertensi X
Langkah Kegiatan Variabel Komponen Volume
Biaya transport Jumlah kegiatan
petugas/BBM pendataan x Jumlah
Puskesmas
59
Penderita Data Jumlah
Hipertensi penderita
Hipertensi
Lancet
Tabel 2.22
Tenaga Kesehatan Pelaksana Kegiatan Pelayanan Pada Penderita
Diabetes Mellitus
No Kegiatan SDM Kesehatan
62
• Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan
pelayanankesehatan sesuai standar. Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai kewajiban untuk memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita
Diabetes Melitus (DM) usia 15 tahun ke atas sebagai upaya
pencegahan sekunder diwilayah kerjanya dalam kurun waktu
satu tahun.
• Pengertian
• Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus sesuai standar
meliputi:
• Pengukuran gula darah;
• Edukasi
• Terapi farmakologi.
d) Mekanisme Pelayanan
1. Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan
oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data
RISKESDAS terbaru yang di tetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
2. Pelayanan kesehatan diabetes mellitus adalah pelayanan
kesehatan sesuai standar yang meliputi:
a) Pengukuran gula darah
dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan
kesehatan
b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
c) Melakukan rujukan jika diperlukan
e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita DM dinilai dari persentase penderita DM usia 15
tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
63
Persentase Jumlah penderita DM ≥15 tahun
Penderita Di dalam wilayah kerjanya yang mendapatkan
DM Pelayanan kesehatan sesuai standar dalam
DM penderita DM
64
Penderita Data Jumlah
DM Penderita DM
6. Penyediaan DM obat
65
7. Pencatatan dan Terintegrasi
Pelaporan dengan
pencatatan dan
pelaporan SPM
8. Monitoring Evaluasi dan Terintegrasi dengan
monitoring dan
ev
aluasi layanan dan
mutu SPM
bidang
kesehatan lainnya
e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar bagi ODGJ
Berat, dinilai dari jumlah ODGJ berat yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
2. Rumus Perhitungan Kinerja
Perawat
69
Paket Formulir Penggandaan 1 Paket
Pencatatan dan Formulir penggandaan
Pelaporan Formulir x kegiatan
pendataan x jumlah
Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
(FKTP)
Pertama (FKTP)
70
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2019
71
7 Pedoman/ standar operasional Sesuai kebutuhan Panduan dalam
prosedur melakukan
penatalaksanaan
sesuai standar
72
ii. Pengertian
Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar bagi orang
terduga TBC meliputi :
1. Pemeriksaan klinis
2. Pemeriksaan penunjang
3. Edukasi
d) Mekanisme Pelayanan
Penetapan sasaran orang terduga TBC menggunakan data
orang yang kontak erat dengan penderita TBC dan di tetapkan oleh
Kepala Daerah.
i. Pemeriksaan klinis
Pelayanan klinis terduga TBC dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun, adalah pemeriksaan gejala dan tanda
ii. Pemeriksaan penunjang, adalah pemeriksaan dahak
dan/atau bakteriologis dan/atau radiologis
iii. Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan.
iv. Melakukan rujukan jika diperlukan.
e) Capaian Kinerja
1. Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan terduga
TBC dinilai dari persentase jumlah orang terduga TBC yang
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
2. Rumus Perhitungan Kinerja
73
Tabel 2.29 Teknik Perhitungan Pembiayaan Orang Terduga TBC
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar
LANGKAH VARIABEL KOMPONEN VOLUME
KEGIATAN
1. Pemeriksaan
Klinis
Jumlah
petugas
a. Pemeriksaan klinis di luar x jumlah keluarga yang
gedung Petugas Transport diskrining/kon tak
investigasi
/follow up x jumlah
kunjungan
b. Pemeriksaan
klinis dalam gedung Petugas. Jasa Pelayanan 1 Paket
Jumlah pot
dahak x perkiraan
2. Pemeriksaan Penunjang terduga TBC
Alat bahan Pot dahak (kegiatan
terintegrasi dengan
pengadaan dalam
gedung)
Jumlah lembar
Pendataan Formulir formulir skrining
x perkiraan
terduga TBC
Perkiraan jumlah
Perkiraan jumlah
TBC x
Reagen
jumlah
pemeriksaan
SP/PS (1
paket reagen/10) X
satuan
harga)
74
Lainnya (Oase, oil Lab (paket)
imersi, dll)
X terduga TBC
Jumlah
sasaran
Alat pelindung diri Masker rumah tangga terduga TBC x jumlah
masker (pemakain 2
bulan= 60) x unit cost
12)Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi Virus yang Melemahkan Daya
Tahan Tubuh Manusia (Human Immunodeficiency Virus = HIV)
a) Standar Jumlah dan Kualitas Barang dan/atau Jasa
d) Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran HIV ditetapkan oleh Kepala Daerah
berdasarkan orang yang berisiko terinfeksi HIV (penderita TBC,
IMS, penjaja seks, LSL, transgender, WBP, dan ibu hamil).
2) Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan penularan
3) Skrining dilakukan dengan pemeriksaan Tes Cepat HIV minimal 1
kali dalam setahun.
4) Melakukan rujukan jika diperlukan.
e) Capaian Kinerja
(1) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan sesuai standar bagi orang dengan
risiko terinfeksi HIV dinilai dari persentase orang dengan risiko
terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan HIV sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
= x 100 %
77
Pelayanan
terinfeksi HIV dikab/kota dalam
deteksi dini HIV
kurun waktu satu tahun yang sama
sesuai standar
Tabel 2.31 Teknik Perhitungan Pembiayaan orang dengan risiko terinfeksi HIV
yang mendapatkan pelayanan sesuai standar
Langkah
No Kegiatan Variabel Komponen Volume
Populasi kunci
Jumlah petugas pd
Peningkatan kapasitas petugas jejaring kerja dan mitra x
Petugas pada Jejaring pada Jejaring kerja dan mitra transpor x jumlah
kerja dan mitra kegiatan
Jumlah petugas x
Petugas Biaya transpor petugas transpor x jumlah
(BBM) kegiatan
78
Pelaporan dan Komunikasi dan koneksi
komunikasi internet
Terintegrasi
Jumlah petugas x
Petugas Program HIV (transpor + uang
Sosialisasi Dinkes Kesehatan Transpor + uang harian harian) x jumlah
5
Pencegahan kegiatan
Penyiapan, penyusunan dan
Materi sosialisasi penggandaan materi 1 paket
sosialisasi pencegahan
Materi pencegahan bahan habis pakai
pencegahan 1 paket
Jumlah orang x
(honor + transpor)
x jumlah kegiatan
Narasumber Honor + transpor
Ibu hamil,
penderita TBC, Data penerima layanan
Pemeriksaa n penderita IMS, berupa Nomor KTP/NIK,
deteksi dini HIV penjaja seks, LSL, komputer, formulir penerima
6 transgender, Terintegrasi
layanan
penasun dan WBP
Kunjungan ibu
hamil, penderita
TBC,
penderita IMS,
penjaja seks, LSL,
transgender, penasun Data jumlah ibu hamil,
dan WBP di penderita TBC, penderita
1)Pelayanan dalam fasyankes dilayani IMS, penjaja seks, LSL,
gedung sesuai tupoksi, transgender, penasun dan
WBP Terintegrasi
kompetensi,
kewenangan dan
penugasan.
79
Pengadaan paket deteksi
Alat kesehatan dini HIV (Tes Cepat HI- Jumlah
(RDT) HIV sasaran
Pertama) sesuai kebutuhan
Lokasi sasaran
populasi penjaja seks, Lokasi sasaran populasi
2) Pelayanan luar LSL, kunci dan lapas/rutan
gedung transgender, dalam wilayah
penasun dan WBP Terintegrasi
Petugas medis, paramedis
petugas laboratorium,
petugas pendukung
Petugas
Honor, transpor, paket
fullday
Pengadaan paket deteksi
dini HIV (Tes Cepat HI-
Alat Kesehatan (RDT) HIV
Pertama) sesuai kebutuhan
seperti di atas
Pencatatan dan Petugas pencatatan
Pelaporan – analisis –
7 pelaporan Berbasis NIK Terintegrasi
Formulir pencatatan
dan pelaporan deteksi
dini HIV, kartu Pengadaan ATK dan
penerima layanan Fotokopi/ komputer
dasar
Paket perangkat lunak dan
Sistem Informasi perangkat keras, jaringan
internet
80
- Petugas
Puskesmas ke
desa/lokasi sasaran,
jejaring kerja dan
jaringan kerja.
Monitoring dan - Petugas Dinas Transpor + uang harian
8 Evaluasi Kesehatan ke Terintegrasi
Puskesmas
Daftar Tilik Monev Penggandaan Daftar Tilik
HIV & IMS Monev HIV & IMS
Laporan dalam bentuk
Umpan balik hasil elektronik dan laporan tertulis
monev
Jumlah orang x
(transpor + uang
9 Peniaian kinerja Tim / Transpor + uang harian harian) x jumlah
SPM Petugas kegiatan
Kompilasi beban
internal dan beban
eksternal tingkat
kabupaten/ kota
Biaya rapat Terintegrasi
Pelaporan capaian
pelaksanaan
pelayanan dasar Pembuatan laporan
SPM tiap 3 bulan capaian
Petugas medis, paramedis,
petugas laboratorium, petugas
pendukung
Petugas
81
BAB III
Tabel 3.1
Rencana Pencapaian Indikator Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2022-2026
Capaian PKM
No Indikator 2021 2022 2023 2024 2025 2026
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru 85% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Lahir (KN Lengkap)
4 Pelayanan Kesehatan Balita (0-59 94% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
bulan)
5 Pelayanan kesehatan pada usia 0% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pendidikan dasar
(penjaringan pada kelas 1 dan 7)
6 Pelayanan kesehatan pada usia 31% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
produktif (15-59 thn)
82
8 Pelayanan kesehatan 23,65% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penderita hipertensi
9 Pelayanan kesehatan 74,5 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
penderita Diabetes Mellitus
10 Pelayanan kesehatan orang 88,5% 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat
83
Pelayanan kesehatan Rupiah 7.200.000 7.560.000 7.938.000 8.334.900 8.751.645 9.189.228
12
orang dengan risiko
terinfeksi HIV
284.938.000 366.783.900 385.123.095 404.379.250 424.598.213 445.828.124
JUMLAH
BAB IV
PENUTUP
1. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini disusun dengan memperhatikan antara lain:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dan perubahannya;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan
Administratif dalam rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah untuk Menetapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (BLUD).
f. Peraturan Bupati Nomor Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Puskesmas
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
2. Seluruh pelaksanaan pelayanan kesehatan pada UPTD Kesehatan Puskesmas
Benai Kabupaten Kuantan Singingi harus mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) ini;
3. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini akan ditelaah dan dimutakhirkan secara
berkala untuk disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan wewenang yang
dimiliki Kabupaten Kuantan Singingi serta perubahan lingkungan yang terjadi;
84
4. Setiap perubahan terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) harus disetujui oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi dan Bupati Kabupaten
Kuantan Singingi selaku Kepala Daerah;
5. Hal-hal lain yang tidak dimuat dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini tetap
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Standar Pelayanan Minimal (SPM) ini dinyatakan berlaku efektif sejak ditetapkan
oleh Bupati.
Standar Pelayanan Minimal disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di UPTD Kesehatan Puskesmas Benai. Untuk dapat
terlaksananya kebijakan dalam Standar Pelayanan Minimal perlu mendapat dukungan
dan partisipasi seluruh staf Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah
Kabupaten Kuantan Singingi baik bersifat materil, administratif maupun politis.
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola
Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab dan kewenangan organisasi Puskesmas serta perubahan lingkungan.
85
86