Disusun Oleh :
2022
REVIEW JURNAL
Titel : The impact of internal control systems on the intensity of
innovation and organizational performance of public sector
organizations in Vietnam: the moderating role of transformational
leadership
Author : Tu Thanh Hoai, Bui Quang Hung , Nguyen Phong Nguyen
University : School of Accounting, University of Economics Ho Chi Minh
City, Ho Chi Minh City, Viet Nam
Year : 2022
Journal : Heliyon journal homepage: www.cell.com/heliyon
I. Latar Belakang
Gelombang inovasi global telah menempatkan tuntutan mendesak pada
praktik pengendalian manajemen. Di pasar berkembang, terutama di organisasi
sektor publik (PSO), inovasi dihargai dan didorong (Arundel et al., 2015; de Vries
et al., 2018). Bahkan inovasi kecil di sektor publik dapat memiliki hasil atau efek
signifikan yang melampaui sektor publik (Edler dan Yeow, 2016; Edquist dan
Zabala-Iturriagagoitia, 2012). Namun, PSO dikritik karena birokratis, terlalu
stabil, stagnan, dan konservatif (Parker dan Bradley, 2000). Oleh karena itu,
aktivitas inovasi organisasi ini lambat, terfragmentasi, dan tidak sinkron
(Fagerberg et al., 2005). Rendahnya inovasi dalam pelayanan publik (Fagerberg et
al., 2005) ditentukan secara politis dan dapat diubah dalam jangka pendek atau
melalui praktik manajemen (Helm, 2016). Dalam situasi ini, kepemimpinan
mungkin menjadi isu yang patut dipertimbangkan lebih lanjut, karena
kepentingannya diakui secara luas dalam literatur administrasi publik. Fernandes,
2005; Van Slyke dan Alexander, 2006; VanWart, 2014).
Kekuatan sistem pengendalian internal organisasi (ICS) merupakan faktor
penting yang mempengaruhi inovasi (Freeman dan Engel, 2007). ICS terdiri dari
kontrol yang terkait dengan kegiatan pengaturan untuk memastikan kepatuhan
dengan kebijakan dan tujuan yang ditetapkan (Li et al., 2006). Tujuan dari
mekanisme ini adalah untuk membantu manajer mengukur inovasi secara efektif,
memberikan umpan balik, dan memfasilitasi pembagian sumber daya dan
pengetahuan antar departemen yang berbeda (Hunziker, 2017). Selanjutnya,
diperdebatkan bahwa ICS sangat penting untuk inovasi pelayanan publik (Jaskyte,
2012) dan merupakan pendorong kelembagaan yang penting dari kinerja
pelayanan publik (Babatunde dan Dandago, 2014). Oleh karena itu perlu
disebutkan potensi manfaat ICS dalam mempromosikan inovasi organisasi di
sektor publik. Namun, ada dua aliran pemikiran mengenai dampak ICS terhadap
inovasi. Beberapa percaya bahwa ICS mempromosikan inovasi (misalnya Brown
dan Martinson, 2019; Li et al., 2006; Li et al., 2011; Shenet al., 2020), sementara
yang lain mengklaim sebaliknya (misalnya Abernethy dan Brownell, 1997;
Castiaux, 2007; Chan et al., 2020; Li et al., 2019). Lebih khusus lagi, mekanisme
pengendalian internal dapat mempengaruhi hasil penggunaan pengetahuan selama
proses inovasi (Li et al., 2006), yang meningkatkan efisiensi inovasi (Shen et al.,
2020).
Ada perdebatan yang sedang berlangsung tentang dampak ICS pada inovasi
dalam pelayanan publik di seluruh dunia. Makalah kami berkontribusi pada
perdebatan yang sedang berlangsung tentang apakah ICS membawa manfaat
inovatif untuk layanan publik. Penelitian kami membatasi sejauh mana ICS dapat
bertindak sebagai pendorong inovasi di sektor publik dan bahwa kepemimpinan
transformasional memainkan peran moderat dalam hal ini. Dalam melakukannya,
kami mengembangkan model fasilitasi-mediasi untuk menunjukkan bagaimana
ICS dapat meningkatkan intensitas inovasi pelayanan publik dan kinerja
organisasi di pasar negara berkembang dengan memanfaatkan peran memfasilitasi
kepemimpinan transformasional. Meskipun penelitian terbaru tentang hubungan
antara kepemimpinan transformasional dan inovasi di pasar negara berkembang
cukup luas (misalnya Campbell, 2018; Moynihan et al., 2013; Wright dan Pandey,
2010), tidak diketahui bagaimana ICS memengaruhi inovasi dan memfasilitasi
manajemen perubahan. Perlawanan terhadap kreativitas dan inovasi tersebar luas
di sektor publik, di mana tradisi, pengalaman, dan solusi institusional konservatif
sangat memengaruhi keputusan manajerial (VigodaGadot et al., 2005).
Untuk mengisi kesenjangan penelitian yang disebutkan di atas, kami
mengembangkan model moderasi-mediasi berdasarkan Resource-Based Views
(RBV) (Barney, 1991), Teori Manajemen Publik Baru (NPM) (Barzalay, 2019),
dan Teori Inovasi Sistem (IST) (Schumpeter, 2017). ). Dengan demikian,
penelitian kami menambah pengetahuan yang ada dengan menjelaskan secara jelas
elemen penting ICS dalam mendorong inovasi positif dan menerjemahkan
intensitas inovasi ke dalam pelayanan publik, yaitu kepemimpinan
transformasional. Studi ini juga memberikan kontribusi praktis dengan
menyimpulkan bahwa ICS tidak mendorong konservatisme dan stagnasi dalam
pelayanan publik; sebaliknya, ketika dikatalisasi oleh kepemimpinan
transformasional, mereka dapat mendorong inovasi. Bukti empiris kami tentang
interaksi antara kepemimpinan transformasional dan ICS dapat berfungsi sebagai
panduan bagi perusahaan sektor publik yang ingin meningkatkan intensitas
inovasi dan mempertahankan operasi yang stabil untuk meningkatkan kinerja dan
keberlanjutan.
1. Pada bagian abstrak, peneliti menjelaskan isi jurnal secara singkat dan padat,
dimana dalam abstrak tersebut mewakili makna dari ini jurnal, mulai dari latar
belakang masalah yang akan dikaji, tujuan dan jawaban dari hasil penelitian
yang dilakukan walau sedikit kurang lengkap.
3. Pada metode penelitian dibuat secara perbagian untuk menjelaskan metode apa
yang digunakan, skala apa yang digunakan dll.
4. Hasil dalam penelitian ini dijelaskan secara lengkap per hipotesis, sehingga
pembaca dapat dengan mengetahui hasil nya berpengaruh atau tidak.
5. Dengan adanya gambar model dan hipotesis yang diajukan pembaca dapat
sedikit mudah mengetahui hasil hipotesis tanpa membaca penjelasannya
(intisari).
6. Jurnal ini menejelaskan terkait penerapan pada teori yang digunakan dalam
penelitian ini secara per sub sehingga pembaca dapat paham cara menerapkan
teori yang digunakan dalam penelitian ini
Kekurangan
1. Pada bagian literatur kajian atau teori , seharus nya jangan di tuliskan model dan
pengembangan hipotesis , karena bagi pembaca pemula itu sangat sulit
dipahami, bagi pemula pembaca jurnal akan becari cari mana literatur kajian di
setiap veriabel.
2. Kesimpulan dalam jurnal ini dibuat tidak seperti pada jurnal umum nya yang ada
judul kesimpulan sehingga pembaca tidak bisa secara langsung menyimpulkan
isi hasil penelitian ini, apa lagi si pembaca nya pemula
DAFTAR PUSTAKA