Abstract. Innovation has been identical with the use of new ways to gain the effectiveness
and efficiency of a product, service, or methodology by a profit organization in order to
face the business competition. The aim of this research is to see the dynamics that happen
on innovation process run by government organization by taking case study on Computer
Assisted Test (CAT) based employee selection system in National Civil Service Agency.
The data are gathered through deep-interview to five research respondents by using
qualitative approach. The results show that there are three main dimensions in the
development proses of CAT system innovation: building the base of organization
knowledge, designing innovation system, and developing system of continuity. The
dimension of developing continuity system has become the unique characteristic in this
study in comparison with the other results in regard to the process and innovation steps.
Innovation in CAT system is a self-actualization of government organization to acquire
and maintain its programs and authorities.
Keywords: authority, entities relationship, government organization, innovation
Abstrak. Inovasi sering didentikkan dengan penggunaan cara baru oleh organisasi profit
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi baik produk, pelayanan, maupun metode
dalam menghadapi persaingan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika
yang terjadi pada proses inovasi yang dijalankan oleh organisasi pemerintah dengan
mengambil studi kasus pada sistem seleksi pegawai berbasis Computer Assisted Test (CAT)
Badan Kepegawaian Negara. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap
lima orang narasumber penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi utama proses pengembangan
inovasi sistem CAT yaitu: membangun basis pengetahuan organisasi, merancang sistem
inovasi, dan membangun keberlanjutan sistem. Dimensi membangun keberlanjutan
sistem menjadi ciri khas dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan temuan lain
mengenai proses dan tahapan inovasi. Inovasi sistem CAT merupakan bentuk aktualisasi
diri organisasi pemerintah untuk memperoleh serta mempertahankan otoritasi
kewenangan dan program.
Kata kunci: hubungan kelembagaan, inovasi, kewenangan, organisasi pemerintah
Aksi inovasi yang dilakukan oleh jalankan pemerintah baik yang bersifat
organi-sasi pemerintah seolah menggejala. fisik maupun kebijakan. Seiring berjalan-
Hal ini ditandai dengan maraknya nya waktu, realita menunjukkan organisasi
program dan layanan unggulan yang dija- pemerintah mulai bergerak lebih fleksibel
dan mengikuti perubahan yang terjadi di
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat
lingkungan. Organisasi pemerintah men-
dilakukan melalui: ridlowi@mail.ugm.ac.id
2 Atau melalui fathulhimam@yahoo.com coba keluar dari kekangan efek negatif dari
dan strategi, serta perubahan budaya. bahan yang terjadi pada level peningkatan
Ancok (2012) melihat strategi yang dapat pelayanan menggunakan pendekatan mo-
digunakan organisasi dalam melakukan difikasi cara sehingga tanpa melihat ting-
inovasi diantaranya inovasi proses, inovasi kat kebu-tuhan dari pelanggan. Osborne
metode, inovasi struktur organisasi, ino- tidak menyebut jenis ini sebagai bentuk
vasi dalam pola hubungan atau interaksi, dari inovasi melainkan hanya perkem-
inovasi strategi, inovasi pola pikir, inovasi bangan organisasi. Expansionary innovation
produk, serta inovasi pelayanan. Semen- dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tara Windrum (2008) memberikan takso- pelanggan dengan menggunakan bentuk
nomi inovasi organisasi pemerintah yaitu pelayanan yang lama. Sebaliknya,
inovasi pelayanan, inovasi administratif, evolutionary innovation melakukan inovasi
inovasi pengembangan pandangan baru, atas dasar perubahan bentuk layanan
inovasi kebijakan, serta inovasi sistemik tanpa melihat tingkat kebutuhan pelang-
yakni bagaimana memaksimalkan potensi gan. Sementara total innovation merupakan
jalinan kerja sama dengan organisasi luar. jenis pelayanan baru atas kombinasi dari
Inovasi organisasi pemerintah meru- pene-muan cara baru yang disesuaikan
pakan proses dalam menciptakan, me- dengan tingkat kebutuhan pelanggan.
ngembangkan dan mengimplementasikan Salah satu faktor pendorong muncul-
ide-ide baru yang dapat memberikan man- nya aksi inovasi pada organisasi peme-
faat lebih baik seperti mengurangi biaya, rintah adalah adanya perubahan tuntutan
meningkatkan efisiensi, dan efektivitas peningkatan kualitas pelayanan dari ling-
pelayanan (Nesta, 2014; Kobylinska & kungan eksternal maupun stakeholder dan
Biglieri, 2015). Inovasi organisasi peme- juga didorong oleh kebijakan yang diterap-
rintah didukung oleh munculnya era post- kan oleh pemerintah pusat melalui agenda
bureaucracy yang mampu menggerakkan program percepatan reformasi birokrasi.
beberapa lini organisasi yang awalnya Salah satu agenda dari reformasi birokrasi
bersifat kaku. Era post-bureaucracy ditandai ini dilakukan melalui program “inovasi
dengan peran hybrid yang dijalankan pelayanan publik”. Target yang hendak
organisasi dengan karakteristik terbuka dicapai dari program ini adalah cita-cita
dan beragam dengan memberlakukan pemerintahan kelas dunia (World Class
struktur organisasi baru yang lebih flek- Government) yang diharapkan dapat ter-
sibel. Post-bureaucracy melahirkan pola dan wujud pada tahun 2025 (Imanuddin, 2016).
bentuk baru yang lebih “disagregrated”, Dari tahun ke tahun, jumlah instansi
terjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang berpartisipasi dalam kompetisi ini
termasuk pihak swasta (Harris, 2006). menunjukkan peningkatan. Pada tahun
Dalam melihat bentuk jenis inovasi yang 2016, terdapat 2.476 inovasi peserta kompe-
dilakukan organisasi pemerintah, Osborne tisi untuk diseleksi menjadi Top 35
mengklasifikasinya ke dalam empat jenis (Ramdhani, 2016). Padahal, pada tahun
yang berbeda didasarkan pada tingkat 2014 jumlah peserta yang mengikuti
pelayanan atau produk yang dapat diberi- terdapat 515 peserta dan pada tahun 2015
kan dan tingkat kebutuhan yang diingin- sebanyak 1.188 peserta (KemenPAN-RB,
kan masyarakat. Keempat jenis inovasi ter- 2015).
sebut yaitu: developmental change, Salah satu contoh upaya implemen-
expansionary innovation, evolutionary tasi inovasi oleh organisasi pemerintah
innovation, dan total innovation (Osborne & dilakukan Badan Kepegawaian Negara
Brown, 2005). (BKN) dalam mengelola proses seleksi
Developmental change merupakan pegawai berbasis Computer Assisted Test
bentuk paling dasar dari agenda peru- (CAT). Melalui CAT ini, BKN memperoleh
Tabel 1
Dimensi Pengembangan Inovasi Sistem CAT
Tema Indikator Perilaku Contoh Perilaku Hasil
Membangun Mengidentifikasi 1. Mempelajari bahan atau sumber Ide/gagasan dalam
Basis pengetahuan pengetahuan yang telah tersedia merancang program inovasi
Pengetahuan 2. Melakukan benchmarking CAT
Organisasi Menyesuaikan 1. Merespon permasalahan didalam Ide/gagasan alternatif solusi
kebutuhan lingkungan organisasi terhadap permasalahan
stakeholder 2. Merespon permasalahan yang rekrutmen pegawai
berkembang diluar organisasi dalam
proses rekrutmen
Merancang Melakukan 1. Melakukan kerjasama dengan Dimilikinya aplikasi CAT
Sistem Inovasi Kerjasama eksternal perguruan tinggi dalam pengembangan beserta database soal
database soal
2. Melakukan kerjasama dengan
konsultan dalam pengembangan
aplikasi dan instalasi
Merancang 1. Mendesain operasionalisasi produk Sistem CAT dipercaya
mekanisme kerja secara power full sepanjang waktu sebagai media seleksi yang
2. Merancang sistem dengan tingkat obyektif, transparan, dan
keamanan dan kerahasiaan tinggi akuntabel
3. Menyuguhkan fitur media yang dapat
dilihat prosesnya secara terbuka
4. Kebijakan sentralisasi dalam
pelaksanaan fasilitasi
5. Pelimpahan kegiatan dan kebijakan
desentralisasi fasilitasi tes non CPNS
6. Sentralisasi kebijakan pada
pananganan permasalahan
7. Mendesain jabatan fungsional
pengelola bank soal
8. Menyiapkan infrastruktur pendukung
9. Pengelolaan sistem secara tim lintas
bidang
10. Memilih sumber daya pengelola
sesuai kualifikasi, potensi, dan
kompetensi
11. Merekrut tenaga khusus pengelola
soal
12. Melakukan pelatihan teknis bagi Sistem CAT dipercaya
sumber daya pengelola sebagai media seleksi yang
13. Melakukan skenario pemenuhan obyektif, transparan, dan
kebutuhan SDM akuntabel
14. Pengayaan kompetensi bagi pegawai
yang memiliki potensi
15. Melakukan pembinaan pegawai
16. Mengambil langkah cepat, learning by
doing
Mengupayakan 1. Melakukan skenario peraturan Digunakannya sistem CAT
legalitas produk 2. Melakukan simulasi untuk sebagai media resmi proses
memperlihatkan keunggulan produk seleksi pegawai secara
3. Mempromosikan produk inovasi nasional
4. Memberikan dukungan kebijakan dan
teknis melalui pimpinan organisasi
Ancok (2012) menyebutkan tiga tahap terakhir dalam skema model inovasi.
langkah utama dalam proses inovasi yaitu: Melalui beberapa argumentasi tersebut baik
mem-produksi gagasan, mengevaluasi gaga- konfirmasi, refleksi, maupun evaluasi
san, dan mengimplementasikan gagasan. esensinya memiliki dimensi tahapan yang
Dari beberapa pandangan tersebut memper- sama.
lihatkan bahwa fase implementasi program Dimensi membangun keberlanjutan
menjadi bagi akhir dari agenda inovasi. sistem pada pengembangan sistem CAT
Dilain pihak, dari tahapan proses identik dengan proses konfirmasi atau eva-
inovasi yang dijalankan CAT terlihat adanya luasi karena didalamnya terdapat upaya
perbedaan dengan beberapa proses inovasi melihat ulang keberadaan program inovasi
lainnya khususnya dalam hal upaya mem- yang sedang dijalankan. Kondisi demikian
bangun keberlanjutan sistem. Jika beberapa diperkuat dengan tujuan yang ditetapkan
penelitian sebelumnya memperlihatkan dalam sistem CAT yaitu bagaimana sistem
tahapan proses inovasi berakhir pada ekse- CAT mampu eksis dalam bingkai dinamika
kusi program, agenda inovasi sistem CAT lingkungan birokrasi dan konstalasi hubu-
tidak terhenti hanya pada tataran imple- ngan antar lembaga serta diperolehnya
mentasi melainkan bagaimana produk ino- otoritasi program dan kebijakan. Hal ini
vasi yang dihasilkan mampu diakui dan mengindikasikan bahwa pada inovasi CAT
tetap bertahan menjadi satu tahapan yang secara tidak langsung telah terjadi per-
harus dijalankan. Apa yang berjalan pada geseran orientasi dari menyuguhkan sistem
sistem CAT cenderung mencerminkan pola rekrutmen yang berkualitas kemudian beru-
tahapan utama proses inovasi yang bah menjadi upaya membangun legitimasi
digambarkan Rogers (1983). dan otoritasi. Perubahan paradigma tersebut
Menurut Rogers, terdapat proses disebabkan oleh dinamika interaksi antar
konfirmasi pada langkah inovasi sebagai lembaga sebagai ciri yang tidak terpisahkan
bagian dari refleksi. Kondisi ini juga selaras dari sistem birokrasi.
dengan pandangan Zizlavsky (2013) yang
menggambarkan proses inovasi diakhiri Membangun basis pengetahuan organisasi
dengan melakukan refleksi. Demikian pula Lahirnya ide inovasi CAT tidak terlepas dari
Osborne dan Brown (2005) menunjukkan proses pembelajaran organisasi (learning
proses evaluasi pelaksanaan inovasi sebagai orientation) dari sumber pengetahuan yang
dimiliki BKN yakni dari naskah akademik, permasalahan yang terjadi di lingkungan
kegiatan benchmarking, dan permasalahan kerja khususnya dalam merespon tuntutan
yang ada di lingkungan kerja. Naskah masyarakat terkait proses rekrutmen pega-
akademik digunakan sebagai bahan wai yang transparan dan berkualitas.
rumusan penyusunan peraturan per- Permasalahan yang ada dalam pelak-
undang-undangan. Sementara benchmarking sanaan rekrutmen pegawai diidentikkan
dilakukan melalui kunjungan kerja ke tem- dengan aksi KKN sehingga mendorong para
pat rujukan pelaksanaan program yang agen inovasi BKN mencari alternatif solusi.
hendak diwujudkan. Lacity dan Willcocks Seperti halnya learning orientation, customer
(2014) menunjukkan bahwa kegiatan bench- orientation juga berkorelasi positif dengan
marking secara teknis mampu menjadi terjadinya proses inovasi (Choi, 2012). Pada
pendorong lahirnya agenda inovasi. perspektif ini, pembelajaran organisasi di-
Pembelajaran organisasi sebagai basis lihat sebagai upaya yang dilakukan orga-
dalam membangun pengetahuan tidak nisasi untuk beradaptasi dengan perubahan
hanya dilakukan pada organisasi profit akibat dari tuntutan yang ada di lingkungan
melainkan juga digunakan organisasi peme- eksternal (Dasgupta & Gupta, 2009).
rintah untuk menyesuaikan tuntutan lingku-
ngan eksternal dan juga pengembangan Merancang sistem inovasi
kapasitas sumber daya pegawai (Choi, 2012). Sebagai langkah tindak lanjut dari penemu-
Komitmen organisasi dalam melakukan an ide inovasi sistem CAT, maka dilakukan
pembelajaran akan mendorong terjadinya langkah merancang sistem inovasi sebagai
inovasi, learning orientation berkorelasi posi- tahap pra implementasi program. Meran-
tif dengan terjadinya inovasi. Artinya, sema- cang sistem inovasi dilakukan melalui tiga
kin proses pembelajaran didukung dan skenario yakni melakukan kerja sama
dilakukan maka akan memperkuat terjadi- eksternal, merancang mekanisme kerja, dan
nya inovasi. mengupayakan legalitas produk. Kerja sama
Dalam perspektif pembelajaran orga- dengan pihak eksternal dilakukan dalam hal
nisasi, kegiatan mempelajari naskah aka- pengembangan soal untuk memenuhi data-
demik maupun benchmarking dapat dikate- base soal tes serta pengembangan aplikasi.
gorikan ke dalam perspektif pemrosesan Kerja sama dengan pihak eksternal meru-
informasi yang menggunakan sumber daya pakan pelaksanaan dari fase riset dan
organisasi untuk menambah dan mening- pengembangan dalam proses inovasi yang
katkan kapasitas pengetahuan yang dimiliki di dalamnya dibutuhkan sumber daya
(Dasgupta & Gupta, 2009). Organisasi BKN pengetahuan untuk menciptakan hal yang
melakukan identifikasi informasi yang baru (Zizlavsky, 2013).
relevan dan sesuai dengan latar belakang Kolaborasi antara pihak pemerintah
bidang pengetahuan yang dimiliki. Baik dengan pihak eksternal sejatinya mampu
pengkajian naskah akademik maupun kegia- meningkatkan kualitas dan efektivitas laya-
tan benchmarking dapat menjadi sarana pem- nan yang diberikan organisasi pemerintah.
belajaran organisasi sebagai embrio awal Para agen inovasi dapat saling ber-tukar
dalam melakukan proses inovasi (Enz, 2012). pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi
Selain mengidentifikasi pengetahu- an, yang dimiliki (Cankar & Petkovsek, 2013).
upaya membangun basis pengetahuan Proses kolaborasi ini sejati-nya dapat dilihat
organisasi juga dilakukan dengan cara juga sebagai perspektif pembelajaran bagi
menyesuaikan kebutuhan stakeholder organisasi pemerintah (Kallio &
(customer orientation). Hal ini terkait dengan Lappalainen, 2015). Organisasi pemerintah
telah menjadikan pihak eks-ternal sebagai wai, serta mengambil langkah cepat meru-
bagian dari proses produksi inovasi, lebih pakan strategi yang menyertai pada pelak-
terbuka dalam menerima masukan dan sanaan fase implementasi.
keterlibatan pihak luar (Sangiorgi, 2015). Hal Merancang sistem inovasi pada prak-
ini menunjukkan bahwa pola open process teknya juga didukung dengan upaya mem-
innovation telah berlangsung pada organisasi peroleh legalitas produk. Mengupayakan
pemerintah seperti BKN. Terdapat peng- legalitas produk dilakukan untuk mem-
gunaan pengetahuan lintas batas organisasi berikan dukungan formal landasan hukum
dalam melakukan inisiasi proses inovasi dari sistem CAT untuk menghindari kesa-
(Niehaves, 2010). lahan kebijakan. Melalui legalitas produk,
Selain melakukan kolaborasi dengan operasionalisasi sistem CAT dapat dijalan-
pihak eksternal, sistem inovasi dibangun kan secara meyakinkan dengan adanya
melalui merancang mekanisme kerja. Meka- dukungan dari pemerintah. Sama halnya
nisme kerja disusun sebagai strategi teknis dengan inovasi organisasi pemerintah, aspek
panduan dalam pelaksanaan inovasi agar legalitas inovasi juga dibutuhkan pada orga-
agenda inovasi dapat dijalankan sesuai nisasi bisnis untuk menghindari terjadinya
dengan standar operasional dan prosedur penyalahgunaan proses imitasi maupun hak
yang tepat. Mekanisme kerja juga disusun cipta produk. Aspek legalitas dapat dilihat
dalam rangka menggali keterlibatan seluruh pada saat proses inisiasi inovasi, proses
sumber daya dan unit kerja yang ada pengembangan produk, maupun pelang-
sehingga keberadaan sistem CAT mem- garan terhadap kesepakatan pasar (Banu,
peroleh dukungan bersama. Strategi parti- Dumitrescu, & Purcarea, 2015).
sipasi dari seluruh lini yang ada ter-bukti Faktor kepemimpinan juga mem-
efektif dalam mendukung kesuksesan proses berikan dukungan penting dalam men-
inovasi. Adanya proses konseling yang dukung legalitas produk. CAT dapat ber-
berfokus pada pegawai mendorong adanya jalan karena adanya kepemimpinan yang
partisipasi aktif pegawai dalam men- terbuka terhadap pembaruan, menerima
sukseskan agenda inovasi (Enz, 2012). masukan konstruktif serta berani dalam
Proses perancangan mekanisme kerja mengeksekusi program.
sistem CAT dalam prakteknya dapat dilihat Aspek inovasi seringkali identik
sebagai penggabungan dari dua fase yang dengan pola pemimpinan transformasi-
ada pada model proses inovasi yakni fase onal yang terbukti memberikan pengaruh
produksi dan fase implementasi (Zizlavsky, signifikan dalam menumbuhkan budaya
2013). Kegiatan seperti merancang sistem inovasi organisasi yang berujung pada
dengan tingkat keamanan tinggi, sentralisasi peningkatan kinerja superior (Sethibe &
kebijakan, mendesain jabatan fungsional Steyn, 2015). Transformational leadership
pengelola soal, serta mendesain operasio- merupakan implementasi dari gaya meme-
nalisasi produk sepanjang waktu meru- ngaruhi, menginspirasi, karisma, me-mo-
pakan strategi yang dilakukan pada fase tivasi, serta menstimulan tumbuhnya penge-
produksi. Pada fase ini, segala asumsi dan tahuan sebagai modal tidak terhindarkan
preposisi diketengahkan untuk memper- dalam menjalankan proses inovasi. Trans-
siapkan segala kemungkinan yang dapat formational leadership dapat mengubah para-
terjadi pada fase implementasi. Sementara digma berfikir pegawai untuk lebih tertarik
kegiatan dalam merekrut tenaga potensial, berkontribusi kepada organisasi, bukan
pelatihan bagi pegawai pengelola, penga- sebaliknya lebih banyak berharap dari
yaan kompetensi pegawai, pembinaan pega- organisasi (Hu, Gu, & Chen, 2013).
metode, cara, serta mekanisme baru dalam atas inisiasi program maupun kebijakan,
proses seleksi pegawai berbasis teknologi perlu segera ditindaklanjuti dengan langkah
informasi. Kedua, penelitian ini memper- branding.
lihatkan tiga dimensi utama dalam proses Dalam mempertahankan keberlanjut-
pengembangan sistem CAT yaitu: 1) mem- an sistem, BKN juga diharapkan dapat men-
bangun basis pengetahuan organisasi, 2) jalin komunikasi efektif dengan lembaga lain
merancang sistem inovasi, dan 3) mem- terlebih yang memiliki akses dalam meng-
bangun keberlanjutan sistem. Secara karak- ambil kebijakan. Dibutuhkan kompetensi
ter, inovasi sistem CAT termasuk dalam dan skill komunikasi efektif dengan di-
tipologi total & process innovation karena dukung aktivitas-aktivitas non formal.
menghadirkan mekanisme dan proses baru Berkaca pada hasil tersebut, pemerintah
sebagai jawaban terhadap tun-tutan masya- didorong dapat melakukan kajian atau
rakat perihal proses rekrutmen yang trans- penataan ulang terkait dengan struktur,
paran dan akuntabel. tugas pokok, maupun fungsi dari kedua
Dimensi membangun keberlanjutan lembaga pemerintah. Melalui kajian ulang
sistem menjadi ciri khas dalam penelitian ini diharapkan dapat dirumuskan secara lebih
jika dibandingkan dengan temuan-temuan jelas pembagian tugas serta mekanisme kerja
sebelumnya tentang proses dan tahapan dari masing-masing lembaga sehingga tidak
inovasi. Membangun keberlanjutan sistem terjadi tumpang tindih kewenangan. Bebe-
muncul sebagai efek mekanisme hubungan rapa opsi langkah yang dapat dilakukan di-
kelembagaan, salah satunya dari belum antaranya upaya penggabu-ngan lembaga
jelasnya tugas pokok dan fungsi masing- (merger) maupun aksi restrukturisasi pada
masing lembaga yang memiliki irisan masing-masing lembaga sehingga tidak ter-
bidang tugas yang sama. Inovasi sistem CAT dapat dualism fungsi.
merupakan bentuk aktualisasi diri organi- Penelitian ini melihat dinamika proses
sasi pemerintah untuk memperoleh maupun inovasi organisasi pemerintah dengan meng-
mempertahankan otoritasi kewe-nangan dan ambil satu unit analisis, kedepan dapat dila-
program. kukan penelitian lanjutan dengan meng-
Saran ambil unit analisis yang lebih besar meli-
Upaya yang telah dilakukan dalam batkan beberapa organisasi pemerintah. Hal
membangun keberlanjutan sistem di antara- ini dapat meningkatkan peluang dalam
nya dengan melakukan pengayaan fungsi proses generalisasi hasil sehingga kesim-
CAT serta mempertahankan domain kerja. pulan yang dihasilkan mampu meng-
Pada konteks ini, upaya penetrasi BKN perlu gambarkan realitas sesungguhnya yang ada
didukung melalui penajaman branding BKN pada organisasi pemerintah di Indonesia.
sebagai organisasi pengelolaan manajemen Selain itu, jika pada penelitian ini unit
kepegawaian nasional. Untuk memperbesar analisis yang diteliti berada pada level
peluang dalam membangun keberlanjutan organisasi, maka dapat dilakukan eksplorasi
sistem, dibutuhkan upaya yang lebih besar lanjutan dengan mengambil unit analisis
yakni strategi yang berefek pada penetrasi pada level individu pegawai. Bagaimana di-
eksternal. Hal ini dapat dilakukan dengan namika yang terjadi pada diri internal
cara memperbanyak inisiasi program pegawai sebagai agen yang terlibat langsung
maupun kebijakan sesuai dengan core dalam proses inovasi menyisakan celah
business yang dimiliki. BKN perlu memper- dilakukan kajian. Hasil penelitian ini
banyak inisiasi program sebagai program menunjukkan terdapat pola hubungan
unggulan maupun quick win, Selanjutnya, kelembagaan yang belum sepenuhnya sehat
antara BKN dengan lembaga lain. Hal ini organization and top managers. British
memberikan celah untuk dilakukan kajian Journal of Management, 17, 215–236.
mendalam mengeni dinamika dualisme Damanpour, F. & Gopalakrishnan, S. (1998).
peran yang dijalankan antar lembaga Theories of organizational structure
pemerintah. and innovation adoption: The role of
environment change. Journal of
Kepustakaan Engineering and Technology
Management, 15(1), 1-24.
Ancok, D. (2012). Psikologi kepemimpinan & Dasgupta, M. & Gupta, R. K. (2009).
inovasi. Jakarta: Erlangga. Innovation in organizations: A review
Arpaci, I. (2010). E-government and of the role of organizational learning
technological innovation in Turkey. and knowledge management. Global
Transforming Government: People, Business Review, 10(2), 203-224.
Process and Policy, 4(1), 37-53. Enz, C. A. (2012). Strategies for the
Banu, G. S., Dumitrescu, A., & Purcarea, A. implementation of service innovation.
A. (2015). The impact of imitation on Cornell Hospitality Quarterly, 53(3), 187-
innovation. FAIMA Business and 195.
Management Journal, 3(1), 15-28. Harris, M. (2006). Technology, innovation
Badan Kepegawaian Negara (BKN). (2014a, and post-bureaucracy: The case of the
Oktober 10). BKN raih penghargaan british library. Journal of Organizational
ASEAN Public Sector Organisation of Change Management, 19(1), 80-92.
The Year. Diunduh dari Hilman, H. & Kaliappen, N. (2015).
http://www.bkn.go.id/berita/bkn-raih- Innovation strategies and performance:
penghargaan-asean-public-sector- are they truly linked?. World Journal of
organisation-of-the-year tanggal 31 Entrepreneurship, Management and
Agustus 2016. Sustainable Development, 11(1), 48-63.
Badan Kepegawaian Negara (BKN). (2014b). Hu, H., Gu, Q., & Chen, J. (2013). How and
CAT BKN untuk Indonesia. Jakarta: Biro when does transformational leadership
Humas dan Protokol BKN. affect organizational creativity and
Borins, S. (2001). The challenge of innovating in innovation?. Nankai Business Review
government. Arlington: The International, 4(2), 147-166.
Pricewaterhouse Coopers Endowment Imanuddin, M. (2016, April 06). Inovasi
for The Business of Government. pelayanan publik: percepatan
Choi, S. (2012). Learning orientation and peningkatan kualitas pelayanan
market orientation as catalysts for publik. Kemepan-RB. Diunduh dari
innovation in non-profit organizations. http://sinovik.menpan.go.id/index.php
Nonprofit and Voluntary Sector /site/article/223 tanggal 31 Agustus
Quarterly, 43(2), 393-413. 2016.
Daft, R. L. (2013). Organization theory & Kallio, K. & Lappalainen, I. (2015).
design (11th ed.). Mason: South-Western Organizational learning in a
Cencage Learning. innovation network: enhancing the
Damanpour, F., & Schneider, M. (2006). agency of public service organization.
Phases of the adoption of innovation in Journal of Service Theory and Practice,
organizations: Effects of environment 25(2), 140-161.
Kamal, M. M. (2006). IT innovation adoption
in the government sector: Identifying