Anda di halaman 1dari 16

GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY

VOLUME 2, NO. 1, 2016: 22-37


ISSN: 2407-7798
Inovasi pada Organisasi Pemerintah: Tahapan dan Dinamika

Ridlowi1 & Fathul Himam2


1,2Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. Innovation has been identical with the use of new ways to gain the effectiveness
and efficiency of a product, service, or methodology by a profit organization in order to
face the business competition. The aim of this research is to see the dynamics that happen
on innovation process run by government organization by taking case study on Computer
Assisted Test (CAT) based employee selection system in National Civil Service Agency.
The data are gathered through deep-interview to five research respondents by using
qualitative approach. The results show that there are three main dimensions in the
development proses of CAT system innovation: building the base of organization
knowledge, designing innovation system, and developing system of continuity. The
dimension of developing continuity system has become the unique characteristic in this
study in comparison with the other results in regard to the process and innovation steps.
Innovation in CAT system is a self-actualization of government organization to acquire
and maintain its programs and authorities.
Keywords: authority, entities relationship, government organization, innovation

Abstrak. Inovasi sering didentikkan dengan penggunaan cara baru oleh organisasi profit
untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi baik produk, pelayanan, maupun metode
dalam menghadapi persaingan bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika
yang terjadi pada proses inovasi yang dijalankan oleh organisasi pemerintah dengan
mengambil studi kasus pada sistem seleksi pegawai berbasis Computer Assisted Test (CAT)
Badan Kepegawaian Negara. Data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap
lima orang narasumber penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga dimensi utama proses pengembangan
inovasi sistem CAT yaitu: membangun basis pengetahuan organisasi, merancang sistem
inovasi, dan membangun keberlanjutan sistem. Dimensi membangun keberlanjutan
sistem menjadi ciri khas dalam penelitian ini jika dibandingkan dengan temuan lain
mengenai proses dan tahapan inovasi. Inovasi sistem CAT merupakan bentuk aktualisasi
diri organisasi pemerintah untuk memperoleh serta mempertahankan otoritasi
kewenangan dan program.
Kata kunci: hubungan kelembagaan, inovasi, kewenangan, organisasi pemerintah

Aksi inovasi yang dilakukan oleh jalankan pemerintah baik yang bersifat
organi-sasi pemerintah seolah menggejala. fisik maupun kebijakan. Seiring berjalan-
Hal ini ditandai dengan maraknya nya waktu, realita menunjukkan organisasi
program dan layanan unggulan yang dija- pemerintah mulai bergerak lebih fleksibel
dan mengikuti perubahan yang terjadi di
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat
lingkungan. Organisasi pemerintah men-
dilakukan melalui: ridlowi@mail.ugm.ac.id
2 Atau melalui fathulhimam@yahoo.com coba keluar dari kekangan efek negatif dari

E-JURNAL GAMA JOP 22


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

birokrasi dengan mencoba lebih responsif ditempuh organisasi adalah dengan


terhadap perubahan dan tuntutan lingku- melakukan inovasi. Rogers (1983) mende-
ngan. Hal ini menandai kondisi baru pada fisisikan inovasi sebagai suatu ide, gaga-
organisasi pemerintah yang disebut san, praktek atau objek atau benda yang
sebagai era post-bureaucracy (McKenna, disadari dan diterima sebagai suatu hal
Garcia & Bridgman, 2010) maupun re- yang baru oleh seseorang atau kelompok
buraeucratization (Harris, 2006). Kedua untuk diadopsi. Menurut Damanpour dan
pendekatan menyuguhkan skema mana- Gopalakrishnan (1998) inovasi merupakan
jemen baru yang hybrid, fleksibel, tanggung ide atau perilaku yang memberikan hal
jawab lebih didasarkan pada merit baru bagi organisasi. Sementara Dasgupta
daripada hanya hierarki, pegawai diperla- dan Gupta (2009) memahami inovasi
kukan sebagai individu yang dihargai hak sebagai kesuksesan dalam memperkenal-
pribadinya dan batas-batas organisasi kan hal baru yang memiliki nilai guna
men-jadi lebih terbuka. Dalam kajian seperti metode, teknik, praktek, produk
organisasi, Mintzberg (1980) membagi atau pelayanan baru. Inovasi juga dilihat
desain organisasi ke dalam lima jenis yang sebagai proses memikirkan dan mengim-
berbeda yaitu: simple structure, machine plementasikan hasil pemikiran sehingga
bureaucracy, professional bureaucracy, menghasilkan hal baru berbentuk produk,
divisionalized form, dan adhocracy. Dari jasa, proses bisnis, cara baru, kebijakan,
kelima jenis desain ter-sebut, dua bentuk dan sebagainya (Ancok, 2012). Osborne
desain mencerminkan dinamika proses dan Brown (2005) melihat inovasi hanya
yang dijalankan organisasi pemerintah terjadi ketika tercipta suatu produk atau
yakni machine bureaucracy dan professional pelayanan baru yang sebelum-nya belum
bureaucracy. Machine bureaucracy menja- ada sehingga muncul kondisi ketidakber-
lankan organisasi dengan proses kerja yang sambungan (discontinuity) dengan produk
terstandar layaknya mesin, sangat formal sebelumnya. Isu discontinuity merupakan
dengan penggunaan spesialisasi kerja. indikator dalam melihat suatu proses apa-
Pengambilan keputusan bersifat terpusat kah dapat dikategorikan sebagai proses
dengan struktur menggunakan banyak ino-vasi ataukah hanya perubahan semata.
level komando, pola komunikasi bersifat Osborne dan Brown (2005) menye-
formal. derhanakan proses inovasi dalam tiga
Di lain pihak, organisasi juga dapat tahapan utama yaitu invention stage,
bersifat birokratik tanpa harus menge- implementation stage, dan diffusion stage.
depankan karakter sentralisasi. Organisasi Ancok (2012) menyederhanakan proses
tetap bersifat birokratik dengan mengupa- inovasi dalam tiga langkah utama yaitu:
yakan standarisasi perilaku (skill) melalui memproduksi gagasan, mengevaluasi
mekanisme koordinasi yang mendukung gagasan, dan mengimplementasikan gaga-
desentralisasi. Bentuk desain ini dikenal san. Secara garis besar tahapan inovasi
sebagai professional bureaucracy, organisasi dirumuskan dalam tiga tahapan utama,
memberdayakan sumber daya pegawai yaitu proses inisiasi, adopsi, dan
yang terlatih dan spesialis sebagai seorang implementasi (Damanpour & Schneider,
profesional yang menjalankan bisnis utama 2006).
dengan pemberian otonomi pelaksanaan Untuk mendukung proses inovasi se-
tugas. cara strategis, terdapat empat pendekatan
Perubahan merupakan hal yang tidak perubahan yang dapat dilakukan organi-
terelakkan di tengah perkembangan ling- sasi (Daft, 2013). Empat pendekatan terse-
kungan organisasi baik internal maupun but yaitu perubahan teknologi, perubahan
eksternal. Satu-satunya cara yang dapat produk dan pelayanan, perubahan struktur

23 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

dan strategi, serta perubahan budaya. bahan yang terjadi pada level peningkatan
Ancok (2012) melihat strategi yang dapat pelayanan menggunakan pendekatan mo-
digunakan organisasi dalam melakukan difikasi cara sehingga tanpa melihat ting-
inovasi diantaranya inovasi proses, inovasi kat kebu-tuhan dari pelanggan. Osborne
metode, inovasi struktur organisasi, ino- tidak menyebut jenis ini sebagai bentuk
vasi dalam pola hubungan atau interaksi, dari inovasi melainkan hanya perkem-
inovasi strategi, inovasi pola pikir, inovasi bangan organisasi. Expansionary innovation
produk, serta inovasi pelayanan. Semen- dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
tara Windrum (2008) memberikan takso- pelanggan dengan menggunakan bentuk
nomi inovasi organisasi pemerintah yaitu pelayanan yang lama. Sebaliknya,
inovasi pelayanan, inovasi administratif, evolutionary innovation melakukan inovasi
inovasi pengembangan pandangan baru, atas dasar perubahan bentuk layanan
inovasi kebijakan, serta inovasi sistemik tanpa melihat tingkat kebutuhan pelang-
yakni bagaimana memaksimalkan potensi gan. Sementara total innovation merupakan
jalinan kerja sama dengan organisasi luar. jenis pelayanan baru atas kombinasi dari
Inovasi organisasi pemerintah meru- pene-muan cara baru yang disesuaikan
pakan proses dalam menciptakan, me- dengan tingkat kebutuhan pelanggan.
ngembangkan dan mengimplementasikan Salah satu faktor pendorong muncul-
ide-ide baru yang dapat memberikan man- nya aksi inovasi pada organisasi peme-
faat lebih baik seperti mengurangi biaya, rintah adalah adanya perubahan tuntutan
meningkatkan efisiensi, dan efektivitas peningkatan kualitas pelayanan dari ling-
pelayanan (Nesta, 2014; Kobylinska & kungan eksternal maupun stakeholder dan
Biglieri, 2015). Inovasi organisasi peme- juga didorong oleh kebijakan yang diterap-
rintah didukung oleh munculnya era post- kan oleh pemerintah pusat melalui agenda
bureaucracy yang mampu menggerakkan program percepatan reformasi birokrasi.
beberapa lini organisasi yang awalnya Salah satu agenda dari reformasi birokrasi
bersifat kaku. Era post-bureaucracy ditandai ini dilakukan melalui program “inovasi
dengan peran hybrid yang dijalankan pelayanan publik”. Target yang hendak
organisasi dengan karakteristik terbuka dicapai dari program ini adalah cita-cita
dan beragam dengan memberlakukan pemerintahan kelas dunia (World Class
struktur organisasi baru yang lebih flek- Government) yang diharapkan dapat ter-
sibel. Post-bureaucracy melahirkan pola dan wujud pada tahun 2025 (Imanuddin, 2016).
bentuk baru yang lebih “disagregrated”, Dari tahun ke tahun, jumlah instansi
terjalin kerja sama dengan berbagai pihak yang berpartisipasi dalam kompetisi ini
termasuk pihak swasta (Harris, 2006). menunjukkan peningkatan. Pada tahun
Dalam melihat bentuk jenis inovasi yang 2016, terdapat 2.476 inovasi peserta kompe-
dilakukan organisasi pemerintah, Osborne tisi untuk diseleksi menjadi Top 35
mengklasifikasinya ke dalam empat jenis (Ramdhani, 2016). Padahal, pada tahun
yang berbeda didasarkan pada tingkat 2014 jumlah peserta yang mengikuti
pelayanan atau produk yang dapat diberi- terdapat 515 peserta dan pada tahun 2015
kan dan tingkat kebutuhan yang diingin- sebanyak 1.188 peserta (KemenPAN-RB,
kan masyarakat. Keempat jenis inovasi ter- 2015).
sebut yaitu: developmental change, Salah satu contoh upaya implemen-
expansionary innovation, evolutionary tasi inovasi oleh organisasi pemerintah
innovation, dan total innovation (Osborne & dilakukan Badan Kepegawaian Negara
Brown, 2005). (BKN) dalam mengelola proses seleksi
Developmental change merupakan pegawai berbasis Computer Assisted Test
bentuk paling dasar dari agenda peru- (CAT). Melalui CAT ini, BKN memperoleh

E-JURNAL GAMA JOP 24


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

penghargaan ASEAN Public Sector mengungkapkan hambatan organisasi pe-


Organisation of the Year pada ajang Future merintah dalam menjalankan proses
Gov Awards se-Asia Pasifik di Kuala inovasi terbagi dalam tiga kelompok utama
Lumpur Malaysia tahun 2014. Future Gov yakni hambatan birokrasi, hambatan
Awards merupakan ajang untuk menilai politik, dan hambatan lingkungan di luar
berbagai inovasi yang disajikan oleh sektor organisasi.
publik (BKN, 2014a). Hasil kajian oleh LAN (2014)
CAT BKN dirancang untuk mengu- menunjukkan faktor-faktor penghambat
rangi, menghilangkan, atau mencegah inovasi organisasi pemerintah diantaranya:
terjadinya praktek Korupsi, Kolusi, dan a) Ketergantungan yang tinggi kepada high
Nepotisme (KKN) dalam proses seleksi performers yang seringnya menjadikan top
pegawai. CAT menyuguhkan transparansi leader sebagai sumber inovasi, b) Struktur
melalui skenario pelaksanaan seleksi ber- kerja, budaya organisasi, serta proses biro-
basis komputer (BKN, 2014b). krasi yang berbelit-belit meskipun tekno-
Hal yang menarik dari proses inovasi logi tersedia, c) Tidak ada reward atau
ini adalah sistem CAT terlahir dalam ling- insentif untuk melakukan inovasi, d)
kungan birokrasi yang secara prinsip Lemahnya kompetensi sumber daya
memiliki perbedaan dengan budaya ino- pelaksana, e) Kurangnya dukungan
vasi. Pada beberapa dekade, birokrasi anggaran, f) Tidak selarasnya tuntutan
terbukti sangat efektfif digunakan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
menjalankan mekanisme kerja yang ketat beban tugas administratif, g) Budaya status
dan teratur. Hal ini terkait dengan karak- quo dan takut mengambil resiko.
teristik struktur dan budaya yang cende- Dengan melihat produk inovasi
rung statis, formal, rigid, memegang erat layanan CAT BKN, menjadi menarik untuk
mekanisme status-quo dan tidak menyukai dilihat secara mendalam proses inovasi
perubahan (Lembaga Administrasi Negara yang dilakukan di tengah tantangan
[LAN], 2014), kontradiktif dengan budaya budaya birokrasi dan hambatan yang ada
inovasi yang menyukai fleksibilitas dan di dalamnya. Bagaimana BKN sebagai
perubahan. Dalam menghadapi alih trans- organisasi pemerintah melakukan upaya
fer teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan inovasi menjadi yang
organisasi publik cenderung menunjukkan menarik untuk dikaji lebih dalam.
sikap yang lebih reaktif dibandingkan
dengan organisasi swasta. Hal ini dipe- Metode
ngaruhi oleh faktor birokrasi dan budaya Penelitian ini merupakan penelitian kuali-
yang dimiliki lembaga publik (Kamal, tatif dengan pendekatan studi kasus untuk
2006). melihat dinamika yang dilakukan BKN
Proses inovasi yang dijalankan orga- dalam melakukan proses inovasi sistem
nisasi pemerintah memiliki tingkat risiko CAT ditengah tantangan budaya birokrasi
yang beragam. Raipa dan Giedraityte dan sumber daya yang dimiliki. Penelitian
(2014) memperlihatkan hambatan utama mengambil unit analisis sistem CAT
inovasi organisasi pemerintah terkait sebagai tools proses seleksi penerimaan
dengan kurangnya sumber daya pegawai pegawai.
potensial, kurangnya aturan yang mendu- Proses penelitian dilakukan di Badan
kung iklim inovasi, kurangnya dukungan Kepegawaian Negara, salah satu lembaga
dari manajemen dan insentif bagi staf, pemerintah di Indonesia. Sumber data
ketidakpastian penerimaan dari pengguna diperoleh melalui wawancara mendalam
layanan, hambatan budaya serta adanya terhadap lima (5) orang narasumber yang
resistensi dari pegawai. Borins (2001)

25 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

dipilih berdasarkan kriteria yang interpretasi data secara induktif melalui


ditetapkan (criterion sampling) yaitu: 1). kodifikasi data verbatim untuk diperoleh
Pegawai karir BKN dengan status Pegawai tema-tema spesifik, selanjutnya tema-tema
Negeri Sipil yang memiliki pengalaman, spesifik tersebut dianalisis untuk diperoleh
pengetahuan serta terlibat langsung dalam tema-tema yang lebih umum dan abstrak;
proses implementasi CAT BKN; 2). 6). Melakukan member checking sebagai
Bersedia menjadi narasumber dalam bagian dari kredibilitas penelitian untuk
penelitian dengan menandatangani memastikan bahwa hasil penelitian yang
informed consent. Sementara penentuan dirumuskan peneliti telah sesuai dengan
narasumber diambil berdasarkan purposive realitas peristiwa organisasi yang dialami
sampling yakni peneliti memilih nara- nara-sumber; 7). Menyusun laporan
sumber yang dianggap tepat untuk penelitian.
menjadi narasumber sesuai dengan
kriteria. Narasumber penelitian dalam Hasil
penelitian ini adalah: Kepala kantor, Setelah rangkaian proses analisis dan uji
Kepala Bidang, dua (2) orang Kepala Seksi, keabsahan data dilakukan, maka dapat
serta Pejabat Fungsional Pranata disimpulkan bahwa terdapat tiga dimensi
Komputer. Pemilihan narasumber selain utama proses pengembangan sistem
didasarkan pada faktor keterpenuhan inovasi CAT yaitu: 1). Membangun basis
kriteria, juga didasarkan pada aspek pengetahuan organisasi, 2). Meran-cang
keterwakilan struktur dan pemangku jaba- sistem inovasi, dan 3). Membangun
tan karena dalam sistem birokrasi peran keberlanjutan sistem. Ketiga dimensi terse-
dari struktur kerja menjadi hal yang masih but terangkum dalam tabel 1.
dominan.
Pelaksanaan penelitian dilakukan Hambatan teknis proses inovasi CAT
sesuai dengan tahapan berikut: 1). Pengu- Langkah awal sistem CAT untuk diterima
rusan izin penelitian ke lembaga BKN sebagai program inovasi BKN tidak ber-
tempat dilakukan penelitian; 2). Meng- langsung mudah karena terkendala faktor
hubungi calon narasumber untuk meminta kepercayaan bahkan di lingkungan internal
kesediaan sebagai narasumber sekaligus BKN sendiri. Secara teknis, sistem penge-
bagian dari upaya building rapport; 3). lolaan CAT diatur secara terpusat mulai
Pengambilan data melalui wawancara dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
mendalam yang diatur sesuai dengan kese- pelaporan hasil.
pakatan waktu yang diperoleh dari para Kebijakan terpusat pada satu sisi
narasumber. Proses wawancara dilakukan menjamin pelaksanaan sistem yang pro-
secara bertahap, peneliti fokus pada satu fesional akan tetapi secara tidak langsung
narasumber sebelum berganti dengan juga menjadi penghambat proses pelak-
narasumber lainnya mulai dari perenca- sanaan. Selain itu, keberadaan database
naan waktu hingga selesai proses wawan- soal tes yang tidak menjadi tanggung
cara. Secara keseluruhan terdapat enam (6) jawab BKN secara penuh menjadi
kali proses wawancara terhadap lima (5) hambatan tersendiri. Banyak permintaan
orang narasumber. Selama proses wawan- fasilitasi tes yang tidak terakomodir karena
cara peneliti menggunakan alat bantu ketidak-sediaan soal tes. Hambatan teknis
recorder untuk memudahkan dalam pen- lainnya terkait pelaksanaan tes seperti
dokumentasian data penelitian; 4). Meng- peserta gagal login, komputer hang, nilai
olah data hasil wawancara, yakni mengo- tidak muncul, serta keberadaan joki tes.
lah bahan rekaman hasil wawancara men-
jadi verbatim; 5). Melakukan analisis dan

E-JURNAL GAMA JOP 26


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

Hambatan sumber daya pengelola naan teknologi informasi untuk mening-


Permasalahan umum yang dihadapi katan kualitas kerja.
organi-sasi pemerintah adalah kondisi Dalam perspektif jenis inovasi
kurangnya sumber daya pegawai poten- organisasi pemerintah, Osborne meng-
sial. Meskipun secara kuantitas berjumlah klasifikasinya kedalam empat jenis yang
besar, namun pada kenyataannya dirasa- berbeda yakni developmental change,
kan sulit dalam mendukung kerja organi- expansionary innovation, evolutionary
sasi. Kesenjangan usia pegawai membawa innovation, dan total innovation (Osborne &
implikasi pada kurangnya ketersediaan Brown, 2005). Bentuk inovasi sistem CAT
jumlah pegawai potensial sesuai kebutu- lebih mendekati aksi total innovation yang
han tugas jabatan. merupakan penggunaan cara pelayanan
baru disesuaikan dengan tingkat kebu-
Hambatan hubungan kelembagaan tuhan dari pelanggan. Sementara dalam
Belum jelasnya fungsi dan tugas kacamata strategi inovasi, terdapat dua
kelembagaan antara satu lembaga dengan pendekatan yang dapat dilakukan untuk
lembaga menjadi hambatan dalam pelak- menjalankan inovasi yaitu strategi inovasi
sanaan program. Perjalanan produk proses dan inovasi pelayanan (Hilman &
inovasi CAT tidak terlepas dari upaya tarik Kaliappen, 2015). Jika dilihat dari kedua
ulur kewenangan antar lembaga, antara strategi, inovasi sistem CAT merupakan
BKN dengan lembaga lain. Hal ini terjadi bagian dari inovasi proses karena
mengingat setiap produk maupun kebija- mengetengahkan sebuah metode, cara, dan
kan yang dilakukan BKN, juga merupakan pengetahuan baru dalam menjalankan
produk dan kebijakan yang dapat mem- rekrutmen pegawai di Indonesia.
peroleh legitimasi dari lembaga lain. Melalui kedua pendekatan dapat
Terdapat tantangan antar lembaga berupa dilihat bahwa proses inovasi sistem CAT
tarik ulur kewenangan serta adanya per- merupakan bentuk dari total and process
saingan antar lembaga. Secara umum innovation karena mengetengahkan meka-
dinamika proses pengembangan inovasi nisme baru sistem rekrutmen pegawai
sistem CAT terlihat pada bagan gambar 1. yang obyektif, transparan, dan akuntabel
sebagai strategi dalam menjawab
Diskusi tantangan kebu-tuhan yang diharapkan
Hadirnya CAT merupakan paradigma oleh masyarakat. Hasil dalam penelitian ini
baru dalam proses rekrutmen pegawai menunjukkan bahwa proses pengemba-
dalam bingkai sistem kerja birokrasi. Hal ngan inovasi sistem CAT dilakukan
ini menunjukkan bahwa agenda inovasi melalui tiga langkah utama yaitu mem-
telah masuk pada sistem kerja birokrasi bangun basis pengetahuan organisasi,
peme-rintahan. Terdapat tiga pendekatan merancang sistem inovasi, dan memba-
yang dilakukan organisasi pemerintah ngun keberlanjutan sistem. Jika
dalam menjalankan reformasi inovasi yaitu dibandingkan dengan penelitian lainnya,
dengan melakukan perubahan dalam hal ini nampak berbeda dengan temuan
pengelolaan sumber daya manusia, peng- Arpaci (2010) yang menunjukkan terdapat
gunaan teknologi informasi dalam praktek empat tahap utama dalam melakukan
kerja, serta kebijakan privatisasi (Maroto & inovasi yaitu: penemuan ide,
Rubalcaba, 2008). Penciptaan sistem CAT pengembangan pro-yek, produksi, dan
merupakan strategi perubahan cara dan inovasi. Sung, Cho, dan Choi (2011) juga
mekanisme kerja berbasis pada penggu- memperlihatkan tiga tahapan utama proses
inovasi yaitu: inisiasi, adopsi, implementasi

27 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

Tabel 1
Dimensi Pengembangan Inovasi Sistem CAT
Tema Indikator Perilaku Contoh Perilaku Hasil
Membangun Mengidentifikasi 1. Mempelajari bahan atau sumber Ide/gagasan dalam
Basis pengetahuan pengetahuan yang telah tersedia merancang program inovasi
Pengetahuan 2. Melakukan benchmarking CAT
Organisasi Menyesuaikan 1. Merespon permasalahan didalam Ide/gagasan alternatif solusi
kebutuhan lingkungan organisasi terhadap permasalahan
stakeholder 2. Merespon permasalahan yang rekrutmen pegawai
berkembang diluar organisasi dalam
proses rekrutmen
Merancang Melakukan 1. Melakukan kerjasama dengan Dimilikinya aplikasi CAT
Sistem Inovasi Kerjasama eksternal perguruan tinggi dalam pengembangan beserta database soal
database soal
2. Melakukan kerjasama dengan
konsultan dalam pengembangan
aplikasi dan instalasi
Merancang 1. Mendesain operasionalisasi produk Sistem CAT dipercaya
mekanisme kerja secara power full sepanjang waktu sebagai media seleksi yang
2. Merancang sistem dengan tingkat obyektif, transparan, dan
keamanan dan kerahasiaan tinggi akuntabel
3. Menyuguhkan fitur media yang dapat
dilihat prosesnya secara terbuka
4. Kebijakan sentralisasi dalam
pelaksanaan fasilitasi
5. Pelimpahan kegiatan dan kebijakan
desentralisasi fasilitasi tes non CPNS
6. Sentralisasi kebijakan pada
pananganan permasalahan
7. Mendesain jabatan fungsional
pengelola bank soal
8. Menyiapkan infrastruktur pendukung
9. Pengelolaan sistem secara tim lintas
bidang
10. Memilih sumber daya pengelola
sesuai kualifikasi, potensi, dan
kompetensi
11. Merekrut tenaga khusus pengelola
soal
12. Melakukan pelatihan teknis bagi Sistem CAT dipercaya
sumber daya pengelola sebagai media seleksi yang
13. Melakukan skenario pemenuhan obyektif, transparan, dan
kebutuhan SDM akuntabel
14. Pengayaan kompetensi bagi pegawai
yang memiliki potensi
15. Melakukan pembinaan pegawai
16. Mengambil langkah cepat, learning by
doing
Mengupayakan 1. Melakukan skenario peraturan Digunakannya sistem CAT
legalitas produk 2. Melakukan simulasi untuk sebagai media resmi proses
memperlihatkan keunggulan produk seleksi pegawai secara
3. Mempromosikan produk inovasi nasional
4. Memberikan dukungan kebijakan dan
teknis melalui pimpinan organisasi

E-JURNAL GAMA JOP 28


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

Lanjutan Tabel 1 Dimensi Pengembangan Inovasi Sistem CAT


Tema Indikator Perilaku Contoh Perilaku Hasil
Membangun Pengayaan fungsi 1. Pengayaan fungsi CAT diluar tes seleksi Sistem CAT mampu eksis
Keberlanjutan produk CPNS ditengah konstalasi
Sistem 2. Pengayaan fungsi CAT dalam proses lingkungan birokrasi
manajemen kepegawaian
Mempertahankan 1. Berpacu dalam inisiasi Otoritasi kebijakan dan
domain kerja program/kebijakan program
2. Bekerja dengan strategi tidak hanya
substansi
3. Mencari celah peluang aktualisasi
4. Mengoptimalkan peran dari sense of
belonging pegawai
5. Melakukan branding terhadap produk
yang dihasilkan
6. Menjadikan image positif organisasi
sebagai tujuan

Ancok (2012) menyebutkan tiga tahap terakhir dalam skema model inovasi.
langkah utama dalam proses inovasi yaitu: Melalui beberapa argumentasi tersebut baik
mem-produksi gagasan, mengevaluasi gaga- konfirmasi, refleksi, maupun evaluasi
san, dan mengimplementasikan gagasan. esensinya memiliki dimensi tahapan yang
Dari beberapa pandangan tersebut memper- sama.
lihatkan bahwa fase implementasi program Dimensi membangun keberlanjutan
menjadi bagi akhir dari agenda inovasi. sistem pada pengembangan sistem CAT
Dilain pihak, dari tahapan proses identik dengan proses konfirmasi atau eva-
inovasi yang dijalankan CAT terlihat adanya luasi karena didalamnya terdapat upaya
perbedaan dengan beberapa proses inovasi melihat ulang keberadaan program inovasi
lainnya khususnya dalam hal upaya mem- yang sedang dijalankan. Kondisi demikian
bangun keberlanjutan sistem. Jika beberapa diperkuat dengan tujuan yang ditetapkan
penelitian sebelumnya memperlihatkan dalam sistem CAT yaitu bagaimana sistem
tahapan proses inovasi berakhir pada ekse- CAT mampu eksis dalam bingkai dinamika
kusi program, agenda inovasi sistem CAT lingkungan birokrasi dan konstalasi hubu-
tidak terhenti hanya pada tataran imple- ngan antar lembaga serta diperolehnya
mentasi melainkan bagaimana produk ino- otoritasi program dan kebijakan. Hal ini
vasi yang dihasilkan mampu diakui dan mengindikasikan bahwa pada inovasi CAT
tetap bertahan menjadi satu tahapan yang secara tidak langsung telah terjadi per-
harus dijalankan. Apa yang berjalan pada geseran orientasi dari menyuguhkan sistem
sistem CAT cenderung mencerminkan pola rekrutmen yang berkualitas kemudian beru-
tahapan utama proses inovasi yang bah menjadi upaya membangun legitimasi
digambarkan Rogers (1983). dan otoritasi. Perubahan paradigma tersebut
Menurut Rogers, terdapat proses disebabkan oleh dinamika interaksi antar
konfirmasi pada langkah inovasi sebagai lembaga sebagai ciri yang tidak terpisahkan
bagian dari refleksi. Kondisi ini juga selaras dari sistem birokrasi.
dengan pandangan Zizlavsky (2013) yang
menggambarkan proses inovasi diakhiri Membangun basis pengetahuan organisasi
dengan melakukan refleksi. Demikian pula Lahirnya ide inovasi CAT tidak terlepas dari
Osborne dan Brown (2005) menunjukkan proses pembelajaran organisasi (learning
proses evaluasi pelaksanaan inovasi sebagai orientation) dari sumber pengetahuan yang

29 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

Gambar 1. Dinamika Pengembangan Inovasi Sistem CAT

E-JURNAL GAMA JOP 30


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

dimiliki BKN yakni dari naskah akademik, permasalahan yang terjadi di lingkungan
kegiatan benchmarking, dan permasalahan kerja khususnya dalam merespon tuntutan
yang ada di lingkungan kerja. Naskah masyarakat terkait proses rekrutmen pega-
akademik digunakan sebagai bahan wai yang transparan dan berkualitas.
rumusan penyusunan peraturan per- Permasalahan yang ada dalam pelak-
undang-undangan. Sementara benchmarking sanaan rekrutmen pegawai diidentikkan
dilakukan melalui kunjungan kerja ke tem- dengan aksi KKN sehingga mendorong para
pat rujukan pelaksanaan program yang agen inovasi BKN mencari alternatif solusi.
hendak diwujudkan. Lacity dan Willcocks Seperti halnya learning orientation, customer
(2014) menunjukkan bahwa kegiatan bench- orientation juga berkorelasi positif dengan
marking secara teknis mampu menjadi terjadinya proses inovasi (Choi, 2012). Pada
pendorong lahirnya agenda inovasi. perspektif ini, pembelajaran organisasi di-
Pembelajaran organisasi sebagai basis lihat sebagai upaya yang dilakukan orga-
dalam membangun pengetahuan tidak nisasi untuk beradaptasi dengan perubahan
hanya dilakukan pada organisasi profit akibat dari tuntutan yang ada di lingkungan
melainkan juga digunakan organisasi peme- eksternal (Dasgupta & Gupta, 2009).
rintah untuk menyesuaikan tuntutan lingku-
ngan eksternal dan juga pengembangan Merancang sistem inovasi
kapasitas sumber daya pegawai (Choi, 2012). Sebagai langkah tindak lanjut dari penemu-
Komitmen organisasi dalam melakukan an ide inovasi sistem CAT, maka dilakukan
pembelajaran akan mendorong terjadinya langkah merancang sistem inovasi sebagai
inovasi, learning orientation berkorelasi posi- tahap pra implementasi program. Meran-
tif dengan terjadinya inovasi. Artinya, sema- cang sistem inovasi dilakukan melalui tiga
kin proses pembelajaran didukung dan skenario yakni melakukan kerja sama
dilakukan maka akan memperkuat terjadi- eksternal, merancang mekanisme kerja, dan
nya inovasi. mengupayakan legalitas produk. Kerja sama
Dalam perspektif pembelajaran orga- dengan pihak eksternal dilakukan dalam hal
nisasi, kegiatan mempelajari naskah aka- pengembangan soal untuk memenuhi data-
demik maupun benchmarking dapat dikate- base soal tes serta pengembangan aplikasi.
gorikan ke dalam perspektif pemrosesan Kerja sama dengan pihak eksternal meru-
informasi yang menggunakan sumber daya pakan pelaksanaan dari fase riset dan
organisasi untuk menambah dan mening- pengembangan dalam proses inovasi yang
katkan kapasitas pengetahuan yang dimiliki di dalamnya dibutuhkan sumber daya
(Dasgupta & Gupta, 2009). Organisasi BKN pengetahuan untuk menciptakan hal yang
melakukan identifikasi informasi yang baru (Zizlavsky, 2013).
relevan dan sesuai dengan latar belakang Kolaborasi antara pihak pemerintah
bidang pengetahuan yang dimiliki. Baik dengan pihak eksternal sejatinya mampu
pengkajian naskah akademik maupun kegia- meningkatkan kualitas dan efektivitas laya-
tan benchmarking dapat menjadi sarana pem- nan yang diberikan organisasi pemerintah.
belajaran organisasi sebagai embrio awal Para agen inovasi dapat saling ber-tukar
dalam melakukan proses inovasi (Enz, 2012). pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi
Selain mengidentifikasi pengetahu- an, yang dimiliki (Cankar & Petkovsek, 2013).
upaya membangun basis pengetahuan Proses kolaborasi ini sejati-nya dapat dilihat
organisasi juga dilakukan dengan cara juga sebagai perspektif pembelajaran bagi
menyesuaikan kebutuhan stakeholder organisasi pemerintah (Kallio &
(customer orientation). Hal ini terkait dengan Lappalainen, 2015). Organisasi pemerintah

31 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

telah menjadikan pihak eks-ternal sebagai wai, serta mengambil langkah cepat meru-
bagian dari proses produksi inovasi, lebih pakan strategi yang menyertai pada pelak-
terbuka dalam menerima masukan dan sanaan fase implementasi.
keterlibatan pihak luar (Sangiorgi, 2015). Hal Merancang sistem inovasi pada prak-
ini menunjukkan bahwa pola open process teknya juga didukung dengan upaya mem-
innovation telah berlangsung pada organisasi peroleh legalitas produk. Mengupayakan
pemerintah seperti BKN. Terdapat peng- legalitas produk dilakukan untuk mem-
gunaan pengetahuan lintas batas organisasi berikan dukungan formal landasan hukum
dalam melakukan inisiasi proses inovasi dari sistem CAT untuk menghindari kesa-
(Niehaves, 2010). lahan kebijakan. Melalui legalitas produk,
Selain melakukan kolaborasi dengan operasionalisasi sistem CAT dapat dijalan-
pihak eksternal, sistem inovasi dibangun kan secara meyakinkan dengan adanya
melalui merancang mekanisme kerja. Meka- dukungan dari pemerintah. Sama halnya
nisme kerja disusun sebagai strategi teknis dengan inovasi organisasi pemerintah, aspek
panduan dalam pelaksanaan inovasi agar legalitas inovasi juga dibutuhkan pada orga-
agenda inovasi dapat dijalankan sesuai nisasi bisnis untuk menghindari terjadinya
dengan standar operasional dan prosedur penyalahgunaan proses imitasi maupun hak
yang tepat. Mekanisme kerja juga disusun cipta produk. Aspek legalitas dapat dilihat
dalam rangka menggali keterlibatan seluruh pada saat proses inisiasi inovasi, proses
sumber daya dan unit kerja yang ada pengembangan produk, maupun pelang-
sehingga keberadaan sistem CAT mem- garan terhadap kesepakatan pasar (Banu,
peroleh dukungan bersama. Strategi parti- Dumitrescu, & Purcarea, 2015).
sipasi dari seluruh lini yang ada ter-bukti Faktor kepemimpinan juga mem-
efektif dalam mendukung kesuksesan proses berikan dukungan penting dalam men-
inovasi. Adanya proses konseling yang dukung legalitas produk. CAT dapat ber-
berfokus pada pegawai mendorong adanya jalan karena adanya kepemimpinan yang
partisipasi aktif pegawai dalam men- terbuka terhadap pembaruan, menerima
sukseskan agenda inovasi (Enz, 2012). masukan konstruktif serta berani dalam
Proses perancangan mekanisme kerja mengeksekusi program.
sistem CAT dalam prakteknya dapat dilihat Aspek inovasi seringkali identik
sebagai penggabungan dari dua fase yang dengan pola pemimpinan transformasi-
ada pada model proses inovasi yakni fase onal yang terbukti memberikan pengaruh
produksi dan fase implementasi (Zizlavsky, signifikan dalam menumbuhkan budaya
2013). Kegiatan seperti merancang sistem inovasi organisasi yang berujung pada
dengan tingkat keamanan tinggi, sentralisasi peningkatan kinerja superior (Sethibe &
kebijakan, mendesain jabatan fungsional Steyn, 2015). Transformational leadership
pengelola soal, serta mendesain operasio- merupakan implementasi dari gaya meme-
nalisasi produk sepanjang waktu meru- ngaruhi, menginspirasi, karisma, me-mo-
pakan strategi yang dilakukan pada fase tivasi, serta menstimulan tumbuhnya penge-
produksi. Pada fase ini, segala asumsi dan tahuan sebagai modal tidak terhindarkan
preposisi diketengahkan untuk memper- dalam menjalankan proses inovasi. Trans-
siapkan segala kemungkinan yang dapat formational leadership dapat mengubah para-
terjadi pada fase implementasi. Sementara digma berfikir pegawai untuk lebih tertarik
kegiatan dalam merekrut tenaga potensial, berkontribusi kepada organisasi, bukan
pelatihan bagi pegawai pengelola, penga- sebaliknya lebih banyak berharap dari
yaan kompetensi pegawai, pembinaan pega- organisasi (Hu, Gu, & Chen, 2013).

E-JURNAL GAMA JOP 32


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

Membangun keberlanjutan sistem dengan kurangnya sumber daya pegawai


Membangun keberlanjutan sistem dimak- potensial serta kurangnya aturan yang men-
sudkan untuk menjamin eksistensi sistem dukung iklim inovasi. Borins (2001) juga
CAT dapat terus berjalan di tengah kons- mengungkapkan hambatan dalam men-
talasi lingkungan birokrasi. Mem-bangun jalankan inovasi pada organisasi pemerintah
keberlanjutan sistem dilakukan untuk terbagi dalam tiga kelompok utama yakni
memperoleh otoritasi kebijakan dan pro- hambatan birokrasi, hambatan politik, serta
gram sebagai hal penting dalam setiap hambatan lingkungan diluar organisasi.
pelaksanaan kegiatan organisasi pemerintah. Secara umum, hambatan pelaksanaan
Upaya membangun keberlanjutan sistem sistem CAT terkait dengan hambatan teknis
CAT dilakukan melalui dua pendekatan maupun hambatan sumber daya pengelola
yakni dengan melakukan pengayaan fungsi dapat diatasi melalui strategi yang diguna-
produk CAT, serta dengan upaya mem- kan. Hal ini terbukti dari terlaksananya
pertahankan domain kerja. Lacity dan proses fasiltasi sistem CAT yang dapat terus
Willcocks (2014) menjelaskan salah satu hal berjalan hingga saat sekarang. Dilain pihak,
terpenting dalam proses inovasi adalah hambatan terkait hubungan kelembagaan
bagaimana organisasi mampu menjaga masih menjadi tantangan bagi sistem CAT.
keberlanjutan agenda inovasi lintas waktu. Beberapa kebijakan maupun desain ideal
Hal ini dapat dilakukan melalui langkah dari sistem CAT belum terwujud karena
akulturasi, inspirasi, pendanaan, serta belum berhasilnya upaya harmonisasi tidak
injeksi. Untuk memperoleh keberlanjutan hanya dari internal BKN melainkan juga
inovasi dibutuhkan langkah dalam men- dari lembaga lain yang memiliki keterkaitan
ciptakan nilai-nilai tambah baik berupa pro- fungsi dan kewenangan.
duk baru dengan kinerja yang lebih unggul, Menghadapi tantangan hubungan
biaya yang lebih rendah, maupun efisiensi kelembagaan tidak selalu identik dengan
proses yang lebih baik. (Metz, Burek, upaya konfrontasi dengan lembaga lain.
Hultgren, Kogan, & Schwartz, 2016). Keber- Strategi ini harus dapat dilaksanakan secara
hasilan dan kegagalan inovasi pada ruang tepat dengan tidak mendorong lahirnya
birokrasi bukan terletak pada kebaruannya situasi kompetisi yang berpengaruh pada
namun pada tingkat pene-rimaan dan keber- pelaksanaan agenda inovasi berikutnya.
lanjutan inovasi. Hal ini dapat diwujudkan Choi (2012) menunjukkan bahwa faktor
oleh pemimpin sebagai agen inovasi melalui kompetisi (competitor orientation) berkorelasi
otoritas kewenangan dan tingkat pemaha- negatif terhadap proses inovasi yang dijalan-
man yang dimiliki, kemauan dan keberanian kan organisasi. Hal ini disebabkan karena
menggunakan kewenangan, serta kreativitas faktor kolaborasi antar lembaga merupakan
(Widiyahseno, 2015). faktor penting pendorong kesuksesan
Dalam implementasinya proses ino- (Kallio & Lappalainen, 2015). Kolaborasi
vasi sistem CAT tidak terhindarkan dari lebih mendorong terjadinya inovasi di-
faktor hambatan. Secara umum hambatan bandingkan dengan kompetisi.
CAT berupa hambatan teknis, hambatan
sumber daya pengelola, serta hambatan Kesimpulan
dalam konteks hubungan kelembagaan. Penelitian ini menghasilkan beberapa
Hambatan dalam sistem CAT ini selaras temuan. Pertama, dapat disimpulkan bahwa
dengan Raipa dan Giedraityle (2014) yang organisasi BKN telah menjalankan proses
memperlihatkan bahwa hambatan utama inovasi melalui sistem Computer Assisted Test
dari proses inovasi salah satunya terkait (CAT). Hal ini dibuktikan dengan hadirnya

33 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

metode, cara, serta mekanisme baru dalam atas inisiasi program maupun kebijakan,
proses seleksi pegawai berbasis teknologi perlu segera ditindaklanjuti dengan langkah
informasi. Kedua, penelitian ini memper- branding.
lihatkan tiga dimensi utama dalam proses Dalam mempertahankan keberlanjut-
pengembangan sistem CAT yaitu: 1) mem- an sistem, BKN juga diharapkan dapat men-
bangun basis pengetahuan organisasi, 2) jalin komunikasi efektif dengan lembaga lain
merancang sistem inovasi, dan 3) mem- terlebih yang memiliki akses dalam meng-
bangun keberlanjutan sistem. Secara karak- ambil kebijakan. Dibutuhkan kompetensi
ter, inovasi sistem CAT termasuk dalam dan skill komunikasi efektif dengan di-
tipologi total & process innovation karena dukung aktivitas-aktivitas non formal.
menghadirkan mekanisme dan proses baru Berkaca pada hasil tersebut, pemerintah
sebagai jawaban terhadap tun-tutan masya- didorong dapat melakukan kajian atau
rakat perihal proses rekrutmen yang trans- penataan ulang terkait dengan struktur,
paran dan akuntabel. tugas pokok, maupun fungsi dari kedua
Dimensi membangun keberlanjutan lembaga pemerintah. Melalui kajian ulang
sistem menjadi ciri khas dalam penelitian ini diharapkan dapat dirumuskan secara lebih
jika dibandingkan dengan temuan-temuan jelas pembagian tugas serta mekanisme kerja
sebelumnya tentang proses dan tahapan dari masing-masing lembaga sehingga tidak
inovasi. Membangun keberlanjutan sistem terjadi tumpang tindih kewenangan. Bebe-
muncul sebagai efek mekanisme hubungan rapa opsi langkah yang dapat dilakukan di-
kelembagaan, salah satunya dari belum antaranya upaya penggabu-ngan lembaga
jelasnya tugas pokok dan fungsi masing- (merger) maupun aksi restrukturisasi pada
masing lembaga yang memiliki irisan masing-masing lembaga sehingga tidak ter-
bidang tugas yang sama. Inovasi sistem CAT dapat dualism fungsi.
merupakan bentuk aktualisasi diri organi- Penelitian ini melihat dinamika proses
sasi pemerintah untuk memperoleh maupun inovasi organisasi pemerintah dengan meng-
mempertahankan otoritasi kewe-nangan dan ambil satu unit analisis, kedepan dapat dila-
program. kukan penelitian lanjutan dengan meng-
Saran ambil unit analisis yang lebih besar meli-
Upaya yang telah dilakukan dalam batkan beberapa organisasi pemerintah. Hal
membangun keberlanjutan sistem di antara- ini dapat meningkatkan peluang dalam
nya dengan melakukan pengayaan fungsi proses generalisasi hasil sehingga kesim-
CAT serta mempertahankan domain kerja. pulan yang dihasilkan mampu meng-
Pada konteks ini, upaya penetrasi BKN perlu gambarkan realitas sesungguhnya yang ada
didukung melalui penajaman branding BKN pada organisasi pemerintah di Indonesia.
sebagai organisasi pengelolaan manajemen Selain itu, jika pada penelitian ini unit
kepegawaian nasional. Untuk memperbesar analisis yang diteliti berada pada level
peluang dalam membangun keberlanjutan organisasi, maka dapat dilakukan eksplorasi
sistem, dibutuhkan upaya yang lebih besar lanjutan dengan mengambil unit analisis
yakni strategi yang berefek pada penetrasi pada level individu pegawai. Bagaimana di-
eksternal. Hal ini dapat dilakukan dengan namika yang terjadi pada diri internal
cara memperbanyak inisiasi program pegawai sebagai agen yang terlibat langsung
maupun kebijakan sesuai dengan core dalam proses inovasi menyisakan celah
business yang dimiliki. BKN perlu memper- dilakukan kajian. Hasil penelitian ini
banyak inisiasi program sebagai program menunjukkan terdapat pola hubungan
unggulan maupun quick win, Selanjutnya, kelembagaan yang belum sepenuhnya sehat

E-JURNAL GAMA JOP 34


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

antara BKN dengan lembaga lain. Hal ini organization and top managers. British
memberikan celah untuk dilakukan kajian Journal of Management, 17, 215–236.
mendalam mengeni dinamika dualisme Damanpour, F. & Gopalakrishnan, S. (1998).
peran yang dijalankan antar lembaga Theories of organizational structure
pemerintah. and innovation adoption: The role of
environment change. Journal of
Kepustakaan Engineering and Technology
Management, 15(1), 1-24.
Ancok, D. (2012). Psikologi kepemimpinan & Dasgupta, M. & Gupta, R. K. (2009).
inovasi. Jakarta: Erlangga. Innovation in organizations: A review
Arpaci, I. (2010). E-government and of the role of organizational learning
technological innovation in Turkey. and knowledge management. Global
Transforming Government: People, Business Review, 10(2), 203-224.
Process and Policy, 4(1), 37-53. Enz, C. A. (2012). Strategies for the
Banu, G. S., Dumitrescu, A., & Purcarea, A. implementation of service innovation.
A. (2015). The impact of imitation on Cornell Hospitality Quarterly, 53(3), 187-
innovation. FAIMA Business and 195.
Management Journal, 3(1), 15-28. Harris, M. (2006). Technology, innovation
Badan Kepegawaian Negara (BKN). (2014a, and post-bureaucracy: The case of the
Oktober 10). BKN raih penghargaan british library. Journal of Organizational
ASEAN Public Sector Organisation of Change Management, 19(1), 80-92.
The Year. Diunduh dari Hilman, H. & Kaliappen, N. (2015).
http://www.bkn.go.id/berita/bkn-raih- Innovation strategies and performance:
penghargaan-asean-public-sector- are they truly linked?. World Journal of
organisation-of-the-year tanggal 31 Entrepreneurship, Management and
Agustus 2016. Sustainable Development, 11(1), 48-63.
Badan Kepegawaian Negara (BKN). (2014b). Hu, H., Gu, Q., & Chen, J. (2013). How and
CAT BKN untuk Indonesia. Jakarta: Biro when does transformational leadership
Humas dan Protokol BKN. affect organizational creativity and
Borins, S. (2001). The challenge of innovating in innovation?. Nankai Business Review
government. Arlington: The International, 4(2), 147-166.
Pricewaterhouse Coopers Endowment Imanuddin, M. (2016, April 06). Inovasi
for The Business of Government. pelayanan publik: percepatan
Choi, S. (2012). Learning orientation and peningkatan kualitas pelayanan
market orientation as catalysts for publik. Kemepan-RB. Diunduh dari
innovation in non-profit organizations. http://sinovik.menpan.go.id/index.php
Nonprofit and Voluntary Sector /site/article/223 tanggal 31 Agustus
Quarterly, 43(2), 393-413. 2016.
Daft, R. L. (2013). Organization theory & Kallio, K. & Lappalainen, I. (2015).
design (11th ed.). Mason: South-Western Organizational learning in a
Cencage Learning. innovation network: enhancing the
Damanpour, F., & Schneider, M. (2006). agency of public service organization.
Phases of the adoption of innovation in Journal of Service Theory and Practice,
organizations: Effects of environment 25(2), 140-161.
Kamal, M. M. (2006). IT innovation adoption
in the government sector: Identifying

35 E-JURNAL GAMA JOP


RIDLOWI & HIMAM

the critical success factors. Journal of sector PBM. Business Process


Enterprise Information Management, 19, Management Journal, 16(3), 377-393.
192–222. Osborne, S. P. & Brown, K. (2005). Managing
Kobylinska, U., & Biglieri, J. V. (2015). Public change and innovation in public service
sector innovativeness in Poland and in organizations. Madison Ave, N.Y.:
Spain-comparative analysis. Routledge.
International Journal of Contemporary Raipa, A. & Giedraityte, V. (2014).
Management, 14(2), 7-22. Innovation process barriers in public
Lacity, M. & Willcocks, L. (2014). Business sector: a comparative analysis in
process outsourcing and dynamic Lithuania and the European Union.
innovation. Strategic Outsourcing: An International Journal of Business and
International Journal, 7(1), 66-92. Management, 9(10), 10-20.
Lembaga Administrasi Negara (LAN). Ramdhani, J. (2016, Mei 26). Wapres JK
(2014). Inovasi di sektor publik. (Bahan serahkan penghargaan atas 35 inovasi
Diklatpim III tidak diterbitkan). pelayanan publik. Detiknews. Diunduh
Jakarta: Lembaga Administrais dari
Negara. https://news.detik.com/berita/3218950/
Maroto, A. & Rubalcaba, L. (2008). Structure, wapres-jk-serahkan-penghargaan-atas-
size, and reform of the public sector in 35-inovasi-pelayanan-publik tanggal
Europe. Dalam P. Windrum & P. Koch 20 Juni 2017.
(Ed.). Innovation in public sector services; Rogers, E. M. (1983). Diffusion of Innovation
entrepreneurship, creativity and (3th ed.). Third Avenue, N.Y.: The Free
management. Cheltenham: Edward Press.
Elgar. Sangiorgi, D. (2015). Designing for public
McKenna, S., Garcia L. L., & Bridgman, T. sector innovation in the UK: Design
(2010). Managing, managerial control strategies for paradigm shifts.
and managerial identity in the post- Foresight, 17(4), 332-348.
bureaucratic world. Journal of Sethibe, T., & Steyn, R. (2015). The
Management Development, 29(2), 128- relationship between leadership styles,
136. innovation and organisational
Metz, P., Burek, S., Hultgren, T. R., Kogan, performance: A systematic review.
S., & Schwartz, L. (2016). The path to South African Journal of Economic and
sustainability-driven innovation. Management Sciences, 18(3), 325-337.
Research-Technology Management, 50-60. Sung, S. Y., Cho, D. S., & Choi, J. N. (2011).
Mintzberg, H. (1980). Structure in 5’s: a Who Initiates and who implements? a
synthesis of the research on multi-stage, multi-agent model of
organization design. Management organizational innovation. Journal of
Science, 26(3), 322-341. Management & Organization, 17, 344-
Nesta. (2014). Innovation in the public sector: 363.
how can public organisation better create, Widiyahseno, B. (2015). Inovasi Bupati di
improve and adapt?. London: Nesta. ruang demokrasi: Meningkatkan tuntutan
Niehaves, B. (2010). Open process publik, mendorong kreasi birokrasi.
innovation: the impact of personnel Disertasi tidak diterbitkan,
resource scarcity on the involvement of Pascasarjana Fisipol Universitas
customers and consultants in public Gadjah Mada, Yogyakarta.

E-JURNAL GAMA JOP 36


INOVASI ORGANISASI PEMERINTAH

Windrum, P. (2008). Innovation and


entrepreneurship in public services.
Dalam P. Windrum & P. Koch (Ed.).
Innovation in public sector services;
entrepreneurship, creativity and
management. Cheltenham: Edward
Elgar.
Zizlavsky, O. (2013). Past, present, and
future of the innovation process.
International Journal of Engineering
Business Management, 5(47).

37 E-JURNAL GAMA JOP

Anda mungkin juga menyukai