Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

“Efektifitas Inovasi Kebijakan Publik; Pengaruhnya pada Kualitas Pelayanan Publik di


Indonesia”

Dosen Pengampu :
Hapsa, S.IP., M.I.P.

Disusun Oleh :
Nama : Evita Desi Agustini
Nim : B1B121062
Mata Kuliah : Metode Penelitian Sosial
Kelas : Kamis 09:30 – 12:00 / ruang 6

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………….......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………...............................................................................................


B. Rumusan Masalah…………………….............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ……………………..............................................................................................
D. Manfaat penulisan .....................................................................................................................

BAB II KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori ………………………..............................................................................................


B. Dimensi ....................………………………........................................................................................
C. Indikator .................…………………….............................................................................................
D. Metode .……………………………….................................................................................................

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA ………………………...........................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan publik yang masih tetap kurang baik setelah adanya inovasi kebijakan publik menjadi
tantangan bagi pemerintah untuk mencari solusi atas kurangnya pelayanan yang sampai saat ini masih
dikeluhkan oleh masyarakat pengguna pelayanan. Perubahan adalah hal yang mutlak terjadi dalam
kehidupan, perubahan tersebut menuntut tindakan penyesuaian untuk menghadapinya. Jika penyesuaian
tidak dilakukan, maka dapat berpengaruh pada kualitas keberlangsungan hidup sebuah masyarakat. Kondisi
tersebut juga berlaku bagi organisasi, baik organisasi publik maupun swasta.

Kebijakan publik sebagai instrumen yang mensinergikan peran pemerintah dan publik belum
berjalan secara optimal. Terjadinya fenomena beberapa kebijakan yang dibatalkan atau direvisi oleh
Pemerintah merupakan indikasi masih adanya tumpang tindih kebijakan dan rendahnya kemampuan
berinovasi (ability to innovate) dan kemauan berinovasi (willingnes to inovate) pejabat publik. Untuk itu
diperlukan inovasi kebijakan yang secara substantif dapat memberikan penguatan dalam menyelesaikan
permasalahan ditengah masyarakat.

Inovasi kebijakan publik tidak hanya diadopsi sebagai langkah untuk menghadapi perubahan
lingkungan organisasi, melainkan juga untuk meminimalkan label “negatif” yang disematkan kepada
birokrasi. Salah satu tujuan dari inovasi kebijakan publik adalah peningkatan kualitas pelayanan publik
yang ada diIndonesia. Sektor publik adalah sektor yang relatif tidak leluasa dalam berhubungan dengan
inovasi dibandingkan dengan sektor bisnis. Keengganan sektor publik dalam memanfaatkan inovasi erat
kaitannya dengan sejarah dan karakteristiknya yang cenderung statis, formal, dan rigid. Dengan kata lain,
sistem dalam sektor publik berkarakteristik tidak menyukai perubahan. Bahkan tidak hanya dalam konteks
kelembagaan, bahwa secara individu pun sangat jarang inovasi menjadi bagian dari keseharian kerjanya.
Pada umumnya individu yang terlibat di sektor publik hanya menjalankan tugas dan fungsinya secara datar-
datar saja.

Melalui revormasi birokrasi pemerintah mengambil langkah penataan penyelenggara pelayanan,


ada delapan area perubahan yang ingin dicapai yakni: Organisasi, Tatalaksana, Peraturan Perundang-
undangan, Sumber Daya Manusia Aparatur, Pengawasan, Akuntabilitas, Pelayanan Publik, dan Pola Pikir
(mind set) dan Budaya Kerja (culture set) Aparatur. Reformasi birokrasi di Indonesia mempunyai semangat
untuk meningkatkan kualitas layanan untuk masyarakat, sebagaimana disebutkan dalam salah satu area
perubahan Reformasi Birokrasi yaitu pelayanan publik.

Tujuan reformasi birokrasi diantaranya; meniadakan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat


publik, meningkatkan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas pembuatan dan implementasi
kebijakan publik, meningkatkan efisiensi pada setiap pelaksanaan tugas organisasi, menjadikan birokrasi
di Indonesia lebih antisipatif, proaktif, dan efektif dalam menghadapi tuntutan perubahan di dalam
masyarakat serta membentuk most improved bureaucracy (Peraturan Presiden, 2010). Berdasarkan tujuan
diatas, reformasi birokrasi jelas ingin mencapai peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini yang
menjadi inti utama alasan diterapkannya inovasi kebijakan publik.

Keberadaan inovasi pelayanan publik di Indonesia menjadi penting guna memperbaiki kinerja
pemerintah sehingga lebih efektif, efisien, dan memperkuat legitimasi kepercayaan masyarakat.
Selama ini, birokrasi pemerintah masih menghadapi berbagai permasalahan yang berdampak pada
buruknya kualitas layanan publik. Permasalahan yang dimaksud disini seperti kerja birokrasi yang
lambat, korupsi, dan infrastruktur kurang memadai. Maraknya inovasi pelayanan publik menjadi
penanda positif yang dapat dibaca sebagai komitmen pemerintah untuk memperbaiki kinerja birokrasi
dalam memberikan pelayanan publik. Kendati demikian, kita perlu melakukan pengujian yang lebih
mendalam mengenai kontribusi inovasi pelayanan public yang dihasilkan sehingga tidak terjebak
hanya sebatas inovasi secara jumlah.

Pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


mengambil kebijakan One Agency, One Innovation (Satu Institusi, Satu Inovasi). Kebijakan ini merupakan
dorongan dari kementerian untuk menciptakan terobosan dalam pelayanan publik dalam rangka percepatan
peningkatan kualitas pelayanan publik dimuat dalam Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik). Sinovik
menyimpan database informasi serta dokumentasi berbasis website mengenai inovasi pelayanan publik.
Sinovik digunakan untuk mendokumentasikan inovasi publik yang telah dilakukan oleh instansi pemerintah
pusat maupun daerah. Sehingga dapat dipelajari atau diterapkan oleh Lembaga atau daerah lain di
Indonesia.

Pembangunan inovasi pelayanan publik dilakukan pada kementrian/lembaga dan Pemerintah


Daerah secara kompetitif, adaptif, dan berkelanjutan. Sebagai bentuk motivasi agar kebijakan tersebut dapat
dilaksanakan di tingkat pusat maupun daerah, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi menginisiasi kompetisi inovasi di lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta
Badan Usaha Milik Negara/Daerah.

Pada kenyataannya inovasi kebijakan publik belum bisa mengatasi masalah rendahnya pelayanan
publik, dibanyak data penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang
bermasalah mengenai pelayanan publik yang ada. Namun, inovasi kebijakan publik tetap memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam pelayanan publik diIndonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Reformasi birokrasi dan pelayanan publik merupakan dua elemen penting dalam tata kelola
pemerintahan dalam era globalisasi seperti ini menuju terwujudnya pelayanan publik yang berkualitas dan
prima serta tata pemerintahan yang baik. Birokrasi, reformasi birokrasi menjadi komitmen pemerintah
dalam menjalankan tata pemerintahan yang baik. Komarudin Reformasi birokrasi tata kelola pemerintahan
diarahkan pada peningkatan kualitas pelayanan publik, efektivitas dan efisiensi kelembagaan kementrian/
lembaga dan penanggulangan korupsi. Peran pemerintah dalam menanggulangi korupsi ini dimaksudkan
untuk menciptakan pemerintahan yang bersih. Birokratisme sebagai pelaksana/ pengelola dalam
manajemen Pemerintahan Daerah untuk dapat memiliki daya saing yang tinggi maka perlu menerapkan
prinsip-prinsip good governance .

Program good governance yang ditujukan untuk melakukan pembaruan tata kelola pemerintahan
pada kenyataannya menampilkan pada dua realitas yang bertolak belakang. Pada daerah yang dinobatkan
sebagai best practice karena mampu mereformasi tata kelola pemerintahan dan dapat mewujudkan beberapa
institusi publik yang transparan, akuntabel, dan responsif, ternyata disisi lain masih dijumpai tata kelola
yang buruk.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas ingin menjawab bagaimana efektivitas inovasi
pelayanan publik dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik di Indonesia. Bertujuan untuk
memaparkan fenomena inovasi pelayanan publik yang belum berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas pelayanan publik di Indonesia. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan
apa yang terjadi dalam penerapan inovasi pelayanan publik di Indonesa. Penelitian ini bermanfaat untuk
mengembangkan kajian terkait inovasi pelayanan publik di Indonesia serta memberikan masukan untuk
keberlanjutan Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) dalam penyelenggaraan pemerintahan di
Indonesia.
B. Rumusan masalah

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas inovasi kebijakan publik dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh inovasi kebijakan publik terhadap kualitas pelayanan publik di Indonesia,
baik dari sudut pandang masyarakat maupun pemerintah?
3. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan efektivitas inovasi
kebijakan publik dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk menganalisis efektivitas inovasi kebijakan publik yang telah diimplementasikan di Indonesia
serta dampak yang dihasilkan oleh inovasi kebijakan publik tersebut
2. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Faktor-faktor ini dapat mencakup aspek kebijakan, manajemen, sumber daya, serta partisipasi
masyarakat dalam penyediaan layanan publik.
3. Untuk mengetahui strategi dan solusi yang diimplementasikan oleh pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pelayanan publik.

D. Manfaat penelitian

Berikut adalah beberapa manfaat dari penelitian yang membahas mengenai Efektifitas Inovasi
Kebijakan Publik; Pengaruhnya pada Kualitas Pelayanan Publik di Indonesia

1. Penelitian ini akan membantu mengidentifikasi inovasi kebijakan publik mana yang efektif dan
mana yang tidak. Dengan mengetahui hal ini, pemerintah dapat memfokuskan sumber daya dan
usaha pada inovasi kebijakan yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik.
2. Membantu menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik.
Dengan ini, pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
3. Membantu meningkatkan akuntabilitas pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang
berkualitas. Dengan mengetahui efektivitas inovasi kebijakan publik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan publik, pemerintah dapat menunjukkan bahwa mereka telah
melakukan upaya yang tepat untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
4. Membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dengan meningkatkan
kualitas pelayanan publik, masyarakat akan merasa lebih puas dengan layanan yang diberikan oleh
pemerintah dan akan mempercayai pemerintah dalam melaksanakan tugasnya.
BAB II Kerangka Teori

A. Landasan Teori

Teori yang digunakan untuk penelitian tentang efektivitas inovasi kebijakan publik dan pengaruhnya pada
kualitas pelayanan publik di Indonesia dapat melibatkan beberapa konsep teori sebagai berikut:

1. Teori Inovasi: Teori ini berkaitan dengan upaya mengidentifikasi, mengembangkan, dan
menerapkan perubahan kebijakan publik yang baru. Teori inovasi ini dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana inovasi kebijakan publik dapat dibentuk, diimplementasikan, dan diadopsi
di Indonesia.
2. Teori Kebijakan Publik: Teori ini memfokuskan pada proses pembuatan kebijakan publik, termasuk
pemilihan agenda, formulasi kebijakan, implementasi, dan evaluasi. Teori kebijakan publik dapat
membantu menjelaskan bagaimana kebijakan publik yang inovatif dapat dihasilkan dan diterapkan
secara efektif.
3. Teori Kualitas Pelayanan Publik: Teori ini berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik. Teori kualitas pelayanan publik dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh
mana inovasi kebijakan publik berkontribusi pada peningkatan kualitas pelayanan publik di
Indonesia.
4. Teori Organisasi: Teori ini dapat membantu menjelaskan bagaimana inovasi kebijakan publik dapat
diimplementasikan di tingkat organisasi. Teori organisasi ini dapat membantu memahami faktor-
faktor yang memengaruhi efektivitas implementasi inovasi kebijakan publik di Indonesia.
5. Teori Penerimaan Teknologi: Teori ini berkaitan dengan upaya untuk menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi penerimaan dan penggunaan inovasi kebijakan publik di Indonesia. Teori
penerimaan teknologi ini dapat membantu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi
inovasi kebijakan publik oleh pihak-pihak terkait di Indonesia.
6. Teori Efektivitas Kebijakan: Teori ini dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana inovasi
kebijakan publik di Indonesia efektif dalam mencapai tujuan-tujuan kebijakan yang telah
ditetapkan. Teori efektivitas kebijakan ini dapat membantu mengevaluasi efektivitas implementasi
inovasi kebijakan publik di Indonesia.
7. Dalam penelitian tentang efektifitas inovasi kebijakan publik dan pengaruhnya pada kualitas
pelayanan publik di Indonesia, kombinasi beberapa konsep teori di atas dapat digunakan untuk
menghasilkan kerangka teori yang komprehensif dan terintegrasi.
B. Dimensi Penelitian
Terdapat beberapa dimensi yang dapat diperhatikan dalam penelitian tentang efektivitas inovasi
kebijakan publik dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan publik di Indonesia, antara lain:
1. Dimensi inovasi kebijakan publik: Penelitian perlu memperhatikan dimensi inovasi kebijakan
publik yang menjadi objek penelitian, seperti jenis inovasi, keunikan, kompleksitas, dan tingkat
adopsi oleh pemerintah dan masyarakat.
2. Dimensi kualitas pelayanan publik: Penelitian juga perlu memperhatikan dimensi kualitas
pelayanan publik yang diukur, seperti responsif, akuntabilitas, transparansi, dan kepuasan
masyarakat.
3. Dimensi konteks sosial-politik: Penelitian juga perlu memperhatikan dimensi konteks sosial-politik
yang mempengaruhi efektivitas inovasi kebijakan publik dan kualitas pelayanan publik, seperti
kondisi politik, kondisi ekonomi, budaya dan norma yang berlaku, serta peran aktor-aktor terkait
dalam implementasi kebijakan publik.
4. Dimensi metodologi penelitian: Penelitian perlu menggunakan metodologi penelitian yang tepat
untuk mengukur efektivitas inovasi kebijakan publik dan kualitas pelayanan publik, seperti metode
survey, wawancara, observasi, studi kasus, atau analisis statistik.
5. Dimensi implikasi kebijakan: Penelitian perlu menyediakan implikasi kebijakan yang jelas dan
dapat diimplementasikan bagi pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan efektivitas inovasi
kebijakan publik dan kualitas pelayanan publik di Indonesia.
C. Indikator Penelitian
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas inovasi kebijakan publik
dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan publik di Indonesia, di antaranya:
1. Tingkat kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan publik: Indikator ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana kebijakan publik yang diimplementasikan berhasil memenuhi tujuannya
dan diterima oleh masyarakat. Jika tingkat kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan publik tinggi,
maka dapat diasumsikan bahwa inovasi kebijakan tersebut efektif.
2. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik: Indikator ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana kualitas pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah telah
memenuhi harapan masyarakat. Jika tingkat kepuasan masyarakat tinggi, maka dapat diasumsikan
bahwa inovasi kebijakan telah memengaruhi kualitas pelayanan publik secara positif.
3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan: Indikator ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana inovasi kebijakan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan pengawasan terhadap kebijakan publik. Jika tingkat partisipasi
masyarakat tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa inovasi kebijakan berhasil memperkuat
partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan publik.
4. Tingkat transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik: Indikator ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi sejauh mana inovasi kebijakan mendorong transparansi dan akuntabilitas kebijakan
publik. Jika tingkat transparansi dan akuntabilitas kebijakan publik tinggi, maka dapat diasumsikan
bahwa inovasi kebijakan telah memperkuat kualitas pelayanan publik.
5. Tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran: Indikator ini dapat digunakan untuk mengevaluasi
sejauh mana inovasi kebijakan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran
publik. Jika tingkat efisiensi dan efektivitas anggaran publik tinggi, maka dapat diasumsikan bahwa
inovasi kebijakan telah berhasil meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Namun, perlu diingat bahwa pengukuran efektivitas inovasi kebijakan publik dan pengaruhnya pada
kualitas pelayanan publik tidak dapat dilakukan secara instan dan harus dilakukan secara bertahap untuk
mengukur dampak jangka panjang dari inovasi kebijakan publik tersebut.
D. Metode Penelitian
Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif bertujuan untuk
memahami fenomena yang dialami oleh objek penelitian dengan cara mendeskripsikan melalui
pernyataan-pernyaataan dengan menggunakan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2014).
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik literature review. Berbagai macam literatur
mengenai inovasi, inovasi kebijakan publik, dan pelayanan publik digunakan dalam proses
penulisan. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dengan menganalisis informasi
dan data sekunder. Berbagai jenis laporan, data, dan informasi digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya, data sekunder tersebut dianalisis kemudian disajikan dalam deskripsi.
Hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai fenomena yang
diteliti. Triangulasi digunakan untuk menggabungkan berbagai jenis temuan dalam penelitian.
Triangulasi digunakan untuk memahami suatu hal dari beberapa sudut pandang sehingga dapat
meningkatkan keakuratan (Neuman, 2013). Penggunaan literatur, data, dan informasi sekunder
dikombinasikan untuk menelaah dan menganalisis fenomena pada objek penelitian.
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, S. (2016). Inovasi Pelayanan Publik (Studi Upaya Inovasi Paket Perizinan oleh Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kabupaten Sidoarjo dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perizinan).
Kebijakan Dan Manajemen Publik.

Ariyani, A., Indah Mindarti, L., & Nuh, M. (2016). Inovasi Pelayanan Publik ( Studi pada Pelayanan
Kesehatan melalui Program Gebrakan Suami Siaga di Puskesma Gucialit Kabupaten Lumajang.
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP).

Amirudin, A. (2017). Inovasi Peran Pemerintah Desa dalam Kebijakan Pariwisata di Kota Batu. Journal of
Public Sector Innovations.

Gumilar, P. C. (2016). Inovasi Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Kota Sumenep,
Kabupaten Sumenep. Kebijakan Dan Manajemen Publik.

Kementerian PAN-RB. (2017a). Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017.

Kurniawan, R. C. (2016). Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah. Fiat Justisia, 10(3), 569–
586. Retrieved from http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/fia.

Neuman, W. L. (2013). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (7th ed.). Jakarta:
PT Indeks.

Sururi, A. (2016). Inovasi Kebijakan Publik, Tinjauan Konseptual dan Empiris. Jurnal Sawala.

Anda mungkin juga menyukai