Anda di halaman 1dari 6

WISATA EDUKASI ARAK BALI DI KABUPATEN KARANGASEM

Penerapan Elemen Sirkulasi pada Tapak dan Massa Bangunan

Putu Adelia Shindy Bella1), I Wayan Kastawan2), dan Gusti Ayu Made Suartika3)
1)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
shindybella@student.unud.ac.id
2)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

kastawan@unud.ac.id
3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ayusuartika@unud.ac.id

ABSTRACT

The Educational Tourism of Arak Bali is an education and tourism facilities located in Karangasem Regency. The
Educational Tourism of arak Bali has three functions that divided into several facilities. Each facility spread over several
buildings, so it is necessary to choose the circulation elements according to the designated concepts. The circulation
element consists of approach, entrance, configuration of the path, path-space relationships, and form of the circulation
space. The purpose of this research is to analyze how the design of Educational Tourism of Arak Bali implement the
sirculation elements on site and building mass. This research used descriptive analysis method equipped with design
visualization scheme. The results of this research is the design of Educational Tourism of Arak Bali applies all sirculation
elements so that it can support and integrate activities on site and building mass effectively.
Keywords: arak Bali, tourism, education, circulation

ABSTRAK

Wisata Edukasi Arak Bali merupakan fasilitas edukasi yang dikemas dalam bentuk wisata dan rekreasi yang
berlokasi di Kabupaten Karangasem. Wisata Edukasi Arak Bali memiliki tiga fungsi yang terbagi menjadi
beberapa fasilitas. Masing-masing fasilitas tersebar pada beberapa bangunan yang berbeda sehingga
dibutuhkan pemilihan elemen sirkulasi yang sesuai dengan peruntukannya. Elemen sirkulasi terdiri atas
pencapaian, pintu masuk, konfigurasi jalur, hubungan jalur-ruang, dan bentuk ruang sirkulasi. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana rancangan Wisata Edukasi Arak Bali menerapkan
elemen-elemen sirkulasi pada tapak dan massa bangunan. Penelitian ini menggunakan metode analisis
deskriptif yang dilengkapi dengan skema visualisasi rancangan. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan
Wisata Edukasi Arak Bali menerapkan seluruh elemen sirkulasi sehingga dapat menunjang dan
mengintegrasikan aktivitas pada tapak dan massa bangunan secara efektif.
Kata Kunci: arak Bali, wisata, edukasi, sirkulasi

PENDAHULUAN

Arak Bali merupakan salah satu minuman fermentasi dan destilasi khas Bali yang dibuat dari bahan baku
lokal secara tradisional dan turun-temurun. Arak Bali diatur dalam Peraturan Gubernur No.1 Tahun 2020
tentang tata kelola minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali. Arak Bali memiliki fungsi utama yaitu
sebagai sarana upacara yadnya yang disebut sebagai arak tabuh atau tetabuhan (Indrayanthi et al., 2016).
Tetabuhan merupakan simbol dari arak dan berem sebagai sarana pengastawa atau puncak dari yadnya.
Daerah yang secara turun temurun telah memproduksi arak Bali adalah Desa Merita yang terletak di
Kabupaten Karangasem. Masyarakat pada desa tersebut percaya bahwa terdapat Ida Bhatara Arak Api
yang berstana di Pura Desa Merita (Indrayanthi et al., 2016). Kepercayaan tersebut yang melandasi
masyarakat di Desa Merita menjadikan arak Bali sebagai penopang utama ekonominya.

Mengonsumsi minuman beralkohol sudah menjadi tradisi di beberapa negara di dunia termasuk Indonesia.
Tradisi mengonsumsi minuman beralkohol berupa arak Bali disebut dengan mearakan. Kegiatan tersebut
awalnya dilakukan oleh sekelompok orang dewasa pada suatu upacara adat tertentu dengan tujuan untuk
menjaga kehangatan dan kondisi tubuh. Namun, seiring perkembangan zaman arak Bali mulai dikonsumsi
untuk mendapatkan kondisi mabuk. Hal tersebut menjadi familiar di Bali khususnya pada anak-anak remaja

Putu Adelia Shindy Bella (1705521008)1), I Wayan Kastawan2), dan Gusti Ayu Made Suartika3)– Wisata Edukasi Arak
Bali di Kabupaten Karangasem, Bali 13
di bawah umur (Winata dalam Ardyanti & Tobing, 2017). Ancaman bagi konsumen arak Bali adalah
maraknya peredaran arak Bali yang dioplos dan tidak sesuai standar sehingga dapat memberikan dampak
yang buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, dirancanglah fasilitas Wisata Edukasi Arak Bali yang mampu
mewadahi sarana edukasi dan dikemas dalam bentuk aktivitas berwisata yang berlokasi di Jalan Raya
Manggis, Desa Manggis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Wisata Edukasi Arak Bali memiliki
beberapa massa bangunan yang tersebar pada tapak sehingga menyebabkan lokasi antar fasilitas menjadi
terpisah-pisah. Selain itu, fungsi edukasi memiliki empat jenis fasilitas edukasi yang perlu dilalui secara
bertahap sehingga hal yang menjadi fokus pada tulisan ini adalah analisis elemen-elemen sirkulasi.
Berdasarkan poin-poin tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimana penerapan serta
kelengkapan elemen sirkulasi pada tapak dan massa bangunan Wisata Edukasi Arak Bali.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan elemen sirkulasi pada tapak dan massa bangunan
sehingga dapat memberikan kelancaran proses edukasi maupun kegiatan rekreasi lainnya pada rancangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis data
yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono dalam Fitriani & Sudarmadi, 2019). Pendekatan yang digunakan dalam mengolah data adalah
kualitatif sehingga hasil olahan data berupa suatu deskripsi atau penjelasan. Selain itu, gambar visualisasi
juga ditampilkan untuk membantu penulis memaparkan hasil analisis yang telah dilakukan.

FASILITAS PADA WISATA EDUKASI ARAK BALI

Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem memiliki fungsi utama yaitu fungsi edukasi dan
rekreasi. Fungsi edukasi terdiri atas fasilitas pameran, fasilitas audiovisual, fasilitas pabrik dan fasilitas
cocktail class, sedangkan fungsi rekreasi terdiri dari fasilitas bersantai dan hiburan, sedangkan fasilitas
lainnya termasuk ke dalam fungsi pendukung dan penunjang. Untuk mencapai proses edukasi arak Bali
yang tepat maka seluruh fasilitas harus terintegrasi dan memiliki urutan kunjungan yang sesuai. Selain itu,
fungsi edukasi dan rekreasi yang termasuk ke dalam aktivitas berwisata harus memiliki aksesibilitas yang
baik sehingga memudahkan pencapaian ke dalam tapak maupun bangunan.

Gambar 1. Fasilitas pada Wisata Edukasi Arak Bali


Sumber: Bella, 2021:7

14 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (10) Nomor (1) Edisi Januari 2022-ISSN No. 2338 5057
Gambar 2. Alur Sirkulasi Pengunjung
Sumber: Bella, 2021:7

ELEMEN SIRKULASI

Menurut Ching (1993) sirkulasi merupakan pergerakan manusia melalui ruang yang dapat membentuk suatu
sistem. Selain itu, sirkulasi juga dapat menghubungkan ruang pada sebuah bangunan maupun pada tapak
secara kontinu. Sistem sirkulasi memiliki lima elemen yang dapat diterapkan pada tapak dan massa
bangunan. Elemen-elemen sirkulasi yaitu: (1) Pencapaian merupakan kondisi sesaat sebelum memasuki
suatu bangunan yang terdiri dari frontal, tidak langsung dan spiral; (2) Pintu masuk merupakan proses saat
civitas masuk menembus bangunan atau suatu fasilitas yang dapat berupa dinding berpintu atau bentuk
lainnya yang terdiri dari pintu masuk rata, dijorokkan, dan dimundurkan; (3) Konfigurasi jalur merupakan
bentuk atau wujud jalur sirkulasi yang akan dilewati dari titik awal hingga akhir yang terdiri dari linear, radial,
spiral, grid, jaringan, komposit; (4) Hubungan jalur-ruang merupakan hubungan antar jalur sirkulasi yang
bertemu atau bersinggungan dengan ruang-ruang tertentu yang terdiri dari melewati ruang, menembus
ruang, dan berakhir di dalam ruang; (5) Bentuk ruang sirkulasi merupakan batas-batas yang mendefinisikan
suatu jalur yang terdiri dari tertutup, terbuka pada satu sisi, dan terbuka pada kedua sisi.

PENERAPAN ELEMEN SIRKULASI PADA TAPAK DAN MASSA BANGUNAN

Elemen Pencapaian

Pencapaian tapak pada Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem menerapkan prinsip tidak
langsung. Sistem tidak langsung ditonjolkan melalui penggambaran perspektif bangunannya karena secara
tidak langsung menampilkan akses capai menuju bangunan, sehingga pengunjung terlebih dahulu
menikmati area tepi bangunan sebelum memasuki area pintu masuk utama. Selain itu sistem tidak langsung
dalam pencapaian pada tapak dapat memberikan nilai lebih karena menunda sekuen pencapaian bangunan
dan memperlambat pergerakan civitas menuju pintu utama. Hal tersebut juga dapat mengantisipasi
penumpukan kegiatan pada area drop off lobby.

Putu Adelia Shindy Bella (1705521008)1), I Wayan Kastawan2), dan Gusti Ayu Made Suartika3)– Wisata Edukasi Arak
Bali di Kabupaten Karangasem, Bali 15
Gambar 3. Skema Elemen Pencapaian
Sumber: Bella, 2021:93

Elemen Pintu Masuk

Pintu masuk pada Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem menerapkan prinsip dijorokkan atau
ditonjolkan. Bentuk massa bangunan A (Lobby) yang berupa segi enam mengakibatkan area transisi antara
drop off dengan lounge pada lobby menjadi sedikit menjorok/ menonjol. Selain itu elemen penyusun pintu
masuk bukan merupakan dinding massive yang diberi akses pintu, melainkan merupakan ruang yang
terbentuk akibat dua buah kolom pipih panjang pada area depan bangunan. Dengan adanya penonjolan
pada area pintu masuk maka pengunjung akan semakin mudah mengenali jalur sirkulasi menuju bangunan.

Gambar 4. Skema Elemen Pintu Masuk


Sumber: Bella, 2021:94

Elemen Konfigurasi Jalur

Konfigurasi jalur pada Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem menerapkan prinsip linear.
Prinsip linear merupakan bentuk alur yang tidak terputus namun dapat memutar atau sedikit membentuk
lengkungan. Tipe konfigurasi jalur linear yang digunakan adalah putaran atau loop, sehingga jalur sirkulasi
akan berakhir pada tempat atau titik yang sama saat kedatangan. Konfigurasi loop ini dimulai dari pintu
masuk lobby – fasilitas pameran – fasilitas audiovisual – fasilitas pabrik – fasilitas bersantai – fasilitas
cafeteria – fasilitas cocktail class – fasilitas concept store – area transisi – pintu utama lobby. Kondisi ini
membantu mengintegrasikan antar fasilitas dan membuat sekuen yang baik dalam proses edukasi dan
rekreasi.

16 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (10) Nomor (1) Edisi Januari 2022-ISSN No. 2338 5057
Gambar 5. Skema Elemen Konfigurasi Jalur
Sumber: Bella, 2021:8

Elemen Hubungan Jalur-Ruang

Hubungan jalur-ruang pada Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem menerapkan prinsip hybrid
antara melewati ruang dan menembus ruang. Penerapan prinsip ini dapat terlihat pada fasilitas pabrik
dimana antara staff dengan pengunjung melewati dua sirkulasi yang berbeda. Staff menggunakan prinsip
menembus ruang pada area produksi sedangkan pengunjung menggunakan prinsip melewati ruang. Area
yang dilalui oleh pengunjung berupa lorong area edukasi yang dibatasi dengan kaca dengan ruang produksi.

Gambar 6. Skema Elemen Hubungan Jalur-Ruang


Sumber: Bella, 2021:96

Putu Adelia Shindy Bella (1705521008)1), I Wayan Kastawan2), dan Gusti Ayu Made Suartika3)– Wisata Edukasi Arak
Bali di Kabupaten Karangasem, Bali 17
Elemen Bentuk Ruang Sirkulasi

Bentuk ruang sirkulasi pada Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem menerapkan ketiga prinsip
yaitu tertutup, terbuka pada satu sisi dan terbuka pada kedua sisi. Hal tersebut diakibatkan oleh rancangan
yang ramah dengan lingkungan dimana memanfaatkan alam yaitu pencahayaan dan penghawaan alami
sehingga memungkikan adanya area sirkulasi yang terbuka hingga dua sisi. Pada gambar 7 terlihat tiga
gambar yang merepresentasikan bentuk ruang sirkulasi pada rancangan, yaitu: (1) prinsip tertutup pada
fasilitas pameran; (2) prinsip terbuka satu sisi pada fasilitas audiovisual; dan (3) prinsip terbuka dua sisi pada
jembatan penghubung yang menghubungkan antara fasilitas pameran dengan audio visual. Masing-masing
bentuk ruang sirkulasi memiliki keuntungan baik dari segi penghawaan yang alami dan tingkat privasi atau
keamanan yang diinginkan.

Gambar 7. Perspektif 1) Prinsip Tertutup; 2) Prinsip Terbuka Satu Sisi; 3) Prinsip Terbuka Dua Sisi
Sumber: Bella, 2021:94

SIMPULAN DAN SARAN

Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangsem menerapkan kelima elemen sirkulasi, yaitu
(1) Pencapaian tidak langsung; (2) Pintu masuk yang menonjol; (3) Konfigurasi jalur linear berupa putaran
(loop); (4) Hubungan jalur-ruang yang hybrid berupa melewati ruang dan menembus ruang; dan (5) Bentuk
ruang sirkulasi yang menerapkan ketiga prinsip yaitu tertutup, terbuka pada satu sisi dan terbuka pada
kedua sisi. Kelima elemen sirkulasi tersebut diterapkan pada tapak maupun massa bangunan sehingga
keseluruhan fasilitas pada rancangan saling terintegrasi satu sama lain dan memiliki urutan proses
perjalanan yang sesuai. Saran dalam perancangan fasilitias sejenis diharapkan untuk selalu
mempertimbangkan alur dan tipe sirkulasi sehingga perancang dapat dengan mudah mengimplementasikan
elemen-elemen sirkulasi pada tapak dan massa bangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardyanti, P.V.D. & Tobing, D.H., 2017, ‘Hubungan Konsep Diri dengan Konformitas pada Remaja Laki-Laki
yang Mengkonsumsi Minuman Keras (Arak) Di Gianyar’, Jurnal Psikologi Udayana, 4(1), 30-40.
Bella, P.A.S., 2021, ‘Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem’, Portofolio Tugas Akhir,
Universitas Udayana, Bali.
Bella, P.A.S., 2021, ‘Wisata Edukasi Arak Bali di Kabupaten Karangasem’, Skripsi, Universitas Udayana,
Bali.
Ching, Francis D.K., 2008, ‘Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan’, Jakarta: Erlangga.
Fitria, F. & Sudarmadi, D., 2019, ‘Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Beton Elemen Persada’. JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi
Akuntansi), 3(1), 1-13.
Indrayathi, P.A., Suariyani, N.L.P., Subrata, I.M. & Noviyani, R., 2016, ‘Persepsi Produsen Arak di Desa
Merita, Karangasem Mengenai Bahaya Keracunan Arak Oplosan yang Mengandung Metanol yang Dapat
Mengancam Kesehatan dan Pariwisata di Bali’.
Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020, Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas
Bali’, Berita Daerah Provinsi Bali Tahun 2020 Nomor 1, Sekretariat Daerah, Denpasar.

18 e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana-Volume (10) Nomor (1) Edisi Januari 2022-ISSN No. 2338 5057

Anda mungkin juga menyukai