Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANGLO-AMERICAN-CATALOGUING-RULES (AACR2)

Dosen Pengampuh : Nur Arifin, S.I.P.,M.I.P.

Kelompok 5 :

1. Siti Aisyah Humairah 214180015

2. Atmawati 214180018

3. Fitra Amalia 214180001

4. Sultan Dilan Pratama 214180027

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN DATOKARAMA PALU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha


Pemurah dan lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan Hidayah dan Rahmat
Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah mata
kuliah Katalogisasi I dengan judul “Anglo American Cataloguing Rules”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata


sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan
didalamnya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini selesai tepat waktu, khususnya kepada Dosen pengampu kami Bapak
Nur Arifin, S.I.P.,M.I.P.

Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi


banyak pihak dan untuk menyempurnakan makalah ini, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Palu, 02 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah AACR2
B. Struktur AACR2
C. GMD (General Material Designation)
D. Entri AACR2
E. Tajuk Nama dan Badan Koorporasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menyajikan informasi, perpustakaan menyediakan alat telusur informasi


yang dinamakan katalog. Katalog adalah alat telusur yang disediakan oleh
perpustakaan. Katalog bisa disusun berdasarkan alfabetis nama pengarang, judul,
nama penerbit dan lain-lain. Katalog juga merupakan presentasi ciri-ciri dari sebuah
bahan pustaka atau dokumen (misalnya: judul, pengarang, deskripsi fisik, subjek)
koleksi perpustakaan yang merupakan wakil ringkas bahan pustaka tersebut yang
disusun secara sistematis. Sesuai perkembangan perpustakaan, ada beberapa
bentuk katalog, yaitu (1) katalog buku, (2) katalog berkas, merupakan katalog
kumpulan kertas, (3) katalog kartu, yaitu kartu katalog berukuran 7,5 cm x 12,5 cm
kemudian kartu katalog dijajarkan dalam laci katalog, (4) katalog komputer (Online
Public Access Catalog), yaitu katalog terbacakan komputer. Katalog berfungsi
sebagai wakil karya dari bahan pustaka yang disusun dengan susunan tertentu.
Wakil ini mengarah kepada susunan yang ada di rak. Dalam penelusuran informasi
katalog juga berfungsi sebagai bantuan penemuan informasi yang tepat.
Penelusuran dengan menggunakan katalog mengarahkan penelusur menemukan
informasi yang tepat. Jika sistem penelusuran tidak menggunakan katalog, maka
penelusuran informasi membutuhkan waktu dalam menemukan informasi yang
tepat bagi penelusur. Oleh karena itu, katalog dibutuhkan pada sistem penelusuran
informasi.

Dalam hal katalog, perpustakaan memiliki pedoman peraturan yang harus


dipatuhi dalam pembuatan katalog. Pedoman ini berlaku secara internasional
dirumuskan oleh organisasi perpustakaan internasional. Pedoman peraturan itu
dinamakan AACR2 (Anglo-American Cataloging Rules 2nd Edition). AACR2
merupakan pedoman pengatalogan dunia perpustakaan yang dirumuskan pada
tahun 1967. Pedoman katolog itu disesuaikan dengan berbagai amandemen dengan
tujuan penyempurnaan katalog. AACR2 mempedomani pengatalogan dari jenis
bahan pustaka konvensional (koleksi tercetak dan audiovisual). Namun, seiring
dengan perkembangan informasi global, pedoman katalog AACR2 tidak mampu

1
2

mendukung lagi. Hal ini disebabkan oleh berbagai kekurangan, seperti


ketidakmampuan AACR2 menampung informasi (jenis bahan pustaka digital) yang
berkembang di masa kini oleh perkembangan perpustakaan dan informasi.
Kekurangan tersebut mendorong organisasi perpustakaan, yakni International
Federation Library Asosiasion (IFLA), American Library Asosiasion (ALA), British
Library, dan Library of Congress untuk merancang pedoman pengatalogan baru.
Pedoman pengatalogan baru itu disebut dengan RDA (Resources Description and
Access).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah AACR2?

2. Bagaimana struktur AACR2?

3. Apa yang dimaksud dengan GMD?

4. Apa saja Entri AACR2?

5. Apa saja Tajuk Nama dan Badan Koorporasi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah AACR2

2. Untuk mengetahui sejarah AACR2

3. Untuk mengetahui apa itu GMD

4. Untuk mengetahui Entri AACR2

5. Untuk mengetahui tajuk nama dan badan koorporasi


4

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH AACR2

Belajar sejarah AACR berarti belajar sejarah pengatalogan. Pengatalogan


atau cataloguing pada awalnya belum menggunakan AACR seperti sekarang.
Pengatalogan belum terseragamkan secara internasional. Masing-masing pihak
masih melakukan pengatalogan dengan caranya masing-masing. Berikut penjelasan
secara singkat sejaran dari AACR:

a. British Museum Rules

Kode pertama katalogisasi berbahasa Inggris. Bahasa itu dikembangkan


oleh Sir Anthony Panizzi untuk katalog British Museum Rules. Aturan Panizzi itu
telah disetujui oleh British Museum pada 1839, dan diterbitkan pada tahun 1841.The
British Museum Rules direvisi sampai tahun 1936. Departemen Perpustakaan British
Museum menjadi bagian dari British Library baru pada tahun 1973.

b. Cutter’s Rules for a Dictionary Catalog

Edisi  pertama aturan  Charles  Ammi  Cutter  “Rules  for  a  Dictionary 


Catalog” diterbitkan pada ahun 1876. Cutter menetapkan prinsip-prinsip pertama
katalog, dan termasuk pernyataan tujuan dari katalog. Bentukan Cutter ini
mengemukakan peraturan katalog sistem leksikal (dictionary catalogue) yaitu
katalog pengarang, judul dan subjek buku disatukan dalam satu jajaran.

c. Perkembangan di Amerika Serikat

The american Library Association (ALA) membuat aturan


katalogisasi “Condensed Rules for an Author & Title Catalog)” yang pertama kali
diterbitkan dalam Library Journal pada tahun 1883. Pada tahun 1900
diangkatlah ALA komite yang dipimpin oleh J.C.M.  Hanson
dari Library of Congress untuk merevisi peraturan tersebut.  Dari kesepakatan
peraturan ALA dan aturan Library of Congress. Pada tahun 1902 diproduksilah edisi
revisi aturan ALA oleh Libray of Congress. Hal ini dilakukan dilakukan untuk
mewujudkan keseragaman antara aturan ALA dan edisi keempat aturan Cutter
5

(diterbitkan pada tahun 1904).

d. Perkembangan di Inggris

Pada tahun 1893 diterbitkan “Cataloguing Rules” dari Library Association


(LA) dari Inggris. Pada tahun 1902 dibentuk komite untuk merevisi peraturan ini, dan
dalam pekerjaannya mengarah pada aturan British Museum,  dan edisi  revisi aturan
ALA. Sebuah draft berisi revisi peraturan LA dibicarakan pada pertemuan 1904 oleh
Library Association.

e. Kerjasama

Sehubungan dengan pekerjaan yang sama antara ALA dan LA, Melvil Dewey
mengusulkan bahwa harus ada kerjasama untuk menghasilkan kode Anglo-Amerika. 
ALA dan LA secara resmi setuju untuk bekerja sama tahun 1904. Kode katalogisasi
internasional pertama diterbitkan pada tahun 1908 dalam edisi Amerika dan edisi
British. Kedua edisi  berisi  174 peraturan tentang penulis dan judul, dan deskripsi.

f. CODES ALA

Edisi 1941: Pada tahun 1930-an ALA dan LA membahas  revisi  aturan pada
tahun 1908. Kedua   badan bekerja sama sampai tahun 1939. Edisi kedua dari edisi 
tahun 1908 ini diterbitkan  oleh  ALA  pada tahun 1941, dan berisi  324 peraturan 
dalam  dua bagian:  Bagian  I,  Entry dan  Pos; Bagian  II,  Deskripsi buku,  serta 
berbagai lampiran.

g. Edisi 1949

Edisi 1941 dikritik karena  terlalu  rinci dan  kompleks,  dan pada tahun 1949
“ALA CODES” diumumkan AACR1 1967: Pada tahun 1951, American Library
Association (ALA) mengundang Seymour Lubetzky seorang konsultan di Library of
Congres untuk dimintai kesediaannya membuat analisis secara umum dalam rangka
merevisi ALA CODES yang telah dibuat 1949. Pada tahun 1953 laporan
Lubetzky’s (Cataloging Rules and Principles) diterbitkan. Tahun 1956
diangkatlah Lubetzky sebagai editor revisi CODES. Dan pada tahun 1960 draf
Peraturan Kode Pengkatalogan hasil revisinya diterbitkan dan kemudian dimulailah
kerjasama AS dengan Inggris dalam pembuatan aturan katalogisasi. Akhirnya
sebagai cikal bakal pembuatan AACR, pada tahun 1961 diadakan Konferensi
6

Internasional (The International Conference on Cataloguing Principles) tentang dasar
-dasar katalogisasi yang diadakan di Paris. Pada 1962, C. Summer Spalding sempat
menjabat manjadi editor baru CODES. Hasilnya  adalah   pernyataan  dari   12 
prinsip   yang  dikenal   sebagai Prinsip Paris (Paris Principles). Pada tahun 1967 terbit
sebuah pedoman yang berjudul Anglo American Cataloging Rules yang dikenal
dengan sebutan AACR 1. Prinsip umum peraturan tersebut didasarkan atas
“Statement of Principles” yang disetujui oleh 53 Negara pada International
Conference on Cataloging Principles di Paris.

AACR2: Sebagai tindak lanjut ke arah Penyeragaman peraturan pengatalogan,


pada tahun 1988 terbitlah Anglo-American Cataloguing Rules edisi 2 yang
merupakan revisi dari AACR 1 sebagai hasil kerjasama antara American Library
Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Library
Association. Editornya adalah Michael Gorman, seorang pustakawan kelahiran
Inggris yang tinggal di daerah Chicago dan dihormati baik oleh ALA. Standardisasi
katalog dan indeks sangat diperlukan, sehingga ada standar yang mengatur tentang
katalog dan indeks, tujuannya agar tidak timbul berbagai macam versi katalog
sehingga dibuatlah standar katalog yang tetap. Di dunia internasional peraturan
yang banyak dipakai dalam standarisasi katalog misalnya AACR2 ini. AACR2 ada di
beberapa versi cetak, serta versi online. Gorman memiliki beberapa revisi AACR2
termasuk edisi ringkas. Versi Cetak tersedia dari penerbit. Versi online tersedia
hanya melalui Cataloger Desktop dari Library of Congress.

B. STRUKTUR AACR2

Definisi AACR2

Dalam melakukan pendeskripsian sebuah bahan pustaka baik buku maupun


non buku perlu menggunakan sebuah pedoman sebagaimana yang telah
disampaikan oleh Prof. Dr. Sulistyo Basuki, MA. Menurutnya “Untuk mengatur
praktik deskripsi bibliografis, digunakan pedoman. Pedoman yang (hampir) berlaku
internasional adalah Anglo American Cataloguing Rules 2 (AACR2) kini menjadi
1
AACR2 (revisi 2002 dan 2005....) Sedangkan AACR2 dalam website resminya
menjelaskan bahwa, the Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) are designed for

1
Sulistyo Basuki, Pengorganisasian Materi Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi Tajuk Subjek dan
Penjajaran, artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari http://sulistyobasuki.wordpress.com
7

use in the construction of catalogues and other lists in general libraries of all sizes.
The rules cover the description of, and the provision of access points for, all library
2
materials commonly collected at the present time.

Jelas bahwa AACR2 merupakan sebuah pedoman yang di rancang khusus untuk
pengatalogan deskriptif dan tajuk subjek yang di lakukan dalam kegiatan di setiap
perpustakaan. Untuk AACR2 sendiri merupakan edisi revisi tahun 2002 dan 2005
dari tahun sebelumnya yakni tahun 1998, 1988,1978, dan AACR1 tahun 1967.

Ciri-ciri AACR2

Nurul Hayati, M.Hum. (2013) menjelaskan dalam diktatnya pada perkuliahan


Deskripsi Bibliografi Non Buku, bahwa AACR2 mempunyai 3 ciri yakni umum,
terintegrasi, dan fleksibel.3 Umum disini dimaksudkan bahwa AACR2 dapat
digunakan untuk semua jenis perpustakaan baik perpustakaan nasional, sekolah,
perguruan tinggi, bahkan pribadi sekalipun.

Sedangkan ciri kedua yaitu terintegrasi dimaksudkan bahwa AACR2


merupakan pedoman/peraturan dasar bagi semua jenis bahan pustaka, baik buku
maupun non buku. Ciri yang ketiga yakni fleksibel dimana AACR2 mempunyai aturan
yang bersifat alternatif dan pilihan. Hal tersebut juga di jelaskan didalam AACR2
(2002) pada General Introduction some rules are designated as alternatives rules or
as optional additions, and some other rules or parts of rules are introduced by
optionally.4

Struktur Peraturan AACR2

Dijelaskan pada pengenalan AACR2 (2002) secara umum bahwa AACR2 dibagi
menjadi 2 bagian yaitu:

• Bagian 1 (describtion) adalah penjelasan mengenai aturan item dari katalog

2
AACR2, About AACR2, artikel di akses pada 16 Desember 2013 dari http://aacr2.org
3
Nurul Hayati, Diktat Deskripsi Bibliografi Non Buku : AACR2 (Jakarta: UIN Jakarta, 2013) h.1

4
Prepared under the direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR, a committee
マ ミ ミ
of the A eriIa LiHrary AssoIiatio …ぷ et al へ. Anglo-American cataloguing rules 2nd ed, (2002
revision) h.2
8

• Bagian 2 (heading/accsess point, uniform titles, references) adalah bagian


untuk menentukan titik temu.5

 Struktur peraturan bagian 1:

Bab 1 : Umum

Bab 2-10 : Untuk kelompok bahan khusus

Bab 11-13 : Patrial generality (Sebagian untuk bahan umum)

 Bagian 1, terdiri dari 13 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:

1. General rules for description (Aturan Umum untuk Deskripsi)

2. Books, Pamphlets, and Printeed Sheets (Buku, Pamplet, dan Lembar Print-an)

3. Cartograpic Materials (Bahan Kartografi)

4. Manuscripts (Bahan Manuskrip)

5. Music (Musik)

6. Sound Recordings (Rekaman Suara)

7. Motion Pictures and Videorecordings (Gambar Hidup dan Rekaman Video)

8. Grapich Materials (Bahan Grafis)

9. Electronic Resources (Sumber Elektronik)

10. Three-Dimensional Arttefacts and Realia (Bahan Tiga Dimensi Artefak dan
Realia)

11. Microforms (Bahan Bentuk Mikro)

12. Continuing Resources (Sumber Berseri)

5
Ibid., h.1
9

13. Analysis (Analisis)

 Bagian 2, terdiri dari 6 Bab. Dengan rincian sebagai berikut:

1 Choice of Access Point (Memilih Titik Temu)

2 Headings for Persons (Tajuk Untuk Orang)

3 Geographic Names (Nama Geografi)

4 Heading for Corporate Bodies (Tajuk untuk Badan Korporasi)

5 Uniform Title (Tajuk Judul Seragam) 26 References (Rujukan-rujukan)

C. GENERAL MATERIAL DESIGNATION (GMD)


General Material Designation (GMD) adalah pernyataan jenis bahan secara
umum. Di dalam AACR2 sendiri GMD dibagi menjadi 2 daftar yakni, daftar pertama
digunakan di Inggris dan daftar kedua digunakan di Amerika Serikat. Indonesia
sendiri menggunakan GMD yang digunakan oleh Amerika Serikat karena lebih
bervariatif.6 Di bawah ini adalah daftar GMD yang diberikan oleh AACR2.

6
Anon Mirmani dan Irman Siswadi, Modul: Pengolahan Bahan Non Buku . diunduh pada 16 Desember
2013. h.1
10

LIST 1 (INGGRIS) LIST 2 (AMERIKA SERIKAT)

Braille Activity Card

Cartographic Resorces Art Original

Electronic Resources Art Reproduction

Graphic Braille

Manuscript Cartographic Material

Microform Chart

Motion Picture Diorama

Multimedia Electronic Resource

Music Filmstrip

Object Flash Card

Sound Recording Game

Text Kit

Videorecording Manuscript

Microform

Microscope Slide

Model

Motion Picture

Music

GMD sangat berguna terutama pada perpustakaan multimedia. Pustakawan


ataupun pemustaka akan dapat mencari koleksi yang dibutuhkan dengan menelusur
GMD-nya meskipun terdapat judul yang sama dalam rak.
11

D. ENTRI AACR2

 Entri Utama

Entri Utama – Nama Orang


Ruas ini memuat nama orang yang dijadikan entri utama dalam cantuman
bibliografis.
Contoh: 100 1 # $a Coppel, Jonathan
100 1 # $a Myrta Soeroto
245 1 0 $a Bugis Makassar $h [sumber elektronik] / $c Myrta Soeroto

Entri Utama – Nama Badan Korporasi


Ruas ini memuat nama badan korporasi yang dijadikan entri utama. Nama
konferensi dan pertemuan yang dimasukkan sebagai subordinat badan korporasi
tersebut lebih tepat dimasukkan ke dalam ruas ini daripada ke dalam ruas 111.
Contoh: 110 1# $a Indonesia. $b Departemen Pekerjaan Umum. $b Pusat Pengolahan
Data
245 10 $a Peta infrastruktur Indonesia 2010 $h [sumber elektronik]

Entri Utama – Nama Pertemuan


Ruas ini memuat nama pertemuan atau konferensi yang dijadikan entri utama.
Nama pertemuan yang dimasukkan sebagai bawahan badan korporasi yang
dijadikan entri utama dimasukkan ke dalam ruas 110.
Contoh: 111 2# $a Indonesia Update Conference
245 14 $a The Indonesia update $h [sumber elektronik] / $c Indonesia Project,
The Australian National University
 Entri Tambahan

Pernyataan Seri/Entri Tambahan – Judul


Ruas ini memuat pernyataan seri yang hanya berisi judul seri. Ruas 440
sekaligus merupakan pernyataan seri dan entri tambahan seri. Bila ruas 440 sudah
dipakai dalam suatu cantuman ruas 830 tidak perlu dipakai agar tidak terjadi
duplikasi. Ruas ini hanya memuat informasi tentang judul ($a, $n, $p), ISSN ($x), dan
penomoran seri ($v).
12

Contoh: 440 #0 $a Seri pengembangan perpustakaan pertanian; $v No. 46


440 #0 $a Seri studi pemilihan umum Amerika; $v No.13
440 #0 $a Milestones of history. $p New series
440 #0 $a Jurisprudence commentee de la cour administrative d’appel de
Douai. $p Bulletin, $x 1275-3114 ; $v no.2.

Entri Tambahan Subjek – Nama Orang


Ruas ini memuat nama orang sebagai tajuk subjek, digunakan untuk karya
yang tentang biografi atau pengalaman hidup seseorang.
Contoh: 245 10 $a Gus Dur sang penakluk : $b sebuah biografi singkat / $c
Muhammad Mirza
600 04 $a Abdurahman Wahid, $d 1940-2009

Entri Tambahan Subjek – Nama Badan Korporasi


Ruas ini memuat nama badan korporasi yang dijadikan entri tambahan subjek.
Ruas 610 digunakan untuk karya tentang badan korporasi tertentu.
Contoh: 245 00 $a Rutgers $h [Sumber Elektronik] : $b The States University of New
Jersey
610 20 $a Rutgers University

Entri Tambahan Subjek – Nama Pertemuan


Ruas ini memuat nama pertemuan yang dijadikan entri tambahan subjek.
Ruas 611 mungkin digunakan oleh lembaga yang menentukan daftar tajuk subjek
atau authority file yang terlihat posisi indikator kedua atau subruas $2 (sumber tajuk
subjek). Entri tambahan subjek nama pertemuan atau konferensi yang merupakan
subordinat suatu badan korporasi dimasukkan ke dalam ruas 610.
Contoh: 245 00 $a Handbook of the London 2012 Olympic and Paralympic games: $b
volume one : making the games / $c edited by Vassil Girginov.
611 20 $a Olympic Games $n (30th : $d 2012 : $c London) 611 20 $a
Paralympics $n (30th : $d 2012 : $c London) .
13

Entri Tambahan Subjek – Judul Seragam


Ruas ini memuat judul seragam yang dijadikan entri tambahan subjek. Ruas
63Ø mungkin digunakan oleh lembaga yang menetapkan daftar tajuk subjek atau
authority file yang terlihat pada posisi indikator kedua atau subruas $2 (sumber
tajuk subjek). Judul yang digunakan sebagai tajuk subjek dalam bentuk frasa (mis.
Islam dan politik) dimasukkan ke dalam ruas 65Ø (Entri Tambahan Subjek Topik).
Contoh: 245 10 $a Biographical studies in the Bible in the text of the American
revised Bible / $c edited by Sydney Strong and Anna Louise Strong Buku
630 00 $a Bible $x Biography

Entri Tambahan Subjek – Topik


Ruas ini memuat topik yang dijadikan entri tambahan subjek. Ruas 650
mungkin digunakan oleh lembaga yang menetapkan daftar tajuk subjek atau
authority file yang terlihat pada posisi indikator kedua atau subruas $2 (sumber
tajuk subjek). Judul (mis. Industri dan negara), nama wilayah (mis. Kebudayaan
Jawa), atau nama badan korporasi (mis. Perpustakaan Nasional) yang merupakan
bagian dari tajuk subjek berbentuk frasa dimasukkan ke dalam ruas 650.
Contoh: 245 00 $a Folk-songs of America $h [electronic resource] : $b the Robert
Winslow Gordon collection, 1922-1932 650 04 $a Folk songs, English $z United
States.
27 650 #4 $a Sumber alam $z Indonesia $v Peta 650 #4 $a Koperasi $x
Undang-undang dan peraturan

Entri Tambahan Subjek – Nama Geografis


Ruas ini memuat nama geografis yang dijadikan entri tambahan subjek. Ruas
651 mungkin digunakan oleh lembaga yang menetapkan daftar tajuk subjek atau
authority file yang terlihat pada posisi indikator kedua atau subruas $2 (sumber
tajuk subjek). Nama yurisdiksi yang berdiri sendiri atau yang diikuti dengan subdivisi
subjek dimasukkan ke dalam ruas 610, sedangkan nama yurisdiksi sebagai suatu
badan korporasi dimasukkan ke dalam 610. Nama badan korporasi, Subtajuk bentuk,
judul karya, dan/atau nama bagian dari suatu kota dimasukkan ke dalam ruas 610 .
Nama wilayah yang menjadi bagian tajuk subjek berbentuk frasa (mis. orang Cina di
Indonesia) dimasukkan ke dalam ruas 650 .
14

Contoh: 651 04 $a Indonesia $x Keadaan ekonomi


651 #4 $a Indonesia $x Politik dan pemerintahan, $y 1996-2000

Entri Tambahan – Nama Orang


Ruas 700 memuat nama orang yang dijadikan entri tambahan, untuk
memungkinkan dilakukan akses ke dalam cantuman melalui tajuk-tajuk nama yang
mungkin kurang tepat bila dimasukkan ke dalam ruas 600 (Entri Tambahan Subyek -
Nama Orang) atau 800 (Entri Tambahan Seri - Nama Orang).
Contoh: 245 00 $a Folk-songs of America $h [electronic resource] : $b the Robert
Winslow Gordon collection, 1922-1932. 700 1# $a Gordon, Robert Winslow.

Ruas Tambahan – Nama Badan Korporasi


memuat nama badan korporasi yang dijadikan entri tambahan, untuk
memungkinkan dilakukannya akses ke dalam cantuman melalui tajuk-tajuk nama
badan korporasi yang mungkin kurang tepat bila dimasukkan ke dalam ruas 610
(Entri Tambahan Subyek – Nama Badan korporasi) atau 810 (Entri Tambahan Seri -
Nama Badan korporasi).
Contoh: 245 00 $a Folk-songs of America $h [electronic resource] : $b the Robert
Winslow Gordon collection, 1922-1932.
710 2# $a American Folklife Center.
710 2# $a Perpustakaan Nasional
710 2# $a Universitas Indonesia

E. TAJUK NAMA & BADAN KOORPORASI


Tajuk Nama Orang
a. Karya pengarang tunggal, suatu karya bila ditulis oleh seorang pengarang,
maka Tajuk Entri Utama ditetapkan di bawah nama pengarangnya.
Contoh: Database [sumber elektronik] : computer program / Paul Fellows TEU
adalah : Fellows, Paul TET adalah : Judul

b. Karya pengarang ganda, suatu karya yang disusun oleh dua orang
pengarang, maka pengarang pertama ditetapkan sebagai Tajuk Entri Utama dan
pengarang kedua sebagai Tajuk Entri Tambahan.
Contoh : Killing Kennedy : the and of Camelot / by Bill O’Reily and Martin Dugard.
15

TEU adalah : O’Reily, Bill


TET adalah : Dugard, Martin 32

c. Karya tiga orang pengarang


untuk karya yang disusun oleh tiga orang pengarang dengan kedudukan yang
sama, maka yang disebutkan pertama menjadi Tajuk Entri Utama dan pengarang
kedua dan ketiga menjadi Tajuk Entri Tambahan.
Contoh : Peparikan Mahabharata / Windu Sancaya, Tjok Istri Putri Hadiyani, Wayan
suteja.
TEU adalah : Windu Sancaya
TET adalah : Tjok Istri Putri Hadiyani dan Wayan suteja.

d. Karya campuran / Kolaborasi Karya Campuran


suatu karya yang dikarang oleh beberapa pengarang dengan fungsi yang
berbeda seperti penterjemah, penyadur dan pewawancara, Tajuk entri utamanya
tergantung dari peran pengarang masing-masing
Contoh : Cartoons / by E.W. Kembel ; limericks by G. Mayo. TEU adalah : Kembel, E.W.
TET adalah : Mayo,

e. Bila dalam suatu karya terdapat lebih dari 3 pengarang, maka pengarang
pertama dicantumkan pada tajuk entri tambahan nama pengarang dan diikuti
dengan tanda titik tiga dan kata et al. dalam tanda kurung siku [et al.]
Contoh 1 : Seperempat abad Perpustakaan Nasional, 1980-2005 / penulis naskah,
Soekarman Kertosedono … [et. al].
TEU adalah : Judul
TET adalah : Soekarman Kertosedono
Contoh 2: Kamus bahasa Sasak-Indonesia / oleh Nazir Thoir … [et al.]. 33
TEU adalah : Judul
TET adalah : Nazir Thoir
Tajuk Badan Koorporasi

Badan korporasi adalah suatu organisasi atau sekumpulan orang yang


diidentifikasi oleh nama tertentu dan karyanya, atau sebagai suatu kesatuan.
Mengenai badan korporasi yang memiliki sebuah nama bila kata-katanya
16

menunjukkan badan itu adalah sebutan khusus dari pada deskrifsi umum. Disebut
sebuah badan jika dalam naskah menggunakan huruf besar untuk nama pemiliknya,
kata huruf inisial yang ada ditulis huruf besar secara konsisten, dan atau, dalam
bahasa menggunakan artikel, kata-katanya selalu dihubungkan dengan artikel
tertentu.

Contoh jenis badan korporasi adalah : Laporan-laporan, anggaran dasar dan


peraturan lain suatu perkumpulan atau organisasi Perkumpulan, institusi, usaha,
bisnis, pemerintahan, agen pemerintahan, proyek-proyek, badan keagamaan,
perkumpulan gereja-gereja lokal dikenal dengan nama gerejanya dan konfrensi,
Seminar, Musyawarah, Katalog perpustakaan, Buku-buku pedoman atau prospektus
suatu lembaga, laporan pameran, dll. Menurut ad hoc events (seperti pertandingan
atletik, pameran, pekan raya, ekspedisi, pestival) dan kapal (Contoh kapal laut,
perahu) adalah badan korporasi.

Banyak hasil karya cetak dan karya rekam yang kepengarangannya berupa
badan atau lembaga yang dalam pengatalogan dikenal dengan istilah badan
korporasi. Tajuk nama badan korporasi ditentukan pada badan induk atau pada nama
pemerintahnya. Badan korporasi dianggap sebagai penanggung jawab suatu
publikasi apabila isi publikasi merupakan tanggungjawab badan bersangkutan bukan
tanggungjawab anggotanya, meskipun nama seorang anggota tercantum sebagai
penyusun; atau publikasi tersebut menguraikan kegiatan-kegiatan badan.

Dalam penentuan tajuk nama Badan Korporasi, tidak semua Badan Korporasi
sebagai tajuk entri utama. Hal ini tergantung dari isi karya tersebut. Ada beberapa
kategori dalam penentuan tajuk entri utama pada badan korporasi. Apabila suatu
karya disusun oleh atau berasal dari suatu badan korporasi tetapi 34 tidak tergolong
salah satu kategori yang telah ditetapkan, maka entri utama untuk bahan
perpustakaan tersebut adalah :

a. Sesuai dengan peraturan untuk karya perorangan, jika ada pengarang


perorangan

b. Jika tidak merupakan karya perorangan, entri utama adalah di bawah judul.

Apabila diragukan, maka bahan perpustakaan tersebut diperlakukan sebagai


karya yang bukan karya badan korporasi. Entri utama karya tersebut adalah di bawah
17

judul, sedangkan untuk badan-badan yang disebut dengan jelas pada sumber
informasi utama dibuatkan entri tambahan. Seperti dalam hal penentuan bentuk
tajuk nama pengarang perorangan, dalam AACR2 juga terdapat ketentuan dalam
pemilihan bentuk tajuk nama badan korporasi yang bersifat umum dan khusus.

Suatu badan korporasi menjadi tajuk utama apabila memenuhi beberapa


kriteria di bawah ini:

a. Karya-karya bersifat administratif tentang suatu badan seperti; kebijakan


internal, prosedur, keuangan, staf, sumber-sumber (katalog, inventaris, direktori,
keanggotaan)

b. Karya –karya pemerintah seperti: peraturan perundang-undangan, dekrit


presiden, perjanjian internasional, keputusan-keputusan pengadilan dan produk-
produk legislatif

c. Karya-karya yang mencatat pemikiran kolektif dari suatu badan seperti:


laporan komisi dsb., pernyataan-pernyatan resmi tentang kebijakan ekstern, laporan
penelitian

d. Laporan-laporan pertemuan (konferensi, seminar, lokakarya, dsb.), laporan


ekspedisi, eksibisi, dll

e. Rekaman suara, film, video dsb. yang merupakan hasil kegiatan kolektif
suatu kelompok pelaku pertunjukan

f. Bahan-bahan kartografi yang berasal dari badan korporasi, kecuali bila


badan tersebut hanya sebagai penerbit atau distributor.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa AACR2


mempunyai peran penting dalam kegiatan pengatalogan (deskripsi
bibliografi). AACR2 memiliki aturan yang kompleks namun dalam
penerapannya ada beberapa kelonggaran sesuai dengan ciri-ciri dari AACR2
itu sendiri yakni fleksibel. Perpustakaan juga dapat memilih jenis tingkatan
deskripsi yang ingin diterapkan dalam perpustakaannya, juga berlaku bagi
penggunaan bahasa dalam pengatalogan yang mendapat kelonggaran untuk
tidak menggunakan bahasa inggris mutlak namun dapat menggunakan
working language.

Mengenai pungtuasi sudah jelas diatur disetiap bahasan bahan pada


bab-bab di AACR2 sehingga memudahkan bagi pustakawan untuk
mengaplikasikannya. Secara keseluruhan AACR2 masih dapat digunakan
hingga saat ini mengingat adanya perpindahan dari era AACR2 ke era RDA
(Resource Description and Access).

17
DAFTAR PUSTAKA

AACR2. About AACR2. Artikel diakses pada 16 Desember 2013 dari www.aacr2.org

Anon Mirmani dan Irman Siswadi. Modul: Pengolahan Bahan Non Buku . diunduh
pada 16 Desember 2013

Hayati, Nurul. Diktat Deskripsi Bibliografi Non Buku: AACR2. Jakarta: Uin Jakarta,
2013

Prepared under the direction of the Joint Steering Committee for Revision of AACR,

a committee of the American Library Associatio …[et al]. Anglo-American
cataloguing rules 2nd ed. 2002 revision.

Sulistyo-Basuki. Pengorganisasian Materi Perpustakaan Katalogisasi Klasifikasi


Tajuk Subjek Dan Penjajaran. Artikel diakses pada 16
Desember 2013 dari www.sulistyobasuki.wordpress.com

Ginting, M 2012, Panduan pengolahan bahan perpustakaan sumber elektronik,


Suharyant & A Maskuri (eds), Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,
Jakarta, p. 30cm.

18

Anda mungkin juga menyukai