KATALOGISASI
“ISBD (International Standard Bibliography Description)”
Dosen Pengampuh: NUR ARIFIN S. I. P ,. M. I. P
Makalah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Katalogisasi
SULAWESI TENGAH
2022
KATA PENGANTAR
Sholawat Beserta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Mahammad Saw. yang membawa kita dari zaman jahilia menuju ke zaman yangg
terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di karenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki,
oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
keritik yang membangun dari bapak “NUR ARIFIN S. I. P ,. M. I. P selaku dosen
Mata Kuliah “Katalogisasi”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang berfungsi menyediakan dan
menyampaikan informasi yang terdapat dalam koleksinya. Oleh karena itu, koleksi
perpustakaan harus diatur dan diolah sedemikian rupa sehingga informasi tersebut
dapat disimpan dan ditemukan kembali secara cepat dan tepat. Dengan kata lain,
perpustakaan perlu mempunyai suatu sistem temu kembali informasi (information
retrieval system).
Untuk kasus yang kedua, yaitu apabila pengguna mendapat suatu informasi
tentang di biografi yang kebetulan tidak terdapat di perpustakaan, maka
penelusurannya lebih lanjut adalah ketika mencarinya ke luar ; dalam hal seperti ini
1
2
yang lebih praktis adalah ke tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh pembuat
bibliografi yang bersangkutan atau kepada penerbit bibliografi itu titik Dengan cara
demikian, tentu sumber informasi yang dicarinya tadi bisa ditemukan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ISBD ?
2. Bagaimana sejarah dari ISBD ?
3. Apa saja karakteristik dari ISBD ?
4. Apa saja tujuan dari ISBD ?
5. Bagaimana prinsip dari ISBD ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ISBD
2. Untuk mengetahui sejarah dari ISBD
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari ISBD
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari ISBD
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip dari ISBD
BAB II
PEMBAHASAN
B. Sejarah ISBD
Deskripsi Bibliografi Standar Internasional (ISBD) berasal dari tahun 1969,
ketika Komite IFLA tentang Katalogisasi (kemudian berganti nama menjadi
Komite Tetap Bagian IFLA tentang Katalogisasi, dan sekarang dikenal sebagai
Komite Tetap Bagian Katalogisasi IFLA) mensponsori Pertemuan Internasional
Ahli Katalogisasi. Pertemuan ini menghasilkan resolusi yang mengusulkan
1
Anneke Putri, Evi Nursanti Rukmana, Asep Saeful Rohman “ Implementasi senayan library
management system (slims) dalam proses katalogisasi di SMK Negeri 3 Bandung. ”
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+ISBD+%28internasional+sta
ndar+bibliografi+deskripsi+&btnG=#d=gs_qabs&t=1666788414335&u=%23p%3D8ERuvC0aUggJ
Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21, Kab. Sumedang, Jawa Barat 45363
(2022) diakses pada 27 Oktober 2022, pukul 00:15
3
4
pembuatan standar untuk mengatur bentuk dan isi deskripsi bibliografi. Hasilnya,
Komite Pembuatan Katalog mulai bekerja yang pada akhirnya akan menyediakan
sarana untuk peningkatan yang cukup besar dalam berbagi dan pertukaran data
bibliografi. Karya ini menghasilkan konsep International Standard Bibliographic
Description (ISBD), yang kini telah bertahan selama lebih dari 30 tahun. Format
individu yang menerapkan konsep ISBD sekarang digunakan oleh agen bibliografi,
kode katalog nasional dan multinasional, dan pembuat katalog di berbagai
perpustakaan di seluruh dunia, karena potensinya untuk mempromosikan berbagi
catatan.
ISBD yang pertama adalah Deskripsi Bibliografi Standar Internasional
untuk Publikasi Monografik (ISBD (M)), yang muncul pada tahun 1971. Pada tahun
1973, teks ini telah diadopsi oleh sejumlah bibliografi nasional dan, dengan
terjemahan dari teks asli bahasa Inggris ke dalam beberapa bahasa lain, telah
diperhitungkan oleh sejumlah komite katalog dalam menyusun ulang aturan
nasional untuk deskripsi. Komentar dari pengguna ISBD (M) mengarah pada
keputusan untuk menghasilkan teks revisi yang diterbitkan pada tahun 1974 sebagai
"Edisi standar pertama."
C. Struktur ISBD
ISBD adalah standar dari IFLA yang dirancang untuk membuat deskripsi
bibliografi lebih konsisten di berbagai aplikasi. ISBD memiliki dua fungsi berbeda:
untuk menentukan pemilihan dan urutan elemen data yang akan direkam dan untuk
menentukan tanda baca yang akan digunakan di dalam deskripsi bibliografi.
Menurut ISBD tersebut bahan pustaka yang akan diolah disusun kedelapan
daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa unsur. Daerah-daerah dan
unsur-unsur dipisahkan oleh tanda baca. Setiap daerah kecuali daerah pada daerah
pertama, diawali dengan tanda titik, spasi, garis, spasi "__' .
5
2
Drs. Hartono, S.S., M.Hum. "Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan (Konsep, Teori dan
Implementasi)" PT. GAVA MEDIA Klitren Lor GK III / 15 Yogyakarta, 2017 hal : 78
6
ada tahun terbit). Cara penulisan daerah ini adalah tempat: nama penerbit,
tahun terbit. Contoh Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
5. Daerah deskripsi fisik
Sumber informasi untuk daerah ini adalah publikasi bersangkutan.
Dalam daerah ini memuat keterangan mengenai jumlah halaman buku dan
ukuran fisik buku atau bahan pustaka. Tanda plus (+) digunakan untuk
keterangan bahan terlampir. Tanda titik koma (;) digunakan sebelum
menambahkan keterangan ukuran fisik bahan pustaka. Contoh xii + 234
halaman; 17x21 cm.
6. Daerah keterangan seri
Sumber informasi untuk daerah ini adalah sampul buku, halaman
judul seri, halaman judul monografi, dan bagian lain dari publikasi. Pada
bagian terdapat informasi mengenai judul seri, keterangan sub judul seri dan
keterangan penomoran seri.
7. Daerah catatan
Sumber informasi untuk daerah ini bisa berasal dari sumber apa pun.
Daerah ini berisi data keterangan yang dianggap hendak diketahui oleh
pengguna/pemakai seperti keterangan judul asli, indeks, keterangan
peruntukan (keluarga pembaca), bibliografi dan keterangan jilid untuk
bahan pustaka berjilid.
8. Daerah ISBN
Syarat pembelian, harga dan syarat ketersediaan Sumber informasi
untuk daerah ini bisa berasal dari sumber apa pun. Daerah ini berisi
keterangan mengenai nomor standar (ISBN, ISMN, ISSN), judul kunci,
harga dan syarat-syarat serta keterangan tambahan lainnya (Pranoto, 2017).
D. Tujuan ISBD
dari ISBD adalah untuk menyediakan transkripsi yang cukup tepat dari halaman
judul, dll., Untuk memungkinkan karya yang berbeda dan edisi yang berbeda dari
karya yang sama dapat segera diidentifikasi (BYRUM, 2005). ISBD memastikan
pencatatan data yang akurat terkait dengan publikasi untuk pertukaran yang
mudah. Ini mengenali area tertentu seperti penulis, judul, harga penerbit, dll, yang
harus diberikan dengan jelas pada setiap publikasi dan diidentifikasi dengan
mudah (Enang, 2008).
E. Prinsip ISBD
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut ISBD tersebut bahan pustaka yang akan diolah disusun kedelapan daerah
(area), antara lain sbb :
9
10
B. Saran
https://www.catatanpustakawan.com/2021/01/international-standard-book-
description-isbd.html?m=1 di akses pada 26 Oktober 2022, Pukul
21:14
Drs. Pawit M. Yusup “Pedoman Mencari Sumber Informasi” PT. Remadja Karya
CV Bandung, 1988 hal : 70-71
11