Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KATALOGISASI
“ISBD (International Standard Bibliography Description)”
Dosen Pengampuh: NUR ARIFIN S. I. P ,. M. I. P

Makalah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Katalogisasi

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. MUAMMAR KADAFI 214180022


2. AINA KHAIRANI 214180019
3. SITI HUMAIRAH 214180009
4. FANIRA REZILA 214180029
5. AGUSTINA 214180011

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

SULAWESI TENGAH

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh….

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat allah swt yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah ”Katalogisasi”
dengan judul “ISBD (International Standard Bibliography Description)”.

Sholawat Beserta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Mahammad Saw. yang membawa kita dari zaman jahilia menuju ke zaman yangg
terang menderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di karenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki,
oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
keritik yang membangun dari bapak “NUR ARIFIN S. I. P ,. M. I. P selaku dosen
Mata Kuliah “Katalogisasi”

Palu, 26 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Pengertian ISBD ......................................................................................... 3
B. Sejarah ISBD .............................................................................................. 3
C. Struktur ISBD ............................................................................................. 4
D. Tujuan ISBD ............................................................................................... 6
E. Prinsip ISBD ............................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan. ................................................................................................. 9
B. Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan sistem informasi yang berfungsi menyediakan dan
menyampaikan informasi yang terdapat dalam koleksinya. Oleh karena itu, koleksi
perpustakaan harus diatur dan diolah sedemikian rupa sehingga informasi tersebut
dapat disimpan dan ditemukan kembali secara cepat dan tepat. Dengan kata lain,
perpustakaan perlu mempunyai suatu sistem temu kembali informasi (information
retrieval system).

Sebagaimana bentuk-bentuk kegiatan di perpustakaan bertujuan untuk


memperlancar tugas-tugas pelayanannya kepada masyarakat maka bibliografi pun
bertugas mempermudah pelaksanaan program-program perpustakaan secara
keseluruhan ia bertugas mendaftar atau menginventarisasi semua jenis penerbitan
yang ada baik berupa media cetak maupun berupa rekaman lainnya.

Kalau katalog biasanya lebih terbatas dan diperlukan pengetahuan tertentu


untuk mengenalinya serta pada umumnya berada di perpustakaan untuk melayani
para pengguna yang sedikitnya sudah agak memahami keberadaannya maka
bibliografi lebih bersifat umum bibliografi tidak saja mendaftar semua jenis
penerbitan yang ada di perpustakaan tetapi mungkin penerbitan yang ada di luar
perpustakaan yang tentu tidak ada katalognya selain dibingungkan oleh adanya
sistem katalog yang ada mungkin saja ada beberapa pengguna yang tidak
mempunyai judul pengarang dan subjek tertentu oleh karena itu bibliografi
diharapkan dapat membantu menyelesaikannya karena ia lebih bervariasi dalam
jenis maupun bentuk penderitaan yang didaftarnya. sekali lagi biografi mendaftar
semua jenis karya, baik yang ada di perpustakaan maupun yang tidak.

Untuk kasus yang kedua, yaitu apabila pengguna mendapat suatu informasi
tentang di biografi yang kebetulan tidak terdapat di perpustakaan, maka
penelusurannya lebih lanjut adalah ketika mencarinya ke luar ; dalam hal seperti ini

1
2

yang lebih praktis adalah ke tempat-tempat tertentu yang ditunjuk oleh pembuat
bibliografi yang bersangkutan atau kepada penerbit bibliografi itu titik Dengan cara
demikian, tentu sumber informasi yang dicarinya tadi bisa ditemukan.

Pada umumnya bibliografi disusun berdasarkan urutan abjad nama


pengarang atau yang dianggap pengarang, judul, dan subjektif bisa juga susunannya
dengan cara tertentu ; yang penting adalah sistematis dan mudah dibaca orang
banyak. bibliografi media cetak bukan buku biasa nya susunannya dengan judul-
judul media tersebut titik ada yang disusun berdasarkan urutan subjek besar,
kemudian disusul oleh subjek-subjek khusus, susunan kronologis peristiwa, dan
lain-lain. tentang masalah bibliografi ini lebih tepat dibahas dalam buku yang
terpisah.

Dengan demikian, maka jelaslah bahwa bibliografi berfungsi sebagai alat


bantu penelusuran sumber informasi. karena fungsinya yang demikianlah maka
bibliografi menjadi penting artinya bagi pustakawan dalam menjalankan tugasnya
membantu pengguna pengguna (masyarakat) menemukan sumber informasi sesuai
dengan kebutuhan masing-masing.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ISBD ?
2. Bagaimana sejarah dari ISBD ?
3. Apa saja karakteristik dari ISBD ?
4. Apa saja tujuan dari ISBD ?
5. Bagaimana prinsip dari ISBD ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ISBD
2. Untuk mengetahui sejarah dari ISBD
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik dari ISBD
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari ISBD
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip dari ISBD
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian International Standard Bibliografi Description (ISBD)


International Standard Bibliographic Description (ISBD) merupakan
sekumpulan aturan yang diciptakan oleh International Federation of Library
Association And Institution (IFLA) untuk melahirkan deskripsi bibliografi sesuai
standar yang dapat dipahami oleh manusia, terutama untuk dipakai dalam katalog
perpustakaan atau bibliografi.1 Pada tahun 2007, edisi konsolidasi ISBD ini
diluncurkan dan kemudian dilakukan revisi pada tahun 2011, mengambil alih ISBD
sebelumnya tersendiri untuk bahan kartografi, monografi, publikasi monografi tua,
bahan non-buku, serial, musik tercetak, sumber daya elektronik dan sumber daya
lainnya. Kelompok pengulas ISBD – IFLA memiliki kewajiban untuk memelihara
ISBD tersebut. Deskripsi menurut ISBD Pustaka Karya: Vol. 10 No. 1, Juni 2022
ISSN (p) : 2089-5216 | ISSN (e) : 2723-7699 4 (International Standard
Bibliographic Description) mengulas mengenai keistimewaan bibliografi
berlandaskan ciri fisik koleksi atau bahan pustaka yang sedang dikerjakan, di
antaranya adalah ISBD (S) untuk terbitan berseri (serials), ISBD (M) untuk materi
buku (monograph), ISBD (NBM) untuk materi non buku (Non book materials),
ISBD (CM) untuk materi kartografi (cartographic materials) (Enal, 2018).

B. Sejarah ISBD
Deskripsi Bibliografi Standar Internasional (ISBD) berasal dari tahun 1969,
ketika Komite IFLA tentang Katalogisasi (kemudian berganti nama menjadi
Komite Tetap Bagian IFLA tentang Katalogisasi, dan sekarang dikenal sebagai
Komite Tetap Bagian Katalogisasi IFLA) mensponsori Pertemuan Internasional
Ahli Katalogisasi. Pertemuan ini menghasilkan resolusi yang mengusulkan

1
Anneke Putri, Evi Nursanti Rukmana, Asep Saeful Rohman “ Implementasi senayan library
management system (slims) dalam proses katalogisasi di SMK Negeri 3 Bandung. ”
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+ISBD+%28internasional+sta
ndar+bibliografi+deskripsi+&btnG=#d=gs_qabs&t=1666788414335&u=%23p%3D8ERuvC0aUggJ
Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21, Kab. Sumedang, Jawa Barat 45363
(2022) diakses pada 27 Oktober 2022, pukul 00:15

3
4

pembuatan standar untuk mengatur bentuk dan isi deskripsi bibliografi. Hasilnya,
Komite Pembuatan Katalog mulai bekerja yang pada akhirnya akan menyediakan
sarana untuk peningkatan yang cukup besar dalam berbagi dan pertukaran data
bibliografi. Karya ini menghasilkan konsep International Standard Bibliographic
Description (ISBD), yang kini telah bertahan selama lebih dari 30 tahun. Format
individu yang menerapkan konsep ISBD sekarang digunakan oleh agen bibliografi,
kode katalog nasional dan multinasional, dan pembuat katalog di berbagai
perpustakaan di seluruh dunia, karena potensinya untuk mempromosikan berbagi
catatan.
ISBD yang pertama adalah Deskripsi Bibliografi Standar Internasional
untuk Publikasi Monografik (ISBD (M)), yang muncul pada tahun 1971. Pada tahun
1973, teks ini telah diadopsi oleh sejumlah bibliografi nasional dan, dengan
terjemahan dari teks asli bahasa Inggris ke dalam beberapa bahasa lain, telah
diperhitungkan oleh sejumlah komite katalog dalam menyusun ulang aturan
nasional untuk deskripsi. Komentar dari pengguna ISBD (M) mengarah pada
keputusan untuk menghasilkan teks revisi yang diterbitkan pada tahun 1974 sebagai
"Edisi standar pertama."

C. Struktur ISBD
ISBD adalah standar dari IFLA yang dirancang untuk membuat deskripsi
bibliografi lebih konsisten di berbagai aplikasi. ISBD memiliki dua fungsi berbeda:
untuk menentukan pemilihan dan urutan elemen data yang akan direkam dan untuk
menentukan tanda baca yang akan digunakan di dalam deskripsi bibliografi.

Menurut ISBD tersebut bahan pustaka yang akan diolah disusun kedelapan
daerah (area), yang tiap daerah terdiri atas beberapa unsur. Daerah-daerah dan
unsur-unsur dipisahkan oleh tanda baca. Setiap daerah kecuali daerah pada daerah
pertama, diawali dengan tanda titik, spasi, garis, spasi "__' .
5

Kedelapan (8) daerah atau area tersebut adalah sebagai berikut :2

1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab .


Sumber informasi untuk daerah judul dan keterangan tanggung jawab
berasal dari halaman judul pada buku atau bahan pustaka. Ketentuan
penggunaan tanda baca untuk menulis judul pada daerah ini, yaitu: tanda
sama dengan (=) dipakai untuk menulis judul paralel (judul dalam bahasa
lain), tanda titik dua (:) dipakai untuk menulis judul lain atau informasi judul
lain (anak judul), tanda garis miring (/) dipakai untuk menulis keterangan
penanggung jawab atau pengarang pertama, tanda koma (,) dipakai untuk
menulis keterangan pengarang kedua atau ketiga, tanda titik koma (;)
dipakai untuk menulis keterangan pengarang lainnya misalnya penyunting,
editor, alih bahasa, penerjemah, penyadur, dan penghimpun.
2. Daerah edisi/cetakan
Sumber informasi untuk daerah edisi/cetakan berasal dari halaman
judul, halaman lain dan kolofon. Ketentuan penggunaan tanda baca untuk
menulis daerah edisi/cetakan ini yaitu : tanda titik dan tanda hubung (.-)
untuk pernyataan edisi (contoh. .-edisi 5), keterangan edisi dapat disingkat
ed dan keterangan cetakan dapat disingkat cet.
3. Daerah data khusus
Sumber informasi untuk daerah ini berasak dari publikasi
bersangkutan, tetapi untuk buku tidak dipergunakan.
4. Daerah penerbitan/distribusi dan tipe penerbitan
Sumber informasi untuk daerah ini adalah halaman judul, halaman
lain dan kolofon. Pada daerah ini terdapat 3 bagian yang perlu dicatat yaitu
keterangan tempat atau kota terbit, nama penerbit dan tahun terbit. Tempat
kota terbit atau negara, diambil yang kesatu jika terdapat lebih dari 1.
Tuliskan [s.l.] atau sine loco (jika tidak ada tempat). Tuliskan [s.n.] sine
nomine (jika tidak ada nama penerbit). Tuliskan [s.a.] sine anno (jika tidak

2
Drs. Hartono, S.S., M.Hum. "Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan (Konsep, Teori dan
Implementasi)" PT. GAVA MEDIA Klitren Lor GK III / 15 Yogyakarta, 2017 hal : 78
6

ada tahun terbit). Cara penulisan daerah ini adalah tempat: nama penerbit,
tahun terbit. Contoh Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
5. Daerah deskripsi fisik
Sumber informasi untuk daerah ini adalah publikasi bersangkutan.
Dalam daerah ini memuat keterangan mengenai jumlah halaman buku dan
ukuran fisik buku atau bahan pustaka. Tanda plus (+) digunakan untuk
keterangan bahan terlampir. Tanda titik koma (;) digunakan sebelum
menambahkan keterangan ukuran fisik bahan pustaka. Contoh xii + 234
halaman; 17x21 cm.
6. Daerah keterangan seri
Sumber informasi untuk daerah ini adalah sampul buku, halaman
judul seri, halaman judul monografi, dan bagian lain dari publikasi. Pada
bagian terdapat informasi mengenai judul seri, keterangan sub judul seri dan
keterangan penomoran seri.
7. Daerah catatan
Sumber informasi untuk daerah ini bisa berasal dari sumber apa pun.
Daerah ini berisi data keterangan yang dianggap hendak diketahui oleh
pengguna/pemakai seperti keterangan judul asli, indeks, keterangan
peruntukan (keluarga pembaca), bibliografi dan keterangan jilid untuk
bahan pustaka berjilid.
8. Daerah ISBN
Syarat pembelian, harga dan syarat ketersediaan Sumber informasi
untuk daerah ini bisa berasal dari sumber apa pun. Daerah ini berisi
keterangan mengenai nomor standar (ISBN, ISMN, ISSN), judul kunci,
harga dan syarat-syarat serta keterangan tambahan lainnya (Pranoto, 2017).

D. Tujuan ISBD

Tujuan utama dari ISBD adalah untuk menyediakan ketentuan untuk


pembuatan katalog deskriptif yang kompatibel di seluruh dunia untuk membantu
pertukaran internasional catatan bibliografi antara badan bibliografi nasional dan
di seluruh perpustakaan internasional dan komunitas informasi. Tujuan khusus
7

dari ISBD adalah untuk menyediakan transkripsi yang cukup tepat dari halaman
judul, dll., Untuk memungkinkan karya yang berbeda dan edisi yang berbeda dari
karya yang sama dapat segera diidentifikasi (BYRUM, 2005). ISBD memastikan
pencatatan data yang akurat terkait dengan publikasi untuk pertukaran yang
mudah. Ini mengenali area tertentu seperti penulis, judul, harga penerbit, dll, yang
harus diberikan dengan jelas pada setiap publikasi dan diidentifikasi dengan
mudah (Enang, 2008).

Tujuan ISBD antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mempersiapkan ISBD yang terkonsolidasi dan diperbarui dari ISBD


khusus untuk memenuhi kebutuhan juru katalog dan pengguna informasi
bibliografi lainnya.
2. Memberikan ketentuan yang konsisten untuk mendeskripsikan semua jenis
sumber daya, sejauh memungkinkan keseragaman, dan ketentuan khusus
untuk jenis sumber daya tertentu yang diperlukan untuk menjelaskan sumber
daya tersebut.

E. Prinsip ISBD

Prinsip International Standard Bibliography Description (ISBD) sebagai


berikut :

1. Tujuan utama dari ISBD adalah untuk menyediakan ketentuan untuk


pembuatan katalog deskriptif yang kompatibel di seluruh dunia untuk
membantu pertukaran catatan bibliografi internasional antara badan
bibliografi nasional dan di seluruh perpustakaan internasional dan komunitas
informasi (misalnya termasuk produsen dan penerbit).
2. Tingkat deskripsi yang berbeda akan diakomodasi, termasuk yang dibutuhkan
oleh badan bibliografi nasional, bibliografi nasional, universitas, dan koleksi
penelitian lainnya.
3. Elemen deskriptif yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan memilih
sumber daya harus ditentukan.
8

4. Kumpulan elemen informasi daripada tampilan atau penggunaan elemen


tersebut dalam sistem otomatis tertentu akan memberikan fokus.
5. Praktik hemat biaya harus dipertimbangkan dalam mengembangkan
ketentuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Deskripsi Bibliografi Standar Internasional (ISBD) adalah seperangkat


aturan yang diproduksi oleh Federasi Asosiasi dan Lembaga Perpustakaan
Internasional (IFLA) untuk membuat deskripsi bibliografi dalam bentuk standar
yang dapat dibaca manusia, terutama untuk digunakan dalam bibliografi atau
katalog perpustakaan (Wikipedia). Ini dimaksudkan sebagai standar utama untuk
mempromosikan kontrol bibliografi universal, untuk menyediakan secara universal
dan segera, dalam bentuk yang dapat diterima secara internasional, data bibliografi
dasar untuk semua sumber yang diterbitkan di semua negara.

Deskripsi Bibliografi Standar Internasional (ISBD) berasal dari tahun 1969,


ketika Komite IFLA tentang Katalogisasi (kemudian berganti nama menjadi
Komite Tetap Bagian IFLA tentang Katalogisasi, dan sekarang dikenal sebagai
Komite Tetap Bagian Katalogisasi IFLA) mensponsori Pertemuan Internasional
Ahli Katalogisasi. Pertemuan ini menghasilkan resolusi yang mengusulkan
pembuatan standar untuk mengatur bentuk dan isi deskripsi bibliografi. Hasilnya,
Komite Pembuatan Katalog mulai bekerja yang pada akhirnya akan menyediakan
sarana untuk peningkatan yang cukup besar dalam berbagi dan pertukaran data
bibliografi. Karya ini menghasilkan konsep International Standard Bibliographic
Description (ISBD), yang kini telah bertahan selama lebih dari 30 tahun. Format
individu yang menerapkan konsep ISBD sekarang digunakan oleh agen bibliografi,
kode katalog nasional dan multinasional, dan pembuat katalog di berbagai
perpustakaan di seluruh dunia, karena potensinya untuk mempromosikan berbagi
catatan.

Menurut ISBD tersebut bahan pustaka yang akan diolah disusun kedelapan daerah
(area), antara lain sbb :

9
10

1. Daerah judul dan pernyataan tanggung jawab .


2. Daerah edisi/cetakan
3. Daerah data khusus
4. Daerah penerbitan/distribusi dan tipe penerbitan
5. Daerah Deskriptif Fisik
6. Daerah Keterangan Seri
7. Daerah Catatan
8. Daerah ISBN

Tujuan utama dari ISBD adalah untuk menyediakan ketentuan untuk


pembuatan katalog deskriptif yang kompatibel di seluruh dunia untuk membantu
pertukaran internasional catatan bibliografi antara badan bibliografi nasional dan di
seluruh perpustakaan internasional dan komunitas informasi.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kami sajikan, apabila ada kesalahan dan


kekurangan dalam segi pembahasan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan
hati, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman dan
dosen agar kedepannya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anneke Putri, Evi Nursanti Rukmana, Asep Saeful Rohman “ Implementasi


senayan library management system (slims) dalam proses katalogisasi di
SMK Negeri 3 Bandung. ”
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+IS
BD+%28internasional+standar+bibliografi+deskripsi+&btnG=#d=gs_qa
bs&t=1666788414335&u=%23p%3D8ERuvC0aUggJ Universitas
Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21, Kab. Sumedang, Jawa
Barat 45363 (2022) diakses pada 27 Oktober 2022, pukul 00:15

Drs. Hartono, S.S., M.Hum. "Manajemen Sistem Informasi Perpustakaan


(Konsep, Teori dan Implementasi)" PT. GAVA MEDIA Klitren Lor
GK III / 15 Yogyakarta, 2017 hal : 78

https://www.catatanpustakawan.com/2021/01/international-standard-book-
description-isbd.html?m=1 di akses pada 26 Oktober 2022, Pukul
21:14

Drs. Pawit M. Yusup “Pedoman Mencari Sumber Informasi” PT. Remadja Karya
CV Bandung, 1988 hal : 70-71

11

Anda mungkin juga menyukai