3.kak Usila
3.kak Usila
K USILA
A No. Dokumen : 445/1.1.5.2/SPO/KI/2016
K
No. Revisi :
Tanggal Terbit : 5 Desember 2016
Halaman : 1/2
dr.ABIMAYU
PUSKESMAS
NIP 19700526 200501 1
KUMAI
011
A) PENDAHULUAN
Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap
peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup
terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh peningkatan kualitas
kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan mengalami banyak
kemunduran dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat
mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya secara nyata
semakin berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan menimbulkan
ketergantungan pada orang lain. Namun harus disadari bahwa manusia
menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses ini adalah
peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orang-orang yang
berumur panjang.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008).
Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia
(lansia) dimulai pada abad ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun
merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Namun, banyak lansia
yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia pertengahan. Usia
kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan kenyataan
penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh
karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara
satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).
Klasifikasi pada lansia berdasarkan Depkes RI (2003) dalam Maryam
dkk (2009) yang terdiri dari : pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang
berusia antara 45-59 tahun, lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih, lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan, lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa, lansia
tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
B) LATAR BELAKANG
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah
terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan angka
kematian serta peningkatan angka harapan hidup penduduk Indonesia.
Indonesia termasuk dalam lima besar negara dengan jumlah lanjut usia
terbanyak di dunia. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010,
jumlah lanjut usia di Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total
penduduk). Pada tahun 2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia
menjadi 18,781 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya
akan mancapai 36 juta jiwa.
C) TUJUAN
1) Tujuan Umum
Meningkatakan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyakat sesuai
dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat
termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi
kesehatan usia lanjut.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut
F) SASARAN
a) Sasaran pembinaan Secara Langsung
(1) Kelompok usia menjelang usia lanjut ( 45 -54 tahun ) atau
dalam virilitas dalam keluarga maupun masyarakat luas.
(2) Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium ( 55 -64 tahun )
dalam keluarga,organisasi masyarakat usia lanjut dan
masyarakat umumnya.
(3) Kelompok usia lanjut dalam masa senescens ( >65 tahun ) dan
usia lanjut dengan resiko tinggi ( lebih dari 70 tahun ) hidup
sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat,
cacat dan lain-lain.
(4) Kader Usila
b) Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
(1) Keluarga dimana usia lanjut berada.
(2) Masyarakat luas.