Anda di halaman 1dari 13

Jurakunman Vol.12, No.

2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

PENGARUH FAKTOR PROMOSI PADA PROGRAM KEGIATAN GEREJA


KRISTUS YESUS, BUMI SERPONG DAMAI
(ANALISA CITRA - SKALA FAVORABILITAS DAN SKALA FAMILIARITAS)

Gandadinata Thamrin
gandadinata.thamrin@uph.edu
Lecturer of Management Department
Pelita Harapan University

Abstract
In the current era of globalization, promotion plays an important role in church
activities to inform, communicate and promote church activities tochurchmembers and
society. This study uses quantitative and qualitative approach with Image Analysis by
looking at the calculation on the favorability and familiarity scale of the church
members on the promotion of church activities, to find out how far the their knowledge
of promotional factorsand how far the their responds to the object is, so that the
influence of promotional factors in church activities can be measured, and users can
utilize it as a step to make a church activity program.

Pada jaman globalisasi sekarang ini faktor promosi memegang peranan penting pada
kegiatan gereja untuk menginformasikan, mengkomunikasikan dan mempromosikan
kegiatan gereja pada jemaat dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dengan Analisa Citra dengan melihat perhitungan pada skala
favorabilitas dan familiaritas jemaat terhadap faktor promosi kegiatan gerejauntuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan jemaat terhadap faktor promosi dan seberapa
jauh respon jemaat terhadap objek tersebut sehingga pengaruh faktor promosi pada
program kegiatan gereja dapat diukur dan pengguna dapat menggunakannya sebagai
langkah-langkah dapat membuat program kegiatan gereja.

Keywords: Faktor Promosi, Program Kegiatan Gereja, Analisa Citra, Skala


Favorabilitas dan Skala Familiaritas.

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini terdapat arus yang kuat bebas gagasan, individu, komunikasi,
investasi dan pertumbuhan industri ke dalam suatu ikatan organik di antara ekonomi-
ekonomi maju dan ini bukan hanya barang dan jasa yang diperdagangkan secara
tradisional yang bebas diperjualbelikan di dalam ekonomi yang saling berkaitan tetapi
juga aset penting seperti tanah, perusahaan, perangkat lunak, hak komersial paten,
keanggotaan, merek dan benda seni serta keahlian. Hal ini juga menciptakan hubungan

67
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

internasional antara bangsa-bangsa dan negara-negara yang tidak hanya berarti


hubungan politik, diplomasi militer dan ekonomi semata tetapi juga adanya hubungan
antar budaya (transcultural) yang semakin maju dan menciptakan sistem nilai budaya
yang serasi, yang mendorong pada ekonomi yang sukses global (Elashmawi dan Harris,
1996). Tanpa dihindari muncullah ekonomi yang saling berkaitan menimbulkan erosi
kedaulatan negara sebagai penguasa informasi yang langsung bersinggungan dengan
komunitas lokal, Lembaga akademis professional dan sosial, perusahaan dan individu.
Dunia tanpa batas inilah yang akan memberikan kapasitas untuk kemakmuran tanpa
batas kepada ekonomi-ekonomi yang berpartisipasi (Kenichi Ohmae, 1991). Dan
globalisasi ini tidak terlepas dari arus informasi dan komunikasi global melalui
perkembangan teknologi yang sedemikian maju terutama komputer melalui akses
internet, saluran komunikasi yang canggih, telepon selular sehingga mendorong
kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan akhirnya. Arus komunikasi ini sudah
sedemikian hebatnya melampaui dan menciptakan Dunia Tanpa Batas lagi dan ini
mendorong perusahaan untuk mengembangkan peranan komunikator dan promotor
sehingga mendekatkan perusahaan dengan pelanggan atau konsumen yang ada sekarang
dan pelanggan yang muncul secara potensial serta menciptakan peluang pelanggan di
kemudian hari.
Komunikator dan promotor inilah menciptakan komunikasi dan promosi yang penting
bagi perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat dan masyarakat
pun secara tidak langsung dalam kehidupan sehari-harinya memperlihatkan tingkah laku
menerima pesan-pesan yang dilihatnya (dari televisi, gambar-gambar, multimedia
whatsapp, istagram, facebook, media cetak, handphone dan lain-lain) dan mengambil
langkah keputusan untuk membeli barang dan produk tersebut. Dan ini berlangsung
dalam kehidupan manusia sehari-hari jaman globalisasi ini dan promosi berkaitan
dengan komunikasi dimana promosi mendorong komunikasi tidak langsung antara
penjual dan pembeli dan komunikasi yang baik menciptakan promosi yang efektif bagi
perusahaan (Porter, 1996).
Dewasa ini faktor promosi banyak mempengaruhi kehidupan orang banyak dan hampir
dalam setiap kegiatan apapun yang selalu ada terlibat akan faktor promosi (Kotler,
1995) termasuk dalam kehidupan sebagai orang Kristen, apapun yang dipakai selalu
dipengaruhi oleh kegiatan promosi sesuatu contoh: sabun yang dipakai, sikat gigi,
pakaian, handphone, jam tangan, makanan, computer, transpotasi, mobil, peralatan
rumah tangga merupakan hasil kegiatan promosi termasuk juga program kegiatan
gereja.
Demikian juga kegiatan promosi dalam keberhasilan kegiatan gereja ternyata
mempunyai pengaruh yang cukup besar secara kuantitatif. Banyak program-program
gereja yang rutin dan insidentil masih kurang efektif diketahui oleh jemaat sehingga
kehadiran dalam suatu program kegiatan gereja menjadi berkurang. Pemberitahuan dan
pengumuman dari suatu program yang dapat dikatakan sebagai salah satu promosi yang
dilakukan oleh gereja ternyata mendukung program tersebut secara efektif dan
mendorong keberhasilan dari program itu lebih baik.

68
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

Demikian penulis meneliti salah satu permasalahan yang muncul dalam suatu
keberhasilan kegiatan gereja adalah perlu tidaknya kegiatan promosi program gereja
agar mencapai tujuan yang optimal dibandingkan dengan tidak adanya kegiatan promosi
program gereja tersebut dan penulis percaya bahwa gereja adalah gereja yang tampak
sebagai suatu institusi dan gereja yang tidak tampak sebagai suatu persekutuan orang
yang percaya di dunia ini (organisme) adalah satu kesatuan yang utuh dan merupakan
suatu wujud nyata Tuhan hadir, merencanakan, mengatur dan menyelesaikan segalanya
dengan indah. Dan bila demikian kepercayaan ini, muncul pertanyaan apakah perlu
faktor promosi dimasukkan ke dalam perencanaan program kegiatan gereja? Dan apa
relevansinya dengan keberhasila program kegiatan gereja di kemudian hari? Dapatkah
gereja sebagai organisme menerima faktor promosi kegiatan gereja ini bila faktor
promosi ini ternyata memberikan arti dan nilai lebih bagi kemajuan gereja. Atas
permasalahan inilah sehingga judul jurnal ini adalah “Pengaruh Faktor Promosi pada
Program Kegiatan Gereja Kristus Yesus, Bumi Serpong Damai(Analisa Citra -
Skala Favorabilitas dan Familiaritas)”.

TELAAH KEPUSTAKAAN
Promosi dan Tujuan Promosi
Promosi adalah suatu kegiatan yang berkaitan erat dengan unsur perkenalan, informasi,
komunikasi dan persuasi dan pada umumnya dari sudut pandang ekonomi dan
pemasaran dimana secara umum pengertian promosi adalah memperkenalkan sesuatu
atau informasi dimana informasi itu menjelaskan mengenai barang atau jasa di dalam
suatu bentuk komunikasi yang umumnya berkaitan erat dengan suatu kegiatan
pemasaran dalam lingkungan bisnis. Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat
insentif yang berbeda-beda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian yang lebih cepat dan atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh
konsumen sehingga promosi penjualan dalam dikatakan bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Peter &
Yenny, 1991; Kotler, 1995; Fandy, 2002; Stanton, 1984; Nickels, 1979).
Menurut Martin L Bell (1979) bahwa promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran
yang ditujukan untuk mendorong permintaan, dan memiliki unsur-unsur seperti
perkenalan (kegiatan memperkenalkan produk), informasi (baik produk berupa barang
atau jasa atau lainnya), adanya komunikasi dan bujukan atau persuasi (hasil yang
dicapai atau penjualan). Dan hampir pengertian promosi diatas berkaitan dengan
kegiatan pemasaran khususnya kegiatan penjualan, yang intinya agar perusahaan
melakukan berbagai usaha-usaha persuasif, memberikan informasi yang dibutuhkan
dalam bentuk komunikasi untuk mendorong konsumen tertatik dan mengenal serta
memutuskan untuk membeli produk mereka dengan menawarkan insentif tertentu.
Promosi merupakan bagian dari Manajemen Pemasaran
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, manajemen
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan atau melakukan sesuatu melalui orang lain
dan biasanya dikaitkan dengan pimpinan organisasi yang merupakan suatu sistem yang

69
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

bersifat sosio ekonomi tehnis yaitu suatu rentetan langkah yang terpadu yang
mengembangkan suatu organisasi sebagai suatu sistem perpaduan antara seni dan ilmu
(Stoner, 1982; Hani Handoko, 1995; Kadarman & Jusuf, 1994).
Pemasaran adalah suatu bentuk proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain, pemasaran merupakan
salah satu tujuan perusahaan menciptakan penjualan yang menguntungkan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, tujuan pemasaran sendiri tidak dapat
dipisahkan dari tujuan perusahaan sehingga pemasaran merupakan salah satu kegiatan-
kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkemban dan mendapatkan laba
(Kotler,1995; McCarthy, 1984; Basu & Irawan, 1986). Berhasil tidaknya dalam
mencapai tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka dalam bidang pemasaran,
produksi, keuangan maupun bidang lainnya serta kemampuan mereka
mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut. Sedangkan Manajemen Pemasaran menurut
Kotler (1995) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari pewujudan, pemberian
harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa-jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan
dan organisasi.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran
dan dapat dikatakan bahwa konsumen tidak akan pernah membeli produk tersebut bila
mereka sendiri tidak mengenal, mendengar dan tidak yakin akan produk yang berguna
bagi mereka. Hal inilah dikatakan bahwa faktor promosi begitu penting dalam
pemasaran, menurut Michael E Porter dalam bukunya Keunggulan Bersaing, bahwa
perusahaan dalam menghadapi persaingan harus memiliki keunggulan bersaing yang
tinggi dan salah satunya adalah diferensiasi produk (Porter, 1994) yang dimiliki oleh
perusahaan haruslah dikenal oleh pasarnya dan produk tersebut dipasarkan kepada
konsumen (faktor promosi) sehingga konsumen dapat mengenal dan yakin akan produk
tersebut lain dari yang lainnya serta dapat mengambil keputusan untuk membeli produk
tersebut sehingga perusahaan dapat berkembang dan mempersiapkan diri untuk masuk
dalam era globalisasi melalui tahapan-tahapan pemasaran dari tahap pemasaran
domestik ke tahapan multinasional lalu ke tahapan internasional dan tahapan pemasaran
global dan terakhir tahapan pemasaran transnasional (Warren, 1995).
Bauran Pemasaran
Manajemen pemasaran dapat terjadi dalam suatu organisasi dalam kaitannya dengan
setiap pasarnya. Manajemen pemasaran secara historis hanya dikaitkan dengan tugas
dan orang yang menangani pasar pelanggan sehingga diperlukan suatu strategi yang
tepat yang telah dirumuskan para ahli pemasaran di dalam suatu konsep dan rumusan
serta variabel-variabel yang berkaitan yang disebut dengan Bauran Pemasaran dengan 4
komponen sebagai berikut:
a. Bauran Produk yang terdiri merek, gaya, desain, kemasan, warna, servis,
jaminan dan lainnya.
b. Bauran Harga yang terdiri harga pokok, debit, potongan promosi, potongan
dagang dan lainnya.
c. Bauran Tempat yang terdiri transportasi, pergudangan, persediaan barang,
lembaga distribusi dan lainnya.

70
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

d. Bauran Promosi yang terdiri periklanan, penjualan tatap muka, publisitas dan
promosi penjualan.
Bauran pemasaran mempunyai beberapa peranan penting dalam perusahaan antara lain:
merupakan salah satu elemen strategi pemasaran, sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen, sebagai salah satu
alat dalam mengalahkan pesaing dalam menghadapi persaingan global dan
meningkatkan volume penjualan dalam perusahaan. Dengan adanya peranan bauran
pemasaran yang penting dalam perusahaan, promosi merupakan salah satu bagian di
dalamnya dan di dalam promosi juga ada bagian atau unsur yang terpenting sebagai urat
nadi dalam perusahaan yaitu faktor komunikasi. Dengan komunikasi ini maka individu,
lembaga atau masyarakat dapat saling mengadakan hubungan dan interaksi satu dengan
yang lainnya.
Promosi merupakan alat yang dapat digunakan individu, lembaga dan organisasi laba,
nirlaba maupun organisasi jasa untuk berkomunikasi dengan pasar sasarannya, menurut
Cortland L Bovee dan John V Thill (2002) komunikasi adalah proses mengirimkan dan
menerima pesan, sedangkan komunikasi yang efektif terjadi kalau individu mencapai
pemahaman yang sama, merangsang pihak yang lain melakukan tindakan dan
mendorong orang untuk berpikir dengan cara yang baru. Menurut William G Nickels
(1979), komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh
pembeli dan penjual dan merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan
keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan
dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik, komunikasi pemasaran
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi,
membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan (Fandi, 2002).
Bauran Promosi
Promosi memiliki tujuan yang sejalan dengan tujuan organisasi, menurut Hani Handoko
(1996) tujuan promosi tidak terlepas dari konsep Product Life Cycle atau siklus
kehidupan produk yang dikembangkan oleh Raymon Presscott tahun 1922 di Amerika
Serikat dimana daur siklus kehidupan produk memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk yang terdiri dari 4 (empat) tahap umum
dalam periode terbatas yaitu tahap pengenalan produk, tahap pertumbuhan produk,
tahap kematangan atau kejenuhan produk dan tahap penurunan atau kematian produk.
Strategi promosi secara umum berfungsi memberitahukan atau memperkenalkan diri,
menginformasikan ciri, keunggulan, keberadaan, cara kerja produk kepada masyarakat
lalu promosi memodifikasi tingkah laku konsumen membentuk pilihan merek dan
produk tertentu dan membujuknya beralih pada merek tertentu dengan mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk secara persuasif sehingga pelanggan
memiliki kepercayaan akan produk tertentu dan menjadi loyal, dan tahap terakhir adalah
mengingatkan kembali pada masa kejenuhan atau tahap kematian produk.
Bauran promosi adalah kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan promosi
atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan
penjualan, ini merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari variabel variabel
periklanan, penjualan perorangan, publisitas dan alat promosi yang lain yang semuanya

71
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Widyaningtyas, 2002;


Stanton,1984).
Keempat jenis kegiatan promosi (bauran promosi) adalah:
a. Periklanan, bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan
jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu dengan menggunakan berbagai media
yang ditujukan untuk merangsang pembelian, hasil yang diharapkan agar
konsumen membeli produk atau jasa yang ditawarkan kepadanya (Basu, 1984;
Widyaningtyas, 2002; Fandy, 2002; Moh As’ad, 1982).
b. Penjualan tatap muka adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan
satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan,
komunikasi langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan tersebut dan membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya (Basu, 1984; Widyaningtyas, 2002; Fandy, 2002).
c. Publisitas atau hubungan masyarakat adalah pendorongan permintaan secara non
pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial
di dalam media massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara
langsung, ini promosi non personal mengenai produk, pelayanan atau kesatuan
usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi atau berita tentang produk
secara ilmiah berupa karakteristik, kelebihan-kelebihan maupun pemeliharaan
produk yang bersangkutan di media massa (Basu, 1984; Widyaningtyas, 2002;
Fandy, 2002; Kotler, 1995).
d. Promosi penjualanadalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan informasi
mengenai produk yang dipasarkan, berkomunikasi dengan konsumen dan
membujuk konsumen untuk membeli produk perusahaan, promosi merupakan
arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran
(Stanton, 1984; Nickels, 1979).

Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam menganalisa dan meneliti berdasarkan
penelitian kegiatan gereja yang berlangsung dan sebagai titik pangkal dengan
mengumpulkan data masalah yang menjadi objek penelitian. Dimana data-data yang
diperoleh berasal dari beberapa gereja yang cukup relevan dengan penelitian ini dan
dilakukan studi banding di dalamnya sehingga diperoleh data yang cukup akurat dan
tajam. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif yang data-datanya
diambil berupa kuesioner pada responden, wawancara dan pengamatan di lapangan dari
beberapa pemimpin dan pekerja gereja pada gereja yaitu Gereja Kristus Yesus Jemaat
Bumi Serpong Damai, Tangerang.
Dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikaitkan dengan teori,
metode dan kertas kerja dari literatur untuk dapat membantu memberikan penjelasan
yang lebih komprehensif tentang hasil analisis data ini. Operasionalnya metode
kualitatif yang dilakukan berupa kuesioner dan wawancara dengan pimpinan, pejabat
dan orang-orang yang berkompeten menguasai data dan informasi di lapangan.
Analisa Citra

72
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

Data-data yang dikumpulkan dari responden yang mengisi kuesioner dianalisa dengan
menggunakan Analisa Citra yaitu skala familiaritas dan skala favorabilitas untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan audien sasaran terhadap objek yang diteliti dan
seberapa jauh respon audien sasaran terhadap objek tersebut. Menurut Philip Kotler
(1995), skala familiaritas adalah suatu skala yang dipakai untuk mengukur pengetahuan
audien sasaran mengenai objek yang diteliti, sedangkan skala favorabilitas adalah suatu
skala yang diberikan setelah audien sasaran merasa dekat atau familiar dengan objek
tersebut dan untuk mengukur seberapa jauh respon audien sasaran terhadap objek yang
diteliti. Penggunaan skala familiaritas dan skala favorabilitas untuk digunakan sebagai
berikut:
a. Untuk mengukur seberapa jauh suatu gereja mengetahui faktor promosi didalam
kegiatan gerejanya.
b. Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa jauh respon suatu gereja terhadap
faktor promosi tersebut bila diterapkan di dalam kegiatan gereja yang
bersangkutan.
c. Untuk mengetahui secara umum respon gereja secara keseluruhan terhadap
faktor promosi dalam kegiatan gereja.
Setelah data-data dianalisa dengan skala favorabilitas dan skala familiaritas maka hasil
perhitungan tersebut dicocokkan dengan hasil wawancara (kualitatif) dengan pimpinan,
aktivis, coordinator lapangan yang ada sehingga dapat dihasilkan suatu pembuktian
hipotesis penelitian.

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN


Analisis Data
Dalam memberikan kuesioner kepada responden maka jawaban responden akan
diberikan bobot nilai, untuk skala familiaritas dan favorabilitas adalah sebagai berikut:
Sangat tidak setuju = 1 Sangat tidak efektif = 1
(STS) (STE)
Tidak setuju (TS) =2 Tidak efektif (TE) =2
Setuju (S) =3 Efektif (E) =3
Setuju sekali (SS) =4 Efektif sekali (ES) =4
Sangat setuju sekali = 5 Sangat Efektif sekali = 5
(SSS) (SES)

Kemudian jumlah bobot nilai masing-masing responden dianalisa dan dilihat,


hasilnya dalam persentase (%). Dengan perhitungan sebagai berikut:
Persentase Nilai Familiaritas dan Favorabilitas Gereja (PNFG)
Perhitungan persentase nilai masing-masing gereja baik dalam skala familiaritas
maupun skala favorabilitas (PNFG) adalah:
Persentase Nilai Familiaritas Gereja (PNFG) =
Jumlah bobot nilai total responden
(Jumlah responden gereja x jumlah pertanyaan)x bobot nilai tertinggi
x 100 %
Persentase Nilai Favorabilitas Gereja (PNFG) =
Jumlah bobot nilai total responden
(Jumlah responden gereja x jumlah pertanyaan)x bobot nilai tertinggi
x 100 %
Dari hasil daya yang dianalisa kemudian akan diperoleh suatu gambaran
mengenai obyek yang diteliti sehingga dapat diambil suatu kesimpulan dari penelitian.

73
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

Perhitungan Persentase RespondenGereja Kristus Yesus Jemaat Bumi Serpong


Damai
Gereja Kristus Yesus jemaat Bumi Serpong Damai (yang sebelumnya bernama
Gereja Krsitus Jemaat Mangga Besar) bertempat Jalan Nusaloka blok E 8 no. 7, sektor
14, Bumi Serpong Damai, Tangerang, ini didirikan pada tanggal 17 Pebruari 1992
dengan jumlah jemaat kurang lebih 400 orang, dengan pelayanan 3 kali kebaktian setiap
minggunya.
a. Persentase Nilai Pertanyaan Gereja (PNPG).
Perhitungan Nilai Pertanyaan Gereja (skala familiaritas) adalah:
1.Faktor promosi dapat mengefektifkan program kegiatan gereja secara
optimal?. (B1)
37
Persentase (PNPG) = 50 x 100 % = 74 %
(angka 50 dari jumlah responden dikalikan nilai tertinggi = 10 x 5)
2. Sebagian kegiatan gereja (khotbah, plang nama gereja, lembaran warta
mingguan, OHP, multimedia elektronik, majalah gereja, buletin gereja, dll)
sudah merupakan bagian dari faktor promosi yang ada dalam gereja saudara?.
(B2)
Persentase (PNPG) = 74 % (perhitungan sama dengan diatas).
3. Gereja memakai iklan pada surat kabar, koran atau majalah untuk
mempromosikan program kegiatan gereja contohnya: iklan untuk KKR di
gereja pada tangga tertentu di Koran Kompas? Atau acara lainnya?. (B3)
Persentase (PNPG) = 54 %
4. Gereja memakai spanduk-spanduk untuk mempromosikan program kegiatan
gereja contohnya: spanduk yang digantung di depan gereja atau di tempat-
tempat ramai/jalan lain untuk seminar sehari mengenai Karunia Roh Kudus di
gereja pada tanggal tertentu?. (B4)
Persentase (PNPG) = 74 %
5. Gereja memakai multimedia elektronik dan OHP (slide) untuk
mempromosikan acara, berita dan program kegiatan gereja?. (B5)
Persentase (PNPG) = 84 %
6. Gereja memakai selebaran (kertas cetakan) tersendiri yang dibagikan kepada
jemaat untuk mempromosikan program kegiatan gereja, contohnya acara
Kebangunan Rohani, Retreat Keluarga, Seminar sehari dan lain-lain?. (B6)
Persentase (PNPG) = 86 %
7. Gereja memakai iklan-iklan di radio-radio atau di televisi swasta untuk
mempromosikan program kegiatan gereja, contohnya jadwal acara kebaktian
rutin, acara Kebangunan Rohani, Retreat Keluarga, Seminar sehari dan lain-
lain?. (B7)
Persentase (PNPG) = 58 %
8. Adanya pendapat yang mengatakan bahwa gereja yang berorientasi pada
promosi/pemasaran adalah gereja yang tidak rohani lagi karena promosi
sudah bersifatnya materi/duniawi dan gereja tidak boleh terlibar dan masuk
ke dalamnya?. (B8)
Persentase (PNPG) = 76 %

74
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

Sedangkan Perhitungan Persentase Nilai Pertanyaan Gereja (PNPG) dalam skala


favorabilitas dalam Gereja Kristus Yesus Jemaat BSD adalah sebagai berikut:
1. Multimedia elektronik atau OHP di dalam gereja. (C1)
42
Persentase (PNPG) = 50 x 100 % = 84 %
(angka 50 dari jumlah responden dikalikan nilai tertinggi = 10 x 5)
2. Pemberitahuan lisan antara jemaat mengenai acara-acara gereja atau jemaat
(personal, dari mulut ke mulut). (C2)
Persentase (PNPG) = 76 % (perhitungan sama dengan di atas).
3. Pengumuman (selesai kebaktian) oleh petugas atau pendeta. (C3)
Persentase (PNPG) = 82 %
4. Iklan pada surat kabar seperti Kompas, Merdeka, dll. (C4)
Persentase (PNPG) = 52 %
5. Iklan di majalah-majalah seperti Bahana, Femina, dll. (C5)
Persentase (PNPG) = 54 %
6. Iklan di radio-radio seperti Sonara, RRI, Elshinta, dll. (C6)
Persentase (PNPG) = 60 %
7. Iklan di televisi seperti di Indosiar, SCTV, RCTI, ANTV, TV7, dll. (C7)
Persentase (PNPG) = 56 %
8. Spanduk-spanduk di jalan-jalan atau di tempat tertentu. (C8)
Persentase (PNPG) = 62 %
9. Selebaran atau kertas cetakan/print yang dibagikan atau pamlet yang ditempel
di dinding. (C9)
Persentase (PNPG) = 74 %
10. Iklan di mobil atau di bis kota seperti plang gambar di belakang bis kota
tertentu atau samping kanan/kiri badan bis tersebut. (C10)
Persentase (PNPG) = 40 %
11. Sticker-sticker yang dibagikan pada jemaat atau orang awam atau
masyarakat agar dapat ditempel dimanapun. (C11)
Persentase (PNPG) = 58 %

b. Perhitungan Persentase Nilai Familiaritas dan Favorabilitas Gereja (PNFG).


290
PNFG (Familiaritas) = 400 x 100 % = 72,5 %
349
PNFG (Favorabilitas) = x 100 % = 63,5 %
550
Pembahasan dan hasil penelitian
Dari Analisa Citra dalam perhitungan skala Favorabilitas dan Familiaritas pada Gereja
Kristus Yesus Bumi Serpong Damai ini maka didapat hasil penelitian sebagai berikut:
1. 74 % responden Gereja Kristus Yesus BSD memilih spanduk untuk
mempromosikan program kegiatan gereja dibandingkan responden gereja
lainnya.
2. 84 % responden Gereja Kristus Yesus BSD memilih multimedia elektronik dan
OHP (slide) untuk mempromosikan acara, berita dan program kegiatan gereja
dibandingkan responden gereja lainnya.

75
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

3. 86 % responden Gereja Kristus Yesus BSD memilih untuk memakai selebaran


(kertas cetakan) dibandingkan responden gereja lainnya.
4. 76 % responden Gereja Kristus Yesus BSD berpendapat bahwa gereja yang
berorientasi pada promosi/pemasaran tidak berarti gereja tidak rohani lagi,
dibandingkan responden gereja lainnya.
5. Dalam skala favorabilitas, Gereja Kristus Yesus lebih banyak memilih
Multimedia elektronik (84%), Pengumuman oleh pendeta (82%) dan
Selebaran/kertas cetakan (74%).
6. Angka total dari skala familiaritas gereja ini adalah 72,5%, hal ini menunjukkan
pengetahuan responden terhadap obyek yang diteliti cukup besar, mereka
mengerti betul akan faktor promosi dapat digunakan sebagai sarana untuk
membangun gereja dan untuk pekabaran Injil.
7. Sedangkan angka total skala favorabilitas gereja ini sebesar 63,5 % terhadap
sarana promosi berupa multimedia elektronik, OHP, personal selling,
pengumuman dan majalah gereja.
8. Untuk sarana seperti beberapa iklan di televisi, radio, surat kabar dan iklan pada
mobil/bis kota, beberapa responden kurang mendukung dan tidak
menyetujuinya.
9. Ada beberapa saran yang baik dari responden dan salah satunya dikatakan
bahwa promosi menjadi efektif bagi suatu program jika dilakukan dengan tujuan
yang tepat (untuk apa), tepat sasaran (untuk siapa), tepat lokasi, tepat acara
dengan media promosi yang selektif dan tepat juga.
10. Dari hasil analisa data responden, maka Gereja Kristus Yesus BSD lebih
menekankan Bauran Promosi yang lebih menekankan pada publisitas
(pengumuman, multimedia elektronik), dan sarana promosi (spanduk-spanduk,
selebaran dan lainnya), pengenalan dan pengetahuannya (skala familiaritas)
mengenai faktor promosi adalah paling tinggi diantara responden gereja lainnya
(72,5%).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Setelah melihat pengumpulan data kuesioner dan menganalisanya dengan skala
familiaritas dan skala favorabilitas, dan membandingkannya dengan tinjauan pustaka
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor promosi
menjadi salah satu komponen penting yang signifikan berpengaruh dalam
kegiatan gereja di Gereja Kristus Yesus, Bumi Serpong Damai.
2. Penelitian ini menunjukkan Gereja Kristus Yesus belum sepenuhnya melakukan
faktor promosi program gereja secara optimal, tetapi pengenalan dan
pengetahuan (dari skala familiaritas dan favorabilitas) menunjukkan gereja
setuju dan positif akan hal promosi program kegiatan gereja di dalam kegiatan
gerejanya (angka di atas 50%) dan gereja memakai sarana promosi program
gereja yang berbeda sesuai dengan strategi gereja tersebut.
3. Hasil Perhitungan Persentase Nilai Familiaritas dan Favorabilitas Gereja
(PNFG) menunjukkan nilai persentase familiaritas sebesar 72,5% dan nilai

76
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

persentase favorabilitas sebesar 63.5% dan hasil ini berada diatas 50% dan ini
menunjukkan minat jemaat Gereja Kristus Yesus, Bumi Serpong Damai dapat
menerima, familiar dan antusias pada faktor promosi dalam kegiatan gereja.
4. Dari segi skala favorabilitas untuk sarana seperti beberapa iklan di televisi,
radio, surat kabar dan iklan pada mobil/bis kota, beberapa responden kurang
mendukung dan tidak menyetujuinya khususnya iklan pada mobil atau bis kota
(40%) berada dibawah 50%.
5. Dengan adanya promosi, Gereja dapat lebih mudah mencari dan mengenali
orang-orang atau sumber daya lain yang dapat diperbantukan untuk program
yang lebih besar dan kompleks. Akan muncul potensi-potensi dari anggota-
anggota, jemaat dalam gereja yang menekankan pada promosi program kegiatan
gereja secara tidak langsung dan ini menjadikan mereka pemimpin-pemimpin
barn di kemudian hari atau untuk program yang dijalankan gereja. Akan banyak
karunia yang muncul melengkapi Gereja tersebut dan tidak ada anggota Gereja
yang memperoleh semua karunia Roh secara lengkap dan karena itu tidak ada
pula anggota Gereja yang dapat melakukan segala sesuatu di dalam Gereja
(Abineno, 2001: Jonge, 1993).

Saran
Begitu kegiatan promosi program kegiatan gereja mulai berakar, maka gereja pasti
merasakan suatu suasana yang berbeda dalam gereja, orang akan lebih bisa
mendefinisikan secara lebih baik apa tujuan dari bergereja itu dan suasana akan lebih
positif, hangat dan lebih yakin akan dirinya sendiri. Dengan melihat kelebihan-
kelebihan yang muncul dari promosi gereja, maka penulis memberikan saran-saran agar
gereja modern haruslah mempunyai beberapa dasar pemikiran untuk pemasaran gereja
jaman sekarang yaitu:
1. Menganggap Gereja adalah suatu kegiatan organisasi yang memandang faktor
promosi merupakan suatu sarana untuk pelayanan dan pertumbuhan dalam
setiap program kegiatan gerejanya dan harus dijalankan secara hikmat dan
mempunyai tujuan yang jelas serta dikelola secara efisien dan senantiasa
bergerak maju ke arah sasaran yaitu mencapai keuntungan yang sebesar-
besarnya yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa dan memupuk orang-orang yang
percaya (Barna, 1988: Berkhof, 2001).
2. Gereja diharapkan mempunyai perspektif promosi program kegiatan gereja yang
jelas untuk menjangkau pasar/seluruh dunia jiwa-jiwa bagi Kristus. Bila tidak,
maka gereja telah menghilangkan kesempatan dan tidak memanfaatkan
kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal (keuntungan
pelayanan) dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan pengembangannya
(Wiryoputro, 2001: Wagner, 1997).
3. Tidak selalu gereja yang menekankan pada promosi program kegiatan gereja itu
berarti gereja akan segera runtuh secara total, tetapi hanya saja gereja itu tidak
akan dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang sudah tersedia bagi
pertumbuhan dan pemberitaan keluar.
4. Keberhasilan suatu metode pada program kegiatan gereja sangat bergantung
pada bagaimana metode itu dipraktekkan dan sandaran yang kuat pada kekuatan
tangan Tuhan, sehingga diperlukan penelitian yang berkelanjutan mengenai

77
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

faktor promosi ini dengan kondisi dan situasi saat ini yaitu era globalisasi
dengan media sosial yang semakin canggih dan modern (Griffiths, 1995: Saucy,
1872).

Referensi

Abineno. J. L. Ch (2001), Pokok-pokok punting dari Iman Kristen, BPK Gunung Mulia,
Jakarta.
As'ad. Moh (1982), Psikologi Industri, Liberty, Yogyakarta.
Barna. George (1988), Memasarkan Gereja, Yayasan Kalam Hidup, Bandung.
Bell. Martin L (1979), Marketing, Concept and Strategy, Haughton Mifflin Company
Boston.
Berkhof. Louis (2001), Teologia Sistematika — Doktrin Gereja, jilid 5, (terj) Yudha
Thianto, LRII, Jakarta.
Bovee. Courtland L, & Thill. John V (2002), Komunikasi Bisnis 1, (terj) Sindoro,
Alexander, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Davis. Keith, & W. Newstrom. John (1995), Perilaku dalam Organisasi jilid I, (terj)
Dharma Agus, Erlangga, Jakarta.
Elashmawi. Farid, & R. Harris. Philip (1996)Manajemen Multibudaya — Kecakapan
baru demi sukses global, Gramedia, Jakarta.
Griffiths. Michael (1995), Gereja dan Panggilannya Dewasa Ini, (terj) BPK Gunung
Mulia, Jakarta.
Handoko. T. Hani (1995), Manajemen, BPFE,Yogyakarta.
Kadarman. A.M, & Udaya. Jusuf (1994), Pengantar Ilmu Manajemen, Gramedia,
Jakarta.
Kotler. Philip (1995). Manajemen Pemasaran I— Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Pengendalian, (terj) Hermawan, Ancella Anitawati, Salemba Empat, Jakarta.
Kotler. Philip (1995), Manajemen Pemasaran II — Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian, (terj) Hermawan, Ancella Anitawati, Salemba
Empat, Jakarta.
Keegan J. Warren (1995), Manajemen Pemasaran Global jilid 1, (terj) Sindoro,
Alexander, Prenhallindo, Jakarta.
Keegan J. Warren (1995), Manajemen Pemasaran Global jilid 2, (terj) Sindoro,
Alexander, Prenhallindo, Jakarta.
McCarthy. E Jerome (1984), Basic Marketing, A Managerial Approach, Richard D
Irwin Inc., Illinois.

78
Jurakunman Vol.12, No. 2, Juli 2019 ISSN: 2086-681X

McCarthy. E Jerome (1985), Dasar-dasar Pemasaran, (terj) Albert, Airlangga, Jakarta.


Nickels. William G (1979), Principles of Marketing, A Broadened Concept of
Marketing, Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs.
Nitisemito. Alex S (1981), Marketing, Ghalia, Jakarta.
Ohmae. Kenichi (1991), Dunia Tanpa Batas — Kekuatan dan strategi didalam ekonomi
yang saling mengait, (terj) Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta.
Payne. Adrian (2001), Pemasaran Jasa, ANDI, Yogyakarta.
Porter. Michael E (1994), Keunggulan Bersaing Menciptakan & Mempertahankan
Kinerja Unggul, (terj) Binarupa Aksara, Jakarta.
Porter. Michael E (1996), Strategi Bersaing, Tehnik menganalisa industri dan Pesaing,
(terj) Maulana, Agus, Erlangga, Jakarta.
Saucy. Robert L (1872), The Church in God's Program, Moody Press, Chicago.
Sistaningrum. Widyaningtyas (2002), Manajemen Penjualan Produk, Kanisius,
Yogyakarta.
Stanton. William J (1984), Fundamental of Marketing, McGraw Hill International Book
Company, New York.
Swastha, Basu D. H (1984). Azas-azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.
Swastha. Basu D. H, & Irawan (1986), Manajemen Pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta.
Tjiptono. Fandy (2002), Strategi Pemasaran, ANDI, Yogyakarta.
Wagner C. Peter (1997), Gereja Saudara dapat Bertumbuh, Gandum Mas, Malang.
Wagner C. Peter (1996), Pertumbuhan Gereja, Peranan Roh Kudus, Gandum Mas,
Malang.
Wiryoputro. Sugiyanto (2001), Dasar dasar Manajemen Kristiani, BPK Gunung Mulia,
Jakarta.

79

Anda mungkin juga menyukai