Anda di halaman 1dari 13

PEMBERIAN VIT.

A PADA BAYI (6-11


BULAN) DAN BALITA (12-59 BULAN)
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
SOP No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 04 Januari 2021 PUSKESMAS
Halaman : 1/2 BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian 1. Pemberian kapsul vit. A pada bayi (6-11 bulan) biru (100.000 IU) setiap
bulan Februari dan Agustus.
2. Pemberian kapsul vit. A pada balita (12-59 bulan) merah (200.000 IU)
setiap bulan Februari dan Agustus.
2. Tujuan Sebagai Acuan dalam melaksanakan kegiatan pemberian vitamin A pada
bayi dan balita di Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Standar
Pemberian Vit A pada Bayi (6-11 bulan) dan Balita (12-59 bulan).
4. Referensi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat Jendral
Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
5. Prosedur / 1. Persiapan
Langkah-langkah a. Menyiapkan data jumlah sasaran
b. Mengecek ketersediaan kapsul Vit.A Biru dan Merah.
c. Menghitung kebutuhan
d. Mengajukan kebutuhan kapsul Vit. A biru dan merah
kebagian Pengelola obat.
e. Membuat rencana distribusi.

2. Pelaksanaan
a. Bekerja sama dengan petugas pengelolah obat
mendistribusikan kapsul Vit A sesuai dengan kebutuhan
bulan Februari dan agustus
b. Petugas gizi mendistribusikan VIt A Sesuai dengan
kebutuhan bulan Februari dan Agustus.
c. Kader posyandu memberikan kapsul Vit. A dosis tinggi
pada hari pelaksanaan posyandu pada bulan Februari dan
Agustus.
d. Kader posyandu mencatat hasil pemberian kapsul Vt. A
sesuai dengan sasaran pada buku catatan .
e. Kader posyandu membuat laporan hasil pemberian kapsul
Vit.A dan melaporkan hasil kegiatan pemberian kapsul
Vit.A pada petugas pelaksana gizi puskesmas pada bulan
Februari dan Agustus.
f. Petugas pelaksana gizi puskesmas merekap hasil
pemberian kapsul Vit.A pada bulan Februari dan
Agustus.
g. Petugas pelaksana gizi puskesmas melaporkan hasil
distribusi pemberian kapsul Vit.A denga stok/sisa ke Dinas
Kesehatan.
6. Bagan Aur
Persiapan  Menyiapkan
 Mengecek
 Menghitung kebutuhan vit A
 Membuat rencana distribusi

 kerja sama pet. Pengolahan obat


Pelaksanaan  Mendistribusikan Vit A
 Memberikan kapsul vit A
 Mencatat hasil pemberian vit A
 Membuat laporan
 Kader melaporkan hasil Vit A
 pet gizi merekap dan melaporkan hasil
sisa stok vit A
7. Unit Terkait  Petugas pengelolah obat
 Kader posyandu
 Pet Gizi
8. Dokumen terkait  Blanko Laporan Vitamin A
SWEEPING VITAMIN A
/SOP.UKM /
No. Dokumen :
PKM.BLTG/I/2021
No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021
PUSKESMAS
Halaman : 1/1
BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Sweeping adalah salah satu upaya untuk menjaring sasaran dalam
meningkatkan pemberian kapsul vitamin A. Hal ini dilakukan bila masih
terdapat sasaran yang belum mendapat kapsul vitamin A pada hari
pemberian yang telah ditentukan dalam bentuk kunjungan rumah.
2. Tujuan Sebagai Acuan dalam melaksanakan kegiatan pemberian sweeping vitamin
A pada bayi dan balita di Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang
Sweeping Vitamin A.
4. Referensi  Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat Jendral
Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
 PMK RI No. 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
 Permenkes RI No 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi
Gizi
5. Prosedur / 1. Persiapan
Langkah-langkah a. Menyiapkan Data sasaran Sweeping
b. Menghitung kebutuhan untuk di Sweeping
c. Membuat perencanaan Sweeping
2. Pelaksanaan
a. Kader posyandu mencatat hasil Sweeping pemberian kapsul Vit.
A sesuai dengan sasaran pada buku catatan .
b. Kader posyandu membuat laporan hasil Sweeping pemberian
kapsul Vit.A dan melaporkan hasil kegiatan pemberian kapsul
Vit.A pada petugas gizi puskesmas pada bulan Februari dan
Agustus.
c. Petugas pelaksanaan gizi puskesmas merekap hasil Sweeping
pemberian kapsul Vit.A pada bulan Februari dan Agustus.
d. Petugas pelaksana gizi puskesmas melaporkan hasil Sweeping
distribusi pemberian kapsul Vit.A denga stok/sisa ke Dinas
Kesehatan.
6. Bagan Aur
7. Unit Terkait  Kader posyandu
 Pet Gizi
8. Dokumen terkait  Blanko Laporan Vitamin A
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM
/SOP.UKM /
No. Dokumen :
PKM.BLTG/I/2021
No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021
PUSKESMAS
Halaman : 1/1
BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Pemantauan garam beryodium adalah proses kegiatan pemantauan
konsumsi garam beryodium tingkat masyarakat dengan mengambil sampel
siswa SD/MI dari masing-masing desa di wilayah kerja puskesmas secara
berkala.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pematauan gawam beryodium
di wilayah kerja Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang
Pemantauan Garam Beryodium.
4. Referensi  Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat Jendral
Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
 Pedoman Pelaksanaan Teknis Survilance Gizi, Kemenkes RI, Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Jakarta : 2020
5. Prosedur / 1. Petugas menentukan SD/MI yang akan dilaksanakan pengujian garam
Langkah-langkah 2. Petugas membuat surat pemberitahuan pelaksanaan pengujian garam
ke SD/MI
3. Petugas berkoordinasi dengan SD/MI terpilih
4. Petugas mengunjungi SD/MI terpilih
5. Petugas meminta guru SD/MI mempersiapkan garam yang telah
dibawa siswa dari rumah untuk diperiksa
6. Petugas melakukan pengujian garam dengan meneteskan iodina test ke
garam masing-masing siswa.
7. Petugas mencatat hasil pengujian garam beryodium
8. Petugas mengumpulkan hasil pengujian garam dari semua desa dan
dicatat pada blanko monitoring garam desa
9. Petugas merekap hasil pengujian garam pada blanko monitoring garam
puskesmas
10. Petugas melaporkan hasil monitoring garam pada kepala puskesmas
dan Dinas Kesehatan Kabupaten
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait  SD/MI
 Petugas Gizi
8. Dokumen terkait Formulir Pemantauan Garam Beryodium
PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA
MENGGUNAKAN DACIN
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
SOP No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021 PUSKESMAS
Halaman : 1/1 BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Penimbangan balita dengan dacin adalah mengukur berat badan balita
dengan menggunakan alat timbang berupa dacin yang dilakukan di
posyandu oleh kader.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menimbang bayi dan balita menggunakan dacin di
wilayah kerja Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Standar
Penimbangan Bayi dan Balita Menggunakan Dacin.
4. Referensi Direktorat Gizi Masyarakat. Panduan Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat; 2020.
5. Prosedur / a. Persiapan Dacin
Langkah-langkah 1. Kader menggantungkan dacin pada tempat yang kokoh
2. Kader mengatur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan
mata penimbang
3. Kader meletakkan bandul geser pada angka nol (0) jika ujung
kedua paku timbang tidak dalam posisi lurus, maka timbangan
perlu ditera atau diganti dengan yang baru.
4. Kader memastikan bandul geser berada pada angka nol(0)
5. Kader memasang sarung timbang pada dacin
6. Kader menyeimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik
berisikan pasir/batu diujung batang dacin, sampai kedua jarum
di atas tegak lurus.
b. Menimbang Balita
1. Kader memasukkan balita ke dalam sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai jarum
tegak lurus
2. Kader menbaca BB dengan melihat angka diujung bandul geser
3. Kader mencatat hasil penimbangan dengan benar pada
kertas/buku bantu untuk dimasukkan ke dalam buku register
4. Kader mengembalikan bandul ke angka nol dan mengeluarkan
balita dari sarung timbang.
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. . PKK Desa
3. Program Promkes
4. Bidan dan Pustu
8. Dokumen terkait Laporan hasil kegiatan (Register F1 Gizi)
PENIMBANGAN BAYI DAN BALITA
MENGGUNAKAN TIMBANGAN DIGITAL
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
SOP No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021 PUSKESMAS
Halaman : 1/2 BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Penimbangan balita dengan timbangan digital adalah mengukur berat badan
balita dengan menggunakan alat timbang berupa timbangan digital yang
dilakukan di posyandu oleh kader.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menimbang bayi dan balita menggunakan timbangan
digital di wilayah kerja Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang
Standar Penimbangan Bayi dan Balita Menggunakan Timbangan Digital.
4. Referensi Direktorat Gizi Masyarakat. Panduan Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat; 2020.
5. Prosedur / a. Persiapan Timbangan Digital
Langkah-langkah 1. Pasang baterai pada timbangan digital
2. Letakkan timbangan di tempat datar dan cukup cahaya
3. Nyalakan timbangan, dan pastikan angka yang muncul pada
layar adalah 0,0
b. Menimbang Balita
a) Jika anak berusia kurang dari 2 tahun dan belum dapat berdiri
sendiri, timbang anak dengan ibunya dengan cara:
1. Sebelum ditimbang bersama ibu/pengantar, kader membantu
ibu menggendongkan bayi dengan dialasi kain sarung bersih
yang dibawa ibu
2. Ibu melepas alas kaki, kemudian ibu berdiri diatas timbangan,
selanjutnya nyalakan timbangan hingga muncul angka 0.0
pada layar baca.
3. Kader menyerahkan bayi kepada ibu, lalu membaca dan
mencatat hasil penimbangan.
b) Jika anak berumur 2 tahun dan akan berdiri di atas timbangan,
timbang berat anak sendiri. Jika anak melompat dari timbangan
atau tidak mau berdiri, gunakan prosedur penimbangan seperti di
atas.
1. Nyalakan timbangan. Ketika angka 0.0 tampak pada layar
baca, timbangan siap digunakan.
2. Lepaskan sepatu, pakaian luar anak dan aksesoris lainnya.
Upayakan anak ditimbang dengan pakaian seminimal
mungkin.
3. Anak berdiri tepat di tengah timbangan dan tetap berada di
atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar
timbangan.
4. Baca dan catat berat badan anak.
.
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. PKK Desa
3. Program Promkes
4. Bidan dan Pustu
8. Dokumen terkait Laporan hasil kegiatan (Register F1 Gizi)
PENGUKURAN PANJANG BADAN
DENGAN LENGTH BOARD
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
SOP No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021 PUSKESMAS
Halaman : 1/1 BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Pengukuran panjang badan adalah suatu proses untuk mengetahui panjang
badan pada anak usia kurang dari 2 tahun anak yang lebih dari 2 tahun
namun belum mampu berdiri dengan menggunakan alat pengukur panjang
badan/ length board
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur panjang badan anak mengunakan length
board di wilayah kerja Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Standar
Pengukuran Panjang Badan Dengan Length Board.
4. Referensi Direktorat Gizi Masyarakat. Panduan Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat; 2020.
5. Prosedur / a. Persiapan
Langkah-langkah Pilih meja atau tempat yang datar dan rata. Siapkan alat ukur panjang
badan
b. Pengukuran Panjang badan
1. Kain sarung yang dibawa ibu digunakan sebagai alas.
2. Telentangkan anak di atas papan pengukur yang telah dialasi
dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan
tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak).
3. Pengukur utama berdiri disamping kanan anak untuk menekan
dengan lembut lutut anak dan memastikan telapak kaki anak rata
dengan papan geser, jari-jari kaki anak menunjuk ke atas. Bila sulit
dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel
tegak lurus di papan geser.
4. Asisten pengukur berdiri di bagian kepala anak untuk memastikan
puncak kepala anak menempel pada bagian papan yang statis dan
tegak lurus.
5. Pastikan ibu berdiri di dekat anak, untuk menenangkan anak tanpa
mengganggu proses pengukuran.
6. Setelah papan geser dipastikan menempel tegak lurus dengan
telapak kaki anak, pengukur utama membaca hasil panjang badan
anak dari angka kecil ke besar dan catat pada buku bantu/register.
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. PKK Desa
3. Program Promkes
4. Bidan dan Pustu
8. Dokumen terkait - Formulir Pekan Penimbangan
- Register F1 Gizi
PENGUKURAN TINGGI BADAN DENGAN
MICROTISE
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
SOP No. Revisi : 0
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021 PUSKESMAS
Halaman : 1/2 BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Pengukuran tinggi badan adalah suatu proses untuk mengetahui tinggi
badan pada anak usia 2 tahun keatas dan mampu berdiri tegak dengan
menggunakan alat microtoise
2. Tujuan Sebagai acuan untuk mengukur tinggi badan anak mengunakan microtoise
di wilayah kerja Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Standar
Pengukuran Tinggi Badan Menggunakan Microtoise.
4. Referensi Direktorat Gizi Masyarakat. Panduan Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat; 2020.
5. Prosedur / a. Persiapan
Langkah-langkah 1. Letakkan alat ukur tinggi badan di lantai yang datar dan menempel
pada dinding yang rata
2. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela
baca menunjukkan angka nol
3. Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding dengan
menggunakan lakban/ selotip d. Kurang lebih jarak 50 cm dari ujung
pita diberi lakban/selotip agar tidak bergerak
4. Geser kepala microtoise ke atas
b. Pengukuran Tinggi Badan
1. Pastikan anak telah melepas alas kaki dan aksesoris di kepala.
2. Pengukur utama memposisikan anak berdiri tegak lurus di bawah
microtoise membelakangi dinding, pandangan anak lurus ke depan.
Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort.
3. Pengukur utama memastikan 5 bagian tubuh anak menempel di
dinding yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan
tumit. Pada anak obesitas minimal 2 bagian tubuh menempel di
dinding yaitu punggung dan bokong.
4. Asisten pengukur memposisikan kedua lutut dan tumit anak rapat
dan sedikit menekan perut anak agar tegak.
5. Pengukur utama menarik kepala microtoise sampai puncak kepala
anak dan membaca angka pada jendela baca sejajar dengan garis
merah.
6. Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah dari angka
kecil ke arah angka besar.
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. PKK Desa
3. Program Promkes
4. Bidan dan Pustu
8. Dokumen terkait - Formulir Pekan Penimbangan
- Register F1 Gizi
BULAN PENIMBANGAN
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit : 4 Januari 2021
PUSKESMAS
Halaman : 1/2
BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Bulan dimana di lakukan pengukuran antropometri (penimbangan Berat
badan, pengukuran panjang badan/tinggi badan) terhadap seluruh balita di
wilayah kerja Puskesmas Belanting

2. Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan bulan penimbangan di wilayah


kerja Puskesmas Belanting

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Bulan


Penimbangan.
4. Referensi 1. Direktorat Gizi Masyarakat. Panduan Pelaksanaan Pemantauan
Pertumbuhan di Posyandu. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat;
2020.
2. Buku Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di Posyandu Dirjen
Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI 2013.
3. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi,
Kemenkes RI tahun 2011 .
5. Prosedur / PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN :
Langkah-langkah - Dacin
- Sarung timbang
- Timbangan Digital
- Length Board
- Microtoise
- Alat Tulis
- Format pekan penimbangan
- Komputer

PELAKSANAAN :
- Petugas melakukan administrasi (Surat pemberitahuan kepada
Kecamatan, Desa tentang pelaksanaan kegiatan bulan timbang).
- Petugas melakukan Registrasi Sasaran Balita (0-59 bln) di setiap
dusun/posyandu oleh kader dengan menggunakan Form Bulan
Timbang/Pekan
- Kepala Dusun bersama kader menyebarluaskan informasi tentang
pelaksanaan kegiatan bulan timbang pada hari H-1
- Kepala Dusun/Kader menginformasikan kembali kepada
masyarakat tentang kegiatan tersebut dengan pengeras suara
- Kader menyiapkan form registrasi sasaran
- Kader melakukan penimbangan BB Balita dan mencatat hasil
penimbangan di format pekan penimbangan.
- Petugas mengambil data hasil penimbangan dan menentukan status
gizi balita.
- Petugas menentuan status gizi dengan menggunakan PMK NO 2
Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
- Pelaksanaan Bulan Penimbangan pada bulan Februari dan Agustus
atas kesepakatan kabupaten.
- Sasaran Bulan Timbang minimal 90% dari jumlah balita yang ada
di wilayah dusun ( Posyandu ).
- Petugas membuat laporan hasil pekan penimbangan dan mengirim
laporan ke dinas kesehatan kabupaten.
6. Bagan Aur -
7. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. PKK Desa
3. Program Promkes
4. Bidan dan Pustu
.8. Dokumen terkait Formulir Pekan Penimbangan
KELAS GIZI
/SOP.UKM
No. Dokumen :
/PKM.BLTG/I/2021
No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit :
PUSKESMAS
Halaman : 1/1
BELANTING
PUSKESMAS Ns. MANSUR, SKM
BELANTING NIP. 19750803 200112 1 001
1. Pengertian Suatu pembelajaran dengan cara partisipatif sekelompok ibu dalam
upaya peningkatan gizi masyarakat melalui perubahan prilaku .
2. Tujuan Sebagai Acuan untuk melaksanakan kegiatan kelas gizi di wilayah kerja
Puskesmas Belanting
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. /SK.UKM/PKM.BLTG/I/2021 tentang Kelas
Gizi
4. Referensi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat Jendral
Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
6. Prosedur / a. Petugas membuat surat undangan pemberitahuan tentang pelaksanaan
Langkah-langkah Kelas Gizi
b. Pertemuan dengan kader Posyandu, perangkat desa, PKK desa, tokoh
masyarakat, tokoh agama untuk menentukan lokasi pelaksanaan kelas
gizi.
c. Petugas menentukan kebutuhan bahan/materi dan peralatan.
d. Petugas memberikan penjelasan umum kelas gizi
e. Petugas melakukan Perkenalan dengan peserta
f. Petugas melakukan Pre Test
g. Petugas melakukan pemilihan ketua kelas
h. Petugas menyampaikan materi kelas gizi
i. Petugas melakukan Diskusi-tanya jawab
j. Petugas melakukan Post Test
k. Petugas melakukan Demonstrasi/praktek Makanan Sehat
l. Petugas membuat laporan
7. Bagan Aur -
8. Unit Terkait 1. Kader, Kadus
2. Petugas Promkes
3. Bidan
4. Kesling
9. Dokumen terkait Laporan hasil kegiatan

Anda mungkin juga menyukai