DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUMBERBARU
Jl. PB Sudirman No. 06 (0334) 324018
KECAMATAN SUMBERBARU
JEMBER
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah kesehatan dan gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) menjadi fokus perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan konsekuensi
kualitas hidup individu yang bersifat permanen sampai usia dewasa. Timbulnya
masalah gizi pada anak usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan
kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu, termasuk rematri.
Fe (Besi) merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh
manusia dan hewan sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia dewasa. Besi
mempunyai beberapa fungsi esensial yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru
kejaringan tubuh, sebagai alat angkut electron didalam sel, dan sebagai bagian
terpadu berbagai reaksi enzim dalam jaringan tubuh. Walaupun terdapat luas dalam
makanan banyak penduduk dunia kekurangan besi termasuk Indonesia. Kekurangan
besi sejak 30 tahun terakhir diakui berpengaruh terhadap produktivitas kerja,
penampilan kognitif, dan system kekebalan.
Anemia besi (AGB) masih dijumpai pada 26,3% balita (Studi makro, 2006).
Analisis cakupan pemberian suplementasi Fe 3 dan cakupan pemeriksaan kehamilan
(K4) menunjukkan adanya kesenajngan besar. Riskesdas 2018 membuktikan cakupan
pemberian > 90 tablet Fe pada ibu hamil hanya 37,7%. Anemia gizi besi pada ibu
hamil dapat meningkatkan resiko bayi yang dialhirkan menderita kurang besi, dan
berdampak buruk pada pertumbuhan sel otak anak yang secara konsisten dapat
mengurangi kecerdasan anak. Di Indonesia telah lama dibuktikan bahwa kejadian
anemia pada anak berhubungan dengan berkurangnya prestasi kognitif sehingga
berakibat rendahnya pencapaian pendidikan pada anak sekolah. Bayi dengan BBLR
disertai anemia, selain dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental
anak, juga dapat mengakibatkan penurunan kecerdasan sampai 12 poin. Selain itu
BBLR meningkatkan resiko usia dewasa terkena Diabetes Mellitus,jantung dan
pembuluh darah, obesitas, kanker, dan stroke.
Cara pemberian tablet Fe yaitu untuk pencegahan 1 tablet / hari sejak awal
kehamilan seterusnya sampai masa nifas, dan untuk pengobatan diberikan 2 tablet /
hari sampai kadar Hb normal.
2. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan cakupan pemberian Fe 3 mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan pemantauan sehingga kegiatan pencegahan anemia gizi besi
berjalan lancar.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan Fe 3
2. Tersedianya tablet Fe (besi) bagi semua ibu hamil dan ibu nifas.
3. Meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil
dan ibu nifas.
4. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku tenaga kesehatan dalam
penanggulangan anemia pada ibu hamil dan ibu nifas.
Insiyah, Amd.Keb
2.
Gelang Aning Purwatiningsih, Amd.Keb
4.
Jamintoro Meilina Ulfa Fazria, A.Md.Keb
5.
Kaliglagah Dwi Putri Imami, S.Tr.Keb
6.
Jambesari Stefany Mega Abriana, A.Md.Keb
2. Peserta / Sasaran
Ibu hamil dan ibu nifas di wilayah Puskesmas Sumberbaru
3. Jadwal Pelaksanaan
a. Waktu
Bulan Januari - Desember 2022
b. Tempat
Pelayanan Kesehatan di wilayah Puskesmas Sumberbaru
4. Pembiayaan
ADD
III. PENUTUP
Kegiatan Pemberian tablet tambah darah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sumberbaru diharapkan seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Sumberbaru
mengkonsumsi Tablet Tambah Darah.
1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan, notulensi dan laporan bulanan
Puskesmas Sumberbaru Program Gizi dengan target peserta mengerti tentang
pelaksanaan Pemberian tablet tambah darah ibu hamil dan sesuai dengan prosedur
pelaksanaan yang ada.