Anda di halaman 1dari 18

GDS 1 K6 PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS

PEDOMAN PENILAIAN FISIS :

- Pengukuran pertumbuhan (panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada)


- Pemeriksaan tanda vital
- Penilaian sistem organ tubuh : pernafasan, kardio
- Pemeriksaan peralatan

PERTAMA X MASUK FASKES UNTUK DATA BAYI :

- Dicatat jam, tgl, lahir bayi


- Data pada saat masuk faskes adalah data ibu dr si bayi bukan data bapak
- Penilaian masa kehamilan :
- Pake HPHT, dr USG trisemester pertama yg paling adekuat

PENILAIAN VITAL BAYI


1. SUHU TUBUH
- Dipriksa lewat aksila
- Harus dipriksa dengan teliti karna takut terjadi hipotermi
- Harus menyiapkan inkubator, kalo di inkubator itu ada namanya probe suhu, harus dipriksa
tiap jam
- Suhu normal : 36,5-37,5

- Masalah pada suhu bayi :


- 1. NEONATUS HIPOTERMIA (suhu<36,5)
- Disebabkan : jika bayi diletakkan begitu saja di ruangan terbuka, bukan di inkubator,
sehingga nanti bayi akan melepaskan kalor utk membentuk panas sehingga jd hipoglikemi /
nanti terjadi gagal nafas jd nafasnya si bayi berat, makanya sblm bayi lahir harus disiapkan
inkubator dan sudah dihubungkan dulu dengan ventilator biar hangat dan bayi langsung
dimasukkan ke inkubator.
- Cara mencegah hipotermi :
- Infant warmer harus udh disediakan
- Setelah bayi lahir, harus segera di lap pakai kain hangat, trus kepala bayi ditutup biar suhu
tubuh bayi ttp normal.
- Nanti di inkubator itu ada setelannya buat masukin BB nya dan jg suhu tubuh, biar nanti
diatur sendiri sama inkubator suhu yg pas buat si bayi (liat tabel)
- Komplikasi Hipotermi : BB bayi rendah dan tidak naik2

- INFANT WARMER :
- Disiapkan 10-15 menit sblm lahir
- Kain untuk membungkus bayi udh dihangatkan dulu di infant warmer
- Suhu operasi melahirkan bagusnya 24 derajat, karena biar sesuai sama bayi
- Infant warmer jgn ditaro pas dibawah ac nanti dingin
- Di ventilator ada penghangatnya, jd udara yg masuk itu udh hangat jd bayi gak hipotermi
- Untuk infus, itu dilakukan nya di infant warmer, bukan di inkubator karna susah kalo di
inkubator.
- Tp klo misalnya kita udh cegah tp bayi ttp hipotermi brrti bisa jd bayi itu kena infeksi
(biasanya harus dicoba dulu prosedur penghangatan sampe 2x baru bisa kita curigai infeksi)
- Saat mengecek suhu bayi, jgn buka pintu inkubator, buka nya jendela di inkubator aja.
- 2. NEONATUS HIPERTERMIA (suhu >37,5)
- Disebabkan :
- Ibu demam saat mau melahirkan (resiko vertikal transmisi), atau bisa juga ibu yg dpt anastesi
epidural
- Bayi dehidrasi.
- Bayi dibungkus terlalu tebal

2. DENYUT JANTUNG :
- Denyut jantung normal bayi : 120-160x/menit
- Harus ada monitor saturasi utk liat DJ bayi
- Kalo gada monitor, kita pake stetoskop
- Menghitung DJ bayi harus 1 menit (memantau), kecuali kalo resusitasi harus 6 detik aja
dilakukannya, nanti sehabis itu dikali 10
- Frekuensi memantau : Jika bayi tidak stabil (1 jam sekali), jika bayi stabil ( 3-4 jam sekali
saat beri minum)

- Masalah pada Denyut jantung bayi :


- 1. TAKIKARDI (DJ >170)
- Saat melakukan pemeriksaan harus dalam keadaan bayi tenang, tidak nangis dan gerak2
banyak, karna saat bayi nangis/ bergerak banyak pasti DJ meningkat
- Bayi prematur sering mengalami ductus arteriosus nya terbuka jadinya dia sering terjadi
desah jantung
- Disebabkan :
- Hipovolemia, Hipertermia, Anemia, Gagal jantung

- 2. BRADIKARDI (DJ <100)


- Sering dikaitkan dengan henti nafas
- Bayi prematur sering terjadi hal ini, karna otaknya blm sempurna
- Pertimbangkan EKG
- Jika bradikardi berlanjut maka harus dipriksa :
- Lihat warna kulit bayi apakah ada sianosis/ warna kebiruan
- Perhatikan pola nafas bayi (gerak naik turun dada)
- Jika bayi mengalami henti nafas (apnea) (henti nafas 20 detik) maka harus ditentukan butuh
resusitasi/ventilasi ke bayi.

3. PERNAPASAN :
- Normal : 40-60 detik
- Diliat dr gerakan dada bayi gausa harus pake stetoskop
- Dobservasi dan dihitung selama 1 menit
- Kalo bayi stabil dilakukan pemeriksaan tiap 3-4 jam sekali, tp klo bayi gak stabil pake
monitor di ukur pernapasannya dan dipantau 1-2 jam sekali

- 4. TEKANAN DARAH :
- Akan dilihat sistol diastol dan MAP (min arterial pressure)

PENGUKURAN PERTUMBUHAN /ANTROPROMETRI :


- Dimasukkan ke curva kucenko
- Yang dinilai : Berat badan (diukur tiap hari) , Tinggi badan (diukur saat masuk dan tiap
minggu), Lingkar kepala (diukur saat masuk dan tiap minggu)
- Dibuat diagnosis ke curva kucenko utk menyesuaikan apakah BB dan usia kehamilan sesuai
atau tidak
- Sehabis bayi lahir langsung diukur ke curva kucenko
- Utk meletakkan timbangan harus di permukaan datar (sebaiknya pake yg digital)

1. BERAT BADAN :
- BB harus diukur tiap hari pada jam yg sama dan saat mengukur, bayi tidak boleh
menggunakan pampers
- Masukkan BB ke kurva kucenko tiap minggu
- Dipantau perubahan kurva nya tiap minggu
- Kurva phantom digunakan untuk bayi prematur untuk menggambarkan pertumbuhan bayi
intrauterine
- Diharapkan : terjadi kenaikan bayi sekitar 20-30 gram/hari
- Utk bayi baru lahir umumnya memang BB nya akan turun 10% terutama jika diberi ASI dan
akan kembali lg setelah 2 minggu
- BBLR (bayi berat lahir rendah) kalau <2500 gram.
- Jika ibu hipertensi : biasanya BB bayi nya kecil
- Jika ibu DM : biasanya BB bayi besar
- 2 bayi ini beresiko terkena hipoglikemi
- Kalo nanti kurva diatas normal brrti harus di cek KGD nya

USIA KEHAMILAN BAYI :

- Cukup bulan 37- 42 minggu


- Prematur : < 37 minggu
- Lebih bulan : >42 minggu ditandai oleh (ketuban sudah hijau)
- Very preterm : 28 - < 32 minggu
- Moderate preterm : 32-34 minggu
- Near preterm : >34 minggu - 36 minggu lebih 6 hari
- Extreme prematur : <28 minggu

2. PANJANG BADAN :
- Diukur dr ubun2 sampe tumit
- POLA PERTUMBUHAN 1 BULAN PERTAMA :
- Berat : 20-30 gr/ hari
- Panjang : 0,5-1 cm/ minggu
- Lingkar kepala 0,5 cm/ minggu

3. LINGKAR KEPALA :
- Diukur pake pita meteran
- Diukur tiap minggu
- Diukur 3x nanti dirata2kan nilainya
- Kalo bayi dengan hidrosefalus : harus tiap hari diukur lingkar kepalanya.

PENILAIAN SISTEM PERNAPASAN :


- Takipnea : nafas cepat
- Grunting : suara merintih
- Retraksi : dalam pernapasan melibatkan otot2 lain cthnya otot epigastrial, harusnya gaada
- Gaada stenosis (tekanan saraf pada tulang belakang)
- Liat di warna kulit, pernapasan, suara napas, dinding dada (liat pake stetoskop apakah liat
simetris atau engga)
- APNEA : BAYI HENTI NAFAS dibawah 20 detik diukur dengan oximeter
- ETT : endotrakea
- Cek suara napas paru kanan dan kiri, kalo sama brrti ETT dh pas
- Kalo di torackal 2 brrti dh pas
- Kalo tidak sama mungkin terlalu dalam kita cek ETT nya

PENILAIAN KARDIOVASKULAR :

- Prekordium, bunyi jantung, ritme, murmur ( desahan jantung, yg bisa didengar lewat
stetoskop), denyut perifer

PENILAIAN GASTROINTESTINAL :

- Warna kulit perut, dinding perut, bising usus, emesis/residu, palpasi


- Bayi prematur gabisa menghisap, nanti dipakein OG (Orogastric tube) .
- Cara nilai cara minum bayi : menggunakan OGT (Orofaringeal Gastritic Tube) dengan
membuka lalu melihat residu nya/ sisa air yg gak keminum si bayi.
- Jangan mempuasakan bayi karna nanti residu tidak baik, diberikan dengan oral care.
- Beri colostrum kepada bayi akan mengurangi resiko bayi terkena nekrosis…

PENILAIAN SIST SARAF :

- Menilai : postur, tonus, kesadaran


- Tonik neck reflex
- Palmar grasp : pas kita sentuh telapak bayi nanti dia bakal mencengkram jari kita

- PEMERIKSAAN MOTOR :
- Kalo gerakan serempak/simetris brrti gerakan tangan normal tp kalo gak simetris jgn2 si
bayi kena fraktur, bisa jd pas persalinan si dokter narik bayi terlalu kuat tangannya
- Refleks primitif : refleks yg masih ada sampe bayi berumur bbrp bulan misal ½ bulan baru
ilang
- Cara periksa : kita jatuhkan benda dekat bayi trus nanti si bayi bakal ngangkat tangannya
kek dekat ke dada kalo gerakannya serempak brrti aman
- Kalo nangis bayi melengking : brrti kemungkinan terjadi pendarahan di intrakranial
- Pada bayi : ubun2 masih berkembang, kalo misalnya ada pendarahan ubun2 akan menonjol ke
arah luar, jd tegang ubun2nya
- Sutura melebar : hidrosefalus

PENILAIAN SISTEM LAIN :

- Gambaran luka : klo terdapat kita catat dengan detail


- Gambaran sist genitalia : kalo gatau itu cewe atau cowo, dianggap ambigus genitalia
- Gambaran keluaran ostomi : misal atresia ani (gada anus) jadi dilakukan kolostomi
(membuat lubang di perut untuk tempat keluarnya feses, karena anus tertutup)

GDS 1 K7 PENILAIAN USIA GESTASI PADA NEONATUS


KONSEP:
- Mencocokkan apakah sesuai dengan pemeriksaan obgyn (HPHT, USG)
- Mengetahui apakah bayi kurang/cukup/lebih bulan
- Paling baik dilakukan 1 hari/12 jam setelah bayi lahir, tapi yang paling penting BAYI HARUS
TENANG DAN STABIL
- Menggunakan SKOR BALLARD (MATURITAS FISIK dan MATURITAS
NEUROMUSKULAR)
Skor ballard tingkat akurasinya 2 minggu dan jika saat akan dinilai si bayi tidak bisa dinilai
maturitas neuromuskularnya, maka penilaian dilakukan dengan maturitas fisik dikali 2.

Cara perhitungan:
1. Amati penampakan fisik neonatus lalu beri tanda pada kolom sesuai yang teramati.
2. Lakukan pemeriksaan neuromuskular lalu beri tanda pada kolom sesuai yang teramati.
3. Akumulasikan nilai sesuai yang teramati, lalu cocokkan dengan tabel Maturity Rating.
NB: Pemberian tanda X untuk pemeriksaan pertama kali, sedangkan tanda O untuk pemeriksaan
kedua dan selanjutnya. Jika hasil akumulasi nilai tidak pas pada usia tertentu, maka usia gestasi
dituliskan dalam bentuk interval. (Contoh: jika akumulasi 33, maka usia gestasi 36-38 minggu)

STEP 1 :

STEP 2 & 3 :
KETERANGAN MATURITAS FISIK:
1. Skin: yang mengalami retak-retak/pecah-pecah adalah selapis jaringan di atas kulit yang disebut
vernix caseosa, semakin matur bayi vc akan semakin lepas dan nampak retak-retak.
2. Lanugo : rambut-rambut halus di punggung atau scapula, pada bayi yang usia gestasinya <24
minggu tidak ada lanugo

KETERANGAN MATURITAS NEUROMUSKULAR:


1. Posture: mengobservasi postur bayi.

2. Square window: dilakukan dengan menekukkan telapak tangan ke arah pergelangan tangan
sebisa mungkin. Amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah

3. Arm recoil: dilakukan dengan menekukkan lengan bagian bawah bayi ke arah bahu dan ditahan
selama 5 detik, lalu diekstensi maksimal dan dilepas. Amati apakah bayi secara refleks
menarik kembali lengan bawahnya. (evaluasi saat bayi terlentang)
4. Popliteal angle: dilakukan dengan pertama-tama memosisikan bayi telentang, arahkan lutut ke
perut bayi, lalu dengan tangan yang lain dorong tumit hingga kaki menuju ke wajah. Yang diukur
adalah sudut yang dibentuk antara kaki bawah (bagian betis) dengan paha.

5. Scarf sign: dilakukan dengan mengarahkan lengan ke bahu di sisi yang lain (misalnya lengan
kanan ke bahu kiri) sejauh mungkin.

6. Heel-to-ear: dilakukan dengan mengarahkan kaki sejauh mungkin menuju kepala tanpa dipaksa,
lutut mungkin bergerak keluar di sisi abdomen. Amati jarak antara kaki dan kepala serta
tingkat ekstensi lutut
GDS 1 K8 HORMON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1. GROWTH HORMONE (GH)


Konsep: Biosintesis:
a. Merupakan hormon polipeptida yang terdiri atas 191 asam amino dengan dua ikatan
disulfida intramolekular dengan BM 22 kDa dan waktu paruh di plasma 6-20 menit.
b. Disekresikan oleh sel-sel somatotrof di area lateral dari pituitari anterior/hipofisis anterior
c. Gen yang mengode sintesis hormon GH berada pada kromosom 17.

Mekanisme kerja: GH merupakan hormon anabolik (meningkatkan glikogenesis, glukoneogenesis,


sintesa protein, lipolisis, dan menurunkan uptake ).
a. GH berperan dalam menstimulasi pertumbuhan post-natal dengan efek direct dan
indirect. Secara direct, GH langsung berefek pada sel target terutama sel adiposa dan
efeknya adalah meningkatkan lipolisis dan pada sel otot yaitu menurunkan uptake
glucose dan meningkatkan uptake asam amino. Secara indirect, GH yang berikatan
dengan reseptornya di membran sel akan menyebabkan efek melalui IGF-1
(somatomedin-C) yang terutama terjadi di sel-sel hepatosit.

b. Sekresi hormon GH meningkat dengan tingkat glukosa plasma yang rendah dan tingkat
asam amino plasma yang tinggi. Sekresi hormon GH menurun dengan tingkat IGF-1 yang
tinggi dan adanya GHIH (Growth Hormone Inhibiting Hormone). Sekresi hormon GH diatur
melalui aksis hipothalamus (stimulus dari GHRH/GHIH)-hipofisis dan juga dikeluarkan
melalui ritme sirkadian terutama pada malam hari

2. IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1)/Somatomedin-C

Konsep: Biosintesis:
a. Merupakan suatu growth factor peptida yang terdiri atas 70 asam amino dengan berat
molekul 7,6 kDa.
b. IGF-1 dihasilkan di hati dengan rangsangan dari Growth Hormone (GH).
c. Gen yang mengkode sintesis IGF-1 berada di lengan panjang kromosom nomor 12.
Mekanisme kerja: IGF-1 merupakan suatu “mediator”, seperti second messenger dari GH, jadi
fungsi utamanya adalah untuk menstimulasi pertumbuhan khususnya post-natal.

a. GH yang berikatan dengan reseptor di hepatosit akan merangsang sintesis IGF-1, lalu IGF-1
akan berangkat ke sel target seperti tulang atau otot skeletal dan berikatan dengan reseptor
tirosin kinase (namanya IGF1R), yang sangat mirip dengan reseptor insulin.

3. IGF-2 (Insulin Growth Factor-2)/Somatomedin-A

Konsep: Biosintesis:
a. Merupakan growth factor peptida yang terdiri atas 67 asam amino dengan berat molekul 7,5
kDa.
b. IGF-2 terutama dijumpai di trofoblas.
c. Gen yang mengkode sintesa IGF-2 berada di lengan pendek kromosom nomor 11.

Mekanisme Kerja: IGF-2 terutama berperan dalam menstimulasi pertumbuhan janin selama
masa gestasi dan sekresinya dari hati tidak bergantung kepada stimulasi dari GH.

4. EGF (Epidermal Growth Factor)

Konsep: Biosintesis:
a. EGF merupakan growth factor peptida yang terdiri dari 53 asam amino dan mempunyai 3
ikatan disulfida; dengan berat molekul 6 kDa.
b. Dijumpai di makrofag, urin, saliva, ASI, plasma.
c. Gen yang mengkode sintesa EGF berada di lengan panjang kromosom nomor 4.

Mekanisme kerja: EGF terutama berfungsi dalam proliferasi sel, diferensiasi, dan
penyembuhan luka.
a. EGF berikatan dengan reseptor tirosin kinase yang sudah diketahui 4 jenisnya (HER1, HER2,
HER3, dan HER4).
b. Setelah berikatan dengan reseptornya, akan terjadi fosforilasi dan aktivasi kaskade sehingga
timbullah efek yg di atas.
GDS 1 K10 BAKTERI PATOGEN YANG PENTING SELAMA MASA PERTUMBUHAN
ANAK
6.STREPTOCCOCUS PNEUMONIAE

- Ditemukan di : meningen, sal pernapasan


- Penyakit : meningitis, pneumonia, sinusitis
- Ciri khas : bentuk diplokokus, gram (+), kek rantai, non motil, kapsul (+) , menghasilkan
pneumolisin ( hemolisis alfa – tidak sempurna) pada agar darah, katalase (-) untuk
membedakan dia strepto atau staphy
- Koloni : warna hijau, karna gabisa hemolisis sempurna
- Biakan : agar darah
- Sampel : swab nasofaring, darah, pus, septum, Cairan serebrospinal
- Pertumbuhan bakteri dihambat oleh potochin dan mengalami lisis di garam empedu
- Pencegahan : imunisasi vaksin PCV7
GDS 1 K16 ENTEROBIASIS

- Enterobiasis : Enterobius vermicularis (pinworm) / cacing kremi


- Habitat : usus besar ( saekum dan apendiks) beberapa ada di kolon ascenden dan ileum
- Kadang ada juga di bagian kulit anal (biasanya akan keluar pada malam hari)
- Morfologi :

- Bentuk infeksius : telur yang sudah di buahi/ embryonated eggs


- Bentuk diagnostik : telur dari swab anal

- SIKLUS HIDUP :
- PATOGENESIS :
- Mayoritas infeksi terjadi pada anak2 dan lebih sering pada wanita drpd laki-laki

- Pasien simptomatik :
- 1. Cacing dewasa di mukosa usus
- Cacing yg ada di dinding usus akan menimbulkan inflamasi dan pembentukan granuloma
- Infeksi dr cacing akan menyebabkan : apendisitis akut, kronik apendisitis, ruptur
apendisitis bahkan gada symptom signifikan
- Pemeriksaan patologis ditemukan : inflamasi kronik granulomatosa dengan / tidak dengan
sentral nekrosis, dikelilingi oleh polimorfonuklear neutrofil leukosit, eosinofil, fibroblast.
Macrophages, giant cells, epithelioid cells, and CharcotLeyden crystals juga kadang
ditemukan

- 2. Cacing betina yang bermigrasi ke anus


- Migrasi cacing betina dari anus ke kulit perianal dapat menyebabkan pruritus (bisa bertelur
4600-16000)
- Gejala klinis : pruritus yang parah, sulit tidur (karna gatal jd tidur gak nyenyak), lelah
- Gejala klinis pada anak : insomnia, mimpi buruk.
- Jika sampai ke vagina maka bisa menimbulkan masalah pada saluran genitourinary dan
granuloma
- Jika sudah parah maka akan menjadi vaginal discarge yang mucoid
- Bisa masuk ke vulva sehingga infeksi dan iritasi.

- DIAGNOSIS :
- Ditemukan telur / cacing dewasa di lipatan perianal
- Telur jarang terdeteksi melalui pemeriksaan feses, karna biasanya sudah terhapus karna pada
saat pipis, cacing sudah ikut terbuang saat kita membersihkan area genital.
- Anal swab : mengumpulkan telur menggunakan selotip cellophane (NIH swab)

- PENCEGAHAN :
- Jaga kebersihan : ganti sprei, cuci tangan, jaga kebersihan kuku tangan
- Sanitasi yang baik

- TATALAKSANA :
- Mebendazole (100 mg 1x)
- Albendazole (400 mg 1x )
- Pyrantel pamoate (11 mg/kg 1x; maximum, 1 g).
- Pengobatan dilakukan selama 2 minggu

Anda mungkin juga menyukai