Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang menjadi andalan negara
Indonesia di kancah dunia internasional. Permainan bulutangkis ini menggunakan kok dan raket
sebagai pemukul dari kok. Inti dari permainan ini adalah menjaga agar kok tidak terjatuh ke
tanah/lantai dengan cara memukul kok tersebut secara terus menerus.
Setiap olahraga yang sudah terkenal di dunia pasti memiliki induk organisasi dunianya.
Begitupun dengan permainan bulu tangkis. Olahraga ini juga memiliki induk organisasi yang
bernama Internasional Badminton Federation (IBF). ) berganti nama menjadi  Badminton World
Federation (BWF)  melalui pertemuan organisasi yakni Extraordinary General Meeting yang
diadakan Dan induk organisasai yang di Indonesia Bernama Persatuan Bulutangkis Seluruh
Indonesia (PBSI)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah organisasi bulutangkis dunia?


2. Bagaimana sejarah organisasi bulutangkis Indonesia?
3. Kapan tergantinya organisasi IBF menjadi BWF?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH ORGANISASI BULUTANGKIS DUNIA

Setiap olahraga yang sudah terkenal di dunia pasti memiliki induk organisasi dunianya.
Begitupun dengan permainan bulu tangkis. Olahraga ini juga memiliki induk organisasi yang
bernama Internasional Badminton Federation (IBF).Organisasi tersebut berdiri pada tahun
1934 yang di pelopori oleh 9 negara yang ada di dunia. Negara-negara tersebut diantaranya
Denmark, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Skotlandia, Belanda, Perancis, Wales dan
Irlandia.Organisasi semakin berkembang di dunia setelah mereka mengadakan kejuaraan
bergensi yang membuat negara lain tertarik dengan kejuaraan tersebut.Karena organisasi ini
terus berkembang dan berkembang. Maka sekarang organisasi IBF memiliki anggota di
seluruh dunia sebanyak 186 negara.

Induk organisasi yang menaungi cabang olahraga bulutangkis untuk tingkat dunia
adalah International Badminton Federation (IBF). IBF pertama kali berdiri pada tahun 1934.
Ada 9 negara yang merupakan pelopor dari terbentuknya organisasi ini, yaitu :

1. Inggris
2. Irlandia
3. Skotlandia
4. Wales
5. Denmark
6. Belanda
7. Kanada
8. Selandia Baru
9. Perancis

Kemudian pada tahun 1936, India bergabung dalam organisasi ini sebagai afiliat. Pada
tanggal 24 September 2006 International Badminton Federation (IBF) berganti nama
menjadi  Badminton World Federation (BWF) melalui pertemuan organisasi yakni
Extraordinary General Meeting yang diadakan di Spanyol. Keputusan ini diambil melalui
pengambilan suara terbanyak (voting) dan hasilnya sebanyak 206 delegasi yang hadir saat
pertemuan itu sepakat untuk pergantian nama tersebut.

Hingga saat ini Badminton World Federation (BWF)  telah berdiri selama 82 tahun dan telah
memiliki 186 negara anggota yang terdaftar. Kepengurusan BWF sendiri terdiri atas 5

2
tingkatan kepengurusan, yaitu : Executive Board, BWF Council, BWF Committees, BWF
Commissions, dan Management Team.

Terbentuknya organisasi ini sempat mendapat pertentangan dari negara anggotanya pada
dekade 1970-an akibat alasan sosial politik. Hingga akhirnya terbentuk organisasi tandingan
bernama World Badminton Federation (WBF) oleh 22 negara yang kebanyakan berasal dari
benua Asia dan Afrika pada 1978. Namun, adanya organisasi tandingan ini tidak bertahan
lama seiring adanya penyatuan kedua organisasi tersebut melalui konferensi unifikasi pada
1981. Pergantian nama badan bulu tangkis dunia itu menjadi BWF baru secara resmi
ditetapkan pada September 2006 dalam Rapat Luar Biasa di Madrid, Spanyol. Melalui laman
resminya, BWF menyebut memiliki anggota sebanyak 196 federasi di seluruh dunia yang
terbagi dalam lima konfederasi di tingkat benua.

Fungsi dan Tugas BWF Sebagai induk olahraga bulu tangkis dunia, BWF memiliki tugas
menerapkan peraturan permainan hingga rutin menyebarkan cabang tersebut di tataran
global. BWF sudah mampu menuntaskan misi besar mereka pada 1992, ketika bulu tangkis
dipertandingkan untuk kali pertama dalam Olimpiade di Barcelona, Spanyol. Sejak saat itu
pula, BWF bertugas menetapkan pemain yang tampil dalam pesta olahraga terbesar dunia
tersebut sekaligus menjadi penyelenggara utama turnamen cabang bulu tangkis. Baca juga:
Bulu Tangkis: Sejarah, Peraturan, dan Teknik Dasar Tidak hanya menggelar kompetisi di
Olimpiade, BWF juga memiliki agenda kejuaraan rutin seperti Piala Thomas, Piala Uber,
Piala Sudirman, hingga Kejuaraan Dunia. Misi untuk mengembangkan bakat-bakat pemain
baru juga diusung melalui penyelenggaraan turnamen rutin dengan berbagai tingkatan mulai
dari BWF Tour Super 100, World Tour 300, 500, 750, 1000, hingga World Tour Finals.

3
B. SEJARAH ORGANISASI BULUTANGKIS INDONESIA

Perkumpulan bulutangkis pertama di Indonesia adalah Persatuan Olahraga


Republik Indonesia (PORI) yang berdiri pada tanggal 20 Januari 1947. Kantor pusat
PORI berada di Yogyakarta dan Tri Tjondrokusumo dilantik sebagai ketua PORI. Pada
zaman pemerintahan Belanda, perkumpulan bulutangkis ini diberi nama Bataviasche
Badminton Leaque (BBL) dan kemudian dipecah menjadi Bataviasche Badminton Unie
(BBU). Mayoritas anggota BBU adalah rakyat keturunan Tionghoa, yang pada masa itu
memiliki kesadaran nasional lebih tinggi jika dibandingkan dengan rakyat pribumi
Indonesia. Kemudian para anggota BBU ini merubah nama organisasi mereka menjadi
Persatuan Badminton Djakarta (Perbad) dan Tjoang Seng Tiang dipilih sebagai ketua
organisasi.
Pada tahun 1949, Perbad melakukan pertemuan dan jajak pendapat dengan
beberapa tokoh-tokoh dalam olahraga bulutangkis, yakni Sudirman Liem Soei Liong, E.
Sumantri, Ramli Rakin, Ang Bok Sun, dan Khow Dji Hoe. Pertemuan ini diadakan untuk
membahas dan menentukan langkah dalam rangka memperluas jangkauan organisasi ini
hingga seluruh wilayah negara Republik Indonesia. Pada tanggal 5 Mei 1951, Persatuan
Bulutangkis Seluruh Indonesia atau yang lebih dikenal dengan PBSI resmi berdiri di
Bandung. Adapun susunan pengurus PBSI pada masa berdirinya, adalah sebagai berikut :

1. Ketua Umum : A. Rochdi Partaatmadja


2. Ketua I : Soedirman
3. Ketua II : Tri Tjondrokoesoemo
4. Sekretaris I : Amir
5. Sekretaris II : E. Soemantri
6. Bendahara I : Rachim
7. Bendahara II : Liem Soei Liong

PBSI merupakan kepengurusan organisasi bulutangkis Indonesia tingkat pusat.


Dibawah kepengurusan tingkat pusat ini terdapat dua kepengurusan lagi, yaitu : Pengda
(Pengurus Daerah) untuk tingkat propinsi dan Pengcab (Pengurus Cabang) untuk tingkat
kota/kabupaten. Hingga akhir bulan Agustus tahun 1977 telah tercatat sebanyak 26
Pengda dan 224 Pengcab yang tersebar di seluruh Indonesia, dan terdapat lebih kurang
2000 perkumpulan dari seluruh wilayah Indonesia terdaftar menjadi anggota
PBSI. Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia atau PBSI terdaftar secara resmi sebagai
anggota IBF pada tahun 1953.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kita ketahui Indonesia merupakan negara yang kerap meraih juara dalam cabang
bulu tangkis atau badminton. Bahkan, para atlet kita sudah sering bersaing dengan
negara-negara besar seperti Jepang, Tiongkok, Korea dan negara-negara lainnya. Hingga
di eropa banyak peminat bulutangkis hingga terbentuk banyaknya organisasi dan atlet
yang mempunyai bakat dan kemampuan yang bisa meraih juara.
Dari berbagai organisasi bulutangkis banyak sejarah dari organisasi bulutangkis
tersebut dari terubahnya (IBF) menjadi (BWF) di luar negeri. Hingga organisasi
bulutangkis Indonesia dari (PORI) sampai berubah menjadi (PBSI)

B. Saran
Dari isi pembahasan makalah ini, diharapkan agar dapat memberikan informasi
yang akurat terkait organisasi bulutangkis. Diharapkan dari makalh ini, pembaca
mampu memberikan respon positif baik saran ataupun kritik yang bersifat membangun
agar kedepannya pembuatan makalah dapat lebih baik lagi.

5
Daftar Pustaka

https://search.yahoo.com/
search;_ylt=AwrjYXXPl1dj9YsE4GVXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzMEdn
RpZANMT0NVSTA1NENfMQRzZWMDcmVsLWJvdA--?
p=sejarah+organisasi+bulutangkis+dunia+indonesia&type=E211US885G0&ei=UT
F-8https://www.pinhome.id/blog/sejarah-bulu-tangkis/ &fr2=p%3As%2Cv%3Aw
%2Cm%3Ars-bottom%2Cct%3Agossip&fr=mcafee.
https://made-blog.com/sejarah-bulu-tangkis/
https://gurupenjaskes.com/sejarah-bulutangkis

Anda mungkin juga menyukai