Anda di halaman 1dari 4

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya
produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan Ahli
Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang
meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia.

Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia. Penyakit yang
timbul akan tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu kebiasaan
merokok, dan cara menghisap rokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar
risiko orang tersebut mendapat penyakit saat tua.

Mengapa Rokok Berbahaya?

Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat
karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker,
seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti kanker
nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau
pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke,
menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.

Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak
dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.
Asap rokok mengandung sejumlah zat yang berbahaya seperti benzen, nikotin, nitrosamin,
senyawa amin, aromatik, naftalen, ammonia, oksidan sianida, karbon monoksida benzapirin, dan
lain-lain. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya bagi tubuh.

Bahaya Perokok Pasif


Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok pasif tiga
kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari Rumah Sakit
Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok
masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk
ke tubuh orang di sekitarnya.

Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap
melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok
aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa
meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. “Namun
karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok
aktif jauh lebih besar daripada perokok pasif,” ujar dr.Budhi Antariksa.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko 25 persen lebih
tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap penyakit jantung
dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya karena wanita
memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria.

Bahaya merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi,
menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan kesuburan,
meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu
pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin.

Kiat Berhenti Merokok


1. Niatlah sungguh-sungguh bahwa Anda berhenti merokok
2. Umumkan pada orang-orang di sekitar bahwa Anda akan berhenti merokok dan
mintalahdukungan mereka.
3. Jauhilah lingkungan para perokok.
4. Carilah aktivitas yang berguna bagi tubuh
5. Bawalah selalu permen kemanpun Anda pergi.

Rokok merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang dapat dicegah. Sebelum terlambat,
berhentilah merokok demi diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

Apa itu Psikotropika dan Bahayanya?

Pengertian Psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susuan
syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir,
perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis
obat-obatan ini bisa ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai
dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang berbeda-beda,
mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga ringan.

Banyak pengguna yang mengkonsumsi obat-obatan tersebut tanpa ijin dari dokter. Meski efek
kecanduan yang diberikan termasuk rendah, namun tetap saja bisa berbahaya bagi kesehatan.
Data menunjukkan sebagian besar pemakai yang sudah mengalami kecanduan, dimulai dari
kepuasan yang didapatkan usai mengkonsumsi zat tersebut yang berupa perasaan senang dan
tenang. Lama-kelamaan pemakaian mulai ditingkatkan sehingga menyebabkan ketergantungan.
Jika sudah mencapai level parah, bisa mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan dari obat-
obatan tersebut juga bisa terancam terkena hukuman penjara. Karena itulah, meski beberapa
manfaatnya sangat baik bagi kesehatan, namun jika berlebih dan tidak sesuai dengan anjuran
dokter bisa menyebabkan efek yang berbahaya.
Golongan Psikotropika
Apakah Anda pernah mendengar zat Amfetamin? Ya, salah satu jenis obat-obatan tersebut
nyatanya termasuk dalam jenis psikotropika. Penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter
agar bisa terhindar dari kecanduan. Efek menenangkan dan memberikan rasa bahagia membuat
beberapa orang sengaja menyalahgunakan zat tersebut. Padahal pemakaiannya tidak boleh
sembarangan karena termasuk dalam obat terlarang. Berdasarkan pada risiko kecanduan yang
dihasilkan, golongan psikotropika dibagi menjadi 4, diantaranya adalah:

Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi menyebabkan
kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan terlarang yang
penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan
hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD,
DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian zat tersebut
memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah perasaan secara drastis. Efek buruk
dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah
mencapai level parah.

Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah
golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak memberikan efek
kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering disalahgunakan oleh
pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya
yang total jumlahnya ada 14.

Psikotropika Golongan 3
Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu, penggunaannya
haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan
dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak bisa
terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun. Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini
juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat golongan 3 diantaranya adalah Mogadon,
Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang jumlah totalnya ada 9 jenis.

Psikotropika Golongan 4
Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang lain.
Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa menimbulkan efek
samping yang berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan 4
terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering
dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya adalah Lexotan, Pil
Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan
masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.
Bahaya dan Efek Psikotropika

Meski memberikan efek kecanduan, namun penggunaan zat-zat tersebut diperbolehkan asalkan
sesuai dengan resep dokter. Namun sayang, saat ini pemakaiannya justru berlebih dan melewati
dosis normal sehingga manfaat yang diberikan justru memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Ada banyak bahaya dan efek penyalahguaan psikotropika, beberapa diantaranya adalah:

Stimulan
Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih terjaga. Kerja
organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-obatan tersebut, badan
menjadi lemah. Efek kecanduan ini menyebabkan penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat
tersebut agar kondisi tubuh tetap prima. Contoh stimulan yang sering disalahgunakan adalah
ekstasi dan sabu-sabu.

Halusinogen
Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai dimana persepsinya menjadi berubah dan
merasakan halusinasi yang berelebihan. Contoh zat yang memberikan efek halusinogen salah
satunya adalah ganja.

Depresan
Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sisten syaraf pusat.
Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama dan tidak sadarkan diri.
Bahaya yang paling fatal adalah menyebabkan kematian. Contoh zat yang bersifat depresan salah
satunya adalah putaw.

Undang-undang Narkotika dan Psikotropika


Psikotropika tidak sama dengan Narkotika, hal tersebut sesuai dengan isi pasal 1 angka 1 UU
No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika yang menyatakan bahwa Psikotropika merupakan sebuah
zat atau obat baik yang bersifat alamiah maupun buatan yang bukan narkotika. Khasiatnya
bersifat psikoaktif yang mana menyebabkan perubahan aktivitas mental serta perilaku.

Sementara pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan bahwa
jenis psikotropika golongan 1 dan 2 dicabut dan ditetapkan sebagai narkotika golongan 1.

Anda mungkin juga menyukai