Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hari Mahardika

NIM: 17604221063

PGSD Penjas B 2017

1. Hakikat kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran
dengan tujuan mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dilihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu jenis kegiatan yang
dilaksanakan dalam jalur pendidikan formal dan struktur pendidikan.

Dasar hukum pelaksanaannya mengenai kegiatan ekstrakurikuler olahraga mengacu


pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan. Dalam Pasal 1 Undang-undang tersebut disebutkan bahwa
tujuan pembinaan kesiswaan, dalam hal ini terkait kegiatan 3 ekstrakurikuler olahraga yaitu:
(1) Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat,
dan kreativitas.
(2) Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai
lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan pendidikan.
(3) Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan
minat.
(4) Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis,
menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil
society).

2. Tujuan pelatihan olahraga


(1) Mengembangkan penampilan olahragawan baik secara keterampilan, maupun
kematangan dalam bertanding
(2) mengembangkan dan menyempurnakan fisik olahragawan secara menyeluruh, fisik
secara khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni, teknik dan taktik cabang
olahraganya, serta mental bertanding dari olahragawan

ciri-ciri latihan olahragaa yang baik


(1) Proses latihan memiliki tujuan dan sasaran tertentu sehingga memerlukan
perencanaan yang tepat dan cermat
(2) Proses latihan harus berisi materi teori dan praktik, agar pemahaman dan
penguasaan keterampilan menjadi relatif permanen
(3) Proses latihan harus teratur, yaitu dilaksanakan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan
(4) Materi latihan berupa latihan fisik, teknik, taktik, dan mental.
(5) Proses latihan bersifat progresif, yaitu dari yang mudah ke yang sulit, dari yang
sederhana ke yang kompleks, dan dari yang ringan ke yang berat.
(6) Menggunakan metode latihan tertentu.
(7) Suatu proses latihan membutuhkan waktu tertentu, yang dibagi dalam periodisasi
latihan
3. prinsip-prinsip latihan olahraga
(1) Multilateral : Prinsip latihan yang mengembangkan semua komponen biomotor
dinamakan sebagai prinsip multilateral. Contoh keterampilan gerak dasar olahraga dan
pergerakan alami seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, melempar dan
menangkap.
(2) Prinsip Individu : satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan serta potensi yang
berbeda-beda sehingga dalam penentuan latihan harus disesuaikan dengan kemampuan
dari setiap individu
(3) Prinsip Adaptasi : terdapat perubahan dari komponenkomponen fisik yang ada, sebagai
contoh peningkatan kekuatan, kecepatan, power, koordinasi, dan kelentukan. Denyut
nadi istirahat lebih lambat, pernafasan lebih lambat, kinerja lebih baik, semangat lebih
baik, tidur relatif lebih mudah dan tidak mudah lelah.
(4) Prinsip Beban Berlebih : prinsip latihan yang menekankan pada penambahan beban
latihan sehingga mencapai batas ambang rangsang atau bahkan melampaui ambang
batas rangsang.
(5) Prinsip Beban Bersifat Progresif : latihan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang ringan
ke yang berat, dari yang sederhana ke yang komplek, yang dilakukan secara rutin, maju,
dan berkelanjutan.
(6) Prinsip Spesifikasi : (a) kebutuhan energi, (b) model latihan, (c) periodisasi latihan, dan
(d) gerak dan otot-otot yang digunakan.
(7) Prinsip Bervariasi : proses latihan yang menuntut pengulangan-pengulangan tentunya
akan menimbulkan kejenuhan bagi olahragawan.
(8) Prinsip Pemanasan dan Pendinginan : mempersiapkan olahragawan dalam menjalani
latihan inti
(9) Prinsip Periodisasi : tahapan dan penjabaran dari tujuan latihan secara keseluruhan
(10) Prinsip Berkebalikan : olahragawan yang berhenti dari latihan dalam jangka waktu
tertentu, maka organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis
(11) Prinsip Beban Moderat: menentukan beban latihan yang tepat bagi setiap
olahragawan.
(12) Prinsip Sistematik : latihan yang berbeda-beda baik secara teknik, taktik, fisik,
maupun mental. Penyampaian materi latihan juga harus sistematik

4. Prinsip latihan individual


Individu satu dengan yang lainnya memiliki kemampuan serta potensi yang berbeda-beda
sehingga dalam penentuan latihan harus disesuaikan dengan kemampuan dari setiap
individu. Bahkan pada orang yang kembar pun akan mempunyai perbedaan pada ciri tubuh,
apalagi secara fisiologis dan psikologis tentunya tidak akan bisa sama persis. Perbedaan pada
individu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

5. Komponen kondisi fisik yang perlu dikembangkan dalam proses latihan ekstrak
urikuler olahraga sekolah dasar :
(1) intensitas latihan : ukuran kualitas suatu rangsang atau pembebanan yang diberikan
selama proses latihan
(2) volume : jumlah suatu pembebanan yang diberikan.
(3) recovery : waktu istirahat yang diberikan pada saat latihan antara aktivitas.
(4) interval : waktu istirahat yang diberikan pada waktu istirahat antar seri, sirkuit, atau
antarsesi per unit latihan
(5) repetisi : jumlah pengulangan untuk satu item latihan tertentu. Satu seri terdapat
beberapa butir atau item latihan dimana setiap butir atau item latihan itu dilaksanakan
dengan pengulangan-pengulangan.
(6) set : jumlah pengulangan untuk beberapa item latihan
(7) seri : ukuran keberhasilan menyelesaikan beberapa macam latihan dimana semuanya
harus diselesaikan dengan satu rangkaian.
(8) durasi : ukuran lamanya waktu latihan dalam satu kali sesi latihan
(9) densitas : pemberian waktu recovery dan interval
(10) irama : ukuran kecepatan pelaksanaan suatu pembebanan dalam latihan
(10) frekuensi sesi atau unit : jumlah latihan dalam periode waktu tertentu
sesi atau unit

6. a. Tujuan pemanduan bakat


1. Meningkatkan prestasi olahragawan secara maksimal
2. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya manusia.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses pembinaan.
4. Menggali bibit olahragawan berbakat yang belum berperan aktif dalam olahraga.
5. Memberikan kesempatan bagi olahragawan muda yang berbakat untuk mengembangkan
keterampilan olahraga secara baik dan benar.
6. Menghindarkan pemilihan olahraga yang tidak sesuai dengan potensi bakat olahragawan.
7. Mempermudah kerja pelatih, sebab olahragawan yang berbakat pada cabang olahraga
akan mudah menyesuaikan dan cepat bisa menguasai keterampilan cabang olahraga
tersebut daripada yang tidak berbakat.

b. Keuntungan pemanduan bakat


(1) mempercepat dalam mencapai prestasi tertinggi, sebab olahragawan yang dilatih sudah
mempunyai bakat dalam olahraga yang ditekuni
(2) pekerjaan pelatih menjadi lebih efektif serta dapat mengurangi volume kerja pelatih
(3) meningkatkan daya saing olahragawan
(4) lebih memberikan rasa percaya diri pada olahragawan
(5) proses latihan akan dapat berjalan dengan baik sehingga hasilnya dapat maksimal
(6) akan mempermudah dalam penerapan ilmu pengetahuan berkaitan dengan olahraga.

Referensi :
Ari Wibowo,Yuyun dan Dwi Andriyani, Fitria. (2014). Pengembangan Ekstrakulikuler
Olahraga Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Anda mungkin juga menyukai