Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Polemik penggunaan kotak suara pada Pemilihan Umum (Pemilu)
April 2019 menjadi bahan perbincangan publik secara nasional pada akhir
tahun 2018. Pasalnya, kotak suara dan bilik suara yang akan digunakan di
Tempat Pemungutan Suara (TPS) tidak seperti pemilu sebelumnya. Jika
sebelumnya kotak suara terbuat dari alumunium, namun kotak suara yang
digunakan pada pemilu serentak kali ini berbahan dasar kardus. Hal ini,
menimbulkan pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat terhadap keputusan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penggunaan kotak suara tersebut.
Tidak hanya dari kalangan masyarakat biasa, para peserta pemilu turut
mempersoalkan dan meragukan kualitas kotak suara yang dinilai rentan
terhadap praktek kecurangan dan mudah rusak. Meme dan tulisan-tulisan pun
muncul dan menyebar luas di sosial media untuk mengkritik penggunaaan
kotak suara kardus pada pemilu serentak.
Menanggapi hal tersebut, pihak KPU mengatakan kotak suara yang
akan digunakan terbuat dari karton dupleks. Kotak suara berbahan dupleks ini
yang memiliki sifat kedap air dan kuat dapat menahan beban hingga 80 kg,
tidak seperti kardus biasa. KPU juga menegaskan soal kotak suara yang ramai
dibincangkan telah memenuhi spesifikasi sesuai Peraturan KPU (PKPU)
Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur Kebutuhan
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan
Umum. 1
Pada pasal 7 Peraturan KPU, dijelaskan bahwa kotak suara
sebagaimana dimaksud terbuat dari bahan karton kedap air yang pada satu
sisinya bersifat transparan, merupakan barang habis pakai, berbentuk kotak

1
Detik.com, “Kotak Suara Kardus dan Esensi Pemilu 2019”,
https://m.detik.com/news/kolom/d-4352605/kotak-suara-kardus-dan-esensi-pemilu-2019, (diakses
11 Februari 2019).

1
2

pada setiap sisinya, dengan ukura n panjang 40 sentimeter, lebar 40 sentimeter


dan tinggi 60 sentimeter, dan kotak suara berwarna putih.2
KPU menilai penggunaan kotak suara berbahan dupleks cukup efisien,
harga murah, hemat biaya dalam proses produksi, penyimpanan hingga
distribusi. Selain itu, KPU mengatakan kotak suara kardus bukan pertama kali
digunakan dalam pemilu di Indonesia. Pada pemilu 2014, pilkada 2015, 2017,
dan 2018 telah digunakan secara bertahap untuk menambah kekurangan kotak
suara sebelumnya yang terbuat dari alumunium. Untuk menghilangkan
keraguan dan menyakinkan masyarakat terhadap kelayakan kotak suara, KPU
melakukan demonstrasi untuk menguji ketahanan terhadap air dan kekuatan
menahan beban berat. KPU Republik Indonesia, KPU provinsi hingga
kabupaten melakukan uji coba dengan menyemprotkan air dan menduduki
kotak suara dengan bobot lebih dari 50 kg.3
Polemik tentang penggunaan kotak suara berbahan kardus tersebut
tidak luput dari perhatian media massa sebagai sarana pemberi informasi.
Media massa yang ada di Indonesia, baik media cetak, media elektronik
hingga media online berperan aktif dalam memberikan informasi mengenai isu
tersebut dalam bentuk pemberitaan. Bahkan, isu kotak suara kardus menjadi
tema dan pembahasan khusus dalam sebuah program pada media elektronik
yang bersangkutan. Begitu pula, pemberitaan tentang penggunaan kotak suara
kardus menjadi headline berita pada media cetak dan media online. Hal
tersebut menyebabkan isu kotak suara kardus viral dan menjadi pembicaraan
hangat selama bulan Desember 2018.
Ketergantungan yang tinggi terhadap media akan mendudukkan media
sebagai alat yang ikut menentukan dan membentuk apa dan bagaimana
masyarakat. Pernyataan ini selaras dengan pandangan bahwa media adalah
agen konstruksi realitas, karena ketika masyarakat tergantung kepada media,

22
Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2018 tentang Norma, Standar, Prosedur Kebutuhan
Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
3
Tribunnews,com, “5 Fakta Kotak Suara Pemilu Berbahan Karton: Bahan Kedap Air dan
Lolos Uji Beban”, dalam http://m.tribunnews.com/section/2018/12/17/5-fakta-kotak-suara-pemilu-
berbahan-karton-kedap-air-dan-lolos-uji-beban, (diakses 12 Februari 2018).
3

kemungkinan akan tergiring oleh konstruksi yang dilakukan media menjadi


cukup besar.4
Sebagai bagian dari media massa, media online dalam memproduksi
berita tentu melakukan konstruksi isi pemberitaannya. Media melakukan
tindakan konstruktif berdasarkan ideologi yang menjadi landasan media
tersebut. Pada akhirnya realitas sosial tersebut dianggap sebagai „fakta‟,
terlepas benar atau tidaknya isi pemberitaan tersebut. 5 Proses pembentukan
dan konstruksi realita tersebut hasil akhirnya ada bagian-bagian tertentu yang
ditonjolkan dan ada bagian-bagian yang lain disamarkan atau bahkan
dihilangkan. Aspek yang tidak ditonjolkan kemudian akan terlupakan oleh
khalayak karena khalayak digiring pada satu realitas yang ditonjolkan oleh
media tersebut. Framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan
oleh media. Di tambah pula dengan berbagai kepentingan,maka konstruksi
realitas politik sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki kepentingan
dengan berita tersebut.6
Untuk melihat bagaimana media tersebut melakukan konstruksi
realitas media dalam memberitakan isu kotak suara kardus, maka perlu
dilakukan sebuah analisis. Salah satu cara untuk menganalisis pemberitaan
sebuah media adalah menggunakan analisis framing atau bingkai.. 7 Framing
sebagai alat mengemas realitas menyusun suatu kejadian yang menghasilkan
sebuah wacana (discourse). Dalam media massa wacana ini paling banyak
dalam bentuk berita. Pembuatan frame ini tentu tidak terlepas dari kepentingan
internal dan eksternal media, baik teknis, ekonomis, politis maupun ideologis.
Wacana tentu saja mengindikasikan adanya kepentingan-kepentingan tersebut,

4
Dewi Prawitasari, “Analisis Framing Pemberitaan Kompas.Com Dan Vivanews.Com
Pada Peristiwa Runtuhnya Terowongan Tambang Pt Freeport Indonesia”, Commonline
Departemen Komunikasi Vol.2/ No.2, 48
5
Eriyanto, Analisis Framing-Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS,
2002), 68.
6
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 167.
7
Eriyanto, Op.Cit 43.
4

tetapi juga bisa mengarahkan hendak dibawa kemana isu yang diangkat dalam
wacana tersebut.8
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis framing model
Robert N. Entman dalam menganalisis berita tentang kotak suara kardus.
Model framing ini, menganilisis sebuah media dan isi berita menggunakan
empat tahapan yaitu, Define problems (Pendefisian masalah), Diagnose
Causes (Memperkirakan masalah atau sumber masalah), Make moral
Judgment (Membuat keputusan moral), dan Treatment Recommendation (
Penyelesaian masalah). Pada analisis framing ini, peneliti ingin melihat
perbedaan media satu dengan media lain dalam objektivitas media pada saat
memberitakan isu tersebut. Karena setiap media memiliki cara yang berbeda
dalam mem-frame isi beritanya.
Seperti media online Tribunnews.com dan Detikcom yang menjadi
subjek penelitian ini, kedua media tersebut tentu memiliki perbedaan sikap
dalam memaknai isu kotak suara kardus. Melalui pemberitaannya, dapat
dilihat apakah kedua media tersebut memiliki prinsip jurnalistik yakni
objektivitas berita sehingga menampilkan realitas yang ada setiap
pemberitaannya dan memposisikan sebagai media yang bersikap netral.
Sebaliknya, kedua media tersebut juga dapat mengkontruksi realitas yang ada
di lapangan sehingga menghasilkan pemberitaan yang menunjukkan sikap
keberpihakan pada KPU. Dalam pemberitaan mengenai isu kotak suara kardus
ini, peneliti melihat antara Tribunnews.com dan Detik.com pada sisi
pemilihan narasumber tidak jauh berbeda. Dalam beberapa berita yang
diterbitkan, keduanya sama-sama memuat berita yang bersumber dari
pernyataan KPU, Fraksi Partai Politik dan Pejabat Pemerintahan.
Tribunnews.com dengan tigeline “Berita Indonesia Terkini” dalam
memberitakan isu kotak suara kardus banyak memuat berita yang bersumber
dari KPU. Peneliti melihat bahwa Tribunnews.com lebih memberi ruang
kepada KPU, karena berita-berita disajikan banyak bersumber dari KPU. Hal

8
Israwati Suryadi, “Peran Media Massa Dalam Membentuk Realitas Sosial”, Jurnal
Academica Fisip Untad Vol.03 No. 02 (Oktober 2011), 644.
5

tersebut dapat dilihat pada berita edisi Sabtu 15 Desember 2018 dengan judul
“Ketua KPU Jelaskan Keunggulan Kotak Suara Berbahan Karton Kedap Air”,
edisi Minggu 16 Desember 2018 dengan judul “ KPU: Seharusnya yang
dipermasalahkan Keamanan Kotak Suara”. Begitu juga beberapa berita
pernyataan yang mengarah pada dukungan terhadap KPU dan memberitakan
sisi positif kotak suara, pada berita edisi Selasa 18 Desember 2018 dengan
judul “Polemik Kotak Suara Kardus, Ma‟ruf Amin Minta Tidak Perlu
Dipersoalkan”.
Disisi lain Detik.com sebagai media online pertama dan berslogan
“Situs Warta Era Digital” memuat berita-berita isu kotak suara yang juga
bersumber dari pernyataan KPU. Hal itu dapat dilihat di berita edisi Jum‟at 14
Desember 2018 dengan judul “KPU Luruskan Isu Kotak Suara Kardus”, edisi
Senin 17 Desember 2018 dengan judul “KPU Bikin Kotak Suara „Kardus‟:
Kami Ingin Pemilu Murah”. Selain itu, Detik.com juga memuat pemberitaan
tentang fakta-fakta yang terjadi pada kotak kardus di lapangan seperti uji coba
kekuatan kotak suara kardus, bencana maupun ancaman kerusakan pada kotak
suara kardus. Salah satunya dilihat pada berita edisi Senin 17 Desember 2018
“Terendam Banjir, 2.065 Kotak Suara „Kardus‟ di Bali Rusak, hal tersebut
dapat dinilai bahwa Detik.com berusaha menyajikan berita yang sesuai dengan
realitas.
Alasan peneliti memilih pemberitaan tentang isu kotak suara kardus,
karena menjadi pembicaraan hangat pada akhir tahun 2018 dan menimbulkan
pro dan kontra sehingga hal ini layak untuk diteliti. Peneliti juga memilih
kedua media tersebut, karena saat ini keduanya termasuk media online yang
terbesar di Indonesia. Diketahui melalui situs Alexa.com, Tribunnews.com
menempati posisi nomor 2 di Indonesia dan menempati nomor 50 di Dunia.
Sedangkan Detikcom menempati posisi nomor 4 di Indonesia dan nomor 116
di Dunia.9 Kedua media tersebut cukup intens melakukan pemberitaan tentang
perkembangan kotak suara kardus pada bulan Desember 2018. Selain itu,
kedua media ini tidak memiliki hubungan politik dan pemiliknya bukan

9
https://www.alexa.com/topsites/countries/ID (diakses 6 Februari 2019).
6

berasal dari suatu partai tertentu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
akan menulis penelitian dengan judul: “Analisis Framing Pemberitaan
Kotak Suara Kardus di Tribunnews.com dan Detik.com”.

B. Penegasan Istilah
1. Analisis Framing
Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai
analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok
atau apa saja) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja
melalui proses konstruksi. Realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi
dengan makna tertentu. Peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu.
Hasilnya, pemberitaan media pada sisi tertentu atau wawancara dengan
orang-orang tertentu. Semua elemen tersebut tidak hanya bagian dari
teknis jurnalistik, tetapi menandakan bagaimana peristiwa dimaknai dan
ditampilkan. Berita yang dimaksud disini ialah semua hal baru yang
merupakan informasi yang menyangkut kepentingan khalayak yang
disampaikan dalam bentuk pemberitaan media.10
2. Pemberitaan
Pemberitaan berasal dari kata berita. Pengertian berita menurut
William S. Maulsby adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak
memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang
dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut.11
3. Kotak Suara
Kotak suara adalah sebagai tempat surat suara yang digunakan oleh
pemilih, yang jumlah, bahan, bentuk, dan warna kotak suara ditetapkan
oleh KUPD dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.12
4. Tribunnews.com
Tribunnews.com adalah situs berita dikelola PT Tribun Digital
Online, Divisi Koran Kompas Gramedia (Group of Regional Newspaper).

10
Eriyanto, Op.cit, 4.
11
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2014), 64.
12
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 91.
7

Berkantor pusat di Jakarta, situs berita ini menyajikan berita-berita


nasional, regional, internasional, olahraga, ekonomi bisnis, serta seleb dan
lifestyle. Tibunnews.com juga mengelola forum diskusi dan komunitas
online melalui Facebook, Twitter, serta Google+. Tribunnews.com
didukung reporter di Jakarta, di daerah dan kota-kota penting di Indonesia.
Situs berita Tribunnews.com merupakan induk lebih dari 20 sistus berita
daerah Tribuun Network.13
5. Detik.com
Detikcom adalah situs berita dan produk digital milik Detik
Network (PT Trans Digital Media) yang bernaung di bawah CT Corp. 14
Detikcom berdiri pada tahun 1998, dan merupakan pionir situs berita dan
informasi online Indonesia. Pada Agustus 2011, detikcom resmi menjadi
bagian dari TRANSMEDIA. Bergabungnya detikcom dalam
TRANSMEDIA diharapakan semakin memperkuat detikcom sebagai
media online terbesar di Indonesia. Detikcom memiliki komitmen kuat
untuk menyebarkan informasi dan berita teraktual, terlengkap dan akurat,
baik dari dalam negeri dan mancanegara.15

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
“Bagaimana framing berita kotak suara kardus yang dilakukan media
Tribunnews.com dan Detik.com dengan menggunakan analisis framing model
Robert N. Entman?”.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
dua media memframing berita tentang Kotak Suara Kardus di
Tribunnews.com dan Detik.com.
13
www.tribunnews.com/about (diakses 6 Februari 2019).
14
http://m.detik.com/dapur/privasy-polis (diakses 6 Februari 2019).
15
http://m.youtube.com-channel-detikcom (diakses 6 Februari 2019).
8

2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik itu
secara teoretik ataupun secara praktis.
a. Manfaat akademis dari penelitian ini adalah sebagai sumber
pengetahuan mengenai pembingkaian yang dilakukan oleh dua media
terhadap berita Kotak Suara Kardus di Tribunnews.com dan
Detik.com.
b. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah penggambaran bagaimana
pembingkaian berita dilakukan media dalam memberitakan sebuah
peristiwa. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan dalam
menciptakan pemberitaan yang lebih akurat, adil dan berimbang pada
media dalam menjaga objektivitas pemberitaan dan posisi netral dalam
menyampaikan berita.

E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian, penulis membagi penelitian ini dalam
lima bab pembahasan dimana masing-masing bab terbagi menjadi sub bagian
dengan uraian sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,
penegasan istilah permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian serta sistematika penulisan
BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Pada bab ini berisikan kajian teori, kajian terdahulu dan
kerangka pikir.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, sumber data, informan penelitian,
teknik pengumpulan data, validitas data dan teknik analisis data.
9

BAB IV : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat
penelitian yakni Tribunnews.com dan Detikcom.
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan
pembahasan dari analisis peneliti tentang berita kotak suara
kardus di media online Tribunnews.com dan Detikcom.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai