1
Jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
*Email : milahjuwita72@gmail.com
ABSTRAK
Independensi Wartawan Media Online dalam Reportase Aksi
Mahasiswa Tolak RUU KUHP 23-24 September 2019 (Studi
Fenomenologi pada Wartawan TribunJabar.id)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman, pemaknaan dan juga
pengalaman wartawan Tribun Jabar dalam reportase Aksi Mahasiswa Tolak
RUU KUHP. Penulis menggunakan studi fenomenologi Alfred Schutz untuk
menggali makna yang terbangun dari realitas dalam penelitian dengan
menggunakan kerangka pengembangan ilmu sosial.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Jenis
penelitian kualitatif menggambarkan secara tertulis bagaimana wartawan
media online Tribun Jabar memahami, memaknai dan juga mengalami secara
langsung dalam melakukan reportase Aksi Mahasiswa Tolak RUU KUHP.
Sedangkan teknik dalam pengumpulan data yang dilakukan meliputi
wawancara mendalam (In Depth Interview) dan studi pustaka.
Hasil Penelitian yang dilakukan terhadap wartawan media online
Tribun Jabar dalam peristiwa Aksi Mahasiswa Tolak RUU KUHP
menunjukkan bahwa wartawan media online Tribun Jabar independen dan
selalu menjaga akurasi dalam pemberitaannya. Pemahaman serta pemaknaan
wartawan Tribun Jabar terhadap independensi cukup mumpuni dengan
pengetahuan serta kewajiban berpedoman terhadap Kode Etik Jurnalistik
Begitu juga dengan pengalamannya meliput peristiwa Aksi Mahasiswa yang
menjaga keberimbangan dan juga objektifitas berita.
Kata Kunci : Independensi; Media Online; Fenomenologi
ABSTRACT
(Independency of Online Media Journalists in Student Action Reporting
Against the Criminal Code Bill 23-24 September 2019 (Phenomenology
Study on TribunJabar.id Journalists)
PENDAHULUAN
Sejumlah media massa, akhirnya banyak didominasi oleh para penguasa yang
notabene dirinnya berlatar belakang pengusaha yang memperoleh
keuntungan dari besarnya pendapatan media tersebut, dan semakin kokoh
memosisikan dirinya sebagai elite pemilik yang mempunyai modal di
dalamnya sekaligus berkuasa dalam melakukan pencitraan terhadap media
massa. Sehingga, media massa pun lebih mencerminkan serta mengutamakan
kepentingan orang yang memiliki modal dan yang dari awal mendirikan
media massa, karena tidak ingin usahanya “lumpuh.” Pada akhirnya,
masyarakat pun maklum dengan berbagai pencitraan politik media massa
yang setiap saat ada di depan layar kepada jutaan pasang mata orang
Indonesia.
Seperti yang dikatakan Peter Golding dan Graham Murdoc, dalam buku
Sebagai media online dan salah satu situs berita yang terkenal di Jawa Barat,
Tribun Jabar tentunya menjadi sorotan publik dengan segala pemberitaan
yang dimuatnya. Salah satu berita yang menjadi sorotan adalah berita tentang
demo mahasiswa yang terjadi pada tanggal 23-24 September 2019 di seluruh
daerah yang terjadi di Indonesia. Aksi penolakan RUU KUHP tersebut
dimulai dari para mahasiswa Gejayan di Yogyakarta, dan diikuti oleh
mahasiswa di daerah yang lainnya, beberapa daerah yang menyuarakan aksi
tersebut diantaranya Malang, Semarang, Balikpapan, Surabaya, Bandung,
dan lain sebagainya yang sepakat untuk menolak RUU KUHP (Rencana
Undang-undang Kitab Undang-undang Hukum Pidana).
Sebenarnya aksi unjuk rasa penolakan RUU KUHP yang dilakukan oleh para
mahasiswa dari seluruh daerah yang ada di Indonesia, dimulai pada tanggal
23-26 September 2019, tetapi yang menjadi sorotan yaitu tanggal 23-24
September 2019. Sedangkan pada tanggal 25 September 2019, yang
melakukan aksi penolakan adalah siswa setingkat SMA yang berunjuk rasa di
depan Gedung DPR RI. Dan pada tanggal 26 September 2019, mahasiswa di
Yogyakarta mengadakan unjuk rasa untuk menuntut Presiden Joko Widodo
agar segera menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perppu) UU
KPK.
Dalam aksi tolak RUU KUHP, tidak hanya penolakan saja, namun ada juga
sekelompok mahasiswa yang mendukung RUU KUHP tersebut dengan
alasannya sendiri. Adapun beberapa alasan dari kelompok mahasiswa yang
menolak RUU KUHP yaitu, (1) Bahwa pasal-pasal yang ada dalam RUU
KUHP tersebut lebih menyudutkan rakyat kecil, seperti gelandangan yang
berkeliaran di jalanan, dikenakan sanksi dengan membayar uang
Rp.1.000.000,00, (2) Bahwa pasal-pasal yang ada dalam RUU KUHP bersifat
tidak masuk akal, seperti hewan peliharaan yang berkeliaran di rumah
ataupun kebun orang lain, dan mengotori kebun tersebut harus dikenakan
sanksi, (3) Tidak adanya keterbukaan dari pemerintah terkait pembuatan
RUU KUHP, (4) Pengesahan RUU KUHP dinilai terlalu terburu-buru tanpa
adanya persetujuan ataupun pendapat dari masyarakat.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah objek serta
fokus penelitian yang berfokus pada fenomena di lapangan dengan beberapa
poin yang dijadikan fokus dalam penelitian, yaitu pemahaman, pemaknaan
dan juga pengalaman wartawan media online Tribun Jabar dalam melakukan
reportase aksi mahasiswa menolak RUU KUHP.
satu media yang dipercaya netral, dan tidak berpihak kepada pemerintah
seperti kebanyakan media yang lainnya. Dan messmiliki visi misi yang sesuai
dengan apa yang diembannya. Oleh karena itu peneliti memilih Tribun Jabar
karena kapabilitasnya dirasa cukup mumpuni.
LANDASAN TEORITIS
Teori yang dibahas dalam independensi wartawan media online tolak RUU
KUHP yang terjadi pada tanggal 23-24 September 2019, diantaranya yaitu
pengertian dan sejarah media online, fungsi dan tugas wartawan media
online, independensi wartawan media online, serta fungsi dan tujuan
reportase.
Fungsi dan tugas wartawan media online, sama seperti wartawan pada
6 Jurnal Ilmu Komunikasi jurnalistik Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)
Kehadiran teknologi yang sangat canggih saat ini sangat membantu pekerjaan
wartawan media online, serta dapat membantu wartawan dalam memantau
perkembangan teknologi saat ini. Banyak yang bisa dilakukan wartawan
media online akibat adanya internet, diantaranya wartawan media online
dapat memprediksi serta menggambarkan industri teknologi yang relevan
dengan jurnalistik diberbagai jenis media. Wartawan media online juga dapat
menganalisis serta mengidentifikasi sasaran khalayak yang menjadi pembaca
ataupun langganan dalam membaca berita yang dimuatnya. Wartawan media
online dengan prinsipnya kerja melalui teknologi, berdampak terhadap masa
depan dengan praktik jurnalistik di era industri teknologi.
Pemaknaan dari keempat sumber data primer, berkaitan dengan berita yang
di edit oleh Tarsisius Sutomonaio, sebagai sumber data primer keempat yang
berjudul (Mahasiswa antara Pendukung dan Penolak RUU KUHP Saling
Lempar Omongan), dalam berita tersebut tidak hanya mahasiswa saja yang
diperbincangkan, namun TNI yang ikut andil melindungi para mahasiswa
penolak RUU KUHP pun menjadi sorotan, karena melawan Polisi yang
menembakan gas air mata kepada kubu mahasiswa yang menolak RUU
KUHP.
8 Jurnal Ilmu Komunikasi jurnalistik Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)
Berita tersebut sebagai gambaran bahwa Aksi Mahasiswa Tolak RUU KUHP
tersebut berjalan dengan ricuh dan juga tidak kondusif. Berita tersebut juga
selaras dengan pemaknaan ketiga sumber data primer. Sebelum meliput
peristiwa Aksi Mahasiswa Tolak RUU KUHP, tim Tribun Jabar mengadakan
rapat redaksi terlebih dahulu, yang dipimpin oleh Kisdiantoro selaku redaktur
pelaksana. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Kusumaningrat.
Pengalaman terakhir yang peneliti tulis dari wartawan Tribun Jabar adalah
pengalamannya dalam menjaga objektifitas dan keberimbangan berita dalam
meliput aksi mahasiswa tolak RUU KUHP. Salah satu faktor penting dalam
RUU KUHP yang terjadi pada tanggal 23-24 September 2019 di depan
Gedung DPR RI, dapat disimpulkan bahwa wartawan harus menjunjung
tinggi KEJ (Kode Etik Jurnalistik), misalkan dalam cover both side, maka
wartawan harus menyebutkan keterangan keduanya kepada publik. Karena
wartawan yang objektif ialah wartawan yang menjaga keberimbangan dan
objektifitasnya dalam berita.
Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat data sumber dari Media
Online Tribun Jabar, mengenai pengalamannya dalam menjaga independensi
dan juga keberimbangan dalam Reportase Aksi Mahasiswa Tolak RUU
KUHP, bahwa aksi mahasiswa tersebut mencerminkan rukunnya mahasiswa
Indonesia, pengalaman wartawan Tribun Jabar dalam menghadapi hambatan
saat melakukan liputan di depan Gedung DPR RI adalah terlalu banyaknya
massa yang berkerumun, sehingga wartawan tidak begitu leluasa dalam
mewawancarai narasumber yang dijaga oleh orang-orang disekitarnya, serta
rasa ingin tahu mahasiswa terhadap pembicaraan wartawan dengan
narasumber, dan juga tidak adanya tempat parkir kendaraan. Secara
keseluruhan, pengetahuan serta pengalaman wartawan Tribun Jabar mengenai
keberimbangan dan objektifitas, cukup mumpuni.
30-40 menit Senin dan Rabu ACC outline BAB II, Pak Haris
dilanjut ke peta visual
Pak Aziz
penelitian dan
penelitian terdahulu
30-40 menit Sabtu Bimbingan BAB II Pak Haris
Pak Aziz
30-40 menit Senin Bimbingan BAB II Pak Haris
Skripsi
Pak Aziz
30-40 menit Rabu Bimbingan BAB III Pak Haris
Skripsi
Pak Aziz
30-40 menit Senin dan Rabu Revisi Matriks Pak Haris
Penelitian terdahulu
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Pers. (2017). Buku Saku Wartawan, Jakarta Pusat: Dewan Pers