Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN GADAI RUMAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :                
Umur   :               
Pekerjaan   :                       
Alamat                 :               
Nomor KTP / SIM   :         

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama :                                 
Umur :                               
Pekerjaan :             
Alamat :                             
Nomor KTP / SIM :           

Dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji untuk menyatakan dan mengikatkan diri untuk
menggadaikan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA juga berjanji dengan menyatakan
serta mengikatkan diri untuk menerima penggadaian dari PIHAK PERTAMA dengan syarat-
syarat serta ketentuan-ketentuan yang tertulis di dalam surat perjanjian gadai ini yang diatur
dalam 30 (tiga puluh) pasal, sebagai berikut:

PASAL 1
OBYEK PENGGADAIAN

Ayat 1
Obyek penggadaian adalah benda tak bergerak berupa sebuah rumah Hak Milik.……. yang
terletak di Kelurahan Boncah Mahang, Kecamatan Bathin Solapan, (Ex. Ke. Mandau) Kabupaten
Bengkalis, Provinsi Riau, dengan luas tanah [….( ….. persegi )] meter persegi dan bangunan
rumah seluas [(….) ( ……)] meter persegi.

Ayat 2
Rumah yang dimaksud ayat 1 tersebut di atas berupa rumah tinggal berlantai [( 1 ) ( dua )],
berdinding tembok, jumlah kamar [( … ) ( … )] buah, dengan fasilitas yang telah terdapat
padanya, berupa aliran listrik berkekuatan ( … ) ( …..)  Watt  
PASAL 2
JAMINAN PIHAK PERTAMA

Ayat 1
PIHAK PERTAMA menjamin sepenuhnya bahwa rumah yang digadaikannya adalah:
   A. Benar-benar milik atau hak PIHAK PERTAMA sendiri dan tidak ada orang atau pihak lain

yang turut mempunyai hak,


 a. Bebas dari sitaan,

  b. Tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa,


 c. Hak kepemilikannya tidak sedang dipindahkan atau sedang dijaminkan kepada pihak lain

dengan cara bagaimanapun juga, dan Tidak sedang atau telah dijual kepada orang atau pihak lain.

Ayat 2
Jaminan PIHAK PERTAMA seperti ayat 1 tersebut di atas dikuatkan oleh dua orang yang turut
menandatangani Surat Perjanjian ini selaku saksi.
Kedua orang saksi tersebut adalah:

N   a   m   a  :                   


P e k e r j a a n     :           
Alamat lengkap               : 
Hub. Kekerabatan         : PIHAK PERTAMA

N   a   m   a :


Pekerjaan :
Alamat lengkap :
Hub. Kekerabatan : PIHAK PERTAMA

PASAL 3
PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa rumah yang digadaikan merupakan milik pribadi dan
jaminan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berupa Surat asli
dari Kantor Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

PASAL 4
TUJUAN PENGGADAIAN

PIHAK PERTAMA menggadaikan rumahnya kepada PIHAK KEDUA untuk mengembalikan


Uang yang telah dipinjam oleh PIHAK PERTAMA sejak 3 (Tiga) Tahun yang lalu.

PASAL 5
JANGKA WAKTU
Ayat 1
Masa berlakunya perjanjian gadai ini dilangsungkan untuk jangka waktu [( 1 ) ( Satu )] tahun,
terhitung sejak tanggal ( …… ) dan berakhir pada tanggal ( …….. )
Ayat 2
Sebelum jangka waktu gadai ini berakhir, PIHAK KEDUA sama sekali tidak dibenarkan
meminta PIHAK PERTAMA untuk mengakhiri jangka waktu gadai kecuali terdapat
kesepakatan di antara kedua belah pihak.

PASAL 6
STATUS KEPEMILIKAN
Ayat 1
Status kepemilikan rumah tersebut di atas sepenuhnya berada di tangan PIHAK KEDUA hingga
PIHAK PERTAMA dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang bertujuan untuk
memindahtangankan kepemilikannya, seperti: menjual atau melakukan perbuatan-perbuatan lain
yang bertujuan untuk memindah tangankan kepemilikannya selama masa berlangsungnya
Perjanjian ini.

Ayat 2
Pelanggaran PIHAK PERTAMA atas perbuatannya untuk memindahtangankan kepemilikan
tanah tersebut merupakan tindak pidana sesuai Pasal 372 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

PASAL 7
NILAI GADAI
Ayat 1
Kedua belah pihak telah sepakat pada nilai gadai rumah tersebut, yakni sebesar [(Rp.
15.000.000,00) ( Lima belas juta rupiah )].Sesuai dengan jumlah yang telah dipinjam oleh
PIHAK PERTAMA

Ayat 2
PIHAK KEDUA telah memberikan uang sejumlah tersebut di atas sebelum penandatanganan
Surat Perjanjian ini. dengan demikian Surat Perjanjian ini berlaku sebagai tanda bukti
pembayaran yang sah atas uang gadai rumah termaksud dengan bukti kwitansi terlampir dari
PIHAK PERTAMA

PASAL 8
BUNGA
Ayat 1
Bunga atas penggadaian rumah tersebut ditetapkan sebesar [(…) % ( satu )] persen per bulan
selama jangka waktu perjanjian ini terhitung sejak penandatanganan Surat Perjanjian ini.

Ayat 2
Bunga dihitung secara flat atau rata setiap bulannya.
PASAL 9
Apabila PIHAK PERTAMA tidak membayar bunga selama jangka waktu tertentu yang
dijanjikan dan yang telah disepakati,, maka PIHAK KEDUA akan mengadakan lelang barang
tanpa meminta persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak berhak
mengajukan tuntutan apapun kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 10
Apabila PIHAK PERTAMA memperpanjang masa gadai rumah karena PIHAK PERTAMA
belum dapat melunasi pinjaman kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA harus
meminta persetujuan dari dari PIHAK KEDUA.

PASAL 11
PERHITUNGAN PEMBAYARAN
 Ayat 1
Perhitungan pembayaran berikut bunga yang harus dibayar PIHAK PERTAMA adalah sebagai
berikut :
Hutang pokok       =  (Rp. ————,00)
Bunga (—-) % X (—–) X (Rp. ————,00)                               =  (Rp. ————,00)
+
Jumlah                                                                                            =  (Rp. ————,00)

Terbilang #  (—- jumlah uang dalam huruf —- ) #

Ayat 2
PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan memungut uang tambahan lagi dari PIHAK PERTAMA
dengan alasan atau dalih apa pun juga selama jangka waktu penggadaian ini berlangsung.
Demikian juga sebaliknya

Ayat 3
PIHAK PERTAMA dapat menebus rumah yang digadaikan jika pembayaran telah dilunasinya.

PASAL 12
1. Apabila PIHAK PERTAMA ingin memperpanjang jangka waktu gadai atas Rumah tersebut,
karena PIHAK PERTAMA belum mampu melunasi pinjaman kepada PIHAK KEDUA, maka
PIHAK PERTAMA berhak untuk memperpanjang jangka waktu gadai dengan PIHAK
KEDUA, tanpa ada unsur pelelangan Rumah yang digadai oleh PIHAK PERTAMA.

2. PIHAK PERTAMA akan dikenakan sanksi oleh PIHAK KEDUA, berupa denda sejumlah
uang yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA setelah jatuh tempo.

PASAL 13
Dasar Hukum Gadai
1. Pasal 1150 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1160 Buku II KUH Perdata;
2. Artikel 1196 vv, titel 19 Buku III NBW;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 7 tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan Pegadaian;
4. Peraturan Pemerintah Nomor : 10 tahun 1970 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor: 7 tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan; dan
5. Peraturan Pemerintah Nomor : 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.
PASAL 14
Unsur- unsur yang tercantum dalam pengertian gadai adalah :
1. Adanya subjek gadai, yaitu kreditur (penerima gadai) dan debitur (pemberi gadai);
2. Adanya kewenangan kreditur.

PASAL 15
Kewenangan kreditur adalah kewenangan untuk melakukan pelelangan terhadap barang debitur.
Penyebab timbulnya pelelangan ini adalah karena debitur tidak melaksanakan prestasinya sesuai
dengan isi kesepakatan yang dibuat antara kreditur dan debitur, walaupun debitur telah diberikan
somasi oleh kreditur.

PASAL 16
       Menuntut apabila barang gadai itu telah hilang atau mundur sebagai akibat dari kelalaian
pemegang gadai.
       Mendapat pemberitahuan terlebih dahulu dari pemegang gadai apabila barang gadai akan dijual.

PASAL 17
       Berhak mendapatkan kelebihan atas penjualan barang gadai setelah dikurangi dengan pelunasan
utangnya.
       Berhak mendapat kembali barang yang digadaikan apabila utang-utangnya dibayar lunas.

PASAL 18
       Menyerahkan barang yang dipertanggung jawabkan sampai pada waktu hutang dilunasi, baik
yang mengenai jumlah pokok maupun bunga.
       Bertanggung jawab atas pelunasan utangnya, terutama dalam hal penjualan barang yang
digadaikan.

PASAL 19
       Berkewajiban memberikan ganti kerugian atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh pemegang
gadai untuk menyelamatkan barang yang digadaikan.
       Apabila telah diperjanjikan sebelumnya, pemberi gadai harus menerima jika pemegang gadai
menggadaikan lagi barang yang digadaikan tersebut.

PASAL 20
       Menahan benda yang digadaikan (hak retentie) selama debitur/pemberi gadai belum melunasi
utang pokok msupun bunga dan biaya-biaya utang lainnya.
       Mengambil pelunasan dari hasil pendapatan penjualan kebendaan yang digadaikan, penjualannya
mana baik dilakukan atas dasar parate eksekusi maupun putusan pengadilan.

PASAL 21
       Mendapatkan penggantian seluruh biaya perawatan barang yang digadaikan guna keselamatan
barang gadainya.
       Jika piutang yang digadaikan menghasilkan bunga, maka kreditur pemegang gadai berhak atas
bunga benda gadai tersebut dengan memperhitungkannya dengan bunga atau utang yang
seharusnya dibayarkan dibayarkan kepadanya atau kalau piutangnya tidak dibebani dengan
bunga, maka bunga benda gadai yang diterima kreditur pemegang gadai dikurangkan dari pokok
utang.
PASAL 22
       Bertanggung jawab atas hilang atau berkurangnya nilai barang yang digadaikan yang diakibatkan
oleh karena kelalaian pemegang gadainya.
       Berkewajiban memberitahukan kepada debitur pemberi gadai, apabila ia bermaksud hendak
menjual barang yang digadaikan kepada debitur pemberi gadai dengan sarana pos,
telekomunikasi, atau sarana komunikasi lainnya.
       Berkewajiban untuk mengembalikan barang yang digadaikan setelah utang pokok beserta dengan
bunga dan biaya-biaya lainnya telah dilunasi oleh debitur pemberi gadai.

PASAL 23
        Pemegang dilarang untuk menikmati barang yang digadaikan dan pemberi gadai berhak untuk
menuntut pengembalian barang yang digadaikan dari tangan pemegang gadai bila pemegang
gadai menyalahgunakan barang yang digadaikan.
       Berkewajiban memberikan peringatan (somasi) kepada debitur pemberi gadai telah lalai
memenuhi kewajiban membayar pelunasan piutangnya.
       Berkewajiban menyerahkan daftar piutang hasil penjualan barang gadai dan sesudahnya kreditur
pemegang gadai dapat mengambil begian jumlah yang merupakan bagian dari pelunasan
piutangnya.

PASAL 24
1. Hapusnya perjanjian pokok yang dikarenakan pelunasan utang, perjumpaan utang
(kompensasi), pembaruan utang (novasi), atau pembebasan utang.
2. Lepasnya benda yang digadaikan dari penguasaan kreditor pemegang hak gadai, dikarenakan
terlepasnya benda yang digadaikan dari penguasaan kreditor pemegang gadai, dilepaskannya
benda gadai secara sukarela oleh pemegangnya atau hapusnya benda yang digadaikan.
3. Terjadinya percampuran, dimana pemegang gadai sekaligus juga menjadi pemilik barang yang
digadaikan.

PASAL 25
1. Benda bergerak, baik yg berwujud maupun tidak berwujud dan
2. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan

PASAL 26
KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DAN DENDA

 Ayat 1
PIHAK PERTAMA dianggap terlambat membayar jika waktu pembayarannya melebihi tanggal
( ……… ) seperti yang telah tertulis dalam Pasal 5 Perjanjian ini.

Ayat 2
Atas keterlambatan pembayaran tersebut maka PIHAK PERTAMA dikenakan denda yang
ditetapkan sebesar [(---- ) % ( --- jumlah dalam huruf ---)] persen setiap [( --- ) ( --- waktu dalam
huruf --- )] dari besarnya pembayaran keseluruhan atau sebesar [(Rp. ------------,00) (---- jumlah
uang dalam huruf ---- )].

Ayat 3
Maksimal keterlambatan waktu pembayaran PIHAK PERTAMA ditetapkan [( --- ) ( --- waktu
dalam huruf --- )] atau [( --- ) ( --- waktu dalam huruf --- )] atau selambat-lambatnya tanggal ( —
tanggal, bulan, dan tahun — ).
PASAL 27
PIHAK PERTAMA akan dikenakan sanksi oleh PIHAK KEDUA, berupa denda sejumlah uang
yang ditentukan oleh PIHAK KEDUA apabila telah jatuh tempo.
PIHAK PERTAMA akan dikenakan sanksi lebih berupa penjualan rumah yang digadai oleh
PIHAK PERTAMA, apabila PIHAK PERTAMA dengan sengaja lalai untuk melakukan
pembayaran.

PASAL 28
KETIDAKMAMPUAN PEMBAYARAN PIHAK PERTAMA
 Ayat 1
Apabila setelah tanggal ( …….. ) dilalui dan ternyata PIHAK PERTAMA tetap tidak mampu
melaksanakan kewajiban pembayarannya, maka PIHAK PERTAMA memberi kuasa penuh
kepada PIHAK KEDUA untuk menjual rumah miliknya.

Ayat 2
PIHAK KEDUA akan menjual rumah tersebut di muka umum menurut harga pasaran atau
dengan cara lain yang diperkenankan oleh Undang-Undang yang berlaku dan dengan cara yang
dianggap baik oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA diharuskan memberitahukan masalah
penjualan rumah tersebut kepada PIHAK PERTAMA.

Ayat 3
Hasil penjualan rumah menjadi hak PIHAK PERTAMA setelah dikurangi kewajiban
pembayarannya yang berupa hutang pokok PIHAK PERTAMA ditambah bunga dan denda.

PASAL 29
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
 Ayat 1
Apabila terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka kedua belah pihak akan berusaha
menyelesaikannya secara kekeluargaan atau musyawarah untuk mufakat.

Ayat 2
Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah
untuk mufakat, maka kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikannya secara hukum dan
kedua belah pihak telah sepakat untuk memilih tempat tinggal yang umum dan tetap di ( Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bengkalis ).
PASAL 30
PENUTUP
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materai secukupnya yang
berkekuatan hukum yang sama yang masing-masing dipegang PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA dan mulai berlaku sejak ditandatangani kedua belah pihak.

Boncah Mahang, Mei 2018

PIHAK PERTAMA                                                                          PIHAK KEDUA

(                          )                                                                          ( )

 SAKSI-SAKSI:

(                         )                                                                            (                    )

Anda mungkin juga menyukai