Pada hari ini, Senin tanggal 19 bulan Februari tahun 2018 (19-02-2018) telah dibuat dan ditandatangani
Perjanjian Sewa Rumah (“Perjanjian”) oleh dan antara:
1. Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
No. Kartu Tanda Penduduk :
Alamat :
2. Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
No. Kartu Tanda Penduduk :
Alamat :
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam sebuah
Perjanjian Sewa Rumah dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:
Pasal 1
Ruang Lingkup Perjanjian
Ruang Lingkup Perjanjian ini yaitu bahwa Pihak Pertama menyewakan rumah miliknya kepada Pihak
Kedua, dan oleh karenanya Pihak Kedua membayarkan sejumlah uang yang diatur dalam Perjanjian.
Pasal 2
Obyek Perjanjian
Adapun yang menjadi obyek Perjanjian adalah Rumah yang berdiri di atas sebidang tanah milik Pihak
Pertama dengan segala struktur bangunan pokok dengan alamat dan lokasi sebagaimana telah dijelaskan
dalam preambule atau konsiderans Perjanjian.
Adapun Jangka Waktu Perjanjian ini adalah selama 60 (enam puluh) bulan atau 5 (lima) tahun dan berlaku
efektif sejak tanggal ....... bulan ........... tahun 2018 sampai dengan tanggal ......... bulan .............. tahun 2022
dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan Para Pihak.
Pasal 4
Harga Sewa dan Cara Pembayaran
1. Para Pihak sepakat bahwa Harga Sewa Rumah dalam Perjanjian ini adalah sebesar Rp. 50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) untuk jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Perjanjian ini;
2. Adapun harga sewa sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 Pasal ini belum termasuk pajak
Penghasilan atas tanah dan bangunan sebesar 10% (sepuluh persen);
3. Sebagai komitmen kepada Pihak Pertama, maka Pihak Kedua akan membayarkan uang sewa kepada
Pihak Pertama untuk periode 2 (dua) tahun atau sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) di
awal sewa.
4. Pembayaran harga sewa dilakukan secara sekaligus di awal sewa yaitu pada saat Pihak Kedua
menempati rumah milik Pihak Pertama;
5. Pembayaran dilakukan secara tunai (cash) atau melalui pindah buku (transfer) ke rekening yang
ditentukan oleh Pihak Pertama
Pasal 5
Biaya-Biaya
Para Pihak sepakat bahwa biaya-biaya yang menjadi beban Pihak Kedua sebagai berikut:
1. Biaya listrik;
2. Biaya renovasi yang disepakati Para Pihak;
3. Biaya perbaikan bagian-bagian rumah apabila terjadi kerusakan selama jangka waktu Perjanjian;
4. Iuran yang ditetapkan oleh pemerintah setempat;
5. Biaya lainnya yang timbul atas Perjanjian ini dan disepakati oleh Para Pihak.
Para Pihak sepakat bahwa biaya-biaya yang menajdi beban dari Pihak Pertama adalah biaya Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) atas Rumah.
Pasal 6
Hak dan Kewajiban Para Pihak
1. Pihak Pertama berkewajiban untuk menyediakan Rumah yang akan disewakan kepada Pihak Kedua;
2. Pihak Pertama berkewajiban untuk memberikan akses keluar dan masuk kepada Pihak Kedua;
3. Pihak Pertama berkewajiban untuk membayar biaya-biaya yang diatur dalam Perjanjian ini;
4. Pihak Pertama berhak atas pembayaran atas sewa Rumah dari Pihak Kedua sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 Perjanjian ini;
5. Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemutusan secara sepihak dengan pemberitahuan
sebelumnya apabila terjadi wanprestasi dari Pihak Kedua tanpa pengembalian uang sewa;
6. Pihak Pertama berhak untuk melakukan renovasi Rumah dalam rangka pengembangan bangunan;
7. Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemantauan dan pengawasan atas penyimpangan yang
terjadi serta melakukan teguran dan atau peringatan kepada Pihak Kedua apabila terjadi
penyalahgunaan atas peruntukan sewa;
8. Pihak Pertama berhak atas informasi yang benar dan sesuai dengan fakta erkait Perjanjian ini;
Pasal 7
Larangan-Larangan
Adapun hal-hal yang dilarang dilakukan oleh Pihak Kedua dalam Perjanjian ini adalah sebagai berikut:
1. Pihak Kedua dilarang merenovasi atau mengubah/mengganti/menambah sebagian atau seluruhnya
baik struktur bangunan pokok maupun bagian tambahan rumah tanpa pemberitahuan dan ijin dari
Pihak Pertama sebelumnya;
2. Pihak Kedua dilarang mengadakan, melakukan, menjalankan tindakan-tindakan/kegiatan/jual beli
barang terlarang atau segala bentuk tindakan yang betentangan dengan hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku;
3. Pihak Kedua dilarang menyewakan kembali rumah milik Pihak Pertama kepada pihak lainnya
dengan alasan apapun;
4. Pihak Kedua dilarang menggunakan rumah untuk kegiatan bisnis atau usaha lainnya kecuali telah
mendapatkan ijin dari Pihak Pertama dan harus dinyatakan dalam addendum Perjanjian;
5. Pihak Kedua dilarang membuat barier atau batasan berupa bangunan atau non bangunan yang
menyebabkan Pihak Pertama tidak mendapatkan akses jalan.
Pasal 8
Jaminan Hukum
1. Pihak Pertama menjamin bahwa bangunan rumah miliknya adalah SAH secara hukum dan peraturan
yang berlaku;
2. Pihak Pertama menjamin bahwa rumah miliknya tidak dalam sengketa atau jaminan pihak ketiga;
3. Pihak Pertama menjamin bahwa selama jangka waktu Perjanjian hanya Pihak Kedua yang
menyewakan Rumah milik Pihak Pertama;
Pasal 9
Berakhirnya Perjanjian
Pasal 10
Kerusakan Bangunan
1. Pihak Kedua bertanggungjawab sepenuhnya atas kerusakan bangunan yang diakibatkan perubahan
struktur bangunan pokok, kecuali atas permintaan dari Pihak Pertama;
2. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab dan dibebaskan atas kerusakan yang terjadi alibat force
majeure;
Pasal 11
Force Majeure (Keadaan Kahar/Memaksa)
1. Yang dimaksud dengan force majeure adalah tidak dilaksanakannya atau tertundanya pelaksanaan
sebagian atau keseluruhan ketentuan Perjanjian ini oleh salah satu pihak atau Para Pihak tidak
termasuk sebagai pelanggaran atas Perjanjian;
2. Yang termasuk dalam force majeure yaitu kejadian-kejadian yang dengan segala daya dan upaya tidak
dapat diduga dan tidak dapat diatasi oleh Pihak yang mengalaminya, yakni peristiwa-peristiwa di
bawah ini termasuk tetapi tidak terbatas kepada:
a. Bencana alam termasuk namun tidak terbatas kepada banjir, tanah longsor, gunung meletus,
angin topan, dan gempa bumi;
b. Terjangkitnya suatu wabah penyakit menular;
c. Pemberontakan, huru hara, kerusuhan dan perang;
d. Kebakaran;
e. Sabotase;
f. Embargo dan pemogokan umum;
g. Kebijakan pemerintah atau instansi yang berwenang menghalangi secara langsung untuk
terlaksananya Perjanjian ini;
3. Pihak yang tidak dapat memenuhi kewajibannya sehubungan dengan adanya force majeure tersebut
harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya
dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak dimulainya kejadian tersebut;
4. Kelalaian atau keterlambatan pihak yang mengalami atau terkena force majeure dalam
memberitahukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini dapat mengakibatkan tidak diakuinya
peristiwa dimaksud sebagai force majeure;
5. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat dari force majeure tidak
menjadi tanggung jawab pihak lainnya;
6. Jika peristiwa force majeure berkepanjangan hingga 60 (enam puluh) hari kalender atau lebih, maka
salah satu dari Para Pihak, dengan pemberitahuan tertuils kepada pihak lainnya dapat mengakhiri
Perjanjian ini tanpa kewajiban-kewajiban lebih lanjut terhadap Pihak lainnya yang menyangkut
pengakhiran Perjanjian ini, kecuali kewajiban pembayarn yang belum diselesaikan dalam Perjanjian
ini.
Pasal 12
Prosedur Serah Terima Lahan
1. Serah terima lahan dilakukan oleh Para Pihak sebelum Pihak Kedua menempati rumah milik Pihak
Pertama dengan cara menyerahkan kunci rumah beserta beberapa duplikat;
Paraf Pihak Pertama: ............................ Paraf Pihak Kedua: ...................
2. Pihak Kedua segera melakukan serah terima lahan dan segera mengosongkan rumah milik Pihak
Pertama dengan disertai penyerahan kunci rumah seluruhnya termasuk duplikat atau penggantinya;
Pasal 13
Korespondensi
1. Setiap korespondensi dan pemberitahuan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini harus dilakukan
secara tertulis dan dialamatkan kepada alamat di bawah ini:
a. Pihak Pertama : Salbiyah
Jl. .....................
No Telepon :
Alamat surat : Jl.
b. Pihak Kedua
Jl. .....................
No Telepon :
Alamat surat : Jl.
2. Setiap perubahan alamat korespondensi pihak-pihak harus disampaikan kepada pihak lainnya paling
lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak efektif perubahan tersebut;
3. Para Pihak juga dapat melakukan korespondensi diluar alamat tersebut di atas melalui Short Message
Sending (SMS), surat elektronik (e-mail), Blackberry Message (BBM) What’s Application’s dan lainnya yang
dianggap pantas.
PASAL 14
KETERPISAHAN
Apabila selama berlakunya Perjanjian ini terdapat pasal yang menjadi tidak sah karena hukum, tidak
dapat dilaksanakan karena hukum atau bertentangan dengan ketentuan perundangan yang berlaku di
wilayah hukum Negara Republik Indonesia, selanjutnya dimengerti dan disetujui oleh PARA PIHAK
bahwa pasal yang tidak sah karena hukum, tidak dapat dilaksanakan karena hukum atau pasal yang
bertentangan dengan ketentuan perundangan tersebut tidak mengakibatkan berakhirnya Perjanjian ini
dan karenanya pasal-pasal yang lain masih tetap berlaku dan mengikat PARA PIHAK.
PASAL 15
PENYELESAIAN SENGKETA
PASAL 16
PENUTUP
Apabila dalam Perjanjian ini terdapat hal-hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Perjanjian ini akan
diatur dalam Addendum atau Amandemen atas Perjanjian ini yang ditandatangani bersama oleh PARA
PIHAK sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan apabila terdapat
kekeliruan/kesalahan, maka akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya.
Salbiyah Jufri
Saksi-saksi:
1. R. Heru Noto Dewo, S.H 1. ................................
2. ................................................. 2. ................................