Duval Pentagon
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan data analisis gas terlarut untuk
mengindikasikan minyak isolasi pada peralatan listrik. Metode ini menggunakan lima rasio gas hidrokarbon utama, H 2,
CH 4, C 2 H 6, C 2 H 4 dan C 2 H 2.
Duval Pentagon, persentase relatif dari lima gas hidrokarbon dihitung dalam analisis DGA. Singkatnya, persentase
relatif H2 = (ppm H 2) / (ppm H 2 + CH 4 + C 2 H 6 + C 2 H 4 + C 2 H 2), sehingga berlaku untuk empat gas lainnya yaitu
CH 4, C 2 H 6, C 2 H 4 dan C 2 H 2 [27].
1.5. Batasan
Ada beberapa batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
a. Objek yang akan dianalisis adalah gas yang terlarut dalam minyak isolasi pada tanki trafo
b. Tugas Akhir ini hanya mencari tanda-tanda kegagalan yang berbeda dan yang sesuai dengan standar tertentu,
tidak membahas penyebab pasti dari kegagalan yang terjadi.
c. Tugas Akhir ini tidak melibatkan perawatan Oli transformator atau isolasi cair atau isolasi padat pada Trafo.
d. Semua perhitungan menggunakan aplikasi excel dengan rumus standar yang sesuai.
e. Pengukuran dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan suhu.
f. Pengukuran dalam penelitian ini tidak melibatkan viskositas oli trafo.
METODE KEYGAS
Langkah pertama dalam menganalisis hasil DGA menggunakan metode Key Gas adalah mencari persentase masing-
masing gas, maka diperoleh persentase sebagai berikut:
H2
% H 2= x 100
Jumlah Total Keygas
227
¿ x 100 %
365,24
CH 4
% CH 4 = x 100
Jumlah Total Keygas
42
¿ x 100
365,24
C2 H6
% C 2 H 6= x 100
Jumlah Total Keygas
13
¿ x 100
365,24
C2 H4
% C 2 H 4= x 100
Jumlah Total Keygas
58
¿ x 100
365,24
C2 H 2
% C 2 H 2= x 100
Jumlah Total Keygas
0.24
¿ x 100
365,24
CO
% CO= x 100
JumlahTotal Keygas
25
¿ x 100
365,24
Setelah persentase masing-masing gas diketahui, langkah selanjutnya adalah mengubah angka-angka ini menjadi grafik.
Pembuatan grafik dimaksudkan untuk memudahkan perbandingan persentase gas dengan standar IEEE C57.104-2019.
Berdasarkan metode Roger’s ratio maka dilakukan perbandingan dari beberapa jenis fault gas ( Methane CH 4,
hydrogen H 2, Acetylene C 2 H 2, ethylene C 2 H 4 , ethane C 2 H 6 ).
C2 H4
R 5=
C2 H6
8
R 1=
5
R 1=1,6
Setelah diperoleh nilai perbandingan dari gas-gas tersebut, selanjutnya dimasukan kedalam kode roger’s ratio yang
diperlihatkan pada Tabel 2. Kode R1 R2 R5 menunjukkan pada kasus 5 yaitu adanya indikasi kegagalan termal dengan
temperatur lebih 700°C. Kegagalan ini ditimbulkan oleh pemanasan lebih pada konduktor berisolasi. Jenis kegagalan ini
juga menghasilkan gas CO dan CO2.
Diketahui :
A = CH 4 B = C2 H4 C = C2 H2 S = CH 4 +C 2 H 4 + C2 H 2
= 42 ppm = 58 ppm = 0,24 ppm = 42 + 58 + 0,24
= 100,24 ppm
Maka :
B
Y atau % C2 H 4 = x 100
S
8
¿ x 100
33,24
¿ 24
sehingga diperoleh hasil seperti Gambar 12. Berdasarkan Gambar 12. dapat diambil kesimpulan bahwa ada indikasi
kegagalan termal dengan temperatur lebih besar dari 700°C, hal ini ditunjukkan bahwa titik temu ketiga jenis gas ini berada
di daerah T3 yaitu adanya indikasi kegagalan termal dengan temperatur lebih 700°C.
PD
T1
T2
D1 D2 DT T3
PD
T1
T2
D1 D2 DT T3