Anda di halaman 1dari 6

UJIAN TENGAH SEMESTER I – 2022/2023

SR1101 DASAR SENI RUPA DAN DESAIN

Makalah

Disusun oleh:

Oliver Lee

168222225

750 Kata

Tingkat Pertama Bersama

Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Teknologi Bandung


PERNYATAAN ANTI PLAGIASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa esai yang saya buat dan serahkan sebagai tugas Ujian
Tengah Semester SR1101 dasar Seni Rupa dan Desain adalah murni hasil kerja saya. Tidak
ada bagian yang saya tiru dari sumber manapun secara ilegal.

Sebagai civitas academica, saya menjunjung tinggi gerakan anti plagiasi dan integritas
akademik yang menjadi identitas kemahasiswaan saya.

__________________________

Oliver Lee, 19 Oktober 2022


Frankenstein

Bernie Wrightson

Bernie Wrightson, yang terkenal oleh


transformasi visual dari buku klasik karya Mary
Shelley, sang monster yang sering dikenal dengan
nama pencipta fiksinya. Buku 1983 “Bernie
Wrightson’s Frankenstein” melengkapi kisah Shelley
dengan ilustrasi di setiap halaman yang selamanya
mengubah citra monster ciptaan Frankenstein.

Salah satu ilustrasi dalam buku grafis karya


Bernie Wrightson ini menggambarkan sang monster
malang yang bersembunyi dari pandangan di gubuk
kecil yang terhubung ke pondok milik sebuah
keluarga sepanjang musim dingin, mengamati mereka. Dalam karya ilustrasi ini,
Wrightson jelas sekali menitik beratkan elemen/unsur garis untuk menggambarkan suasana
pada semua aspek, maupun itu tekstur, kedalaman, bayangan, dan pencahayaan. Mulai dari
dinding kayu yang meng-atapi sang monster, beliau mengimplementasikan garis-garis
lurus berparalel, mengkomunikasikan secara visual bahwa dinding yang ada di sekitar sang
monster terbuat dari kayu. Pengamat bisa merasakan betapa kasar permukaan kayu yang
digambar, berbeda dengan dinding bata yang diplester belakang monster.

Garis-garis diperbanyak dan didempetkan bahkan hingga menyatu untuk


mengimplikasikan bahwa daerah tersebut minim terkena cahaya. Sebaliknya, daerah
dimana garis-garisnya menipis, berjauhan, bahkan tidak ada, mengimplikasikan bahwa
area tersebut lebih terkena cahaya. Ini jelas terlihat pada dinding sebelah kanan sang
monster dimana garis menebal dikarenakan figure monster yang menghalangi cahaya, pada
area yang sama pun garis-garisnya seolah-olah terpotong untuk mengimplikasikan rimlight
yang bersumber dari cela-cela dinding kayu bagian kiri sang monster.
Hal yang sama bisa dilihat pada pengarsiran bidang tubuh si monster, namun
Wrightson menerapkan teknik yang berbeda dengan dinding kayu yang mengelilingi
monster itu. Beliau mengarsir garis mengikuti bentuk lengan dan kaki si monster untuk
memperlihatkan secara jelas volume lengan dan kaki monster itu sekaligus bayangannya.
Hatching dipertebal untuk melihatkan dekak-dekuk otot lengan, urat-urat daging,
pembuluh darah yang menonjol, bahkan sampai ke kuku kakinya. Rambut dari monster itu
diarsir, bahkan diblok, mengikuti alur tumbuhnya rambut, daerah-daerah yang tidak diarsir
memperlihatkan cahaya dari cela-cela dinding yang dipantulkan oleh rambut sang monster.
Pakaian yang dikenakan oleh sang monsternya memiliki pola hatching yang menyerupai
dinding belakangnya tetapi garisnya lebih tebal, lebih pekat, dan saling berdekatan, seolah-
seolah pakaian yang dikenakan monster itu berwarna gelap, bertekstur kasar dan rusak
layaknya sebuah sarung yang biasanya digunakan untuk menyimpan panen.

Teknik pengarsiran yang diterapkan pada jerami yang berserakan di dasar relatif
agak berbeda dengan unsur-unsur lainnya yang ada. Tidak seperti benda lainnya yang
diwujudkan dengan kedalaman, bayangan, dan tekstur, jerami-jeraminya digambar
menggunakan garis luar. Hal ini mungkin diterapkan karena ukuran dari tiap helai jerami
yang terlalu kecil untuk di-render namun tidak ingin mengorbankan detail dengan
menggambarnya berdasarkan tumpukan. Wrightson menggambarkan setiap helai dari
jerami yang menutupi dasar gubuk kecil itu.

Dalam pandangan alternatif, garis luar tersebut bisa saja merupakan cara lain untuk
menggambarkan bayangan dari tiap helai jerami tersebut. Untuk mencapai kedalaman dan
bayangan dari benda-benda lain, beliau mengeblok daerah yang sekira-kiranya tidak
terkena cahaya. Helai-helai jerami yang terkena rimlight seolah-olah tidak ada untuk
meimplikasikan cahaya yang dipantulkan jerami begitu silau hingga tidak terlihat.
Interior of Casa Batllo

Antoni Gaudi

Antoni Gaudi merupakan


seorang arsitek Spanyol dari abad
kesembilan belas yang sampai saat ini
dikenal sebagai salah satu arsitek terbaik
sepanjang masa. Gaudi dikenal telah
mendesain gedung-gedung dengan gaya
yang rumit dan inovatif pada masa itu,
bahkan sampai sekarang. Karya-karya beliau terutama didasarkan pada campuran
arsitektur neo-gothic, modernisme, yang dipadukan dengan inspirasi yang diambil dari
alam. Salah satu karya tersebut adalah Casa Batllo.

Layaknya bangunan-bangunan khas Gaudi lainnya, Gaudi dengan cerdik


memadukan bentuk-bentuk menakjubkan dan warna-warna intens yang memancarkan
sensasi seolah-seolah seluruh bangunan Casa Batllo itu bergerak. Karena Gaudi adalah
seorang pengamat alam yang begitu tajam, ia menggabungkan bahan-bahan seperti
bebatuan, kaca, keramik, dan besi, sedemikian rupa sehingga ketika terkena cahaya, warna-
warna yang hangat dan puitis akan muncul, seperti pada gambar di atas. Warna-warna yang
terpancarkan pada ruangan di atas merupakan warna-warna yang ditemukan ketika kita
memandang alam. Banyak yang mengatakan (termasuk saya) bahwa sebagian besar dari
gedung ini terinspirasi dari alam laut pada hari yang hangat dan tenang, termasuk ruangan
pada gambar di atas. Penggunaan warna yang bervariasi jauh dari kesan kasar sangat enak
untuk dipandang dan menunjukkan sekali lagi pengetahuan yang dimiliki Gaudi tidak
hanya tentang teknik konstruksi dan memanfaatkan permainan cahaya, tetapi juga untuk
mengirimkan pesan melalui warna.

Cahaya lampu kejinggaan yang mengiluminasikan ruangan menyerupai cahaya


matahari hangat pagi hari sekaligus merupakan warna yang dihubungkan dengan harapan,
kegembiraan, dan kemudajelitaan. Nuansa biru dan hijau dari jendela kaca patri
mengimplikasikan tidak hanya alam tetapi juga musim semi yang sudah lama ditunggu
dimana segala kehidupan lahir kembali setelah musim dingin yang keji dan gelap.Warna-
warna tersebut jika dipadukan dengan bentuk ruangannya yang hampir tidak ada garis lurus
sama sekali membuat seolah-olah ruangan tersebut hidup, memiliki jiwa, dan dinamis.

Anda mungkin juga menyukai