Anda di halaman 1dari 25

A Framework for

ethical analysis
Topik

• Common morality
• Prinsip etis
• Prinsip keadilan
• Posisi moral (ethical standing)
• Matriks etika
Pengantar

• Dibutuhkan kerangka kerja


(framework) tertentu
dalam pemecahan
dilemma moral.
• Sesuatu disebut dilematis
secara moral jika masalah
tersebut bersifat kompleks
dan pemecahan
terhadapnya tidak cukup
dengan merujuk pada
hanya satu teori moral.
Pengantar

• Masalah moral dalam bioetika (dilemma dalam


bioetika) sering ditandai oleh:
• Alasan yang nyaris sama kuat baik dari segi
pro maupun kontra;
• Tingkat keberterimaan etis dari suatu
tindakan sangat ditentukan dan didukung
oleh kadar evidensi ilmiah, yang seringkali
juga bersifat kompleks dan/atau tidak
lengkap dan/atau masih dapat
diperdebatkan;
• Keputusan memang harus diambil oleh
masyarakat demi kebaikan masyarakat
secara keseluruhan di mana dapat terjadi
bahwa sebagian besar masyarakat menentang
opini sebagian kecil ilmuwan.
Moralitas bersama (common morality)

• Sintesis terhadap pemecahan masalah moral


dapat tercapai dengan mempertimbangkan 3
situasi berikut.
1. Hasil akhir dari penalaran etis yang didasarkan
pada berbagai teori moral yang berbeda sering
justru memiliki keserupaan (misalnya,
penyelesaian masalah moral berdasarkan
pendekatan utilitarisme, deontology, dan etika
keutamaan justru membawa hasil akhir yang
sama.
2. Kenyataan bahwa teori-teori etika utama (klasik)
yang dirumuskan di masa lalu ternyata memiliki
implikasi yang kuat dan lemah. Rujukan kepada
mereka tetap perlu, tetapi revisi dan
penyesuaian juga tidak kalah penting.
3. Moralitas bersama tampak sebagai kesepakatan
masyarakat ketika ketiga teori etika lama dapat
diterima dan diaplikasikan bersama.
Prinsip-prinsip etis

• Jika demikian, prinsip-prinsip mana saja


yang disebut sebagai moralitas bersama
itu?
• Peletak dasar pertama bagi moralitas
bersama adalah William David Ross yang di
tahun 1930 mengusulkan prinsip prima
facie (at first appearance)  a stronger
case is allowed to overrule the weaker
one in a particular circumstances.
• Prinsip prima facie menjadi jalan keluar
bagi imperative kategorisnya Kant dan
utilitarianismenya Jeremy Bentham yang
dinilai terlalu keras.
Prinsip-
prinsip etis
• Beauchamp dan Childress mengembangkan lebih
lanjut prinsip prima facie dengan menekankan bahwa
keputusan moral dalam etika kedokteran harus
didasarkan pada pengambilan keputusan bersama
(deliberation) yang melibatkan upaya
mempertimbangkan dampak dari tindakan yang
diusulkan dalam terang 4 prinsip utama prima facie,
yakni:

Prinsip-prinsip 1. Cause no farm  dihubungkan dengan Sumpah


Hippokrates di abad 4 SM;

etis
2. Efek pengobatan (effect of cure) atau setidaknya
memberikan pelayanan paliatif (BENEFICENCE)
3. Menghormati otonomi pasien (tidak memperlakukan
mereka semata-mata sebagai sarana (OTONOMI)
4. Memperlakukan pasien secara adil (fairly) dalam arti
tidak mendiskriminasi mereka berdasarkan jenis
kelamin atau ras (KEADILAN).
• Dua prinsip pertama  UTILITARIAN
• Dua prinsip terakhir  DEONTOLOGI
Prinsip-prinsip etis

• Dengan ini nampak bahwa prinsip-prinsip moral yang abstrak


menemukan bentuknya yang konkret dan spesifik, mampu menjadi
rujukan bagi tindakan yang dapat diterapkan dalam lingkup
praktik pelayanan kesehatan.
• Setiap prinsip ini pun masih harus diseimbangkan (should be
balanced) di mana kewajiban prima facie dapat mengatasi prinsip
lainnya.
• Dalam praktik, kadang-kadang prinsip efek ganda (the double
effect) juga dirujuk.
Prinsip keadilan

• Mewakili deontology.
• Prinsip justice fairness dari John Rawls menjadi rujukan.
• Ini adalah teori egalitarian yang didasarkan pada prinsip free and
rational persons concerned to further their own interests.
• Proses menentukan kepentingan dilakukan sebagai sebuah kontrak
sosial hipotetis dengan kondisi the veil of ignorance.
• Kondisi ini akan menjamin bahwa prinsip keadilan yang disetujui
bersama akan bersifat fait.
• Prinsip 1: equal liberties for all: each person
should have as much liberty as is consistent with

Prinsip othe people having the same amount of liberty.


• Principle 2: the difference principle: This would
keadilan ensure fair equality of opportunity, while
restricting social and economi inequalities to those
that would benefit the least disadvantaged
member of society.
Seseorang atau
sesuatu terkena
dampak dari suatu
keputusan moral.
Jadi, siapa atau apa saja
Benda yang memiliki ethical
mati? standing, yang
kepentingannya harus
dipertimbangkan?

Ethical Makhluk Manusia?


standing non-hayati?

Makhluk
Binatang?
hayati?
Tumbuh-
tumbuhan?
Matriks etika dibutuhkan untuk
mengkompromikan berbagai
tuntutan etis yang saling bersaing.

Matriks etika

Matriks etika harus didasarkan


pada:
Memiliki sifat yang
Teori etika tertentu Sebisa mungkin
cukup komprehensif
yang mapan demi melibatkan bahasa
supaya bisa mewakili
menjamin yang mudah
atau menerjemahkan
otentisitasnya; dimengerti.
prinsip etika utama;
Matriks Etika

• Ben Mepham menawarkan tiga prinsip utama sebagai penyanggah atau


fondasi dalam matrik, yakni: well-being, autonomy, dan fairness.
• Ketiga prinsip ini tampak mewakili tiga tradisi teori etika klasik.
• Respect for well-being mewakili utilitarianisme;
• Autonomy mewakili deontology
• Justice mewakili baik utilitarianisme maupun deontology.
• Respect for weill-being juga melingkupi prinsip beneficence dan non-
maleficence;
• Etika keutamaan sulit diberi tempat persis ketika orang yang
berkeutamaan pun masih harus memutuskan apa yang harus dilakukan
supaya bisa menjalani hidup secara berkeutamaan. Jadi, etika
keutamaan pada dirinya tidak bisa menjadi motivasi bagi tindakan
moral.
Matriks Etika

• Di atas tiga prinsip


inilah kemudian dibuat
matriks yang kemudian
dapat mengakomodasi
berbagai kepentingan
yang terkena dampak
tindakan moral.
Contoh
analisis
Bagaimana menggunakan matriks etika?

1 2 3 4 5

Tentukan Pemangku Kepentingan setiap Berikan nilai +2, +1, Jumlahkan nilainya
stakeholders kepentingan itu “stakeholder” 0, -1, -2 di setiap untuk melihat skor
(pemangku ditulis di kolom diadu/dikontraskan kolom kelindan tertinggi dan
kepentingan) yang sebelah kiri di bawah dengan tiga prinsip antara kepentingan terendah.
terkena dampak kolom “stakeholder” moral selaku stakeholder dan
tindakan moral. atau “respect for”. fundasi. prinsip moral.
Bagaimana menggunakan matriks etika?

1 2 3 4
Perhatikan bahwa skor Skor tertinggi hanya Diskusi moral harus Dalam proses ini,
tertinggi belum tentu menunjukkan tetap dilakukan untuk pertimbangan prima
menjadi keputusan siapa/apa yang paling mencapai keputusan facie tetap diberi
moral. terkena dampak moral. tempat.
tindakan moral;
Contoh kasus

• Apakah dapat dibenarkan


secara etis jika Unika
Atma Jaya menggunakan
tenaga alih daya untuk
mengerjakan kebersihan
dan perawatan kampus
dan mempensiunkan
karyawan tetap atau
menjadikan mereka
sebagai tenaga alih daya?
Contoh kasus

• Siapa saja
stakeholders?
• Yayasan
(pemilik);
• Karyawan tetap
dan keluarganya;
• Mahasiswa;
• Masyarakat
Contoh kasus

• Masukkan berbagai stakeholders ini ke dalam kolom.


Stakeholders (respect for) Well-being Autonomy Fairness

Yayasan Berhak penuh dalam menentukan


Penghematan gaji karyawan 1 Distributif 1
kebijakan 2
Karyawan dan keluarganya Tergangu, anak drop-out, Tidak ada pilihan hidup, Di bawah garis kemiskinan yang
tergantung pada kemurahan hati
kemiskinan 2 sanak saudara, kehilangan harga memampukan kompetisi 2
diri 2
Masyarakat Kemiskinan masyarakat ikut memiliki dan mengendalikan Kombinasi keadilan komutatif
meningkat, daya beli menurun,
-2 dan distributive 1
rawan tindak kejahatan 1
Total skor: 10/18
Total skor: 10/18
Kepentingan yayasan: 4
Kepentingnan masyarakat: 0
Kepentingnan karyawan dan keluarga: 6
Menentukan masalah
etika

• Jadi apakah masalah etisnya?


• Kepentingan yayasan dan
kepentingan
karyawan/keluarga: 4:6.
• Siapakah atau kepentingan
siapa/kelompok mana yang
paling vulnerable?
• Bagaimana harus mengambil
keputusan moral?
Ingat
prinsip
prima
facie.
Bagaimana
masalah etis
ini
dipecahkan?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai