Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN

PENDEKATAN
KELUARGA

PEMBEKALAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL


DI PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19

Bapelkes Cikarang, 19 Oktober 2022 1


Erlinawati Pane, SKM, MKM

Wi d y a i s wa r a A h l i M a d y a

B a p e l ke s C i k a r a n g

HP : 081511368113

E-mail : erlinapane@gmail.com
Peserta mampu memahami manajemen
pendekatan keluarga.

Peserta mampu:
1. Menjelaskan manajemen pendekatan keluarga
2. Menjelaskan aplikasi keluarga sehat
PENDATAAN

SUB POKOK ANALISIS


BAHASAN INTERVENSI

MAINTENANCE
Adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi KELUARGA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


10/19/2022 5
INDONESIA
PELAKSANAAN PIS-PK MENYESUAIKAN DENGAN
TINGKAT RISIKO WILAYAH

No Tingkat Resiko Skenario Transmisi Aktivitas PIS-PK


1 Tidak Belum ada kasus Kunjungan keluarga dilakukan menerapkan
terdampak protokol kesehatan
(Zona Hijau)
2 Risiko rendah Kasus bersifat Kunjungan keluarga dilakukan dengan
(Zona Kuning) sporadik (Sporadic penerapan protokol kesehatan. PIS-PK
cases) diperkuat untuk mengimbangi UKBM yang
menurun
3 Risiko sedang Kasus klaster Kunjungan keluarga dilaksanakan secara
dan tinggi (Clusters of cases) terbatas pada keluarga terpilih. PIS-PK
(Zona Oranye dan transmisi komunitas diperkuat untuk mengimbangi UKBM yang
dan Zona (Community menurun.
Merah) transmission)
10/19/2022 6
01
PENDATAA
N
PENDATAAN
Proses pengumpulan data dalam pendataan keluarga sehat
merupakan salah satu kegiatan yang sangat berperan terhadap
kualitas hasil pendataan yang dihasilkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara:
• Observasi
• Partisipasi
• Pengukuran
• Wawancara → yang paling banyak dilakukan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK


8
INDONESIA
Hal-hal yang perlu diingat sebelum melakukan
kunjungan rumah

▪ Pilih waktu yang tepat


▪ Upayakan mengetahui kapan responden ada di tempat
▪ Hindari pengaruh orang ketiga pada saat wawancara
▪ Bila orang ketiga tidak dapat dihindari, sampaikan pada
orang ketiga tersebut untuk tidak mempengaruhi jawaban
ETIKA PENDATAAN
❑ Menghormati norma sosial setempat.
❑ Menerangkan secara jelas tujuan wawancara dan pengukuran
❑ Menciptakan suasana yang baik, memperhatikan dan bersikap
netral terhadap respon dari Anggota Keluarga (AK), tidak
memberi kesan memaksa, tidak emosi, tidak mengarahkan
jawaban, menghindari percakapan yang menyimpang atau
bertele-tele, minta maaf sebelumnya untuk pertanyaan yang
sensitif.
❑ Mengucapkan terima kasih saat berpamitan.
PENGGUNAAN INSTRUMEN
Menggunakan dua jenis isian yaitu :
1. Online dengan aplikasi Keluarga Sehat
2. Instrumen (kuesioner) Hard Copy
Blok I. Pengenalan
Tempat

Blok II. Keterangan


Keluarga

Blok III. Keterangan


Pengumpul Data

Blok IV. Keterangan


Anggota Keluarga

Blok V. Keterangan
Individu
PROFIL KESEHATAN KELUARGA
(PROKESGA)
Definisi Keluarga

 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.

 Dalam pendataan ini, keluarga dikatagorikan menjadi 2 jenis, yaitu


keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family).
Definisi Keluarga (lanjutan)

 Keluarga Inti, adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan


perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak- anak baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.

 Keluarga Besar, adalah keluarga inti ditambah orang lain yang


memiliki hubungan darah dan juga yang tidak memiliki hubungan
darah tetapi ikut tinggal atau bermaksud tinggal selama 6 bulan dan
makan dalam keluarga tersebut. Keluarga besar dapat terdiri atas
beberapa keluarga inti.
Anggota Keluarga
Anggota keluarga (AK) adalah semua orang yang menjadi bagian dari
keluarga dan tinggal di keluarga tersebut, yang dijumpai pada waktu periode
pendataan :
• Kepala keluarga sekaligus adalah juga AK
• Orang yang telah tinggal di suatu keluarga selama 6 bulan atau lebih
• Orang yang telah tinggal di keluarga kurang dari 6 bulan tetapi berniat
tinggal di keluarga tersebut selama 6 bulan atau lebih
• Anggota keluarga yang telah bepergian selama 6 bulan atau lebih dan AK
yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan
meninggalkan keluarga selama 6 bulan atau lebih, dianggap bukan AK
10/19/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 16
Anggota Keluarga
• Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal dan atau
makan di rumah majikannya dianggap sebagai AK majikannya. Tetapi
jika hanya makan saja (tidak tinggal), dianggap bukan AK majikannya.
• Bangunan sensus atau rumah tangga yang bukan rumah tangga biasa
(RS, lembaga pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan lain-lain
sesuai definisi BPS), tidak diambil datanya.

10/19/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 17


Anggota Keluarga
• Penghuni rumah kost yang satu bangunan dengan pemilik
kost, dimasukkan ke dalam satu Prokesga dengan pemilik kost
• Dalam kasus pemilik kost tinggal di bangunan yang sama
dengan penghuni kost, maka apabila satu kamar diisi lebih dari
satu orang dengan hubungan keluarga baik suami/ isteri/ anak/
sepupu/ kakak/ adik, semuanya dimasukkan ke dalam satu
Prokesga.

10/19/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 18


Contoh Kasus
Bila dalam satu rumah terdiri dari Nenek, Ayah, Ibu, Anak, Keponakan
(umur 10 tahun) dan Pembantu. Maka di dalam rumah ini akan didata
menjadi keluarga inti yaitu:
1. Keluarga inti pertama terdiri dari Nenek
2. Keluarga inti kedua terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak
Bagaimana dengan keponakan dan pembantu???
Keponakan dan pembantu bisa menjadi anggota keluarga pertama atau
keluarga kedua tergantung menjadi tanggungan keluarga yang mana.
02
ANALISIS
Indikator Keluarga Sehat
A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:
1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat yang diobati / tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memakai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)
 Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan
tingkatan keluarga menurut status kesehatan yang dimiliki keluarga
tersebut
 Pada perhitungan ini akan didapatkan 2 IKS, yaitu IKS keluarga inti
dan IKS keluarga besar
 IKS keluarga inti dapat dilakukan secara manual maupun melalui
program entry
 IKS keluarga besar hanya dapat diperoleh melalui program entry
BATASAN KELUARGA SEHAT

Indeks Keluarga Sehat dibagi menjadi 3 Tingkatan :


> 0,80 : Keluarga Sehat
0,50 - 0,80 : Keluarga Pra Sehat
< 0,50 : Keluarga Tidak Sehat
Menentukan IKS Secara Manual

1. Pengisian kuesioner Rumah Tangga dan Individu oleh petugas


(pilihan jawaban Ya atau Tidak)
2. Interpretasi hasil pengisian kuesioner menjadi kategori N, Y, T
untuk masing2 indikator
3. Kategori hasil pengisian kuesioner dikode menjadi ‘sesuai
indikator’ (nilai 1) dan ‘tidak sesuai indikator’ (nilai 0)
4. Menghitung nilai IKS
Keterangan Hasil Pengisian Kuesioner
N= Not applicable, indikator tersebut tidak mungkin ada pada anggota
keluarga. Indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota
keluarga atau keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu
sudah mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB
paru).
Y= kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan
indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan)
T= kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI
dengan indikator (misal: ayah ternyata merokok
10/19/2022 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25
Contoh Kasus Keluarga
1. Ibu menggunakan alat kontrasepsi
2. Ada balita usia 12 bulan, imunisasi dasar tidak lengkap
3. Ada balita usia 12 bulan, mendapat ASI eksklusif
4. Ada balita usia 12 bulan, bulan lalu tidak dibawa ke Posyandu; Ada balita usia 48 bulan, bulan lalu
dibawa ke Posyandu
5. Tidak ada anggota keluarga menderita TB
6. Ayah tidak pernah didiagnosis hipertensi namun saat pengukuran sistole diatas 140 mmHg; ibu dan
anak usia 16 thn pernah didiagnosis hipertensi dan minum obat secara teratur
7. Anak usia 16 thn menderita schizophrenia, tapi minum obat secara teratur
8. Ayah merokok, anggota keluarga lain tidak merokok
9. Semua anggota keluarga memiliki JKN
10. Terdapat air bersih dan semua anggota keluarga menggunakan air bersih
11. Terdapat jamban saniter dan semua anggota keluarga BAB di jamban
Hasil Perhitungan IKS Keluarga
Pertanyaan Ayah Ibu Anak Anak Anak Nilai
No Indikator Rumah Tangga (16 tahun) (48 bulan) (12 bln) Keluarga

A B C D E F G H
1 Keluarga mengikuti program KB N*) Y 1
2 Ibu hamil melahirkan di fasyankes N
3 Bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi lengkap T 0
4 Pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan Y 1
5 Pemantauan pertumbuhan balita Y T 0
6 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar N N N N
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur T Y Y 0
8 Tidak ada anggota keluarga yang merokok T Y Y Y Y 0
9 Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN Y Y Y Y Y 1
10 Mempunyai dan menggunakan sarana air bersih Y Y Y Y 1
11 Menggunakan jamban keluarga Y Y Y Y 1
Penderita gangguan jiwa berat berobat dengan
12 Y 1
benar
∑ indikator bernilai 1 /(12-∑N) 6/(12-2)
Indikator keluarga Sehat 0.600
Cara penghitungan IKS Keluarga
Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator:
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0
• Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung)
• Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun di dalamnya
terdapat status Y atau N

Rumus penghitungan IKS Keluarga :

IKS Keluarga = ∑ Indikator bernilai 1


12-∑ N
Pengolahan Data pada Wilayah Binaan
 Dari setiap keluarga dapat ditentukan prioritas intervensi berdasarkan 12 indikator
permasalah kesehatan sehingga pembina keluarga pada masing-masing desa
dapat mengetahui keluarga mana yang berkontribusi membuat desa mereka
menjadi desa yang pra sehat dan tidak sehat.

 Pembina keluarga juga harus dapat menganalisis dasar permasalahan di masing


masing prioritas masalah dari 12 indikator di desa tersebut dengan melakukan
interview mendalam melalui kunjungan keluarga ulangan kepada beberapa
keluarga dengan nilai IKS-nya paling kecil sehingga dapat meningkatkan kualitas
dari rumusan permasalahan di desa binaanya.
Analisis Data Lanjut
1. Berdasarkan tingkat/wilayah
2. Berdasarkan indeks
3. Silang antar indikator
4. Silang terhadap status/identitas

STATISTIK
Diperlukan pada analisis yang lebih lanjut
INTERVENSI

03
Alur Identifikasi Masalah

Individu Keluarga RT

Desa/
Puskesmas
Kelurahan
RW
Database IKS tingkat Puskesmas
Indikator A B C D E F G H Puskesmas
KB 56.3% 62.7% 74.2% 70.6% 80.8% 61.3% 60.9% 26.2% 71.3%
Linfaskes 54.9% 98.7% 89.6% 82.7% 46.3% 58.0% 31.1% 43.7% 70.4%
Imunisasi 43.0% 17.8% 23.4% 30.9% 17.3% 44.0% 34.3% 39.3% 33.6%
ASI eks 32.4% 58.2% 52.9% 48.8% 27.3% 34.2% 18.3% 25.8% 41.5%
Timbang 45.0% 93.7% 78.9% 84.9% 52.3% 57.7% 62.1% 41.4% 69.1%
TB IKS 26.1% 64.5% 35.9% 29.5% 21.0% 32.6% 47.7% 35.4% 42.9%
42,9%
HT IKS 23.3% 34.0% 30.5% 23.4% 27.8% 32.4% 21.7% 12.8% 29.3%
Jiwa IKS 47.7% 49.0% 47.3% 43.3% 49.5% 47.3% 48.3% 38.5% 47.8%
Rokok 48.7% 51.9% 51.0% 48.5% 27.3% 47.1% 41.7% 32.0% 48.0%
Air bersih 85.5% 91.0% 89.4% 85.0% 47.9% 82.6% 73.2% 56.2% 84.2%
Jamban 69.9% 81.9% 60.3% 48.0% 58.9% 61.3% 52.4% 29.6% 63.8%
JKN 49.2% 75.3% 48.5% 58.6% 50.0% 91.6% 67.8% 68.3% 57.7%
IKS 0.539 0.761 0.573 0.531 0.385 0.665 0.511 0.322 0.583
Kesimpulan Pra=S Pra-S Pra=S Pra-S Tdk_S Pra-S Pra-S Tdk-S Pra-S
Penjelasan
 Untuk melakukan intervensi pada wilayah Puskesmas, dapat
dilakukan analisis status IKS dan perhitungan indikator

 Analisis untuk menentukan prioritas indikator yang akan


diintervensi di Puskesmas “X”

 Penentuan prioritas intervensi masalah kesehatan dilakukan


oleh Kepala Puskesmas
Analisis Prioritas Indikator di Level Puskesmas
Untuk tingkat Puskesmas:
➢ IKS = 0,583 → Pra sehat
➢ Selanjutnya diidentifikasi berapa persen proporsi desa yang termasuk : sehat, pra-
sehat dan tidak sehat.
➢ Ada 4 indikator yang paling tertinggal, yaitu:
o Hipertensi (29,3%) -->ada sekitar 70,7% penderita hipertensi belum berobat
secara teratur
o Imunisasi (33,6%)--> ada sekitar 66,4% bayi belum mendapatkan imunisasi
lengkap
o ASI eksklusif (41,5%) -->ada sekitar 58,5% bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
o TB Paru (42,9%)--> ada sekitar 57,1% penderita TB Paru tidak mendapatkan
pengobatan sesuai standar
➢ 4 indikator Kesga harus tetap diintervensi di semua desa
Intervensi Pada Saat Pandemi COVID-19

• Intervensi awal yang bersamaan dengan kegiatan surveilans


dan pemantauan kasus COVID-19 dilaksanakan dengan waktu
kontak minimal untuk mencegah transmisi.

• Intervensi tersebut dilakukan dalam bentuk kunjungan rumah


ataupun secara daring menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi yang tersedia.

10/19/2022 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 36


Intervensi
• Intervensi melalui UKM dan UKBM sesuai kelompok sasaran:
– Balita: Posyandu, PAUD, Stimulasi Dini, dsb
– Usia Sekolah: UKS, Dokter kecil, SBH, Poskestren, dsb
– Remaja: UKS, SBH, Poskestren, PMR, dsb
– Usia Kerja: UKK, Pos UKK, Posbindu PTM
– Usia Lanjut: Posyandu usila/wulan/adiyuswa
• Bila sasaran tidak datang → Kunjungan rumah: promosi kesehatan →
paket informasi yang sesuai
• Kunjungan rumah juga dapat dilakukan langsung, karena data-base
keluarga sudah ada
Rumusan Intervensi

• Allternatif I: Intervensi bisa dilakukan menyeluruh, artinya seluruh desa


dilakukan intervensi sesuai masalah utama setempat. Penyuluhan umum
di tingkat Puskesmas dengan topik: hipertensi, imunisasi dan ASI eksklusif,
intervensi di setiap desa sesuai dengan masing2 prioritas masalahnya.
• Alternatif II: Intervensi bisa difokuskan pada desa yang paling tertinggal,
yaitu desa dengan IKS terrendah dalam hal ini Desa H dan Desa E. Sumber
daya difokuskan untuk melakukan intervensi pada 2 desa tersebut.
• Alternatif III: Masih banyak alternatif yang dipilih, misalnya dari sisi
pendekatannya: mungkin di desa H menggunakan tokoh agama
sementara di desa E menggunakan jalur PKK
Analisis Lanjut
 Selain analisis indikator, data yang diperoleh dari pendataan keluarga sehat ini juga bisa untuk
menghitung proporsi atau prevalensi variable
 Tb Paru
1. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas
kesehatan
2. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang pernah didiagnosis menderita Tb Paru oleh petugas
kesehatan dan mendapatkan pengobatan standar
3. Proporsi penduduk (≥ 15 tahun) yang mengalami gejala Tb Paru
4. Hasil analisis didapatkan:

Tb Paru Ya Tidak Jumlah

Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan 6 (9,7%) 56 (90,3%) 62

6 (100%) 0 6
Pernah didiagnosis oleh petugas kesehatan dan mendapat pengobatan standar
Ada gejala TB Paru 6 (9,7%) 50 (82,3%) 56
MAINTENANCE
(Keberlanjutan Pendekatan Keluarga)

04
Keberlanjutan Pendekatan Keluarga
Pemutakhiran data:
1. Kebijakan Kementerian Kesehatan
2. Data kesehatan keluarga

Indikator yang mengalami perubahan dalam waktu singkat:


1. Keluarga mengikuti KB : Dalam pendataan sebelumnya AK tidak mengikuti KB
2. Ibu bersalin di Faskes: Adanya perubahan status ibu dari hamil menjadi WUS
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap: Adanya perubahan usia pada balita
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan: Adanya perubahan usia pada balita
5. Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes: Keluarga sudah memiliki JKN/askes

10/19/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 41


TINDAK LANJUT

1. Perubahan progam dan perubahan konsep


progam ditingkat networking dan ditingkat
pelaksana,
2. Perubahan Norma Standar Prosedur dan
Kriteria/NSPK, dan
3. Realokasi anggaran

10/19/2022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 42


PENUTUP
• Pada masa Pandemi COVID-19 serta AKB, Puskesmas tetap
melaksanakan pelayanan esensial dengan menerapkan
protokol kesehatan, termasuk pelaksanaan PIS-PK.
• Puskesmas memanfaatkan raw data hasil kunjungan keluarga
dari Aplikasi Keluarga Sehat versi 2.0 secara optimal untuk
melakukan pemetaan faktor risiko dan melakukan intervensi
yang tepat dalam rangka pencegahan dan pengendalian kasus
COVID-19.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
10/19/2022 43
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai