Anda di halaman 1dari 2

Renungan Ibadah Komsel

Kamis, 27 Oktober 2022


Bacaan : Kejadian 22:1-19
Tema : Keluarga Yang Setia Pada Firman Tuhan
Oleh : Cavik. Pnt. Cindy Kore Mega, S.Th

PENGANTAR
Berbicara tentang setia, ada satu lagu sekolah minggu yang mungkin
pernah kita dengar atau kita nyanyikan. Lagunya seperti berikut: “Setia,
setialah,, setialah sampai mati. Seperti Tuhan Yesus setialah sampai mati.
Apakah balasanmu untuk kasih setiaNya? Setia, setialah,, setialah sampai
mati”.
Setia berarti berpegang teguh pada janji/pendirian, tetap dan teguh.
Dalam pengertian ini setia dapat dihubungan dengan berbagai hal. Setia dalam
hubungan, setia dalam pekerjaan, setia dalam pelayanan, juga setia pada Tuhan
dan Firman-Nya. Keluarga yang setia pada Firman Tuhan itu berarti keluarga
yang sekali pun punya banyak masalah/tantangan hidup mereka tidak akan lari
meninggalkan/jauh dari Tuhan, tetapi berlari lebih mendekat pada Tuhan.
Tetapi terkadang tantangan dan masalah membuat kita lari jauh dari Tuhan,
kadang hidup kita tidak setia pada Firman Tuhan, kita lebih setia pada kekuatan
kita sendiri, kita lebih setia pada kesibukan masing-masing anggota keluarga,
ketimbang kita setia kepada Tuhan dan Firman-Nya.
Pertanyaan yang muncul untuk didiskusikan bersama:
1. Tantangan/masalah apa yang ada atau yang pernah kita alami dalam
kehidupan keluarga kita?
2. Bagaimana kita mengatasi masalah tersebut? Apakah ada tindakan setia
yang kita lakukan, sesuai kehendak Firman Tuhan?

PEMAHAMAN TEKS & REFLEKSI


Abraham dan istrinya Sara merupakan nenek moyang bangsa Israel, umat
pilihan Allah. Allah memanggil Abraham keluar dari negerinya, Ur-Kasdim,
dan pergi ke suatu negeri yang akan ditunjukkan Allah. Istri Abraham, Sara
adalah seorang perempuan yang mandul dan sudah tua. Tetapi janji Allah pada
Abraham bahwa Dia akan membuat keturunan Abraham sebanyak bintang di
langit dan pasir di tepi laut (Ayt. 17). Kesetiaan dan kepercayaan Abraham dan
Sara selalu diuji oleh Allah, namun mereka menunjukkan sikap setia dan tetap
percaya pada Allah sekalipun tantangan dan masalah terasa berat bagi mereka.
Kesetiaan mereka benar-benar diuji pada saat Allah meminta Abraham untuk
mengorbankan anak satu-satunya yang mereka miliki yaitu, Ishak untuk
dipersembahkan sebagai korban bakaran bagi Allah.
Permintaan Allah ini didengar dan diikuti oleh Abraham. Dengan
kesetiaan penuh pada Allah, Abraham dengan sangat berani membawa Ishak
untuk dikorbankan. Kesetiaan Abraham tidak pernah sia-sia, dan Allah benar-
benar melihat kesetiaan itu. Allah tidak membiarkan Ishak dibunuh sebagai
korban bakaran, tetapi Allah menyediakan domba sebagai ganti Ishak. Karena
kesetiaannya Abraham, maka dia mendapatkan janji dari Allah, Abraham
mendapatkan berkat dari Allah dan mendapatkan keturunan yang sangat
banyak.
Kehidupan keluarga Abraham benar-benar menjadi teladan untuk
keluarga Kristen saat-saat ini. Bagaimana kesetiaan menjadi hal yang sangat
mahal, dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan. Ketika
pribadi/keluarga memilih untuk setia pada Tuhan dan Firman-Nya, itu berarti
harus ada banyak hal yang dikorbankan, seperti Abraham yang dengan rela hati
mengorbankan Ishak untuk Allah. Tetapi setiap pengorbanan yang
pribadi/keluarga lakukan tidak akan sia-sia karena Allah melihat setiap yang
kita lakukan, sekalipun setia dalam hal sederhana. Janji Allah bagi Abraham
dan keluarganya, akan juga diberikan bagi kita saat ini, yang tetap mau setia
dan percaya penuh kepada Tuhan dan Firman-Nya. Selamat menjalani
kehidupan dengan tetap setia pada Firman Tuhan. Imanuel!!!

Anda mungkin juga menyukai