Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Kesetiaan adalah salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan
setiap orang, dan bahkan kesetiaan dituntut dari semua orang agar relasi dengan
orang lain bisa terjalin dengan baik. Tetapi terkadang kesetiaan itu sangat sulit
dilakukan bagi pasangan suami-istri, karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi. Dalam Perjanjian Lama seorang tokoh Alkitab bernama Rut adalah
seorang perempuan yang berasal dari Moab, Kisah kehidupannya tidak bisa
dipisahkan dari cerita perpindahan Elimelekh dan Naomi dari Betlehem-Yehuda
ketanah Moab. Peristiwa ini terjadi karena di Israel ada bencana kelaparan.
Elimelekh berarti “Tuhan adalah Rajaku” sedangkan Naomi berarti “kesukaanku”.
Ketika mereka punya anak mereka memberi nama anak-anaknya itu dengan nama
yang buruk yaitu Mahlon yang berarti “sakit-sakitan” dan Kilyon yang berarti
“terbuang sia-sia”.
Hidup yang disertai oleh Tuhan itulah yang menjadi pengharapan setiap
umat Tuhan. Sebagaimana dalam bacaan kita yang pertama bagaimana umat Israel
disertai Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Mulai dibawa keluar dari tanah
perbudaan Mesir sampai masuk pada tanah perjanjian Kanaan. Pertama kali
karena dosa-dosa bangsa Israel tidak boleh masuk tanah Kanaan, Allah murka.
Namun Allah berubah pikiran dan memperbolehkan bangsa Israel masuk
tanah perjanjian, namun hanya disertai oleh malaikat-malaikat saja. Sampai
akhirnya Musa berdoa kepada Tuhan dan akhirnya Tuhan menyertai bangsa Israel
masuk Kanaan. Dengan selalu disertai oleh Tuhan, maka membuahkan perbuatan-
perbuatan kebaikan di tengah-tengah bangsa Israel. Dengan disertai oleh Tuhan,
menjadikan bangsa Israel bangsa yang diberkati Tuhan.
Demikian dengan kehidupan kita sekarang di jaman ini, jika kita hidup
dalam dosa maka kita tidak akan disertai oleh Tuhan, tetapi jika kita hidup dalam
kebaikan, kita akan disertai Tuhan, kita akan selalu diberkati Tuhan. Kehidupan
bangsa Israel kala itu, harusnya menjadi pelajaran atau teladan bagi kita semua
saat ini, agar kita hidup disertai oleh Tuhan dan menghasilkan buah-buah
kebaikan dalam kenyataan hidup ini.

1
Salah satu karakter yang tidak mudah ditemukan dalam diri manusia
adalah kesetiaannya. Jarang sekali orang mau setia ketika apa yang diharapkan
tidak seperti kenyataan. Orang mau setia apabila ada upah. Inilah kenyataan
hidup. Begitu juga dengan pengiringan kita kepada Tuhan, seringkali kita tidak
setia. Hati kita mudah berubah. Tidak sedikit yang awal mulanya begitu setia
melayani Tuhan, namun seiring berjalannya waktu, kesetiaan itu mulai luntur.
Terbentur masalah, kita tidak lagi setia melayani Tuhan. Sepertinya kesetiaan kita
kepada Tuhan tergantung “cuaca”. Ketika hati lagi mendung, kita tidak lagi
semangat. Di saat hati lagi cerah, kita menggebu-gebu untuk Tuha. Namun
haruslah kita ingat bahwa untuk meraih segala sesuatu baik mimpi, cita-cita dan
juga harapan dibutuhkan kesetiaan. Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan
membuahkan hasil secara maksimal apabila kita melakukannya dengan setia
Firman tuhan dipenuhi dengan janji-janji Tuhan dan janji itu Ia sediakan
bagi umatNya. Adapun janji Tuhan itu bukan sekedar menghibur kita, tetapi perlu
upaya dari kita agar dapat dibuktikan dalam kehidupan kita. Tuhan tidak ingin
kita hanya diam sambil menunggu janji Tuhan itu jatuh dari langit. Tuhan
mengkehendaki adanya tindakan, yaitu kita mau melangkah dengan iman untuk
meraih janji itu. Memang untuk mencapai perkara-perkara besar tidak gampang,
perlu usaha dan kerja keras. Bagi Tuhan tidaklah sulit untuk memulihkan dan
memberkati kita, tetapi yang ingin Dia lihat adalag sejauh mana kesetiaan kita
kepadaNya. Salomo menulis “Sifat yang diinginkan kepada seseorang ialah
kesetiannya” (Amsal 19:22a).
Isahkan Dalam segala keadaan marilah tetap setia. Kalau kita setia kepada
Tuhan kita akan dipercaya Tuhan walaypun harus diawali dari perkara-perkara
kecil terlebih dahulu. Tuhan akan menilai seberapa setia kita mengerjakan tugas
dan tanggung jawab yang ada.”Barang siapa setia dalam perkara kecil, ia juga
setia dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16:10a). Dan kalau kita setia dalam
perkara kecil, Tuhan akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara
yang besar (Matius 25:23a). kesetiaan juga tidak dapat dipisahkan dari ketekunan
dan kesabaran. Tanpa kesetiaa mustahil bagi kita meraih janji-janji Tuhan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesetiaan Secara Umum dan Secara Alkitab
1. Pengertian Kesetiaan Secara Umum
Kesetiaan menurut KBBI (2007:1056) adalah keteguhan hati; ketaatan
(dalam persahabatan perhambaan); kepatuhan. Kesetiaan adalah kata yang sering
dipermasalahkan oleh banyak orang, baik itu pasangan. maupun di dalam
persahabatan. Kesetiaan menjadi bagian penting dalam membangun sebuah
hubungan, tapi bukan berarti kesetiaan tersebut harus mengikat dan hanya boleh
akrab dengan satu orang saja. Kesetiaan berkaitan dengan bagaimana menjaga
hubungan atau persahabatan selama mungkin.
Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan oleh Tuhan yang
Maha Esa, yang mana dalam menjalankan kehidupan pasti membutuhkan manusia
lainnya. Begitu juga dengan kesetiaan, bermula dari hubungan saling
membutuhkan sehingga memiliki hubungan yang kuat. Kesetiaan itu tidak terjadi
pada manusia saja, tetapi dapat dilihat juga pada binatang contohnya anjing.
Anjing sudah diakui sebagai binatang yang paling setia kepada majikannya.
Istilah kesetiaan dapat ditempatkan dalam konteks yang berbeza seperti
kerja, persahabatan, hubungan cinta, antara lain, tetapi kesetiaan tidak boleh
dikelirukan dengan patriotisme kerana tidak semua orang yang setia adalah
patriotik, kerana patriotisme adalah cinta akan tanah air sementara bahawa
kesetiaan terhadap tanah air adalah sentimen yang mesti disedarkan oleh banyak
negara kepada warganegara.
Kesetiaan sebagai nilai adalah kebajikan yang terungkap dalam hati nurani
kita, dalam komitmen untuk mempertahankan dan setia kepada apa yang kita
percayai dan yang kita percayai. Kesetiaan adalah kebajikan yang terdiri dari
kepatuhan pada norma-norma kesetiaan, kehormatan, rasa syukur dan rasa hormat
terhadap sesuatu atau seseorang, baik itu terhadap seseorang, binatang,
pemerintah, masyarakat, antara lain.
Merujuk pada titik ini, beberapa ahli falsafah berpendapat bahawa
seseorang dapat setia kepada satu set perkara, sementara yang lain berpendapat
bahawa seseorang hanya setia kepada orang lain kerana istilah ini hanya berkaitan

3
dengan hubungan interpersonal. Namun, dalam sebuah persahabatan tidak hanya
nilai kesetiaan yang cukup, tetapi juga keikhlasan, rasa hormat, kejujuran, cinta,
antara nilai-nilai lain, harus ada.
Kesetiaan adalah nilai yang terdiri dari rasa hormat, ketaatan, perhatian
dan pembelaan terhadap apa yang diyakini dan yang diyakini, dapat menjadi
sebab, projek, atau orang. Sebaliknya, kesetiaan adalah kekuatan atau keutamaan
menunaikan janji, walaupun terdapat perubahan idea, keyakinan atau konteks.
Oleh itu, kesetiaan adalah kemampuan untuk tidak menipu, dan tidak
mengkhianati orang lain di persekitaran kita, jadi kita tidak melanggar kata-kata
kita sendiri.
2. Pengertian Kesetiaan Secara Alkitab
Kesetiaan adalah kata yang sangat penting dalam Alkitab. Kata “setia”
atau “kesetiaan” muncul sebanyak 130 kali di dalam seluruh Alkitab. Di dalam
Perjanjian Lama kata “kasih setia” muncul sebanyak 167 kali dan “kesetiaan” 52
kali. Di dalam Kitab Mazmur sendiri kata “kasih setia” muncul masing-masing
sebanyak 110 kali dan “kesetiaan” 28 kali. Dari sini saja kita sudah bisa melihat
betapa pentingnya “kesetiaan” di dalam pemahaman Alkitab. Kata “setia” atau
“kesetiaan” sangat erat hubungannya dengan “kasih.”
Dalam bahasa Ibrani, kata “kasih” diterjemahkan menjadi khesed, yang di
dalam Alkitab bahasa Indonesia biasanya diterjemahkan menjadi “kasih setia.”
Mengapa demikian? Alasannya, “kasih” tidak bisa berdiri begitu saja tanpa
kesetiaan. Artinya, tidak cukup kalau orang mengatakan “Aku sayang kamu,”
tanpa menunjukkan kesetiaan kepada orang yang disayanginya itu.
Dalam Alkitab, kasih Allah digambarkan sebagai kasih yang setia.
Gambaran ini pula yang diberikan oleh Tuhan Yesus tentang sang ayah yang
menantikan anaknya yang sangat dikasihinya dalam perumpamaan Anak yang
Hilang Luk. 15:20-24. Sikap ini bertolak belakang dengan sikap anak yang
pertama yang tidak senang melihat ayahnya mengadakan pesta besar untuk
menyambut kepulangan adiknya yang telah terhilang dan kini telah kembali.
Kasih Allah yang digambarkan sebagai kasih yang penuh kesetiaan ini, dilukiskan
dalam ayat-ayat seperti Mazmur 103:8-13 yang berbunyi, TUHAN adalah
penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak selalu Ia

4
menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya
kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal
dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih
setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian
dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita. Seperti bapa sayang kepada anak-
anaknya, Tuhan sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Dalam Kitab Ratapan 3:22 juga dikatakan, “Tak berkesudahan kasih setia
Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-
Mu” Ayat-ayat inilah yang menjadi dasar dari lagu yang kita nyanyikan pada awal
pelajaran ini, “Setia-Mu Tuhanku, tiada bertara.” Ya, kesetiaan Tuhan sungguh
luar biasa. Setiap pagi dengan setia Ia membuat matahari terbit untuk menerangi
seluruh muka bumi dan menurunkan hujan yang membasahi bumi. Semua ini
memberikan kehidupan bagi setiap makhluk. Tuhan menyediakan berbagai
sumber makanan bagi kita manusia sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya.
Kesetiaan adalah bagian tabiat Allah. Ada dalam Alkitab,”Sebab firman
TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan” (Mazmur
33:4). “Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan
engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5b).
Orang-orang Kristen dapat dipercayai untuk mengikuti kebenaran
sepanjang waktu. Ada dalam Alkitab,”Tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus,
yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan
diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar
pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya
dalam kasih” (Efesus 4:15-16).
Keselamatan dijanjikan kepada orang yang setia. Ada dalam Alkitab, ”Dan
kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan
sampai pada kesudahannya akan selamat” (Matius 10:22).
Tuhan sedang mencari hamba-hamba yang setia dan dapat dipercaya. Ada
dalam Alkitab,”Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh
tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya.

5
Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika
tuannya itu datang” (Matius 24:45).
Allah menjanjikan kekuatan untuk menjadi setia sampai mati. Ada dalam
Alkitab,”Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis
akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu
dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau
setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”
(Wahyu 2:10).
B. Bentuk-bentuk Kesetiaan dalam Keluarga dan dalam Kehidupan
Sehari-hari
Kita dapat menemukan banyak contoh tentang kesetiaan dalam kehidupan
sehari-hari. Ada kesetiaan yang dituntut dari sebuah perusahaan kepada
karyawannya. Kesetiaan yang dituntut sebuah partai dari para anggotanya. Atau
kesetiaan di antara teman-teman.
Perbuatan setia merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang benar. Sikap setia
merupakan sikap dimana seseorang akan berpegang teguh pada sesuatu atau taat
pada apa yang telah ia katakana atau yang ia perbuat. Berikut beberapa hikmah
yang dapat kita peroleh dengan menerapkan perbuatan setia dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Mendapat banyak teman
2. Dipercaya oleh ornag di sekitar kita
3. Mendapatkan kesetiaan dari orang lain pula, dan sebagainya.
Berikut ini beberapa contoh perbuatan setia yang dapat kita temukan
dalam keluarga antara lain :
1. Suami istri harus menjaga kesetiaan satu dan yang lain.
2. Tidak melukai hati pasangan
3. Anak-anak menghormati orang tua.
Berikut ini beberapa contoh perbuatan setia yang dapat kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Menunggu teman yang sudah berjanji akan datang
2. Tidak memihak lawan saat sedang bermain

6
3. Tidak menghianati teman, dan lain sebagainya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetiaan antara lain :
1. Pelayanan, dengan adanya sifat untuk melayani dan memberi pelayanan
yang baik oleh suatu hal dapat mempengaruhi loyalitas kesetiaan.
2. Kenyamanan dan kemudahan. Dalam situasi yang penuh tekanan akan
adanya kemudahan, seseorang akan tetap memiliki rasa kesetiaan .
3. Adanya rasa kepuasan terhadap sesuatu sehingga rasa kesetiaan ini
semakin meningkat.
D. Hubungan Antara Kasih dan Kesetiaan
Kasih dan setia adalah merupakan dua kata yang berpadanan dan
berhubungan erat satu dengan yang lain serta tidak dapat dipisahkan, karena
saling melengkapi, jika  kita berbicara tentang kasih di situ juga kita berbicara
tentang kesetiaan, sebab ketika kita melakukan kasih tanpa kesetian tidak
mempunyai makna, demikian juga sebaliknya.
Perkataan kasih dan setia di dalamnya terkandung makna keadilan,
kejujuran, kebenaran, saling melayani, mendorong dan membangun. Itulah yang
harus dilakukan dalam kehidupan setiap keluarga Kristen, suami-isteri, anak-anak
haruslah diikat dengan kasih dan kesetiaan. Karena itu kasih dan kesetiaan tidak
boleh ditinggalkan, tetapi dikalungkan pada leher dituliskan pada loh hati dalam
arti kemanapun pergi dan berada, tanda  kasih dan kesetiaan tetap mewarnai
kehidupan  yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Keluarga yang menerapkan
kasih dan kesetiaan sesuai dengan kehendak Tuhan pasti akan mendapat
penghargaan dalam pandangan Tuhan dan manusia. Amin
Pada Mazmur 85:10-11, Ayat 11a menyatakan bahwa kasih dan kesetiaan
akan bertemu (meet together).  Artinya kasih dan kesetiaan itu berjalan bersama-
sama / berdampingan (tidak dapat berjalan sendiri-sendiri atau terpisah). Dalam
mengiring Tuhan, kita tidak bisa berkata mengasihi Tuhan kalau kita tidak setia
kepada Tuhan. Demikian sebaliknya, kita tidak bisa setia kepada Tuhan kalau kita
tidak mengasihiNya. Kapan kasih dan kesetiaan itu bertemu? Ayat 10
menjelaskan bahwa kasih dan kesetiaan itu bertemu pada saat seseorang
menerima keselamatan dari Tuhan.  Artinya ketika seseorang diselamatkan, ia

7
harus hidup dalam kasih dan kesetiaan. Jadi sebagai orang percaya yang sudah
diselamatkan Tuhan, kita harus hidup dalam kasih dan kesetiaan
Yohanes 14:15 menyatakan Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan
menuruti segala perintahKu. Ini merupakan ungkapan hati Tuhan Yesus yang
disampaikan kepada setiap orang percaya yang sudah selamat. Jika kita mengasihi
Tuhan Yesus, maka kita harus menuruti segala perintahNya dengan setia.
Walaupun terkadang untuk menuruti segala perintah Tuhan itu terasa berat, tetapi
melalui kasih, semuanya akan terasa ringan. Sebab kasih itu meringankan beban
persoalan. Yang membuat Tuhan Yesus sanggup menderita dan bertahan pikul
salib, karena Dia sangat mengasihi kita. Demikianlah hendaknya kasih kita
kepada Tuhan membuat kita kuat menanggung penderitaan demi menuruti
perintah Tuhan. Jadi jika hari-hari ini kita sedang alami keberatan, itu bukan
karena masalah persoalan, tetapi karena kasih kita kepada Tuhan sedang menurun.
Kalau kasih kita mulai menurun, maka kesetiaan kita juga akan menurun. Oleh
sebab itu kita harus kembali kepada kasih mula-mula.   
E. Kaitan Keadilan, Demokrasi dan Hak Azasi Manusia
Hubungan antara keadilan, demokrasi dan HAM. Demokrasi itu adalah
gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yg sama bagi semua warga negara Indonesia. Atau demokrasi
yang berbunyi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Lalu apa hubungannya
dgn HAM ? Sangat jelas bahwa demokrasi memiliki hubungan yg dekat dan intim
dengan HAM. Suatu negara bisa dikatakan demokratis bila mengindahkan HAM
bagi setiap warga negaranya. Demokrasi bisa kita lihat pada saat pemilihan
Presiden dan Wakil Presiden, peran warga negara sangat dibutuhkan yaitu utk
memberikan suaranya dlm pemilihan besar tsb, nah salah satu hak dasar manusia
ialah hak utk berpolitik yaitu hak utk dipilih dan memilih dalam pemilu, hak utk
menyuarakan aspirasinya.
F. Bukti-bukti Alkitab Tentang Kesetiaan Kepada Allah
Salah satu karakter Tuhan adalah kesetiaan. Tuhan adalah Allah yang setia
(2 Tes. 3:3a). Pribadi yang patut kita teladani soal kesetiaan adalah Tuhan Yesus
sendiri. Dia yang dengan setia tunduk kepada apa yang menjadi kehendak

8
BapaNya, sampai harus menyerahkan nyawaNya bagi penebusan dosa umat
manusia.    
Ciri dari seorang yang setia adalah dia dapat dipercaya. Firman Tuhan di
atas menyatakan bahwa yang dituntut dari kita semua yang melayani Tuhan
adalah dapat dipercayai. Jika kita tidak dapat dipercaya bagaimana mungkin kita
dapat setia. Kesetiaan dan kepercayaan itu seperti perangko dan lem, satu
kesatuan. Alkitab memiliki banyak bukti yang dapat mengajari kita tentang
kesetiaan kepada Allah. Buti tersebut antara lain :
1. Kisah Ayub
Dalam kehidupan manusia Tuhan selalu ingin memberikan yang terbaik
bagi kita dan Tuhan juga selalu menginginkan kita untuk melakukan kehendak-
Nya. Namun begitu banyak tantangan dan rintangan yang menjadi halangan bagi
kita untuk selalu berpihak kepada kehendak Allah. Dalam hal ini kita patut
mencontohi kisah dari Ayub yakni hamba Allah yang sungguh-sunggu mengimani
Allah dan yang takut akan Allah.
Ayub adalah salah satu tokoh terkenal dalam perjanjian lama. Ayub
dikisahkan sangat taat dan setia kepada Allah maka dari itu Ayub dikenal sebagai
orang yang sungguh-sunggu beriman kepada Allah. Melalui musibah dan bencana
yang dialaminya justru malah menguatkan iman dan kepercayaan Ayub terhadap
Allah. Berbagai macam bencana yang dialami Ayub dalam hidupnya tidak
mempengaruhi kepercayaan Ayub kepada Allah. Dalam penderitaannya Ayub
selalu taat dan selalu setia kepada Allah sehingga Allah sangat senang terhadap
Ayub.
Ayub benar-benar menjadi contoh yang baik bagi kita manusia karena
Ayub merupakan seorang tokoh yang diceritakan baik dalam Alkitab yang
mempunyai karakter yang baik dan suka menolong serta orang yang baik hati juga
mempunyai harta yang banyak. Ayub dikisahkan baik dalam cerita ataupun dalam
Kitab Suci mempunyai ketaattan dan kesetiaan kepada Allah sehingga Allah
sangat senang kepada Ayub, dalam hal ini kita akan merefleksikan pengalaman
atau cerita serta kisah dari tokoh yang diceritakan dalam Kitab Suci yakni Ayub,
untuk merefleksikan ketaattan dan kesetiaan Ayub dan mengkaitkan kedalam
hidup kita pada zaman yang semakin maju dan modern ini. Sejauh mana kita

9
meneladani dan menjalankan apa yang menjadi tugas kita sebagai manusia ciptaan
Allah menjalankan kehendak dan perutusan Allah dalam kehidupan kita.
2. Kisah Tikhikus  (Ef. 6:21)
Di Alkitab, ada satu hamba Tuhan yang bernama Tikhikus  (Ef. 6:21).
Dikatakan bahwa dia adalah pelayan yang setia di dalam Tuhan. Pelayanan yang
dilakukan oleh Tikhikus tidak dikenal bahkan kita jarang mendengar namanya di
Alkitab, tetapi baiklah kita belajar dari pelayanan hamba Tuhan yang tidak
terkenal ini. Apa saja yang menjadi ciri seorang yang pelayan yang setia:
3. Kisah Daniel Daniel (6:20-29)
Daniel adalah seorang tawanan perang yang ditangkap oleh Nebukadnezar,
raja Babel, pada waktu Yerusalem jatuh pada tahun 605 SM. Bersama-sama
dengan orang-orang Yahudi dari golongan atas lainnya, Daniel diangkut ke Babel,
dididik dan dipekerjakan dalam pemerintahan. Reputasi dan karirnya mencapai
puncak pada waktu ia ditetapkan sebagai salah satu dari pejabat tinggi yang
menduduki jabatan kedua sesudah raja dalam Kerajaan Media Persia yang sedang
berkembang. Semua itu dikarenakan perlindungan Tuhan dan ketaatan Daniel
kepada-Nya. Pada awal perikop ini dikisahkan tentang kebencian rekan-rekan
sekerja Daniel yang cemburu kepada keberhasilannya. Mereka itu marah karena
kesuksesannnya, serta namanya yang baik, karena itu mereka ingin
mencelakakannya, tetapi mereka tidak menemukan kesalahan dalam kelakuan
atau pengelolaan administrasi kerajaan. Oleh karena itulah, mereka mendorong
raja Darius supaya dia mengeluarkan surat keputusan yang tidak mungkin ditaati
Daniel sebagai seorang Yahudi yang setia. Mereka meminta agar Darius
mengeluarkan larangan menyampaikan permohonan kepada siapapun dan apapun
selama tiga puluh hari kecuali raja. Karena ketaatannya, Daniel tetap setia
melakukan ibadah, berdoa serta memuji Allah seperti biasanya. Akhirnya dia
ditangkap dan didakwa melawan perintah yang dikeluarkan oleh raja. Daniel yang
setia kemudian dimasukkan ke dalam gua singa. Raja Darius merasa dijebak oleh
para pelayannya sehingga ia menyesal, dan akibatnya dia berpuasa dan tidak bisa
tidur. Alkitab kemudian menceriterakan bahwa pagi-pagi sekali, Darius bangun
dan pergi ke gua singa. Setelah sampai di gua singa, raja berseru memanggil
Daniel. Dan apa yang terjadi? Karena kesetiaanya kepada Allah, maka Allah pun

10
“setia” dan menyertai Daniel, dengan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk
menutup mulut singa-singa itu.  Dan Darius dengan nyata menyaksikan
perlindungan Tuhan terhadap Daniel. Penyataan “hamba Allah yang hidup” pada
ayat 21 menegaskan bahwa Darius mengetahui Daniel sebagai seorang yang setia
kepada Allahnya, yang hidup baginya, dan selalu taat.
Sebagaimana kesetiaan Daniel selalu diuji, kesetiaan orang Kristen pun
akan selalu diuji. Tuhan tidak menjanjikan bahwa kalau kita setia, kita akan hidup
tanpa merasakan kesusahan. Tetapi Tuhan Yesus memberikan janji penyertaan-
Nya kalau kita setia dalam menghadapi kesulitan. Penyertaan Tuhan bukan berarti
hidup tanpa masalah. Namun penyertaan Tuhan berarti, Dia selalu bersama
dengan kita dalam segala keadaan. Orang yang memahami penyertaan Tuhan
adalah orang yang mampu berkata seperti Daniel, “Jika Allah yang kami puja
sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami…” (Daniel 3:17).
Jelas, bagaimana Daniel merasakan betapa manisnya penyertaan Tuhan itu.
Bersama dengan Tuhan Daniel dapat merasakan jaminan yang nyata. Meskipun
pada awalnya Daniel merasa ditinggalkan, pada akhirnya, penyertaan Tuhan
membawa damai dan ketenangan yang  baik. 
4. Kisah Rut (Rut 1:16-17)
Dalam Perjanjian Lama, kesetiaan dapat kita jumpai dan diteladani dari
kehidupan Rut, perempuan saleh dari Moab, yang menikah dengan seorang yang
berbeda baik kepercayaannya maupun latar belakang budaya. Namun seiring
berjalannya waktu. Rut yang telah mengamati, mengalami, dan merasakan sendiri
kebaikan dan kepercayaan yang dianut oleh suaminya kemudian memutuskan
untuk juga meyakini kepercayaan suaminya. Ditengah kehidupan Rut sebagai
perempuan asing, ia semakin percaya kepada Tuhan, Allah Israel dan memilih
tetap ikut dengan mertuanya kembali ke Yehuda daripada tinggal dibangsanya
sendiri. Rut ternyata lebih setia kepada Allah Israel daripada kebanyakan bangsa
Israel itu sendiri dapat kita lihat dari Rut 1:16-17. Kesetiaan Rut ini tersebar
sampai ke Betlehem, orang-orang banyak berbicara tentang Rut yang mengurusi
mertuanya dengan baik. dia dikenal sebagai orang yang mempunyai martabat,
memberi perhatian dan memberikan kasih kepada sesamanya.

11
BAB III
KESIMPULAN
“Kesetiaan” adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Kesetiaan ditemukan dalam hubungan antara seseorang dengan orang
lain, dengan keluarga, orangtua, dengan komunitas atau kelompok yang lain,
dengan negara, dan juga dengan Tuhan. Kesetiaan dapat kita lihat dalam
kesediaan seseorang membela atau menolong orang lain, mengasihinya dan
kesediaannya untuk tidak meninggalkan pihak yang lain.
Menjadi setia merupakan perjalanan seumur hidup. Kita akan terus
mempelajarinya, sampai Tuhan melihat kemurnian dan kesungguhan hati kita
dalam mengikutNya.  Setia selalu membuahkan hal yang indah. Tuhan
memberikan teladan kesetiaan, bukan tanpa alasan. Ia mau, kita sebagai anak-
anak-Nya, tidak mudah pudar, menyerah dan berpaling kepada allah lain karena
bergumul dengan ketidaksetiaan. Mari menang dalam hal-hal kecil terlebih
dahulu, maka Tuhan akan mempercayakan hal-hal besar.  Setialah dalam berdoa,
setialah dalam menabur benih yang baik, setialah dalam melayani, setialah dalam
mengasihi maka itu akan melahirkan perkara-perkara besar dalam hidup
kekristenan kita.

12
DAFTAR PUSTAKA
Belandina, Pdt. Janse Non-Serrano dkk. 2017.Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
https://www.baitsuci.com/2020/06/ayat-ayat-alkitab-tentang-kesetiaan.html
https://text-id.123dok.com/document/lzggg077z-kesetiaan-menurut-alkitab-
remaja-kristen-sebagai-pelopor-pembaruan.html
https://wahdi.lec.uinjkt.ac.id/articles/newmensbiblestudyforming
https://katalog.ukdw.ac.id/5032/1/01150043_bab1_bab5_daftar%20pustaka.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai