Anda di halaman 1dari 26

PEDOMAN

PERATURAN FESTIVAL
PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA
2020

PENGURUS NASIONAL
ASSOSIASI PERGURUAN PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA
The Assosiation Of Indonesian Traditions Pencak Silat Club

BAHAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM JURI FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA

DALAM RANGKA MENSUKSESKAN FESTIVAL OLAHRAGA REKREASI NASIONAL FORNAS V 2019


SAMARINDA KALIMANTA TIMUR

Sekretariat ;
Jl. Mesjid Al Ikhlas No. 21 C Pondok Kelapa Duren Sawit Jakarta Timur 13450

Telepon. .085882735995 – 087888801883-081398344434


PERATURAN FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA

ASSOSIASI PERGURUAN PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA

The Assosiation Of Indonesian Tradition Pencak Silat Club

DAFTAR ISI

BAB PASAL
HALAMAN

PENDAHULUAN. 1

I GELANGGANG, PERLEMGKAPAN GELANGGANG 1–3 2–


3

DAN PERLENGKAPAN FESTIVAL

II WAKTU FESTIVAL 4 3

III PERSYARATAN PESERTA FESTIVAL 5 3

IV GOLONGAN UMUR 6 4

V JENIS, TATA – LAKSANA FESTIVAL

KRITERIA PENILAIAN FESTIVAL DAN

PELANGGARAN 7 – 10 4–
5

VI TATA – CARA FESTIVAL 11 – 12 6

VII TATA – CARA PENILAIAN 13 – 14 7

VIII TATA – CARA PENENTUAN PENGHARGAAN 15 8

IX PELAKSANA TEKNIS FESTIVAL 16 – 21 9–


11

X PELANGGARAN DAN SANKSI 22 12

XI PENUTUP 23 12
LAMPIRAN I : KOMPOSISI DAN KOREOGRAFI

LAMPIRAN II : KRITERIA PENILAIAN PENCAK SILAT BUDAYA

PERATURAN FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA

ASSOSIASI PERGURURAN PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA

The Assosiation Of Indonesian Tradition Pencak Silat Club

PENDAHULUAN

1) Pencak Silat mempunyai 4 aspek sebagai satu kesatuan dan berdasarkan


pada 4 aspeknya tersebut, Pencak Silat dapat dibedakan dalam 4 jenis, yang
masing – masing dalam pelaksanaannya mempunyai tujuan tersendiri.

Berdasarkan pada tujuan tersebut masing – masing jenis Pencak Silat, akan
lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu tanpa meniadakan aspek –
aspek lainnya.

Keempat jenis Pencak Silat yang di maksud adalah :

a) Pencak Silat Mental – Spiritual , yang juga disebut Pencak Silat


Pengendalian Diri.
b) Pencak Silat Beladiri.
c) Pencak Silat Seni, Budaya.
d) Pencak Silat Olahraga.

Pencak Silat Budaya adalah perwujudan Pencak SiIat yang berupa tatanan
gerak etis dan estetis berdasarkan kaidah Pencak Silat yang mengandung
nilai budi pekerti luhur, dan bersumber pada khasanah budaya bangsa
Indonesia

Pelaksanaan Pencak Silat Budaya bertujuan untuk mempertunjukan


keindahan gerak Pencak Silat dan karenanya lebih menekan pada aspek
seni dan Budaya

2) Pencak Silat Budaya dalam bentuk lomba/Festival mempunyai tujuan yang


lebih luas, antara lain :
a) Mengembangkan daya mampu pengendalian diri aktif dan dinamis
sebagai inti amalan falsafah “budi pekerti luhur “.
b) Mengembangkan perguruan – perguruan Pencak Silat serta mempererat
persatuan dan kesatuan di antar seluruh perguruan Pencak Silat mau pu n
jajaran Pencak Silat.
c) Melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan Pencak Silat,
khususnya Pencak Silat Budaya Bangsa
d) Meningkatkan citra Pencak Silat dan simpati masyarakat terhadap Pencak
Silat, di dalam maupun di luar negeri.
e) Menjadikan Pencak Silat sebagai kebanggaan nasional serta semakin
dikenal dan diminati di dunia internasional.

Lomba Pencak Silat Budaya dilaksanakan berdasarkan “ Kaidah Pencak Silat


“, yakni aturan dasar yang mewajibkan dilaksanakannya lomba/Festival
Pencak Silat tersebut tampil secara etis, efektif, estetis dan kesatria sebagai
satu kesatuan sesuai dengan keluhuran Pencak Silat yang berfalsafah budi
pekerti luhur.

Festival Pencak Silat Budaya ditata dalam satu peraturan yang disebut
Peraturan Festival Pencak Silat Budaya, Asosiasi Perguruan Pencak Silat
Budaya Indonesia. Peraturan tersebut adalah sepert dibawah ini :

BAB I

GELANGGANG, PERLENGKAPAN GELANGGANG

DAN PERLENGKAPAN FESTIVAL

Pasal 1

1) Gelanggang Festival bertempat di lantai atau di panggung yang dilapisi


matras dengan tebal maksimum 5 cm, berpermukaan rata, tidak
memantulkan cahaya, ditutup dengan alas yang tidak licin yang beru ku an 20
x 18 meter atau lebih.

2) Gelanggang Festival terdiri dari :

Bidang gelanggang untuk lomba, berbentuk segi empat bujur sangkar atau
berukuran 20 x 18 meter atau lebih.

3) Batas gelanggan, bidang gelanggang, bidang lomba, dan bidang batas –


mulai – lomba, berwarna kontras dengan warna permukaan gelanggang
lomba.
Pasal 2

Perlengkapan gelanggang festival terdiri dari :

1) Meja juri dan aparat yang lain.


2) Jam Lomba game watch ).
3) Alat perekam suara ( tape recorder ) dan pengeras suara.
4) Perlengkapan – perlengkapan lain yang relevan dengan kepentingan lomba.

Pasal 3

Perlengkapan festival terdiri dari :

1) Pakaian :

Pakaian Pencak Silat, dengan bentuk dan warna/wani yang serasi termasu k
kelengkapannya.

2) Instrumen :

Peragaan wajib diiringi dengan musik tradisional, dengan instrument, baik


berupa rekaman ( kaset ) maupun dengan menggunakan nayaga langsung.

3) Senjata

Senjata yang dipergunakan :

- Senjata Pendek ( mis : pisau, keris, badik, dsb.) dan atau


- Senjata Panjang ( mis : pedang, tongkat dsb.) dan atau
- Senjata lain ( mis : tali, rantai, dsb.) namun tidak lebih dari 3 ( tiga )
jenis senjata untuk setiap pesilat. Sedangkan senjata yang dipergunakan
berasal dari khasanah budaya Indonesia.

BAB II

WAKTU FESTIVAL

Pasal 4

Untuk setiap peragaan dalam Lomba Pencak Silat Budaya waktunya


ditentukan sebagai berikut :

Waktu Festival 10 menit. Meliputi satu kesatuan gerak yang dinamis dari
katagori Tunggal, ganda, Beregu dan Cerita yang bertema / tematik menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
BAB III

PERSYARATAN PESERTA FESTIVAL

Pasal 5

Pesilat peserta festival harus memenuhi persyaratan sebagai berikut ;

1) Menghayati pengertian Pencak Silat Budaya, kaidah Pencak Silat serta


tujuan festival Pencak Silat Budaya dengan baik dan benar serta mampu
mengamalkan secara konsisten dan konsekuen.

2) Telah mempelajari Pencak Silat secara intensif, teratur dan terarah


selama minimum 1 tahun yang dibuktikan dengan sertifikat ( surat
keterangan ) dari perguruannya.

3) Berada dalam keadaan siap dan teruji baik secara teknis, mental dan fisik
untuk melaksanakan festival.

4) Dapat menunjukan bukti – umur berupa akte kelahiran, ijazah, atau bukti –
bukti lain yang sah ( untuk usia dini ) .

5) Peserta maksimal 10 Orang dibantu 5 Orang Nayaga dan 2 Orang


manajar tim.

BAB IV

GOLONGAN UMUR

Pasal 6

Berdasarkan tingkat umurnya, peserta festival dikelompokan dalam 2 ( dua )


golongan dan berlaku baik untuk putra maupun putrid serta campuran. :

1) Golongan Anak / Remaja dengan umur di atas 5 tahun s/d 15 tahun. (


Usia Dini )
2) Golongan Remaja / Dewasa dengan umur di atas 16 tahun s/d 40 tahun
lebih.
BAB V

TATA – LAKSANA FESTIVAL, KRITERIA

PENILAIAN FESTIVAL DAN PELANGGARAN

Pasal 7

Jenis Festival Pencak Silat Budaya:

Festival Pencak Silat Budaya meliputi satu kesatuan gerak yang dinamis dari
katagori, tunggal, ganda, beregu dan cerita yang bertema dapat
menggunakan bermacam-macam properti seperti senjata, pisau, golok,
pedang, toya, kipas dan lainnya, dengan jumlah peserta 5 sampai dengan 10
lebih.

Pada Festival Pencak Silat Budaya ini dapat dilakukan oleh pesilat, putra,
putri atau gabungan keduanya.

Pasal 8

Tata Laksana Festival Pencak Silat Budaya diatur sebagai berikut :

1) Peserta Festival Pencak Silat Budaya memperagakan rangkaian gerakan


Pencak Silat Budaya, diiringi dengan instrument, sesuai dengan peraturan
yang berlaku, dalam jangka waktu yang ditentukan pada Pasal 4.

2) Pesrta bebas menentukan irama dari pengiring, dengan menyampaikan


synopsis yang berisi pola lantai dan ritme yang dipergunakan sebagai
pengiring kepada Panitia Festival pada saat undian atau pertemuan
teknis,

Pasal 9

Kriteria Penilaian dalam Festival Pencak Silat Budaya :

Gerak dan teknik berseni yang mempunyai nilai dalam Festival adalah apabila
memenuhi memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) “ Wiraga “ , meliputi :
- Kekayaan dan keaneka – ragaman teknik
- Kerapihan gerak
- Keseragaman gerak
2) “ Wirama “ , meliputi :
- Ketepatan gerak dan irama
- Variasi dalam iringan musik
- Keserasian gerak dengan musik pengiring
- Keseragaman gerak bersama dengan irama

3) “ Wirasa “ , meliputi :
- Penjiwaan gerak
- Kemantapan ekspresi
- Kesakralan dan sopan – santun
- Penjiwaan cerita

4) “ Wirupa “ meliputi :
- Keserasian pakaian dan kelengkapannya
- Kesopanan dalam busana.

5) “ Cerita - Narasi“ meliputi :

- Keselarasan penyampaian maksud dan tujuan dari ceritanya

Pasal 10

Peserta Festival Pencak Silat Budaya akan dinyatakan melakukan


pelanggaran apabila peragaan mereka dilaksanakan kurang dari waktu yang
ditentukan pada Pasal 4 , karenanya akan dikenakan nilai hukuman.

BAB VI

TATA – CARA FESTIVAL

Pasal 11

Festival dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh 3 ( tiga ) orang
juri.dan beberapa panitia.
Pasal 12

Tata – cara festival yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Pesilat yang akan melaksanakan festival, memasuki gelanggang lomba


kemudian memberi hormat secara berurutan kepada Ketua festival dan
penonton.
2) Sebelum lomba dimulai Ketua festival memberi isyarat mengenai kesiapan
lomba kepada para juri, pengamat waktu dan pemain instrument
pengiring/nayaga.

3) Setelah gong berbunyi dan peluit atau lampu hijau menyala peserta
festival langsung melaksanakan peragaan . Tanda peringatan dengan
bunyi peluit, bel atau lampu kuning akan diberikan 10 ( sepuluh ) detik
waktu akan berakhir. Setelah waktu yang ditentukan pada Pasal 4
berakhir, pengamat waktu kembali memukul gong atau menyalakan lampu
merah.

4) Kemudian para juri memberikan penilaian atas peragaan yang baru saja
berlangsung, dan untuk itu Ketua festival memberikan waktu 30 detik.

5) Pengamat waktu akan memberikan pengurangan nilai apabila ternyata


peserta festival melaksanakan peragaan kurang dari waktu yang telah
ditentukan pada Pasal 4, dan memberitahukannya kepada para juri pada
akhir lomba.

6) Keputusan penghargaan festival dilakukan pada akhir dari selu ru h lomba


dengan tata – cara sebagai berikut :

a) Dewan Juri akan memeriksa semua formulir yang telah diisi oleh juri.
b) Ketua festival bersama Dewan Juri akan mengadakan pertemuan
mengenai keseluruhan hasil festival, untuk kemudian menentukan
penghargaan dan urutannya.

c) Selanjutnya Ketua festival akan mengumumkan hasil festival secara


menyeluruh.

BAB VII

TATA – CARA PENILAIAN

Pasal 13

Ketentuan dalam penilaian adalah sebagai berikut :

Dalam menentukan besarnya kategori nilai untuk festival Pencak Silat Budaya
perlu diperhatikan perpaduan yang seimbang dan selaras antara semua
kriteria sebagaimana tersebut dalam Pasal 9. Besarnya nilai maksimum dari
setiap kriteia adalah sebagai berikut :
1) Nilai Wiraga = 30

2) Nilai Wirama = 20

3) Nilai Wirasa = 20

4) Nilai Wirupa = 20

5) Nilai Cerita = 10
_________
Jumlah nilai = 100

Pasal 14

Ketentuan mengenai nilai hukuman adalah sebagai berikut :

1) Nilai minus 5 ( lima ) diberikan kepada peserta festival yang melaksanakan


peragaan kurang 15 – 30 detik dari waktu yang ditentukan dalam Pasal 4.

2) Nilai minus 10 ( sepuluh ) diberikan kepada peserta festival yang


melaksanakan peragaan kurang 30 – 60 detik dari waktu yang ditentukan
dalam Pasal 4.

3) Nilai minus 20 ( dua puluh ) diberikan kepada peserta festival yang


melaksanakan peragaan kurang 60 deti dari waktu yang ditentukan dalam
Pasal 4.

4) Peraga diberi toleransi waktu, 15 ( lima belas ) detik dari waktu yang
ditentukan dalam Pasal 4, untuk menyelesaikan gerakan terakhir dari
peragaannya, selebihnya peragaan akan dihentikan oleh Ketua festival.
BAB VIII

TATA – CARA

PENENTUAN PENGHARGAAN

Pasal 15

Penentuan Penghargaan untuk Festival menggunakan tatacara sebagai


berikut :

1) Kemenangan akan didapat oleh peserta festival yang berhasil mencapai


jumlah nilai tertinggi untuk setiap festival.

2) Penentuan jumlah nilai tertinggi adalah sebagai berikut :


- Masing – masing juri menjumlah semua nilai yang diberikan kepada
peserta .
- Jumlah tersebut harus dikurangi dengan nilai pelanggaran yang dicatat
oleh pengamat waktu.
- Dari kelima jumlah nilai yang diberikan oleh para juri tersebut, Ketua
Lomba akan meniadakan jumlah nilai tertinggi dan terendah, seh in gga
tinggal 3 ( tiga ) jumlah nilai.
- Ketua festival akan menjumlahkan ketiga jumlah nilai sisa tersebut.
- Peserta dengan jumlah nilai yang tertinggi dinyatakan sebagai
pemenang dan diberi penghargaan pada 10 besar, peserta yang
berpenampilan terbaik dari kekayaan tehnik kaidah beladiri, Penciptaan
cerita Wirasa, Koreografi, Artistik gerak silat Wiraga, Tata Busana
Wirupa, dan Keserasian Musik Wirama akan mendapatkan Mendali,
Emas, Perak, Perunggu dan Piala/Trophy serta Sertifikat.

3) Apabila terjadi persamaan jumlah nilai, maka peserta festival yang


mempunyai nilai Wiraga yang lebih tinggi dinyatakan sebagai pemenang.

4) Apabila jumlah nilai tetap sama maka peserta festival yang mempunyai
nilai Wirama lebih tinggi dinyatakan sebagai pemenang.

5) Apabila jumlah nilai masih tetap sama, maka peserta festival yang
mendapatkan “ pengurangan nilai “ lebih kecil dinyatakan sebagai
pemenang.

6) Apabila jumlah nilai masih juga sama, maka penentuan pemenang,


dilakukan melalui undian.

7) Keputusan pemenang disampaikan oleh Ketua festival, pada akhir dari


seluruh festival, keputusan panitia tidak bisa diganggu gugat.
BAB IX

PELAKSANA TEKNIS FESTIVAL

Pasal 16

Festival terdiri dari :

1) Ketua Festival, dibantu oleh :


2) Sekretaris Festival, Pembawa Acara dan Pengatur Waktu.
3) Dewan Juri.
4) Juri
5) Dewan Pendekar dan Pakar.
6) Dokter Festival

Pasal 17

1) Ketua Festival harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Menghayati pengertian Pencak Silat Budaya, termasuk penguasaan


Seni Budaya dan kaidah Pencak Silat, maupun tujuan festival Pen cak
Silat Budaya dengan baik dan benar serta mampu mengamalkannya
secara konsisten dan konsekuen.
b) Mengerti mengenai seni pertunjukan.

c) Menguasai peraturan festival yang berlaku.

2) Tugas Ketua Festival adalah :

a) Mengatur dan memimpin petugas – petugas yang membantunya, yakni


: sekretaris festival, pembawa acara, pengamat waktu dan semua
petugas lain yang membantu.

b) Mengatur dan bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban


jalannya festival.

c) Menghentikan festival apabila peragaan tidak berjalan dengan


semestinya.

d) Mengatasi permasalahkan pelaksanaan festival di tingkat pertama


setelah mendengar pertimbangan Dewan Juri.
e) Mengajukan permasalahan festival kepada Dewan Pendekar dan
Pakar untuk diselesaikan apabila diperlukan.

Pasal 18

1) Dewan Juri terdiri dari 3 ( tiga ) orang dan dipilih diantara para juri.

2) Anggota Dewan Juri harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Menghayati pengertian Pencak Silat Budaya, kaidah Pencak Silat,


maupun tujuan festival Pencak Silat Budaya dengan baik dan benar
serta mampu mengamalkannya secara konsisten dan konsekuen.

b) Menguasai Aspek Pencak Silat Budaya.

c) Menghayati tugas juri.

d) Menguasai peraturan festival yang berlaku.

3) Tugas Dewan Juri adalah :


a) Membantu Ketua Festival didalam mengatur tugas juri.

b) Meneliti penilaian para juri mengenai hasil festival dan berhak


mengubah hasil festival yang kurang tepat karena kelalaian para juri
dalam melaksanakan perhitungan angka, untuk disahkan oleh Ketua
Festival.

c) Memberikan pertimbangan mengenai permasalah festival kepada


Ketua Festival..

Pasal 19

1) Juri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Menghayati pengertian Pencak Silat Budaya, kaidah Pencak Silat


maupun tujuan Festival Pencak Silat Budaya dengan baik dan benar
serta mampu mengamalkannya secara konsisten dan konsekuen.

b) Menguasai praktek pelaksanaan Pencak Silat Budaya peraturan


lombanya yang berlaku.

c) Lulus pendidikan per – jurian menurut tingkatnya.


d) Memahami kode etik juri, yakni : netral dan jujur serta Tri –
Laksananya, yakni cermat, cekatan dan cepat.

e) Berbadan sehat.

2) Tugas juri adalah :

Melakukan penilaian terhadap peragaan yang dilaksanakan oleh para


peserta festival berdasarkan kriteria yang berlaku, dan mencatat nilai
hukuman atas pelanggaran waktu, atau pelanggaran lainnya yang
dilakukan oleh peserta festival pada “ formulir penilaian “ yang telah
dItentukan.

Pasal 20

1) Dewan Pendekar dalam Festival Pencak Silat Budaya mempunyai


kedudukan yang sama dengan Dewan Pakar pada umumnya, yakni
merupakan badan tertinggi disuatu festival
Dewan Pendekar ini terdiri dari 3 ( tiga ) orang dan dipilih oleh Pengurus
Assosiasi Perguruan Pencak Silat Budaya Indonesia ( APPSBI ) men u ru t
tingkat festival Pencak Silat Budaya yang diselenggarakan.

2) Anggota Dewan Pendekar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut


:
a) Menghayati pengertian Pencak Silat Budaya, kaidah Pencak Silat,
maupun tujuan festival Pencak Silat Budaya dengan baik dan benar
serta mampu mengamalkannya secara konsisten dan konsekuen.
b) Menghayati tugas Dewan Juri maupun tugas juri.
c) Menguasai peraturan festival yang berlaku.
3) Tugas Dewan Pendekar adalah mengambil keputusan terakhir dalam
menyelesaikan permasalahan festival yang terjadi.

4) Keputusan Dewan Pendekar mempunyai kekuatan mengikat dan tidak


dapat diganggu gugat.

Pasal 21

1) Setiap festival harus dihadiri, disaksikan dan diawasi oleh Dokter Festival
yang ditunjuk oleh Panitia Penyelenggara Festival.

2) Tugas Dokter Festival adalah :

a) Menyaksikan pelaksanaan festival pertama hingga festival terakhir.


b) Menerima peserta festival yang cedera, nanar atau jatuh tak – sadar –
diri di gelanggang atas permintaan Ketua Festival untuk diperiksa
keadaannya.

BAB X

PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 22

Pelanggaran terhadap keputusan Dewan Pendekar dan tata – tertib


pelaksanaan festival dapat dikenai sanksi larangan mengikuti festival atau
sanksi lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pendekar.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 23

Hal – hal lain yang berkaitan dengan festival Pencak Silat Budaya yang
belum tercantum dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.

Diputuskan di : Jakarta

Pada tanggal : 17 Juli 2011

LAMPIRAN
FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA
NUSANTARA
2020
LAMPIRAN I : KOMPOSISI DAN KOREOGRAFI

LAMPIRAN II : KRITERIA PENILAIAN

LAMPIRAN III : FORMULIR PENILAIAN

PENGURUS NASIONAL

ASSOSIASI PERGURUAN PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA

The Assosiation Of Indonesian Tradisions Pencak Silat Club


BAHAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM JURI FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA

FORNAS IV 2017 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

LAMPIRAN I :

KOMPOSISI DAN KOREOGRAFI

Di dalam Komposisi Koreografi Dasar kita mengenal unsur – unsur gerak tubuh,
yaitu ruang, tenaga dan waktu dan sebelum membicarakan hal tersebut perlu kita
kenalkan hal berikut ini.

Aspek dasar yang dibutuhkan untuk mengamati gerak tubuh yang berhubungan
dengan faktor ruang adalah sebagai berikut :

1. Arah : didalam pengamatan arah kita bisa melihat kemana arah


tersebut dilakukan, misalnya kedepan, belakang atas,
bawah dan sebagainya.

2. Level : bagaimana tubuh tersebut berhubungan dengan lantai,


apa jauh ( tinggi ) atau dekat ( rendah )

3. Perluasan : bagaimana tubuh tersebut bergerak, apakah menjauh


menjadi besar atau mendekat menjadi kecil.

4. Garis : bagaimana tubuh dengan anggota tubuh tersebut


membuat sosok garis, misalnya lurus, lengkung.

Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sehubungan dengan faktor ruang tersebut
diatas adalah :
a. Simetri atau bangun yang setangkup yang menimbulkan kesan yang
mantap, bangun simetri mampu menghadirkan kesan yang kokoh, kuat, tidak
goyah,. Bangun ini dalam hal – hal yang ceremonial bisa menghadirkan rasa
aman. Namun pada bangun yang sebaliknya yaitu asimetri akan memiliki sifat
yang lebih merangsang indera dan perasaan. Pola bangun dan gerak yang
asimetri dibutuhkan jika kita ingin menghadirkan perasaan aktif, dinamis, riang
dan tenang.

b. Desain Garis, dalam bergerak tubuh dapat diatur sehingga memberi kesan
seperti garis, dan garis – garis ini pula yang mempunyai kesan seperti dalam
seni memberi kesan manis sedangkan garis diagonal memberi kesan
dinamis.

Di dalam pengamatan faktor waktu yang perlu kita perhatikan adalah disamping
cepat dan lambatnya gerak itu dilakukan juga perlu diperhatikan adalah serangkaian
gerak yang panjang tanpa pemberitahuan atau rangkaian gerak yang singkat
memiliki awal puncak dan akhir. Dalam perjalanan dari awal ke akhir inilah faktor
waktu bisa menonjol.

Disamping dibutuhkan ruang dan waktu untuk terjadinya gerak dibutuhkan tenaga.

Beberapa elemen dasar yang behubungan dengan penggunaan tenaga dalam


melakukan gerakan adalah :

1. Intensitas atau banyak sedikitnya tenaga yang digunakan dalam melakukan


gerak.

2. Tekanan atau aksen, yakni penggunaan tenaga yang tidak merata ada
bagian gerak yang sedikit menggunakan tenaga, tetapi ada pula yang banyak
menggunakan tenaga.

3. Kualitas atau dengan cara bagaimana gerak tersebut dilakukan untuk


menghasilkan gerak, misalnya mengayun, menusuk, bergetar dan sebaginya.

Penggunaan besar kecilnya tenaga jika dikombinasikan dengan penggunaan waktu


dapat menghasilkan berbagai macam kontras, pelan lembut bertenaga, cepat kuat
bertenaga, cepat lembut tanpa tenaga.

Adapun efek dari kekuatan dalam menghasilkan gerak disebut dinamika. Dalam
masalah dinamika yang menjadi yang menjadi perhatian adalah bagaimana gerakan
tersebut dilakukan. Yang menarik adalah penggunaan dinamika yang berganti –
ganti daripada yang hanya pada satu jenis dinamika.
Dinamika yang tajam dengan kecepatan yang tinggi memberi kesan merangsang,
sedangkan dinamika yang lembut dengan kecepatan lembut memberi kesan tenang,
sedang dinamika yang memberi kesan tegang dengan lain perkataan sebuah
komposis jarak yang terlalu banyak menampilkan gerakan yang tajam dan
bertenaga akan mengakibatkan ketegangan terus menerus pada penonton begitu
pula dengan sebaliknya penonton akan tertidur kalau melihat sebuah komposisi
gerak yang lembut dan perlahan.

Setelah mengamati unsur – unsur tersebut hal yang penting pula kita ketahui adalah
:

a. Gerak Pencak Silat Budaya merupakan komposisi gerak Pencak Silat yang
telah mengalami penggarapan .Penggarapan ini sering disebut stilisasi atau
distorsi berdasar bentuk gerak secara garis besar ada dua jenis , yaitu
Pencak Silat yang menggambarkan secara jelas dan yang tidak
menggambarkan sesuatu.
Sedangkan dalam garapan gerak ada gerak-gerak maknawi dan gerak-gerak
murni .Sudah barang tentu gerak-gerak semacam ini baru bernilai sebagai
gerak Pencak Silat Budaya apabila telah mengalami stilisasi atau distorsi.
Gerak murni ialah gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan gerak –
gerak artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu., Gerak
– gerak murni banyak digunakan pada tari yang tidak menggambarka
sesuatu , sedangkan garapan Pencak Silat Budaya yang menggambarkan
sesuatu / representasional banyak menggunakan gerak maknawi.

Perlu diingat bahwa apabila garapan – garapan Pencak Silat Budaya terlalu
banyak dipenuhi oleh gerak maknawi, maka garapan Pencak Silat Budaya
tersebut akan lebih mengarah pada bentuk pantonim.

b. Disain Lantai
Yang dimaksud dengan Disain Lantai adalah suatu garis dilantai yan g dibu at
oleh formasi pesilat atau garis abstrak yang dilalui para pesilat.

c. Disain Atas
Yang dimaksud dengan Disain Atas adalah suatu tuang yang dibuat oleh
tubuh pesilat, sehingga memberikan kesan emosional.
Contoh : Lurus, Lengkung, Statis, Uliran dan sebagainya.

d. Disain Dramatik
Suatu garapan Pencak Silat Budaya yang utuh ibarat sebuah carita yang
memiliki pembukaan, klimaks, penutup. Dari pembukaan ke klimaks
mengalami perkembangan dan dari klimaks ke penutup ada penurunan.

Ada 2 jenis disain dramatik yaitu : Kerucut Tunggal dan Kerucut Ganda
Yang harus diperhatikan adalah gerak waktu antara klimaks dan penutup
harus lebih pendek dari pada pembukaan dan klimaks.

e. Dinamika
Adalah kekuatan yang menyebabkan gerak menjadi hidup dan menarik.
Terjadinya gerak dibutuhkan tenaga.

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan tenaga dalam


melakukan gerakan, adalah :
1. Intensitas banyak sedikitnya tenaga yang dipakai.
2. Tekanan / aksen penggunaan tenaga yang tidak merata.
3. Kualitas cara bagaimana gerak disalurkan

f. Komposisi Kelompok
Tentu saja kita tahu bahwa penggarapan kelompok tidak kalah rumitnya
dengan penggarapan Pencak Silat tunggal, ganda dan beregu atau cerita
yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan .

Adapun bentuk – bentuk disain kelompok adalah :


- Serampak, ialah pengaturan, pelaksanaan gerak yang paling sederhana
dalam sebuah komposisi. Kelompok adalah melakukan gerakan secara
bersamaan atau serempak.

- Berimbang ialah pengaturan yang lebih dititik beratkan pada pembagian


kelompok – kelompok kecil dalam daerah – daerah pentas yang
seimbang.

- Terpecah ialah dua buah kelompok atau lebih dapat muncul sebagai
kelompok yang sama penting meskipun pemilihan pola gerak masing –
masing berbeda namun satu sama lain harus tetap saling menunjang dan
saling berhubungan.

- Berselang – seling disain ini bisa menimbulkan kesan yang aneh, yaitu
antara kesatuan dan terpecah

- Bergantian / berturutan sebuah pola gerak yang dapat dilakukan berturut


– turut oleh kelompok pesilat tersebut.

Demikian sejumlah bahasan tentang pengetahuan komposisi dalam Pencak Silat


Budaya yang merupakan “ bagian dalam “, sedangkan yang berkaitan dengan “
bagian Luar “ seperti tema irama pengiring, tata panggung dan sebagainya tentu
saja membutuhkan pengalaman – pengalaman yang khusus untuk
merangkumkannya sebagai satu kesatuan yang utuh.

Pengetahuan komposisi dalam Pencak Silat Budaya sangat penting karena dimasa
– masa lalu kegiatan Pencak Silat lebih ditekankan pada kegiatan “ ibing “ saja.
Hal ini akan mengakibatkan perhentiannya sebuah kegiatan kreatif bagi Pencak Silat
Budaya sehingga setiap penata Pencak Silat Budaya tidak bisa mengekspresikan
dirinya secara tuntas.

Akhirnya juga yang tidak kalah pentingnya ialah membina para penonton untuk
selalu mendapatkan apresiasi Pencak Silat Budaya yang baik. Sebab sebuah
Sepertunjukan dalam hal ini Pencak Silat Budaya akan tidak berarti apabila hanya
memuaskan sipenyaji saja dengan mengesampingkan si penikmat / penonton.

POLA RITME

A. Pola dua kecepatan

1. Kelompok empat ketukan . 4 / 4


- Dua sedang, satu lambat
- Dua sedang, dua cepat, satu sedang
- Dua cepat, satu sedang, dua cepat, satu lambat
- Satu sedang, dua cepat, dua sedang
- Dua cepat, tiga sedang
- Empat cepat, dua sedang
- Enam cepat, dua sedang
- Satu sedang, empat cepat, satu sedang
- Satu lambat, dua sedang
- Tiga sedang, tiga cepat
- Dua sedang, empat cepat
- Satu sedang, enam cepat
- Dua cepat, satu sedang, empat cepat
- Satu sedang, satu lambat, satu sedang.

2. Kelompok tiga ketukan . 3 / 4


- Satu sedang, dua cepat, satu sedang
- Empat cepat, dua sedang
- Empat cepat, satu sedang
- Dua sedang, dua cepat
- Dua cepat, satu sedang, dua cepat
- Satu lambat, satu sedang

B. Pola tiga kecepatan

1. Kelompok empat ketukan. 4 / 4


- Dua cepat, satu sedang, satu lambat
- Satu sedang, dua cepat, satu lambat

2. Kelompok enam ketukan 6 / 8


- Empat cepat, dua sedang, satu lambat
- Dua sedang, empat cepat, satu lambat
- Dua cepat, satu sedang, dua cepat, satu sedang, satu lambat

3. Kelompok delapn ketukan 8 / 8


- Empat cepat, dua sedang, dua lambat
- Dua sedang, empat cepat, dua sedang, satu lambat
- Dua sedang, empat cepat, dua lambat

Keterangan :

Cepat = 1 gerakan = ½ hitungan

Sedang = 1 gerakan = 1 hitungan

Lambat = 1 gerakan = 2 hitungan

KRITERIA PENILAIAN PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA

Pokok pikiran mengenai Kriteria Penilaian Pencak Silat Budaya ini banyak
dipengaruhi kriteria penilaian dalam bidang tari, yang kemudian disesuaikan dengan
Kriteria Penilaian Pencak Silat Budaya.

Perlu diingat bahwa sesuatu yang bersifat seni atau keindahan sangat sulit untuk
menilai secara tepat.
Untuk itu perlu dibuat patokan – patokan atau tonggak – tonggak yang dapat
memberi arah penilaian yang ideal, sehingga meskipun disana sini ada perbedaan,
namun tidak menjadikan perpecahan didalam cara pemberian penilaian, bahkan
mampu memberi nuansa lain yang bisa menjadikan Pencak Silat Budaya tersebut
mempunyai warna dan bobot yang mantap.

Merujuk pada Peraturan Festival Pencak Silat Budaya yang disusun oleh PN
APPSBI maka apa yang tertulis disini akan melengkapi Peraturan tersebut.

Ada tiga hal yang dinilai di dalam Festival Pencak Silat yakni :

Wiraga, Wirama, dan Wirasa. Ketiga pokok penilaian di dalam Peraturan Festival
tersebut akan diuraikan secar garis besar, dan beberapa hal – hal yang penting akan
diulas lebih rinci.

1. Wiraga

Dalam hal kriteria ini ada beberapa hal pokok yang dapat dijadikan dasar – dasar
penilaian yaitu :

a. Kriteria teknik ( bobot 50 % dari nilai Wiraga )


Unsur gerak yang diperagakan tidak boleh meninggalkan unsur Pencak Silat,
berciri atau bersumber pada budaya bangsa Indonesia, dan tetap
berdasarkan Kaidah Pencak Silat Budaya.
Disamping itu perlu dilihat apakah pesilat memiliki gerakan yang mantap dan
matang. Hal ini akan terlihat pada keluwesan gerakan dan langkahnya.Dalam
peragaan perlu pula diperlihatkan kerampakan dalam kerjasama kelompok
secara keseluruhan.

b. Keunikan ide ( bobot 25 % dari nilai Wiraga )


Yang dinilai dari Keunikan Ide disini adalah kreatifitas dan orisinalitas dalam
penggabungan gerak, yang tidak sekedar menyambung gerak Pencak Silat
saja, tetapi juga harus ada pesan artistik atau keindahan yang terpancar
dalam gerak Pencak Silat Budaya tersebut.
Hal ini terlihat dari keinginan yang tampil pada penataannya, dan tertuang
dalam gerak dalam menggambarkan suatu kreatifitas, dimana kreatifitas disini
dapat dilakukan tanpa meninggalkan unsur, ciri dan kaidah Pencak Silat. Juga
perlu diamati upaya atau ide apa yang mendasari penataan tersebut.

c. Garapan gerak ( bobot 25 % dari nilai Wiraga )


Disini fungsi seorang koreografi akan sangat berperan, dimana gerakan yan g
mendapat penekanan pada dinamika tenaga dan ruang. Unsur penataan
gerak disini gerak disini perlu pula dilengkapi dengan penggarapan pola
lantai.
2. Wirama

Dalam penilaian Wirama, yang perlu kita perhatkan adalah ketepatan irama dalam
melakukan gerak, juga dalam penggarapan pola ritme yang tidak monoton.
Sebagai contoh monoton adalah melakukan gerak dengan setiap hitungan dengan
satu gerakan juga. Padahal pola ritme tersebut bisa dipecah dan digarap lbih baik
lagi. Disamping itu dinamika waktu bisa memecahkan kebosanan dan bisa
memberikan jiwa pada garapan gerak, misalnya gerak lambat yang terus menurus,
akan terlihat membosankan, sedangkan apabila gerak tersebut dilakukan dengan
cepat secara terus menerus, akan menyebabkan rasa capai atau tegang.

3. Wirasa

Meliputi penghayatan gerak, dimana penggambaran gerak tersebut dihayati dan


tidak sekedar hafal gerak saja. Jadi disini peraga benar – benar
merasakan atau menghayatinya gerakan yang dilakukannya. Termasuk di dalam
penilaian adalah pencerminan kesungguhan dan ekspresi serta pencerminan
tatakrama, sopan santun dan mental.

Pada kriteria ini juga perlu adanya kesesuaian visualisasi secara keseluruhan
dengan gerak yang dibawakan.

4. Wirupa

Meliputi penghayatan pakaian adat perpaduan mederen, dimana penggambaran


tersebut dihayati dan tidak sekedar berpakain saja. Jadi disini pesilat benar –
benar merasakan atau menghayatinya pakaiannya yang dipakai. Termasuk di dalam
penilaian adalah pencerminan tatakrama, sopan santun dan mental sesuai
budaya bangsa.

Pada kriteria ini juga perlu adanya kesesuaian visualisasi secara keseluruhan
dengan gerak yang dibawakan, misalnya pakaian dan asesoris yang dipakai.

BAHAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM JURI FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA
FORNAS IV 2017 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

FORM PENILAIAN
Festival Pencak Silat Budaya
APPSBI
Jenis Festival : Tunggal Ganda
Beregu Tema
Bersenjata Busana
CERITA - NARASI Putra / Putri
Campuran (satu kesatuan yang tak terpisahkan)

Nama Regu : Tgl / /

Daerah/Perguruan :

Tempat :

Nomor Undian

Penilaian Max. Score Total


1. W I R A G A 30
2. W I R A M A 20
3. W I R A S A 20
4. WIRUPA / BUSANA 20
5. CERITA – NARASI 10
JUMLAH NILAI

Pengurangan Nilai :
Juri No
Kurang 15-30 detik : minus 5
Kurang 30-60 detik : minus 10 Nama
Kurang 60 detik : minus 20
Tanda Tangan

PERINCIAN PENILAIAN
Festival Pencak Silat Budaya

MAX RATA -2 +/- NILAI

A. WIRAGA
UNSUR GERAK 10 5 -2 -1 0 1 2
KEMANTAPAN / KERAMPAKAN 5 5 -2 -1 0 1 2
KEUNIKAN IDE 10 5 -2 -1 0 1 2
GARAPAN GERAK 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wiraga 30

B. WIRAMA
KETETAPAN IRAMA 10 5 -2 -1 0 1 2
POLA RITME 5 5 -2 -1 0 1 2
GARAPAN DINAMIKA WAKTU 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wirama 20

C. WIRASA
PENGHAYATAN 10 5 -2 -1 0 1 2
SIKAP / SANTUN 5 5 -2 -1 0 1 2
KESERASIAN WUJUD 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wirasa 20

D. WIRUPA / BUSANA
BUSANA ADAT/SIKAP / SANTUN 10 5 -2 -1 0 1 2
KESERASIAN BUSANA/MAKE
10 5 -2 -1 0 1 2
UP/AKSESORIS
Sub Total Wirupa 20
E. CERITA – NARASI NILAI 10. HH
F. JUMLAH NILAI SELURUHNYA

Anda mungkin juga menyukai