PERATURAN FESTIVAL
PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA
2020
PENGURUS NASIONAL
ASSOSIASI PERGURUAN PENCAK SILAT BUDAYA INDONESIA
The Assosiation Of Indonesian Traditions Pencak Silat Club
BAHAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM JURI FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA
Sekretariat ;
Jl. Mesjid Al Ikhlas No. 21 C Pondok Kelapa Duren Sawit Jakarta Timur 13450
DAFTAR ISI
BAB PASAL
HALAMAN
PENDAHULUAN. 1
II WAKTU FESTIVAL 4 3
IV GOLONGAN UMUR 6 4
PELANGGARAN 7 – 10 4–
5
XI PENUTUP 23 12
LAMPIRAN I : KOMPOSISI DAN KOREOGRAFI
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada tujuan tersebut masing – masing jenis Pencak Silat, akan
lebih menekankan pada salah satu aspek tertentu tanpa meniadakan aspek –
aspek lainnya.
Pencak Silat Budaya adalah perwujudan Pencak SiIat yang berupa tatanan
gerak etis dan estetis berdasarkan kaidah Pencak Silat yang mengandung
nilai budi pekerti luhur, dan bersumber pada khasanah budaya bangsa
Indonesia
Festival Pencak Silat Budaya ditata dalam satu peraturan yang disebut
Peraturan Festival Pencak Silat Budaya, Asosiasi Perguruan Pencak Silat
Budaya Indonesia. Peraturan tersebut adalah sepert dibawah ini :
BAB I
Pasal 1
Bidang gelanggang untuk lomba, berbentuk segi empat bujur sangkar atau
berukuran 20 x 18 meter atau lebih.
Pasal 3
1) Pakaian :
Pakaian Pencak Silat, dengan bentuk dan warna/wani yang serasi termasu k
kelengkapannya.
2) Instrumen :
3) Senjata
BAB II
WAKTU FESTIVAL
Pasal 4
Waktu Festival 10 menit. Meliputi satu kesatuan gerak yang dinamis dari
katagori Tunggal, ganda, Beregu dan Cerita yang bertema / tematik menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
BAB III
Pasal 5
3) Berada dalam keadaan siap dan teruji baik secara teknis, mental dan fisik
untuk melaksanakan festival.
4) Dapat menunjukan bukti – umur berupa akte kelahiran, ijazah, atau bukti –
bukti lain yang sah ( untuk usia dini ) .
BAB IV
GOLONGAN UMUR
Pasal 6
Pasal 7
Festival Pencak Silat Budaya meliputi satu kesatuan gerak yang dinamis dari
katagori, tunggal, ganda, beregu dan cerita yang bertema dapat
menggunakan bermacam-macam properti seperti senjata, pisau, golok,
pedang, toya, kipas dan lainnya, dengan jumlah peserta 5 sampai dengan 10
lebih.
Pada Festival Pencak Silat Budaya ini dapat dilakukan oleh pesilat, putra,
putri atau gabungan keduanya.
Pasal 8
Pasal 9
Gerak dan teknik berseni yang mempunyai nilai dalam Festival adalah apabila
memenuhi memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) “ Wiraga “ , meliputi :
- Kekayaan dan keaneka – ragaman teknik
- Kerapihan gerak
- Keseragaman gerak
2) “ Wirama “ , meliputi :
- Ketepatan gerak dan irama
- Variasi dalam iringan musik
- Keserasian gerak dengan musik pengiring
- Keseragaman gerak bersama dengan irama
3) “ Wirasa “ , meliputi :
- Penjiwaan gerak
- Kemantapan ekspresi
- Kesakralan dan sopan – santun
- Penjiwaan cerita
4) “ Wirupa “ meliputi :
- Keserasian pakaian dan kelengkapannya
- Kesopanan dalam busana.
Pasal 10
BAB VI
Pasal 11
Festival dipimpin oleh seorang Ketua dan dibantu oleh 3 ( tiga ) orang
juri.dan beberapa panitia.
Pasal 12
3) Setelah gong berbunyi dan peluit atau lampu hijau menyala peserta
festival langsung melaksanakan peragaan . Tanda peringatan dengan
bunyi peluit, bel atau lampu kuning akan diberikan 10 ( sepuluh ) detik
waktu akan berakhir. Setelah waktu yang ditentukan pada Pasal 4
berakhir, pengamat waktu kembali memukul gong atau menyalakan lampu
merah.
4) Kemudian para juri memberikan penilaian atas peragaan yang baru saja
berlangsung, dan untuk itu Ketua festival memberikan waktu 30 detik.
a) Dewan Juri akan memeriksa semua formulir yang telah diisi oleh juri.
b) Ketua festival bersama Dewan Juri akan mengadakan pertemuan
mengenai keseluruhan hasil festival, untuk kemudian menentukan
penghargaan dan urutannya.
BAB VII
Pasal 13
Dalam menentukan besarnya kategori nilai untuk festival Pencak Silat Budaya
perlu diperhatikan perpaduan yang seimbang dan selaras antara semua
kriteria sebagaimana tersebut dalam Pasal 9. Besarnya nilai maksimum dari
setiap kriteia adalah sebagai berikut :
1) Nilai Wiraga = 30
2) Nilai Wirama = 20
3) Nilai Wirasa = 20
4) Nilai Wirupa = 20
5) Nilai Cerita = 10
_________
Jumlah nilai = 100
Pasal 14
4) Peraga diberi toleransi waktu, 15 ( lima belas ) detik dari waktu yang
ditentukan dalam Pasal 4, untuk menyelesaikan gerakan terakhir dari
peragaannya, selebihnya peragaan akan dihentikan oleh Ketua festival.
BAB VIII
TATA – CARA
PENENTUAN PENGHARGAAN
Pasal 15
4) Apabila jumlah nilai tetap sama maka peserta festival yang mempunyai
nilai Wirama lebih tinggi dinyatakan sebagai pemenang.
5) Apabila jumlah nilai masih tetap sama, maka peserta festival yang
mendapatkan “ pengurangan nilai “ lebih kecil dinyatakan sebagai
pemenang.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
1) Dewan Juri terdiri dari 3 ( tiga ) orang dan dipilih diantara para juri.
Pasal 19
e) Berbadan sehat.
Pasal 20
Pasal 21
1) Setiap festival harus dihadiri, disaksikan dan diawasi oleh Dokter Festival
yang ditunjuk oleh Panitia Penyelenggara Festival.
BAB X
Pasal 22
BAB XI
PENUTUP
Pasal 23
Hal – hal lain yang berkaitan dengan festival Pencak Silat Budaya yang
belum tercantum dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.
Diputuskan di : Jakarta
LAMPIRAN
FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA
NUSANTARA
2020
LAMPIRAN I : KOMPOSISI DAN KOREOGRAFI
PENGURUS NASIONAL
LAMPIRAN I :
Di dalam Komposisi Koreografi Dasar kita mengenal unsur – unsur gerak tubuh,
yaitu ruang, tenaga dan waktu dan sebelum membicarakan hal tersebut perlu kita
kenalkan hal berikut ini.
Aspek dasar yang dibutuhkan untuk mengamati gerak tubuh yang berhubungan
dengan faktor ruang adalah sebagai berikut :
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sehubungan dengan faktor ruang tersebut
diatas adalah :
a. Simetri atau bangun yang setangkup yang menimbulkan kesan yang
mantap, bangun simetri mampu menghadirkan kesan yang kokoh, kuat, tidak
goyah,. Bangun ini dalam hal – hal yang ceremonial bisa menghadirkan rasa
aman. Namun pada bangun yang sebaliknya yaitu asimetri akan memiliki sifat
yang lebih merangsang indera dan perasaan. Pola bangun dan gerak yang
asimetri dibutuhkan jika kita ingin menghadirkan perasaan aktif, dinamis, riang
dan tenang.
b. Desain Garis, dalam bergerak tubuh dapat diatur sehingga memberi kesan
seperti garis, dan garis – garis ini pula yang mempunyai kesan seperti dalam
seni memberi kesan manis sedangkan garis diagonal memberi kesan
dinamis.
Di dalam pengamatan faktor waktu yang perlu kita perhatikan adalah disamping
cepat dan lambatnya gerak itu dilakukan juga perlu diperhatikan adalah serangkaian
gerak yang panjang tanpa pemberitahuan atau rangkaian gerak yang singkat
memiliki awal puncak dan akhir. Dalam perjalanan dari awal ke akhir inilah faktor
waktu bisa menonjol.
Disamping dibutuhkan ruang dan waktu untuk terjadinya gerak dibutuhkan tenaga.
2. Tekanan atau aksen, yakni penggunaan tenaga yang tidak merata ada
bagian gerak yang sedikit menggunakan tenaga, tetapi ada pula yang banyak
menggunakan tenaga.
Adapun efek dari kekuatan dalam menghasilkan gerak disebut dinamika. Dalam
masalah dinamika yang menjadi yang menjadi perhatian adalah bagaimana gerakan
tersebut dilakukan. Yang menarik adalah penggunaan dinamika yang berganti –
ganti daripada yang hanya pada satu jenis dinamika.
Dinamika yang tajam dengan kecepatan yang tinggi memberi kesan merangsang,
sedangkan dinamika yang lembut dengan kecepatan lembut memberi kesan tenang,
sedang dinamika yang memberi kesan tegang dengan lain perkataan sebuah
komposis jarak yang terlalu banyak menampilkan gerakan yang tajam dan
bertenaga akan mengakibatkan ketegangan terus menerus pada penonton begitu
pula dengan sebaliknya penonton akan tertidur kalau melihat sebuah komposisi
gerak yang lembut dan perlahan.
Setelah mengamati unsur – unsur tersebut hal yang penting pula kita ketahui adalah
:
a. Gerak Pencak Silat Budaya merupakan komposisi gerak Pencak Silat yang
telah mengalami penggarapan .Penggarapan ini sering disebut stilisasi atau
distorsi berdasar bentuk gerak secara garis besar ada dua jenis , yaitu
Pencak Silat yang menggambarkan secara jelas dan yang tidak
menggambarkan sesuatu.
Sedangkan dalam garapan gerak ada gerak-gerak maknawi dan gerak-gerak
murni .Sudah barang tentu gerak-gerak semacam ini baru bernilai sebagai
gerak Pencak Silat Budaya apabila telah mengalami stilisasi atau distorsi.
Gerak murni ialah gerak yang digarap sekedar untuk mendapatkan gerak –
gerak artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu., Gerak
– gerak murni banyak digunakan pada tari yang tidak menggambarka
sesuatu , sedangkan garapan Pencak Silat Budaya yang menggambarkan
sesuatu / representasional banyak menggunakan gerak maknawi.
Perlu diingat bahwa apabila garapan – garapan Pencak Silat Budaya terlalu
banyak dipenuhi oleh gerak maknawi, maka garapan Pencak Silat Budaya
tersebut akan lebih mengarah pada bentuk pantonim.
b. Disain Lantai
Yang dimaksud dengan Disain Lantai adalah suatu garis dilantai yan g dibu at
oleh formasi pesilat atau garis abstrak yang dilalui para pesilat.
c. Disain Atas
Yang dimaksud dengan Disain Atas adalah suatu tuang yang dibuat oleh
tubuh pesilat, sehingga memberikan kesan emosional.
Contoh : Lurus, Lengkung, Statis, Uliran dan sebagainya.
d. Disain Dramatik
Suatu garapan Pencak Silat Budaya yang utuh ibarat sebuah carita yang
memiliki pembukaan, klimaks, penutup. Dari pembukaan ke klimaks
mengalami perkembangan dan dari klimaks ke penutup ada penurunan.
Ada 2 jenis disain dramatik yaitu : Kerucut Tunggal dan Kerucut Ganda
Yang harus diperhatikan adalah gerak waktu antara klimaks dan penutup
harus lebih pendek dari pada pembukaan dan klimaks.
e. Dinamika
Adalah kekuatan yang menyebabkan gerak menjadi hidup dan menarik.
Terjadinya gerak dibutuhkan tenaga.
f. Komposisi Kelompok
Tentu saja kita tahu bahwa penggarapan kelompok tidak kalah rumitnya
dengan penggarapan Pencak Silat tunggal, ganda dan beregu atau cerita
yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan .
- Terpecah ialah dua buah kelompok atau lebih dapat muncul sebagai
kelompok yang sama penting meskipun pemilihan pola gerak masing –
masing berbeda namun satu sama lain harus tetap saling menunjang dan
saling berhubungan.
- Berselang – seling disain ini bisa menimbulkan kesan yang aneh, yaitu
antara kesatuan dan terpecah
Pengetahuan komposisi dalam Pencak Silat Budaya sangat penting karena dimasa
– masa lalu kegiatan Pencak Silat lebih ditekankan pada kegiatan “ ibing “ saja.
Hal ini akan mengakibatkan perhentiannya sebuah kegiatan kreatif bagi Pencak Silat
Budaya sehingga setiap penata Pencak Silat Budaya tidak bisa mengekspresikan
dirinya secara tuntas.
Akhirnya juga yang tidak kalah pentingnya ialah membina para penonton untuk
selalu mendapatkan apresiasi Pencak Silat Budaya yang baik. Sebab sebuah
Sepertunjukan dalam hal ini Pencak Silat Budaya akan tidak berarti apabila hanya
memuaskan sipenyaji saja dengan mengesampingkan si penikmat / penonton.
POLA RITME
Keterangan :
Pokok pikiran mengenai Kriteria Penilaian Pencak Silat Budaya ini banyak
dipengaruhi kriteria penilaian dalam bidang tari, yang kemudian disesuaikan dengan
Kriteria Penilaian Pencak Silat Budaya.
Perlu diingat bahwa sesuatu yang bersifat seni atau keindahan sangat sulit untuk
menilai secara tepat.
Untuk itu perlu dibuat patokan – patokan atau tonggak – tonggak yang dapat
memberi arah penilaian yang ideal, sehingga meskipun disana sini ada perbedaan,
namun tidak menjadikan perpecahan didalam cara pemberian penilaian, bahkan
mampu memberi nuansa lain yang bisa menjadikan Pencak Silat Budaya tersebut
mempunyai warna dan bobot yang mantap.
Merujuk pada Peraturan Festival Pencak Silat Budaya yang disusun oleh PN
APPSBI maka apa yang tertulis disini akan melengkapi Peraturan tersebut.
Ada tiga hal yang dinilai di dalam Festival Pencak Silat yakni :
Wiraga, Wirama, dan Wirasa. Ketiga pokok penilaian di dalam Peraturan Festival
tersebut akan diuraikan secar garis besar, dan beberapa hal – hal yang penting akan
diulas lebih rinci.
1. Wiraga
Dalam hal kriteria ini ada beberapa hal pokok yang dapat dijadikan dasar – dasar
penilaian yaitu :
Dalam penilaian Wirama, yang perlu kita perhatkan adalah ketepatan irama dalam
melakukan gerak, juga dalam penggarapan pola ritme yang tidak monoton.
Sebagai contoh monoton adalah melakukan gerak dengan setiap hitungan dengan
satu gerakan juga. Padahal pola ritme tersebut bisa dipecah dan digarap lbih baik
lagi. Disamping itu dinamika waktu bisa memecahkan kebosanan dan bisa
memberikan jiwa pada garapan gerak, misalnya gerak lambat yang terus menurus,
akan terlihat membosankan, sedangkan apabila gerak tersebut dilakukan dengan
cepat secara terus menerus, akan menyebabkan rasa capai atau tegang.
3. Wirasa
Pada kriteria ini juga perlu adanya kesesuaian visualisasi secara keseluruhan
dengan gerak yang dibawakan.
4. Wirupa
Pada kriteria ini juga perlu adanya kesesuaian visualisasi secara keseluruhan
dengan gerak yang dibawakan, misalnya pakaian dan asesoris yang dipakai.
BAHAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM JURI FESTIVAL PENCAK SILAT BUDAYA NUSANTARA
FORNAS IV 2017 BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN
FORM PENILAIAN
Festival Pencak Silat Budaya
APPSBI
Jenis Festival : Tunggal Ganda
Beregu Tema
Bersenjata Busana
CERITA - NARASI Putra / Putri
Campuran (satu kesatuan yang tak terpisahkan)
Daerah/Perguruan :
Tempat :
Nomor Undian
Pengurangan Nilai :
Juri No
Kurang 15-30 detik : minus 5
Kurang 30-60 detik : minus 10 Nama
Kurang 60 detik : minus 20
Tanda Tangan
PERINCIAN PENILAIAN
Festival Pencak Silat Budaya
A. WIRAGA
UNSUR GERAK 10 5 -2 -1 0 1 2
KEMANTAPAN / KERAMPAKAN 5 5 -2 -1 0 1 2
KEUNIKAN IDE 10 5 -2 -1 0 1 2
GARAPAN GERAK 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wiraga 30
B. WIRAMA
KETETAPAN IRAMA 10 5 -2 -1 0 1 2
POLA RITME 5 5 -2 -1 0 1 2
GARAPAN DINAMIKA WAKTU 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wirama 20
C. WIRASA
PENGHAYATAN 10 5 -2 -1 0 1 2
SIKAP / SANTUN 5 5 -2 -1 0 1 2
KESERASIAN WUJUD 5 5 -2 -1 0 1 2
Sub Total Wirasa 20
D. WIRUPA / BUSANA
BUSANA ADAT/SIKAP / SANTUN 10 5 -2 -1 0 1 2
KESERASIAN BUSANA/MAKE
10 5 -2 -1 0 1 2
UP/AKSESORIS
Sub Total Wirupa 20
E. CERITA – NARASI NILAI 10. HH
F. JUMLAH NILAI SELURUHNYA