Anda di halaman 1dari 2

PERSEPSI DAN MASALAH GURU BAHASA INGGRIS DALAM PENERAPAN KURIKULUM 2013

Abstrak

Masalah guru terhadap implementasi kurikulum baru menjadi salah satu topik yang menarik untuk
dibahas. Penelitian ini mengeksplorasi persepsi dan permasalahan guru dalam penerapan kurikulum
2013 di dua sekolah menengah pertama. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
dan teknik pengumpulan data diperoleh dengan melakukan wawancara. Partisipan penelitian ini adalah
dua orang guru bahasa Inggris yang mengajar di SMP yang berbeda di XXX. Analisis data dari pernyataan
dan jawaban guru. Oleh karena itu, penelitian ini lebih memfokuskan pada persepsi dan masalah guru
berdasarkan beberapa indikator, seperti pengetahuan, emosi, perilaku, dan motivasi mereka. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap implementasi kurikulum cukup baik dilihat
dari pemahamannya terhadap kurikulum 2013. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan beberapa
permasalahan seperti penerapan pendekatan saintifik, kemampuan siswa, dan alokasi waktu.

Kata kunci: persepsi guru, masalah guru, kurikulum 2013, sekolah menengah pertama

pengantar

Kurikulum di Indonesia telah dikembangkan sejak tahun 1947 hingga 2013 (Widodo, 2015).
Pengembangan kurikulum dianggap sebagai perubahan kebutuhan masyarakat, teknologi, pemikiran,
dan tantangan pasar. Pada tahun 2004, kurikulum bahasa Indonesia disebut sebagai KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi), yang diterapkan untuk menjadi pelopor dalam penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, dan berlangsung selama dua tahun. Pada tahun 2006, kurikulum diubah menjadi ULEC
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya.
Perubahan kurikulum berlanjut pada tahun 2013 yang disebut dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum terbaru yang menitikberatkan pada pencapaian kompetensi dan pembentukan
karakter peserta didik (Kementerian dan Kebudayaan, 2013). Ada empat aspek kompetensi yang
diharapkan dapat dicapai; spiritual, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang kemudian dituangkan
dalam Kompetensi Inti (KI). Aspek-aspek tersebut tertuang dalam tujuan pendidikan nasional (Pasal 3
UU No. 20 Sisdiknas 2003) yang menyatakan bahwa “Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan penjelasan definisi sebelumnya, ada beberapa perbedaan antara kurikulum 2013 dan
kurikulum sebelumnya yang berkaitan dengan unsur-unsur kurikulum seperti perubahan standar
kompetensi, standar proses, standar isi, dan standar penilaian. Standar kompetensi lulusan dibagi
menjadi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Permendikbud, 2013). Perubahan lainnya adalah
pengurangan mata pelajaran, penambahan kelas, buku pelajaran, dan pedoman yang disiapkan oleh
pemerintah. Apalagi penerapan kurikulum 2013 menjadi tantangan besar bagi guru untuk diterapkan di
sekolahnya.
Kurikulum merupakan salah satu unsur penting dalam pendidikan karena perannya sebagai pedoman
dalam praktik pendidikan. Menurut Undang-Undang (Nomor 20 Tahun 2003) tentang sistem pendidikan
nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang meliputi tujuan pendidikan, isi,
bahan pembelajaran, dan metode pembelajaran yang dimaksudkan sebagai pedoman dalam
melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Presiden, 2013). Berdasarkan definisi tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah pengaturan rencana, isi, dan materi, sedangkan yang kedua adalah menyiapkan sarana yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

Persepsi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang melibatkan orang untuk mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan-kesan indera mereka dengan tujuan memberi makna pada lingkungannya
(Robbins, 2005). Sekarang (2013) mendefinisikan persepsi guru mempengaruhi apa yang dilakukan guru
baik di dalam maupun di luar kelas. Mengakui persepsi dan keyakinan guru memperoleh pemahaman
yang lebih dalam tentang perilaku guru di kelas dan memberikan panduan untuk meningkatkan praktik
guru (Jia, 2004). Artinya, persepsi guru memainkan peran penting dalam proses belajar mengajar karena
mereka tidak hanya mempengaruhi pengambilan keputusan guru dan tindakan guru, tetapi juga
memberikan wawasan yang signifikan ke dalam banyak aspek pendidikan. Masalah kedua yang menjadi
masalah umum yang dihadapi guru dalam menerapkan kurikulum 2013 adalah kurangnya motivasi
siswa, sikap yang buruk terhadap pembelajaran bahasa, ukuran kelas yang besar, guru yang tidak
berkualitas, dan hambatan budaya bagi guru untuk mengadopsi peran fasilitator yang baru (Sahiruddin ,
2013). Dalam konteks ELT, pengurangan alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah
juga menjadi masalah. Isu-isu ini kemudian membawa beberapa konsekuensi bagi proses belajar
mengajar bahasa di Indonesia.’

Anda mungkin juga menyukai