Anda di halaman 1dari 10

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CHAMBER

UNTUK PENGUJIAN ENERGI EFISIENSI LEMARI PENDINGIN

Design and Implementation Chamber System for Refrigerator Energy Efficiency


Testing

Prayoga Bakti1 dan Pranoto H. Rusmin2

1PusatPenelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian – LIPI


Kawasan PUSPIPTEK gedung 417, Setu, Tangerang Selatan, Indonesia 15314
2Sekolah Teknik Elektro dan Informatika – Institut Teknologi Bandung

Jl. Ganesha No.10, Bandung, Jawa Barat, Indonesia


e-mail: prayogabakti@gmail.com

Diterima: 6 November 2017, Direvisi: 9 April 2018, Disetujui: 10 April 2018

Abstrak

Standar IEC 62552-1:2015 mengatur mengenai pengujian energi efisiensi untuk lemari pendingin, terdapat
persyaratan mengenai kondisi lingkungan pengujian. Salah satu spesifikasi suhu yang diinginkan oleh standar
adalah 32 °C dengan toleransi ± 0,5 °C. Dirancang suatu ruangan khusus (chamber) yang mampu
mengkondisikan suhu sesuai standar. Sistem pada chamber memiliki aktuator tunggal berupa pemanas udara
yang dikendalikan menggunakan microcontroller. Metode pengendali PID dan fuzzy dirancang pada penelitian ini
dan akan dibandingkan satu dengan lainnya. Tujuan perancangan dan implementasi pengendali fuzzy adalah
untuk mempercepat waktu tunak suhu pada sistem chamber. Pengendali fuzzy memiliki respon lebih baik
dibandingkan pengendali PID dengan kemampuan mencapai keadaan tunak sebesar 690 detik, lebih cepat 90
detik dari PID. Adapun kedua pengendali memiliki kesalahan (error) yang masih dalam batas toleransi yang
diizinkan.
Kata kunci: standar, IEC, pengujian, pengendali, suhu.

Abstract

The IEC 62552-1: 2015 standard regulates the testing of energy efficiency for refrigerators, there is a requirement
regarding the conditions of the test environment. One of the desired temperature specifications by the standard is
32 °C with a tolerance of ± 0.5 °C. It has been designed a special room (chamber) that is able to conditioned the
temperature according to the standard. The chamber system has a single actuator in the form air heater that
controlled by a microcontroller. PID and fuzzy control methods are designed in this research and will be
compared. The purpose of designing and implementing fuzzy controllers is to speed up the steady-state
temperature on the chamber system. The fuzzy controller has a better response than the PID controller with the
ability to achieve steady state in 690 seconds, 90 seconds faster than PID. The two controllers have errors that
are within tolerable limits.
Keywords: standard, IEC, testing, controller, temperature.

1. PENDAHULUAN produk yang akan di buat mandatory


(diwajibkan) adalah pengujian labelisasi energi
untuk lemari pendingin (id.undp, 2016).
1.1 Latar Belakang
Standar uji IEC 62552-1 untuk pengujian
Indonesia sejak tahun 2009 sudah mulai
lemari pendingin telah terbit tahun 2015, memuat
program energi efisiensi dengan mengikuti
tentang kriteria pengujian untuk lemari pendingin
program BRESL (Barriers Removal to the cost
termasuk labelisasi energi efisiensi. Salah satu
effective development of Energy Efficiency
kriteria yang terdapat dalam standar adalah suhu
Standards and Labelling). Program tersebut
ambient yang harus dikondisikan pada suhu
merupakan kerjasama pemerintah Indonesia
yang sudah ditentukan (IEC, 2015). Hal ini
dengan UNDP (United Nations Development
membutuhkan ruangan yang dapat dikondisikan
Programe). Pelatihan dan pengenalan standar uji
suhunya (chamber). Tidak semua laboratorium
telah dilakukan terhadap beberapa produk
uji di Indonesia memiliki chamber sesuai dengan
seperti lemari pendingin, AC, kipas angin,
standar, untuk memenuhi hal tersebut
penanak nasi dan lampu swa-ballast. Salah satu
1
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 1, Maret 2018: Hal 1 - 10

membutuhkan dana yang cukup besar. kedalam ruang uji (test section) melalui bagian
Mahalnya harga chamber dikarenakan atas. Setelah memenuhi bagian test section,
spesifikasi chamber yang cukup tinggi bahkan udara akan keluar melalui bagian bawah dan
melebihi standar uji. Oleh karena itu diperlukan akan terdorong menuju evaporator. Pada bagian
penelitian mengenai chamber yang sesuai ini udara akan didinginkan dan ditarik kembali
dengan standar uji namun memiliki harga yang oleh fans menuju heater. Sebelumnya, humidifier
murah. akan memberikan uap panas sehingga tercipta
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk kelembaban yang akan didorong melalui siklus
mendesain dan membuat prototipe sistem heater.
climatic chamber yang sesuai dengan standar uji
IEC 62552-1. Penelitian mengenai metode
pengendali juga dilakukan untuk mendapatkan
sistem dengan suhu yang dapat dikendalikan
sesuai dengan spesifikasi standar yaitu toleransi
kesalahan ± 0,5 °C. Adapun batasan penelitian
ini adalah sistem mampu menghasilkan
parameter suhu yang dikendalikan pada suhu
acuan 32 °C.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Kerja Chamber


Environtmental test chamber merupakan alat
yang digunakan untuk memastikan keandalan
dari produk-produk industri, khususnya elektronik
melalui serangkaian pengujian parameter
lingkungan seperti suhu yang berkelanjutan. Gambar 1 Aliran udara dan komponen chamber
Chamber tersebut mampu menyediakan suhu pengujian energi efisiensi lemari pendingin
panas atau dingin yang dilengkapi dengan alat- (Hermes dkk, 2012).
alat ukur baik analog maupun digital untuk Secara matematis, model suatu
melengkapi hasil pengujian. Saat ini sudah chamber dengan aktuator tunggal berupa heater
banyak perusahaan-perusahaan yang membuat dengan kecepatan aliran konstan dapat
dan menghasilkan chamber untuk pengujian digambarkan dinamikanya seperti gambar 2.
dengan beragam standar (Globalspec, 2016). Terdapat dua transfer energi yang cukup penting
Komponen mekanis utama dari suatu terjadi pada suatu chamber yaitu energi panas
chamber untuk pengujian energi efisiensi lemari dari pemanas (Qin) dan energi dari ruangan
pendingin ditunjukkan gambar 1 (Hermes dkk, chamber ke lingkungan (Qloss). Oleh karena itu,
2012). Terdapat ruangan chamber (test section) perubahan suhu didalam chamber (Tin) juga tidak
untuk menempatkan benda uji (lemari pendingin) terlepas dari suhu pemanas (T heat) dan suhu
yang dilengkapi dengan pintu (door). Di bagian diluar chamber (Tout).
bawah terdapat evaporator yang berfungsi untuk
Heat Gain
mendinginkan suhu udara yang mengalir Qin
melaluinya. Terdapat humidifier yang berfungsi Heat Loss
memberikan kelembaban untuk ruangan Qout
chamber. Fans memiliki fungsi sebagai
pendorong aliran udara sehingga tercipta Heater CHAMBER Tout
sirkulasi secara berkesinambungan. Heaters The at Tin
merupakan elemen pemanas untuk
memanaskan udara yang akan dialirkan kedalam
chamber.
Prinsip kerja dari chamber berdasarkan Air Flow
gambar 2 adalah dengan memberikan aliran
udara yang di trigger oleh kipas (fans). Aliran Gambar 2 Dinamika perubahan suhu pada
udara yang tercipta kemudian akan melalui chamber.
pemanas (heater) dan akan naik suhunya. Udara Transfer energi pada pemanas terjadi
yang sudah dipanaskan kemudian dimasukkan secara konveksi pada massa udara (m heat) yang
2
Perancangan dan Implementasi Sistem Chamber untuk Pengujian Energi Efisiensi Lemari Pendingin
(Prayoga Bakti dan Pranoto H. Rusmin)

dialirkan dan melalui pemanas. Setiap material nilai step untuk melihat respon dari sistem. Pada
memiliki kapasitas panas spesifik /specific heat umumnya respon dari sistem akan menunjukkan
capacity (cair), yaitu suatu besaran terukur untuk kurva berbentuk S. Kurva S yang dimaksud
memanaskan suhu dari suatu zat termasuk ditunjukkan pada gambar 3 (Ogata, 2010).
udara. Oleh karena itu, suhu udara pada ruang
chamber yang dialirkan pada suatu kecepatan
konstan akan menjadi lebih panas setelah
melalui pemanas apabila suhu pemanas
melebihi suhu chamber. Hubungan pemanasan
udara pada ruang chamber ditunjukkan pada
persamaan (1) (Mathworks,2017).
dQin dmheat
 cair (Theat  Tin )
dt dt
(1)

Dengan : Gambar 3 Respon sistem berbentuk kurva S.


Qin = Transfer energi panas dari heater (Joule)
Tin = Suhu chamber (°C) Kurva S yang terbentuk memiliki dua
Theat = Suhu pemanas (°C) karakteristik konstanta berupa waktu tunda (L)
dan konstanta waktu (T). Ketika garis yang
mheat = Massa udara pada pemanas (Kg) bergerak ke atas menyentuh nilai K dan yang
cair = kapasitas panas spesifik udara (kJoule/ bergerak ke bawah menyentuh sumbu t, maka
Kg K) nilai T dan L dapat dihitung. Selain mendapatkan
kedua nilai tersebut, menurut aturan ini maka
2.2 Pengendali PID dengan Metode sistem berpotensi membentuk transfer function
Pertama Ziegle Nichols. sistem dengan waktu tunda seperti ditunjukkan
persamaan 3. Nilai KP, TI, dan TD berdasarkan
Metode pertama Ziegler Nichols dapat aturan pertama Ziegler Nichols dapat dihitung
digunakan ketika model matematis sistem dapat berdasarkan tabel 1 (Ogata, 2010).
diturunkan maupun tidak. Secara fakta, aturan
dari pengaturan parameter secara Ziegler
(3)
Nichols dapat digabungkan dengan metode
pengaturan terbaik setelah didapatkan nilai
parameter awal. Sehingga pengguna tidak perlu
menerka nilai awal dari parameter PID(Ogata, Dengan :
2010). C (s) = Masukan (input)
Hubungan antara sinyal kendali yang U (s) = Keluaran (output)
dikeluarkan oleh pengendali PID dengan sistem K = Nilai antara keadaan awal sampai
ditunjukkan pada persamaan (2) (Chopra dkk, dengan keadaan tunak
2014). Ketiga penguatan KP, KI dan KD berkaitan L = Waktu tunda
dengan error yang dihasilkan dari nilai
pengukuran keluaran sistem terhadap nilai T = Konstanta waktu
acuan.
de(t ) Tabel 1 Perhitungan nilai KP, TI dan TD
u (t )  K p e(t )  K I e(t ) dt  K D (2) berdasarkan aturan Ziegler Nichols.
dt Tipe
KP TI TD
Dengan : Pengendali
u(t) = Sinya kendali
e(t) = Sinyal error P 0

KP = Konstanta proporsional
KD = Konstanta derivatif PI 0
KI = Konstanta integral
Menggunakan aturan metode pertama PID
maka sistem akan diberikan masukan berupa
3
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 1, Maret 2018: Hal 1 - 10

Nilai KI dan KD dibutuhkan dalam seperti sigmoid, bell ataupun gaussian


pengimplementasian PID. Terdapat persamaan (Pristianto, 2015).
untuk mengkonversi nilai TI dan TD kedalam Selain fungsi keanggotaan, diperlukan
bentuk KI dan KD seperti ditunjukkan pada operator untuk menghubungkan interseksi antar
persamaan 4 dan 5 (Jamal, 2015). Setelah nilai himpunan. Beberapa jenis operator yang umum
tersebut didapatkan, apabila hasil tanggapan digunakan diantaranya adalah AND dan OR.
sistem masih belum sesuai bisa diatur dengan Nilai α-predikat pada operator AND diperoleh
mengacu kepada tabel 2 (Korsane dkk, 2014). dengan mengambil nilai keanggotaan terkecil
(4) antar elemen pada himpunan-himpunan yang
bersangkutan. Untuk operator OR sebaliknya
yaitu dengan mengambil nilai keanggotaan
(5)
terbesar (Fitriadi,2015).
Dengan : Penelitian ini menggunakan metode
KP = Konstanta proporsional defuzifikasi sugeno. Metode sugeno lebih umum
dibandingkan dengan metode mamdani.
KD = Konstanta derivatif
Persamaan untuk nilai tegas keluaran dari
KI = Konstanta integral sistem fuzzy ini adalah sebagai berikut (Lilly,
TI = Waktu integral 2010) :
TD = Waktu derivatif
(6)
Tabel 2 Pengaruh perubahan KP, KI dan KD Dengan :
terhadap respon sistem.
= nilai keluaran tegas.
Respon Kesalahan
Settling = nilai tegas dari setiap aturan.
Simpul Overshoot Keadaan
Time
Tertutup Tunak
= nilai bobot dari setiap aturan.
Menambah Sedikit
Bertambah Berkurang
KP Bertambah
3. METODE PENELITIAN
Menambah Berkurang
Bertambah Bertambah
KI Banyak
3.1 Perancangan Ruangan Chamber
Menambah Sedikit
Bertambah Berkurang Chamber dirancang dengan beberapa
KD Berubah
komponen utama seperti ruang chamber,
pemanas dan kipas (blower fan). Komponen-
2.3 Pengendali Logika Fuzzy komponen tersebut kemudian dirangkai menjadi
satu kesatuan seperti ditunjukkan pada gambar
Pengendalian logika fuzzy/ fuzzy logic controller
4. Posisi penempatan kipas dan pemanas ada
(FLC) banyak digunakan dalam berbagai sistem
dalam saluran khusus (duct), dimana kipas
teknik. Salah satu kelebihan dari pengendali ini
berada di bawah blower.
adalah tidak diperlukannya model matematis dari
sistem yang akan dikendalikan (Lilly, 2010).
Struktur pengendali logika fuzzy terdiri dari
fuzzifikasi, penalaran fuzzy, basis pengetahuan Diffuser
fuzzy dan defuzifikasi (Ibrahim, 2004). Pemanas
Proses fuzzifikasi atau transisi
perubahan variabel bukan fuzzy kedalam
variable fuzzy. Dalam proses ini masukan fuzzy
berupa nilai/ crisp dimasukkan kedalam bentuk Lantai
himpunan. Kemudian dirubah kedalam bentuk Kipas Chamber
bahasa/ linguistik sesuai dengan nama dari Blower
himpunan fuzzy yang telah didefinisikan
sebelumnya. Himpunan fuzzy dapat dibentuk
kedalam fungsi-fungsi keanggotaan yang
memiliki berbagai bentuk. Umumnya bentuk dari
Kompartemen Udara
fungsi keanggotaan berupa segitiga atau Gambar 4 Posisi komponen chamber.
trapesium, namun banyak pula jenis lainnya

4
Perancangan dan Implementasi Sistem Chamber untuk Pengujian Energi Efisiensi Lemari Pendingin
(Prayoga Bakti dan Pranoto H. Rusmin)

Ruang chamber sebagian besar terbuat Skematik rangkaian dimmer ditunjukkan


dari bahan metal memiliki panjang, lebar dan pada gambar 6. Terdapat beberapa komponen
tinggi yang sama yaitu 1,22 meter. Kerangka elektronik pada rangkaian dimmer. Komponen
chamber dibuat dengan kombinasi antara besi tersebut antara lain berupa IC 4N35 yang
siku dan plat strip dengan ketebalan ± 2 mm. berfungsi sebagai zero detector dan IC MOC
Bagian selubung chamber memiliki bahan utama 3020 optocoupler. Selain itu terdapat dioda untuk
yaitu kombinasi seng dan aluminium (zincalum) penyearah dan TRIAC sebagai saklar untuk
dengan ketebalan ± 0.25 mm. Thermal tegangan VAC. (forum.arduino.cc, 2016).
conductivity dari zincalum ini berkisar dari 114,7
– 125,5 W/m/k, tergantung dari komposisi dan 45K
proses pembentukannya (Wikipedia, 2018) GND +5V
4N35 IN 4001
Lantai chamber terbuat dari styrofoam dengan
ketebalan ± 2 cm dan dilubangi di beberapa 10K
ARDUINO PIN 2
bagian. Terdapat diffuser yang ditempatkan di
45K
bagian tengah atas ruang tersebut dan
berfungsi untuk menyebarkan udara. 330
Beban berupa sebuah lemari pedingin
MOC3020
mini ditempatkan di tengah-tengah chamber. ARDUINO PIN 3
BT 139 AC 220 V
Fungsi dari beban ini adalah memberi gangguan 330
330
berupa panas dari sistem refrigerant yang akan
mengganggu suhu kompartemen chamber. Hal LOAD
ini untuk menguji ketahanan dari pengendali Gambar 6 Skematik rangkaian dimmer.
yang dirancang apakah mampu mengatasi error
yang terjadi. Nilai penyalaan dimmer pada penelitian
ini di petakan (map) melalui algoritma
3.2 Sistem Perangkat Keras mikrokontroller dengan nilai 0 – 150. Nilai 0
Blok diagram sistem dan mikrokontroller berarti tegangan pada beban (LOAD) akan
ditunjukkan pada gambar 5. Mikrokontroller yang mendekati 0 atau tidak ada tegangan,
digunakan dalam penelitian ini adalah arduino sedangkan ketika nilai 150 maka tegangan
mega 2560. Rangkaian dimmer digunakan untuk beban akan sama dengan tegangan masukan.
mengendalikan tegangan AC 220 V yang
digunakan oleh pemanas sehingga suhu yang 3.3 Perancangan Pengendali PID
dihasilkan dapat bervariasi. Sensor suhu digital Masukan step berupa nilai penyalaan 60
yang digunakan adalah DS18B20 yang memiliki dimasukkan pada rangkaian dimmer. Kecepatan
akurasi 0.5 °C dengan akurasi sensor yang kipas blower dijaga konstan. Hasil tanggapan
dapat diatur dalam 9 sampai 12 bit. Kipas untuk sistem berupa suhu rata-rata dengan masukkan
mensirkulasi udara menggunakan jenis DC diatas ditunjukkan gambar 7.
brushless yang mampu berputar sampai 52000
32
rpm dengan pengendali ESC (Electronic Speed
Controller) yang terhubung ke Arduino.
30
SUMBER DAYA
AC 220 V
28
Suhu (°C)

K
RANGKAIAN 26
DIMMER MIKROKONTROLLER
ARDUINO MEGA 2560
PC L

24
PEMANAS T
22
SENSOR SUHU 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
waktu (detik)

CLIMATIC CHAMBER Gambar 7 Tanggapan sistem open loop dengan


masukan step.
SUMBER DAYA
KIPAS ESC/DRIVER
12V DC
Berdasarkan gambar 7 tanggapan dari
Gambar 5 Blok diagram sistem dengan sistem diatas, didapatkan tiga parameter yaitu K,
microcontroller. L dan T. Nilai K yang didapat adalah sebesar
5
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 1, Maret 2018: Hal 1 - 10

8,38, nilai L sebesar 75,27 dan nilai T sebesar d. deP (delta error positif) = nilai error
530,53. Menggunakan tabel 1, maka akan bertambah dengan lambat
didapat nilai KP sebesar 8,46, TI = 150,54 dan TD e. deSP (delta error sangat positif) = nilai error
= 37,635. Selain itu, didapat juga nilai KI sebesar bertambah dengan cepat
0.0562 dan KD = 0,225.  Fungsi keanggotaan input delta error

3.4 Perancangan Pengendali Fuzzy


KB K Z T TB
Tahapan perancangan pengendali fuzzy terbagi 1

Keanggotaan
menjadi tiga yaitu fuzzifikasi, menentukan fungsi

Derajat
implikasi (fuzzy rule) dan defuzzifikasi.
Fuzzifikasi adalah pembentukan fungsi
keanggotaan dari setiap masukan (input) dan 0
keluaran (output). -1 -0,5 0 0,5 1
Gambar 10 Fungsi keanggotaan keluaran
 Fungsi keanggotaan input error (output).

Keterangan :
eSN eN eZ eP eSP a. KB (Kurang Banyak) = Nilai PWM dikurangi
1 banyak
Keanggotaan

b. K (Kurang) = Nilai PWM dikurangi sedikit


Derajat

c. Z (zero) = Nilai PWM nol


d. T (Tambah) = Nilai PWM ditambah sedikit
0 e. TB (Tambah Banyak) = Nilai PWM ditambah
-15 -6 -4 -2.5 0 2.5 4 6 15 banyak
Gambar 8 Fungsi keanggotaan error suhu (°C). Fuzzy implikasi dibuat pada tahapan ini
dengan menggunakan if-then rules. Fungsi
Keterangan : tersebut merupakan penghubungan antara
a. eSN (error sangat negatif) = keadaan saat kedua input dan output yang sudah dibuat fungsi
suhu jauh dibawah yang diinginkan keanggotaannya. Fungsi implikasi yang telah
b. eN (error negatif) = keadaan saat suhu tidak dibuat di tampilkan dalam tabel 3 FAM (Fuzzy
terlalu jauh dari yang diinginkan Associative Memories) yang ditunjukkan pada
c. eZ (error zero) = keadaan saat suhu sama tabel dibawah. Defuzzifikasi pada penelitian ini
dengan yang diinginkan menggunakan metode sugeno.
d. eP (error positif) = keadaan saat suhu tidak
terlalu jauh melebihi yang diinginkan Tabel 3 Fuzzy Associative Memories (FEM).
e. eSP (error sangat positif) = keadaan saat dError
suhu jauh melebihi yang diinginkan Error deSN deN deZ deP deSP

 Fungsi keanggotaan input delta error


eSN KB KB KB K Z
eN KB KB K Z T
deSN deN deZ deP deSP eZ KB K Z T TB
1 eP K Z T TB TB
Keanggotaan

eSP Z T TB TB TB
Derajat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


0
-1 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 1
Chamber yang telah dibuat pada penelitian ini
Gambar 9 Fungsi keanggotaan delta error suhu ditunjukkan pada gambar 12. Chamber ini
(°C). memiliki volume maksimum ± 1584 liter. Untuk
pengujian energi efisiensi lemari pendingin,
Keterangan : chamber ini dapat menampung lemari pendingin
a. deSN (delta error sangat negatif) = nilai error jenis mini dengan ketinggian maksimum 60 cm.
berkurang dengan cepat
b. deN (delta error negatif) = nilai error
berkurang dengan lambat
c. deZ (delta error zero) = nilai error konstan

6
Perancangan dan Implementasi Sistem Chamber untuk Pengujian Energi Efisiensi Lemari Pendingin
(Prayoga Bakti dan Pranoto H. Rusmin)

Belakang Ketinggian sensor dari lantai chamber sebesar ±


30 cm 30 cm
55 cm.
Sensor 2 Sensor 5

30 cm 30 cm
4.1 Pengujian Pengendali PID
Pengendali PID yang telah dirancang
Tampak Atas
menggunakan metode pertama ziegler nichols
diuji dengan diberikan suhu acuan sebesar 32
30 cm 30 cm
°C. Adapun waktu cuplik yang digunakan
Sensor 4 Sensor 3
sebesar 1 detik. Terdapat penyesuaian nilai KP,
30 cm 30 cm
Depan KI dan KD dari perancangan yaitu KP = 7,46, KI =
0,0362 dan KD = 0,325. Respon suhu rata-rata
Gambar 11 Posisi sensor pada chamber. chamber dengan kendali PID ditunjukkan pada
Penelitian ini menggunakan sensor gambar 13.
sebanyak 4 buah yang ditempatkan sesuai
dengan gambar 11. Nilai rata-rata sensor
digunakan untuk umpan balik ke pengendali.

Gambar 12 Chamber dalam keadaan terbuka (kanan) dan tertutup (kiri).

Berdasarkan gambar 13, suhu rata-rata


sistem mampu mencapai keadaan tunak pada 45
waktu 780 detik. Adapun nilai kesalahan saat
keadaan tunak (error steady state) yang terjadi 40
masih berada dibawah ambang batas dari
Suhu (°C)

standar yaitu ± 0.5 °C. 35

33
30 Suhu Acuan
32
Suhu Chamber
31 Suhu Beban
25
30 0 500 1000 1500
Suhu (°C)

Waktu (detik)
29

28
Gambar 14 Suhu rata-rata sistem chamber
27
pengendali PID dengan beban refrigerator.
26 Suhu rata-rata Berdasarkan gambar 14, sistem chamber
Suhu acuan
25
dengan kendali PID mampu menahan suhu rata-
0 200 400 600 800 1000
Waktu (detik)
rata di dalam chamber sesuai dengan suhu
acuan. Suhu sistem mulai tunak di suhu 32 °C
Gambar 13 Tanggapan sistem pada suhu acuan dalam waktu sekitar 850 detik. Sistem tetap
32 °C dengan kendali PID. dalam keadaan tunak meskipun suhu beban yang
diukur pada permukaan kompresor refrigerator

7
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 1, Maret 2018: Hal 1 - 10

tetap naik sampai diatas 45 °C. Adapun error deviasi maksimum ± 0,5 °C dari suhu acuan
keadaan tunak yang terjadi selama sistem meskipun suhu beban terus naik diatas 45 °C.
dibebani masih dibawah batas standar.
5. KESIMPULAN
4.2 Pengujian Pengendali Fuzzy
Kedua pengendali PID dan fuzzy yang telah
Pengendali fuzzy yang telah dirancang diberikan
dirancang sebelumnya mampu membawa suhu
suhu acuan sebesar 32 °C. Waktu cuplik
chamber ke nilai yang diinginkan yaitu 32°C.
pembacaan sensor berada di sekitar 1 detik.
Spesifikasi toleransi yang diizinkan oleh standar
Hasil pengujian ditunjukkan oleh gambar 15 untuk
yaitu ± 0,5 °C dari suhu acuan dapat dicapai oleh
tanggapan sistem rata-rata sensor.
kedua pengendali baik dengan atau tanpa beban.
34 Pengendali PID saat implementasi tanpa beban
mampu mencapai keadaan tunak pada waktu 780
32
detik, sedangkan fuzzy di sekitar 690 detik
30 melalui pembacaan sensor rata-rata. Saat
Suhu (°C)

dibebani, pengendali PID mencapai keadaan


28
tunak dalam 850 detik sedangkan fuzzy dalam
26 450 detik. Dari keduanya didapat bahwa
pengendali fuzzy yang di desain mampu
24
memberikan kedaan tunak lebih cepat dari
22 pengendali PID.
0 200 400 600 800 1000
Waktu (detik)
UCAPAN TERIMA KASIH
Gambar 15 Tanggapan sistem dengan
pengendali fuzzy suhu rata-rata terhadap suhu
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
acuan.
yang telah memberikan rahmat Nya sehingga
Gambar 15 menunjukkan keluaran sistem penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
dengan menggunakan pengendali fuzzy yang Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
telah dirancang. Garis warna biru merupakan kepada Kepala Pusat Penelitian Sistem Mutu dan
suhu acuan dan garis hijau adalah tanggapan Teknologi Pengujian – LIPI serta civitas dan
dari sistem. Sistem mencapai suhu yang rekan-rekan mahasiswa Peminatan Kendali,
diinginkan pada waktu sekitar 690 detik. Adapun Program Magister Teknik Elektro – ITB yang telah
error yang terjadi masih berada dibawah deviasi banyak membantu dan memberikan saran terkait
maksimum dari suhu acuan ± 0,5 °C. penelitian ini.

45 DAFTAR PUSTAKA

40 Chopra, V., Singla, S.K., Dewan, L., (2014):


Suhu (°C)

Comparative Analysis of Tuning a PID


35 Controller using Intelligent Methods,
Journal Acta Polytechnica Hungarica.
30 Suhu Acuan ____:____.
Suhu Chamber
Suhu Beban Fitriadi, Riky. (2015) : Perancangan dan
25
0 200 400 600 800 1000 Implementasi Sistem Penggerak dan
Waktu (detik)
Kendali Kecepatan Motor BLDC dengan
Gambar 16 Suhu rata-rata sistem chamber Pengaturan PWM Berbasis Logika Fuzzy.
kendali fuzzy dengan beban refrigerator. Unpublished master’s thesis, Institut
Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.
Sistem chamber dengan pengendali fuzzy Forum. Arduino. (2016). How to controll A.C. 230
memiliki respon suhu lebih cepat menuju v fan speed with arduino, http://forum.
keadaan tunak meskipun terbebani oleh arduino.cc/index.php?topic=132141.0,
refrigerator seperti ditunjukkan gambar 16. Waktu diakses pada 13 Desember 2016.
yang diperlukan sistem untuk mencapai keadaan Globalspec, (2016). Environtmental Test
tunak berada di sekitar 450 detik. Sama seperti Chamber Information, http://www.globals
pengendali PID, sistem tetap mampu pec.com/learnmore/labware_test_measur
mempertahankan besar error keadaan dibawah ement/product_material_testing/environm

8
Perancangan dan Implementasi Sistem Chamber untuk Pengujian Energi Efisiensi Lemari Pendingin
(Prayoga Bakti dan Pranoto H. Rusmin)

ental_test_chambers, diakses pada 30 Mathworks. (2017). Model a Dynamic System,


November 2016. https://www.mathworks.com/help/simulink
Hermes, C., Melo, C., Knabben, F.T. (2012) /gs/define-system.html, diakses pada 19
:Alternative Energy Test Method for Februari 2017.
Frost-Free Refrigerators and Freezers, Ogata, Katsuhiko. (2010) : Modern Control
____:IRACC. Engineering Fifth Edition, Prentice Hall,
Ibrahim, A. M. (2004) : Fuzzy Logic for Embeded USA:____.
System Application, Newnes, USA:____. Pristianto, E.J. (2015) : Perancangan dan
International Electrotechnical Comission (IEC). Implementasi Kendali AGC
(2015). IEC 62552-1, Household GMC992LP5E dengan Logika Fuzzy
refrigerating appliances – Characteristics pada Sistem Penerima Radar Pulsa.
and test methods, Switzerland: IEC. Unpublished master’s thesis, Institut
Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia.
Jamal, Z. (2015) : Implementasi Kendali PID
Penalaan Ziegler-Nichols Menggunakan UNDP. (2016). Barriers Removal to the cost
Mikrokontroller, ____:Jurnal Informatika – effective development of Energy
IBI. Efficiency Standards and Labelling,
http://www.id.undp.org/content/indonesia/
Korsane, D.T., Yadav, V., Raut, K.H. (2014) : PID
en/home/operations/projects/environment
Tunning Rules for First Order Plus Time
_and_energy/barriers-removal-to-the-
Delay System, ____:IJIREEICE
cost-effective-development-of--energy-
Lilly, John. H. (2010) : Fuzzy Control and ef.html, diakses pada 21 Juli 2016.
Identification, John Wiley & Sons,
Wikipedia. (2018). Zincaluminium, https://en.wiki
USA:____.
pedia.org/wiki/Zinc_aluminium, diakses
pada tanggal 09 April 2018.

9
Jurnal Standardisasi Volume 20 Nomor 1, Maret 2018: Hal 1 - 10

10

Anda mungkin juga menyukai