NIM : 21013028
KELAS : A 21
Pseudoefedrin HCL
Adalah dekongestan yang mengecilkan pembuluh darah di saluran
hidung. Pembuluh darah yang melebar dapat menyebabkan hidung
tersumbat. Pseudoephedrine digunakan untuk hidung tersumbat dan sinus,
atau kemacetan tabung yang mengalirkan cairan dari telinga bagian dalam
yang disebut tabung Eustachius.
1. Kajian Preformulasi
1) Sukrosa
Dipanaskan aquadest, kemudian didinginkan dalam kondisi tertutup
Ditimbang sebanyak 255 g
Dilarutkan dalam 300 ml aquadest
Dibuat SS
Disaring
2) CMC Na
Ditimbang 0,3 g
Dilarutkan dalam 6 ml aquadest
Dibuat mucilago
3) Pseudoephedrine HCL
Ditimbang 0,9 g
Dilarutkan dalam 90 ml aquadest
4) CTM
Ditimbang 0,06 g
Dilarutkan dalam 1 ml aquadest
5) Xylitol
Ditimbang sebanyak 2,5 g
1. Uji Organoleptis
Rasa : manis
Bau : aroma cherry
Warna : merah dan berbentuk cair
2. Uji Kejernihan
Sediaan sirup yang dihasilkan akan berwarna merah jernih.
3. Uji pH
pH : 4,0 – 6,0
4. Uji volume terpindahkan
Sediaan sirup yang dihasilkan pada kelima botol yang dibuat
volume terpindahkanya 60-61 ml/botol.
5. Uji Viskositas
Sediaan sirup yang dihasilkan akan memiliki konsentrasi kental.
Suspensi
Eritromisin
Merupakan antimikroba yang dihasilkan oleh Streptomyces eryterus yang
sangat sukar larut dalam air. Eritromisin bersifat bakteriostatik dan bakterisid,
tergantung dari jenis kuman dan kadar eritromisin.
1. Kajian preformulasi
a. Studi pasar
Nama merek dagang : Trovilon
Indikasi : Untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh bakteri
Nama pabrik : PT. Ifars Pharmaceutical Laboratories
Komposisi : Tiap 5 ml mengandung Erytromicin 200mg
2. Sifat Farmakologi
Formulasi Sediaan
1. Eritromisin : Sangat sukar larut dalam air, maka dari itu dibuat sediaan
suspensi rekontruksi.
2. Metil paraben : Karena sediaan multiple dose dan mengandung air maka
mudah ditumbuhi mikroba sehingga digunakan metil paraben sebagai
pengawet untuk memperlama jangka waktu penyimpanan.
3. Sukrosa : Untuk menutupi rasa pahit
4. PVP : Menyatukan bahan-bahan agar terbentuk
5. Aerosol : Absorben
6. Etanol : Karena dapat larut dalam eritromisin
7. CMC-Na FSH : Karena akan dibuat sebagai suspensi maka dibutuhkan
suspending agent.
8. Strawberry essens : Untuk menutupi karakteristik rasa yang tidak enak
dari eritromisin, sehingga rasa lebih menarik konsumen.
9. Red colour : Digunakan agar sediaan yang dibuat lebih menarik dan
digunakan pewarna ini karena sesuai dengan pengaroma yang digunakan.
10. Aquadest : Pelarut
Evaluasi
1. Pemerian
Warna : merah muda
Rasa : sedikit pahit
Bau : strawberry
2. Kadar : -
3. Uji sedimentasi partikel dalam suspense setelah direkontruksi
H0 = 5,3 cm
4. Uji volume terpindahkan
Dari 100 ml menjadi 91 ml
5. Waktu
5 detik, waktu rekontruksi harus singkat.
Emulsi
1. Kajian Preformulasi
a. Studi pasar
Nama merek dagang : Primavico Oil
Komposisi : Olleum coconut (Oleum cocos nucifera fructus)
Indikasi : Digunakan untuk membantu menjaga kesehatan
tubuh
Nama pabrik : UD Rachma Sari
b. Sifat Farmakologi
Khasiat : Asam laurat dalam minyak kelapa mampu
membunuh bakteri, virus, dan jamur. Kandungan
lemak dalam minyak kelapa mampu menutrisi dan
melembabkan kulit kering.
Absorbsi : -
Distribusi : -
Metabolisme : -
Ekskresi : -
Mekanisme kerja : -
Indikasi : -
Efek samping : Belum ada efek samping yang dilaporkan. Jika
terjadi efek samping yang tidak diinginkan,
hentikan penggunaan dan segera hubungi dokter.
Dosis : Buat emulsi : diminum 3 x sehari 1-2 sendok
makan.
Aturan pakai : -
Bentuk sediaan : Emulsi
Pertimbangan :
Formulasi Sediaan
Penimbangan
Dibuat sediaan 8 botol (60 ml) = 500 ml
No Nama Bahan Jumlah yang ditimbang
1. Oleum cocos 150 gr
2. Tween 80 13,3175 gr
3. Span 80 11,6825 gr
4. Sodium Lauryl Sulfate 7,5 gr
5. Metil Paraben 1 gr
6. Propil Paraben 0,5 gr
7. Oleum Rosae q.s
8. Pewarna Pink q.s
9. Cetyl Alcohol 15 gr
10. Butylated Hydroxytoluene 0,25 gr
11. Aquadest q.s
Pemilihan Bahan Formulasi Sediaan
1. Oleum cocos : praktis tidak larut dalam air maka dibuat dalam sediaan
emulsi.
2. Tween 80 & Span 80 : sebagai emulgator karena mampu membentuk dan
menghasilkan emulsi yang lebih stabil.
3. Sodium Lauryl Sulfate : sebagai emulgator untuk mencegah koalensi atau
pecahnya sediaan karena adanya penggabungan partikel-partikel kecil.
4. Metil Paraben : mencegah supaya pertumbuhan mikroba pada sediaan
selama penyimpanan, maka ditambahkan kombinasi antara metil
paraben dan propilparaben.
5. Oleum rosae : untuk menutupi bau menyengat dari minyak kelapa.
6. Pewarna pink : untuk membuat warna sediaan kelihatan menarik.
7. Cethyl Alcohol : sebagai pengemulsi, pengental, dan carrying agent di
produk skincare dan kosmetik, tidak bersifat iritasi atau membuat kulit
menjadi kering.
8. Butylated Hydroxytoluene :sebagai antioksidan dan untuk
memperpanjang umur simpan.
9. Aquadest : untuk melarutkan sediaan sehingga ditambahkan aquadest
sebagai solvent.
Alur Pembuatan Sediaan
1. Uji Organoleptic
Warna : merah
Bau : oleum rosae
2. Uji pH : 6
3. Uji volume terpindahkan : 61,33
4. Uji viskositas
Rata-rata = 3,07 s
Terhadap propilenglikol = 29,303 cP
Terhadap sorbitol = 18,379
5. Uji BJ
Rata-rata sediaan = 1,0131
Rata-rata bobot air = 0,995
6. Uji tipe emulsi : Tipe oil in water