Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zat aktif umumnya berasal dari nabati, hewani, kimiawi, maupun

sintesis dalam dosis atau kadar tertentu yang dipergunakan sebagai obat.

Terlebih dahulu dibuat dalam bentuk sediaan pil, tablet, sirup, suspensi,

supositoria, dan saleb. Tetapi hal yang harus diperhitungkan dalam

pembuatan obat yaitu pemeriksaan kadar zat aktif yang merupakan

persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjawin kualitas sediaan obat

yang yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapi yang

diharapakan. Salah satu persyaratan mutu kadar yang dikandung harus

memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam farmakope

indonesia.2

Untuk mengetahui kadar obat pada suhu metode penetapan kadar

yang menunjukan hasil yang baik dan terjamin ketetapan dan kualitasnya.

Dalam farmakope, metode spektrofotometri uv banyak digunakan untuk

menetapkan kadar senyawa obat. Sebab metode ini memberikan cara

sederhana untu menetapkan kuantitas suatu zat yang bahwa dalam

jumlah kadar larut dan akurat dalam bentuk angka digital maupun grafik. 2

Promazin HCL merupakan obat antiseptik turunan dari pheroteazin.

Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai spikotropik dan mempunyai

efek sedatif dan antipiretik. Promazin bekerja pada susunan saraf pusat

terutama pada tingkat subkartikal maupun pada berbagai sistem organ.


Chlorpromazin mempunyai efek anti adrenergik kuat dan anti kolinergik

drive lemah. Suatu efek penghambatan ganglion yang relatif rendah. Ia

juga mempunyai efek anti histamin lemah. Dosid untuk pengobatan

spikotik 75 sampai 800 mg/hari tiap 6 sampai 8 jam dosis untuk antiemotik

25 sampai 50 mg/hari. 5

1.2 Rumusan Masalah

Berapa persen kadar promazin HCL dengan menggunakan

spektrofotometri uv ?

1.3 Pinsip Percobaan

Penentuan kadar promazin HCL berdasarkan radiasi sinar uv pada

panjang gelombang serapan maksimun.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Metode analisis menggunakan spektrofotometri yaitu digunakan

untuk menganilisis konsentrasi suatu zat di dalam larutan berdasarkan

absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang tertentu.

Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar terdiri dari beberapa

tingkat konsentrasi mulai dari yang rendah sampai konsentrasi yang

tinggi.5

Metode analisis secara spektrofotometri terhadap tiga daerah

panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan yaitu daerah

inframerah UV (200 sampai 300 nm). Analisis kuantitatif yang

berhubungan dengan identifikasi pada zat atau campuran suatu obat yang

tidak diketahui. Analisis kuantitatif senyawa obat tentang identifikasi suatu

zat faktor kerjanya adalah unsur apa yang terdapat dalam suatu sampel.

Untuk memudahkan suatu identifikasi, sebaiknya senyawa obat yang akan

di identifikasi ditentukan dalam struktur kimia organik sehingga kita dapat

mengetahui gabungan dan unsur penyusun senyawa (C, N, S, P atau

halogen) dari senyawa obat kemudian memudahkan untuk mengetahui

sifat-sifat kimia seperti kelarutan.

Larutan senyawa obat yang diamati melalui spektrofotometri harus

memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan agar zat di dalam larutan lebih
mudah menguap. Energi yang di berikan secara kuantitatif panjang

gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukan sifatnya. 6

Promazin HCL merupakan obat antiseptik turunan dari pherotiasin.

Prinsip efek farmakologinya adalah sebagai psikotropik dan juga

mempunyai efek sedatif dan antiemik. Promazin bekerja pada susunan

syaraf pusat terutama pada tingkat subkurtikulat maupun pada berbagai

sistem organ. Promazin lemah suatau efek penghambatan ganglion yang

relatif lemah, ia juga mempunyai efek anti histamin dan anti serutamin

lemah. Dosis untuk pengobatan psikotik 75 sampai 800 mg/hari, tiap 6

sampai 8 jam dosis untuk antiemotik 25 sampai 50 mg/hari.5

2.2 Uraian Bahan

1. Air suling(3)

Nama resmi : AQUA DESTILATA

Nama lain : air suling

Rumus molekul : H2O

Berat molekul : 18,02 g/mol

Bobot jenis : 0,977 g/ml 1.00 g/ml

Rumus bangun : H-O-H

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, dan tidakmempunyai rasa.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.

Kegunaan : sebagai pelarut


2. Asam klorida (4)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : asam klorida

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46 g/mol

Bobot jenis : 1,18 g/ml

Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau

merangsang jika diantarkan dengan 2 bagian

air asam dan bau hilang.

Kelarutan : mudah larut dalam air, mudah larut dalam air

mendidih.

Penyimpanan : dalam waddah tertutup baik

Kegunaan : sebagai blankon

3. Promazin HCL (FI IV hal. 156)

Nama resmi : CHLORPROMAZIANI HYDROCHLORIDUM

Nama lain : klorpromazina hidroklorida

Rumus molekul : C17H19

Berat molekul : 355,32 g/mol

Pemerian : serbuk hablur, putih atau agak putih kuning

gading, tidak berbau, oleh pengaruh cahaya

warna menjadi tua.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut


dalam metanol p, praktis tidak larut dalam eter

p dan dalam benzene p.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat terlindung dari

cahaya matahari.

Farmakokinetik : Absorbsi pada formula cairan oral. Di

absorbsi dengan baik setelah pemerian oral

didistribusi secara lurus. Konsentrasi tinggi di

ssp, menembusplasenta dan memasuki ASI.

Sebagaibesardimetabolisme oleh hati dan mu

kosa 61 sebagiandikonvensi menjadi

senyawa aktif.

Farmakodinamik : efek terhadap ssp : rasa acuh terhadap

rangsangsekitar sedasi/ ngantuk, selaksasi

penghambatanovalasi dan menstruai.

Indikasi : gejala alergi seperti hay feves, urtikaria,

pengobatan drurat reaksi anafilaktif. Efek

Samping Premidaksisedasi dan metion.

Efek Samping : Sedasi gangguan saluran cerana, efek

antimuskronik, kelemahan otot, rinitis, reaksi

alergi, kelainan darah, pengaruh kardiovasku

lar,sakit kuning, fotosintesis, injeksi intramus

kulr kemungkinan menyebabkan rasa sakit.


Bentuk sediaan : injeksi 25 mg/ml dan tablet 25 mg dan 100 mg

Kegunaan : sebagai sampel uji.


BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat uji

1. Batang pengaduk

2. Cawan porselin

3. Gelas kimia 500 ml

4. Gelas ukur 500 ml

5. Lumpang dan alu

6. Pipet tetes

7. Sendok tanduk

8. Spektrofotometri UV

9. Sudip

10. Timbangan analitik

3.2.1 Bahan Uji

1. Aquadest

2. Kertas perkamen

3. Kertas saring

4. Larutan HCL 2 M

5. Tablet promazin HCL 25 Mg

6. Tissue
3.2 Cara Kerja

1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menggerus tablet promazin, kemudian menimbang sebanyak 80 Mg,

tambahkan 10 ml HCL 2 M, digerus sampai menjadi pasta

3. Mengencerkan pasta dengan 200 ml air, kocok selama 15 menit dan

terakhir tambahkan air sampai 500 ml, selanjutnya disaring.

4. Mengambil 5 ml filtrat dan encerkan sampai 100 ml dengan HCL

0,1M.

5. Mengukur ekstrak pada panjang gelombang 251 nm.

6. Menghitung absorbansi sampel dengan menggunakan rumus



C=
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Hasil pengamatan

NO Keterangan Absorbansi

1. Larutan blanko 0,301 A

2. Sampel 1 2,500 A

3. Sampel 2 2,500 A

4.2 PERHITUNGAN

Dik : kandungan pertablet promazin HCL = 25 mg

Bobot 10 tablet = 828 gr 0,828 mg

Bobot yang digunakan = 80 mg

1+2
Peny : 1. Rata-rata =
2

2,500+ 2,500
=
2

= 2,5 A

2. kandungan dalam serbuk

bobot tablet x kandungan pertablet x 10 tablet


bobot 10 tablet

80 25 10
= 0,828

= 24.154,58 Mg
3. Factor pengenceran = 250

Fp = 250 mg
5

= 50 mg

4. Konsentrasi yang di encerkan

C =A
As

= 935
0,301

= 3.106,31

5. Konsentrasi awal = C x Fp untuk 100 ml

= 3.106,31x 50

= 155.315,5

6. % kadar promazin Hcl = Konsentrasi awal ekstrak x 100%


Kandungan dalam serbuk

= 155.315,5x 100 %
24.154,58

= 6.439,008 %
4.3 PEMBAHASAN

Promazin HCL merupakan obat yang termasuk dalam antiseptik,

protiazina yang bekerja dengan menstabilkan senyawa alami. Obat ini

digunakan untuk mengurangi berbagai gangguan mental. Selain masalah

mental promazine juga digunakan untuk menangani mual dan muntah

(antiemetika). Adapun mekanisme dari kerja obat ini yaitu untuk memblok

resepton kolinergik dipustisinaptik data. Memblok saat efek alfa adrenergik

menekan pelepasan hormon hipotalmus dan hiposa, menekan laticulan

antiranting sistem. (PRS) hingga mempengaruhi metabolisme basal,

temperatur tubuh, hesiagap, tunas vasomotor dan emesis.

Pada percobaan penentuan kadar promazie HCL secara

spektrofotometri, pertama menyiapkan alat dan bahan yang akan

digunakan kemudian menggerus tablet promazine HCL kemudian

menimbang sebanyak 80 mg. Menambahakan 10 ml HCL 2M kedalam

lumpang sambil digerus hingga membentuk pasta setelah itu

mengencerkan pasta dengan 200 ml air dan dikocok selama 15 menit.

Tujuan penambahan HCL yaitu untuk melarutkan sampel ketika dibuat

menjadi pasta. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengencerkan sampel

dalam bentuk pasta. Tujuan pengocokan agar sampel larut dan tercampur

sempurna. Setelah itu menambahkan air hingga volume mencukupi 500

ml lalu disaring. Tujuan penyaringan yaitu untuk memisahkan filtrat dari

residu. Filtrat yang telah diperoleh diambil sebanyak 5 ml kemudian

diencerkan dengan HCL 0,1 M sampai mencukupi 100 ml. Melakukan


pengukuran dengan alat spektrofotometri dengan cara memasukkan

larutan blanko kedalam cuvet 1 kemudian memasukkan larutan sampel

secukupnya kedalam cuvet 2. Menentukan panjang gelombang 251 nm

lalu menjalankan alat, menunggu dan mencatat hasil absorbansinya yang

muncul pada monitor spektrofotometri.

Berdasarkan perlakuan dan perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh hasil absorbansi pada sampel 1 yaitu 2,500 A pada sampel 2

diperoleh 2,500 A. Dari perhitungan % kadar promazin HCL diperoleh

hasil yaitu 6.439,008%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, menurut

Farmakope Indonesia Edisi III promazin hidroksida mengandung tidak

kurang dari 98,05% dan tidak lebih dari 101,5%. Adapun ketidaksesuaian

hasil tersebut disebabkan oleh kurangnya ketelitian praktikan dalam

melakukan praktikum dan alat spektrofotometri yang digunakan kurang

maksimal atau kurang baik.


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai absorbansi yang diperoleh untuk larutan blanko yaitu

0,301 APada sampel 1 diperolehhasil 2,500 A pada sampel 2

yaitu 2,500 A.

2. Pada penetuan kadar promazine HCL secara spektrofotometri

diperoleh hasil persen kadar promazin HCL yaitu 6.439,008

%.

5.2 SARAN

5.1.1 Asisten

Di harapakan agar asisten tidak terlalu cepat pada saat menjelaskan

materi praktikum, agar praktikan mudah memahami materi yang

disampaikan.

5.1.2 Praktikan

Diharpakan kepada praktikan agar tetap fokus dan lebih tenang pada

saat praktikum berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2016. Penentuan Praktikum Analisis Farmasi STIFA PM

PALU.

2. Arwin Fitriani, dkk.2012. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Padang:

Fakultas Farmasi Universitas Andalas.

3. Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III Depkes RI Hal.96

4. Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV Depkes RI Jakarta

Hal 49, 166

5. (online) http:// www. Aladokter com/ Chlorampromazine (diakses 11

April 2017)

6. (online) http:// Laporan Akhir praktikum.Blogspot.Co.id.2013/06/10.

Laporan praktikum-analisis-kadar.7684 (diakses 11 April 2017)

7. (online) http://www.Slide.Share.net/ mobile/ diakses 566/laporan-

Spektrofotometri-UV-Visible (diakses 11 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai