Sap Dops Iffah
Sap Dops Iffah
Disusun Oleh:
Waktu : 15 Menit
tujuan
Kontrak waktu Memperhatikan
dan memberi
respon
Acara inti 9 menit Penyampaian Memperhatikan
materi penjelasan, mencermati
Sesi Tanya materi serta
jawab menanyakan hal-hal
yang belum jelas
Penutup 3 menit Evaluasi : Evaluasi :
Memberikan pertanyaan Partisipasi aktif
lisan (menanyakan
kembali isi penyuluhan)
Terminasi : Terminasi :
I. Pengertian
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu, (Fitrykorina,2017).
Tahap perkembangan keluarga tahap I merupakan keluarga baru
dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga masing-masing. Secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki
keluarga baru. Mereka sudah dianggap mandiri dan bertanggung jawab atas
diri serta keluarga yang dibentuknya bersama pasangan. Dua orang yang
membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Mereka akan melewati masa-masa indah saaf fase romantic love, namun akan
mengalami pula masa ketegangan saat berada pada fase disappointment atau
distress, (Fitrykorina,2017).
II. Ciri-Ciri
1. Terdiri dari dua individu yag diikat oleh hubungan perkawinan
2. Hidup bersama-sama dalam satu rumah
3. Mulai beradaptasi dengan suasana yang baru
4. Dapat bertanggung jawab sesuai dengan perannya sebagai keluarga baru
5. Mempunyai tujuan untuk membina hubungan yang lebih intim dan
mempunyai anak
III.Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1. Membina hubungan intim dan memuaskan
2. Membina hubugan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga yaitu : keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
IV. Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat
Kehamilan adalah proses yang di awali dengan keluarnya sel telur
matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu
keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh, (BKKBN,2014).
Seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bisa membuat
anaknya yang terlahir adalah anak-anak yang sehat dan cerdas. Oleh karena
itu, jangan sepelekan bagaimana cara mempersiapkan sebuah kehamilan
sehat, karena ini sangat menyangkut bagaimana buah hati anda kelak setelah
lahir. Apa saja yang perlu di persiapkan untuk mendapatkan kehamilan yang
sehat.
1. Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Di
mana, pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan
penyakit yang diderita sebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau
diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam tahap pengawasan.
2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, dengan berolahraga secara
teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas
(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda bisa
berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI
atau indeks massa tubuh.
3. Menghentikan kebiasaan buruk, misalnya perokok berat, pecandu
narkotika dan obat terlarang lainnya serta gaya hidup dengan perilaku
seks bebas.
4. Meningkatkan asupan makanan bergizi, dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan
kehamilan, misalnya protein, vitamin E, vitamin C, asam folat dan
sebagainya.
5. Persiapan secara psikologis dan mental, agar kehamilan yang akan
dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal-hal yang akan
memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan hormonal. Misalnya
tekanan psikis dalam rumah tangga, kehamilan yang menjadi beban
seperti tuntutan keluarga untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak
pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasan dalam rumah tangga dan
sebagainya.
6. Perencanaan financial/keuangan, yang matang untuk persiapan
pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena
timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang
baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan
dalam hal financial/keuangan.
7. Jangan malu bertanya dan berkonsultasi, dengan dokter atau bidan dan
tenaga kesehatan lainnya bila menemukan masalah atau kesulitan dalam
upaya persiapan kehamilan, misalnya kesulitan untuk melepaskan
kecanduan obat, atau perilaku buruk yang berkaitan dengan gangguan
psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau bidan akan melakukan
rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan.