ANALISIS PROKSIMAT
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Meiza Vandaliza
Wefrina Maulini
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Edy Cahyana
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
Intan Sulistyani Widiarti
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
iii
ANALISIS PROKSIMAT
KATA
KA TA PENGANTAR
Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di
SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142
kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor
06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/ MAK dan
Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D. DS/KK/2018
tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat
rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK.
Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis,
juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a ta pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu,
kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan
terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK rnempunyai
guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan pemikiran,
potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.
ANALISIS PENGUJIAN
iv LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho dan iradat-
Nya sehingga buku Analisis Proksimat,Kelas XI telah dapat diselesaikan. Buku ini
ditujukan untuk siswa SMK Program Keahlian Teknik Kimia, Kompetensi Keahlian
Analisis Pengujian Laboratorium ataupun Kimia Analisis.
Buku teks ini memuat analisis proksimat yang terdiri atas analisis kadar air, abu,
karbohidrat, lemak, dan protein. Pembahasan mengenai analisis proksimat ini
meliputi materi, tugas praktik, dan soal-soal latihan.
Analisis proksimat sangat dibutuhkan dalam industri pangan. Oleh sebab itu
perkembangan teknologi dalam industri bahan pangan membutuhkan keterampilan
untuk analisis ini. Sasarannya siswa SMK yang memiliki soft skill dan hard skill yang
baik tentang analisis ini.
Mengingat pentingnya pengetahuan mengenai proksimat maka penulis
menyusun buku ini. Semoga dengan mempelajari materi yang ada dalam buku ini,
siswa SMK Program Keahlian Teknik Kimia, Kompetensi Keahlian Analisis Pengujian
Laboratorium, dan Kimia Analisis dapat terbantu dalam proses pembelajaran.
Terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan atas tersusunnya buku ini. Saran, koreksi, dan kritik kami
nantikan dari pemakai demi perbaikan mutu buku ini di masa datang.
Meiza Vandaliza
Wefrina Maulini
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
v
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
vi ANALISIS PENGUJIAN
vii
LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
LABORATORIUM
Gambar 1.1 Tehnik Sampling .......................................................... 1
Gambar 1.2 Populasi Makanan......................................................... 2
Gambar 1.3 Populasi dan Sampel ..................................................... 3
Gambar 1.4 Sampel yang diambil dari Populasi ..................................... 3
Gambar 1.5 Teknik Penyimpanan Sampel ............................................ 4
Gambar 1.6 Ayakan Tyler ............................................................... 5
Gambar 1.7 Skema Pengambilan Sampel Lapangan ............................... 10
Gambar 1.9 Alur Pengambilan Sampel .............................................. 11
Gambar 1.10 Produk Berbentuk Curah .............................................. 12
Gambar 1.11 Produk Berbentuk Kemasan .......................................... 12
Gambar 1.12 Tombak Tunggal ........................................................ 13
Gambar 1.13 Tombak Ganda........................................................... 13
Gambar1.14 Sekop gagang pendek dan panjang................................... 14
Gambar 1.15 Mengumpulkan, Membagi dan Mencampur Sampel ............... 19
Gambar 1.16 Petugas laboratorium mengecek mutu makanan ................... 28
Gambar 2.1 Penentuan Kadar Air..................................................... 31
Gambar 2.2 Buah semangka mengandung kadar air tinggi ....................... 32
Gambar 2.3 Botol Timbang ............................................................ 34
Gambar 2.4 Desikator.................................................................. 34
Gambar 2.5 Dean-Stark Apparatus ................................................... 35
Gambar 2.6 Oven ....................................................................... 35
Gambar 2.7 Krustang .................................................................. 36
Gambar 2.8 Cawan Platina ............................................................. 36
Gambar 2.9 Metode Destilasi ......................................................... 39
Gambar 2.10 Titrasi Karl Fischer ...................................................... 41
Gambar 2.11 Moisture Meter Grain .................................................. 43
Gambar 2.12 IR-Spectrometer........................................................ 44
Gambar 2.13 Kopi ...................................................................... 45
Gambar 2.14 Tepung Terigu ............................................................... 46
Gambar 2.15 Praktik Penentuan Kadar Air ........................................... 48
Gambar 3.1 Metode Analisis Kadar Abu ............................................. 55
Gambar 3.2 Penentuan Kadar Abu ................................................... 56
Gambar 3.3 Krus Porselen dan krus platina ......................................... 58
Gambar 3.4 Desikator.................................................................. 58
Gambar 3.5 Crusible tangs ............................................................ 59
DAFTAR
GAMBAR
LABORATORIUM
Gambar 6.3 Struktur Protein.......................................................... 135
Gambar 6.4 Labu Kjedahl ............................................................. 136
Gambar 6.5 Buret ..................................................................... 136
Gambar 6.6 Alat Destilasi ............................................................ 137
Gambar 6.7 Labu Ukur ................................................................. 137
Gambar 6.8 Spektrofotometri UV .................................................. 144
Gambar 6.9 Denaturasi Protein ..................................................... 153
LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PETUNJUK
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Analisis Proksimat yang diharapkan dapat
menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan
mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Harian. Jika anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempelajari
materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:
ANALISIS PENGUJIAN
xii LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
DAFTAR
GAMBAR
ANALISIS PROKSIMAT
BAB IV
BAB I Analisis Kadar
Karbohidrat
BAB II BAB V
Analisis Analisis Kadar
Kadar Air Minyak/Lemak
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
xiii
ANALISIS PROKSIMAT
Bahan pangan dan pertanian serta produk olahannya tidak terlepas dari
kehidupan manusia. Manusia memerlukan makanan sebagai bahan kebutuhan bagi
kehidupan. Bagaimana agar bahan pangan yang dikonsumsi masyarakat ini layak atau
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pengujian.
Pengujian mutu bahan pangan dan pertanian serta olahannya sangat penting
diketahui masyarakat umum sebagai konsumen. Hal ini untuk memberikan rasa
nyaman pada masyarakat tentang bahan pangan yang dikonsumsinya dan juga
berguna bagi para produsen sebagai penghasil bahan makanan tersebut. Pengujian
terhadap kadar bahan pangan dan pertanian serta produk olahannya dikenal dengan
analisis proksimat.
Analisis proksimat merupakan analisis terhadap bahan pangan dan pertanian
serta produk olahannya yang membahas pengetahuan tentang teknik pengambilan
sampel, kadar air, abu dan mineral, karbohidrat, lemak serta protein yang terdapat
pada bahan pangan. Dalam buku ini juga membahas tentang metode, menyiapkan
peralatan gelas/nongelas serta bagaimana cara melakukan analisis yang sesuai dengan
standar.
Acuan yang dipakai dalam analisis proksimat sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang mencakup berbagai aspek yang dibutuhkan dalam menganalisis
produk bahan pangan.
ANALISIS PENGUJIAN
xiv ANALISIS PENGUJIAN
1
LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
SAMPLING
TUJUAN PEMBELAJARAN
SAMPLING
KATA KUNCI
LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
2 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
B. Penanganan Sampel
1. Penyimpanan Sampel
Untuk sampel yang telah diperoleh apabila tidak segera dilakukan
pengujian, maka sampel sesegera mungkin harus disimpan. Hal ini
dimaksudkan untuk menjaga agar sampel tidak rusak atau terkontaminasi
yang dapat menyebabkan berubah dari sifat asalnya.
Penyimpanan sampel bertujuan untuk mengawetkan sampel dan
mencegah terjadinya penguraian sedikit/sebagian dari sampel yang dapat
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
3
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
mengganggu proses analisis atau memberikan hasil analisis yang kurang tepat.
Perubahan yang terjadi pada sampel dapat disebabkan proses penguapan,
pembusukan ataupun tumbuhnya jamur.
a. Teknik Penyimpanan Sampel
1) Pendinginan pada suhu kurang lebih 4 oC dan diletakkan di tempat
gelap. Untuk sampel cairan yang disimpan pada jangka waktu yang
lama, maka harus disimpan di bawah suhu -20oC. Proses ini dapat
mencegah terjadinya aktivitas biologi atau perubahan secara fisika
dan kimia. Cara ini dianggap baik karena dapat mempertahankan
unsur – unsur yang ingin ditetapkan.
2) Kimiawi, yaitu dengan penambahan asam sampai pH ≤ 2, untuk logam
terlarut dan logam total apabila pemeriksaan tidak segera dilakukan
maka perlu disimpan dengan cara kimiawi ini yang dapat bertahan
selama beberapa minggu. Pada logam merkuri lama penyimpanan
+/- 7 hari, dan dapat ditambahkan bahan pengoksidasi yang bekerja
memperlambat aktivitas biologi, misalnya KMnO4 atau K2Cr2O7 apabila
penyimpanan ingin dilakukan lebih lama lagi.
b. Prosedur Penyimpanan Sampel
Penyimpanan sampel dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam
wadah. Beberapa ketentuan yang harus dilaksanakan agar sampel yang
disimpan tetap terjaga yaitu:
1) Sampel harus disimpan terpisah dan dimasukkan dalam wadah. Wadah
yang dipakai sesuai dengan jenis sampel. Ketentuan dari penggunaan
wadah sebaiknya terbuat dari kaca atau kantongan plastik. Masukkan
sampel kedalam wadah dan selanjutnya wadah harus tertutup rapat
dan dilak untuk menjaga keaslian, mencegah kontaminasi serta
mencegah kebocoran/tumpah.
2) Berilah identitas yang jelas sampel pada setiap wadah/kantong plastik,
misalnya nama sampel, wujud, kondisi penyimpanan dan tanggal
penyimpanan. Pemberian identitas dengan tujuan agar sampel yang
disimpan tidak tertukar.
ANALISIS PENGUJIAN
4 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
5
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
d. Penyiapan Sampel
Setelah tahapan perlakuan awal di atas dilaksanakan maka tahap
selanjutnya adalah:
1) Pelarutan Sampel
Pelarut yang dipakai harus mampu melarutkan sampel dengan mudah
dan sempurna. Karakteristik pelarut yang dapat dipakai adalah murah,
dengan titik didih rendah agar dapat dilakukan proses pemisahan
dengan cara evaporasi, serta tidak beracun dan aman. Contohnya: air,
etil eter, petroleum eter, pentana dan heksan.
2) Penjernihan
Penggunaan zat penjernih dimaksudkan untuk mengendapkan koloid,
serta menghilangkan koloid yang diendapkan serta pewarna atau asam
organik. Efisiensi dari sifat zat penjernih dalam mengendapkan zat
juga harus diperhatikan. Apabila penggunaannya secara berlebihan
diharapkan tidak berpengaruh terhadap hasil analisis, serta dapat
dengan mudah dilakukan pemisahan dari larutannya.
3) Menghilangkan/memisahkan Bahan Pengganggu
Proses pemisahan bahan pengganggu dilakukan dengan cara
penggilingan sampel sampai halus dengan tetap menjaga agar tidak
terjadi perubahan sifat secara kimiawi serta perubahan lain yang tidak
diinginkan. Selanjutnya sampel yang telah halus dan bebas dari zat
pengotor dilarutkan dengan akuades.
ANALISIS PENGUJIAN
6 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
7
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Persiapan
Contoh
Produk Kriteria Uji contoh uji Refrensi
(gram)
(gram)
1. Keadaan
Bau
secukupnya
Rasa
Warna
2. Kadar air 2
3. Kadar Lemak 4-5
4. Kadar Protein 1-2
5. Abu tidak larut dalam
2
asam
6. Serat Kasar 2-4
SNI 3707:
7. Asam Lemak Bebas 10
Abon 400 2013
Sapi 8. Cemaran logam tentang
Cadmium (Cd) 10 - 20 abon sapi
Timbal (Pb) 10 - 20
Timah (Sn) 10 - 20
Merkuri (Hg) 5
9. Cemaran Arsen (As) 5
ANALISIS PENGUJIAN
8 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Persiapan
Contoh
Produk Kriteria Uji contoh uji Refrensi
(gram)
(gram)
1. Keadaan
Bau secukupnya
Rasa
2. Kadar Protein 1-2
3. Total Garam (NaCl) 5
4. pH -
5. Cemaran Logam 10 - 20 SNI
Cadmium (Cd) 10 - 20 200 3543.2:
Kecap Timbal (Pb) 10 - 20 2013
Kedelai Timah (Sn) 5 tentang
Merkuri (Hg) 5 Kecap
6. Cemaran Arsen 5 Kedelai
7. Cemaran Mikroba
Bakteri koliform 25 200
Kapang 25
8. Aflatoksin 50
B1 50
Total Aflatoksin
Sumber: Modul Kimia AnalisisTerapan P4TK, 2017
Kebutuhan massa sampel uji tergantung dari jenis metode uji yang
digunakan. Sampel uji untuk pengujian kadar air berbeda dengan keperluan
sampel uji untuk analisis kadar protein ataupun kadar lemak dan sebagainya.
Untuk dapat menghitung kebutuhan sampel uji perlu ditentukan parameter
uji yang akan dilakukan. Semakin banyak parameter yang diuji tentunya
semakin banyak pula massa sampel uji yang harus disiapkan secara duplo (dua
kali ulangan) dan juga mempertimbangkan kebutuhan untuk sampel yang
diarsipkan.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
9
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
a. Gross Sampel
Gross sampel merupakan cara mengumpulkan sampel yang berasal
dari beberapa unit sampel lapangan. Pengumpulan ini berdasarkan
jenis bahannya. Pengambilan sampel di lapangan biasanya akan
menghasilkan jumlah yang sangat banyak. Untuk itu perlu dilakukan
pengurangan jumlah sampel agar diperoleh sampel yang tepat untuk
diuji di laboratorium. Sampel yang dikumpulkan dari beberapa unit
sampel lapangan dilakukan secara sistematis yaitu berdasarkan periode
pengambilan atau jarak tertentu, misalnya setiap 30 menit, biasanya
untuk sampel yang berbentuk padatan atau bubuk halus.
Berikut ini adalah skema pengambilan sampel lapangan berdasarkan jarak
titik pengambilan sampel, seperti pada gambar berikut:
b. Sampel Laboratorium
Sampel laboratorium adalah sampel diperoleh dari sampel lapangan yang
telah dilakukan pengurangan jumlah dan ukurannya. Selanjutnya sampel
ini dibawa ke laboratorium. Pengurangan jumlah dan ukuran dilakukan
dengan cara sampel dikumpulkan ke tengah dan digundukkan lalu bagian
puncaknya diratakan dan dibagi menjadi empat bagian (metode conning
dan quatering). Selanjutnya secara berselang seling diambil dua
bagiannya dan dikumpulkan lagi menjadi sampel. Begitu seterusnya
hingga dihasilkan sampel untuk analisis.
c. Sampel Analisis
Sampel analisis merupakan sampel yang berasal dari sampel laboratorium
yang telah dilakukan tehnik sampling dengan metode conning dan
quatering sehingga diperoleh sampel yang siap dianalisis.
ANALISIS PENGUJIAN
10 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
11
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
12 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
2. Tombak
ganda, untuk
mengambil
sampel bentuk
bubuk/butiran
kecil
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
13
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Sumber: https://www.google.com/search?q=sekop+gagang+pendek&tbm=isch&ved=2a
hUKEwiJvtfdrpfqAhWWW30KHTV4AJcQ2-cCegQIABAA&oq=sekop+gagang+pendek&gs_
ANALISIS PENGUJIAN
14 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
15
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Contoh:
Suatu perusahaan penghasil produk dalam bentuk kemasan
menghasilkan sampel lapangan sebanyak 100 karton. Ada 40
kemasan kecil yang terdapat di setiap karton dalam satu lot.
Bagaimana pengambilan sampel uji laboratorium?
ANALISIS PENGUJIAN
16 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Jawab:
Jumlah kemasan kecil = 100 x 40 = 4000 kemasan kecil dari tabel
1.3 dapat diperoleh nilai x = 200 selanjutnya dari 40 kemasan
kecil pada setiap karton dipakai tabel 1.4 sehingga diperoleh
nilai y = 16. Maka karton yang dibuka = x/y = 200/16
= 12,5 dibulatkan menjadi 13. Jadi diambil 13 karton secara
acak dari 100 karton sehingga terkumpul 520 kemasan kecil.
Dari 520 kemasan kecil diambil 40 kemasan kecil secara acak
kemudian dimasukkan kedalam dua karton. Kemasan kecil yang
lain dimasukkan kembali ke karton. Petugas pengambil sampel
membawa dua karton sampel tersebut ke laboratorium sebagai
sampel laboratorium.
Sampel yang dibawa ke laboratorium harus memenuhi segi
jumlah. Beberapa SNI telah mengatur jumlah minimal sampel
laboratorium seperti ditampilkan pada tabel berikut.
Aflatoksin 50
SNI 2908 :
Dendeng sapi Uji Kimia 400
2013
SNI 3551 :
Mie instan Uji Kimia Secukupnya
2012
Cemaran
Secukupnya
mikroba
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
17
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Jumlah sampel
Produk Acuan standar Jenis Pengujian laboratorium
(gram)
SNI 3747 :
Kakao bubuk Uji Kimia 400
2013
Uji mikrobiologi 400
Dodol Beras SNI 2986 :
Uji Kimia 400
ketan 2013
Uji mikrobiologi 400
Kopi gula SNI 7708 :
Uji Kimia 400
krimer 2011
Uji mikrobiologi 400
SNI 7621 :
Bihun Jagung Uji Kimia 400
2011
Uji mikrobiologi 400
Minuman susu SNI 7552 :
fermentasi Uji Kimia 350 ml
2009
berperisa
Uji mikrobiologi 350 ml
Sari buah SNI 7382 :
Uji Kimia 200 ml
mangga 2009
Uji mikrobiologi 100 ml
Rendang SNI 7474 :
Uji Kimia 200
Daging Sapi 2009
Uji mikrobiologi 200
Bawang merah SNI 7713 :
Uji Kimia 400
goreng 2013
Uji mikrobiologi 400
SNI 3751 :
Tepung terigu Uji kimia 400
2009
Uji mikrobiologi 400
ANALISIS PENGUJIAN
18 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Setelah sampel yang berupa butiran atau serbuk telah terkumpul kemudian
dibedakan cara penanganan sampel yaitu:
Sampel curah (tidak dalam kemasan)
a. Pengambilan sampel untuk keperluan mikrobiologi dilakukan
menggunakan alat jenis tombak yang steril dan sampel yang diperoleh
segera dimasukkan dalam wadah secara aseptis
b. Sampel yang digunakan untuk keperluan pengujian kimia ditumpukkan
lalu tumpukan diratakan dan dibagi empat dengan “kayu pembagi”,
dicampur dan diaduk dengan rata. Timbunan baru diratakan lagi dan
dibagi lagi menjadi empat bagian seperti pertama kali, lalu dari dua sudut
yang berlawanan diambil dan dikumpulkan lagi, lakukan terus hingga
diperoleh sampel dengan bobot yang diperlukan untuk di analisis di
laboratorium.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
19
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
20 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
21
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
22 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
23
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
24 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
25
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
tertampung dalam bak atau tangki, maka sampel diambil dengan salah
satu alat yang sesuai.
1) Pengambilan Sampel dari Pipa Penyalur
Sampel yang berbentuk cairan diambil dari pipa penyalur yang
mempunyai keran yang bisa diatur besar kecilnya aliran cairan yang
keluar, dengan demikian cairan yang keluar akan tercampur.
Pengambilan sampel berdasarkan sifat bahan dengan memperhatikan
jarak waktu dan volume cairan tersebut.
2) Pengambilan Sampel dari Tangki
Bila tangki berbentuk silinder vertikal berada di darat atau tangki
kapal, dan sampel di dalamnya homogen, pengambilan dilakukan
dengan cara mengambil di tiga titik ketinggian.
Pengambilan cairan pada titik dengan jarak 1/10 dari dasar sebanyak
satu kali, selanjutnya pada titik pertengahan sebanyak tiga kali,
serta titik berikutnya pada jarak 9/10 dari dasar sebanyak satu kali.
Banyaknya volume yang diambil tiap titik harus sama serta cairan dari
tiap-tiap titik dicampur menjadi lagi sehingga menjadi satu sampel.
Untuk sampel yang berada pada tangki silinder dengan posisi
horizontal, cara pengambilan sampel ditentukan dengan melihat
berapa persen tinggi cairan pada tangki sehingga volume cairan yang
diambil berdasarkan perbandingan tabel berikut:
ANALISIS PENGUJIAN
26 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
27
ANALISIS PROKSIMAT
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Kalian dapat mempelajari lebih lanjut tentang materi ini dengan melihat link
berikut: https://youtu.be/8W-yWulQJXI
ANALISIS PENGUJIAN
28 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengambilan sampel yang berasal dari populasi akan memengaruhi hasil
pengujian yang dilakukan
2. Sampel yang diambil dari populasi disebut sampel lapangan
3. Pengurangan sampel lapangan dengan menggunakan metode conning dan
quatering yang selanjutnya akan dihasilkan sampel laboratorium
4. Sampel analisis diambil dari sampel laboratorim sesuai kebutuhan analisis.
5. Pengambilan sampel padatan ataupun cairan/semipadat yang mewakili
populasi berdasarkan bentuk curah atau kemasan
6. Penggunaan alat untuk pengambilan sampel sesuai dengan karakteristik dari
populasi
TUGAS MANDIRI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
29
ANALISIS PROKSIMAT
karung/peti
Jelaskan bagaimana teknik pengambilan sampel padatan dalam bentuk
kemasan
Uraikan cara yang dilakukan untuk memperoleh sampel cairan yang berbentuk
curah dalam tangki
Dalam mengambil sampel yang berbentuk cairan diperlukan alat alat tertentu.
Jelaskan alat – alat yang digunakan tersebut
REFLEKSI
ANALISIS PENGUJIAN
30 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS KADAR AIR
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi analisis kadar air ini siswa mampu: Menentukan,
menerapkan, melaksanakan, menghitung dan melaporkan hasil analisis kadar air
pada produk pangan dengan benar
PETA KONSEP
KATA KUNCI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
31
ANALISIS PROKSIMAT
Kita mengetahui bahwa kandungan air dalam bahan pangan mempunyai jumlah
yang berbeda – beda. Contohnya pada buah yang masih mentah kadar airnya akan
bertambah pada saat buah tersebut matang, atau calon buah apel yang hanya men-
gandung 10% air selanjutnya terjadi penambahan kadar air menjadi 80%. Beberapa
buah yang mempunyai kadar air yang banyak diantaranya buah nanas sekitar 87%
dan untuk buah tomat 95%. Selanjutnya semangka termasuk buah dengan kadar air
yang tinggi yaitu 97%. Adanya kandungan air pada bahan pangan tidak bisa dilihat
dari bentuk fisiknya saja sebab beberapa bahan pangan dalam bentuk kering misalnya
buah-buahan kering, tepung, dan juga biji-bijian ternyata juga memiliki kandungan air
walaupun dalam jumlah yang sedikit.
Adanya kandungan air dengan jumlah yang tidak sama ditemukan pada bahan
pangan. Kandungan air dalam bahan pangan tersebut, jumlahnya tergantung dari be-
berapa hal yang dialami bahan pangan, kelembaban udara yang memengaruhi peny-
impanannya dan lain sebagainya. Kesalahan yang mungkin terjadi pada penentuan
kadar air adalah adanya bahan lain yang sifatnya mudah menguap serta ikut menguap
bersama-sama dengan air sewaktu bahan tersebut dipanaskan. Selain itu adanya ba-
han yang mudah terurai pada saat dipemanaskan misalnya bahan yang mengandung
karbonat atau bahan organik juga memengaruhi penentuan kadar air. Proses penen-
tuan kadar air ini sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan yang mudah bereaksi dengan
bahan-bahan yang berada di udara seperti terjadinya oksidasi minyak atau lemak tak
jenuh.
ANALISIS PENGUJIAN
32 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
33
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
2. Desikator/Eksikator
Fungsinya untuk menghilangkan kadar air dari suatu bahan dengan adanya
silika gel dalam alat tersebut. Alat ini digunakan pada metode pemanasan/pen-
geringan dengan oven.
Alat ini digunakan untuk menganalisis kandungan zat yang mudah menguap
pada rempah-rempah ataupun zat dengan kadar gula tinggi
ANALISIS PENGUJIAN
34 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
4. Oven
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
35
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
5. Krus tang.
6. Cawan Platina
Tidak begitu banyak bahan kimia yang digunakan untuk menganalisis kadar air.
Ada beberapa metode tertentu yang menggunakan bahan kimia yaitu :
1. Metode Destilasi (Thermovolumetri).
Bahan kimia yang digunakan : Toluen, Benzen, dan Xylen.
2. Metode Karl Fischer
3. Bahan kimia yang digunakan : SO2 , Piridin, dan Iodin.
4. Metode Kalsium Karbida
Bahan kimia yang digunakan : Kalsium Karbida.
5. Metode Asetil Klorida
Bahan kimia yang digunakan : Asetil Klorida.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
37
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
atau tetap. Bobot konstan yang didapat diasumsikan bahwa kandungan air yang ada
sudah menguap. Semua bahan pangan yang masih segar serta berupa bahan olahan
dapat dianalisis kadar airnya, yang fungsinya sangat penting dalam indus- tri
makanan. Kandungan air dalam bahan pangan yang sering ditemukan terikat baik
secara kimia atau secara fisis dengan komponen lain yang menyebabkan ika- tan
yang terjadi sulit untuk diputuskan sehingga analisis ini terkadang menjadi ti- dak
sederhana. Kesulitan untuk memperoleh data analisis yang tinggi disebabkan oleh
beberapa permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Perkembangan metode
analisis kadar air didasari dari kesulitan-kesulitan tersebut.
ANALISIS PENGUJIAN
38 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
39
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
dari air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzen, tetra-
khlorethilen dan xylol (Sudarmadji, 1989).
ANALISIS PENGUJIAN
40 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
senyawa alkohol atau gliserol yang mengakibatkan data yang diperoleh lebih
tinggi dari nilai sebenarnya.
c. Sifat pelarut yang digunakan mudah terbakar, dan sebagian pelarut lainnya
bersifat racun (contohnya pelarut benzen),
d. Adanya keterbatasan pada pembacaan volume air yang terkondensasi seh-
ingga ketelitiannya berkurang.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
41
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Metode Karl Fischer menggunakan reagen Karl Fischer yang terdiri dari
SO2, piridin, dan iodin. Prinsip dasar dari metode ini adalah titrasi sampel
dengan larutan iodin dalam metanol dan piridin. Jika masih ditemukan air
didalam bahan tersebut maka Iodin akan bereaksi, tetapi jika air telah habis
maka iodin akan bebas.
Perhitungan :
Keterangan :
W1 : berat sampel (g)
V1 : volume pereaksi karls fischer untuk titrasi sampel (ml)
V2 : volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
F : faktor standardisasi pereaksi
Karl Fischer menemukan bahwa reaksi tersebut dapat dimodifikasi sehingga
bisa digunakan dalam penentuan kadar air di suatu sistem yang mengandung
sulfurdioksida berlebih. Ia juga menggunakan alkohol (metanol) sebagai ba-
han pelarut utama, dan pyridine sebagai buffer agen.
b. Metode Kalsium Karbida
Metode ini didasarkan pada reaksi yang terjadi antara kalsium karbida
dan air sehingga menghasilkan gas asetilen. Metode ini tidak membutuhkan
peralatan yang rumit dan pengerjaannyapun sangat tepat. Jumlah asetilen
yang terbentuk dapat diukur dengan berbagai cara yaitu:
1) Sebelum dan sesudah reaksi ini selesai dilakukan penimbangan campuran
bahan dan karbida. Bobot yang hilang adalah berat asetilen.
2) Gas asetilen yang terbentuk dikumpulkan dalam suatu ruangan tertutup
ANALISIS PENGUJIAN
42 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
dan volumenya diukur. Dari volume yang diperoleh dapat diketahui jum-
lah asetilen dan kemudian dapat diketahui kadar air pada bahan.
3) Tekanan gas asetilen yang terbentuk diukur, apabila reaksi dikerjakan da-
lam ruang tertutup. Berdasarkan banyaknya tekanan dan volume asetilen,
maka kadar air pada bahan dapat diketahui, melalui proses penangka- pan
gas asetilen dengan larutan tembaga sehingga dihasilkan tembaga
asetilen. Metode gravimetri atau volumetri atau secara kolorimetri digu-
nakan untuk penentuan lanjutan. Di bawah ini adalah cara penulisan reaksi
yang terjadi selama pencampuran :
Setiap 1 grol gas asetilen berasal dari 1 grol air. Volume 1 grol gas asetilen
dianggap sama dengan gas ideal yaitu 22,4 liter. Pencampuran atau inter-
aksi karbida dengan bahan memengaruhi ketelitian. Keberhasilan metode
tersebut dapat dilihat pada penentuan kadar air dalam beberapa bahan,
seperti tepung, sabun, kulit, biji panili, mentega dan air buah. Metode pe-
nentuan kadar air dengan cara ini membutuhkan waktu pengerjaan yang
sangat singkat yaitu berkisar 10 menit.
c. Metode Asetil Klorida
Metode ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air pada bah- an-
bahan yang berupa minyak, mentega, margarin, rempah-rempah, dan be-
berapa bahan pangan yang berkadar air rendah. Dasar dari metode ini adalah
reaksi yang terjadi antara asetil klorida dengan air, sehingga dihasilkan asam,
selanjutnya asam yang terbentuk dititrasi dengan basa. Sebelum digunakan,
terlebih dahulu asetil klorida dilarutkan dalam toluol dan bahan didispersikan
dalam piridin (Sudarmadji, 1989). Reaksi yang terjadi yaitu :
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
43
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
5. Metode Fisis
Penentuan kadar air metode ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu :
a. Tetapan dielektrikum.
Pembuatan kurva standar yang menggambarkan hubungan antara kadar air
dan tetapan dielektrikum dari bahan yang dianalisis.
b. Konduktivitas listrik (daya hantar listrik) atau resistansi. Pembuatan grafik
yang menggambarkan hubungan antara kadar air dengan resistennya,
dimana adanya zat yang dilalui aliran listrik, sehingga kadar air pada bahan
dapat diketahui.
c. Pengukuran kadar air dengan peralatan Infrared Moisture Meters dan
Moisture Meter Grain. Alat Moisture meter ini digunakan untuk mengukur
persentase air dalam suatu zat tertentu. Data yang diperoleh dari hasil
pengukuran dapat digunakan sebagai penentu apakah bahan yang
digunakan tersebut dalam keadaan basah atau kering, atau dibutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut lagi. Kadar air sangat memengaruhi sifat fisik.
Moisture Meter ini, selain digunakan untuk mengukur kadar air dalam kayu
dapat juga digunakan untuk mengukur kadar air dalam bahan lain seperti
beras, jagung, kacang-kacangan, gabah, padi, merica, lada, cengkeh, tepung,
gandum, biji -bijian dan yang lainnya.
d. Nuklir Magnetic Resonansi (NMR) / resonansi nuklir inti. Alat ini digunakan
berdasarkan energi yang terserap oleh inti atom H dari molekul air yang
merupakan ukuran dari banyaknya air yang dikandung oleh bahan tersebut.
Kurva standar hubungan banyaknya energi yang diserap dengan kandungan
dalam bahan sangat diperlukan pada metode ini. (Slamet Sudarmaji, 1989 )
ANALISIS PENGUJIAN
44 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
45
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
dimana:
W = berat sampel sebelum dikeringkan (g)
W1 = berat cawan kosong dan sampel kering yang sudah konstan beratnya (g)
W2 = berat cawan kosong
e. Perhitungan :
ANALISIS PENGUJIAN
46 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan :
Wo = berat cawan dan tutup (gram)
W1 =berat cawan, tutup dan sampel sebelum pengeringan (gram)
W2 =berat cawan, tutup dan sampel setelah pengeringan (gram)
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
47
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
e. Perhitungan :
Keterangan :
W = berat sampel (gram)
W1 = berat sampel setelah dikeringkan (gram)
ANALISIS PENGUJIAN
48 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
49
ANALISIS PROKSIMAT
1. Tujuan Percobaan :
a. Peserta didik diharapkan memahami prinsip percobaan dari penentuan kadar
air dengan metode oven (Thermo gravimetri)
b. Peserta didik diharapkan dapat mengetahui alat apa saja yang digunakan
untuk praktik penentuan kadar air
c. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan cara perhitungan penentuan
kadar air pada bahan makanan.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi/Ukuran Jumlah
Santorius/ O Hauss, 1 buah
1 Neraca analitik
digital
Memmert, 250 oC 1 buah
2 Oven
- 1 buah
3 Botol timbang
30 ml 1 buah
4 Cawan platina
- 1 buah
5 Krustang
- 1 buah
6 Eksikator/desikator
- 1 set
8 Lumpang dan alu
b. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Sampel bahan makanan Biskuit Sesuai yang
1
dibutuhkan
Sampel bahan makanan Bakso Sesuai yang
2
dibutuhkan
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
49
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
3. Prosedur
a. Lakukan pemanasan botol timbang di dalam oven menggunakan suhu
105°C dengan pengaturan waktu 1 jam
b. Proses pendinginan dilakukan dalam eksikator selama ½ jam
c. Kemudian lakukan penimbangan dan pencatatan berat yang diperoleh
d. Ulangi prosedur di atas sampai diperoleh berat konstan
e. Lakukan penimbangan sampel sebanyak 1 – 2 gram pada botol timbang
tertutup yang telah didapat berat konstannya
f. Selanjutnya lakukan pemanasan pada oven dengan mengatur suhu sebesar
105°C, dan mengatur waktu selama 3 jam
g. Lakukan proses pendinginan dalam eksikator selama ½ jam
h. Timbanglah botol timbang yang berisi sampel tersebut.
i. Ulangi pemanasan dan penimbangan hingga diperoleh berat konstan
4. Hasil Pengamatan
Berat Berat cawan +
Berat cawan sampel sebelum Berat cawan + sampel
contoh pengeringan setelah pengeringan
No kosong (gram)
(gram) (gram)
(Ws) (gram) (Wi)
(W0 + Ws)
1
5. Perhitungan
Kadar air =
Ket :
W0 = berat cawan (g)
Ws = berat sampel (g)
- Wi = berat sampel setelah pengeringan (g)
6. Kesimpulan
............................................................................................................................. ............
...................................................................................................................... ...................
......................................................................................
ANALISIS PENGUJIAN
50 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban
1. Prinsip analisis kadar air metode oven adalah air yang ada pada bahan pangan
diuapkan dengan bantuan pemanasan. Apabila semua air telah teruapkan
maka bahan pangan selanjutnya ditimbang sebagai berat konstan. Sedangkan
penentuan kadar air metode destilasi yaitu menguapkan air dengan cara
menambahkan cairan kimia yang tidak dapat bercampur dengan air, titik
didihnya lebih tinggi dari air dan berat jenisnya lebih rendah dari air .
2. Kekurangan dan kesalahan - kesalahan pada analisis kadar air metode oven :
a. Terjadi penguapan bahan lain yang ikut bersama air, contohnya alkohol,
asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
b. Terjadi reaksi zat lain selama proses pemanasan, sehingga menghasilkan
uap air dan senyawa lain. Misalnya gula mengalami dekomposisi atau
karamelisasi,, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
c. Adanya kandungan senyawa pada bahan yang sifatnya dapat mengikat air
secara kuat sehingga air sulit dilepaskan walaupun dilakukan pemanasan.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi faktor kesalahan dalam
analisis kadar air metode oven yaitu
a. Peralatan yang digunakan harus benar-benar kering atau bebas air
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
51
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
3. Kadar Air =
CAKRAWALA
Air adalah sumber kehidupan. Air terkandung dalam semua bahan pangan.
Kandungan air dalam bahan pangan tersebut dapat diketahui jumlahnya dengan
berbagai metode analisis kadar air, salah satunya metode oven atau pengeringan.
Kualitas bahan pangan sangat dipengaruhi oleh kadar air. Oleh sebab itu perlu
dilakukan analisis yang fungsinya untuk mengetahui kadar air yang diperbolehkan
terkandung dalam bahan pangan tersebut. Terlampau tinggi kadar air dalam bahan
pangan akan mengakibatkan cepat terjadi pembusukan sehinggan merusak
kualitas dari bahan pangan tersebut.
Sumber: nulis.co.id
ANALISIS PENGUJIAN
52 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
Air banyak dibutuhkan dalam kehidupan setiap mahluk hidup. Banyak hasil
penelitian tentang air. Mulai dari kandungannya, manfaatnya, dan kegunaaannya
untuk segala aspek kehidupan.
Beberapa industri makanan telah memakai teknologi yang canggih untuk
menentukan kadar air pada makanan. Salah satunya adalah metode Karl Fischer.
JELAJAH INTERNET
Untuk mengetahui lebih lanjut analisis kadar air pada bahan pangan kalian dapat
mengakses link berikut:
RANGKUMAN
Kandungan air pada bahan pangan dinyatakan dalam persen dan analisis kadar
air dilakukan dengan menggunakan metode pemanasan atau pengeringan
(oven), metode kimia, dan metode khusus.
Prinsip penentuan kadar air dengan metode pengeringan (Thermogravimetri)
yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan.
Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah
diuapkan.
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan
“pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada air
dan tidak dapat campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluen, xylen, benzena,
tetrakhlorethilen, dan xylol.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
53
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Dari data di atas tentukan kadar air yang terkandung dalam bakso tersebut.
REFLEKSI
Setelah kalian mempelajari analisis kadar air, apakah kalian dapat menjelaskan
ANALISIS PENGUJIAN
54 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
KADAR ABU
KATA KUNCI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
55
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
56 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Kadar abu serta komposisi abu yang terdapat pada suatu bahan dapat
diperoleh berdasarkan jenis serta cara pengabuan dari bahan tersebut.
Beberapa sampel dengan kadar abu dalam beberapa bahan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Kadar abu yang terdapat dalam bahan pangan dengan jumlah yang tinggi
merupakan bagian yang tidak dikehendaki. Tingginya kadar abu dalam bahan
pangan diartikan adanya bahan pengotor yang tinggi sehingga menyebabkan
turunnya kadar gizi atau nutrisi dalam bahan pangan tersebut. Pentingnya
mengetahui kadar abu pada bahan pangan ini dapat dilihat dari Standar Nasional
Indonesia (SNI) untuk bahan pangan. Beberapa bahan pangan mencantumkan
persyaratan kadar abu yang ada pada produknya. Contohnya berbagai bahan
pangan dan olahan mempunyai kadar abu yang tidak sama. Untuk standar mutu
tepung terigu berdasarkan SNI 01-3751:2009 memiliki kandungan abu maksimal
0,6%. Berikut ini beberapa contoh produk olahan dengan kadar abu masing-
masing.
B. Jenis Alat Ukur dan Peralatan Analisis Kadar Abu dan Mineral
Penentuan kadar abu pada bahan pangan secara kasar dapat dilakukan
dengan metode gravimetri. Bobot abu yang diperoleh dengan menghitung
selisih bobot cawan yang mengandung abu dengan bobot cawan kosong.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
57
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk menentukan kadar abu diantaranya:
1. Cawan/Krus
Berbentuk seperti lumpang kecil dilengkapi tutup dengan berbagai ukuran
(25 – 100 ml). Cawan/krus terbuat dari bermacam bahan diantaranya ada
yang terbuat dari bahan porselen, silika, kuarsa, dan ada juga yang terbuat
dari bahan nikel atau platina.
Cawan/krus digunakan sebagai wadah untuk menempatkan zat padatyang
akan dibakar pada oven atau mengabukan zat padat pada muffle furnace
sampai suhu 700OC.
Pemakaian cawan/krus untuk sampel bahan pangan harus memperhatikan
sifat bahan pangan tersebut. Untuk bahan pangan yang bersifat asam, maka
wadah yang digunakan adalah cawan/krus yang terbuat dari porselen yang
dilapisi silika pada bagian dalamnya sedangkan cawan/krus platina
digunakan untuk bahan pangan yang bersifat basa,
2. Desikator
Desikator atau Eksikator adalah wadah tertutup terbuat dari kaca yang di
dalamnya berisi zat pengering silika gel. Fungsi desikator untuk menyimpan
bahan atau wadah cawan porselen setelah dilakukan pemijaran dan
penimbangan.
ANALISIS PENGUJIAN
58 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
4. Tanur/muffel/furnace
Alat yang berperan penting dalam analisis grivimetri adalah muffle
furnace yang digunakan sebagai pemanas dan untuk mengabukan atau
mengarangkan zat padat. Alat ini dapat mengabukan zat padat pada suhu
di atas 700oC. Pada bagian atas muffle furnace dilengkapi sebuah lubang
yang berguna untuk keluarnya udara agar mempercepat perubahan suhu di
dalam muffle dari keadaan panas menjadi suhu ruang.
5. Oven
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
59
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
60 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
6. Timbangan/neraca Analitik
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat larutan atau bahan pangan
yang akan ditentukan kadarnya ditimbang menggunakan timbangan/
neraca analitik. Beberapa neraca analitik memiliki ketelitian tertentu /
ketelitian tinggi (0.0001 gram).
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
62 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
bahan secara kasar. Abu yang dihasilkan dari proses ini selanjutnya ditimbang
bersama cawan dan selanjutnya dihitung selisih dari berat cawan yang berisi abu
dikurangi dengan berat cawan kosong sehingga diperoleh berat abu. Warna abu
yang diperoleh pada proses pemanasan dengan suhu sekitar 650 oC ini berwarna
putih.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
63
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
64 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
65
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
66 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
67
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
68 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
69
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
70 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
71
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
e. Perhitungan
Keterangan:
Berat abu = (berat cawan dan sampel setelah pengeringan) - (berat cawan
kosong)
Berat sampel = (berat cawan dan sampel sebelum pengeringan) - (berat
cawan kosong)
ANALISIS PENGUJIAN
72 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
6) Penangas air
7) Kertas saring tak berabu
d. Bahan : Etanol 95% (v/v)
e. Prosedur :
1) Masukkan cawan porselen ke dalam oven. Setelah satu jam cawan
diangkat dan dinginkan selama 30 menit dalam eksikator.
2) Timbang cawan konstan (berat cawan awal/kosong)
3) Timbang sebanyak 2 gram sampel dalam cawan dan catat (berat
cawan dan sampel sebelum pengeringan)
4) Selanjutnya tuang 1 ml etanol ke dalam cawan dan dibakar sampai
etanol habis terbakar
5) Arangkan sampel di atas api bunsen sampai menjadi arang.
6) Lakukan pengabuan di dalam tanur pada suhu 550oC selama 2 jam.
Dinginkan dan basahi abu dengan beberapa tetes air, kisatkan hati-
hati sampai kering dan panaskan kembali dalam tanur selama 1 jam.
(a) bila pada pembasahan ternyata abu telah bebas karbon)
dinginkan cawan selama 30 menit lalu masukkan ke dalam
eksikator lalu timbang.
(b) bila pada pembasahan masih terlihat adanya karbon ulangi
pembasahan dan pemanasan sampai tidak terlihat lagi
bintik-bintik karbon lalu pijarkan kembali dalam tanur
selama 1 jam
(c) bila masih terlihat adanya karbon, aduk abu dengan air
panas, saring dengan kertas saring, cuci dengan sempurna.
Pindahkan kertas saring ke dalam cawan lalu arangkan dan
pengabuan di tanur sampai abu menjadi putih. Dinginkan
cawan, tambah filtrat, kisatkan sampai kering pada penangas
air. Masukkan lagi dalam tanur selama 1 jam
7) Setelah selesai pengabuan, cawan didinginkan selama 30 menit lalu
masukkan dalam eksikator
8) Setelah itu ditimbang, dan proses pengabuan pada tanur dapat
diulangi dengan suhu yang sama dan dinginkan pada eksikator.
9) Timbang cawan hingga diperoleh berat cawan konstan dan catat
(berat cawan dan sampel setelah pengeringan)
f. Perhitungan :
Keterangan:
Wo = berat cawan kosong
W1 = berat cawan dan sampel sebelum pengeringan
W2 = berat cawan dan sampel setelah pengeringan
H = kadar air sampel (persen berat)
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
73
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Contoh format data hasil analisis kadar abu pada sampel roti
Tabel 3.5 Data Penimbangan analisis kadar abu
ANALISIS PENGUJIAN
74 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Kesimpulan:
1. Kadar abu sampel roti/biskuit di atas tidak lebih dari 0,5%
2. Kadar abu yang tinggi menunjukkan buruknya kualitas dari pangan yang diuji.
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan Percobaan :
a. Peserta didik diharapkan memahami prinsip percobaan dari penentuan
kadar abu dengan metode langsung
b. Peserta didik diharapkan dapat mengetahui alat apa saja yang
digunakan untuk praktik penentuan kadar abu
c. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan cara perhitungan
penentuan kadar abu pada bahan makanan.
2. Prinsip : Proses penguraian bahan organik yang diabukan menjadi
karbon dioksida dan air
3. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Spesifikasi/Ukuran Jumlah
b. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Sesuai yang
1 Sampel bahan makanan Tepung terigu
dibutuhkan
Sesuai yang
2 Sampel bahan makanan Biscuit
dibutuhkan
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
75
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
4. Prosedur
1. Timbang sebanyak 2 – 3 gram sampel padat lalu masukkan ke dalam
cawan porselen yang sudah diperoleh bobot konstannya. Untuk
sampel yang mengandung air keringkanlah lebih dahulu.
2. Lakukan pengarangan dengan menggunakan nyala Bunsen, setelah
sempurna pengarangan yang dilihat tidak adanya lagi asap selanjutnya
abukanlah ke dalam tanur pada suhu 550 oC sehingga diperoleh abu
yang berwarna putih.
3. Angkat dan dinginkan ke dalam eksikator
4. Timbang sampai diperoleh bobot tetap dan catat hasil penimbangan
5. Hasil Pengamatan
Berat cawan + Berat cawan +
Berat Berat cawan
sampel sebelum sampel setelah
contoh kosong
No. pengabuan pengabuan
(gram) (gram)
(gram) (gram)
(Ws) (W0)
(W0 + Ws) (Wi)
3 gram
1
2
6. Perhitungan
Kadar abu =
W1 = Berat cawan + sampel setelah pengabuan (gram)
W0 = Berat cawan kosong (gram)
Ws = Berat sampel (gram)
7. Kesimpulan
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
...............................................
Tanggal Tanda tangan Guru
Percobaan Mata Pelajaran
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
75
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
CAKRAWALA
Alang – alang Tumbuh Subur adalah sebuah industri perikanan yang bergerak
di bidang usaha budidaya pembesaran ikan lele, perdagangan dan pengolahan
hasil produksi budidaya lele dari pusat pelatihan mandiri bidang kelautan dan
perikanan. Pada awalnya banyak yang pesimis dengan usaha pengolahan hasil
produksi budidaya ikan lele ini tidak akan berhasil tanpa didukung oleh
kemampuan pengelolanya dibidang perikanan.
Dengan ketekunan dan kesabaran, usaha ini mulai dikenal oleh banyak orang
dari berbagai daerah. Terlebih dengan kehadiran Badan Standardisasi Nasional
(BSN) bekerjasama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan serta Dinas
Kelautan dan Perikanan Pemprov Jawa Tengah yang memberikan pembinaan
penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara cuma-cuma kepada usaha
kecil. Setelah melewati perjuangan selama kurang lebih 1 tahun melakukan
perbaikan pada proses produksi dan pengolahan perikanan yang bersih CV Alang-
alang Tumbuh Subur akhirnya memperoleh sertifikat SNI untuk produk abon lele
mereka. Abon lele Alang-alang telah tersertifikasi memenuhi SNI 7690.1:2013
Abon Ikan – 1: Spesifikasi, SNI 7690.2: 2013 Abon Ikan – 2: Persyaratan bahan
baku serta SNI 7690.3:2013 Abon Ikan-3 Penanganan dan pengolahan.
Layaknya alang-alang yang dulu diremehkan dan tidak bernilai kini telah
berada di tengah-tengah masyarakat dan mapu bersaing dengan produk inovatif
lainnya. Kini penjualan menjadi berlipat semenjak mendapatkan sertifikat SNI.
http://sukses_story_ukm_2017_lo.pdf
ANALISIS PENGUJIAN
76 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
Kalian dapat mempelajari lebih lanjut cara analisis kadar abu pada bahan pangan
dengan melihat link berikut: http://youtu.be/DwHdVNPikus
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Carilah beberapa contoh pengujian kadar abu pada beberapa bahan pangan
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
77
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
REFLEKSI
ANALISIS PENGUJIAN
78 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
A. Pilihan berganda
Pilih satu jawaban yang benar dengan melingkari jawaban A, B, C, D atau E !
2. Wadah yang digunakan untuk menyimpan sampel air sungai yang akan di
analisis adalah….
A. Erlenmeyer
B. Botol kaca
C. Botol logam
D. Kantongan stainless
E. Kantongan plastik
3. Penyimpanan yang tepat untuk jenis sampel bakso, sosis, nuget adalah....
A. Suhu ruang/kamar
B. Kondisi dingin
C. Kondisi vakum
D. Suhu beku
E. Suhu stabil
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
79
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
6. Sampel yang masuk di laboratorium diberi identitas dan dibagi dua bagian
untuk proses selanjutnya yaitu menjadi….
A. Sampel uji dan sampel arsip
B. Sampel laboratoriun dan sampel lapangan
C. Sampel analisis dan sampel laboratorium
D. Sampel arsip dan sampel lapangan
E. Sampel uji dan sampel lapangan
10. Prinsip pengeringan sampel dalam oven udara untuk analisis kadar air
menggunakan suhu ....
A. 100 - 140C hingga diperoleh berat konstan
B. 100 - 115C hingga diperoleh berat konstan
C. 100 - 110C hingga diperoleh berat konstan
D. 100 - 105C hingga diperoleh berat konstan
E. 100 - 150C hingga diperoleh berat konstan
ANALISIS PENGUJIAN
80 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
11. Metode yang tepat untuk menganalisis kadar air dalam “sosis” adalah….
A. Metode thermogravimetri
B. Metode oven – vakum
C. Metode destilasi
D. Metode Karl Fisher
E. Metode karbida
12. Jenis bahan makanan yang tidak dapat dianalisis dengan metode destilasi
(thermogravimetri) adalah.…
A. Kemiri
B. Kakao
C. Wortel
D. Kacang tanah
E. Kacang mete
13. Pada penentuan kadar air sampel bakso diperoleh data sebagai berikut:
selisih bobot sampel (W3) = 1,25 gram: bobot sampel kering (W2) = 2,23
gram, maka kadar air berdasarkan bobot kering (%DB) adalah….
A. 56,05%
B. 56,06%
C. 56,07%
D. 56,08%
E. 56,09%
14. Jika diketahui sampel biskuit sebanyak 2,3052 gram, kemudian dilakukan
pengeringan dalam oven sampai diperoleh berat konstan sebesar 23,5624
gram, dan berat cawan yang digunakan adalah 23,4684 gram, maka kadar air
biskuit tersebut adalah ....
A. 40,08 %
B. 20,08 %
C. 4,08 %
D. 1,40 %
E. 0,41 %
15. Jika diketahui berat cawan kosong 20,5954 gram dan cawan + sampel tepung
beras 22,0832 gram kemudian dimasukkan ke dalam oven lebih kurang 3
jam dengan suhu 105oC didinginkan dalam eksikator dan ditimbang kembali
dengan berat 21, 9282 gram maka kadar air sampel tepung beras tersebut
adalah ....
A. 10,42%
B. 9,59%
C. 0,70%
D. 0,10%
E. 0,01%
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
81
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
16. Analisis kadar abu dalam suatu bahan dapat pula ditentukan dengan cara....
A. Volumetri
B. Titrimetri
C. Gravimetri
D. Alkalimetri
E. Spektrofotometri
17. Suhu yang digunakan pada proses pengabuan metode kering yang dipakai
untuk mengoksidasi bahan organik adalah ....
A. 400 - 500oC
B. 500 - 600oC
C. 600 - 700oC
D. 700 - 800oC
E. < 600oC
19. Yang termasuk dalam jenis garam organik dari garam di bawah ini adalah....
A. Karbonat
B. Klorida
C. Sulfat
D. Fosfat
E. Oksalat
20. Fungsi penambahan campuran asam sulfat dan kalium sulfat dalam analisis
kadar abu cara basah adalah….
A. Mempercepat reaksi oksidasi
B. Menaikkan suhu pengabuan
C. Memperoleh abu tak larut air
D. Mempercepat pengabuan
E. Mempercepat dekomposisi sampel
21. Di bawah ini yang bukan merupakan uji kualitatif terhadap karbohidrat
adalah...
A. Fehling
B. Iodium
C. Benedict
D. Pendamaran
E. Ksantoprotein
ANALISIS PENGUJIAN
82 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
24. Metode penentuan gula reduksi dalam karbohidrat dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu….
A. Luff school, Lane Eynon, Munson Walker
B. Gravimetri. Titrimetri, Ekstraksi
C. Destilasi, Kjeldahl, Lane Eynon
D. Munson Walker, Kjeldahl, Biuret
E. Biuret, Ksantoprotein, Kjeldahl
25. Indikator yang digunakan dalam penentuan gula reduksi dengan metode Lane
Eynon adalah….
A. Metal merah
B. Phenolpthalein
C. Methyl blue
D. Methyl orange
E. Brom timol blue
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
83
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
30. Pada penentuan gula reduksi terhadap sampel markisa sirup diperoleh data :
volume titran = 21 ml; F = 50,5. Jadi % gula reduksi yang diperoleh adalah....
A. 24,0476%
B. 25,0476%
C. 26,0476%
D. 27,0476%
E. 28,0476%
B. Uraian
Jawablah secara singkat, tepat, dan jelas!
1. Jelaskan metode sampling metode coning dan quartering!
2. Jelaskan prinsip kerja analisis kadar abu metode basah dan kering dengan
benar!
3. Tuliskan fungsi penambahan senyawa campuran H 2 SO4 dan K2 SO4 dalam
analisis kadar abu cara basah!
4. Analisis karbohidrat menggunakan penambahan larutan HCl 3%. Apa fungsi
penambahan larutan tersebut dalam analisis kadar karbohidrat?
5. Pada suatu percobaan analisis kadar air dari bakso diperoleh data sebagai
berikut ;
Berat cawan kosong = 24,0022 gram
Berat sampel bakso = 1,8504 gram
Berat setelah pengeringan = 20,5405 gram
Dari data di atas , tentukan kadar air yang terkandung dalam bakso tersebut.
ANALISIS PENGUJIAN
84 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Penggolongan Karbohidrat
Sifat Karbohidrat
ANALISIS KADAR KARBOHIDRAT
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
85
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
Sebagai sumber energi bagi manusia dan hewan adalah karbohidrat yang dapat
di peroleh dari tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat dapat didefinisikan secara kimia
sebagai derivat aldehida atau keton dari alkohol polihidrik (lebih dari satu gugus OH)
atau sebagai senyawa yang menghasilkan derivat-derivat ini pada hidrolisis.
Analisis karbohidrat dengan metode Luff Schoorl telah ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 01 – 2891 –
1992. Penetapan metode Luff Schoorl sebagai salah satu metode yang digunakan
untuk standardisasi analisis gula reduksi dilakukan pada tahun 1936 oleh International
Commission for Uniform Method of Sugar Analysis.
ANALISIS PENGUJIAN
86 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
A. Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat digolongkan menjadi dua: karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks yaitu, jenis monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
Karbohidrat dapat dihidrolisis menjadi dua atau lebih zat. Berdasarkan hasil
hidrolisisnya maka karbohidrat dibedakan menjadi beberapa golongan dengan
melihat zat penghidrolisisnya. Penggolongan karbohidrat atau gula dapat dibagi
menjadi :
1. Monosakarida
Merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana, monosakarida tidak
dapat dihidrolisis. Yang termasuk dalam golongan monosakarida ini adalah
glukosa dan galaktosa yang dikenal dengan golongan aldose dan fruktosa
dikenal dengan golongan ketosa. Monosakarida merupakan karbohidrat paling
sederhana karena molekulnya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat
dihidrolisis menjadi karbohidrat lain.
2. Disakarida
Golongan karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi antara dua
molekul monosakarida dikenal dengan disakarida. Gula tebu (sukrosa), gula
susu (laktosa), dan gula pati (maltosa) adalah beberapa contoh dari disakarida.
Kondensasi dari dua molekul monosakarida ini terjadi dengan adanya ikatan
melalui gugus -OH yang menghasilkan molekul air. Yang termasuk golongan
disakarida adalah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan golongan karbohidrat yang tersusun dari 3
hingga 10 molekul sederhana yaitu monosakarida seperti dekstrin dan
maltopentosa. Oligosakarida memiliki derajat polimerisasi 2 - 10 dan
secara umum baik kelarutannya dalam air. Oligosakarida adalah senyawa
karbohidrat yang memiliki dua atau lebih molekul gula sederhana, terjadi dari
pembentukan asetal antara gugus aldehid dan gugus keton dengan gugus
hidroksil. Disakarida adalah suatu oligosakarida yang tersusun dari 2 molekul,
dan triosa adalah oligosakarida yang tersusun dari 3 molekul. Adapun contoh
oligosakarida adalah sukrosa atau sakarosa atau dikenal dengan nama gula
tebu, yang tersusun dari molekul glukosa dan fruktosa. Ada juga laktosa yang
terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa.
4. Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat kompleks yang terbentuk dari monomer-
monomer molekul monosakarida. Contoh polisakarida adalah pati (amilum),
selulosa, dan glikogen. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.
B. Sifat Karbohidrat
Monosakarida mempunyai gugus karbonil, maka sifatnya mirip dengan
aldehid alifatis misalnya dapat mengadisi HCN dapat berkondensasi dengan
hidroksil-amina (HONH 2) dan dengan fenil-hidrazin. Jika monosakarida
direaksikan dengan larutan fenilhidrazin dalam asam cuka akan terbentuk suatu
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
87
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
osazon yaitu kristal berwarna kuning. Tes Osazon ini dapat dipakai sebagai tes
identifikasi monosakarida.
Sifat lain dari monosakarida yaitu dapat dioksidasi misalnya dengan
pereaksi Fehling, Benedict, Tollens, air Brom, HNO3 pekat, dan enzim. Monosakarida
mempunyai sifat mereduksi dengan basa pekat (misal NaOH) akan membentuk
larutan berwarna coklat (pendamaran).
Disakarida yang mempunyai sifat mereduksi disebabkan adanya struktur
yang mempunyai gugus OH-laktol bebas (gugus karbonil bebas), contoh maltosa
dan laktosa sedangkan disakarida tidak dapat mereduksi dikarenakan tidak
mempunyai gugus OH-laktol bebas (gugus karbonil bebas) contohnya sukrosa dan
trehalosa.
Amilum (polisakarida) terdapat pada beras, jagung, pulut, kentang,
singkong. Hasil akhir hidrolisisnya hanya menghasilkan glukosa.
Amilum terdiri atas 2 komponen, yaitu amilosa yang sifatnya larut dalam
air, dan amilopektin yang sifatnya tidak larut dalam air.
ANALISIS PENGUJIAN
88 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
89
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
90 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
3. Metode Anthrone
a. 9,10 dihidro-9-oxoanthracene
b. Asam Sulfat
c. CaCO 3
d. Pb-Asetat
e. Na-oksalat
f. Akuades
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
91
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
4. Metode Folin
a. CuSO4
b. Asam fosfo molibdat (pereaksi Folin)
c. Asam fosfotungsat (pereaksi Folin)
5. Cara enzimatis
a. Enzim Heksokinase (penentuan glukosa dan fruktosa)
b. Enzim Adenosin-5-trifosfat (ATP) (penentuan glukosa dan fruktosa)
c. Enzim β-galaktosidase (penentuan laktosa dan galaktosa)
d. Enzim galaktosa dehidrogenase (penentuan laktosa dan galaktosa)
ANALISIS PENGUJIAN
92 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis kimia yang digunakan untuk mengetahui
jumlah atau kuantitas karbohidrat dalam suatu senyawa atau bahan. Analisis
karbohidrat secara kuantitatif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain:
a. Kimiawi,
b. Fisik,
c. Enzimatik,
d. Biokimiawi,
e. Kromatografi.
Perlakuan pendahuluan diperlukan untuk mempermudah penentuan
karbohidrat golongan polisakarida maupun oligosakarida sehingga diperoleh
monosakarida. Dilakukan hidrolisis terlebih dahulu dengan asam atau enzim
pada bahan yang akan diuji. Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi,
Metode Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi
merupakan beberapa contoh metode analisis kuantitatif karbohidrat.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
93
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
94 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
b. Metode Nelson-Somogyi
Metode Nelson Somogy merupakan metode kimia yang digunakan
untuk analisis karbohidrat yang memiliki prinsip dasar adanya reaksi
reduksi kupri oksida menjadi kupro oksida yang disebabkan adanya
kandungan senyawa gula reduksi pada bahan. Kupri sulfat, natrium
karbonat, natrium sulfat, dan kalium natrium tartrat adalah kandungan
dalam reagen Nelson Somogy. Kupro oksida akan mengalami reduksi
sehingga hasilnya bereaksi dengan arsenomolybdat dan selanjutnya
akan tereduksi menjadi molybdine blue yang berwarna biru kemudian
diukur nilai absorbansinya. Jumlah gula reduksi dalam sampel ekivalen
dengan intensitas warna biru yang terbentuk.
c. Metode Anthrone
Analisis karbohidrat total dapat diuji menggunakan metode
Anthrone. Perkembangan metode ini pertama kali dilakukan oleh
Dreywood pada 1946 dan digunakan untuk uji kualitatif. Prinsip dasar
metode ini adalah melihat kemampuan karbohidrat untuk membentuk
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
95
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
turunan furfural dengan keberadaan asam dan panas pada reaksinya yang
kemudian diikuti dengan reaksi dengan anthrone (9,10 dihidro-9-
oxoanthracene) sehingga dihasilkan larutan berwarna biru kehijauan.
Metode ini memiliki kelebihan pada sensitifitas dan pengujiannya
yang bersifat sederhana (Koehler, 1952). Metode Anthrone memiliki
kekurangan berupa pereaksi yang tidak stabil, yaitu anthrone yang
dilarutkan dalam asam sulfat sehingga larutan pereaksi perlu dibuat yang
baru setiap harinya.
Jenis pereaksi atau bahan kimia yang digunakan dalam metode anthron
yaitu
1) CaCO 3
Kalsium karbonat dalam metode ini digunakan untuk menciptakan
suasana basa, proses inaktivasi enzim yang menghidrolisis pati, dan
mencegah terjadinya hidrolisis pati dan inversi.
a) Akuades,
Akuades dalam metode ini berfungsi untuk mengencerkan
larutan.
b) Pb asetat
Pb asetat berupa zat yang wujudnya cair berfungsi
sebagai penjernih, cara kerjanya dengan zat pengotor diikat atau
asam organik asam amino, protein, dan polifenol diendapkan
oleh Pb asetat. Pada metode anthrone zat ini berfungsi untuk
mengendapkan partikel gula reduksi dalam analisis total gula.
c) Natrium oksalat
Natrium oksalat, merupakan senyawa berbentuk butiran
berwarna putih, memiliki pH 8, dan massa jenis 2,27 g/cm3.
Bahaya dari senyawa ini adalah dapat mengiritasi kulit, mata
dan mengakibatkan keracunan bila tertelan. Natrium oksalat
pada metode anthrone berfungsi sebagai bahan pengendap sisa
Pb-asetat sehingga terbentuk Pb-oksalat.
d) Pereaksi Anthrone
Pereaksi Anthrone berfungsi dalam pembentukan
senyawa kompleks biru kehijauan dan menghasilkan suatu
reaksi spesifik dengan karbohidrat apabila direaksikan di dalam
asam sulfat pekat, alpha-naftol dan pereaksi anthrone.
d. Metode Folin
Pada metode Folin dilakukan pemanasan filtrat darah bebas
protein dengan larutan CuSO 4 alkali, endapan CuO yang terbentuk oleh
glukosa dan akan larut akibat penambahan larutan fosfo molibdat,
selanjutnya dilakukan pembandingan larutan secara kolorimetri dengan
larutan standar glukosa.
Terjadinya peristiwa reduksi pereaksi Folin (asam fosmolibdat dan
asam fosfotungsat) oleh gugus fenol pada tirosin dan triptofan sehingga
menghasilkan molibdenum berwarna biru merupakan dasar dari
metode Folin. Molibdenum berwarna biru dapat diukur dengan metode
ANALISIS PENGUJIAN
96 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
e. Cara Enzimatis
Senyawaan karbohidrat kompleks mengandung gula tertentu yang
dapat dianalisis dengan tepat menggunakan cara enzimatis. Pengaruh
reaksi spesifik enzim dengan gula tertentu membuat metode pengujian
dengan cara ini tidak menyulitkan. Misalnya menentukan glukosa dan
fruktosa dengan bantuan enzim heksokinase (HK) dan adenosin -5-
trifosfat (ATP) dan penentuan laktosa dan galaktosa dengan bantuan
enzim -galaktosidase dan enzim galaktosa dehidrogenase (GAL-DH).
f. Cara Kromatografi
Metode ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu isolasi dan
identifikasi. Isolasi karbohidrat dilakukan berdasarkan prinsip
kromatografi yaitu pemisahan suatu campuran atas perbedaan distribusi
perbandingan pada fasa gerak dengan fasa diam. Fasa gerak dapat
berupa cairan atau gas, sedangkan fasa diam dapat berupa padatan atau
cairan. Sampel yang akan diuji dalam kromatografi memiliki persyaratan
tertentu yaitu ekstrak harus bebas dari senyawa-senyawa yang sifatnya
mengganggu proses pemisahan. Jenis kromatografi yang sesuai
digunakan untuk analisis karbohidrat adalah kromatografi kertas (Paper
Chromatography) atau kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC).
g. Cara Fisis
1) Berdasarkan Indek Bias
Pengukuran indeks bias karbohidrat dapat dilakukan
menggunakan alat refraktometer. Senyawa penyusun dalam suatu
karbohidrat memengaruhi perbedaan indeks bias pada setiap jenis
gula.
Refraktometer adalah suatu jenis alat yang digunakan untuk
mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut berdasarkan indeks
biasnya. Contohnya gula, garam, protein dan sebagainya. Prinsip
kerja dari refraktometer adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk
melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam
batas-batas tertentu
Contoh cara kerja penentuan konsentrasi gula dengan
refraktometer :
(a) Bersihkan terlebih dahulu lensa refraktometer dengan tisu
basah.
(b) Refraktometer memiliki bagian prisma danday light plate yang
harus ditetesi dengan akuades atau larutan NaCl 5%.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
97
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
98 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
pendingin tegak.
c. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan kertas
lakmus atau fenolftalein) dan tambahkan sedikit CH 3 COOH 3% agar
suasana larutan agak sedikit asam.
d. Pindahkan isinya ke dalam labu ukur 500 ml dan himpitkan hingga tanda
batas kemudian saring.
e. Pipet 10 ml saringan ke dalam erlenmeyer 500 ml, tambahkan 25 ml
larutan luff (dengan pipet) dan beberapa butir batu didih serta 15 ml air
suling.
f. Panaskan campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar
larutan dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop wach).
Didihkan terus selama 10 menit (dihitung dari mulai mendidih dan
gunakan stop wach) kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak berisi
es.
g. Setelah dingin tambahkan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H 2 SO4 25%
perlahan-lahan.
h. Titar secepatnya dengan larutan tio 0,1 N (gunakan penunjuk larutan
kanji 0,5%).
i. Kerjakan juga untuk blanko.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
99
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Keterangan :
W = Berat sampel (mg)
mg gula = Glukosa yang terkandung untuk ml tio yang
fp dipergunakan (mg), dari tabel Luff Schoorl
= Faktor pengenceran
ANALISIS PENGUJIAN
100 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
101
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan Percobaan :
a. Peserta didik diharapkan memahami prinsip percobaan analisis kadar
karbohidrat metode Luff-Schoorl
b. Peserta didik diharapkan mengetahui peralatan yang digunakan pada
analisis karbohidrat metode Luff-Schoorl
c. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan cara perhitungan analisis
karbohidrat metode Luff-Schoorl
2 Spatula - 1 buah
3 Labu ukur 250 ml 1 buah
4 Kondensor Liebieg 1 buah
5 Erlenmeyer 250 ml, 100 ml 1 buah
6 Corong saring Kaca 1 buah
7 Pipet tetes - 1 buah
8 Gelas kimia 250 ml 1 buah
9 Pipet ukur - 1 buah
15 Buret 50 ml 1 buah
ANALISIS PENGUJIAN
102 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI
LEMBARPEMBELAJARAN
PRAKTIKUM
b. Bahan
3. Prosedur
a. Timbang sampel sebanyak ± 2 gram dan pindahkan ke dalam labu
ukur 250 ml kemudian tambahkan air dan lakukan pengocokan.
b. Sebanyak 5 ml Pb-asetat setengah basa ditambahkan ke dalam labu,
goyang-goyangkan labu tersebut.
c. Tambahkan 1 tetes larutan Na2 CO3 8%, dilihat jika ada endapan putih
yang timbul maka penambahan Pb asetat setengah basa dihentikan.
d. Lakukan penambahan 15 ml larutan Na 2 CO3 8% untuk menguji
apakah Pb asetat setengah basa sudah diendapkan seluruhnya,
teteskan 1-2 tetes Na2 CO3 8%.
e. Goyangkan dan tepatkan isi labu ukur sampai tanda garis dengan air
suling, kocok 12 kali biarkan dan saring.
f. Pipet 10 ml larutan hasil penyulingan dan masukkan ke dalam
erlenmeyer 500 ml.
g. Tambahkan 15 ml air suling dan 25 ml larutan luff schrool serta
beberapa batu didih.
h. Panaskan terus-menerus 10 menit kemudian angkat dan segera
dinginkan dalam bak berisi es (jangan digoyang)
i. Titer dengan larutan tio 0,1 N dengan larutan kanji 0,5% sebagai
indikator, (V1).
j. Kerjakan penetapan blanko dengan 25 ml air dan 25 ml larutan luff
(V2),
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
103
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
4. Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1 Menimbang sampel W =.......... gram
2 Menambahkan Pb asetat sebanyak 5 ml
Menambahkan Na 2CO 3 8 % sebanyak 15 ml
3 kemudian ditambahkan akuades sampai
tanda batas labu ukur 250 ml, dan kocok
4 Disaring, filtrat diambil sebanyak 10 ml
Ditambah akuades sebanyak 15 ml dan 25
5 ml larutan luff
5. Perhitungan
Lihat tabel penetapan gula Luff Schoorl
mL tio 0,1 N Glukosa,fruktosa,gula inversi (mg)
6. Reaksi
............................................................................................................................. ......
.......................................................................................................
................................................................................................................
ANALISIS PENGUJIAN
104 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI
LEMBARPEMBELAJARAN
PRAKTIKUM
7. Kesimpulan
CONTOH SOAL
Kunci Jawaban:
1. Metode luff schrool dalam penentuan kadar karbohidrat dimana glukosa yang
bersifat pereduksi akan mereduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang berwarna merah
bata, kemudian kelebihan Cu2+ ditetapkan dengan cara iodometri.
2. Fungsi penambahan HCl 3% dalam analisis kadar karbohidrat adalah
digunakan untuk menghidrolisis pati (polisakarida) menjadi monosakarida.
3. Reaksi yang terjadi pada analisis kadar karbohidrat dengan metode luff
schoorl :
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
105
ANALISIS PROKSIMAT
5. Cara penyiapan sampel uji untuk analisis karbohidrat metode Luff Schoorl
adalah sampel biasanya dihaluskan atau digiling (pengecilan ukuran)
kemudian dilakukan pelarutan dan penyaringan, selanjutnya sampel dapat
dilakukan pengujian.
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
Kalian dapat mempelajari lebih lanjut analisis karbohidrat ini dengan melihat
link berikut :
www.https://youtu.be/jQi84Tnstl4
ANALISIS PENGUJIAN
106 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
TUGAS MANDIRI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
107
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
108 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS KADAR MINYAK/LEMAK
TUJUAN PEMBELAJARAN
KATA KUNCI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
109
ANALISIS PROKSIMAT
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu
merupakan lipid netral. Lipid dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas yaitu: 1) lipid
netral, 2) fosfatida, 3) spingolipid, dan 4) glikoplipid. Semua jenis lipid tersebut
banyak terdapat di alam.
Minyak dan lemak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya selain mengandung
trigliserida juga mengandung sejumlah kecil komponen yaitu: 1) lipid kompleks
(lesithin, cephalin, fosfatida, lainnnya serta glikolipid), 2) sterol, berada dalam keadaan
bebas atau terikat dengan asam lemak, 3) asam lemak bebas, 4) lilin, 5) pigmen yang
larut dalam lemak, dan 6) hidrokarbon.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan,
kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan
lemak terdapat di seluruh badan, tetetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan
adipose dan tulang sumsum.
Lemak-lemak tersebut jika terhidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam
lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol.
ANALISIS PENGUJIAN
110 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
111
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
112 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
113
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
114 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
115
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Prinsip dari alat ini adalah sampel makanan yang akan dianalisis
dipanaskan dalam bejana bertekanan tinggi kemudian dicampur dengan
cairan CO2 superkritik. Karbon dioksida (CO2) akan mengekstraksi lemak
dan akan terbentuk suatu lapisan solvent yang terpisah dari komponen air.
Tekanan dan suhu solvent kemudian diturunkan dan akan menyebabkan
CO2 berubah menjadi gas sehingga akan menyisakan fraksi lemak.
Kandungan lemak dalam makanan dihitung dengan menimbang lemak
yang terekstraksi dibandingkan dengan berat sampel.
ANALISIS PENGUJIAN
116 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
b. Metode Gerber
Metode gerber mirip dengan metode Babcock tetapi menggunakan
asam sulfat dan isoamil alkohol, dengan bentuk botol yang sedikit berbeda.
Metode Gerber lebih cepat dan sederhana dibanding metode Babcock.
metode gerber tidak dapat digunakan untuk menentukan posfolipid. Ada
dua macam metode ekstraksi basah tanpa pelarut , salah satunya Metode
Gerber.
Prinsip yang mendasari metode ini yaitu terjadinya reaksi antara
asam sulfat dan amil alkohol akibat penambahan pada susu yang telah
diketahui jumlahnya, dan dilakukan di dalam botol gerber. Penambahan
asam sulfat berperan dalam proses penghancuran atau pemisahan protein,
sehingga dihasilkan panas dan lemak akan terbebas. Lemak terakumulasi
dapat dipisahkan melalui proses sentrifugasi dan penambahan air panas
secara perlahan pada botol gerber. Meode volumetri digunakan untuk
menganalisis lemak dan hasil yang diperoleh dinyatakan sebagai persen
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
117
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
a. Metode Deterjen
Pada metode deterjen ini sampel dicampur dengan kombinasi
surfaktan dalam botol Babcock. Surfaktan akan menggantikan membran
yang menyelubungi droplet emulsi dalam sampel susu dan menyebabkan
lemak terpisah. Sampel disentrifugasi dan lemak akan berada di l eher
botol sehingga kadar lemak bisa ditentukan.
1. Metode Instrumentasi
Banyak metode instrumen untuk menentukan kadar lemak total dalam
bahan atau sampel. Berdasarkan prinsip fisikokimia, metode-metode ini
dikategorikan berdasarkan 3 prinsip yaitu :
a. penentuan sifat fisik,
b. pengukuran kemampuan absorbsi radiasi gelombang elektromagnetik.
c. pengukurankemampuanmemantulkanradiasigelombangelektromagnetik.
Masing-masing metode mempunyai keuntungan dan kerugian, serta kelompok
sampel atau bahan yang memungkinkan untuk diuji.
ANALISIS PENGUJIAN
118 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Alat : Bahan :
1) Kertas saring 4) Pemanas listrik 1) n-Heksana
2) Labu lemak 5) Oven 2) Kapas bebas
3) Alat soxhlet 6) Neraca analitik lemak
a. Prosedur :
1) Timbanglah sampel sebanyak ± 1–2 gram kemudian masukan ke
dalam selongsong kertas yang dilapisi kapas.
2) Sumbatlah selongsong kertas berisi sampel tersebut dengan kapas.
3) Lakukan proses pengeringan sampel yang ada pada selongsong kertas
di dalam oven pada suhu 80 oC selama ± 1 jam kemudian masukkan
ke dalam alat soxhlet dan hubungkan dengan labu lemak yang telah
dikeringkan dan diketahui bobotnya.
4) Lakukan proses ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana selama
kurang lebih 6 jam
5) Kemudian destilasilah atau lakukan penyulingan pelarut n-heksan dan
ekstrak lemak yang tertinggal dikeringkan di dalam oven pengering
pada suhu 105oC
6) Lakukan proses pendinginan di dalam eksikator, lalu lakukan
penimbangan.
7) Lakukan pengulangan sampai tercapai bobot konstan.
b. Perhitungan :
Keterangan :
Ws = Berat sampel (gram)
Wi = Berat sampel + lemak setelah ekstraksi (gram)
Wo = Berat labu lemak kosong (gram)
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
119
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Alat Bahan
1) Kertas saring 1) n-heksana
2) Labu lemak 2) HCl 25%
3) Alat Soxhlet 3) Kapas bebas lemak
4) Pemanas listrik
5) Oven
6) Neraca analitik
7) Gelas piala
a. Prosedur :
1) Timbanglah sampel sebanyak 1–2 gram ke dalam gelas beaker.
2) Kemudian tambahkan ke dalam sampel sebanyak 30 ml HCl 25% dan
20 ml air serta beberapa batu didih.
3) Sampel yang berada pada gelas didihkan selama 15 menit dalam
keadaan tertutup menggunakan kaca arloji.
4) Lakukan penyaringan dalam keadaan panas kemudian lanjutkan
ANALISIS PENGUJIAN
120 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
e. Perhitungan :
Keterangan :
Ws = Berat sampel (gram)
Wi = Berat labu + lemak setelah ekstraksi (gram)
Wo = Berat labu lemak sebelum ekstraksi (gram)
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
121
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
122 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam suatu laporan analisis dituliskan beberapa hal yang penting untuk
mendukung laporan tersebut menjadi sebuah bentuk laporan yang dapat mewakili
hasil analisis yang baik dan tepat sesuai instruksi kerja maupun SOP yang berlaku.
Hal-hal yang biasa dicantumkan dalam pelaporan adalah:
1. Judul Praktik
2. Hari/Tanggal Praktik
3. Tujuan Praktik
4. Prinsip Percobaan / praktik yang dikerjakan
5. Materi Ringkas / Tinjauan Pustaka
6. Daftar alat dan bahan yang digunakan
7. Data Pengamatan
8. Reaksi Percobaan
9. Perhitungan
10. Kesimpulan
Pada penulisan daftar nama alat biasanya dicantumkan data nama alat,
spesifikasi, ukuran , jumlah alat, dan keterangan tergantung kebutuhan yang
digunakan dalam praktik tersebut. Di bawah ini contoh penulisan daftar alat dalam
teknik pelaporan.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
123
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
124 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
125
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan Percobaan :
a. Peserta didik diharapkan memahami prinsip percobaan analisis kadar
lemak dengan metode Weibull
b. Peserta didik diharapkan mengetahui alat-alat yang digunakan pada
praktik analisis kadar lemak dengan metode Weibull
c. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan cara perhitungan analisis
kadar lemak dengan metode Weibull
2. Prinsip : ekstraksi lemak dengan pelarut non polar (n-heksan) setelah contoh
dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.
Solven non-polar lebih mudah melarutkan lemak nonpolar (contoh
triasilgliserol) dibanding solven polar.
2 Spatula - 1 buah
ANALISIS PENGUJIAN
126 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
b. Bahan
1. Prosedur
a. Timbanglah 1 – 2 gram sampel ke dalam gelas beaker.
b. Lakukan penambahan larutan HCl 25% sebanyak 30 ml dan air sebanyak
20 ml dan masukkan beberapa butir batu didih.
c. Gunakan kaca arloji untuk menutup gelas beaker yang akan digunakan
untuk mendidihkan larutan dan atur waktu selama 15 menit.
d. Saring campuran yang berasal dari dalam gelas beaker dalam keadaan
panas dan cucilah dengan air panas, pastikan filtrat tidak bereaksi asam
lagi.
e. Gunakan suhu oven 100 – 105oC untuk mengeringkan kertas saring beserta
isinya.
f. Siapkan selongsong kertas yang sudah dialasi dengan kapas untuk tempat
kertas saring berisi sampel yang sudah dikeringkan di atas.
g. Tambahkan kapas di bagian atas selongsong kertas untuk menyumbat.
h. Siapkan alat soxhlet untuk tempat selongsong tersebut kemudian
hubungkan dengan labu lemak yang sudah dikeringkan dan diketahui
beratnya.
i. Lakukan proses ekstraksi dengan heksana atau pelarut lemak lainnya
selama ± 2 - 3 jam.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
127
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Hasil Pengamatan
Data penimbangan
1.
2.
ANALISIS PENGUJIAN
128 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
1. Perhitungan
2. Reaksi
...............................................................................................................................................
.............................................................................................
3. Kesimpulan
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
...............................................
CONTOH SOAL
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
129
ANALISIS PROKSIMAT
Kunci Jawaban:
Minyak atau lemak adalah trigliserida dari asam lemak.
Bagian-bagian alat solvent extraction :
Dua contoh pelarut non polar yang digunakan dalam ekstraksi lemak dengan
metode solvent extraction :
CAKRAWALA
Perbedaan Mentega dan Margarin
ANALISIS PENGUJIAN
130 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
JELAJAH INTERNET
Kalian dapat mempelajari lebih lanjut analisis kadar minyak/lemak ini dengan
melihat link berikut :
www.https://youtu.be/MLiCX1HHLCs
www.https://youtu.be/f-psdtCdq64
RANGKUMAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
131
ANALISIS PROKSIMAT
Jelaskan prinsip dasar dari analisis kadar lemak dengan metode Weibull!
Jelaskan metode analisis kadar lemak yang dapat digunakan untuk
menganalisis kadar lemak pada kemiri. Kemudian presentasikan di kelas!
REFLEKSI
ANALISIS PENGUJIAN
132 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS KADAR PROTEIN
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Jenis Protein
Karakteristik Protein
ANALISIS KADAR PROTEIN
KATA KUNCI
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
133
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
134 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
A. Jenis Protein
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida,
lipida dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.
Protein merupakan sebuah senyawa organik kompleks yang memiliki berat
molekul yang tinggi yang terdiri atas asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptida.
B. Karakteristik Protein
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
135
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
2. Buret, digunakan dalam proses titrasi yang merupakan alat ukur dengan
ketelitian tinggi.
ANALISIS PENGUJIAN
136 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Alat gelas yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi untuk membuat larutan
dengan berbagai konsentrasi serta untuk mengencerkan larutan.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
137
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
NaOH 600 gram dilarutkan dalam 2000 ml air suling, lalu masukkan ke
dalam wadah kaca dengan tutup berbahan karet
b. Asam Borat 2%
H3BO3 60 gram dilarutkan dalam 3000 ml air suling, pindahkan ke dalam
wadah kaca bertutup.
c. HCl 0,05 N
HCl pekat 4,20 ml diencerkan dengan air suling menjadi 1000 ml
d. Akuades
e. H2 SO4 pekat
f. Selenium campuran
g. Indikator campuran bromcresol green (BCG) + metal merah (MM)
Timbang 0,15 gram (BCG) dan 0,10 gram (MM) lalu dilarutkan dalam 250
ml etanol
h. Indikator fenolftalein (PP) 1%
Larutkan sebanyak 1 gram indikator PP dengan alkohol 95% lalu
encerkan hingga 100 ml
2. Metode Kjeldahl, untuk menentukan kadar protein mie instan (SNI 3551:
2012) menggunakan pereaksi :
a. NaOH 30%
Larutkan 600 gram hablur NaOH ke dalam 2000 ml air suling, simpan ke
dalam botol bertutup karet
b. Asam Borat 4%
Larutkan 40 gram H3BO3 dengan air suling menjadi 1000 ml dan
tambahkan 3 ml larutan indikator metal merah/bromcresol green aduk
(larutan akan berwarna kuning terang) dan pindahkan ke dalam botol
bertutup gelas.
c. HCl 0,1 M
Pipet dengan hati-hati 8,50 ml HCl pekat ( 36,5% sampai dengan 38%)
ke dalam labu ukur 1 L dan encerkan dengan air suling sampai tanda
garis dan tentukan normalitasnya
d. Katalis selen
e. H2 SO4 pekat
f. CuSO4.5H2O 5 gram dilarutkan dengan air suling hingga volumenya 100
ml. selanjutnya larutan di masukkan kedalam botol bertutup dari kaca
g. Indikator campuran bromcresol green (BCG) + metil merah (MM)
Timbang 1 gram (BCG) dengan etanol 95% menjadi 500 ml dan 0,20 gram
(MM) dengan etanol 95% menjadi 100 ml. campurkan lalu dilarutkan
dalam 250 ml etanol
h. Indikator fenolftalein (PP) 1%
Serbuk indikator PP 1 gram dilarutkan dengan alkohol 95% lalu
ANALISIS PENGUJIAN
138 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
139
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
a. Metode Kjeldahl
Metode ini berfungsi untuk menentukan kadar protein secara kasar.
Penentuan kadar protein berdasarkan jumlah nitrogen yang ada padahal
ada juga senyawa lain yang mengandung nitrogen selain protein misalnya
urea, nitrit, asam amino, amida, purin dan pirimidin. Metode Kjeldahl
ini dilakukan dalam 3 tahap:
1) Tahap Destruksi
Tahap ini dimulai dengan menambahkan asam sulfat pekat
dan dilakukan pemanasan. Tahapan ini terjadi destruksi yang akan
membebaskan nitrogen pada sampel menjadi ammonium sulfat.
Unsur hidrogen dan karbon akan teroksidasi menjadi CO, CO2,
dan H2 O. Pada proses destruksi ini 1 gram protein yang dipakai
memerlukan 9 gram larutan asam sulfat. Untuk senyawa yang
mengandung lemak maka setiap 1 gram lemak memerlukan 17,8
gram larutan asam sulfat. Proses destruksi dapat dipercepat dengan
menambahkan katalisator; yang sering dipakai adalah campuran
Na2 SO4 dan H2 O (20 :1). Menurut Gunning katalisator yang dipakai
adalah K2 SO4 atau CuSO 4 yang setiap pemakaian 1 gram K2 SO4 akan
mempercepat reaksi dengan naiknya titik didih 3°C dengan suhu
destruksi 370 sampai 410°C.
Lamanya proses destruksi tergantung dari jenis sampel. Pada
akhir proses destruksi larutan yang terbentuk menjadi jernih.
2) Tahap Destilasi
Pada tahap destilasi terjadi perubahan ion ammonium t
yang larut dalam air dan akan berubah menjadi gas ammonia.
Adanya penambahan NaOH berlebih ditandai dengan kenaikan
pH atau larutan bersifat basa yang kemudian dipanaskan. Untuk
menjaga selama proses destilasi agar tidak terjadi pemanasan
berlebih (superheating) dan percikan cairan atau gelembung gas
yang mungkin timbul maka perlu ditambahkan logam zink (Zn). Gas
amoniak yang dibebaskan akan ditangkap oleh larutan asam standar.
Ada dua macam senyawa asam yang digunakan sebagai asam
standar yaitu asam klorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang
berlebih.
ANALISIS PENGUJIAN
140 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
3) Tahap Titrasi
Apabila penampung destilat menggunakan asam klorida
maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia
dititrasi dengan NaOH standar (0,1N) dengan penambahan indikator
phenopthalein yang menghasilkan perubahan warna larutan merah
muda.
Jumlah ekivalen nitrogen diperoleh dari hasil pengurangan
antara titrasi blanko yang diperoleh dengan titrasi sampel.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
141
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
142 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
b. Metode Spektrofotometri
Metode ini menggunakan alat yang disebut spektrofotometri.
Spektrofotometri merupakan alat atau instrumen dalam analisis kimia
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Secara prinsip spektrofotometri ini bekerja
berdasarkan adanya interaksi antara cahaya pada alat spektrofotometri
dengan materi yang berasal dari sampel. Materi yang berperan berupa
elektron valensi yang berasal dari atom ataupun molekul. Sedangkan
cahaya yang digunakan memiliki panjang gelombang tertentu misalnya
cahaya visibel (400750nm), UV (200-380nm) atau inframerah (>750nm).
Berdasarkan panjang gelombang cahaya yang dimilikinya maka
spektrofotometri ada beberapa jenis, yaitu spektrofotometri ultraviolet
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
143
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
c. Metode Elektroforesa
Metode elektroforesa dipakai untuk memisahkan secara kualitatif
maupun kuantitatif makromolekul yaitu beberapa jenis protein seperti
albumin, prolamin, globulin dan glutenin serta molekul polisakarida.
Proses pemisahan protein serta polisakarida jenis ini harus dilakukan
dengan bantuan tenaga listrik karena bila menggunakan metode
kromatografi maka protein jenis ini tidak mampu menggerakkan eluen
pada plat kromatografi. Sedangkan untuk molekul sederhana seperti
gula, asam amino dan lainnya dipisahkan dengan menggunakan metode
kromatografi.
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
145
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
f. Perhitungan :
Keterangan :
V1= volume HCl untuk titrasi sampel
V2= volume HCl untuk titrasi blanko
N = Normalitas HCl
W = berat sampel (ng)
5,7 = faktor protein tepung terigu
g. Ketelitian :
Hasil dua kali ulangan berkisar maksimal 5% dari nilai rata-rata hasil
kadar protein atau deviasi (RSD) maksimal 3%. Jika kisaran lebih besar
dari 5% atau RSD lebih besar dari 3% maka analisis harus diulang
kembali.
ANALISIS PENGUJIAN
146 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
c. Peralatan :
1) Labu Kjeldahl
2) Destilasi dan kelengkapannya
3) Pemanas listrik/alat destruksi dilengkapi dengan penghisap asap
4) Neraca Analitik
5) Buret ukuran 10 ml
6) Batu didih
d. Bahan :
1) Asam borat H3 BO3 4%
2) HCl 0,1 M
3) NaOH 30%
4) H2 SO4 pekat
5) Katalis selenium
6) Indikator campuran brom kresol hijau dan metal merah
7) Indikator fenolftalein 1%
8) Larutan katalis CuSO4.5H2O
9) Kalium sulfat bebas nitrogen
e. Prosedur :
1) Masukkan 1 gram sampel dalam labu kjeldahl
2) Tambahkan 15 gram K2SO4, 1 ml larutan katalis CuSO4.5H2O atau 1
gram campuran katalis selen dengan 8-10 butir batu didih dan 25
ml H2 SO4 pekat
3) Panaskan campuran dalam pemanas listrik sampai mendidih dan
larutan menjadi jernih kehijau-hijauan. Lakukan dalam lemari asam
atau lengkapi alat destruksi dengan unit penghisap asap
4) Angkat dan biarkan dingin kemudian encerkan dengan air suling
secukupnya
5) Tambahkan 15 ml atau lebih larutan NaOH 30% sampai berlebih
(periksa dengan indikator PP dimana campuran diharapkan menjadi
basa)
6) Destilasi selama 5 menit sampai dengan 10 menit atau saat larutan
destilat telah mencapai kira-kira 150 ml, dengan penampung destilat
adalah 50 ml larutan H3BO3 4% yang telah diberikan beberapa tetes
campuran indikator BCG + MM
7) Bilas ujung pendingin dengan air suling
8) Titrasi larutan campuran destilat dengan larutan HCl 0,1 M
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
147
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
f. Perhitungan :
Keterangan :
V1= volume HCl untuk titrasi sampel
V2= volume HCl untuk titrasi blanko
N = Normalitas HCl
W = berat sampel (ng)
6,25 = faktor protein
g. Ketelitian :
Harga RSD yang diperoleh maksimal 3% atau berkisar maksimal 5%
untuk dua kali ulangan. Jika kisaran lebih besar dari 5% atau RSD lebih
besar dari 3% maka analisis harus diulang kembali.
ANALISIS PENGUJIAN
148 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
149
ANALISIS PROKSIMAT
LEMBAR PRAKTIKUM
1. Tujuan Percobaan :
a. Peserta didik diharapkan memahami prinsip percobaan analisis kadar
protein metode Kjeldahl
b. Peserta didik diharapkan mengetahui peralatan pada penentuan
kadar protein dengan metode Kjedahl
c. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan cara perhitungan
analisis kadar protein dengan metode Kjelahl
2. Alat dan Bahan
a. Alat
No Nama Alat Spesifikasi/Ukuran Jumlah
3 Digestror - 1 buah
6 Buret 50 ml 1 buah
7 Erlenmeyer 100 ml 1 buah
b. Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
Sampel yang akan Sosis Sesuai prosedur
1
diuji
2 Asam sulfat pekat Pro analysis Sesuai prosedur
ANALISIS PENGUJIAN
150 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
4. Hasil Pengamatan
Kode W V1 V2
N HCl fk fp
Sampel (gram) (ml) (ml)
5. Perhitungan
Kadar protein =
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
151
ANALISIS PROKSIMAT
6. Kesimpulan
CONTOH SOAL
1. Tuliskan prinsip kerja, dan tahapan analisis kadar protein metode kjeldahl
dengan benar!
Prinsip : Penentuan kadar protein suatu sampel dengan cara destruksi,
destilasi dan titrasi.
Tahapan:
a. Protein didestruksi untuk membebaskan nitrogen menjadi ammonia.
b. Pemisahan ammonia dengan ammonia metode destilasi.
c. Metode titrasi untuk menghitung kadar nitrogen.
d. Penentuan kadar protein berdasarkan perolehan kadar nitrogen.
e. Protein pada bahan pangan rata-rata mengandung 16% nitrogen yang
artinya kadar proteinnya sebesar 100/16 atau 6,25 dikali banyaknya
kadar nirtogen.
f. Untuk protein yang berasal dri tumbuh – tumbuhan mengandung
nitrogen lebih dari 16% yang artinya factor pengali untuk menghitung
kadar protein kurang dari 6,25
ANALISIS PENGUJIAN
152 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
MATERI PEMBELAJARAN
Denaturasi protein
JELAJAH INTERNET
Kalian dapat mempelajari lebih lanjut analisis kadar protein dengan melihat
link berikut: https://youtu.be/d7gOCCudBV
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
153
ANALISIS PROKSIMAT
TUGAS MANDIRI
Salah satu metode yang digunakan dalam penentuan kadar protein adalah
metode kjeldahl. Jelaskan prinsip metode kjeldahl ini!
REFLEKSI
ANALISIS PENGUJIAN
154 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. Pilihan Berganda
Pilih satu jawaban yang benar dengan melingkari jawaban A, B, C, D atau E !
1. Karbohidrat adalah….
A. Semua senyawa yang termasuk polihidroksi aldehid dan polihidroksi
keton
B. Senyawa yang memiliki ikatan peptide
C. Senyawa polimer
D. Senyawa alcohol
E. Senyawa atsiri
5. Asam lemak jenuh yang banyak terkandung dalam minyak kelapa sawit
adalah….
A. Asam stearate
B. Asam miristat
C. Asam laurat
D. Asam palmitat
E. Asam linoleat
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
155
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
C. 56,543%
D. 56,566%
E. 56,766%
11. Di bawah ini yang bukan merupakan kondisi yang menyebabkan denaturasi
protein adalah...
A. Panas
B. Larutan urea
C. Radiasi UV
D. Bakteri
E. Asam dan basa kuat
12. Ada beberapa metode analisis lemak yaitu ekstraksi solven, non solven dan
metode intrumen. Yang termasuk metode ekstraksi solven adalah ....
A. Gerber
B. Semi-Continuous Solvent Extraction
C. Babcock
ANALISIS PENGUJIAN
156 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. Spektrofotometer
E. Kjedhal
15. Di bawah ini yang bukan merupakan jenis pelarut yang digunakan untuk
analisis kadar lemak adalah....
A. N-heksan
B. Petroleum eter
C. Benzena
D. Air
E. Kloroform
16. Teknik pemisahan campuran sampel dan pelarut dengan menggunakan corong
pisah misalnya, lalu dikocok kuat, pemisahan dengan cara sentifugasi sehingga
fase air dan pelarut organik akan terpisah. Fase air dihilangkan, serta
menguaokan pelarut sehingga diperoleh konsentrasi lemak dan bobot lemak
yang tertinggal dapat dihitung. Metode ini disebut …..
A. Semi-Continuos Solvent Extraction
B. Batch Solvent Extraction
C. Continuos Solvent Extraction
D. Accelerated Solvent Extraction
E. Supercritical Fluid Extraction
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
157
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
A. Titrasi penetralan
B. Titrasi Formol
C. Titrasi permanganometri
D. Titrasi Alkalimetri
E. Titrasi asidimetri
19. Pelarut yang bersifat non polar yang paling tepat penentuan kadar lemak pada
kemiri dengan metode solvent extraction adalah ….
A. N-heksan
B. Etil asetat
C. Asam sulfat
D. Asam klorida
E. Air
20. Dari hasil percobaan analisis kadar lemak pada keripik pisang dengan metode
solvent extraction diperoleh data: Berat sampel = 1,2002 gram; berat labu
kosong = 20,2004 gram; berat labu setelah pemanasan = 21,2002 gram. Kadar
lemak dalam keripik pisang adalah….
A. 80 %
B. 83,3 %
C. 82 %
D. 82,3 %
E. 80,3 %
21. Analisis kadar lemak dalam susu dapat dilakukan dengan metode ….
A. Metode Gerber
B. Metode Iodometri
C. Metode Permanganometri
D. Metode Kjedhal
E. Metode Biuret
22. Proses hidrolisis lemak pada analisis kadar lemak dilakukan dengan
penambahan....
A. HCl
B. Asam sulfat
C. Kalium kromat
D. Kalium Sulfat
E. Air dingin
ANALISIS PENGUJIAN
158 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
23. Dari suatu percobaan analisis kadar protein pada bakso diperoleh data sebagai
berikut ..... % N = 1,78 % ; Faktor Konversi = 6,25. Kadar protein pada bakso
tersebut adalah….
A. 11,12 %
B. 11,10 %
C. 11,15 %
D. 11,14 %
E. 11,13 %
25. Struktur protein dapat rusak dimana faktor penyebabnya adalah suhu yang
tinggi, keasaman (perubahan pH yang ekstrem), zat kimia tertentu,atau karena
pengaruh mekanik (guncangan). Ini merupakan definisi ….
A. Destilasi
B. Denaturasi protein
C. Dekstruksi
D. Titrasi
E. Alkalimetri
26. Metode analisis penentuan protein yang digunakan dalam pemisahan albumin,
globulin, prolamin dan glutenin, metode yang tepat untuk uij kualitatif maupun
kuantitatif adalah….
A. Metode elektroforesa
B. Metode Kjedhal
C. Metode Titrimetri
D. Metode Alkalimetri
E. Metode Spektrofotometri
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
159
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
28. Metode Kjeldahl, untuk menentukan kadar protein dari tepung terigu
menggunakan ….
A. SNI 3750 : 2009
B. SNI 3751: 2009
C. SNI 3752: 2009
D. SNI 3753: 2009
E. SNI 3754: 2009
29. Uji kualitatif protein antara lain dapat dilakukan dengan reaksi….
A. Biuret, ninhidrin, dan Millon.
B. Fehling, Molisch , dan Cermin perak
C. Neesler, biuret, dan cermin perak
D. Cermin perak, Fehling, dan Benedict
E. Benedict, Millon, dan Fehling
30. Perubahan warna pada reaksi biuret dengan ion tembaga yang berada dalam
larutan alkali menunjukkan perubahan berwarna....
A. Hijau, merah ros sampai merah jambu
B. Kuning, merah ros sampai merah jambu
C. Ungu, merah tua sampai merah jambu
D. Merah, hijau sampai merah jambu
E. Ungu, merah ros sampai merah jambu
B. Uraian
Jawablah secara singkat, tepat, dan jelas!
1. Apa fungsi penambahan HCl pada analisis kadar lemak?
2. Jelaskan prinsip dasar dari analisis kadar lemak metode sokletasi (soxlet
extraction)!
3. Tuliskan pelarut-pelarut yang dapat digunakan dalam analisis kadar lemak
metode ekstraksi langsung!
4. Bagaimana tahapan proses analisis protein dan fungsinya dengan singkat?
5. Apa yang dimaksud dengan faktor pengenceran pada analisis protein?
ANALISIS PENGUJIAN
160 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
DAFTAR
PUSTAKA
Afriani Herliani Leni, Dr,Ir..2014. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi Revisi. Bandung:
Alfa Beta.
Anonim, BSE..2008.Kimia Analitik Terapan untuk SMK kelas XI. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Anonim. BSE.. 2008. Teknik Pengambilan contoh untuk SMK kelas XI. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Afrianto, Eddy.dkk. BSE.. 2008 Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan untuk SMK
Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Anwar,Hadi.2015. Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta: Erlangga.
Harper,Harold A.Ph.D 1979. Biokimia, Review of Physiological Chemistry, Edisi Tujuh
Belas.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Kadri, A, Noemadi, Lubis Joserizal. 2004 , Praktikum Kimia Organik. Medan: Bagian
Kimia Fakultas Kedokteran UISU.
Ketaren,S..1986). Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.
Lustiyati Elisabeth Deta, Farida Jauharotul, dan Sugiyarto.2009. Aktif Belajar Kimia
untuk SMA dan MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Nurdiani,Dian,Ir,M.Si..2017. Modul Pelatihan PKB Guru Pertanian, Moda Tatap
Muka, Mata Pelajaran Kimia Analisis Terapan.Jakarta: P4TK Pertanian, Direktorat
Jenderal Guru Dan Tenaga Pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Yenrina Rina,Ir,M.Si..2015.Metode Analisis Bahan Pangan dan Komponen Bioaktif.
Padang: Andalas University Press.
Anonim.2017. “Kadar abu”, Diunduh pada 2 November 2019 pukul 22.00 WIB. http://
s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33855826/KADAR_ABU.docx
SNI 19-0429-1989. Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semipadat
SNI 19-0428-1998. Petunjuk Pengambilan Contoh Padatan
SNI 3751 : 2009. Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan
SNI 3556 : 2010 Garam konsumsi beryodium
SNI 3551: 2012 Mie Instant
Anonim. 2019.Populasi Makanan. https://tugassekolah.co.id/2019/08/kepadatan-
populasi-manusia-dan-ketersediaan-bahan-makanan.html
Anonim.2017.Sumber Protein. https://www.kompasiana.com/
budira89/59eb12e7c226f932964ea3a2/apa-itu-protein-bagaimana-cara-
mendapatkannya?page=all diunduh 6 januari 2020 pukul 10.00 wib.
Anonim. 2018. Penentuan Kadar Abu. http://www.jagadkimia.com/2018/01/
penentuan-kadar-abu.html diunduh 6 januari 2020 pukul 9.00 wib.
Anonim. 2015. Populasi bentuk Curah. https://www.pertanian.go.id/
home/?show=news&act=view&id=2142 diunduh 6 januari 2020 pukul
12.25 wib.
Anonim.2018. Labu Kjeldahl. http://www.labsmk.com/2017/09/fungsi-labu-kjeldhl-
kjeldahl-flask.html diunduh 15 November 2019 pukul 12.00
Anonim. 2018.Organic Mini Watermelon. https://www.amazon.com/Organically-
Grown-Organic-Watermelon-Seedless/dp/B00286OOR4. diunduh 04
Januari 2020 pukul 17.54 wib.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
161
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
ANALISIS PENGUJIAN
162 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
DAFTAR
PUSTAKA
Puru Puru.2017).Inilah waktu yang tepat untuk minum air putih agar lebih sehat” ,
http://nulis.co.id/?p=156045 .diunduh 27 November 2019 pukul 16.55 wib.
Richter, Edward Bruce.1996.Schematic of Accelerated Solvent Extraction. https://www.
researchgate.net/figure/Schematic-of-accelerated-solvent-extraction-ASE-
system_fig1_280745785.diunduh 27 November 2019 pukul 16.25 wib.
Rizky, Maulandy.2019.Makin mendunia, ekspor kopi kintamani naik 44 persen.https://
www.liputan6.com/bisnis/read/4084679/makin-mendunia-ekspor-kopi-
kintamani-naik-44-persen .diunduh 27 November 2019 pukul 16.30 wib.
Rizka, Ajeng.2018).10 Perbedaan Mentega dan Margarin. https://www.hipwee.com/
feature/10-perbedaan-mentega-dan-margarin-udah-jadi-kebiasaan-asal-
sebut-padahal-beda-banget/.diunduh pada tanggal 27 November 2019 pukul
22.10 wib.
Sulastry Sanory, Mery.2019.Lemak-Struktur, Sumber, dan Fungsinya. https://sel.co.id/
lemak-stuktur-sumber-dan-fungsi-lemak/.diunduh 27 November 2019 pukul
21.35 wib.
Nurdiani Dian,Ir,M.Si..2018.Tabel Penetapan Gula Menurut Luff Schoorl” , Modul Analisis
Proksimat, PPPPTK Pertanian Cianjur.Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Anonim, BSE.. 2008. Tabel Jumlah Sampel yang Harus Diambil” dan “Tabel Jumlah
Kemasan Kecil yang Harus Diambil dari Jumlah yang Ada“, Kimia analitik terapan
untuk SMK kelas XI. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Nurdiani, Dian,Ir,M.Si..2018). Tabel Kebutuhan Contoh Uji Beberapa Produk” “Tabel
Kadar abu beberapa bahan pangan” , “Tabel Berat bahan untuk pengabuan” ,
“Tabel Faktor Konversi N Beberapa Bahan Pangan”dan “Tabel Persen kehilangan
garam selama pengabuan” Modul Analisis Proksimat, PPPPTK Pertanian
Cianjur. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Pendidikan, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
SNI 19-0428-1998. Tabel Jumlah Sampel yang Harus Diambil, Tabel Jumlah Kemasan
Kecil yang Harus Diambil dari Jumlah yang Ada, Tabel Jumlah Kemasan Kecil
yang Diambil untuk Setiap Karton.
SNI 3556: 2010. Tabel berat bersih ≤ 1 kg, Tabel berat bersih antara 1 kg - 4,5 kg, Tabel
berat bersih ˃ 4,5 kg, Tabel berat bersih ≤ 1 kg, Tabel berat bersih antara 1 kg -
4,5 kg, Tabel berat bersih ˃ 4,5 kg
SNI 19-0429-1989.Tabel Peralatan Pengambilan Sampel Cairan, Tabel Penentuan
Titik-titik Pengambilan Sampel Cairan pada Tangki dan Tabel Ukuran Sampel
dalam Kemasan Drum.
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
163
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
ANALISIS PENGUJIAN
164 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
165
ANALISIS PROKSIMAT ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
BIODATA PENULIS 1
ANALISIS PENGUJIAN
166 LABORATORIUM
ANALISIS PROKSIMAT
BIODATA PENULIS 2
ANALISIS PENGUJIAN
LABORATORIUM
167
ANALISIS PROKSIMAT
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
00 OO
ANALISIS PENGUJIAN
168 LABORATORIUM