LAPORAN SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik
(S.Tr.T) di Program Studi Teknik Energi Terbarukan Jurusan Teknik
oleh
Ahmad Dzaky Maulana
NIM H41160189
i
SURAT PERNYATAAN
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTNGAN
AKADEMIS
Dibuat di : Probolinggo
Pada Tanggal : 1-08-2020
Yang Menyatakan,
iii
MOTTO
iv
PERSEMBAHAN
v
Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan Jumlah Katup Buang Terhadap Variasi
Aliran Pada Pompa Hidram Model T. Mokhammad Nuruddin, ST, M.si
(Pembimbing I)
ABSTRAK
vi
RINGKASAN
Air mrupakan kebutuhan penting bagi manusia. Namun pada daerah tertentu
sulit untuk mendapakan air bahkan memerlukan usaha lebi untuk mendapatkannya
terutama masyarakat yang bermukim ditempat yang lebih tinggi yang sumber airnya
berada di bawah. Dalam hal ini penggunaan pomp air dapat membantu masyarakat
untuk mendapatkan air lebih mudah. Pompa air yang tersedia saat ini banyak
menggunakan bahan bakar minyak dan listrik sebagai sumber energinya. Untuk itu
perlu adanya konservasi energi yaitu menghemat penggunaan energi namun tetap
mendapat manfaat yang sama. Pompa hidram menjadi solusi sebagai pompa air tanpa
listrik dengan syarat harus ada ketinggian
untuk mengalirkan air.
Metode yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan menambah jumlah
katup limbah dan memvariasi diameter pipa udara 3 inci, dan 4 inci dengan masing-
masing head output 9 meter. Data yang diambil meliputi debit, tekanan pada tabung,
ketukan pada katup limbah, kecepatan aliran pada pipa masuk, efisiensi dan
perhitungan head loss.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa jumlah katup limbah dan
variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci memiliki pengaruh terhadap debit,
tekanan tabung, ketukan pada katup, efisiensi. Debit output tertinggi terdapat pada
pompa hidram 3 klep limbah dipararel model T dengan variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci yaitu 1,954 liter/detik, dan 2,315 liter/detik, terdapat tekanan 1 bar,
menghasilkan ketukan pada katup 78 permenit dan 83 permenit, dan memiliki
vii
efisiensi 27,714% dan 32,700%. Debit output pada pompa hidram 2 klep limbah
diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci yaitu 1,781 liter/detik dan
2,309 liter/detik, terdapat tekanan 0,80 bar, dan 0,93 bar, menghasilkan ketukan pada
katup 78 permenit dan 85 permenit, dan memiliki efisiensi 32,217% dan 49,337%.
Debit Output pada pompa hidram 1 klep limbah dengan variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci yaitu 1,125 liter/detik dan 1,179 liter/detik, terdapat tekanan 0,80 bar
dan 0,82 bar, menghasilkan ketukan pada katup 110 permenit dan 112 permenit, dan
memiliki efisiensi 33,572% dan 31,807%.
viii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Skripsi. Sholawat dan salam Penulis kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarga beliau yang telah
memberikan tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Laporan skripsi ini disusun berjudul “Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan
Jumlah Katup Buang Terhadap Variasi Aliran Pada Pompa Hidram Model T’’
Laporan Skripsi ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Sains Terapan, Teknik (S.Tr.T). Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan praktek kerja lapang dengan baik.
2. Saiful Anwar, S.Tp.Mp selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
3. Mokhammad Nuruddin, ST. M.Si selaku ketua Jurusan Teknik.
4. Yuli Hananto, S.T. M.Si selaku ketua Program Studi Teknik Energi Terbarukan.
5. Mokhammad Nuruddi, ST. M.Si selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapang
Akademik.
6. Seluruh dosen maupun staf pengajar yang lain karena telah mengajarkan banyak
memberikan ilmu serta membantu penulis memahami materi kuliah semasa
perkuliahan.
7. Teman Seperjuangan mahasiswa D-IV Teknik Energi Terbarukan serta semua
pihak yang telah membantu pelaksanaan maupun penulisan laporan ini.
8. Bapak dan Ibu beserta keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan do’a
dukungan dan semangat.
9. Teman Kontrakan yang telah membantu pelaksanaan maupun penulisan laporan
ini.
10. Indri Rodiyatun Ni’mah Amd.P yang sudah memberi motivasi serta dukungan .
ix
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan, kritikan yang membangun dan dapat
bermanfaat bagi Politeknik Negri Jember maupun bagi pembaca lainnya.
Penulis
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA ...................................................... ii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ......................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
PRAKATA ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
xi
2.4 Prinsip Kerja Pompa Hidram .................................................. 8
2.5 Proses Palu Air ........................................................................ 11
2.6 Faktor Penting Pompa Hidram ................................................ 12
2.7 Energi dan Aliran .................................................................... 13
2.8 Debit Pompa ............................................................................ 16
2.9 Efisiensi Pompa Hidram ......................................................... 17
2.10 Penelitian Terdahulu Mengenai Pompa Hidram ..................... 17
2.11 Kerugian Aliran dalam Pipa .................................................... 18
2.11.1 Kerugian Karena Geekan Dalam Pipa ........................ 18
2.11.2 Kerugian Dalam Jalur Pipa ........................................ 18
2.12 Aliran Laminer dan Turbulen .................................................. 19
2.13 Pengertian Head ....................................................................... 19
2.14 Kerugian Head ......................................................................... 20
2.14.1 Kerugian Head Loss Mayor ......................................... 20
2.14.2 Kerugian Head Loss Minor .......................................... 20
xii
3.5 Parameter Pengamatan ............................................................ 26
3.6 Analisa Data dan Pembahasan ................................................ 27
LAMPIRAN .................................................................................................... 43
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Skema Pompa Hidram Saat Akselerasi .................................................... 9
2.2 Skema Pompa Hidram Saat Kompresi ................................................................ 10
2.3 Skema Pompa Hidram Saat Pemompaan ................................................................. 10
2.4 Skema Pompa Hidram Saat Recoil ........................................................................... 11
2.5 Peristiwa Water Hamer ................................................................................................ 12
3.1 Proses Penelitian Dihasilkan Dalam Bentuk Diagram Aliran ................................ 23
3.2 Rancangan Pompa Hidram Dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah............ 25
3.3 Skema Instalasi Pompa Hidram Untuk Pengujian Penambahan Jumlah Katup
Limbah Pada Beberapa Variasi Diameter Pipa Udara............................................. 26
4.1 Hasil Rakitan Pompa Hidram a) Dengan 1 Katup Limbah b) Dengan 2 Katup
Limbah Diseri c) Dengan 3 Katup Limbah Dipararel Model T ............................. 28
4.2 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit Total
Pompa Hidram............................................................................................................... 29
4.3 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit
Limbah Pompa Hidram ............................................................................................... 31
4.4 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit Output
Pompa Hidram ............................................................................................................... 33
4.5 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Ketukan
Katup Limbah.................................................................................................................. 34
4.6 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Tekanan
Pada Pompa Hidram ...................................................................................................... 36
4.7 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Laju
Aliran Dalam Pipa .......................................................................................................... 37
4.8 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Efisiensi
D’Aubuision Pompa Hidram ........................................................................................ 38
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvi
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
3. Bagaimana perbandingan antara satu katup diseri, dua katup diparalel dan tiga
katup di paralel berbentuk T terhadap tekanan pada pompa hidram?
1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengtahui pengaruh penambahan jumlah katup terhadap kinerja pompa hidram
pada beberapa variasi head ouput meliputi debit ketukan pada katup, tekanan
tabung, kecepatan aliran, dan efisiensi.
2. Mengetahui kinerja pompa hidram meliputi debit output, debit limbah, ketukan
pada katup, tekanan tabung, dan efisiensi pada variasi head output sembilan
meter.
3. Mengetahui perbandingan antara satu katup diseri, dua katup diseri, dan tiga
katup diparalel berbentuk T terhadap debit output dan efisiensi pompa hidram.
1.4 Manfaat
1. Sebagai solusi alternatif pompa hemat energi terutama untuk daerah yang susah
dan jauh dari sumber air.
2. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Hasil rancangan bisa dijadikan bahan acuan untuk pembangunan Hidram di
daerah tertentu jika dinyatakan layak.
4. Untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang melakukan
kegiatan pertanian.
2.1 Pompa
Pompa adalah peralatan mekanis untuk mengubah energi mekanik dari mesin
penggerak pompa menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu memindahkan
fluida ke tempat yang lebih tinggi elevasinya. Selain itu, pompa juga dapat digunakan
untuk memindahkan fluida ke tempat lain dengan tekanan yang lebih tinggi atau
memindahkan fluida ke tempat lain dengan jarak tertentu. Pompa dapat
diklasifikasikan dalam dua macam, yaitu:
1. Pompa Perpindahan Positif
Pada pompa perpindahan positif energi ditambahkan ke dalam fluida kerja
secara periodik oleh suatu daya yang dikenakan pada satu atau lebih batas (boundary)
sistem yang dapat bergerak. Pompa perpindahan positif dapat dibagi menjadi:
a. Pompa Torak (Reciprocating Pump)
b. Pompa Putar (Rotary Pump)
c. Pompa Difragma (Diaphragm Pump)
2. Poma Dinamik
Pada pompa dinamik proses penambahan energi ke dalam fluida kerja
dilakukan secara kontinyu untuk menaikkan kecepatan fluida di sisi isap. Kemudian
dilakukan penurunan kecepatan fluida dibagian sisi keluar pompa untuk mendapatkan
energi tekan. Pompa dinamik dapat dibagi menjadi:
a. Pompa Sentrifugal (Cetrifugal Pump)
- Pompa aliran radial (Radial Flow)
- Pompa aliran aksial (Axial Flow)
- Pompa aliran campuran (Mixed Flow)
b. Pompa Jenis Khusus (Special Pump)
- Jet Pump
- Pompa Gas Lift (Gas lift Pump)
4
5
akan memberikan hasil yang memuaskan dalam batas-batas diameter panjang yang
luas.
Setelah memperkirakan tempat tangki pemasukan, saluran pemasukan dan
tempat pemasangan pompa yang memberikan tinggi jatuh vertikal dan aliran yang
maksimal (Herlambag dan Wahjono, 2006).
Katup limbah yang ringan dan gerakannya pendek akan memberikan pukulan
atau denyutan yang lebih cepat dan menyebabkan hasil pemompaan lebih besar pada
ketinggian rendah. Penelitian mengenai bentuk dari katup limbah masih kurang,
tetapi pada saat ini jenis katup kerdam yang dilengkapi dengan per tetapi belum
diketahui apakah hal tersebut meningkatkan efisiensi ram, yang jelas jenis ini
menghindari pemakaian (Sliding Bearing) dari siklus ram, memungkinkan aliran air
secara tetap melalui pipa penghantar dan kehilangan tenaga karena gesekan
diperkecil. Jika ruang udara penuh air, ram akan bergetar dan mengakibatkan ruang
udara pecah. Jika hal ini terjadi ram harus diberhentikan dengan segera.
Beberapa ahli menyarankan bahwa volume ruang udara harus sama dengan
volme air dalam pipa penghantar. Pada pipa penghantar yang panjang hal ini akan
membutuhkan ruang udara yang telalu besar dan untuk itu sebaiknya dirancang ruang
udara dengan ukuran kecil (Herlambang dan Wahjono, 2006).
4. Tabung Udara
Tabung udara digunakan untuk memampatkan udara didalamnya dan untuk
menahan tekanan dari siklus ram. Selain itu dengan adanya tabung udara
memungkinkan air melewati pipa penghantar secara kontinyu tabung udara tidak
boleh bocor karena akan berakibat air akan memenuhi tabung udara dan tabung tidak
bisa bekerja. Bebrapa ahli berpendapat volume tabung harus dibuat sama dengan
volume pipa penghantar.
5. Katup Pengahantar (Delivery Valve)
Katup Penghantar harus mempunyai lubang besar, sehingga memungkinkan
air yang dipompa memasuki ruang udara tanpa hambatan pada aliran. Katup ini dapat
dibuat dengan bentuk yang sederhana yang dinamakan katup searah (Non Return).
Katup ini dibuat dari karet dan bekerja seperti pada katup kerdam.
6. Katup Udara (Air Valve)
Katup Udara merupakan Udara yang tersimpan dalam ruang udara diisap
perlahan-lahan oleh turbulensi air yang masuk melalui katup pengantar dan hilang
8
kedalam pipa penghantar. Udara ini harus diganti dengan udara baru melalui katup
udara. Katup udara harus disesuaikan, sehingga mengeluarkan semprotan air yang
kecil setiap terjadinya denyut kompresi.
Jika Katup Udara terbuka terlalu besar, maka ruang udara terisi dengan udara
dan, ram akan memompa udara . Jika Katup kurang terbuka, Sehingga tidak
memungkinkan masuknya udara tidak cukup banyak maka ram akan bergetar.
Keadaan ini harus diperbaiki dengan memperhatikan besar lubang udara
(Herlambang dan Wahjono,2006).
7. Bak Sumber Air
Bak sumber air atau penampang air digunakan untuk menampung air yang
akan menuju pipa masuk. Pada instalasi aliran sungai umumnya dibuatkan satu bak
penampung khusus untuk dipasang pipa masuk dan filter agar tidak ada kotoran yang
masuk ke pompa hidram.
8. Bak Penampungan
Bak penampungan air digunakan untuk menampung air yang telah dipompa
naik oleh pompa hidram. Sehingga dapat digunakan oleh masyrakat untuk memenuhi
kebutuhan air.
terbuka dan air masuk ke tabung udara. Skema pada saat kompresi ditampilkan pada
Gambar.
Pada hentakan balik (recoil) ada sedikit udara yang masuk ke dalam hidram
melalui katup udara. Tekanan dibawah katup limbah berkurang dan karena beban
katup limbah itu sendiri maka katup limbah kembali turun dan terbuka. Tekanan air
pada pipa kembali ke statis sebelum siklus berikutnya terjadi. Skema pada recoil
ditaampilkan pada gambar.
Peristiwa palu air (water hammer) terjadi pada jaringan pipa dengan sistem
pengaliran tertekan. Peristiwa tersebut berupa perubahan tekanan yang terjadi karena
perubahan kecepatan aliran didalam pipa secara mendadak, misalkan karena
penutupan katup, perubahan beban pada hidraulik , dan sebagainya. Tekanan palu air
tersebut merambat sepanjang jaringan pipa dengan kecepatan suara. Untuk
menghindari rusaknya pipa atau peralatan hidrulik lainnya, maka sistem jaringan
pengaliran tertekan harus dirancang untuk menerima tekanan oleh palu tersebut
merupakan pengaliran tak tetap (transient flow).
12
adalah kenaikan tekanan akibat palu air dengan satuan meter. V adalah kecepatan
aliran (m/s). L adalah panjang pipa pemasukan (m). g adalah gravitasi bumi yaitu
9.81 m/ . t adalah waktu penutupan katup limbah (detik). (Arianta, 2010).
Ep adalah energi potensial (joule). adalah massa jenis (kg/ ). g adalah gravitasi
bumi (m/ ). h adalah ketinggian (m).
Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh
kecepatan yang dimlikinya. Energi kinetik dapat dirumuskan sebagai:
Ek = m …………………………………………………………………………(2.3)
Ek adalah energy kinetik (joule). m adalah massa (kg). v adalah kecepatan (m/s).
Enegi tekan disebut juga dengan energi aliran. Energi aliran adalah jumlah
kerja yang ditentukan untuk memaksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak
tertentu dan berlawanan dengan fluida. Besarnya energi tekan dirumuskan sebagai:
Ef = p.A.L…………………………………………………………………………(2.4)
14
Ef adalah energi tekan (joule). p adalah tekanan yang dialami oleh fluida (N/ ). A
adalah luas penampag aliran ( ). L adalah panjang pipa (meter).
E = Wz + . + …………………………………………………………….(2.6)
Head adalah suatu bentuk energi yang dinyatakan dalam satuan panjang (m)
dalam SI. Head terdiri dari head ketinggian (Z), head kecepatan ( ), dan head
tekanan. Head ketinggian menyatakan energi potensial yang dibutuhkan untuk air
setinggi (m) kolom air, head kecepatan menyatakan energi kinetik yang dibutuhkan
untuk mengalirkan air setinggi (m) kolom air, sedangkan head tekanan adalah suatu
energi aliran dari (m) kolom air yang memiliki berat sama dengan tekanan dari kolom
(m) air tersebut.
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head
(H) dengan membagi masing masing variabel disebelah kanan persamaan dengan W
(berat jenis fluida) sehingga didapat
H=z+ + ……………………………………………………………………...(2.7)
Hp = ……………………………………………………………………...(2.8)
Hp adalah kenaikan head tekan (m). v adalah kecepatan aliran air dalam pipa
sebelum katup menutup (m/dt). adalah kecepata aliran air dala pipa setelah katup
menutup. c adalah kecepatan gelombang suara didalam air (m/dt) = 1440 (m/dt)
(David dan Edward, 1985).
Dari persamaan Bernoulli dapat dicari tekanan air yang bekerja pada saat
menekan katup, yaitu:
Pv = .g ( - )……………………………………………………………...(2.9)
Pv adalah tekanan air pada katup (N/ ). adalah head loss total pada saluran
penggerak (m). adalah head sumber air (m). adalah massa jenis air (kg/ ). g
adalah gaya gravitasi (m/ ).
= . = . . ……………………………………………………….(2.10)
adalah gaya percepatan air di dalam pipa penggerak (N). adalah massa air yang
dipercepat (kg). adalah percepatan aliran dalam pipa penggerak (m/ ).
adalah massa jenis air (kg/ ). adalah panjan pipa penggerak (m). adalah luas
penampang pipa penggerak ( ).
16
Akibat Head dari sumber air ( ), air dalam pipa penggerak akan mengalami
percepatan dan keluar melalui katup. Percepatan tersebut dapat ditentukan dari
persamaan berikut:
–f . - ∑ (K ) = …………………………………………………..(2.11)
adalah percepatan aliran air dalam pipa penggerak (m/ ). adalah head
sumber air (m). L adalah panjang pipa penggerak (m). adalah diameter pipa
penggerak (m). v adalah kecpatan aliran air dalam pipa penggerak (m/dt). K adalah
koefisien kerugian perlengkapan pipa. f adalah koefisien gesek pipa. g adalah
gravitasi bumi ( ⁄ )
Gaya percepatan aliran ini cukup untuk memulai menutup katup. Katup
menutup jika gaya seret (drag) dan gaya tekan didalam air sama dengan berat katup.
= . . . ………………………………………………………………….(2.12)
adalah gaya seret pada katup (N). adalah koefisien seret pada katup = 1.2
untuk silinder eleptik. adalah kecepatan aliran air dalam pipa penggerak (m/dt).
adalah luas penampang katup ( ). g adalah percepatan gravitasi bumi (m/ ).
Q = A. v…………………………………………………………………………(2.14)
Q adalah debit aliran air ( /s). V adalah volume aliran ( ). A adalah luas
penampang ( ). t adalah waktu (detik).
17
= 100………………………………………………………………..(2.15)
tinggi 60 cm dan panjang pipa masuk 10 meter. Debit maksimum yang dihasilkan
2,08 liter/menit.
Konsep penelitian yang dilakukan kali ini yaitu membandingkan kinerja
pompa hidram dengan menggunakan satu katup limbah, dua katup limbah, dan tiga
katup limbah yang disusun seri, pararel maupun dalam bentuk T pada ketinggian
head output 7 meter, 8 meter, 9 meter dengan head input 1,83 meter dengan
menggunakan pompa hidram dengan ukuran 2 inci.
= ……………………………………………………………..(2.16)
adalah kerugian gesek dalam pipa (m). f adalah koefisien gesek pipa. L adalah
panjang pipa (m). d adalah diameter pipa (m). v adalah kecepatan rata-rata aliran
dalam pipa (m/dt). g adalah percepatan gravitasi (m/ )
= ……………………………………………………………………...(2.17)
Re = …………………………………………………………………………...(2.18)
dalam SI. Head terdiri dari head ketinggian (Z), head kecepatan ( ), dan head
kinetik yang dibutuhkan untuk mengalirkan air setinggi (m) kolom air, sedangkan
head tekanan adalah suatu energi aliran (m) dari kolom air tersebut.
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan (H) dengan
membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W (berat jenis
fluida) sehigga dapat
H=z+ + …………………………………………………………………….(2.21)
H adalah total energi (meter). z adalah head ketinggian. adalah head kecepatan.
hf = …………………………………………………………………………(2.21)
hf adalah kerugian head mayor (m). f adalah faktor gesekan (dapat dicari dengan
diagram moody). L adalah panjang pipa (m). d adalah diameter (m). v adalah
kecepatan aliran fluida (m/s). g adalah gravitasi bumi (m/s2).
hm = ∑ n.k. ……………………………………………………………………(2.22)
hm adalah head loss minor (m). n adalah jumlah kelengkapan pipa. k adalah koefisien
kerugian.
BAB 3. METODELOGI PENELITIAN
22
23
menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan dalam penelitian. Tahap keempat yaitu
merakit dan menyiapkan instalasi pompa hidram. Tahap kelima yaitu melakukan
pengujian kinerja pompa hidram dengan penambahan jumlah katup limbah pada
beberapa variasi head. Pada penelitian ini juga dilakukan perbandingan diameter pipa
udara 3 inci dan 4 inci, dan pengambilan data debit output pompa hidram setinggi 9
meter. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisa data dan pembahasan atas data
yang didapat dari penelitian.
Gambar 3.2 Rancangan Pompa Hidram Dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah.
26
Gambar 3.3 Skema Instalasi Pompa Hidram Untuk Pengujian Penambahan Jumlah
Katup Limbah Pada Beberapa Variasi Diameter Pipa Udara.
a b c
Gambar 4.1 Hasil Rakitan Pompa Hidram a) dengan 1 katup limbah. b) dengan 2
katup limbah diseri. c) dengan 3 katup limbah di paralel berbentuk T.
4.2 Debit Pompa Hidram dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah Pada
Variasi Head Output
28
29
Debit adalah banyaknya volume air yang dapat lewat per satuan waktu. Debit
juga merupakan laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang per satuan
waktu. Pada pompa hidram terdapat debit Output dan debit total.
Gambar 4.2 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Total Pompa Hidram
Gambar 4.3 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Limbah Pompa Hidram.
hidram sedangkan katup limbah yang dipararel alirannya akan terpisah. Air yang
masuk pada pompa 2 katup limbah diseri tekanannya akan lebih besar karena
alirannya satu arah sehingga ketika mencapai tekanan tertentu akan mengangkat
beban katup. Oleh karena itu tekanan yang lebih besar maka proses terbukanya katup
berlangsung lebih cepat sehingga air yang keluar akan lebih banyak permenitnya.
Pada pompa 3 klep dipararel model T air akan menuju ke katup sehingga aliran air
akan menekan katup sendiri sendiri. Oleh karena itu tekanannya lebih kecil sehingga
beban yang terangkat menjadi lebih lama dan debit air yang terbuang lebih banyak di
banding 2 katup yang diseri.
Gambar 4.4 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Output Pompa Hidram.
katup hantar terbuka dan mendorong air masuk menuju pipa udara, sebaliknya ketika
katup limbah terbuka maka katup hantar menutup. Saat katup limbah terbuka inilah
sebagian yang tidak terpompa akan keluar. Peristiwa terbuka dan tertutupnya katup
limbah ini terjadi berulang ulang setiap periode siklus. Ketukan katup limbah
dipengaruhi oleh beban pada katup itu sendiri. Ketika beban yang diberikan terlalu
ringan maka katup akan susah untuk terbuka. Ketika beban yang diberikan terlalu
berat maka katup akan sulit menutup.
Gambar 4.5 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Ketukan Katup Limbah.
hidram pompa hidram 2 dan 3 katup limbah. Pompa hidram 2 katup limbah dan 3
katup limbah memiliki beban 2 dan 3 kali lipat oleh karena itu butuh debit dan
tekanan air yang lebih besar untuk menutup dan membuka beban.
Naiknya head output juga dapat mempengaruhi jumlah ketukan pada katup
limbah. Hal ini terjadi karena dengan naiknya head output, tekanan dalam tabung
akan semakin besar sehingga air yang masuk melalui katup penghantar tidak
maksimal dan air akan terbuang melalui katup limbah sehingga ketukan pun akan
bertambah seiring meningkatnya debit limbah (Arianta 2010).
Gambar 4.6 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Pipa Udara Terhadap
Tekanan Pada Pipa Udara Pompa Hidram.
Gambar 4.7 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Pipa Udara Terhadap
Laju Aliran Dalam Pipa.
dipararel model T dengan variasi 3 inci dan 4 inci terdapat aliran 0,700 m/detik;
0,723 m/detik.
Gambar 4.8 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Terhadap Efisiensi D’Aubuision Pompa Hidram.
dengan kedua katup dan tiga katup limbah lebih banyak dari pada menggunakan
katup limbah.
Berdasarkan Gambar 4.8 juga dapat dilihat bahwa efisiensi pompa berkurang
seiring bertambahnya head output. Ini terjadi karena seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa ketika head output semakin tinggi maka tekanan semakin tinggi
sehingga air akan sulit terpompa dan akhirnya keluar melalui katup limbah.
Gambar 4.8 merupakan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah
dan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terhadap efisiensi pompa hidram.
Pada pompa hidram satu klep limbah dengan variasi 3 inci dan 4 inci terdapat
efisiensi pompa hidram 33,572%; 31,807%. Pada pompa Hidram dua katup limbah
diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terdapat efisiensi pompa
hidram 32,21%; 49,337%. Pada pompa hidram tiga klep limbah dipararel model T
dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci terdapat efisiensi pompa hidram 27,714%;
32,700%.
hitung dengan rumus hf = f . Head Loss Mayor pada pompa hidram hanya
dihitung sepnjang pipa masuk, tidak termasuk pada badan pompa. Data head loss
mayor pompa hidram dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Data Perhitungan Head Loss Mayor Pada Pipa Masuk Pompa Hidram.
Pompa Head (m) Re f V2/2g L/d Hf/m
Hidram
1 katup 9 1120,958 0,0307 0,0178 2,8125 0,0015
40
Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa Reynold number dari semua
variasi lebih dari 4000. Hal ini menunjukkan bahwa aliran dalam pipa masuk bersifat
turbulen. Dari nilai Reynold tersebut maka dapat dicari koefisien gaya gesek.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa koefisien gaya gesek terbesar yaitu pada
pompa hidram 3 katup limbah. Perbedaan kerugian gesek mayor dipengaruhi oleh
kecepatan aliran dalam pipa dan perbandingan panjang pipa terhadap diameter pipa
yang digunakan. Semakin besar kecepatan dalam maka head loss mayor semakin
besar. Semakin besar perbandingan pipa dan diameter pipa maka head loss mayor
semakin besar.
4.7.2 Head Loss Minor Pada Pengujian Jumlah Katup Limbah dan Variasi
Diameter Pipa Udara.
Perhitungan head loss minor dilakukan pada pipa masuk dan pipa keluar.
Namun dalam pengujian ini karena tidak terdapat elbow dan Gate valve pada pipa
masuk, dikarenakan pipa masuk langsung di sambung pada pipa aliran mata air yang
ada di sungai untuk pengairan masyarakat.
Tabel 4.2 Kelengkapan Pipa Keluar.
Kelengkapan Pipa n k nk
Knee 1 0,75 0,75
Gate Valve 1 0,17 0,17
41
Tabel 4.3 Data Perhitungan Head Loss Minor Pengujian Penambahan Jumlah Katup
Limbah Pada Variasi Diameter Pipa Udara.
Pompa Hidram Head (m) ∑nk /2g Hm (m)
1 klep limbah 9 0,92 0,0178 0,016376
9 0,92 0,0187 0,017204
2 klep diseri 9 0,92 0,0283 0,026036
9 0,92 0,0367 0,033764
3 klep dipararel 9 0,92 0,3100 0,028520
model T
9 0,92 0,0368 0,0335856
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
diameter pipa udara dan jumlah katup buang terhadap variasi aliran pada pompa
hidram model T:
1. Debit output, debit limbah meningkat seiring bertambahnya jumlah katup limbah
dan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci. Dari debit output 1 klep limbah
ke debit ouput 2 klep limbah diseri dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci
terjadi peningkatan 47% dan 48%. Dari debit output 2 klep limbah diseri ke 3
klep limbah dipararel model T dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4
inci terjadi peningkatan 49% dan 48%. Debit limbah 1 klep limbah ke debit
limbah 2 klep diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi
peningkatan 33% dan 34%. Sedangkan dari debit limbah 2 klep diseri ke 3 klep
debit limbah dipararel dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi
peningkatan 45% dan 45%.
2. Efisiensi pompa hidram semakin meningkat seiring bertambah besarnya
diameter pipa udara, namun ketukan pada tabung semakin menurun seiring
bertambahnya jumlah katup limbah. jumlah ketukan pompa hidram dari 1 klep
limbah ke 2 klep limbah dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci
terjadi penurunan 59% dan 57%. Jumlah ketukan dari 2 klep limbah diseri ke 3
klep limbah dipararel model T terjadi penurunan 41% dan 45%. Sedangkan
efisiensi pompa hidram dari 1 klep limbah ke 2 klep limbah diseri dengan variasi
diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi kenaikan 47% dan 48%. Efisiensi
pompa hidram dari 2 klep limbah diseri ke 3 klep limbah di pararel model T
dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4inci terjadi kenaikan 50% dan
48%.
42
43
5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitin ini adalah:
1. Pastikan semua sambungan rapat agar tidak terjadi kebocoran yang dapat
mengurangi dan mengganggu kinerja pompa hidram.
2. Pengambilan data sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih seperti
penggunaan flow meter.
3. Sebaiknya carilah sumber mata air yang elefasinya tinggi dan keluaran airnya
stabil agar kinerja pompa hidram semakin maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmadi, A.N., dan M.T. Qurohman. 2017. Optimasi Desain Rancang Bangun
Pompa Hidram. Jurnal Infotekmesin, Vol 8, No. 1.
Arianta, A.N. 2010. Pengaruh Variasi Ukuran Tabung Udara Terhadap Unjuk Kerja
Sebuah Pompa Hidram. Skiripsi. Teknik Mesin Universitas Gajah Mada.
Cahyanta, Y.A., dan I. Taufik. 2008. Studi Terhadap Prestasi Pompa Hidraulik Ram
dengan Variasi Beban Katup Limbah. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram
Vol.2, No. 2.
Candrika, M. 2014. Rancang Bangun dan Pengukuran Debit Pompa Hidram Pada
Ketinggian Permukaan Sumber Air 0.3 Meter dengan Sudur Kemiringan Pipa
Penghantar 0 Derajat. Tugas Akhir. Diploma III Teknik Mesin Universitas
Diponegoro.
Hanafie, J., dan H.D. Longh. 1979. Teknologi Pompa Hidraulik Ram Buku Petunjuk
Pembuatan dan Pemasangan. PTP-ITB Ganesha, Bandung.
Jafri, M., Gusnawati dan A. Banamtuan. 2016. Analisa Beda Tinggi Katup dan
Variasi Diameter Pipa Inlet Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram Ukuran 2
Inchi. Jurnal Lontar Teknik Mesin Undana, Vol 3, No. 1.
Kahar. 2017. Pengaruh Jumlah Katup Hisap dan Katup Buang Terhadap Kinerja
Pompa Hidram. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 5, No. 2. Hal. 92-102.
Mohammed, S.N. 2007. Design and Contuction of A Hydraulic Ram Pump. Leonardo
Electronic Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 5 No. 2 Hal. 92-102.
Najib, U. 2017. Analisis Debit Pompa Hidram Dengan Pipa Paralon Satu Output,
Dua Output, Tiga Output Dengan Diameter Pipa ¾ Inch. Jurnal Wahana
Ilmuan, Vol 3, No. 1.
44
45
Panjaitan, D.O., dan T. Sitepu. 2012. Rancang Bangun Pompa Hidram dan
Pengujian Pengaruh Variasi Tinggi Tabung Udara dan Panjang Pipa
Pemasukan Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram. Jurnal e-dinamis Vol 2,
No. 2.
Setyawan, A.E., dan I.H. Siregar. 2015. Pengaruh Beran Katup Limbah dan
Ketinggian Discharge Terhadap Kinerja Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya, Vol 3, No. 3.
Silla, C., M. Jafri, dan I. S. Limbong. 2014. Pengaruh Diameter Tabung Udara dan
Jarak Lubang Pipa Tekan dengan Katup Penghantar Terhadap Efisiensi
Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin Undana. Vol 01. No 02.
Sinaga, U.P., 2013. Pengujian Pengaruh Variasi Beban Katup Limbah dan Variasi
Volume Tabung Udara dengan Head Supply 2,3 Meter Terhadap
Performansi Pompa Hidram. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Sumatera
Utara.
Sofwan, M., dan I. H. Siregar. 2015. Pengaruh Ketinggian Terjunan dan Volume
Tabung Udara Terhadap Kinerja Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya, Vol 3, No. 3. Hal. 16-24.
Tim Penyusun. 2019. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jember. Politeknik Negeri
Jember.
LAMPIRAN
46
47
=
= 33,572%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,125 / 3,2
= 0,351
Pompa Hidram 1 Klep Limbah, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =
=
= 31,807 %
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,179 / 3,2
= 0,368
Pompa Hidram 2 Klep Limbah diseri, Diameter Pipa Udara 3 Inci.
a. Efisiensi =
=
= 32,217 %
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,781 / 3,2
= 0,556
Pompa Hidram 2 Klep Limbah diseri, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =
=
= 49,337%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 2,309 / 3,2
= 0,721
54
Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel Model T, Diameter Pipa Udara 3 Inci.
a. Efisiensi =
=
= 27,714%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,954/ 3,2
= 0,610
Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel Model T, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =
=
= 49,337%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 2,309 / 3,2
= 0,271
Re =
= 11209,58
F=
= 0,0307
Hf = f
= 0,0307
= 0,0015
Re =
= 17552,49
F=
= 0,0488
Hf = f
= 0,0048
= 0,0025
Re =
= 17556,48
F=
= 0,0273
Hf = f
= 0,0273
= 0,0021
Re =
56
= 23025,94
F=
= 0,0256
Hf = f
= 0,0256
= 0,0026
Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel model T Diameter Pipa Udara 3 Inci
Re =
= 19481,03
F=
= 0,0267
Hf = f
= 0,0267
= 0,0023
Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel model T Diameter Pipa Udara 4 Inci
Re =
= 23089,82
57
F=
= 0,0256
Hf = f
= 0,0256
= 0,0026
58