Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH DIAMETER PIPA UDARA DAN JUMLAH

KATUP BUANG TERHADAP VARIASI ALIRAN PADA


POMPA HIDRAM MODEL T

LAPORAN SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Teknik
(S.Tr.T) di Program Studi Teknik Energi Terbarukan Jurusan Teknik

oleh
Ahmad Dzaky Maulana
NIM H41160189

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini;


Nama : Ahmad Dzaky Maulana
NIM : H41160189
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam laporan
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan Jumlah Katup Buang
Terhadap Variasi Aliran Pada Pompa Hidram Model T’’ merupakan gagasan dan
hasil karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing, dan belum pernah
diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan skripsi.

Jember, 28 September 2020

Ahmad Dzaky Maulana


NIM H41160189

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTNGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ahmad Dzaky Maulana
NIM : H41160189
Program Studi : Teknik Energi Terbarukan
Jurusan : Teknik
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan
kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-
Ekslusif (Non-Exlusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah berupa Laporan
Skripsi Saya yang berjudul :

“PENGARUH DIAMETER PIPA UDARA DAN JUMLAH KATUP


BUANG TERHADAP VARIASI ALIRAN PADA POMPA HIDRAM
MODEL T”
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusifini, UPT. Perpustakaan Politeknik
Negeri Jember bebas menyimpan. Mengalih media atau format, mengelola dalam
bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan
atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya, selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
Politeknik Negeri Jember atas segala bentuk tuntutan hukum yang timbul karena
Pelanggaran Hak Cipta dalam Karya Ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Probolinggo
Pada Tanggal : 1-08-2020
Yang Menyatakan,

Ahmad Dzaky Maulana


NIM H41160189

iii
MOTTO

“Menghindari takdir Allah ke takdir Allah yang lain, bukan


berarti pasrah Tidak melakukan apa-apa’’
(Ustad Abi Quraiy Shihab)

“Fokus hanya pada tujuanmu. Jangan pernah lengah dihadapan


Orang lain. Buatlah dirimu yakin bahwa kamu bisa melakukannya.
Dengan fokus urusan didepanmu bakal mudah kamu jalani.
(Ahmad Dzaky Maulana)

iv
PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada:


1. Orang tua saya tercinta Bapak Junaedi S.sos, M.si dan Ibu Mushunul Hamidiyah,
Terimakasih atas doa dan motifasinya, dukungan baik moril maupun materil, serta
kasih sayang yang tak henti dan pengorbanan yang tak terhingga. Putramu ini tak
akan pernah bisa membalas seluruh keringat pengorbanan yang bapak dan ibu
berikan.
2. Para staf pengajar Politeknik Negeri Jember Khususnya Program Studi Teknik
Energi Terbarukan yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta nasehat
yang sangat bermanfaat untuk penulis.
3. Almamaterku tercinta Politeknik Negeri Jember serta negaraku Indonesia.

v
Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan Jumlah Katup Buang Terhadap Variasi
Aliran Pada Pompa Hidram Model T. Mokhammad Nuruddin, ST, M.si
(Pembimbing I)

Ahmad Dzaky Malana


Program Studi Teknik Energi Terbarukan
Jurusan Teknik

ABSTRAK

Air merupakan kebutuha penting bagi manusia. Namun pada daerah


tertentu sulit untuk mendapakannya terutama masyarakat yang bermukiman di
tempat tinggi yang sumber airnya ada di bawah. Dalam hal ini penggunaan pompa
hidram dapat membantu masyarakat. Pompa hidram yang ada saat ini umumnya
menggunakan satu klep limbah. Metode yang digunakan adalah eksperimen
yaitum menambah jumlah katup limbah dan memvariasi diameter pipa udara.
Hasil didapat bahwa jumlah katup limbah memiliki pengaruh terhadap kinerja
pompa hidram. Debit Output antara pompa hidra 1 klep dengan variasi diameter
pipa udara 3 inci an 4 inci, ke pompa hidram 2 klep diseri dengan variasi diameter
pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi penngkatan 33%, dan 34 %, antara 2 klep
limbah diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci, ke pompa
hidram 3 klep limbah di pararel model T dengan Variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci terjadi peningkatan 45% dan 45%. Efisiensi D’Aubuission tertinggi
pada pompa 2 klep di pararel dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci 32,217%
dan 49,337%. Pada efisisensi pompa hidram 1 klep dengan variasi pipa udara 3
inci dan 4 inci 33,572%, dan 31,807%. Pada efisiensi pompa hidram 3 klep
dipararel model T dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci 27,714%, dan
32,700%.

Kata Kunci: Pompa Hidram, Air, Katup

vi
RINGKASAN

Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan Jumlah Katup Buang Terhadap


Variasi Aliran Pada Pompa Hidram Model T, Ahmad Dzaky Maulana, Nim
H41160189, Tahun 2020, 55 halaman, Teknik Energi Terbarukan, Politeknik Negri
Jember, Mokhammad Nuruddin, ST, M.Si. (Pembimbing I).

Air mrupakan kebutuhan penting bagi manusia. Namun pada daerah tertentu
sulit untuk mendapakan air bahkan memerlukan usaha lebi untuk mendapatkannya
terutama masyarakat yang bermukim ditempat yang lebih tinggi yang sumber airnya
berada di bawah. Dalam hal ini penggunaan pomp air dapat membantu masyarakat
untuk mendapatkan air lebih mudah. Pompa air yang tersedia saat ini banyak
menggunakan bahan bakar minyak dan listrik sebagai sumber energinya. Untuk itu
perlu adanya konservasi energi yaitu menghemat penggunaan energi namun tetap
mendapat manfaat yang sama. Pompa hidram menjadi solusi sebagai pompa air tanpa
listrik dengan syarat harus ada ketinggian
untuk mengalirkan air.
Metode yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan menambah jumlah
katup limbah dan memvariasi diameter pipa udara 3 inci, dan 4 inci dengan masing-
masing head output 9 meter. Data yang diambil meliputi debit, tekanan pada tabung,
ketukan pada katup limbah, kecepatan aliran pada pipa masuk, efisiensi dan
perhitungan head loss.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa jumlah katup limbah dan
variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci memiliki pengaruh terhadap debit,
tekanan tabung, ketukan pada katup, efisiensi. Debit output tertinggi terdapat pada
pompa hidram 3 klep limbah dipararel model T dengan variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci yaitu 1,954 liter/detik, dan 2,315 liter/detik, terdapat tekanan 1 bar,
menghasilkan ketukan pada katup 78 permenit dan 83 permenit, dan memiliki

vii
efisiensi 27,714% dan 32,700%. Debit output pada pompa hidram 2 klep limbah
diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci yaitu 1,781 liter/detik dan
2,309 liter/detik, terdapat tekanan 0,80 bar, dan 0,93 bar, menghasilkan ketukan pada
katup 78 permenit dan 85 permenit, dan memiliki efisiensi 32,217% dan 49,337%.
Debit Output pada pompa hidram 1 klep limbah dengan variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci yaitu 1,125 liter/detik dan 1,179 liter/detik, terdapat tekanan 0,80 bar
dan 0,82 bar, menghasilkan ketukan pada katup 110 permenit dan 112 permenit, dan
memiliki efisiensi 33,572% dan 31,807%.

viii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Skripsi. Sholawat dan salam Penulis kirimkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarga beliau yang telah
memberikan tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat.
Laporan skripsi ini disusun berjudul “Pengaruh Diameter Pipa Udara Dan
Jumlah Katup Buang Terhadap Variasi Aliran Pada Pompa Hidram Model T’’
Laporan Skripsi ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Sains Terapan, Teknik (S.Tr.T). Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan praktek kerja lapang dengan baik.
2. Saiful Anwar, S.Tp.Mp selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
3. Mokhammad Nuruddin, ST. M.Si selaku ketua Jurusan Teknik.
4. Yuli Hananto, S.T. M.Si selaku ketua Program Studi Teknik Energi Terbarukan.
5. Mokhammad Nuruddi, ST. M.Si selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapang
Akademik.
6. Seluruh dosen maupun staf pengajar yang lain karena telah mengajarkan banyak
memberikan ilmu serta membantu penulis memahami materi kuliah semasa
perkuliahan.
7. Teman Seperjuangan mahasiswa D-IV Teknik Energi Terbarukan serta semua
pihak yang telah membantu pelaksanaan maupun penulisan laporan ini.
8. Bapak dan Ibu beserta keluarga besarku tercinta yang selalu memberikan do’a
dukungan dan semangat.
9. Teman Kontrakan yang telah membantu pelaksanaan maupun penulisan laporan
ini.
10. Indri Rodiyatun Ni’mah Amd.P yang sudah memberi motivasi serta dukungan .

ix
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan, kritikan yang membangun dan dapat
bermanfaat bagi Politeknik Negri Jember maupun bagi pembaca lainnya.

Jember,28 September 2020

Penulis

x
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN MAHASISWA ...................................................... ii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ......................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................. vii
PRAKATA ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ..................................................................... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4


2.1 Pompa ..................................................................................... 4
2.2 Pompa Hidram ......................................................................... 5
2.3 Komponen Pompa Hidram dan Fungsi ................................... 5

xi
2.4 Prinsip Kerja Pompa Hidram .................................................. 8
2.5 Proses Palu Air ........................................................................ 11
2.6 Faktor Penting Pompa Hidram ................................................ 12
2.7 Energi dan Aliran .................................................................... 13
2.8 Debit Pompa ............................................................................ 16
2.9 Efisiensi Pompa Hidram ......................................................... 17
2.10 Penelitian Terdahulu Mengenai Pompa Hidram ..................... 17
2.11 Kerugian Aliran dalam Pipa .................................................... 18
2.11.1 Kerugian Karena Geekan Dalam Pipa ........................ 18
2.11.2 Kerugian Dalam Jalur Pipa ........................................ 18
2.12 Aliran Laminer dan Turbulen .................................................. 19
2.13 Pengertian Head ....................................................................... 19
2.14 Kerugian Head ......................................................................... 20
2.14.1 Kerugian Head Loss Mayor ......................................... 20
2.14.2 Kerugian Head Loss Minor .......................................... 20

BAB 3. Metodelogi Penelitian ....................................................................... 22


3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 22
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................ 22
3.3 Metode Penelitian ................................................................... 22
3.4 Prosedur Penelitian .................................................................. 22
3.4.1 Penentuan Head Masuk Pompa ..................................... 24
3.4.2 Penentuan Badan Pompa Hidra ..................................... 24
3.4.3 Penentuan Diameter Panjang Pipa Masuk ..................... 24
3.4.4 Penentuan Ukuran Tabung Udara .................................. 24
3.4.5 Penentuan Katub ............................................................ 24
3.4.6 Penentuan Pipa Penghantar ............................................ 25
3.4.7 Penentuan Beban Katup Limbah .................................... 25

xii
3.5 Parameter Pengamatan ............................................................ 26
3.6 Analisa Data dan Pembahasan ................................................ 27

BAB 4. Hasil Dan Pembahasan ..................................................................... 28


4.1 Hasil Praktikan Pompa Hidram .............................................. 28
4.2 Debit Pompa Hidram Terhadap Penambahan Jumlah Katup Limbah
Pada Variasi Head Output ...................................................... 28
4.2.1 Debit Total ..................................................................... 29
4.2.2 Debit Limbah ................................................................. 30
4.2.3 Debit Output ................................................................... 32
4.3 Ketukan Pada Katup Limbah ................................................... 33
4.4 Tekanan Pada Katup Udara ..................................................... 35
4.5 Kecepatan Aliran Dalam Pipa ................................................. 36
4.6 Efisiensi Pompa Hidram ......................................................... 38
4.7 Head Loss ................................................................................ 39
4.7.1 Head Loss Mayor Pada Pengujian Penambahan Jumlah
Katup Limbah dan Diameter Pipa Udara ....................... 39
4.7.2 Head Loss Minor Pada Pengujian Penambahan Jumlah
Katup Limbah dan Diameter Pipa Udara ....................... 40

BAB 5. PEMBAHASAN ................................................................................. 42


5.1 Kesimpulan ............................................................................... 42
5.2 Saran ......................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42

LAMPIRAN .................................................................................................... 43

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Skema Pompa Hidram Saat Akselerasi .................................................... 9
2.2 Skema Pompa Hidram Saat Kompresi ................................................................ 10
2.3 Skema Pompa Hidram Saat Pemompaan ................................................................. 10
2.4 Skema Pompa Hidram Saat Recoil ........................................................................... 11
2.5 Peristiwa Water Hamer ................................................................................................ 12
3.1 Proses Penelitian Dihasilkan Dalam Bentuk Diagram Aliran ................................ 23
3.2 Rancangan Pompa Hidram Dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah............ 25
3.3 Skema Instalasi Pompa Hidram Untuk Pengujian Penambahan Jumlah Katup
Limbah Pada Beberapa Variasi Diameter Pipa Udara............................................. 26
4.1 Hasil Rakitan Pompa Hidram a) Dengan 1 Katup Limbah b) Dengan 2 Katup
Limbah Diseri c) Dengan 3 Katup Limbah Dipararel Model T ............................. 28
4.2 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit Total
Pompa Hidram............................................................................................................... 29
4.3 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit
Limbah Pompa Hidram ............................................................................................... 31
4.4 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Debit Output
Pompa Hidram ............................................................................................................... 33
4.5 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Pada Ketukan
Katup Limbah.................................................................................................................. 34
4.6 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Tekanan
Pada Pompa Hidram ...................................................................................................... 36
4.7 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Laju
Aliran Dalam Pipa .......................................................................................................... 37
4.8 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara Terhadap Efisiensi
D’Aubuision Pompa Hidram ........................................................................................ 38

xiv
DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Debit Air Yang Dibutuhkan Pipa Masuk.................................................... 6


4.1 Data Perhitungan Head Loss Mayor Pada Pipa Masuk Pompa Hidram .. 39
4.2 Kelengkapan Pipa Keluar .......................................................................................40
4.3 Data Perhitungan Head Loss Minor Pada Pipa Masuk Pompa Hidram .................41

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1 Gambar Bagian Pompa Hidram .................................... 46

2. Lampiran 2 Gambar Pompa Hidram ............................................... 48

3. Lampiran 3 Dokumentasi Uji Coba Pompa Hidram ....................... 49

4. Lampiran 4 Pengambilan Data Pompa Hidram ............................. 51

5. Lampiran 5 Perhitungan Efisiensi dan Kecepatan Aliran ............... 53

6. Lampiran 6 Perhitungan Head Loss Mayor .................................... 54

7. Lampiran 7 Tabel Kelengkapan Pipa .............................................. 58

xvi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu faktor yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan
makhluk hidup. Selain untuk pengembangan fisologis makhluk hidup, air juga
menjadi input bagi beragam upaya atau kegiatan makhluk hidup dalam rangka
menghasilkan sesuatu untuk kelangsungan hidupnya. Munculnya permasalahan
yang menyangkut air yang disebabkan oleh peningkatan beragam kebutuhan dan
kepentingan hidup makhluk hidup, pada gilirannya berdampak terhadap
terganggunya kondisi permintaan dan penyediaan air.
Masyarakat membutuhkan air dalam jumlah besar, baik yang berasal dari
sumber air permukaan maupun air tanah, memanfaatkan beragam teknologi yang
mampu mengangkat dan mengalirkan air dari sumbernya kelahan pertanian serta
pemukiman penduduk. Oleh karena itu, perlu dicari dan dikembangkan suatu
model teknologi irigasi yang memadai, menggunakan teknologi tepat guna,
efisiensi dan ekonomis sehingga dalam pengolahannya tidak tergantung pada
tenaga listrik atau bahan bakar lainnya , sebuah teknolgi yang membutuhkan biaya
operasional yang murah dan tidak membebani masyarakat dalam melakukan
kegiatan usahanya. salah satu teknologi irigasi yang mulai dikembangkan adalah
pompa hydraulic ram atau disebut dengan pompa hidram.
Dalam perancangan pompa hidram agar mempunyai efisiensi sebaik
mungkin diperlukan penelitian terhadap komponen utama pada pompa hidram.
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian penggunaan variasi tabung udara dan
panjang pipa masuk untuk mendapatkan ukuran volume tabung udara dan
panjang pipa pemasukan yang mempunyai efisiensi yang paling baik dan
mengetahui pengaruh tabung udara dan panjang pipa pemasukan terhadap
kapasitas dan kinerja pompa hidram.
Pompa hidram adalah pompa yang memanfaatkan energi potensial dan
kinetik yang mengalir dari air untuk diubah menjadi energi tekan oleh katup-katup
yang ada pada pompa hidram sehingga air bisa mengalir ke tempat yang tinggi

1
2

pompa hidram memiliki kelebihan yaitu kontruksinya sederhana, pembuatannya


cukup mudah dan dapat bekerja terus menerus selama dua puluh empat jam.
Pengoprasiannya mudah, biaya pembuatannya murah. Efektifitas kinerja pompa
hidram dipengaruhi parameter antara lain head masuk atau tinggi jatuh air,
diameter dan panjang pipa masuk, tabung udara, katup limbah katup penghantar
dan pipa penghantar.
Pompa hidram pabrikan saat ini umumnya menggunakan satu katup
limbah. Untuk memperbesar debitnya dengan memperbesar katup limbah dan
badan pompa. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan percobaan tentang
jumlah katup variasi aliran dan diameter pipa udara, dengan harapan walaupun
ukurannya kecil namun debit yang dihasilkan setara dengan pompa hidram yang
ukurannya besar.
Penelitian ini, dilakukan pembuatan pompa hidram dari pipa
menggunakan satu katup limbah, dua katup limbah disusun paralel dan tiga katup
limbah paralel dengan memvariasi aliran berbentuk T, serta melakukan analisis
mengenai pengaruh penambahan jumlah katup limbah pada variasi head output
terhadap kinerja pompa hidram meliputi debit masuk, debit limbah, debit
keluaran, ketukan tekanan pada tabung udara, kecepatan aliran efisiensi, dan head
loss pada instalasi. Selain itu juga melakukan perbandingan antara pompa hidram
dan pompa listrik untuk mengisi tandon ditinjau dari debit output, waktu yang
diperlukan untuk pengisian konsumsi energinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jumlah katup limbah terhadap kinerja pompa hidram
meliputi debit output, debit limbah,?
2. Bagaimana kinerja pompa hidram meliputi ketukan pada katup, tekanan
tabung, pada variasi diameter tabung udara 3 inci dan 4 inci terhadap head
output sembilan meter?
3

3. Bagaimana perbandingan antara satu katup diseri, dua katup diparalel dan tiga
katup di paralel berbentuk T terhadap tekanan pada pompa hidram?
1.3 Tujuan
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengtahui pengaruh penambahan jumlah katup terhadap kinerja pompa hidram
pada beberapa variasi head ouput meliputi debit ketukan pada katup, tekanan
tabung, kecepatan aliran, dan efisiensi.
2. Mengetahui kinerja pompa hidram meliputi debit output, debit limbah, ketukan
pada katup, tekanan tabung, dan efisiensi pada variasi head output sembilan
meter.
3. Mengetahui perbandingan antara satu katup diseri, dua katup diseri, dan tiga
katup diparalel berbentuk T terhadap debit output dan efisiensi pompa hidram.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat tugas akhir ini diharapkan adalah :

1. Sebagai solusi alternatif pompa hemat energi terutama untuk daerah yang susah
dan jauh dari sumber air.
2. Sebagai refrensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Hasil rancangan bisa dijadikan bahan acuan untuk pembangunan Hidram di
daerah tertentu jika dinyatakan layak.
4. Untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang melakukan
kegiatan pertanian.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Fluida kerja yang digunakan dalam peneltian ini adalah air.
2. Pompa yang digunakan adalah pompa yang dibuat sendiri dengan
menggunakan desain penelitian yang sudah ada sebagai refrensi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pompa
Pompa adalah peralatan mekanis untuk mengubah energi mekanik dari mesin
penggerak pompa menjadi energi tekan fluida yang dapat membantu memindahkan
fluida ke tempat yang lebih tinggi elevasinya. Selain itu, pompa juga dapat digunakan
untuk memindahkan fluida ke tempat lain dengan tekanan yang lebih tinggi atau
memindahkan fluida ke tempat lain dengan jarak tertentu. Pompa dapat
diklasifikasikan dalam dua macam, yaitu:
1. Pompa Perpindahan Positif
Pada pompa perpindahan positif energi ditambahkan ke dalam fluida kerja
secara periodik oleh suatu daya yang dikenakan pada satu atau lebih batas (boundary)
sistem yang dapat bergerak. Pompa perpindahan positif dapat dibagi menjadi:
a. Pompa Torak (Reciprocating Pump)
b. Pompa Putar (Rotary Pump)
c. Pompa Difragma (Diaphragm Pump)
2. Poma Dinamik
Pada pompa dinamik proses penambahan energi ke dalam fluida kerja
dilakukan secara kontinyu untuk menaikkan kecepatan fluida di sisi isap. Kemudian
dilakukan penurunan kecepatan fluida dibagian sisi keluar pompa untuk mendapatkan
energi tekan. Pompa dinamik dapat dibagi menjadi:
a. Pompa Sentrifugal (Cetrifugal Pump)
- Pompa aliran radial (Radial Flow)
- Pompa aliran aksial (Axial Flow)
- Pompa aliran campuran (Mixed Flow)
b. Pompa Jenis Khusus (Special Pump)
- Jet Pump
- Pompa Gas Lift (Gas lift Pump)

4
5

2.2 Pompa Hidram


Pompa Hidram atau singkatan dari Hidraulik Ram berasal ari kata Hidro =
Air, Ram = Hantaman, Pukulan atau Tekanan sehingga menjadi tekanan air. Pompa
Hidram adalah sebuah pompa yang energi atau tenaga penggeraknya dari tekanan
atau hantaman air yang masuk kedalam pompa melalui pipa. Pompa Hidram
mempunyai kemampuan memindahkan air dari sumber air, sungai, danau, ataupun
kolam ketempat yang lebih tinggi daripada sumber air semula (Widiarto dan Sudarto,
1997).
Pompa hidram atau singkatan dari hydraulic ram berasal dari kata hydro yang
berarti air dan ram yang berarti hantaman. Jadi pompa hidram adalah pompa yang
bekerja dengan sistem pemanfaatan tekanan dinamik atau gaya air yang timbul
karena adanya aliran dari sumber air ke pompa, gaya tersebut dipergunakan untuk
menggerakkan katup yang bekerja dengan frekuensi tinggi sehingga diperoleh gaya
untuk mendorong air ke atas. (Hanafie dan longh, 1979).
Pada air yang mengalir terdapat energi potensial dan kinetik. Untuk
mendapatkan energi potensial dari hantaman air maka diperlukan tinggi elevasi 1
meter. Air yang masuk melalui pipa pemasukan harus berjalan secara kontinyu
dengan debit minimal 7 liter per menit. Selain itu pompa hidram juga harus
memperhatikan perbedaan tinggi terjunan 1 meter dapat memompakan air setinggi 5
meter. (Akhmadi dan Qurohman, 2017).

2.3 Komponen Pompa Hidram dan Fungsi


1. Pipa Masuk
Pipa Masuk merupakan pertimbangan yang paling penting dalam desain
keseluruhan. Setiap pembuat hidram pada taraf komersil mempuyai cara yang
berbeda untuk menghitung diameter pipa pemasukan dan panjangnya, dan dua cara
yang berbeda untuk menghsilkan jawaban yang berbeda. Untungnya pipa pemasukan
6

akan memberikan hasil yang memuaskan dalam batas-batas diameter panjang yang
luas.
Setelah memperkirakan tempat tangki pemasukan, saluran pemasukan dan
tempat pemasangan pompa yang memberikan tinggi jatuh vertikal dan aliran yang
maksimal (Herlambag dan Wahjono, 2006).

Tabel 2.1 Debit Air yang Dibutuhkan Pipa Masuk


Ukuran Pompa Hidram Debit yang Dibutuhkan Pipa Masuk
(inci) (liter/menit)
1,25 7-16
1,5 12-25
2 27-55
2,5 45-96
3 68-137
4 136-270
Sumber: Candrika, 2014
2. Pipa Penghantar (Delvery Valve)
Hidram dapat memompa air pada ketinggian yang cukup tinggi. Dengan
menggunakan pipa penghantar yang panjang akan menyebabkan ram harus mengatasi
gesekan antara air dengan dinding pipa. Pipa penghantar dapat dibuat dari bahan
apapun, termasuk pipa plastik tetapi dengan syarat bahan tersebut dapat menahan
tekanan air.
3. Katup Limbah (Waste Valve)
Katup Limbah merupakan salah satu bagian penting dari hidram, dan harus
dirancang dengan baik sehingga berat dan gerakannya dapat disesuaikan. Katup
Limbah dengan tegangan yang berat dan jarak antara lubang dengan karet katup
cukup jauh, memungkinkan kecepatan aliran air dalam pipa pemasukan lebih besar,
sehingga pada saat katup limbah menutup, terjadi energi tekanan yang besar dan
menimbulkan efek palu air (Water Hammer Effect).
7

Katup limbah yang ringan dan gerakannya pendek akan memberikan pukulan
atau denyutan yang lebih cepat dan menyebabkan hasil pemompaan lebih besar pada
ketinggian rendah. Penelitian mengenai bentuk dari katup limbah masih kurang,
tetapi pada saat ini jenis katup kerdam yang dilengkapi dengan per tetapi belum
diketahui apakah hal tersebut meningkatkan efisiensi ram, yang jelas jenis ini
menghindari pemakaian (Sliding Bearing) dari siklus ram, memungkinkan aliran air
secara tetap melalui pipa penghantar dan kehilangan tenaga karena gesekan
diperkecil. Jika ruang udara penuh air, ram akan bergetar dan mengakibatkan ruang
udara pecah. Jika hal ini terjadi ram harus diberhentikan dengan segera.
Beberapa ahli menyarankan bahwa volume ruang udara harus sama dengan
volme air dalam pipa penghantar. Pada pipa penghantar yang panjang hal ini akan
membutuhkan ruang udara yang telalu besar dan untuk itu sebaiknya dirancang ruang
udara dengan ukuran kecil (Herlambang dan Wahjono, 2006).
4. Tabung Udara
Tabung udara digunakan untuk memampatkan udara didalamnya dan untuk
menahan tekanan dari siklus ram. Selain itu dengan adanya tabung udara
memungkinkan air melewati pipa penghantar secara kontinyu tabung udara tidak
boleh bocor karena akan berakibat air akan memenuhi tabung udara dan tabung tidak
bisa bekerja. Bebrapa ahli berpendapat volume tabung harus dibuat sama dengan
volume pipa penghantar.
5. Katup Pengahantar (Delivery Valve)
Katup Penghantar harus mempunyai lubang besar, sehingga memungkinkan
air yang dipompa memasuki ruang udara tanpa hambatan pada aliran. Katup ini dapat
dibuat dengan bentuk yang sederhana yang dinamakan katup searah (Non Return).
Katup ini dibuat dari karet dan bekerja seperti pada katup kerdam.
6. Katup Udara (Air Valve)
Katup Udara merupakan Udara yang tersimpan dalam ruang udara diisap
perlahan-lahan oleh turbulensi air yang masuk melalui katup pengantar dan hilang
8

kedalam pipa penghantar. Udara ini harus diganti dengan udara baru melalui katup
udara. Katup udara harus disesuaikan, sehingga mengeluarkan semprotan air yang
kecil setiap terjadinya denyut kompresi.
Jika Katup Udara terbuka terlalu besar, maka ruang udara terisi dengan udara
dan, ram akan memompa udara . Jika Katup kurang terbuka, Sehingga tidak
memungkinkan masuknya udara tidak cukup banyak maka ram akan bergetar.
Keadaan ini harus diperbaiki dengan memperhatikan besar lubang udara
(Herlambang dan Wahjono,2006).
7. Bak Sumber Air
Bak sumber air atau penampang air digunakan untuk menampung air yang
akan menuju pipa masuk. Pada instalasi aliran sungai umumnya dibuatkan satu bak
penampung khusus untuk dipasang pipa masuk dan filter agar tidak ada kotoran yang
masuk ke pompa hidram.
8. Bak Penampungan
Bak penampungan air digunakan untuk menampung air yang telah dipompa
naik oleh pompa hidram. Sehingga dapat digunakan oleh masyrakat untuk memenuhi
kebutuhan air.

2.4 Prinsip Kerja Pompa Hidram


Prinsip kerja hidram automatik merupakan proses perubahan energi kinetis
dan aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulkan efek palu
air (Waste Valve) dan katup air keluar (Delivery Valve) terbuka dan tertutup secara
bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan sehingga tekanan inersia yang terjadi
dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke pipa penghatar. Bagian-bagian utama
menyusun alat ini terdiri dari pipa masuk (Drive Pipe), pipa air keluar (Delivery
Valve), katup udara (Air Valve) dan ruangan udara (Air Chamber). (Herlambang dan
Wahjono,2006).
9

Prinsip kerja pompa hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan


menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi bagian air lainnya untuk
mendorong ke tempat yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan energi potensial dari
hantaman air diperlukan sarat utama yaitu harus ada terjunan yang dialiri air melalui
pipa dengan beda tinggi elevasi dengan pompa hidram minimal 1 meter.
(Hidayatullah,2018).
Pada saat akselerasi, air mengalir dari pipa masuk memenuhi badan hidram
dan keluar melalui katup limbah, pada kondisi ini katup limbah terbuka karena
pengaruh dari ketinggian sumber, air mengalir mngalami percepatan sampai
kecepatannya mencapai . Kondisi katup penghantar masih tertutup. Pada kodisi
awal seperti ini tidak ada tekanan pada tabung dan belum ada air yang masuk ke
tabung melalui penghantar. Skema pada tahap akselerasi ditampilkan pada Gambar.
A. Pipa Pemasukan
B. Katup Limbah
C. Katup Penghantar
D. Udara dalam Tabung Udara
E. Pipa Penghantar

Gambar 2.1 Skema Pompa Hidram saat Akselerasi


Sumber : Mohammed, 2007.
Pada saat kompresi air telah memenuhi badan hidram ketika tekanan air telah
mencapai nilai tertentu, katup limbah mulai terangkat dan menutup. Menutupnya
katup limbah membuat tekanan yang sangat besar dan akhirnya katup penghatar
10

terbuka dan air masuk ke tabung udara. Skema pada saat kompresi ditampilkan pada
Gambar.

Gambar 2.2 Skema Pompa Hidram saat kompresi


Sumber : Mohammed, 2007.
Pada tahap pemompaan, karena air yang masuk pada siklus sebelumnya.
Udara pada tabung udara mulai mengembang untuk menyeimbangkan tekanan, dan
mendorong air keluar melalui pipa penghantar. Pada tahap pemompaan, katup
penghantar dan katup limbah tertutup sehingga tekanan di dekat katup penghantar
lebih besar daripada tekanan pipa statis sehingga aliran berbalik arah menuju sumber
air. Skema ditampilkan pada saat pemompaan ditampilkan pada gambar.

Gambar 2.3 Skema Pompa Hidram saat Pemompaan


Sumber : Mohammed, 2007.
11

Pada hentakan balik (recoil) ada sedikit udara yang masuk ke dalam hidram
melalui katup udara. Tekanan dibawah katup limbah berkurang dan karena beban
katup limbah itu sendiri maka katup limbah kembali turun dan terbuka. Tekanan air
pada pipa kembali ke statis sebelum siklus berikutnya terjadi. Skema pada recoil
ditaampilkan pada gambar.

Gambar 2.4 Skema Pompa Hidram saat Recoil


Sumber : Mohammed, 2007.

2.5 Proses Palu Air

Peristiwa palu air (water hammer) terjadi pada jaringan pipa dengan sistem
pengaliran tertekan. Peristiwa tersebut berupa perubahan tekanan yang terjadi karena
perubahan kecepatan aliran didalam pipa secara mendadak, misalkan karena
penutupan katup, perubahan beban pada hidraulik , dan sebagainya. Tekanan palu air
tersebut merambat sepanjang jaringan pipa dengan kecepatan suara. Untuk
menghindari rusaknya pipa atau peralatan hidrulik lainnya, maka sistem jaringan
pengaliran tertekan harus dirancang untuk menerima tekanan oleh palu tersebut
merupakan pengaliran tak tetap (transient flow).
12

Gambar 2.5 Peristiwa Water Hamer


Sumber : Najib, 2017
Untuk peningkatan Tekanan karena penutupan katup secara gradual dapat
dihitung menggunakan rumus
= ……………………………………………………………………………(2.1)

adalah kenaikan tekanan akibat palu air dengan satuan meter. V adalah kecepatan
aliran (m/s). L adalah panjang pipa pemasukan (m). g adalah gravitasi bumi yaitu
9.81 m/ . t adalah waktu penutupan katup limbah (detik). (Arianta, 2010).

2.6 Faktor Penting Pebuatan Pompa Hidram


Dalam Pembuatan pompa hidram terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan. Hal ini diperlukan agar pompa hidram yang dibuat dapat berjalan
dengan maksimal. Faktor-faktor antara lain:
1. Diameter pipa masuk harus ditentukan dengan tepat agar tidak menyerap
seluruh debit air dari sumber air. Diameter pipa biasanya dibuat sama atau lebih
kecil dari badan pompa.
2. Panjang pipa masuk harus disesuaikan dengan diameter pipa masuk.
3. Panjang pipa masuk dibuat 5-8 kali tinggi jatuh air.
4. Diameter tabung udara sebaiknya dibuat lebih besar dari badan pompa.
13

5. Selama pemompaan beban katup limbah disesuaikan supaya katup limbah


bekerja.

2.7 Energi dan Aliran


Energi adalah salah satu kebutuhan masyarakat yang tidak bisa dilepas dari
kehidupan sehari-hari, tidak hanya secara pribadi tapi juga dari kehiduan berbangsa
dan bernegara. Gangguan pasokan energi secara langsung akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, masing-
masing negara memliki strategi energy khusus untuk mengamankan pembangunan
nasionalnya. Dalam menganalisa masalah aliran fluida yang harus dipertimbangkan
adalah mengenai energi potensial, energi kinetik dan energi tekanan. Energi potensial
menunjukkan energi yang dimiliki fluida dengan tempat jatuhnya. Energi potensial
(Ep), dirumuskan sebagai:
Ep = m.g.h………………………………………………………………………..(2.2)

Ep adalah energi potensial (joule). adalah massa jenis (kg/ ). g adalah gravitasi
bumi (m/ ). h adalah ketinggian (m).

Energi kinetik menunjukkan energi yang dimiliki oleh fluida karena pengaruh
kecepatan yang dimlikinya. Energi kinetik dapat dirumuskan sebagai:
Ek = m …………………………………………………………………………(2.3)

Ek adalah energy kinetik (joule). m adalah massa (kg). v adalah kecepatan (m/s).

Enegi tekan disebut juga dengan energi aliran. Energi aliran adalah jumlah
kerja yang ditentukan untuk memaksa elemen fluida bergerak menyilang pada jarak
tertentu dan berlawanan dengan fluida. Besarnya energi tekan dirumuskan sebagai:
Ef = p.A.L…………………………………………………………………………(2.4)
14

Ef adalah energi tekan (joule). p adalah tekanan yang dialami oleh fluida (N/ ). A
adalah luas penampag aliran ( ). L adalah panjang pipa (meter).

Besarnya energi tekan dapat dirumuskan sebagai berikut:


Ef = ……………………………………………………………………………(2.5)

y adalah berat jenis fluida (N/ )


Total energi yang terjadi merupakan total dari ketiga macam energi diatas

E = Wz + . + …………………………………………………………….(2.6)

Head adalah suatu bentuk energi yang dinyatakan dalam satuan panjang (m)

dalam SI. Head terdiri dari head ketinggian (Z), head kecepatan ( ), dan head

tekanan. Head ketinggian menyatakan energi potensial yang dibutuhkan untuk air
setinggi (m) kolom air, head kecepatan menyatakan energi kinetik yang dibutuhkan
untuk mengalirkan air setinggi (m) kolom air, sedangkan head tekanan adalah suatu
energi aliran dari (m) kolom air yang memiliki berat sama dengan tekanan dari kolom
(m) air tersebut.
Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan head
(H) dengan membagi masing masing variabel disebelah kanan persamaan dengan W
(berat jenis fluida) sehingga didapat

H=z+ + ……………………………………………………………………...(2.7)

H adalah total energi (meter). z adalah ketinggian. adalah head kecepatan.

adalah head tekanan.


15

Sesuai dengan prinsip kerjanya pompa hydram memanfaatkan penutupan


aliran air didalam pipa untuk menghasilkan tekanan balik yang tinggi. Peningkatan
tekanan yang terjadi dapat ditentukan dengan persamaan joukowsky.

Hp = ……………………………………………………………………...(2.8)

Hp adalah kenaikan head tekan (m). v adalah kecepatan aliran air dalam pipa
sebelum katup menutup (m/dt). adalah kecepata aliran air dala pipa setelah katup
menutup. c adalah kecepatan gelombang suara didalam air (m/dt) = 1440 (m/dt)
(David dan Edward, 1985).

Dari persamaan Bernoulli dapat dicari tekanan air yang bekerja pada saat
menekan katup, yaitu:
Pv = .g ( - )……………………………………………………………...(2.9)

Pv adalah tekanan air pada katup (N/ ). adalah head loss total pada saluran
penggerak (m). adalah head sumber air (m). adalah massa jenis air (kg/ ). g
adalah gaya gravitasi (m/ ).

Gaya yang mempercepat air dapat ditulis menggunakan persamaan Newton,


yaitu:

= . = . . ……………………………………………………….(2.10)

adalah gaya percepatan air di dalam pipa penggerak (N). adalah massa air yang
dipercepat (kg). adalah percepatan aliran dalam pipa penggerak (m/ ).
adalah massa jenis air (kg/ ). adalah panjan pipa penggerak (m). adalah luas
penampang pipa penggerak ( ).
16

Akibat Head dari sumber air ( ), air dalam pipa penggerak akan mengalami
percepatan dan keluar melalui katup. Percepatan tersebut dapat ditentukan dari
persamaan berikut:

–f . - ∑ (K ) = …………………………………………………..(2.11)

adalah percepatan aliran air dalam pipa penggerak (m/ ). adalah head
sumber air (m). L adalah panjang pipa penggerak (m). adalah diameter pipa
penggerak (m). v adalah kecpatan aliran air dalam pipa penggerak (m/dt). K adalah
koefisien kerugian perlengkapan pipa. f adalah koefisien gesek pipa. g adalah
gravitasi bumi ( ⁄ )

Gaya percepatan aliran ini cukup untuk memulai menutup katup. Katup
menutup jika gaya seret (drag) dan gaya tekan didalam air sama dengan berat katup.

= . . . ………………………………………………………………….(2.12)

adalah gaya seret pada katup (N). adalah koefisien seret pada katup = 1.2
untuk silinder eleptik. adalah kecepatan aliran air dalam pipa penggerak (m/dt).
adalah luas penampang katup ( ). g adalah percepatan gravitasi bumi (m/ ).

2.8 Debit Pompa


Debit adalah volume air yang melalui suatu penampang dalam satuan waktu.
Debit dinyatakan dengan rumus.
Q = ……………………………………………………………………………..(2.13)

Q = A. v…………………………………………………………………………(2.14)
Q adalah debit aliran air ( /s). V adalah volume aliran ( ). A adalah luas
penampang ( ). t adalah waktu (detik).
17

2.9 Efisiensi Pompa Hidram


Efisiensi sebuah instalasi pompa hidram ditentukan oleh berbagai faktor,
selain dimensi dan bahan yang digunakan dalam membuat pompa hidram, juga
tergantung dari karakteristik instalasi pompa hidram yang berbeda pada masing-
masing lokasi pemaangan (Silla dkk, 2014).
Untuk mencari efisiensi pompa hidram menggunakan rumus efisiensi
D’Aubuission. Efisiensi ini merupakan perhitungan efisiensi dengan
mempertimbangkan head masuk dan head keluar.

= 100………………………………………………………………..(2.15)

adalah efisiensi D’Aubuission. q adalah debit pemompaan ( /s). Q adalah debit


limbah ( /s). h adalah head keluar (m). H adalah head masuk (m).

2.10 Penelitian Terdahulu Mengenai Pompa Hidram


Pengujian yang dilkukan oleh Imam (2018) mengenai kinerja pompa hidram
dengan penambahan jumlah katup limbah pada variasi Head Output sebagai alternatif
pompa air tanpa listrik. Debit output tertinggi pompa hidram 1 katup dan 2 katup
limbah diseri pada head output 7 meter berturut-turut sebesar 1,949 dan 4,398
liter/menit. Terdapat peningkatan 125%. Pada pompa hidram 2 katup disusun paralel
debit pada head output 7 meter adalah 4,137 liter/menit. Terdapat selisih 6,3% dari 2
katup limbah seri.
Kahar (2017) melakukan penelitian dengan menambah jumlah katup limbah.
Debit dengan 1 katup limbah diambil pada head output 5 meter yaitu 0,55 liter/menit.
Dengan 2 katup limbah, data debit Output diambil pada head 8 meter yaitu, 0,75
liter/menit. Untuk penggunaan 3 katup limbah, data output yang diambil yaitu pada
head output 10 meter sebesar 1,412 liter/menit.
Penelitian yang dilakukan panjaitan dan sitepu (2012) dengan head input 2,3
meter dan head output 8 meter didapat efisiensi maksimum pada tabung dengan
18

tinggi 60 cm dan panjang pipa masuk 10 meter. Debit maksimum yang dihasilkan
2,08 liter/menit.
Konsep penelitian yang dilakukan kali ini yaitu membandingkan kinerja
pompa hidram dengan menggunakan satu katup limbah, dua katup limbah, dan tiga
katup limbah yang disusun seri, pararel maupun dalam bentuk T pada ketinggian
head output 7 meter, 8 meter, 9 meter dengan head input 1,83 meter dengan
menggunakan pompa hidram dengan ukuran 2 inci.

2.11 Kerugian Aliran Dalam Pipa


Kerugian aliran fluida di dalam pipa disebabkan oleh gesekan di dalam pipa,
pengaruh oleh belokan pada pipa, bukaan pada katup-katup, dan perubahan
penampang aliran.

2.11.1 Kerugian Karena Gesekan Dalam Pipa (Mayor Loses)

= ……………………………………………………………..(2.16)

adalah kerugian gesek dalam pipa (m). f adalah koefisien gesek pipa. L adalah
panjang pipa (m). d adalah diameter pipa (m). v adalah kecepatan rata-rata aliran
dalam pipa (m/dt). g adalah percepatan gravitasi (m/ )

2.11.2 Kerugian Dalam Jalur Pipa (Minor Loses)


Kerugian ini terjadi karena adanya perubahan bentuk penampang pipa atau
arah aliran berubah pada perlengkapan pipa.

= ……………………………………………………………………...(2.17)

adalah kerugian gesek dalam perlengkapan pipa (m). k adalah koefisien


kerugian. v adalah kecepatan rata-rata aliran dalam pipa (m/dt). g adalah percepatan
gravitasi (m/ ).
19

2.12 Aliran Laminar dan Turbulen


Aliran fluida yang mengalir di dalam pipa dapat di klarifikasikan ke dalam
dua tipe aliran yaitu laminar dan turbulen. Aliran dikatakan laminar jika partikel-
partikel fluida yang bergerak mengikuti garis lurus yang sejajar pipa dan bergerak
dengan kecepatan sama. Aliran disebut turbulen jika tiap partikel fluida bergerak
memotong garis aliran di sepanjang pipa dan hanya gerakan rata-ratanya saja yang
mengikuti sumbu pipa. Dari hasil eksperimen diperoleh bahwa koefisien gesekan
untuk pipa silindris merupakan fungsi dari bilangan Reynold (Re). Besarnya Reynold
(Re), dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Re = …………………………………………………………………………...(2.18)

adalah masa jenis fluida (kg/ ). µ viskositas kinematik fluida . Aliran


akan laminar jika bilangan reynold kurang dari 2000 dan akan turbulen jika bilangan
reynold lebih dari 4000. Jika bilangan reynold terletak antara 2000 – 4000 maka
disebut dengan aliran transisi.
Untuk aliran laminar dimana bilangan reynold kurang dari 2000, faktor
gesekan dihubungkan dengan bilangan reynold, dinyatakan dengan rumus.
f = 64 / Re………………………………………………………………………(2.19)
untuk aliran turbulen dimana bilangan reynold lebih dari 4000 maka hubungan antara
bilangan reynold dan faktor gesekan mejadi kompleks. Faktor gesekan untuk
bilangan reynold 3000 – 100000
f= …………………………………………………………………………..(2.20)

2.13 Pengertian Head


Head adalah suatu bentuk energi yang dinyatakan dalam satuan panjang (m)

dalam SI. Head terdiri dari head ketinggian (Z), head kecepatan ( ), dan head

tekanan. Head ketinggian menyatakan energi potensial yang dibutuhkan untuk


mengangkat air setinggi (m) kolom head air, head kecepatan menyatakan energi
20

kinetik yang dibutuhkan untuk mengalirkan air setinggi (m) kolom air, sedangkan
head tekanan adalah suatu energi aliran (m) dari kolom air tersebut.

Persamaan ini dapat dimodifikasi untuk menyatakan total energi dengan (H) dengan
membagi masing-masing variabel di sebelah kanan persamaan dengan W (berat jenis
fluida) sehigga dapat

H=z+ + …………………………………………………………………….(2.21)

H adalah total energi (meter). z adalah head ketinggian. adalah head kecepatan.

adalah head tekanan.

2.14 Kerugian Head


Fluida yang mengalir dalam pipa akan selalu mengalami kerugian head (head
loss). Head loss terjadi karena berbagi hal seperti gesekan fluida dengan dinding pipa
dan adanya hambatan pada pipa seperti belokan, percabangan, katup dan lain
sebagainya. Head loss dibagi menjadi dua yaitu head loos mayor dan head loss
minor.
2.14.1 Kerugian Head Loss Mayor
Kerugian head mayor (mayor loss) merupakan kerugian akibat gesekan yang
terjadi antara fluida dan dinding pipa. Kerugian head akibat gesekan dapat dihitung
dengan rumus persamaa Darcy-Wibach.

hf = …………………………………………………………………………(2.21)

hf adalah kerugian head mayor (m). f adalah faktor gesekan (dapat dicari dengan
diagram moody). L adalah panjang pipa (m). d adalah diameter (m). v adalah
kecepatan aliran fluida (m/s). g adalah gravitasi bumi (m/s2).

2.14.2 Kerugian Head Minor


21

Kerugian minor (minor loss) merupakan kerugian yang diakibatkan oleh


kelengkapan pada pipa seperti belokan, siku, sambungan, katup, dan lain sebagainya.
Besarnya kerugian minor dapat dirumuskan sebagai berikut

hm = ∑ n.k. ……………………………………………………………………(2.22)

hm adalah head loss minor (m). n adalah jumlah kelengkapan pipa. k adalah koefisien
kerugian.
BAB 3. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitan


Penelitian dilakukan di sungai untuk pengairan warga daerah leces kecamatan
probolinggo
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian antara lain :
1. Drum
2. Katup Limbah dan Katup Penghantar
3. Gelas Ukur
4. Pipa PVC
5. Bak ukur
6. Stopwatch
7. Preasure Gauge
8. Selang
9. Alat Tulis

3.3. Metode Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian adalah metode eksperimen. Yakni
melakukan pembuatan pompa hidram dari pipa PVC dan pengujian dengan
menggunakan satu katup, dua katup limbah yang disusun seri dan, tiga katup limbah
yang disusun paralel dengan head 9 meter. Pada Penelitian ini juga membandingkan
antara pipa udara berukuran 3 inci, dan 4 inci ditinjau dari debit output,

3.4. Prosedur Penelitian


Tahap pertama yang digunakan pada penelitian ini adalah studi litratur, dalam
tahap ini Peneliti mempelajari literatur terkait pompa hidram. Tahap kedua yaitu
merancang instalasi pompa hidram yang dipakai dalam penelitian. Tahap ketiga yaitu

22
23

menyiapkan alat dan bahan yang dibutukan dalam penelitian. Tahap keempat yaitu
merakit dan menyiapkan instalasi pompa hidram. Tahap kelima yaitu melakukan
pengujian kinerja pompa hidram dengan penambahan jumlah katup limbah pada
beberapa variasi head. Pada penelitian ini juga dilakukan perbandingan diameter pipa
udara 3 inci dan 4 inci, dan pengambilan data debit output pompa hidram setinggi 9
meter. Tahap selanjutnya yaitu melakukan analisa data dan pembahasan atas data
yang didapat dari penelitian.

Gambar 3.1 Proses penelitian disajikan dalam bentuk diagram alir


Dalam melakukan penelitian kinerja pompa hidram, dilakukan perancangan
pada tiap instalasi pompa seperti head masuk, panjang dan diameter pipa masuk,
badan pompa hidram, ukuran tabung udara dan panjang, mapun diameter pipa
penghantar.
24

3.4.1 Penentuan Head Masuk Pompa


Head masuk diukur dari tinggi dudukan ditambah tinggi sumber mata air.
Pada penelitian ini digunakan tinggi dudukan 0,93 meter, dan tinggi 0,9 meter. Jadi
head masuk sebesar 1,83 meter.

3.4.2 Penentuan Badan Pompa Hidram


Badan pompa hidram ditetapkan diameter 2 inci, maka debit air di tandon
akan diusahakan kontinyu sebesar 27-55 liter/ menit. Sesuai tabel 2.1

3.4.3 Penentuan Panjang Diameter Pipa Masuk


Diameter pipa masuk ditetapkan sama dengan badan hidram yaitu dengan
diameter 2 inci (cm) dan Panjang pipa masuk dengan variasi 8 meter. Pada penentuan
diameter pipa masuk dan panjang pipa masuk didasarkan pada metode calvert dimana
L = 150 < L / D < 1000
L = 800/5.08 = 157, 48. Nilai tersebut memenuhi L pada metode calvert yaitu antara
150-1000.

3.4.4 Penentuan Ukuran Tabung Udara


Tabung udara ditetapkan dengan diameter 3 inci dan 4 inci. Tinggi 0,67meter.
Pada tutup tabung dipasang pressure gauge untuk mengetaui tekanan pada tabung.

3.4.5 Penentuan Katup


Katup digunakan sebanyak 4 buah. 3 katup sebagai katup limbah pada pompa
hidram. 1 katup sebagai katup penghantar pada pompa hidram. Katup limbah dan
katup penghantar ukuran 2 inci.
25

3.4.6 Penentuan Pipa Penghantar


Pipa penghantar untuk pengujian penambahan jumlah katup limbah pada
beberapa variasi head output menggunakan pipa pvc 1 inci dengan head, 9 meter..
Jarak dari pompa hidram ke pemukiman warga adalah 10,7 meter dan tinggi 6 meter.

3.4.7 Penentuan Beban Katup Limbah


Beban yang digunakan pada penelitian ini adalah 450 gram. Beban ini dipilih
karena berdasarkan penelitian sebelumnya, pompa 2 inci lebih bagus dengan
menggunakan beban 400-450 gram.
Pada variabel penelitian pompa hidram dirancang dengan menambahkan
jumlah katup limbah pada output, 9 meter. Katup limbah yang dipakai yaitu pompa
dengan satu katup limbah, dua katup limbah disusun seri, tiga katup limbah disusun
paralel. Model penambahan jumlah katup dapat dilihat pada gambar 3.2. Skema
instalasi pompa hidram untuk pengujian variasi dapat dilihat pada gambar 3.3. Skema
instalasi pompa hidram dan pompa listrik untuk mengisi tandon dapat dilihat pada
gambar 3.4

Gambar 3.2 Rancangan Pompa Hidram Dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah.
26

Gambar 3.3 Skema Instalasi Pompa Hidram Untuk Pengujian Penambahan Jumlah
Katup Limbah Pada Beberapa Variasi Diameter Pipa Udara.

3.5. Parameter Pengamatan


Parameter yang di ukur dan di hitung pada penelitian ini adalah:
1. Debit
Pengukuran debit dilakukan pada katup limbah dan pipa keluar pengukuran
pada katup limbah dilakukan dengan mewadahi air yang keluar dan di ukur dengan
menggunakan gelas ukur. Pengambilan dilakukan pada dua ketukan katup limbah.
Pengukuran debit pada pipa keluar dilakkan dengan mewadahi air yang keluar
melalui katup limbah selama 10 detik. Nantinya akan diketahui debit dalam liter per
menit. Pada pengukuran debit dilakukan 3 kali pengulangan dan hasilnya akan di
hitung menggunakan rumus dan di rata-rata.
27

2. Ketukan Katup Limbah


Ketukan pada katup limbah diukur menggunakan Stopwach selama 1 menit
pada setiap variasi penambahan jumlah katup limbah. Ketukan menandakan ada
proses pemompaan pada pompa hidram.
3. Tekanan
Pengukuran tekanan menggunakan alat yaitu pressure gauge. Alat ini
diletakkan disisi atas tabung udara. Pengukuran ini di lakukan untuk mengukur
tekanan pada sisi hidram.
4. Kecepatan Aliran Air
Kecepatan aliran air dalam pipa dihitung setelah mengetahui debit limbah dan
debit pemompaan pada pompa hidram. Kecepatan aliran dihitung adalah aliran
dalam pipa masuk menggunakan rumus 2.14
5. Efisiensi
Dalam teori, pompa hidram memindahkan air tiap siklus. Namun
kenyataannya tidak semua air berpindah atau terpompa. Terdapat rugi-rugi seperti
kenaikan tekanan, kebocoran, gesekan dan lain-lain. Efisinsi pompa hidram dihitung
menggunakan rumus efisiensi D’Aubuission.
6.Kehilangan Loss Mayor Dan Minor
Perhitungan Head loss mayor dan minor pada pompa hidram dilakukan
sepanjang pipa masuk dan pipa output pompa. Sebelum itu dicari terlebih dahulu
jenis aliran apakah turbulen dan laminar.

3.6 Analisa Data dan Pembahasan


Pada penelitian ini menggunakan analisis data dilakukan dengan cara
menelaah data yang diperoleh dari eksperimen dan disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik serta mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut sebagaimana adanya
dalam bentuk kalimat yang mudah dibaca dan dipahami sehingga pada intiya dapat
memberi jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Peraktikan Pompa Hidram


Dari perancangan instalasi pompa hidram sebelumnya maka di rakit sebuah
pompa hidram dengan melakukan penambahan pada jumlah katup limbah. Gambar
pompa hidram yang telah dirangkai dan dipakai pada penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 4.1

a b c
Gambar 4.1 Hasil Rakitan Pompa Hidram a) dengan 1 katup limbah. b) dengan 2
katup limbah diseri. c) dengan 3 katup limbah di paralel berbentuk T.

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa gambar a merupakan pompa


hidram dengan satu katup limbah. Gambar b merupakan pompa hidram dengan dua
katup limbah disusun seri. Model ini disusun sejajar dengan katup penghantar. Pada
gambar c merupakan pompa hidram dengan tiga katup limbah yang disusun paralel.
Pada model ini badan hidram dijadikan seperti model T.

4.2 Debit Pompa Hidram dengan Penambahan Jumlah Katup Limbah Pada
Variasi Head Output

28
29

Debit adalah banyaknya volume air yang dapat lewat per satuan waktu. Debit
juga merupakan laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang per satuan
waktu. Pada pompa hidram terdapat debit Output dan debit total.

4.2.1 Debit Total


Debit Total merupakan debit yang masuk pada pipa masuk melalui pipa
masuk. Pengukuran debit total dapat dihitung dengan menambah debit peompaan dan
debit limbah. Grafik perbandingan debit total pompa dengan penambahan jumlah
katup limbah dan diameter pipa udara.

Gambar 4.2 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Total Pompa Hidram

Gambar 4.2 menunjukkan grafik hubungan antara penambahan jumlah katup


limbah dan variasi diameter pipa udara terhadap debit total yang masuk melalui pipa
masuk. Terlihat semakin bertambah jumlah katup limbah maka air yang masuk ke
pompa semakin bertambah. Hal ini karena pada katup limbah memiliki saluran
buang. Ketika jumlah katup bertambah otomatis air yang masuk menjadi lebih
banyak.
30

Gambar 4.2 juga menunjukkan bahwa head output memiliki pengaruh


terhadap debit total pompa hidram namun hanya sedikit dan bisa dikatakan debit total
sama disetiap variasi head output. Perbedaannya akan terlihat pada debit pemompaan
dan debit limbah.
Jika dilihat dari model pemasangan 2 katup limbah di seri dan 3 katup limbah
di pararel model T terdapat perbedaan debit total yang masuk. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh konstruksi pompa itu sendiri. Pada pompa seri, dua katup limbah
berada pada badan hidram yang satu aliran air sehingga air dari sumber akan
langsung masuk dan keluar melalui katup limbah lebih banyak. Pada pompa pararel
badan pompa terdapat dua pipa dengan masing-masing satu dan dua katup limbah.
Air yang mengalir terpisah sehingga debit yang masuk lebih sedikit.
Pompa dengan satu katup limbah pada variasi diameter pipa udara, 3 inci dan
4 inci memiliki debit total yang masuk melalui pipa masuk sebesar 22,921 liter/detik;
22,295/detik. Pada pompa hidram dengan dua katup limbah yang disusun seri pada
variasi diameter pipa udara, 3 inci dan 4 inci memiliki debit total yang masuk melalui
pipa masuk sebesar 34,271 liter/detik; 33,443 liter/detik. Pada pompa hidram dengan
tiga katup yang di susun dipararel model T pada variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci
memiliki debit total yang masuk melalui pipa masuk sebesar 44,027 liter/detik;
43,771/detik.

4.2.2 Debit Limbah


Debit limbah merupakan debit air yang terbuang melalui katup limbah artinya
debit air ini tidak terpompa dan jika pada penerapannya dilapangan, air dari katup
limbah akan kembali ke aliran sungai atau ke tanah. Grafik debit limbah dengan
penambahan jumlah katup limbah pada variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci.
31

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Limbah Pompa Hidram.

Gambar 4.3menunjukkan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah


dan variasi pipa udara terhadap debit limbah yang dihasilkan oleh pompa hidram.
Pada pompa hidram 1 katup klep limbah dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci
menghasilkan debit limbah 21,743 liter/detik; 21,817 liter/detik. Pada pompa hidram
2 katup limbah di seri dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci menghasilkan debit
limbah 32,483 liter/detik terjadi peningkatan 33% dan pada variasi diameter pipa
udara 4 inci menghasilkan debit limbah 31,133 liter/detik terjadi peningkatan 34%.
Pada pompa hidram 3 katup limbah dipararel model T dengan variasi pipa udara 3
inci dan 4 inci menghasilkan debit limbah 41,750 liter/detik terjadi peningkatan 45%
dan pada variasi diameter pipa udara 4 inci menghasilkan debit limbah 41,457
liter/detik terjadi peningkatan 45%.
Pompa hidram 2 katup diseri menghasilkan debit limbah yang lebih besar I
banding dengan 3 katup limbah dipararel model T. Hal ini dipengaruhi konstruksi
dari badan hidram. Pada pompa hidram seri, aliran air langsung menuju ke badan
32

hidram sedangkan katup limbah yang dipararel alirannya akan terpisah. Air yang
masuk pada pompa 2 katup limbah diseri tekanannya akan lebih besar karena
alirannya satu arah sehingga ketika mencapai tekanan tertentu akan mengangkat
beban katup. Oleh karena itu tekanan yang lebih besar maka proses terbukanya katup
berlangsung lebih cepat sehingga air yang keluar akan lebih banyak permenitnya.
Pada pompa 3 klep dipararel model T air akan menuju ke katup sehingga aliran air
akan menekan katup sendiri sendiri. Oleh karena itu tekanannya lebih kecil sehingga
beban yang terangkat menjadi lebih lama dan debit air yang terbuang lebih banyak di
banding 2 katup yang diseri.

4.2.3 Debit Output


Debit Output atau pemompaan merupakan debit yang keluar melalui pipa
keluar pada head tertentu. Dalam pengambilan data debit dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan. Untuk mengetahui besarnya perbedaan data pengulangan maka dihitung
nilai deviasi pada setiap pengambilan data pada debit. Nilai ini untuk membuktikan
bahwa data pengulangan yang diambil dapat menjadi perwakilan. Nilai deviasi untuk
pengulangan dapat dilihat pada lampiran. Debit pemompaan pada pompa hidram
dengan penambahan jumlah katup limbah dan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci
dapat dilihat pada gambar 4.4.
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin besar diameter pipa
udara maka debit yang mampu dipompa oleh pompa hidram semakin besar. Hal ini
sesuai dengan prinsip kerja pompa hidram yang memanfaatkan energi potensial dari
sumber air untuk menaikkan air lebih tinggi. Menurut Akhmadi dan Qurohman
(2017). Debit pemompaan pada pompa hidram dengan penambahan jumlah katup
limbah dan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci dapat dilihat pada gambar 4.4.
33

Gambar 4.4 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Debit Output Pompa Hidram.

Gambar 4.4 merupakan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah


dan variasi pipa udara terhadap debit output yang dihasilkan oleh pompa hidram.
Pada pompa hidram satu katup klep limbah dengan variasi 3 inci dan 4 inci
menghasilkan debit output 1,125 liter/detik; 1,179 liter/detik. Pada pompa hidram 2
katup klep limbah diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci
menghasilkan debit output 1,781 liter/detik terjadi peningkatan 47% dan pada variasi
diameter pipa udara 4 inci menghasilkan debit output 2,309 liter/detik terjadi
peningkatan 48%. Pada pompa hidram 3 katup limbah dipararel model T dengan
variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci menghasilkan debit output 1,954 liter/detik terjadi
peningkatan 49% dan variasi diameter pipa udara 4 inci menghasilkan debit output
2,315 liter/detik terjadi peningkatan 48%.

4.3 Ketukan Pada Katup Limbah


Katup limbah bekerja dengan cara membuka dan menutup. Terbuka berarti
katup itu turun dan sebaliknya jika katup itu menutup maka berarti katup itu naik.
Terbuka dan tertutupnya katup ini dipengaruhi oleh tekanan air yang mengalir pada
badan badan hidram. Ketika katup limbah tertutup terjadilah peristiwa palu air dan
34

katup hantar terbuka dan mendorong air masuk menuju pipa udara, sebaliknya ketika
katup limbah terbuka maka katup hantar menutup. Saat katup limbah terbuka inilah
sebagian yang tidak terpompa akan keluar. Peristiwa terbuka dan tertutupnya katup
limbah ini terjadi berulang ulang setiap periode siklus. Ketukan katup limbah
dipengaruhi oleh beban pada katup itu sendiri. Ketika beban yang diberikan terlalu
ringan maka katup akan susah untuk terbuka. Ketika beban yang diberikan terlalu
berat maka katup akan sulit menutup.

Gambar 4.5 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Pada Ketukan Katup Limbah.

Gambar 4.5 menunjukkan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah


terhadap ketukan yang terjadi pada katup limbah setiap menitnya. Dapat dilihat
bahwa ketukan pada katup limbah turun seiring bertambahnya jumlah katup limbah.
Hal ini karena air yang mengalir memenuhi badan hidram memiliki debit dan
tekanan. Sesuai dengan prinsip kerjanya katup limbah memiliki beban dan air yang
mengalir menuju badan hidram memiliki tekanan. Ketika tekanan air mencapai nilai
tertentu maka katup limbah akan tertutup. Pada pompa hidram 1 klep limbah terdapat
1 beban sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai nilai tertentu lebih cepat
sehingga proses buka tutup limbah pun berlangsung lebih cepat disbanding pompa
35

hidram pompa hidram 2 dan 3 katup limbah. Pompa hidram 2 katup limbah dan 3
katup limbah memiliki beban 2 dan 3 kali lipat oleh karena itu butuh debit dan
tekanan air yang lebih besar untuk menutup dan membuka beban.
Naiknya head output juga dapat mempengaruhi jumlah ketukan pada katup
limbah. Hal ini terjadi karena dengan naiknya head output, tekanan dalam tabung
akan semakin besar sehingga air yang masuk melalui katup penghantar tidak
maksimal dan air akan terbuang melalui katup limbah sehingga ketukan pun akan
bertambah seiring meningkatnya debit limbah (Arianta 2010).

4.4 Tekanan Pada Pipa Udara


Pada prinsipnya pipa udara memiliki fungsi yang sama seperti pada pompa
preassure tank pada pompa air yaitu membantu untuk menekan air. Penutupan katup
limbah menciptakan tekanan yang besar dan akan membuka katup penghantar. Air
terpompa masuk ke tabung udara dan udara pada tabung mulai mengembang untuk
mnyeimbangkan tekanan dan mendorong air keluar melalui pipa penghantar
(Mohammed 2007). Pemilihan ukuran pipa udara yang pas tentunya akan membuat
hasil pemompaan lebih maksimal. Tekanan pada pipa udara pompa hidram dapat
dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 menunjukkan grafik hubungan tekanan udara pada pipa udara
terhadap penambahan jumlah katup limbah dan variasi diameter pipa udara. Dapat
dilihat bahwa penambahan jumlah katup limbah menaikkan tekanan pada tabung
udara. Hal ini karena ketika katup hantar terbuka, pompa dengan dua dan tiga katup
katup mendorong air masuk lebih banyak sehingga tekanan pada tabung menjadi
lebih besar dan memompa air lebih banyak disbanding dengan pompa satu katup
limbah. Masuknya air yang lebih banyak ini akan menekan udara pada pompa dan
akan mengalirkan air ke pipa penghantar. Tekanan pada pipa udara pompa hidram
dapat dilihat pada gambar 4.6.
36

Gambar 4.6 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Pipa Udara Terhadap
Tekanan Pada Pipa Udara Pompa Hidram.

Berdasarkan gambar 4.6 terdapat perbedaan tekanan pada pompa hidram 1


katup klep limbah dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci menghasilkan tekanan
sebesar 0.8 bar; 0.82 bar. Pada tekanan pompa hidram 2 katup limbah diseri dengan
variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci menghasilkan tekanan 0.8 bar terjadi peningkatan
48% dan pada variasi pipa udara 4 inci menghasilkan 0.93 bar terjadi peningkatan
47%. Pada pompa hidram 3 klep limbah dipararel model T dengan variasi pipa udara
3 inci dan 4 inci menghasilkan tekanan 1 bar dan terjadi peningkatan 43% dan pada
variasi pipa udara 4 inci menghasilkan tekanan 1 bar dan terjadi peningkatan 48%.

4.5 Kecepatan Aliran Dalam Pipa


Pompa hidram memanfaatkan momentum aliran untuk membuka dan
menutup katup limbah secara tiba-tiba sehingga menyebabkan peristiwa palu air. Air
dari sumber air memiliki energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial
menunjukkan energi yang dimiliki fluida karena tempat jatuhnya. Energi kinetic
37

menunjukkan energi yang dimiliki fluida karena pengaruh kecepatan yang


dimilikinya. Kecepatan aliran pada pipa masuk dapat dilihat pada Gambar 4.7. .
Gambar 4.7 menunjukkan grafik perbandingan kecepatan aliran pada pipa
masuk dengan penambahan jumlah katup limbah. Dapat dilihat bahwa dengan
bertambahnya jumlah katup limbah kecepatan air dalam pipa masuk semakin besar
dibanding pompa dengan satu katup limbah. Hal ini sesuai persamaan Q = A.v. Pada
pembahasan sebelumnya debit yang masuk melalui pompa hidram lebih banyak
seiring bertambahnya jumlah katup. Karena debit dan kecepatan aliran berbanding
lurus maka dengan penambahan jumlah katup limbah pun kecepatan aliran pada pipa
masuk juga naik. Ketika aliran air semakin cepat maka kenaikan tekanan karena
penutupan katup secara tiba-tiba akan semakin besar pula. Kenaikan tekanan yang
semakin besar akan mampu memompa air lebih banyak.

Gambar 4.7 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Pipa Udara Terhadap
Laju Aliran Dalam Pipa.

Gambar 4.7 merupakan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah


dan variasi pipa udara terhadap laju aliran air didalam pompa. Pada pompa hidram 1
klep limbah dengan variasi 3 inci dan 4 inci terdapat laju aliran 0,351 m/detik; 0,368
m/detik. Pada pompa hidram 2 klep limbah diseri dengan variasi 3 inci dan 4 inci
terdapat laju aliran 0,556 m/detik; 0,721m/detik. Pada pompa hidram 3 klep limbah
38

dipararel model T dengan variasi 3 inci dan 4 inci terdapat aliran 0,700 m/detik;
0,723 m/detik.

4.6 Efisiensi Pompa Hidram


Efisiensi pompa hidram merupakan hasil kali dari debit output dan head
output dibagi debit total yang masuk ke pompa dikali head masuk pompa hidram
dikali seratus persen. Menurut Akhmadi dan Qurohman (2017) oleh karena terjadinya
proses water hummer maka air yang masuk melalui pipa masuk 2/3 debit keluar
melalui lubang pembuangan dan 1/3 debit mendorong klep hantar masuk ke dalam
tabung pompa untuk keluar melalui pipa output.

Gambar 4.8 Grafik Jumlah Katup Limbah dan Variasi Diameter Pipa Udara
Terhadap Efisiensi D’Aubuision Pompa Hidram.

Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan efisiensi dengan penambahan jumlah


katup limbah dan variasi diameter pipa udara. Dapat dilihat bahwa efisiensi
bertambah seiring bertambahnya jumlah katup limbah yang dipakai. Hal ini
menunjukkan bahwa perbandingan debit yang mampu dipompa oleh pompa hidram
39

dengan kedua katup dan tiga katup limbah lebih banyak dari pada menggunakan
katup limbah.
Berdasarkan Gambar 4.8 juga dapat dilihat bahwa efisiensi pompa berkurang
seiring bertambahnya head output. Ini terjadi karena seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa ketika head output semakin tinggi maka tekanan semakin tinggi
sehingga air akan sulit terpompa dan akhirnya keluar melalui katup limbah.
Gambar 4.8 merupakan grafik hubungan penambahan jumlah katup limbah
dan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terhadap efisiensi pompa hidram.
Pada pompa hidram satu klep limbah dengan variasi 3 inci dan 4 inci terdapat
efisiensi pompa hidram 33,572%; 31,807%. Pada pompa Hidram dua katup limbah
diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terdapat efisiensi pompa
hidram 32,21%; 49,337%. Pada pompa hidram tiga klep limbah dipararel model T
dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci terdapat efisiensi pompa hidram 27,714%;
32,700%.

4.7 Head Loss


4.7.1 Head Loss Mayor Pada Pengujian Penambahan Jumlah Katup Limbah dan
Variasi Diameter Pipa Udara.
Air merupakan yang mengalir melalui pipa pasti berinteraksi dengan dinding
pipa. Interaksi ini akan menimbulkan kerugian gesek. Head loss mayor dapat di

hitung dengan rumus hf = f . Head Loss Mayor pada pompa hidram hanya

dihitung sepnjang pipa masuk, tidak termasuk pada badan pompa. Data head loss
mayor pompa hidram dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Data Perhitungan Head Loss Mayor Pada Pipa Masuk Pompa Hidram.
Pompa Head (m) Re f V2/2g L/d Hf/m
Hidram
1 katup 9 1120,958 0,0307 0,0178 2,8125 0,0015
40

9 1755,249 0,0488 0,0187 2,8125 0,0025


2 katup 9 1775,648 0,0273 0,0283 2,8125 0,0021
di seri
9 2302,594 0,0256 0,0367 2,8125 0,0026
3 katup 9 1948,103 0,0267 0,0310 2,8125 0,0023
dipararel
model T
9 2308,982 0,0256 0,0368 2,8125 0,0026

Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa Reynold number dari semua
variasi lebih dari 4000. Hal ini menunjukkan bahwa aliran dalam pipa masuk bersifat
turbulen. Dari nilai Reynold tersebut maka dapat dicari koefisien gaya gesek.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa koefisien gaya gesek terbesar yaitu pada
pompa hidram 3 katup limbah. Perbedaan kerugian gesek mayor dipengaruhi oleh
kecepatan aliran dalam pipa dan perbandingan panjang pipa terhadap diameter pipa
yang digunakan. Semakin besar kecepatan dalam maka head loss mayor semakin
besar. Semakin besar perbandingan pipa dan diameter pipa maka head loss mayor
semakin besar.
4.7.2 Head Loss Minor Pada Pengujian Jumlah Katup Limbah dan Variasi
Diameter Pipa Udara.
Perhitungan head loss minor dilakukan pada pipa masuk dan pipa keluar.
Namun dalam pengujian ini karena tidak terdapat elbow dan Gate valve pada pipa
masuk, dikarenakan pipa masuk langsung di sambung pada pipa aliran mata air yang
ada di sungai untuk pengairan masyarakat.
Tabel 4.2 Kelengkapan Pipa Keluar.
Kelengkapan Pipa n k nk
Knee 1 0,75 0,75
Gate Valve 1 0,17 0,17
41

Tabel 4.3 Data Perhitungan Head Loss Minor Pengujian Penambahan Jumlah Katup
Limbah Pada Variasi Diameter Pipa Udara.
Pompa Hidram Head (m) ∑nk /2g Hm (m)
1 klep limbah 9 0,92 0,0178 0,016376
9 0,92 0,0187 0,017204
2 klep diseri 9 0,92 0,0283 0,026036
9 0,92 0,0367 0,033764
3 klep dipararel 9 0,92 0,3100 0,028520
model T
9 0,92 0,0368 0,0335856
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
diameter pipa udara dan jumlah katup buang terhadap variasi aliran pada pompa
hidram model T:
1. Debit output, debit limbah meningkat seiring bertambahnya jumlah katup limbah
dan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci. Dari debit output 1 klep limbah
ke debit ouput 2 klep limbah diseri dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci
terjadi peningkatan 47% dan 48%. Dari debit output 2 klep limbah diseri ke 3
klep limbah dipararel model T dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4
inci terjadi peningkatan 49% dan 48%. Debit limbah 1 klep limbah ke debit
limbah 2 klep diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi
peningkatan 33% dan 34%. Sedangkan dari debit limbah 2 klep diseri ke 3 klep
debit limbah dipararel dengan variasi pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi
peningkatan 45% dan 45%.
2. Efisiensi pompa hidram semakin meningkat seiring bertambah besarnya
diameter pipa udara, namun ketukan pada tabung semakin menurun seiring
bertambahnya jumlah katup limbah. jumlah ketukan pompa hidram dari 1 klep
limbah ke 2 klep limbah dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci
terjadi penurunan 59% dan 57%. Jumlah ketukan dari 2 klep limbah diseri ke 3
klep limbah dipararel model T terjadi penurunan 41% dan 45%. Sedangkan
efisiensi pompa hidram dari 1 klep limbah ke 2 klep limbah diseri dengan variasi
diameter pipa udara 3 inci dan 4 inci terjadi kenaikan 47% dan 48%. Efisiensi
pompa hidram dari 2 klep limbah diseri ke 3 klep limbah di pararel model T
dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4inci terjadi kenaikan 50% dan
48%.

42
43

3. Tekanan pada pompa hidram semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah


katup limbah dan diameter pipa udara. Pada tekanan pompa hidram 1 klep
limbah ke 2 klep limbah diseri dengan variasi diameter pipa udara 3 inci dan 4
inci terjadi kenaikan 48% dan 47%. Pada tekanan pompa hidram 2 klep limbah
diseri ke 3 klep limbah dipararel model T dengan variasi diameter pipa udara 3
inci dan 4 inci terjadi kenaikan 43% dan 48%.

5.2 Saran
Saran yang dapat diambil dari penelitin ini adalah:
1. Pastikan semua sambungan rapat agar tidak terjadi kebocoran yang dapat
mengurangi dan mengganggu kinerja pompa hidram.
2. Pengambilan data sebaiknya menggunakan alat yang lebih canggih seperti
penggunaan flow meter.
3. Sebaiknya carilah sumber mata air yang elefasinya tinggi dan keluaran airnya
stabil agar kinerja pompa hidram semakin maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, A.N., dan M.T. Qurohman. 2017. Optimasi Desain Rancang Bangun
Pompa Hidram. Jurnal Infotekmesin, Vol 8, No. 1.

Arianta, A.N. 2010. Pengaruh Variasi Ukuran Tabung Udara Terhadap Unjuk Kerja
Sebuah Pompa Hidram. Skiripsi. Teknik Mesin Universitas Gajah Mada.

Cahyanta, Y.A., dan I. Taufik. 2008. Studi Terhadap Prestasi Pompa Hidraulik Ram
dengan Variasi Beban Katup Limbah. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Cakram
Vol.2, No. 2.

Candrika, M. 2014. Rancang Bangun dan Pengukuran Debit Pompa Hidram Pada
Ketinggian Permukaan Sumber Air 0.3 Meter dengan Sudur Kemiringan Pipa
Penghantar 0 Derajat. Tugas Akhir. Diploma III Teknik Mesin Universitas
Diponegoro.

Hanafie, J., dan H.D. Longh. 1979. Teknologi Pompa Hidraulik Ram Buku Petunjuk
Pembuatan dan Pemasangan. PTP-ITB Ganesha, Bandung.

Hidayatullah, Muhammad Imam. 2018. Kinerja Pompa Hidram dengan Penambahan


Jumlah Katup Limbah Pada Variasi Head Output Sebagai Alterntif Pompa
Air Tanpa Listrik. Jember . Politeknik Negeri Jember.

Jafri, M., Gusnawati dan A. Banamtuan. 2016. Analisa Beda Tinggi Katup dan
Variasi Diameter Pipa Inlet Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram Ukuran 2
Inchi. Jurnal Lontar Teknik Mesin Undana, Vol 3, No. 1.

Kahar. 2017. Pengaruh Jumlah Katup Hisap dan Katup Buang Terhadap Kinerja
Pompa Hidram. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 5, No. 2. Hal. 92-102.

Mohammed, S.N. 2007. Design and Contuction of A Hydraulic Ram Pump. Leonardo
Electronic Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 5 No. 2 Hal. 92-102.

Najib, U. 2017. Analisis Debit Pompa Hidram Dengan Pipa Paralon Satu Output,
Dua Output, Tiga Output Dengan Diameter Pipa ¾ Inch. Jurnal Wahana
Ilmuan, Vol 3, No. 1.

44
45

Panjaitan, D.O., dan T. Sitepu. 2012. Rancang Bangun Pompa Hidram dan
Pengujian Pengaruh Variasi Tinggi Tabung Udara dan Panjang Pipa
Pemasukan Terhadap Unjuk Kerja Pompa Hidram. Jurnal e-dinamis Vol 2,
No. 2.

Setyawan, A.E., dan I.H. Siregar. 2015. Pengaruh Beran Katup Limbah dan
Ketinggian Discharge Terhadap Kinerja Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya, Vol 3, No. 3.

Silla, C., M. Jafri, dan I. S. Limbong. 2014. Pengaruh Diameter Tabung Udara dan
Jarak Lubang Pipa Tekan dengan Katup Penghantar Terhadap Efisiensi
Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin Undana. Vol 01. No 02.

Sinaga, U.P., 2013. Pengujian Pengaruh Variasi Beban Katup Limbah dan Variasi
Volume Tabung Udara dengan Head Supply 2,3 Meter Terhadap
Performansi Pompa Hidram. Skripsi. Medan: Universitas Negeri Sumatera
Utara.

Sofwan, M., dan I. H. Siregar. 2015. Pengaruh Ketinggian Terjunan dan Volume
Tabung Udara Terhadap Kinerja Pompa Hidram. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya, Vol 3, No. 3. Hal. 16-24.

Tim Penyusun. 2019. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jember. Politeknik Negeri
Jember.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Bagian Pompa Hidram

A. Gambar Pipa Udara

B. Gambar Katup Limbah

46
47

C. Gambar Katup Hantar

D. Gambar Preasure Gauge


48

Lampiran 2 Gambar Pompa Hidram.

A. Gambar Pompa Hidram 1 Katup Limbah

B. Gambar Pompa Hidram 2 Katup Limbah Diseri


49

C. Gambar Pompa Hidram 3 Katup Limbah Model T.

Lampiran 3 Dokumentasi Uji Coba Pompa Hidram.

A. Dokumentasi Uji Coba Pompa Hidram 1 Klep


50

B. Dokumentasi Uji Coba 2 Klep diseri

C. Dokumentasi Uji Coba Klep Limbah dipararel Model T


51

Lampiran 4. Pengambilan Data Pompa Hidram

1. Data Debit Output Pemompaan Pompa Hidram


Pompa Diameter Pengulangan Waktu Volume Debit Std Rata-
Hidram Pipa (Detik) ml deviasi rata
Udara
1 klep 3 Inci 1 10,2 360 1,152 33,3 1,125
limbah
2 10,5 355 1,136
3 10,4 350 1,120
4 Inci 1 10,3 350 1,120 51,4 1,179
2 10,2 375 1,200
3 10,1 380 1,216
2 Klep 3 Inci 1 10,1 540 1,728 48,8 1,781
limbah
diseri
2 10,2 560 1,792
3 10,4 570 1,824
4 Inci 1 10,5 750 2,400 82,1 2,309
2 10,3 720 2,240
3 10,2 715 2,288
3 Klep 3 Inci 1 10,1 600 1,920 54,0 1,954
limbah
dipararel
model T
2 10,4 610 1,925
3 10,5 630 2,016
4 Inci 1 10,3 710 2,272 40,2 2,315
2 10,2 725 2,320
3 10,5 735 2,352
52

2. Data Debit Limbah Pada Pompa Hidram


Pompa Diameter Pengulangan Debit Rata-rata Std.deviasi
Hidram Pipa Udara
1 klep limbah 3 Inci 1 22,100 21,743 643,9
2 21,000
3 22,130
4 Inci 1 22,100 21,817 579,5
2 21,150
3 22,200
2 klep limbah 3 Inci 1 32,150 32,483 594,7
diseri
2 33,170
3 32,130
4 Inci 1 31,120 31,1333 990,0
2 30,150
3 32,130
3 klep limbah 3 Inci 1 42,000 41,740 539,2
dipararel
model T
2 42,100
3 41,120
4 Inci 1 42,100 41,457 1157,8
2 40,120
3 42,150

3. Data Ketukan, Efiseiensi, Kecepatan Aliran


Pompa Diameter Head Tekanan Ketukan Efisiensi Kecepatan
Hidram Pipa Output (bar) Permenit
Udara (m)
1klep 3 Inci 9 0,8 110 33,572 0,351
Limbah
4 Inci 9 0,82 112 31,807 0,368
2klep 3 Inci 9 0,8 78 32,217 0,556
Limbah
diseri
4 Inci 9 0,93 85 49,337 0,721
3klep 3 Inci 9 1 78 27,714 0,61
limbah
dipararel
model T
4 Inci 9 1 83 32,700 0,723
53

Lampiran 5. Perhitungan Efisiensi dan Kecepatan Aliran

Pompa Hidram 1 Klep Limbah, Diameter Pipa Udara 3 Inci


a. Efisiensi =

=
= 33,572%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,125 / 3,2
= 0,351
Pompa Hidram 1 Klep Limbah, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =

=
= 31,807 %
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,179 / 3,2
= 0,368
Pompa Hidram 2 Klep Limbah diseri, Diameter Pipa Udara 3 Inci.
a. Efisiensi =

=
= 32,217 %
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,781 / 3,2
= 0,556
Pompa Hidram 2 Klep Limbah diseri, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =

=
= 49,337%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 2,309 / 3,2
= 0,721
54

Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel Model T, Diameter Pipa Udara 3 Inci.
a. Efisiensi =

=
= 27,714%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 1,954/ 3,2
= 0,610
Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel Model T, Diameter Pipa Udara 4 Inci.
a. Efisiensi =

=
= 49,337%
b. Kecepatan Aliran = Q/A
= 2,309 / 3,2
= 0,271

Lampiran 6. Perhitungan Head Loss Mayor

Pompa Hidram 1 Klep Limbah, Diameter Pipa Udara 3 Inci.

Re =

= 11209,58

F=

= 0,0307

Hf = f

= 0,0307

= 0,0307 . 2,815 . 0,0178

= 0,0015

Pompa Hidram 1 Klep Limbah Diameter Pipa Udara 4 Inci


55

Re =

= 17552,49

F=

= 0,0488

Hf = f

= 0,0048

= 0,0048. 2,815 . 0,0178

= 0,0025

Pompa Hidram 2 Klep diseri Diameter Pipa Udara 3 Inci

Re =

= 17556,48

F=

= 0,0273

Hf = f

= 0,0273

= 0,0273. 2,815 . 0,0178

= 0,0021

Pompa Hidram diseri Diameter Pipa Udara 4 Inci

Re =
56

= 23025,94

F=

= 0,0256

Hf = f

= 0,0256

= 0,0256. 2,815 . 0,0178

= 0,0026

Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel model T Diameter Pipa Udara 3 Inci

Re =

= 19481,03

F=

= 0,0267

Hf = f

= 0,0267

= 0,0267. 2,815 . 0,0178

= 0,0023

Pompa Hidram 3 Klep Limbah dipararel model T Diameter Pipa Udara 4 Inci

Re =

= 23089,82
57

F=

= 0,0256

Hf = f

= 0,0256

= 0,0256. 2,815 . 0,0178

= 0,0026
58

Lampiran 7. Tabel Kelengkapan Pipa

Anda mungkin juga menyukai