Anda di halaman 1dari 3

KORELASI BIVARIAT

Korelasi memiliki arti sebagai suatu hubungan timbal balik atau sebab akibat antara dua
buah kejadian. Dengan kata lain, analisis korelasi menunjukkan keeratan hubungan antara variabel
tanpa memerhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel-variabel tersebut. Dalam
SPSS 17.0, menu korelasi dijadikan sendiri, meskipun pada umumnya korelasi dilakukan bersamaan
dengan analisis regresi.

Koefisien korelasi sebagai nilai tunggal yang menginformasikan seberapa besar hubungan
antar variabel. Nilai koefisien korelasi adalah positif, negatif atau tidak berkorelasi. Dua variabel
dikata-kan berkorelasi positif apabila terjadi kenaikan variabel pertama yang diikuti dengan kenaikan
nilai variabel kedua, atau sebaliknya terjadi penurunan variabel pertama yang diikuti dengan
penurunan nilai variabel kedua. Nilai koefisien korelasi positif berkisar antara 0 sampai 1, Sedangkan
dua variabel dikatakan berkorelasi negatif apabila terjadi kenalkan variabel pertama yang diikuti
dengan penurunan nilai variabel kedua, atau sebaliknya terjadi penurunan variabel pertama yang
diikuti dengan kenaikan nilai variabel kedua. Nilai koefisien korelasi negatif bekisar antara 0 sampai -
1. Untuk menggunakan analisis korelasi harus disesuaikan atau tergantung dengan jenis data yang
akan dianalisis. Ada beberapa jenis analisis korelasi menu Analyze Correlate, antara lain uji korelasi
sederhana (bivariate correlation), uji korelasi parsial (partial correlation), dan uji distances.

Korelasi Pearson

Korelasi Pearson ditemukan pertama kali oleh Karl Pearson. Nama lain Korelasi Pearson
adalah Korelasi Produk Momen. Korelasi Pearson berguna untuk mengetahui hubungan beberapa
variabel. Ada tiga asumsi dasar yang digunakan apabila dilakukan Analisis Korelasi Produk Momen
atau Korelasi Pearson sebagai berikut:

 Distribusi nilai variabel berdistribusi normal atau mendekati normal.


 Dua v=riabel yang akan dicari Korelasinya adalah variabel kontinyu yang bersifat rasional
atau minimal bersifat interval.
 Hubungan kedua variabel yang akan dikorelasikan adalah linier.

∑ xi ∑ yi
∑ xi yi −
n
Korelasi=r xy=

√ (Σ xi )2

2
2 2 (Σ y i )
Σx −
i ∙ Σ yi −
n n

Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan
kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan
yang berbading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0 untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak
ada hubungan antarvariabel. Semakin besar koefisien korelasi baik pada arah positif ataupun negatif,
semakin besar kekuatan hubungan antarvariabel.
Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel IQ dengan prestasi belajar; mengandung
makna IQ yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang tinggi: dengan kata lain terdapat
kesejajaran antara IQ dengan prestasi belajar. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukkan bahwa nilai
tinggi pada satu variabel akan diikuti dengan nilai rendah pada variabel lainnya. Misalnya, terdapat
korelasi negatif antara absensi (ketidakhadiran) dengan prestasi belajar; mengandung makna bahwa
absensi yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang rendah; dengan kata lain terdapat
ketidaksejajaran antara absensi dengan prestasi belajar. Dalam suatu penelitian korelasional, paling
tidak terdapat dua variabel yang harus diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Di samping itu
dapat pula dianalisis hubungan antara dari tiga variabel atau lebih. Model hubungan antarvariabel
Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal.
Pertama, kekuatan hubungan antarvariabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua variabel
tersebut, dan ketiga arah korelasi. Kekuatan hubungan dapat dilihat dan besar kecilnya indeks
korelasi. Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang mendekati
angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.

Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah
keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Tes hasil belajar yang terlalu mudah
bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak kurang pandai akan menghasilkan koefisien korelasi
yang kecil. Oleh karena itu, instrumen yang tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan
mampu mengungkapkan derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.

References
Jamhari, M. (2019). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Untuk Siswa SMA. Surabaya: Scopindo Media
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai