Oleh:
Abrarian Danara Yudhi Argibta
00000052180
ABSTRACT
With the development of technology, it is able to help and also change human
life for the better, especially for people with disabilities, such as the blind. They need
tools as tools that can guide them in carrying out their daily activities. Therefore, in
order to answer this problem, I will explain an idea that will produce glasses that can
detect an object in front of a blind person while walking. These glasses are a prototype
that can be used by the visually impaired, the workings of these glasses is to detect an
object in front or below using 3 ultrasonic sensors. The designed sensor is capable of
detecting an object with a minimum distance of 50 cm and a maximum of 100 cm. The
reference for these glasses is an ultrasonic sensor. These glasses work by giving a
warning to the blind via the microcontroller to the buzzer. The conclusion is that these
glasses are able to provide a sound warning to the user when the object in front of him
has been determined.
2
1. PENDAHULUAN
Tunanetra merupakan kalimat yang menggambarkan seseorang yang
mempunyai gangguan dalam penglihatannya. tunanetra sendiri memiliki beberapa
tingkatan dalam kecacatan atau gangguannya, terdapat 2 tingkatan diantaranya adalah
buta total dan yang kedua adalah masih memiliki sisa dalam penglihatan atau bisa
disebut dengan low vision. Untuk saat ini penyandang tunanetra masih menggunakan
tongkat sebagai alat mereka untuk dapat membantu penyandang tunanetra dalam
berjalan. Dengan hilangnya fungsi dari indra penglihatan, maka penyandang tunanetra
harus mampu untuk dapat mengoptimaklan sisa-sisa dari indra yang mereka miliki,
contohnya adalah indra penciuman, perabaan, maupun pendengaran, dan lainnya
sehingga mereka masih mampu untuk mendapatkan keterampilan dalam bidang yang
lainnya. Tunanetra sendiri merupakan seseorang yang mempunyai kelemahan dalam
bidang penglihatan, biasanya mereka memiliki ingkat akurasi kurang dari 6/60 setelah
diperiksa, bahkan sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam melihat.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah gagasan ataupun
ide yang dapat membantu penyandang tunanetra dalam berjalan, supaya dapat
memudahkan mereka dalam berjalan, ide atau gagasan saya kali ini adalah sebuah
kacamata yang mampu mendeteksi suatu objek atau benda yang berbasis
mikrokontroler yang bisa dipakai leh penyandang tunanetra yang dapat membantu
mereka dalam berjalan. Ide saya kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak, terkhususnya bagi penyandang tunanetra itu sendiri.
2. METODOLOGI
Pada penelitian kali ini, saya menggunakan model prototype sebagai metode
dalam mengembangkan sistem. Prototype sendiri mampu untuk memberikan sebuah
3
ide untuk pembuat maupun pengguna potensial tentang sebuah sistem yang akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Langkah dari model prototype ini ialah:
• Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
• Pengembangan prototype
• Menentukan sebuah prototype yang dapat diterima
• Menggunakan prototype
Cara kerja dari sensor ini adalah transmitter mengirimkan sebuah gelombang
ultrasonik yang kemudia diukur dengan waktu yang diperlukan hingga datangya
pantulan dari objek HC-SR04 dapat mengukur jarak dalam rentang antara 2cm–3m
dengan output Panjang pulsa yang sebanding dengan jarak objek.
Dalam flowchart sistem yang telah diusulkan, kacamata yang dapat membantu
tunanetra dalam berjalan ini dibuat untuk dapat mengetahui proses pembacaan sensor
jarak terhadap benda yang berada didepan pengguna, yang dimana apalbila sensor
mendekteksi sebuah objek dengan jarak kurang dari 100 cm, maka akan memberikan
peringatan atau indicator kepada pengguna kacamata tersebut melalui buzzer. Hal
tersebut berfungsi sebagai panduan bagi seorang tunanetra ketika sedang berjalan agar
dapat terhindar dari halangan, terlebih ketika sedang berada disebuah ruangan.
SENSOR
JARAK MIKROKONTROLER
BUZZER
AT-MEGA 328
HC SR04
A. Perancangan Alat
Gambar berikut ini adalah sebuah perancangan dari kacamata yang mampu untuk
memberikan sebuah indicator kepada penggunanya apabila saat berjalan terdapat objek
atau halangan, terdapat 3 buah sensor ultrasonik sebagi inputnya dan juga memiliki 3
buah buzzer sebagai output ataupun indicator berupa suara.
5
B. Perancangan Input
C. Perancangan Output
3.2 Implementasi
Sistem tersebut memakai Arduino Pro Mini sebagai mikrokontroler serta sensor
ultrasonik sebagai inputan datanya, agar dapat menentukan adanya halangan ataupun
objek yang menghalangi jalan atau tidak, lalu hambatan tersebut memiliki fungsi
sebagai pinput yang kemudian digunakan sebagai input suara untuk memberikan
6
sebuah informasi kepada pengguna kacamata tersebut.Berikut ini merupakan sebuah
prototype kacamata bagi penyandang tunanetra yang berbasis mikrokontroler:
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, Charles. (2017). “Prototype Alat Bantu Tuna Netra Berupa Tongkat
Menggunakan Arduino dan SensorUltrasonik”. J-INTECH. ISSN: 2302-1425. Vol. 5,
No. 2, Desember 2017
Namirudin Al-Hasan, Muhammad. Indra Partha, Cok. Dkk. (2017). Rancang Bangun
Pemandu Tuna NetraMenggunakan Sensor Ultrasonik BerbasisMikrokontroler.
Teknologi Elektro. pISSN: 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372. Vol. 16, No. 3,
September – Desember 2017.
Arsada, B. (2017). Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi Posisi Jarak Pada
Ruang Menggunakan Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro, 6(2), 1–8