Anda di halaman 1dari 8

PROROTYPE KACAMATA UNTUK MEMANDU TUNANETRA

YANG MEMILIKI KETERBATASAN DALAM PENGLIHATAN


BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Computer & Society - LEC

Oleh:
Abrarian Danara Yudhi Argibta
00000052180

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
TANGERANG
2022
ABSTRAK
Dengan semakin berkembangnya teknologi mampu membantu dan juga
mengubah kehidupan umat manusia menjadi lebih baik, terkhususnya bagi penyandang
disabilitas, seperti tunanetra. Mereka membutuhkan alat bantu sebagai alat yang
mampu menuntun mereka dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Oleh sebab itu,
agar bisa menjawab masalah tersebut, saya akan menjelaskan ide yang akan
menghasilkan sebuah kacamata yang mampu untuk mendeteksi suatu objek yang ada
didepan penyandang tunanetra ketika sedang berjalan. Kacamata ini adalah sebuah
prototype yang bisa digunakan oleh tunanetra, cara kerja dari kacamata ini adalah
dengan mendeteksi suatu objek yang terdapat didepan maupun bawah dengan
menggunakan 3 sensor ultrasonic. Sensor yang dirancang ini mampu mendeteksi
sebuah objek dengan jarak minimal adalah 50 cm dan maksimal adalah 100 cm, acuan
dari kacamata ini adalah sensor ultrasonik. Kacamata ini bekerja dengan cara
memberikan sebuah peringatan bagi penyandang tunantera melalui mikrokontroler
menuju buzzer. Kesimpulannya adalah kacamata ini mampu memberikan suatu
peringatan berupa suara kepada penggunanya ketika objek yang terdapat didepannya
telah ditentukan.

Kata Kunci: Kacamata, Tunanetra, Ultrasonik

ABSTRACT
With the development of technology, it is able to help and also change human
life for the better, especially for people with disabilities, such as the blind. They need
tools as tools that can guide them in carrying out their daily activities. Therefore, in
order to answer this problem, I will explain an idea that will produce glasses that can
detect an object in front of a blind person while walking. These glasses are a prototype
that can be used by the visually impaired, the workings of these glasses is to detect an
object in front or below using 3 ultrasonic sensors. The designed sensor is capable of
detecting an object with a minimum distance of 50 cm and a maximum of 100 cm. The
reference for these glasses is an ultrasonic sensor. These glasses work by giving a
warning to the blind via the microcontroller to the buzzer. The conclusion is that these
glasses are able to provide a sound warning to the user when the object in front of him
has been determined.

Keywords: Glasses, Blind, Ultrasonic

2
1. PENDAHULUAN
Tunanetra merupakan kalimat yang menggambarkan seseorang yang
mempunyai gangguan dalam penglihatannya. tunanetra sendiri memiliki beberapa
tingkatan dalam kecacatan atau gangguannya, terdapat 2 tingkatan diantaranya adalah
buta total dan yang kedua adalah masih memiliki sisa dalam penglihatan atau bisa
disebut dengan low vision. Untuk saat ini penyandang tunanetra masih menggunakan
tongkat sebagai alat mereka untuk dapat membantu penyandang tunanetra dalam
berjalan. Dengan hilangnya fungsi dari indra penglihatan, maka penyandang tunanetra
harus mampu untuk dapat mengoptimaklan sisa-sisa dari indra yang mereka miliki,
contohnya adalah indra penciuman, perabaan, maupun pendengaran, dan lainnya
sehingga mereka masih mampu untuk mendapatkan keterampilan dalam bidang yang
lainnya. Tunanetra sendiri merupakan seseorang yang mempunyai kelemahan dalam
bidang penglihatan, biasanya mereka memiliki ingkat akurasi kurang dari 6/60 setelah
diperiksa, bahkan sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam melihat.

Dengan semakin berkembanya teknologi pada saat ini, telah merubah


kehidupan umat manusia terkhususnya bagi penyandang disabilitas seperti tunanetra.
Untuk saat ini, huruf Braille merupakan alat yang digunakan oleh penyandang
tunanetra dalam membaca, namun dengan semakin berkembangnya kemajuan
teknologi yang ada, penyandang tunantera kini dapat memanfaatkan komputer sebagai
alat yang dapat membantu mereka dalam membaca. Akan tetapi mereka masih
membutuhkan sebuah tongkat agar dapat berjalan dan juga tunanetra masih
memerlukan seseorang untuk dapat menuntun mereka dalam berjalan.

Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah gagasan ataupun
ide yang dapat membantu penyandang tunanetra dalam berjalan, supaya dapat
memudahkan mereka dalam berjalan, ide atau gagasan saya kali ini adalah sebuah
kacamata yang mampu mendeteksi suatu objek atau benda yang berbasis
mikrokontroler yang bisa dipakai leh penyandang tunanetra yang dapat membantu
mereka dalam berjalan. Ide saya kali ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak, terkhususnya bagi penyandang tunanetra itu sendiri.

2. METODOLOGI
Pada penelitian kali ini, saya menggunakan model prototype sebagai metode
dalam mengembangkan sistem. Prototype sendiri mampu untuk memberikan sebuah

3
ide untuk pembuat maupun pengguna potensial tentang sebuah sistem yang akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Langkah dari model prototype ini ialah:
• Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
• Pengembangan prototype
• Menentukan sebuah prototype yang dapat diterima
• Menggunakan prototype

2.1 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Cara kerja dari sensor ini adalah transmitter mengirimkan sebuah gelombang
ultrasonik yang kemudia diukur dengan waktu yang diperlukan hingga datangya
pantulan dari objek HC-SR04 dapat mengukur jarak dalam rentang antara 2cm–3m
dengan output Panjang pulsa yang sebanding dengan jarak objek.

2.2 Flowchart Sistem

Dalam flowchart sistem yang telah diusulkan, kacamata yang dapat membantu
tunanetra dalam berjalan ini dibuat untuk dapat mengetahui proses pembacaan sensor
jarak terhadap benda yang berada didepan pengguna, yang dimana apalbila sensor
mendekteksi sebuah objek dengan jarak kurang dari 100 cm, maka akan memberikan
peringatan atau indicator kepada pengguna kacamata tersebut melalui buzzer. Hal
tersebut berfungsi sebagai panduan bagi seorang tunanetra ketika sedang berjalan agar
dapat terhindar dari halangan, terlebih ketika sedang berada disebuah ruangan.

Gambar 1. Flowchart Sistem


4
2.3 Diagram Blok Sistem
Diagram blok tersebut menjelaskan tentang sistem kerja dari alat prototype
kacamata sensorik bagi penyandang tunanetra berbasis mikrokontroler. Sensor jarak
HC SR04 atau biasa dikenal dengan sensor ultrasonik berfungsi sebagai masukan yang
akan mendeteksi benda di sekitarnya, kemudia hasil deteksinya langsung ke
Mikrokontroler AT- Mega 328 (Arduino Pro Mini) sebagai pemrosesnya dan akan
mengirimsinyal keBuzzer berupa suara sebagai keluarannya.

INPUT PROSES OUTPUT

SENSOR
JARAK MIKROKONTROLER
BUZZER
AT-MEGA 328
HC SR04

Gambar 2. Diagram Blok Sistem

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Perancangan Antar Muka

A. Perancangan Alat

Gambar berikut ini adalah sebuah perancangan dari kacamata yang mampu untuk
memberikan sebuah indicator kepada penggunanya apabila saat berjalan terdapat objek
atau halangan, terdapat 3 buah sensor ultrasonik sebagi inputnya dan juga memiliki 3
buah buzzer sebagai output ataupun indicator berupa suara.

Gambar 3. Perancangan alat

5
B. Perancangan Input

Gambar 4. Perancangan input

C. Perancangan Output

Gambar 5. Perancangan output

3.2 Implementasi

Sistem tersebut memakai Arduino Pro Mini sebagai mikrokontroler serta sensor
ultrasonik sebagai inputan datanya, agar dapat menentukan adanya halangan ataupun
objek yang menghalangi jalan atau tidak, lalu hambatan tersebut memiliki fungsi
sebagai pinput yang kemudian digunakan sebagai input suara untuk memberikan

6
sebuah informasi kepada pengguna kacamata tersebut.Berikut ini merupakan sebuah
prototype kacamata bagi penyandang tunanetra yang berbasis mikrokontroler:

Gambar 6. Alat tampak depan

Gambar 7. Alat tampak belakang

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai alat yang dapat membantu penyandang tunanetra dengan


menggunakan sebuah sensor ultrasonik berupa sebuah kacamata yang memnggunakan
7
Arduino uno pro mini sebagai mikrokontroler dan juga mempunyai kemampuan dalam
mendeteksi suatu objek atau benda yang terdapat didepan penggunanya yang
memudahkan penyandang disabilitas dalam berjalan. Kacamata ini dapat memberikan
sebuah peringatan berupa suara kepada penggunanya ketika terdapat sebuah objek
didepan penggunanya dalam jarak kurang dari 100 cm.

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Charles. (2017). “Prototype Alat Bantu Tuna Netra Berupa Tongkat
Menggunakan Arduino dan SensorUltrasonik”. J-INTECH. ISSN: 2302-1425. Vol. 5,
No. 2, Desember 2017

Namirudin Al-Hasan, Muhammad. Indra Partha, Cok. Dkk. (2017). Rancang Bangun
Pemandu Tuna NetraMenggunakan Sensor Ultrasonik BerbasisMikrokontroler.
Teknologi Elektro. pISSN: 1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372. Vol. 16, No. 3,
September – Desember 2017.

Suradam, Mashaler. (2013). “PerancanganSistem Telematri Akuisisi Data CuacaXbee


Pro-S2”. Jakarta: FMIPAUNJ.

Arsada, B. (2017). Aplikasi Sensor Ultrasonik Untuk Deteksi Posisi Jarak Pada
Ruang Menggunakan Arduino Uno. Jurnal Teknik Elektro, 6(2), 1–8

Anda mungkin juga menyukai