net/publication/347081894
CITATIONS READS
0 662
3 authors:
Yoyon Efendi
STMIK Amik Riau
22 PUBLICATIONS 16 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Analisis Keamanan Lalu Lintas Paket Data Pada Ubuntu Menggunakan Metode Attack Centric View project
Prototype Pengendalian Lampu Jarak Jauh Dengan Jaringan Internet Berbasis Internet of Things(IoT) Menggunakan Rasberry Pi 3 View project
All content following this page was uploaded by Syahrul Imardi on 13 March 2021.
mikrokontroller diciptakan suatu alat pendeteksi yang 6/6 hingga 6/18 : penglihatan normal (normal vision)
dapat membantu tunanetra. b. visus <6/18 hingga >/=3/60 : kurang awas (low
vision) c. visus <3/60 : buta (blindness).
Kajian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pada tahun 2017 Bai J, Lian S, dan teman-teman
(Agung, 2016), “K-Netra, Kacamata Cerdas Untuk diciptakan Kacamata Pemandu Cerdas untuk Orang-
Tunanetra”. Adapun maksud dan tujuan K-Netra Orang Tunanetra di Lingkungan Dalam Ruangan
berfungsi untuk melakukan deteksi benda yang berada (Yulianto, 2019). Dalam studi ini mereka menerapkan
dalam jalur gerak penyandang tunanetra. Ia mampu kacamata dengan algoritma multi-sensor fusion based
mengidentifikasi benda-benda sebagai benda mati obstacle avoiding yang diusulkan, yang memanfaatkan
atau makhluk hidup. Dengan K-Netra, ini diharapkan baik sensor kedalaman dan sensor ultrasonik untuk
dapat mengurangi risiko terjadinya kecelakaan pada memecahkan masalah mendeteksi hambatan kecil, dan
penyandang tunanetra. hambatan transparan.
Dikutip dari (Muzawi & Fauzan, 2018). Prototype
Merujuk pada penelitian yang telah dilakukan adalah tahap analisis dari siklus pengembangan sistem
(Nada, Fakhr, & Seddik, 2015) “Assistive Infrared yang merupakan pendefinisian dari kebutuhan-
Sensor-Based Smart Stick For Blind People “membuat kebutuhan fungsional,serta menggambarkan
alat bantu bagi tuna netra seperti alat bantu tongkat bagaimana suatu sistem dibentuk yang dapat berupa
pintar yang memungkinkan tuna netra untuk penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
bernavigasi secara bebas. Tongkat pintar ini memandu atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke
pengguna melalui suara ke earphone dengan dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk
menggunakan jaringan Bluetooth. Namun, biaya yang menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-
diperlukan dalam membuat prototype masih relatif komponen perangkat keras dan perangkat lunak dari
mahal. Karena itu peneliti ingin membuat inovasi suatu sistem. Prototyping model dapat diklasifikasikan
terbaru salah satunya sistem pendeteksi pada kacamata menjadi beberapa tipe seperti terlihat pada gambar 1.
pendeteksi benda berbiaya rendah yang dapat
digunakan untuk membantu penderita tunanetra. Bagi
para penderita tuna netra yang aktifitas kesehariannya
kurang normal pada khususnya berjalan, biasanya
dibantu dengan tongkat. Dengan adanya sistem
pendeteksi benda pada kacamata, penderita tidak lagi
menggunakan tongkat sebagai penuntun.
6. Evaluasi
3. Metodologi Penelitian Menguji seluruh spesifikasi yang terstruktur, baik
dari segi hardware maupun software secara
Adapun kerangka kerja dalam penelitian ini keseluruhan. Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem
sebanyak 7 tahapan yang digambarkan berikut ini: yang telah selesai dibuat. Proses uji coba ini
diperlukan untuk memastikan bahwa sistem yang telah
Pengumpulan
Kebutuhan
dibuat sudah benar, sesuai dengan karakteristik yang
ditetapkan dan tidak ada kesalahan yang terkandung
didalamnya.
7. Penggunaan Sistem
Membangun
Menguji Sistem Evaluasi Sistem Perangkat yang telah diuji dan siap untuk
Prototype
digunakan
4. Pembahasan
Evaluasi Mengkodekan Penggunaan
Protoype Sistem Sistem
4.1 Perancangan Perangkat Keras
2. Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat
perancangan kacamata pintar (smart glass) sesuai data
yang ada berdasarkan tahapan yang ditetapkan pada
tapan pengumupulan data (Muzawi & Fauzan, 2018).
3. Evaluasi Prototyping
Evaluasi ini dilakukan oleh peneliti apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan
keinginanan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan Gambar 3. Rangkaian Installasi Catu Daya ke
diambil. Jika tidak prototyping akan direvisi dengan Arduino
mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati 4.1.2 Rangkaian Sensor Ping ke Arduino
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang
sesuai. Rangkaian Sensor Ping ke Arduino. Rangkaian
ini berfungsi sebagai pendeteksi benda yang ada
5. Menguji Sistem didepan dan dibawahnya. Sensor Ping ini dikontrol
Setelah sistem kacamata pintar (smart glass) sudah oleh Arduino melalui pin 2,4,6 sebagai trig, pin 3,5,7
jadi yang siap pakai, maka harus dites dahulu sebelum echo, Vcc pin Raw dan Ground pada pin Gnd.
digunakan. rangkaian ini membutuhkan tegangan 5V Desain
perancangan dapat dilihat pada gambar 4.
Rometdo Muzawi, Syahrul Imardi dan Yoyon Efendi
Prototype Kacamata Pemandu Bagi Tunanetra Dengan Keterbatasan Penglihatan 109
}
112 SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 6, No1, Juni 2020