Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 3, No. 4, April 2019, hlm. 3319-3324 http://j-ptiik.ub.ac.id

Diagnosis Tingkat Risiko Penyakit Stroke Menggunakan Metode K-Nearest


Neighbor dan Naïve Bayes
Annisa Puspitawuri1, Edy Santoso2, Candra Dewi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1annisapsptwr@gmail.com, 2edy144@ub.ac.id, 3dewi_candra@ub.ac.id

Abstrak
Penyakit stroke merupakan penyakit yang timbul akibat terputusnya suplai darah menuju otak karena
terdapat semburan pembuluh darah atau terjadi sumbatan berupa gumpalan darah. Stroke merupakan
penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit jantung
dan kanker, baik di negara maju maupun berkembang. Berdasarkan data Riskedas, prevalensi stroke di
Indonesia tahun 2013 akan terjadi kenaikan jika dibandingkan data Riskesdas pada tahun 2007 dengan
nilai angka 8,3%, naik mencapai angka 12,1% per 1.000 penduduk. Untuk itu diperlukan suatu tindakan
pendeteksian tingkat risiko penyakit stroke agar dapat segera diatasi sesuai dengan tingkat risikonya.
Penelitian ini mengusulkan adanya suatu aplikasi diagnosis tingkat risiko penyakit stroke menggunakan
metode K-Nearest Neighbor dan Naïve Bayes karena data yang didapat menggunakan atribut numerik
dan kategoris. Algoritme K-Nearest Neighbor digunakan untuk memproses data numerik, dan algoritme
Naïve Bayes digunakan untuk memproses data kategoris. Hasil penelitian menunjukkan nilai akurasi
tertinggi yang diperoleh pada data kelas seimbang adalah 96.67% dengan data latih 45, data uji 30 dan
nilai K=15-22. Sedangkan pada data latih tidak seimbang, menunjukkan akurasi tertinggi sebesar 100%
dengan jumlah data latih 60, data uji 30 dan nilai K=20-30.
Kata kunci: penyakit stroke, klasifikasi, k-nearest neighbor, naïve bayes
Abstract
Stroke is a disease that arises due to the dissolution of blood supply to the brain because of bursts in the
blood vessels or there was a blockage of blood clots. The supply of oxygen and nutrients to the brain
stops and can cause damage to the tissues in the brain. Stroke is number one leading cause of disability
and number three cause of death after cancer and heart disease. Based on Riskesdas data, stroke
prevalence in Indonesia in 2013 has increased when compared with Riskesdas data in 2007 with a value
of 8.3%, increase up to 12.1% per 1,000 population. Therefore, we need an action to detect the level of
risk of stroke to be immediately addressed in accordance with the level of risk. This research proposes
an application of diagnosis of stroke risk level using K-Nearest Neighbor and Naïve Bayes methods,
because the data obtained using numerical and categorical attributes. K-Nearest Neighbor algorithm
is used to process numerical data, and Naïve Bayes algorithm is used to process categorical data. The
results showed that the highest accuracy value obtained in the balanced class data was 96.67% with 45
training datasets, 30 testing datasets and value of K=15-22. Meanwhile, the training datasets that is not
balanced shows the highest accuracy of 100% with the number of training datasets is 60, 30 testing
datasets and the value of K=20-30.
Keywords: stroke, classification, k-nearest neighbor, naïve bayes

otak menjadi terhenti dan dapat menyebabkan


1. PENDAHULUAN rusaknya jaringan pada otak. Gejala paling
Stroke merupakan penyakit yang timbul umum yang terjadi pada penyakit stroke adalah
akibat terputusnya suplai darah menuju otak pada bagian wajah, lengan atau tungkai, sering
karena terdapat semburan pada pembuluh darah terasa lemah atau mati rasa. Gejala lainnya yaitu
atau terjadi sumbatan berupa darah yang kesulitan berbicara atau memahami perkataan
menggumpal. Suplai oksigen dan nutrisi pada orang lain, pusing, kebingungan, kesulitan

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 3319
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3320

melihat menggunakan satu mata bahkan kedua menunjukkan bahwa pendekatan sederhana yang
mata, kesulitan dalam melakukan aktifitas diusulkan (algoritme K-Nearest Neighbor dan
ringan seperti berjalan, hilangnya Naïve Bayes) dapat memperbaiki kinerja
keseimbangan, pingsan atau tidak sadar serta klasifikasi Naïve Bayes biasa melalui
sakit kepala tanpa sebab. Efek stroke bergantung penggabungan dua pengklasifikasian, dimana
pada bagian otak mana yang terluka dan data yang digunakan mengandung atribut
seberapa parah pengaruhnya. Kematian secara numerik dan kategoris. Akurasi pada penelitian
mendadak dapat terjadi ketika seorang pasien menunjukkan angka 89.58% pada dataset
mengalami stroke yang sangat parah (WHO, central bank, melebihi nilai akurasi pada metode
2014). Penyakit stroke termasuk dalam lain dengan data yang sama (Ferdousy, et al.,
penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab 2013).
kematian nomor tiga di dunia setelah penyakit Algoritme K-Nearest Neighbor disingkat
jantung dan kanker. Penyakit stroke di Indonesia KNN biasanya diaplikasikan dalam
memiliki nilai prevalensi yang cukup tinggi. pengklasifikasian objek berdasar pada data
Berdasarkan data Riskedas, prevalensi stroke di pembelajaran yang memiliki nilai selisih kecil
Indonesia pada tahun 2013 semakin tinggi jika dan jarak tetangga terdekat dengan objek.
dibandingkan dengan data Riskesdas 2007 Algoritme ini memiliki tujuan untuk
dengan nilai angka 8,3%, naik mencapai angka mengklasifikasikan objek baru berdasarkan dari
12,1% per 1.000 penduduk (RI, 2013). atribut, data latih dan data uji. Prinsip umum dari
Penyakit stroke dapat terjadi karena algoritme ini adalah menentukan nilai K pada
beberapa faktor, diantaranya tekanan darah, data latih yang kemudian akan diproses
riwayat fibrilasi atrium, kolesterol, diabetes dan menggunakan KNN berdasarkan pada jarak.
lain sebagainya. Selama ini penanganan Berikutnya nilai mayoritas dari KNN dijadikan
penyakit stroke dilakukan secara manual, dasar dalam menentukan jenis kelas atau
dimana pasien melakukan pemeriksaan pada kategori dari sample berikutnya (Shouman, et
dokter spesialis penyakit syaraf. Kemudian al., 2012).
dilakukan diagnosis pada pasien dengan cara Berdasarkan pada latar belakang diatas,
mengajukan pertanyaan berupa keluhan yang maka perlu adanya suatu aplikasi diagnosis
dirasakan oleh pasien serta faktor-faktor yang tingkat risiko penyakit stroke menggunakan
dapat memicu terjadinya stroke. Sehingga akan metode K-Nearest Neighbor dan Naïve Bayes
didapatkan suatu kesimpulan tingkat risiko karena data yang didapat menggunakan atribut
penyakit stroke pada pasien. Kegiatan semacam numerik dan kategoris. Pada aplikasi, terdapat
ini dapat menimbulkan permasalahan yaitu karakteristik gejala penyakit stroke, seperti
membutuhkan biaya serta waktu yang tidak riwayat fibrilasi atrium, tekanan darah, riwayat
sedikit. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka keluarga, kolesterol, diabetes, diet, aktifitas fisik
diperlukan suatu aplikasi diagnosis tingkat risiko dan merokok yang akan digunakan dalam
penyakit stroke agar stroke dapat segera diatasi perhitungan untuk menentukan tingkat risiko
sesuai dengan tingkat risikonya. Tingkat risiko penyakit stroke yang dialami oleh pasien. Dalam
penyakit stroke dibedakan menjadi 3, yaitu penelitian sebelumnya, metode K-Nearest
tingkat risiko stroke rendah, tingkat risiko stroke Neighbor dan Naive Bayes memiliki akurasi
sedang dan tingkat risiko stroke tinggi. yang baik. Maka, diharapkan ketika metode ini
Pemilihan metode yang tepat untuk deteksi diterapkan dapat membantu dalam menentukan
tingkat risiko penyakit stroke sangat dibutuhkan tingkat risiko penyakit stroke.
karena berpengaruh pada hasil yang akan
ditampilkan. Data sekunder yang digunakan 2. TINJAUAN PUSTAKA
pada penelitian ini diambil dari data kondisi
kesehatan masyarakat Kota Malang di berbagai 2.1 Penyakit Stroke
Puskesmas di Kota Malang pada tahun 2015. Stroke pada umumnya dialami oleh
Namun data yang didapatkan berupa data penderita sekitar umur 65 tahun dengan
campuran, yaitu data numerik dan kategoris. presentase sebesar 33,5%. Angka kejadian
Maka penelitian ini dapat memanfaatkan penyakit stroke pada laki-laki biasanya lebih
penggabungan metode K-Nearest Neighbor dan banyak dari pada perempuan. Stroke dapat
Naïve Bayes. Penelitian yang dilakukan terjadi tanpa munculnya gejala dini, dan muncul
sebelumnya oleh Elma Zannatul Ferdousy, dkk sangat mendadak. Stroke menjadi salah satu

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3321

penyebab kecacatan dan kematian paling tinggi P(H|E) : nilai probabilitas atribut jika diberikan
di dunia. Tidak hanya berdampak bagi para kondisi E
penyandang, namun kecacatan akibat stroke juga P(E|H) : nilai probabilitas munculnya kondisi E
berdampak buruk bagi keluarganya (Pinzon & jika diketahui atribut bersifat H
Asanti, 2010). Stroke menjadi salah satu P(H) : nilai probabilitas atribut bersifat H
masalah neurologik paling utama yang ada di tanpa melihat kondisi yang lain
dunia, negara Indonesia menjadi negara di Asia P(E) : nilai probabilitas kondisi E
yang memiliki jumlah penderita stroke terbesar.
3. METODOLOGI
2.2 K-Nearest Neighbor
3.1. Dataset Penelitian
Algoritme K-Nearest Neighbor (KNN)
pada umumnya menjadi algoritme yang Pada tugas akhir ini, mengambil data
dimanfaatkan untuk melakukan proses sekunder yang dilaksanakan oleh Safira Adiputri
klasifikasi data. Algoritme K-Nearest Neighbor Insani pada penelitian sebelumnyayang berjudul
digunakan dalam pengklasifikasian objek “Sistem Pakr Deteksi Dini Penyakit Stroke
berdasarkan pada data pembelajaran yang jarak Menggunakan Metode Fuzzy Naïve Bayes”.
tetangganya paling dekat atau memiliki nilai Dataset penelitian ini dikumpulkan dengan cara
selisih yang kecil dengan objek. Algoritme ini melakukan wawancara secara langsung dengan
memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan objek metode data sekunder. Data yang digunakan
baru berdasar dari atribut, data uji dan data lath. diambil dari data kondisi kesehatan masyarakat
Teknik data mining paling sederhana, salah Kota Malang di Puskesmas Arjuno, Puskesmas
satunya adalah KNN. Hal ini biasa disebut Ciptomulyo, Pusksmas Bareng, Puskesmas
dengan klasifikasi memori berbasis, sebagai Arjowinangun, Pskesmas Gribig dan Puskesmas
contoh data latih perlu berada di memori pada Janti pada tahun 2015. Data atribut penyakit
saat run-time. Ketika berhadapan dengan atribut meliputi riwayat fibrilasi atrium, tekanan darah,
yang berkelanjutan, perbedaan antara atribut riwayat keluarga, kolesterol, diabetes, diet,
dihitung menggunakan jarak Euclidean. Jika aktifitas fisik, merokok serta kelas untuk
contoh pertama adalah (a1, a2, a3, ..., an) dan penentuan tingkat risiko stroke apakah termasuk
contoh kedua adalah (b1, b2, b3, …, bn), maka dalam tingkat rendah, sedang atau tinggi. Data
jarak di antaranya dihitung dengan yang digunakan sebanyak 150 data.
menggunakan persamaan (1) dibawah:
(Shouman, et al., 2012) 3.2. Alur K-Nearest Neighbor dan Naive
Bayes
𝑑 = √(𝑎1 + 𝑏1 )2 + (𝑎2 + 𝑏2 )2 … (𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 )2 (1)
Ada beberapa pendekatan yang
Penjelasan rumus : berhubungan dengan klasifikasi, misalnya
a : data uji, digunakan untuk melakukan tes algoritme berbasis statistik Naïve Bayes
pada permodelan yang dihasilkan dari data Classifier dan algoritme berbasis jarak K-
latih. Nearest Neighbor. Dalam kasus algoritme Naïve
b : data latih, digunakan untuk mencari Bayes, salah satu faktor yang harus ditangani
permodelan yang tepat. adalah atribut dengan tipe numerik. Dalam
n : data ke-n algoritme ini seseorang harus menentukan
probabilitas bersyarat untuk setiap nilai dari
2.3 Naïve Bayes semua atribut. Untuk mengatasi permasalahan
ini, harus dilakukan diskretisasi atribut numerik
Untuk mengatasi masalah ketidakpastian yang kemudian akan dibagi kebeberapa kelas
pada data, dapat menggunakan probabilitas dengan menerapkan teknik diskretisasi dari
bayes Persamaan (2) dan (3) dibawah pilihan-pilihan yang ada. Sehingga, teknik yang
menunjukkan persamaan naïve bayes digunakan untuk diskretisasi memainkan peran
𝑃(𝐸1 |𝐻).𝑃(𝐻) penting atas keakuratan metode ini. Beberapa
𝑃(𝐻|𝐸) = (2)
𝑃(𝐸)
upaya telah dilakukan untuk meningkatkan
𝑃(𝐻|𝐸) = 𝑃(𝐸1 |𝐻) ∗ 𝑃(𝐸2 |𝐻) ∗ … ∗ 𝑃(𝐸𝑛 |𝐻) ∗ keakuratan algoritme Naïve Bayes dengan
𝑃(𝐻) (3) mengadopsi skema diskretisasi baru (Yang &
Webb, 2002).
Dimana:
Dalam kasus algoritme K-Nearest

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3322

Neighbor, memiliki situasi yang berlawanan. terdekat untuk proses algoritme K-Nearest
Algoritme ini memiliki masalah mengenai Neighbor menggunakan atribut yang bersifat
atribut kategoris. Diharapkan adanya skema numerik.
pengukuran jarak untuk data yang bersifat Langkah Ketiga: K tetangga terdekat yang telah
kategoris. Karena algoritma ini melakukan didapatkan kemudian digunakan untuk langkah
klasifikasi pada data latih berdasarkan pada nilai berikutnya, yaitu sebagai data latih dari model
jarak Umumnya dilakukan dengan teknik algoritme Naïve Bayes menggunakan atribut
preprocessing, yaitu merubah data kategoris yang bersifat kategoris.
menjadi numerik dengan nilai-nilai tertentu
Langkah Keempat: Kemudian akan didapatkan
(Ferdousy, et al., 2013).
hasil klasifikasi dari model-model yang telah
Metode K-Nearest Neighbor dan Naïve dibangun.
Bayes diusulkan agar dapat memperbaiki
kelemahan dari masing-masing algoritme. Pada 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS
algoritme ini tidak diperlukan diskretisasi pada
data numerik dan juga tidak perlu mengukur Pada bab ini akan membahas pengujian
jarak antar atribut kategoris. Diharapkan serta analisis sistem diagnosis tingkat risiko
kombinasi ini dapat meningkatkan kinerja penyakit stroke menggunakan metode K-Nearest
algoritme tersebut. K-Nearest Neighbor Neighbor dan Naïve Bayes. Pengujian pertama
digunakan dalam menghitung jarak pada data yaitu pengujian pengaruh sebaran data pada
dengan sifat numerik, dimana pada perhitungan kelas data latih seimbang dan yang kedua adalah
tersebut hasilnya akan digunakan dalam pengujian pengaruh sebaran data pada kelas data
pembentukan sebuah model klasifikasi. latih tidak seimbang.
Kemudian model klasifikasi tersebut akan
diterapkan dalam perhitungan menggunakan 4.1 Pengujian Sebaran Data Kelas Seimbang
metode Naïve Bayes dengan data kategoris Pada pengujian sebaran data kelas
(Ferdousy, et al., 2013). seimbang ini, menggunakan 30, 45 dan 60 data
latih dengan komposisi data jumlah risiko
penyakit stroke yang sama. Sebagai contoh
dalam data latih 30, terdapat 10 data dengan
kelas risiko rendah, 10 data dengan kelas risiko
sedang dan 10 data dengan kelas risiko tinggi.
Data uji pada pengujian ini berjumlah 30 data
dan menggunakan nilai K mulai dari K=1 sampai
K=30. Hasil pengujian sebaran data pada kelas
seimbang ditunjukkan pada Gambar 2.

100
90
80
70
Akurasi (%)

60
50
40
Gambar 1. Diagram Alir Metode 30
20
Gambar 1 menunjukkan langkah-langkah 10
pada metode K-Nearest Neighbor dan Naïve 0
Bayes. 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Langkah Pertama: Gunakan atribut dengan tipe Nilai K


numerik sebagai data uji dan data latih untuk 30 data 45 data 60 data
proses klasifikasi menggunakan algoritme K-
Nearest Neighbor. Gambar 2. Grafik Sebaran Data Kelas Seimbang
Langkah Kedua: Menentukan K tetangga

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3323

4.2 Pengujian Sebaran Data Kelas Tidak Akurasi data seimbang dan tidak seimbang
Seimbang pada pengujian yang sudah dilakukan
menunjukkan bahwa dengan nilai K yang
Pengujian sebaran data kelas tidak
semakin besar, maka peluang pada proses Naïve
seimbang menggunakan 30, 45 dan 60 data latih
Bayes akan semakin besar, sehingga dapat
dengan komposisi data jumlah risiko penyakit
mempengaruhi hasil klasifikasi. Sebaran data
stroke tidak sama/berbeda. Sebagai contoh
kelas tidak seimbang memiliki akurasi yang
dalam data latih 30, terdapat 8 data dengan kelas
lebih baik dan stabil daripada sebaran data kelas
risiko rendah, 8 data dengan kelas risiko sedang
seimbang. Berdasarkan analisis pada atribut data
dan 14 data dengan kelas risiko tinggi. Data uji
uji yang digunakan, data latih dengan sebaran
yang digunakan berjumlah 30 data dan
kelas tidak seimbang memiliki kedekatan nilai
menggunakan nilai K mulai dari K=1 sampai
atribut yang lebih baik dibandingkan data latih
K=30. Hasil pengujian sebaran data pada kelas
dengan sebaran kelas seimbang. Sehingga, hal
tidak seimbang dapat dilihat pada Gambar 3.
tersebut mempengaruhi hasil akurasi dari
masing-masing sebaran data. Pada sebaran data
Sebaran Data Kelas Tidak kelas seimbang maupun tidak seimbang nilai
Seimbang K>5 sudah dapat menghasilkan nilai akurasi
yang cukup baik.
100
90 5. KESIMPULAN
80
70
Dilihat dari hasil penelitian dan pengujian
pada penelitian diagnosis tingkat risiko penyakit
Akurasi (%)

60
stroke menggunakan metode K-Nearest
50
Neighbor dan Naïve Bayes, maka dapat
40
diberikan kesimpulan sebagai berikut:
30
20 1. Metode kombinasi K-Nearest Neighbor dan
10 Naïve Bayes dapat digunakan untuk
0 melakukan diagnosis tingkat risiko
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 penyakit stroke dengan 8 atribut dan 3 jenis
Nilai K
tingkatan risiko penyakit stroke, yaitu
tingkat risiko rendah, sedang dan tinggi.
Langkah pertama yang dilakukan adalah
30 data 45 data 60 data
menggunakan atribut dengan tipe numerik
sebagai data uji dan data latih untuk proses
Gambar 3. Grafik Sebaran Data Kelas Tidak klasifikasi menggunakan algoritme K-
Seimbang
Nearest Neighbor. Kemudian menentukan
K tetangga terdekat untuk proses algoritme
4.3 Analisis Hasil Pengujian
K-Nearest Neighbor menggunakan atribut
Berdasarkan grafik pada Gambar 2 dan 3, yang bersifat numerik. K tetangga terdekat
pada pengujian sebaran klas seimbang dan tidak yang telah didapatkan kemudian digunakan
seimbang memiliki nilai akurasi terendah untuk langkah berikutnya, yaitu sebagai
dengan nilai K=2. Hal ini terjadi karena metode data latih dari model algoritme Naïve Bayes
terakhir yang digunakan adalah Naïve Bayes menggunakan atribut yang bersifat
dengan peluang K=2, maka untuk melakukan kategoris. Kemudian akan didapatkan hasil
perhitungan probabilitas Naïve Bayes hanya klasifikasi dari model-model yang telah
menggunakan data latih berjumlah 2 data. Data dibangun. Hasil klasifikasi berupa nilai
latih tersebut diambil dari sorting K-Nearest tertinggi pada proses posterior Naïve Bayes,
Neighbor sebelumnya, dimana K=2 bernilai kemudian menjadi label kelas untuk data
sangat sedikit jika menjadi data latih untuk yang di uji. Jika terjadi kesamaan nilai
perhitungan Naïve Bayes. Ketika dilakukan tertinggi pada posterior, maka nilai mayor
perhitungan probabilitas munculnya data, pada proses K-Nearest Neighbor akan
terdapat banyak data dengan nilai probabilitas 0 menjadi label kelas data uji.
dan berakibat terjadinya kesalahan dalam hasil 2. Pengujian pada penelitian ini menggunakan
klasifikasi. pengujian pengaruh sebaran data pada kelas

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3324

yang seimbang dan tidak seimbang. Nilai


akurasi tertinggi diperoleh pada data kelas
seimbang yaitu, 96.67% dengan data latih
sejumlah 45 dan nilai K=15-22. Sedangkan
pada data latih tidak seimbang,
menunjukkan akurasi tertinggi sebesar
100% dengan jumlah data latih sebanyak 60
dan nilai K=20-30.

6. DAFTAR PUSTAKA
Adams, H., Adams, R., Zoppo, G. D. &
Goldstein, L. B., 2005. Guidelines for the
Early Management of Patients With
Ischemic Stroke. AHA/ASA Scientific
Statement, pp. 916-923.
Arofah, A. N., 2011. Penatalaksanaan Stroke
Trombotik: Peluang Peningkatan
Prognosis Pasien. Volume 7, pp. 65-70.
Bustami, 2014. Penerapan Algoritma Naive
Bayes untuk Mengklasifikasi Data
Nasabah Asuransi. Jurnal Informatika,
Volume 8, pp. 884-898.
Ferdousy, E. Z., Islam, M. M. & Matin, M. A.,
2013. Combination of Naive Bayes
Classifier and K-Nearest Neighbor (cNK)
in the Classification Based Predictive
Models. Computer and Information
Science, Volume 6, pp. 48-56.
Insani, S. A., Soebroto, A. A. & Furqon, M. T.,
2017. Sistem Pakar Deteksi Dini Penyakit
Stroke Menggunakan Metode Fuzzy
Naïve Bayes. Repositori Jurnal
Mahasiswa PTIIK UB, Volume 9.
Pinzon, R. & Asanti, L., 2010. Awas Stroke!
Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan
dan Pencegahan. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
RI, K. K., 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Riskedas, 1 Desember.
Shouman, M., Turner, T. & Stocker, R., 2012.
Applying k-Nearest Neighbour in
Diagnosing Heart Disease Patients.
International Journal of Information and
Education Technology, Volume 2-No. 3,
pp. 220-223.
WHO, 2014. [Online]
Tersedia di: <http://www.who.int/
topics/cerebrovascular_accident/en/>
[Diakses 19 Maret 2018]

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai