Anda di halaman 1dari 9

Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.

GAMBARAN TINGKAT RISIKO PENYAKIT JANTUNG DAN


PEMBULUH DARAH PADA PEKERJA DI PT.X

Fierdania Yusvita1, Nadya Shinta Nandra2


1
Universitas Esa Unggul
Jalan Arjuna Utara No. 9 Tol Tomang Jakarta Barat 11510
2
Universitas Indonesia,
Kampus FKM UI, Jalan Prof Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat-16424
fierdania@esaunggul.ac.id

Abstract
The purpose of this study is to provide an overview of the level of risk of heart
disease and blood vessels to workers in PT.X. The study was conducted on 373
respondents in March - May 2016 using cross-sectional design, primary datas
were Jakarta Cardiovascular Score Questionnaire, and supporting datas were
Medical Check Up (MCU) result. Risk calculation was using the total score of
research variables, such as sex, age, blood pressure, body mass index (BMI),
smoking behavior, history of diabetes and physical activity. The resulting score
indicated the level of risk at which the score is -7 to 1 (low risk), score of 2 to 4
(medium risk) and score ≥ 5 (high risk). The results showed that 38% of
respondents have a high risk level. n gIt is recommended to optimize
occupational health management and health promotion programs in the
workplace.

Keywords : cardiovascular disease, Jakarta cardiovascular score, workers

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat risiko penyakit
jantung dan pembuluh darah pada pekerja di PT.X. Penelitian dilakukan terhadap
373 responden pada bulan Maret – Mei 2016 menggunakan desain cross-
sectional, data primer berupa kuesioner Skor Kardiovaskular Jakarta, dan data
pendukung berupa hasil Medical Check Up (MCU). Perhitungan risiko
menggunakan total nilai skor variabel penelitian yakni jenis kelamin, umur,
tekanan darah, indeks masa tubuh (IMT), perilaku merokok, riwayat diabetes dan
aktivitas fisik. Nilai skor yang dihasilkan menunjukkan tingkat risiko di mana skor
-7 sampai 1 (risiko rendah), skor 2 sampai 4 (risiko sedang) dan skor ≥ 5 (risiko
tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38% responden memiliki tingkat
risiko tinggi. Disarankan untuk mengoptimalkan program manajemen kesehatan
kerja dan promosi kesehatan di tempat kerja.

Kata Kunci : penyakit jantung dan pembuluh darah, skor kardiovakular jakarta,
pekerja.

Pendahuluan merupakan sebuah gangguan kesehatan


Kemajuan industri dewasa ini yang diakibatkan oleh lingkungan kerja
meningkatkan risiko kecelakaan kerja dan dan atau pekerjaan itu sendiri. Dewasa ini,
penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja perubahan pola hidup menyebabkan pola

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 267


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan menunjukkan bahwa, sekitar 10 tahun
rawan gizi bergeser ke penyakit-penyakit setelah berhenti merokok, risiko kematian
degeneratif, diantaranya adalah penyakit akibat jantung koroner berkurang
jantung dan pembuluh darah. Tercatat 17,3 dibandingkan dengan orang yang tidak
juta orang meninggal akibat penyakit pernah merokok (Leeder, 2004).
jantung dan pembuluh darah pada tahun Komplikasi dari penyakit jantung
2008 dan diperkirakan angka ini akan dan pembuluh darah adalah kecacatan
meningkat tajam menjadi 23,6 juta di hingga mengakibatkan kematian sehingga
tahun 2030 (WHO, 2011). Penyakit diperlukan upaya pencegahan penyakit
jantung dan pembuluh darah adalah jantung dan pembuluh darah. Upaya
penyumbatan aliran darah pada jantung pencegahan yang dapat dilakukan antara
dan pembuluh darah lainnya. Penyakit lain meminimalisir segala bentuk faktor
yang sering menyerang pekerja di usia risiko yang ada. Tingginya angka
produktif dibagi menjadi dua yaitu pertama kematian, kejadian dan kecacatan penyakit
adalah penyakit akibat otot, sendi, tulang jantung dan pembuluh darah merupakan
dan alat gerak tubuh, contohnya low back masalah utama kesehatan sehingga banyak
pain dan yang kedua adalah penyakit upaya yang dilakukan untuk mengatasi
akibat pola hidup tidak sehat, contohnya masalah tersebut (Pearson, 2007). Dengan
penyakit jantung, diabetes mellitus, dan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebagainya (Aizid, 2011). modifikasi faktor risiko terbukti
Patologi yang mendasari adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas pada
aterosklerosis, yang berkembang selama orang dengan diagnosis atau tidak
bertahun-tahun dan biasanya muncul pada terdiagnosis penyakit jantung dan
saat gejala terjadi, umumnya pada usia pembuluh darah (WHO, 2007).
pertengahan. Kejadian coroner dan Upaya untuk mencegah penyakit
serebrovascular akut sering terjadi tiba- kardiovaskular pada 10 tahun terakhir
tiba, dan sering kali bersifat fatal sebelum dapat diperkirakan dengan menghitung
perawatan medis dapat diberikan (WHO, skor kardiovaskular saat ini. Skor
2007). Oleh karena itu diperlukan deteksi kardiovaskular Jakarta memiliki
dini adanya risiko penyakit jantung dan sensitifitas 77,9% dan spesifisitas 90%
pembuluh darah melalui deteksi faktor yang tinggi. Skor ini juga memberikan
risiko, memperkirakan tingkat risiko nilai prediktif positif sebesar 92,2% dan
sehingga dapat dikaji lebih lanjut, nilai prediksi negatif sebesar 72,8%. Skor
dimonitoring dan diberikan intervensi yang tersebut didasarkan atas jenis kelamin,
tepat (Sobbry, 2011). umur, tekanan darah, merokok, diabetes,
World Health Organization (2008) indeks massa tubuh dan aktivitas fisik
menyatakan faktor risiko penyakit jantung mingguan. Pemilihan skor ini disebabkan
dan pembuluh darah terdiri dari faktor adanya kesamaan dalam karakteristik
risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan sampel penelitian yaitu pada skor ini
faktor risiko yang dapat dimodifikasi. memakai komunitas masyarakat di daerah
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi Jakarta Selatan dimana mayoritas
adalah umur, jenis kelamin, dan riwayat masyarakatnya adalah pekerja.
penyakit keluarga. Sementara faktor risiko PT. X merupakan sebuah
yang dapat dimodifikasi adalah merokok, perusahaan yang bergerak di dalam bidang
dislipidemia, tekanan darah tinggi, produksi oil and gas. Berdasarkan medical
obesitas, alkohol, pola makan, dan kurang record perusahaan tahun 2013 diketahui
aktivitas fisik. Beberapa studi bahwa terdapat 18% pekerja tergolong

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 268


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

hipertensi, 40% tergolong kelompok berada dalam rentang 2-4), tinggi (jika
obesitas, 58% kadar LDL lebih dari nilai total score >5).
normal, 44% kolesterol total diatas nilai
normal dan 22% kadar Trigliserid lebih Hasil dan Pembahasan
dari nilai normal. Angka tersebut Berdasarkan total nilai skor faktor
merupakan penyumbang utama terhadap risiko diketahui bahwa proporsi terbesar
risiko penyakit jantung dan pembuluh tingkat risiko penyakit jantung dan
darah (Health Dept, PT X). Berdasarkan pembuluh dara pada responden adalah
latar belakang di atas peneliti ingin risiko tinggi yakni sebesar 37,8%. Adapun
mengetahui gambaran tingkat risiko distribusi sebaran responden menurut
penyakit jantung dan pembuluh darah pada faktor risiko penyakit jantung dan
pekerja di perusahaan X. pembuluh darah berdasarkan Skor Jakarta
adalah sebagai berikut :
Metode Penelitian 1. Jenis Kelamin
Penelitian ini merupakan studi Berdasarkan hasil penelitian
kuantitatif dengan menggunakan diketahui bahwa proporsi tertinggi
pendekatan cross sectional (potong responden adalah berjenis kelamin laki-
lintang) karena pada penelitian ini variabel laki sebanyak 86,6%. Jenis kelamin
independen dan dependen akan diamati merupakan salah satu faktor risiko
pada waktu (periode) yang sama. penyakit jantung dan pembuluh darah yang
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tidak dapat dimodifikasi selain umur, ras
– Mei 2016 di PT. X Jakarta. Populasi dan riwayat penyakit dalam keluarga.
penelitian ini adalah pekerja permanen Laki-laki memiliki risiko lebih tinggi
yang bekerja di PT. X Jakarta yaitu dibanding perempuan hal ini senada
sebanyak 373 orang. Seluruh pekerja dengan penyataan WHO yaitu risiko
permanen ada sebanyak 495 orang namun penyakit jantung dan pembuluh darah lebih
setelah dilakukan skrining hanya 373 besar pada laki-laki dari pada perempuan
orang yang bisa dijadikan sampel sebagai (WHO, 2012).
responden penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 2. Umur
kuesioner yang berdasarkan Skor Dari hasil penelitian tampak
Kardiovaskular Jakarta dan data MCU distribusi frekuensi untuk variabel umur
hasil pemeriksaan kesehatan yang berada pada beberapa rentang usia.
dilakukan oleh petugas kesehatan Diketahui bahwa 29,8% responden berusia
menggunakan alat bantu kesehatan di dalam rentang 25-34 tahun, disusul 22,5%
rumah sakit / klinik rekanan PT. X. Data dalam rentang usia 45-49 tahun, dan 17,4%
primer adalah data yang diperoleh termasuk dalam katagori rentang usia 50-
berdasarkan kuesioner. Data sekunder 54 tahun, kemudian 14,2% termasuk pada
dalam penelitian ini adalah telaah data katagori rentang usia 40-44 tahun
hasil Medical Check Up pekerja permanen selanjutnya 9,9% responden termasuk
PT.X. Total skoring Kardiovaskuler katagori rentang usia 35-39 tahun,
Jakarta dikategorikan dalam tiga kategori. sebanyak 6,2% termasuk dalam katagori
Kategori tersebut memperlihatkan apakah rentang usia 55-59 tahun dan merupakan
pekerja PT X diklasifikasikan dalam golongan umur yang paling sedikit
kategori risiko rendah (jika total skor -7 jumlahnya. Sedangkan untuk responden
sampai 1), risiko sedang (jika total skor yang berusia di atas 60 tahun tidak ada.
Variabel umur merupakan salah satu faktor

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 269


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

risiko penyakit jantung dan pmbuluh darah pernyataan dari WHO yaitu bertambahnya
yang tidak dapat dimodifikasi. Dari data usia berhubungan dengan proses
diatas usia pekerja pada perusahaan X aterosklerosis dimana peningkatan usia
paling banyak berada pada rentang 25-49 meningkatkan proses aterosklerosis
tahun dimana saat usia seperti ini proses sehingga menimbulkan penyakit jantung
pencegahan terhadap risiko terjadinya dan pembuluh darah. Risiko penyakit
penyakit jantung dan pembuluh darah jantung dan pembuluh darah meningkat
dapat dilakukan sehingga risiko terjdinya pada usia 55 tahun ke atas untuk laki-laki
penyakit jantung dan pembuluh darah dan di atas 65 tahun untuk perempuan
dapat diturunkan, hal ini senada dengan (WHO, 2011).

Tabel 1
Distribusi Responden Menurut Skor Kardiovaskular Jakarta
Persentase
Variabel Kategori Frekuensi (n )
(%)
Tingkat Risiko Penyakit 1. Tinggi 141 orang 37,8
Jantung dan Pembuluh 2. Sedang 118 orang 1,6
Darah 3. Rendah 114 orang 30,6
Dimensi
1. Laki-laki 323 orang 86,6
Jenis kelamin
2. Perempuan 50 orang 13,4
Umur 1. 25-34(th) 111 orang 29,8
2. 35-39(th) 37 orang 9,9
3. 40-44(th) 53 orang 14,2
4. 45-49(th) 84 orang 22,5
5. 50-54(th) 65 orang 1 7,4
6. 55-59(th) 23 orang 6,2
7. 60-64(th) 0 orang 0
Tekanan Darah 1. Normal 307 orang 82,3
(<130/<85mmHg)
2. Normal tinggi 44 orang 11,8
(130-139/85-89mmHg)
3. Hipertensi Tingkat 1 18 orang 4,8
(140-159/90-99mmHg)
4. Hipertensi tingkat 2 4 orang 1,1
(160-179/100-109mmHg)
5. Hipertensi tingkat 3 0 orang
(>180/>110mmHg)
1. < 25 149 orang 39,9
Indek Masa Tubuh (IMT) 2. 26-29 172 orang 46,1
3. > 30 52 orang 14
1. Tidak (>10th) 271 orang 72,65
2. Bebas perokok(tidak merokok/stop 19 orang 5,09
Perilaku Merokok
merokok>2th dan <10th) 5
3. Merokok 83 orang
1. Ya 30 orang 8
Diabete Mellitus
2. Tidak 343 orang 92
1. Tidak ada 341 orang 91,4
2. Ringan 32 orang 8,6
Aktivitas fisik
3. Sedang 0 orang 0
4. Berat 0 orang 0

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 270


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

3. Tekanan Darah Perbandingan yang normal antara lemak


Tekanan darah merupakan salah tubuh dengan berat badan sekitar 25-30%
satu faktor risiko penyakit jantung dan pada wanita dan 18-23% pada pria. Jika
pembuluh darah yang dapat dimodifikasi. dalam mengkonsumsi lemak tidak
Dengan intervensi yang tepat tekanan diimbangi dengan proses pembakaran
darah dapat dikontrol agar tetap dalam lemak yang cukup maka akan terjadi
kondisi normal. Bila tekanan darah obesitas, yang ditandai dengan berat badan
melebihi nilai normal dikatagorikan yang berlebihan atau kegemukan (Paramita
sebagai hipertensi. Penyebab dari dan Wardhani, 2008). Obesitas juga
hipertensi adalah perubahan gaya hidup merupakan faktor risiko yang membuat
seperti kelebihan berat badan, kelebihan pekerja lebih berisiko menderita penyakit
konsumsi garam, dan konsumsi alkohol jantung dan pembuluh darah (The
yang berlebih (Chobanian et al, 2003). Framingham Heart Study, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui proporsi tertinggi tekanan darah 5. Perilaku Merokok
responden berada dalam katagori normal Merokok merupakan faktor risiko penyakit
(<130/<85mmHg). jantung dan pembuluh darah utama yang
Kondisi tekanan darah yang dapat diperbaharui atau dimodifikasi
normal harus dipertahankan karena (Rehill, Beck, Yeo & Yeo, 2006).
tekanan darah yang melebihi nilai normal Menghisap rokok minimal satu batang dan
masuk katagori hipertensi dimana berhenti merokok dalam kurun waktu
hipertensi merupakan silent factor dan kurang dari satu tahun dikategorikan
faktor mayor penyakit jantung dan sebagai perokok (WHO, 2007). Zat nikotin
pembuluh darah. Peningkatan tekanan dalam rokok menyebabkan produksi
darah akan meningkatkan risiko penyakit katekolamin sehingga pembuluh darah
jantung dan pembuluh darah (Libby, mengalami vasokonstriksi, meningkatkan
2008). frekuensi denyut jantung, dan
meningkatkan penggunaan oksigen. Dari
4. Indeks Masa Tubuh (IMT) hasil penelitian diketahui sebanyak 72,7%
Indeks masa tubuh merupakan responden masuk dalam katagori tidak
suatu angka yang didapatkan dari hasil merokok. Sebanyak 22,3% responden
berat badan dalam kilogram dibagi tinggi masuk katagori merokok dan 5.1%
badan dalam meter kuadrat. IMT responden masuk dalam kategori bebas
menentukan status gizi seseorang apakah perokok.
termasuk dalam kategori normal, Bebas perokok artinya responden
overweight (kelebihan berat badan) tersebut pernah merokok dan sudah
ataupun obesitas. Dikategorikan normal berhenti merokok selama lebih dari dua
jika hasilnya <25 Kg/m2, overweight jika tahun namun masih kurang dari 10 tahun
hasilnya berada pada rentang 26-30 Kg/m2 terakhir. Perilaku tidak merokok yang
dan obesitas jika hasilnya >30 Kg/m2. mayoritas ada pada responden merupakan
(WHO, 2007). Berdasarkan hasil analisis suatu kebiasaan yang harus dipertahankan
univariat diketahui bahwa proporsi dan untuk pekerja yang masih memiliki
tertinggi respinden berada dalam katagori kebiasaan merokok sebaiknya
overweight (IMT 26-29 kg/m2) sebanyak menghentikan kebiasaannya tersebut
46,1%. Overweight mendekati obesitas. karena rokok dapat merusak pembuluh
Obesitas didefinisikan sebagai suatu darah, asapnya yang mengandung CO, tiga
kelebihan lemak dalam tubuh. batang rokok yang dibakar sama dengan

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 271


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

CO yang dihasilkan mesin di pabrik. CO setiap harinya. Dari hasil penelitian dapat
yang masuk dalam tubuh akan mengikat diketahui 91,4% responden masuk dalam
hemoglobin yang terdapat dalam sel darah katagori tidak melakukan aktivitas fisik
merah, lalu sel darah merah kurang dan 8,6% responden masuk katagori
membawa oksigen karena yang diangkut melakukan aktivitas fisik ringan.
CO, akibat kekurangan oksigen tubuh akan Tingginya angka pekerja yang masuk
mengkompensasi dengan cara mengecilkan katagori tidak ada aktivitas fisik sangat
pembuluh darah, bila keadaan ini disayangkan karena aktivitas fisik akan
berlangsung terus menerus pembuluh memperbaiki sistem kerja jantung dan
darah akan rusak kemudian terjadi pembuluh darah dengan meningkatkan
ateroklerosis yang merupakan tahap awal efisiensi kerja jantung, melebarkan
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh pembuluh darah dan membuat kolateral
darah (Kusuma, 2009). atau jalan baru jika ada penyempitan
pembuluh darah koroner serta mencegah
6. Diabetes Mellitus (DM) timbulnya pengumpulan darah sehingga
Berdasarkan hasil penelitian menurunkan risiko penyakit jantung dan
diketahui proporsi tertinggi responden pembuluh darah. Pekerja yang teratur
dalam katagori tidak terdiagnosa DM berolahraga atau bekerja fisik cukup berat
yaitu sebanyak 92% dan sebanyak 8% mempunyai presentase terendah untuk
termasuk katagori DM. Diketahui menderita hipertensi maupun penyakit
responden yang positif DM merupakan koroner (Arisman, 2008).
DM tipe 2 dimana DM tipe ini biasanya Pada penelitian ini diketahui ada
penderitanya tidak menyadari bahwa sebanyak 141 orang (37,8%) responden
dirinya sedang mengidap DM. Hasil ini masuk katagori berisiko tinggi terkena
merupakan kondisi yang baik dan harus penyakit jantung dan pembuluh darah.
dipertahankan agar tidak semakin banyak Risiko penyakit jantung dan pembuluh
responden yang jatuh dalam katagori DM darah pada pekerja di PT. X dapat
karena penyakit jantung dan pembuluh dijadikan dasar prediksi dalam sepuluh
darah akan meningkat menjadi 2 sampai 4 tahun kedepan yaitu bila risiko rendah
kali pada penderita Diabetes Mellitus dan mempunyai persentase kemungkinan
penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar ≤10%, risiko sedang dengan
merupakan penyebab kematian utama pada persentase sebesar 10-20% dan risiko
penderita Diabetes Melllitus dan sekitar tinggi mempunyai presentase risiko
65% kematian Diabetes Mellitus kemungkinan sebesar ≥ 20% terkena
disebabkan oleh penyakit jantung koroner penyakit jantung dan pembuluh darah
dan stroke (Bonow & Gheorghiade, 2004). (Kusmana, 2002).
Tingginya angka kematian,
7. Aktivitas Fisik kejadian dan kecacatan penyakit jantung
Aktivitas fisik adalah pergerakan dan pembuluh darah merupakan masalah
tubuh yang dihasilkan dari kontraksi utama kesehatan sehingga banyak upaya
muskuloskletal sehingga meningkatkan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
energi dan meningkatkan kesehatan, tersebut. Usaha pencegahan melalui
melingkupi aktivitas di luar pekerjaan rutin pengkajian atau deteksi faktor risiko,
yakni gerakan olah tubuh (olahraga ringan skoring faktor risiko untuk menentukan
ataupun melakukan pekerjaan rumah tingkat risiko dan manajemen risiko
tangga ataupun naik-turun tangga) baik di penyakit jantung dan pembuluh darah.
kantor ataupun rumah minimal 30 menit Setiap orang yang terpapar dengan faktor

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 272


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

risiko predisposisi, gaya hidup, dan faktor tahun dan setiap 2 tahun sekali bagi
biomekanikal berisiko terhadap penyakit pekerja yang berusia dibawah 45 tahun.
jantung dan pembuluh darah. Cara deteksi Selain surveilans kesehatan, PT. X lebih
tingkat risiko penyakit jantung dan menitikberatkan pada upaya kuratif jika
pembuluh darah yang mudah, aman dan ada pekerja yang mengalami gangguan
murah adalah melakukan skoring faktor kesehatan di lingkungan kerja.
risiko. Skoring penyakit jantung dan
Berdasarkan hasil penelitian pembuluh darah adalah menjumlahkan
tampak faktor aktivitas fisik dan tingginya faktor risiko dan memperkirakan tingkat
nilai indeks masa tubuh merupakan faktor terjadinya penyakit jantung dan pembuluh
risiko terbesar yang dikhawatirkan dapat darah dalam kurun waktu tertentu sehingga
menjadi pemicu timbulnya penyakit dapat dilakukan suatu usaha pencegahan.
jantung dan pembuluh darah pada pekerja Pada saat ini banyak metode yang
di PT.X. Pekerja di PT.X terbagi dalam digunakan untuk menskoring penyakit
dua lokasi kerja yakni lokasi onshore jantung dan pembuluh darah salah satunya
(office) dan offshore. Pekerja di offshore adalah memakai Skor Kardiovaskular
(kilang minyak lepas pantai) mengisi Jakarta.
waktu luang setelah bekerja hanya dengan
bersantai seperti menonton televisi, Kesimpulan
mengobrol dengan sesama pekerja, Hasil penelitian menunjukkan
bermain internet dan menelepon, bukan bahwa tingkat risiko penyakit jantung dan
melakukan aktivitas olahraga atau fitness pembuluh dara pada pekerja di PT.X
di tempat yang telah disediakan/gym. berada pada risiko tinggi. Dengan
Berdasarkan hal tersebut, adanya demikian perlu dilakukan optimalisasi
tempat olahraga atau fitness centre yang program manajemen kesehatan kerja dan
nyaman dan adanya penghargaan khusus promosi kesehatan di tempat kerja.
terhadap pekerja yang rutin melakukan Dimensi faktor risiko penyakit
olahraga atau fitness diharapkan dapat kardiovaskular dan pembuluh darah
meningkatkan motivasi untuk berolahraga. dengan skor tertinggi adalah aktivitas fisik,
Dari hasil penelitian faktor risiko diikuti oleh faktor indeks masa tubuh
yang mempengaruhi tingkat risiko (IMT).
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh
darah di lokasi kerja office adalah
dominansi aktivitas fisik ringan yang Daftar Pustaka
dilakukan oleh pekerja, hal ini bisa Aizid, Rizem. (2011). Babat Ragam
disebabkan karena aktivitas pekerja yang Penyakit Paling Sering Menyerang
bekerja di office kebanyakan mereka hanya Orang Kantoran. Jogjakarta :
melakukan pekerjaan rutin saja dengan FlashBooks
duduk di depan komputer. Mereka baru
akan beranjak dari meja kerjanya saat Brown, V.L. (2010). The assessment of
makan siang atau ingin ke toilet. cardiovascular disease risk in
PT. X belum menerapkan relation to the built environment
manajemen risiko kesehatan kerja secara and race. University of Pittsburgh.
optimal. Hal yang rutin dilakukan oleh PT. ProQuest Dissertations and
X adalah melakukan surveilans kesehatan Theses.
dalam bentuk medical check up setiap
tahun bagi pekerja yang berusia diatas 45

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 273


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2011). Kusmana, D. (2002). The influence of


Pedoman Pengendalian Faktor smoking cessation, regular
Risiko Penyakit Jantung Dan physical exercise and/or physical
Pembuluh Darah. Jakarta : Ditjen activitiy on survival : a 13 years
PP & PL Kemenkes RI. cohort study of the Indonesian
population in Jakarta. Medical
Departemen kesehatan (Depkes) Republik Journal of Indonesia, 11,pp.230-
Indonesia, 2007. Profil Kesehatan 241.
Indonesia, 2007. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Libby, P., Bonow, R.O., Mann, D.L.,
Indonesia. Zipes, D.P., & Braunwald, E.
(2008). Braunwald’s heart disease
Framingham Heart Study. (2012). General : a textbook of cardiovascular
Cardiovascular Disease. medicine. Philadelphia : Saunders
http://www.framinghamheartstudy. Elsevier.
org/risk/gencardio.html. Macleod, H.M., & Mcnally, E.M. (2008).
A Pilot study of a family history
Gheorghita, Nistor. (2014). Workaholism : risk assessment tool for
A New Challenge For cardiovascular disease. Journal of
Organisation Management. Genetic Counseling, 17(5), 499-
Elsevier. Procedia-Social and 507. Doi:10.1007/s10897-008-
Behavioral Sciences 109 (2014) 9174-z
295-300.
PERKENI. (2011). ‘Revisi Konsesnsus
Greenawalt, J.A. (2008). Modifiable Pengelolaan dan Pencegahan
cardiovascular risk factors in the Diabetes Mellitus Tipe-2 di
early adolescent period. University Indonesia’, Perkumpulan Endokrin
of Pittsburg. ProQuest Indonesia, www.perkeni.org
Dissertations and Theses.
Paramita A, Wardhani YA. (2008).
Goldston, K., & Davidson, P.M. (2003). ‘Obesitas: Status Gizi yang Perlu
Guidelines for reducing risk in Diwaspadai’, Medika No. 05,
heart disease : Implications for tahun XXXIV, Mei, 2008, p. 358-
nursing practice and research. 362.
Australian Nursing Journal, 11(6),
C1-C4. Sihombing, M. (2010). Hubungan Perilaku
merokok, konsumsi
Husni, Lalu. (2003). Hukum Makanan/Minuman, dan Aktivitas
Ketenagakerjaan Indonesia. Fisik dengan Penyakit Hipertensi
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. pada Responden Obes Usia
Dewasa di Indonesia. Majalah
Kusuma, D. (2009). ‘Rokok dan Kesehatan Kedokteran Indonesia, 60(9), 406-
Jantung,’ 412.
http://pjnhk.go.id/index2.php?opti
on=com_content&do_pdf=1&id=2 Soeharto, Iman. (2004). Serangan Jantung
212. dan Stroke : Hubungannya dengan
Lemak dan Kolesterol. 2nd Ed.

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 274


Gambaran Tingkat Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Pekerja di Pt.X

Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Sunarti. (2010). Makalah Ilmu Kerja.


Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Khususnya di Perusahaan,
http://nharty-
sunartiphpyyahoocomau.blogspot.
com/2010/06/makalah-ilmu
kerja.html?m=1

World Heart Federation. (2012).


Cardiovascular Disease Risk
Factors. http://www.world-heart-
federation.org/cardiovascular-
health/cardiovascular-disease-risk-
factors/

World Health Organization (2007).


Prevention of Cardiovascular
Disease Guidelines for assessment
and management of
cardiovascular risk

Forum Ilmiah Volume 15 Nomor 2, Mei 2018 275

Anda mungkin juga menyukai