Anda di halaman 1dari 14

1.1.

Latar Belakang

Penyusunan Modul Diklat Bidang pengembangan Infrastruktur Wilayah (PIW) perlu


dilakukan untuk mewujudkan modul yang up to date dan standar dalam rangka
memfasilitasi kebutuhan pusat dan daerah akan peningkatan keahlian dan
keterampilan teknis di Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Selain itu juga
disusun pedoman diklat sebagai acuan pelaksaaan diklat yang dimaksud.

Monitoring dan Evaluasi merupakan salah satu mata diklat dalam Diklat Rencana
Pengembangan Infrastruktur Terpadu pada Kawasan Perkotaan. Modul ini
memberikan pemahaman kepada peserta bagaimana untuk menyusun rencana
monitoring dan evaluasi dalam satu rangkaian kegiatan perencanaan hingga
pelaksanaan pembangunan infrastrutur terpadu pada kawasan perkotaan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan suatu rangkaian yang sangat penting
dalam pengembangan infrastruktur terpadu. Kegiatan monitoring dan evaluasi
bertujuan untuk melihat ketercapaian tujuan pembangunan dan melihat proses dan
progress pembangunan tersebut.
Untuk mencapai manfaat yang optimal dalam melaksanakan diklat Rencana
Pengembangan Infrastruktur Terpadu Pada Kawasan Perkotaan yang diikuti oleh
peserta yaitu CPNS, PNS, Widyaiswara, Jabatan Struktural dan Fungsional
dilingkungan Kementerian PUPR, serta aparat pemerintah daerah, maka saran
perbaikan dan koreksi dari berbagai pihak atas modul ini sangat kami harapkan.
PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI

Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan mampu menjelaskan
pengertian monitoring dan evaluasi.

2.1. Pengertian Monitoring dan Evaluasi

2.1.1. Monitoring
Beberapa pakar manajemen mengemukakan bahwa fungsi monitoring
mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi perencanaan. Conor (1974)
menjelaskan bahwa keberhasilan dalam mencapai tujuan, separuhnya ditentukan
oleh rencana yang telah ditetapkan dan setengahnya lagi fungsi oleh pengawasan
atau monitoring. Pada umumnya, manajemen menekankan pentingnya kedua
fungsi ini, yaitu perencanaan dan pengawasan (monitoring).
Kegiatan monitoring dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan dan ketepatan
kegiatan yang dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun. Monitoring
digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan yang menyimpang dari rencana,
mengoreksi penyalahgunaan aturan dan sumber-sumber, serta untuk
mengupayakan agar tujuan dicapai seefektif dan seefisien mungkin. Berdasarkan
kegunaannya, William Travers Jerome menggolongkan monitoring menjadi
delapan macam, sebagai berikut:
1. Monitoring yang digunakan untuk memelihara dan membakukan pelaksanaan
suatu rencana dalam rangka meningkatkan daya guna dan menekan biaya
pelaksanaan program.
2. Monitoring yang digunakan untuk mengamankan harta kekayaan organisasi
atau lembaga dari kemungkinan gangguan, pencurian, pemborosan, dan
penyalahgunaan.
Monitoring yang digunakan langsung untuk mengetahui kecocokan antara kualitas
suatu hasil dengan kepentingan para pemakai hasil dengan kemampuan
tenaga pelaksana.
4. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan pendelegasian tugas
dan wewenang yang harus dilakukan oleh staf atau bawahan.
5. Monitoring yang digunakan untuk mengukur penampilan tugas pelaksana.
6. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui ketepatan antara pelaksanaan
dengan perencanaan program.
7. Monitoring yang digunakan untuk mengetahui berbagai ragam rencana dan
kesesuaiannya dengan sumber-sumber yang dimiliki oleh organisasi atau
lembaga.
8. Monitoring yang digunakan untuk memotivasi keterlibatan para pelaksana.

Monitoring pada umumnya dilakukan baik pada waktu sebelum kegiatan dan
bersamaan waktunya dengan pelaksanaan kegiatan (pengawasan atau
supervisi).
Monitoring, pengawasan, dan supervisi memiliki perbedaan antara satu dengan
yang lainnya. Pengawasan dilakukan terhadap orang-orang yang mengelola
program. Supervisi dilakukan terhadap pelaksanaan program, sedangkan
monitoring dilakukan terhadap komponen-komponen program. Monitoring selain
berkaitan dengan pengawasan dan supervisi, mempunyai hubungan erat dengan
penilaian program.
Monitoring sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengikuti suatu
program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan
cara mendengar, melihat dan mengamati, serta mencatat keadaan serta
perkembangan program tersebut.
Dalam seri monograf 3, UNESCO Regional Office for Education in Asia and the
Pasific, dijelaskan bahwa monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin
untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program
sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagai mana
telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program. Suherman dkk
(1988) menjelaskan bahwa monitoring dapat diartikan sebagai suatu kegiatan,
untuk mengikuti perkembangan suatu program yang dilakukan secara mantap dan
teratur serta terus menerus.
Pengumpulan data atau informasi dalam monitoring dimaksudkan untuk
mengetahui kenyataan yang sebenarnya dalam pelaksanaan program yang
dipantau. Sasaran monitoring adalah kelangsungan program dan komponen-
komponen program yang mencakup input, proses, output dan outcome. Pihak
yang melakukan monitoring adalah pengelola program dan/atau tenaga
profesional yang diberi tugas khusus untuk memantau pelaksanaan program.
Hasil monitoring digunakan untuk meluruskan atau memperbaiki program.
Perbaikan program itu sendiri dilakukan dalam kegiatan supervisi, bukan dalam
kegiatan monitoring.
Monitoring selain berkaitan dengan supervisi, juga mempunyai hubungan erat
dengan evaluasi program. UNESCO (1982) mengidentifikasi lima kaitan dan
perbedaan antara monitoring dan evaluasi.
• Pertama, fokus monitoring adalah pada program yang sedang dilaksanakan.
Bukan pada konteks kegiatan yang harus dilakukan oleh pelaksana program.
Sedangkan evaluasi sering dilakukan sejak perencanaan program.
• Kedua, monitoring menitikberatkan pada aspek kuantitatif dalam pelaksanaan
program yang dapat menjadi bahan untuk kegiatan evaluasi. Evaluasi dapat
melengkapi hasil monitoring dengan data tambahan yang diperlukan sesuai
dengan tujuan evaluasi yang mengarah pada aspek kualitatif. Monitoring
berhubungan dengan dimensi kuantitatif tentang efektivitas program seperti
banyaknya output program. Sedangkan evaluasi lebih berkaitan dengan
dimensi kualitatif tentang efektivitas program, seperti sejauhmana output
dikaitkan dengan norma atau standar yang telah ditentukan.
• Ketiga, monitoring mencakup usaha untuk mengidentifikasi faktor-faktor
pendukung program, seperti faktor logistik, yang dapat membantu atau
mempengaruhi penampilan program, sedangkan evaluasi mengarah pada
upaya menyiapkan bahan masukan untuk pengambilan keputusan tentang
ketepatan perbaikan peluasan atau pengembangan program.
• Keempat, kontribusi yang dapat dimanfaatkan dengan segera dari hasil
monitoring adalah untuk kepentingan pengelolaan program, sedangkan
kontribusi evaluasi lebih terkait dengan pengambilan keputusan tentang
penyusunan rancangan dan isi program.
• Kelima, monitoring dan evaluasi merupakan proses yang saling melengkapi
antara satu dengan yang lainnya. Walaupun penekanannya berbeda,
keduanya mempunyai arah yang sama yaitu untuk meningkatkan efektivitas
program.

Tujuan utama monitoring adalah untuk menyajikan informasi tentang pelaksanaan


program sebagai umpan balik bagi para pengelola dan pelaksana program.
Informasi ini hendaknya dapat menjadi masukan bagi pihak yang berwenang
untuk:
a. memeriksa kembali strategi pelaksanaan program sebagaimana sudah
direncanakan setelah membandingkan dengan kenyataan di lapangan,
b. menemukan permasalahan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
program,
c. mengetahui faktor-faktor pendungkung dan penghambat penyelenggaraan
program.
Sebagaimana halnya dengan supervisi, monitoring dapat menggunakan
pendekatan langsung dan tidak langsung. Pendekatan langsung dilakukan apabila
pihak yang memantau melakukan kegiatannya pada lokasi program yang sedang
dilaksanakan. Teknik-teknik yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah
wawancara dan observasi. Kedua teknik ini digunakan untuk memantau kegiatan,
peristiwa, komponen, proses, hasil dan pengaruh program yang dilaksanakan.
Pendekatan tidak langsung digunakan apabila pihak yang memantau tidak terjun
langsung ke lapangan, namun dengan menelaah laporan berkala yang
disampaikan oleh pada penyelenggara program, atau dengan mengirimkan
kuesioner secara berkala kepada para penyelenggaranya atau pelaksana
program.

Langkah-langkah pokok untuk melakukan monitoring adalah sebagai berikut:


• Pertama, menyusun rancangan monitoring, seperti :
a) untuk menghimpun data atau informasi tentang pelaksanaan program
yang hasilnya akan dibagikan dan diserahkan kepada pengelola untuk
memperbaiki pelaksanaan program,
b) sasaran atau aspek-aspek yang akan dimonitor,
c) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program,
d) pendekatan metode, teknik dan instrumen monitoring,
e) waktu dan jadwal kegiatan monitoring, dan
f) biaya monitoring.

Rancangan ini didiskusikan dengan pengelola dan penyelenggara program untuk


memperoleh masukan bagi penyempurnaannya. Hasil penyempurnaan ini dapat
disebut program monitoring.
• Kedua, melaksanakan kegiatan monitoring dengan menggunakan metode,
teknik dan instrumen yang telah ditetapkan dalam langkah pertama.
• Ketiga, menyusun dan menyerahkan laporan monitoring kepada pihak
pengelola atau penyelenggara program untuk digunakan bagi perbaikan atau
pengembangan program.

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektif program. Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran.
Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan. Monitoring
melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berian.
Kegiatan monitoring lebih berpusat (terfokus) pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali untuk mendapatkan
informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud
mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan
perencanaan dan prosedur yang telah disepakati.
Indikator monitoring mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada
perencanaan program. Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan
bermanfaat dalam memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai
pedoman dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada
pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai
masukan dalam melakukan evaluasi.

Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung


guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila
ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka segera dibenahi sehingga
kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan targetnya. Jadi, hasil monitoring
menjadi input bagi kepentingan proses selanjutnya.
Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian
akhir dari kegiatan atau program. Hasil Evaluasi bermanfaat bagi rencana
pelaksanaan program yang sama diwaktu dan tempat lainnya.
Seperti terlihat pada gambar Siklus Majamen Monev, fungsi monitoring (dan
evaluasi) merupakan satu diantara tiga komponen penting lainnya dalam system
manajemen program, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan dan Tindakan korektif
(melalui umpan balik). Sebagai siklus, dia berlangsung secara intens keaarah
pencapaian target-target antara dan akhirnya tujuan program.

2.1.2. Evaluasi
Evaluasi program merupakan salah satu fungsi dari manajemen program,
evaluasi program dilakukan terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program
serta terhadap pelaksanaan program. Evaluasi program harus dan dapat
diselenggarakan secara terus menerus, berkala, dan atau sewaktu-waktu.
Kegiatan evaluasi ini dapat dilakukan pada saat sebelum, sedang, atau setelah
program dilaksanakan, evaluasi merupakan kegiatan yang bermaksud untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pelaksanaan program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi
setelah program dilaksanakan. Evaluasi program berguna bagi pengambil
keputusan untuk menetapkan apakah program akan dihentikan, diperbaiki,
dimodifikasi, diperluas atau ditingkatkan.
Evaluasi adalah merupakan salah satu fungsi dari manajemen, evaluasi dilakukan
terhadap seluruh atau sebagian unsur-unsur program serta terhadap pelaksanaan
program. Evaluasi dapat dilakukan secara terus menerus, berkala dan atau
sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang dan atau setelah program
dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah program sesuai dengan
rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.
Pengertian lain menyebutkan bahwa evaluasi adalah: “Evaluation is the process
of determining the value or worth of a program, course, or other initiative, toward
the ultimate goal of making decisions about adopting, rejecting, or revising the
innovation. It should not be confused with assessment, which encompasses
methods for measuring or testing performance on a set of competencies.
Evaluation is the more inclusive term, often making use of assessment data in
addition to many other data sources”.
Evaluasi adalah proses untuk menentukan nilai atau harga dari sebuah program,
kursus, atau prakarsa lainnya menuju pada tujuan akhir yaitu menghasilkan
keputusan mengenai penerimaan, penolakan atau perbaikan inovasi. Berbeda
dengan assessment atau penilaian, yang meliputi metode untuk mengukur atau
menguji kinerja dalam suatu kompetensi. Evaluasi adalah istilah yang lebih
menyeluruh, sering menggunakan data penilaian sebagai tambahan terhadap
jenis data lainnya yang dijadikan sumber.

Tujuan evaluasi program berfungsi sebagai pengarah kegiatan evaluasi dan


sebagai acuan untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas kegiatan evaluasi
program. Evaluasi pada umumnya berkaitan dengan upaya pengumpulan,
pengolahan, analisis, deskripsi dan penyajian data atau informasi sebagai
masukan untuk pengambilan keputusan (decision making). Berkaitan dengan
tujuan evaluasi, Anderson (1978) merumuskan tujuan penilaian sebagai berikut:
1. Memberi masukan untuk perencanaan program
2. Memberi masukan untuk keputusan tentang kelanjutan, perluasan dan
penghentian program
3. Memperoleh informasi tentang faktor pendukung dan penghambat
4. Memberi masukan untuk memahami landasan keilmuan bagi penilaian
Ada dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif menyediakan informasi untuk meningkatkan atau memperbaiki produk
atau proses, sedangkan evaluasi sumatif menyediakan efektivitas jangka pendek
atau informasi dampak jangka penjang untuk menentukan apakah akan
mengadopsi atau tidak suatu produk atau proses.
Evaluasi sumatif akan muncul jika suatu cara baru telah dilakukan atau
diimplementasikan secara penuh dalam beberapa waktu bahkan tahun. Scriven
(1967) adalah orang pertama yang membedakan antara evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif. Kemudian Stufflebeam juga membedakan sesuai di atas yaitu
Proactive Evaluation untuk melayani pemegang keputusan dan Retroactive
Evaluation untuk keperluan pertanggung jawaban. Evaluasi dapat mempunyai dua
fungsi yaitu fungsi formatif, evaluasi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan
kegiatan yang sedang berjalan. Fungsi sumatif, evaluasi dipakai untuk
pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan. Jadi evaluasi hendaknya
membantu pengembangan implementasi, kebutuhan suatu program, perbaikan
program, pertanggungjawaban, seleksi, motivasi, menambah pengetahuan dan
dukungan dari mereka yang terlibat.
Kriteria yang akan dipakai untuk menilai objek evaluasi merupakan tujuan yang
paling sulit dalam evaluasi. Apabila yang diacu hanya pencapaian tujuan, maka ini
memang pekerjaan yang mudah, namun ini baru pada sebagian dari pada isu
kriteria evaluasi. Pencapaian tujuan-tujuan yang penting memang merupakan
salah satu kriteria yang penting. Kriteria lainnya yaitu identifikasi kebutuhan dari
klien yang potensial, nilai-nilai sosial, mutu dan efisiensi dibandingkan dengan
objek-objek alternatif lainnya. Tampaknya ada persetujuan diantara ahli evaluasi
bahwa kriteria yang dipakai untuk menilai suatu objek tertentu hendaknya
ditentukan dalam konteks objek tertentu dan fungsi evaluasinya. Jadi hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menentukan kriteria-kriteria penilaian suatu objek
adalah:
• Kebutuhan, ideal, dan nilai-nilai.
• Penggunaan yang optimal dari sumber-sumber dan kesempatan.
• Ketepatan efektivitas program.
• Pencapaian tujuan yang telah dirumuskan dan tujuan penting lainnya.

Dalam Handbook on Planning, Monitoring and Evaluating for Development


Results UNDP, 2002), jenis evaluasi dapat dibagi berdasarkan waktu menjadi
lebih rinci, yaitu :
1. Evaluasi ex-ante adalah penilaian terhadap kemungkinan pengaruh yang
terjadi di masa depan. Ini dilakukan sebelum kegiatan atau program
dilakukan. Salah satu tipe dari evaluasi ex-ante adalah evaluasi prospektif.
Evaluasi Prospektif adalah evaluasi yang menilai outcome dari tujuan
kegiatan, program, atau kebijakan. Evaluasi prospektif sering berupa
rekonstruksi atau penilaian program.
2. Evaluasi midterm adalah tipe dari evaluasi formatif. Evaluasi ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kinerja pada saat fase implementasi dari program atau
kegiatan. Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dimaksudkan untuk
meningkatkan kinerja, sering dilakukan selama fase implementasi dari
kegiatan atau program. Evaluasi formatif juga dilakukan untuk alasan lain
seperti kepatuhan (compliance), legal requirements atau sebagai bagian dari
evaluation initiative. Evaluasi formatif menilai program, kebijakan, atau
kegiatan yang diimplementasikan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan selama fase
implementasi dari program atau kegiatan. Evaluasi formatif sering disebut
sebagai evaluasi proses, karena difokuskan pada operasional. Evaluasi ini
memfokuskan pada relevansi, efektifitas, dan efisiensi. Hal ini penting untuk
menuntun ke tahapan selanjutannya dan meningkatkan kegiatan yang akan
dilakukan (Imas, 2009).
3. Evaluasi final or terminal. Evaluasi final or terminal merupakan tipe dari
evaluasi sumatif karena dilakukan menjelang akhir dari fase pelaksanaan
kegiatan atau program. Ini digunakan untuk menilai hasil yang didapat. Hal ini
digunakan untuk memberikan informasi tentang nilai program. Evaluasi
sumatif merupakan fase terakhir. Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk
menyediakan informasi tentang kesalahan dari sebuah program (OECD,
2002). Evaluasi sumatif sering disebut sebagai evaluasi outcome atau impact.
Evaluasi ini dilakukan di fase akhir untuk antisipasi terhadap hasil yang akan
diperoleh. Evaluasi sumatif dimaksudkan untuk menyediakan informasi
mengenai dampak dari program. Evaluasi sumatif termasuk penilaian impact,
keefektifan biaya, quasi-experiments, randomized experiments, dan studi
kasus. Evaluasi sumatif dilakukan di akhir untuk menjawab pertanyaan dari
relevansi, kinerja, dampak, keberlanjutan, external utility, dan lessons learned
(Imas, 2009).
4. Evaluasi ex-post, yaitu evaluasi yang dilakukan ketika program atau kegiatan
telah selesai dilakukan, bahkan biasanya dilakukan setelah 2 tahun atau lebih
program atau kegiatan tersebut selesai. Ini bertujuan untuk menilai
kesesuaian antara hasil dari program atau kegiatan dengan tujuannya,
menilai keberlanjutan dari hasil dan dampaknya, dan untuk pertimbangan
dalam keputusan kedepannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan perbedaan antara evaluasi


formatif dan sumatif, yaitu sebagai berikut :
- Evaluasi formatif fokus pada implementasi dan peningkatan dari kebijakan,
program, atau kegiatan.
- Evaluasi sumatif fokus pada hasil.
Kedua tipe evaluasi tersebut dibutuhkan dan digunakan walaupun
penerapannya dilakukan dalam waktu yang berbeda di dalam siklus dari
kebijakan, program, atau kegiatan.
Untuk jenis evaluasi yang berdasarkan tujuannya dibagi menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu:
1. Evaluasi Proses.
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan
fokus pada masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
2. Evaluasi Biaya-Manfaat (benefit-cost)
Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program relatif terhadap
alternatif penggunaan sumberdaya dan manfaat dari program.
3. Evaluasi dampak.
Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program memberikan
pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, masyarakat, dan
kelembagaan.
Kaitan antara Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil dari
monitoring dan digunakan untuk kontribusi program. Monitoring bersifat spesifik
program. Sedangkan evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh program itu sendiri,
melainkan varibel-varibel dari luar.
Tujuan dari Evaluasi adalah evalausi efektifitas dan cost effectiveness.
Inputs, Process dan output merupakan suatu monitoring.
Dalam menentukan Input, process dan Output sangat tergantung dari program,
sehingga dapat berpindah-pindah.
Definisi Evaluasi menurut OECD, disebutkan bahwa Evaluasi merupakan proses
menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi
merupakan sebuah penilaian yang seobyektif dan sesistematik mungkin terhadap
sebuah intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah
diselesaikan. Hal-hal yang harus dievaluasi yaitu proyek, program, kebijakan,
organisasi, sektor, tematik, dan bantuan Negara.
2.2. Maksud, Tujuan, dan Manfaat Monitoring dan Evaluasi

1. Maksud Monitoring dan Evaluasi


• Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana
• Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi
• Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah
tepat untuk mencapai tujuan proyek.
• Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan,
• Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang dari
tujuan.

2. Tujuan Monitoring dan Evaluasi


Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang
berjalan, untuk mengetahui kesenjangan antara perencanaan dan terget. Dengan
mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program dapat membuat penyesuaian dengan
memanfaatkan umpan balik tersebut. Kesenjangan yang menjadi kebutuhan itu bisa
jadi mencakup faktor biaya, waktu, personel, dan alat, dan sebagainya.
Dengan demikian, dapat diketahui misalnya berapa jumlah tenaga yang perlu
ditambahkan atau dikurangi, alat atau fasilitas apa yang perlu disiapkan untuk
melaksanakan program tersebut, berapa lama tambahan waktu dibutuhkan, dan
seterusnya. Sementara itu, Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat
sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang perencanaan
program, keputusan tentang komponen input pada program, implementasi program
yang mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan
dampak dari program kegiatan, dan terutama apa yang dapat diperbaiki pada program
yang sama yang akan dilaksanakan di waktu dan tempat lain.
Secara umum tujuan pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi, adalah;
• Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana
• Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi
• Melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sudah
tepat untuk mencapai tujuan proyek.
• Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh ukuran
kemajuan,
• Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa menyimpang
dari tujuan.
Secara lebih terperinci Monitoring bertujuan untuk:
• Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;
• Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
• Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
• Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan;
• Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-
hambatan selama kegiatan;
• Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
• Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program itu mencapai sasaran yang
diharapkan atau tidak. Evaluasi lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai
(output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program itu telah berjalan setidaknya dalam
suatu periode (tahapan), sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang
dibuat dalam perencanaan dan dilaksanakan.

3. Fungsi/Manfaat Monitoring dan Evaluasi


Menurut Dunn (1981), Monitoring mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator,
staf, dan semua yang terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah
ditetapkan.
2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan
yang diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat
implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara
perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok
Penilaian (Evaluasi) merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan
Monitoring, karena kegiatan evaluasi dapat menggunakan data yang disediakan
melalui kegiatan Monitoring. Dalam merencanakan suatu kegiatan hendaknya evaluasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sehingga dapat dikatakan sebagai kegiatan
yang lengkap. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan dan mengontrol ketercapaian
tujuan. Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi tentang nilai serta memberikan
gambaran tentang manfaat suatu kebijakan. Istilah evaluasi ini berdekatan dengan
penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi dapat menjawab pertanyaan
“Apa perbedaan yang dibuat” (William N Dunn : 2000).
Proses pengambilan keputusan berjalan atau berhentinya/perubahan sebuah atau
beberapa program yang berkaitan dilakukan melalui proses evaluasi.
Fungsi Pengawasan dalam kerangka kegiatan Monitoring dan evaluasi terutama
kaitannya dengan kegiatan para pimpinan dalam tugas dan tanggungjawabnya adalah
sebagai berikut:
1. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap orang / manajer/ pejabat yang
diserahi tugas dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Membidik para pekerja atau pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
3. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak
terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
4. Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan
pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan yang tidak
perlu.

Dalam kaitannya dengan Monitoring, Moh. Rifai (1986) menjelaskan fungsinya


sebagai berikut:
a) Evaluasi sebagai pengukur kemajuan;
b) Evaluasi sebagai alat perencanaan;
c) Evaluasi sebagai alat perbaikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan fungsi utama Monitoring terkait dengan
perihal: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan
alat ukur rencana yang sudah dibuat dan disepakati, menganalisa semua hasil
monitoring (Monitoring) untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan keputusan
lanjutan.
Secara umum manfaat dari penerapan sistem Monitoring dan evaluasi dalam suatu
program adalah sebagai berikut:
1. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mendukung perencanaan:
• Penerapan sistem M&E yang disertai dengan pemilihan dan penggunaan
indikator akan memperjelas tujuan serta arah kegiatan untuk pencapaian tujuan
tersebut.
• Pemilihan indikator program yang melibatkan berbagai pihak secara partisipatif
tidak saja berguna untuk mendapatkan indikator yang tepat tetapi juga akan
mendorong pemilik proyek dan berbagai pihak yang berkepentingan untuk
mendukung suksesnya program.
2. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat untuk mengetahui kemajuan program:
• Adanya sistem M&E yang berfungsi dengan baik memungkinkan pelaksana
program mengetahui kemajuan serta hambatan atau hal-hal yang tidak diduga
yang secara potensial dapat menghambat jalannya program secara dini. Hal
terakhir bermanfaat bagi pelaksana program untuk melakukan tindakan secara
tepat waktu dalam mengatasi masalah.
• Informasi hasil M&E dapat memberikan umpan balik kepada pelaksana program
tentang hasil capaian program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan
• Bilamana hasil program belum sesuai dengan harapan maka pelaksana program
dapat melakukan tindakan penyesuaian atau koreksi secara tepat dan cepat
sebelum program terlanjur berjalan tidak pada jalurnya. Dengan demikian
informasi hasil M&E bermanfaat dalam memperbaiki jalannya implementasi
program.
3. Monitoring dan Evaluasi (M&E) sebagai alat akuntabilitas program dan advokasi:
• M&E tidak hanya memantau aktivitas program tetapi juga hasil dari aktivitas
tersebut. Informasi monitoring terhadap luaran dan hasil (output dan outcome)
program yang dipublikasikan dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan
akan meningkatkan akuntabilitas program.
• Informasi hasil M&E dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk advokasi
program kepada para pemangku kepentingan.
• Informasi tersebut akan memicu dialog dan pembelajaran serta memacu
keikutsertaan.
Kegunaan Evaluasi, adalah untuk:
• Memberikan informasi yang valid tentang kinerja kebijakan, program & kegiatan
yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai & kesempatan telah dapat dicapai
• Memberikan sumbangan pada klarifikasi & kritik terhadap nilai2 yang mendasari
pemilihan tujuan & target
• Melihat peluang adanya alternatif kebijakan, program, kegiatan yang lebih tepat,
layak, efektif, efisien
• Memberikan umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek
• Menjadikan kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggungjawabkan
penggunaan dana publik
• Mambantu pemangku kepentingan belajar lebih banyak mengenai kebijakan,
program dan proyek
• Dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pengguna utama yang dituju oleh evaluasi
• Negosiasi antara evaluator and pengguna utama yang dituju oleh evaluasi
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),
keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Evaluasi merupakan merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama
kegiatan monitoring berlangsung. Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau
produk yang telah dihasilkan dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil
keputusan tentang tingkat keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya
yang diperlukan.
Pengendalian merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk
menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai rencana yang
ditetapkan
1. Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD melakukan pengendalian pelaksanaan
rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan kewenangan masing-masing.
2. Melekat pada tugas dan fungsi,
3. Pengendalian dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-KL, meliputi pelaksanaan
program dan kegiatan, serta jenis belanja.
4. Hal yang sama untuk Gubernur terhadap pelaksanaan dekon dan TP, serta
Bupati/Walikota untuk pelaksanaan TP.
5. Dilakukan melalui: Monitoring dan Pengawasan.

Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan, melalui


kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang
dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan
selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output
pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi dimaksudkan:
a. Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus
mengarahkan pencapain visi/misi/sasaran yang telah ditetapkan;
b. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan yang
direncanakan, serta mengaitkannya dgn kondisi lingkungan yang ada;
c. Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah,
tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi
kebijakan/program/kegiatan.
Evaluasi memberikan informasi mengenai:
• Benar atau tidaknya strategi yang dipakai
• Ketepatan cara operasi yang dipilih
• Pemilihan cara pembelajaran yang lebih baik
• Pelaksanaan monitoring terhadap kegiatan rutin sedang berjalan dan internal,
serta monitoring dipergunakan untuk mengumpulkan informasi terhadap
keluaran/hasil dan indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja program
• Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berkala, dapat bersifat
internal dan eksternal atau partisipatif, sebagai umpan balik periodik kepada
pemangku kepentingan utama.

6.1. Kesimpulan
Monitoring dan Evaluasi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Terutama
dalam upaya untuk memastikan proses pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan
benar-benar “on the track” sesuai tujuan rencana proyek dan program. Monitoring
dapat disebut sebagai “on going evaluation,” yang dilakukan sementara kegiatan
berlangsung untuk melakukan perbaikan “di tengah jalan” bila diperlukan. Sementara
Evaluasi dimaksud adalah “terminate evaluation,” yang dilakukan pada akhir proyek
untuk memastikan apakah pelaksanaan dan manfaat proyek sesuai tujuannya atau
tidak. Lalu, hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan untuk perencanaan
proyek/program berikutnya.
Keberhasilan suatu rencana proyek/program diukur dengan menggunakan indikator
harus bersifat SMART (spesifik, measurable, achievable, relevant, time-bond). Hasil
pemantauan dan evaluasi perlu disusun dalam suatu laporan yang terstruktur dan
sistematis, serta akan menghasilkan suatu rumusan tindak turun tangan.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Sistem dan Pelaporan Evaluasi Kinerja Pembangunan, Bappenas, 2014,
Kajian Terhadap Pelaksanaan Evaluasi Pembangunan, Jakarta
e-monev.bappenas.go.id/emonev/kajian_2014
Pusat Administrasi Kerjasama Luar Negeri, Sekretariat Jenderal Kementerian Dalam
Negeri, 2012, Instrumen Monitoring dan Evaluasi Kerjasama Kementerian Dalam
Negeri dan Organisasi Internasional, Jakarta.
Ditjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, 2010, Panduan
Monitoring dan Evaluasi Internal Program Hibah Ditjen Dikti Tahun 2010.
Bappenas, 2009. Pedoman Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral, Jakarta
Imas, L.G.M., R.C. Rist, 2009. The Road to Results; Designing and Conducting
Effective Development Evaluations. The World Bank. Washington DC
OECD,n.d., Guidelines for Programme Design, Monitoring and Evaluation. Ministry
for Foreign Affairs Department for Development Policy. Finland
OED and ECD, 2004. Monitoring and Evaluation; Some Tools, Methods, and
Approaches. The World Bank. Washington D.C
UNDP, 2002. Handbook on Monitoring and Evaluating for Results. New York
UNDP, 2009. Handbook on Planning, Monitoring, and Evaluation for Development
Results. www.undp.org/eo/handbook, diakses 21 September 2016

Anda mungkin juga menyukai