Anda di halaman 1dari 3

EAR CANDLE

Telinga termasuk dalam salah satu organ terpenting dalam tubuh yang mampu mendeteksi atau
mengenal suara. Telinga juga mempunyai peran dalam keseimbangan dan posisi tubuh.
Mengingat betapa pentingnya organ yang satu ini, pembersihan secara berkala dibutuhkan guna
menjaga fungsinya agar tetap baik.
Ear candle merupakan teknik membersihkan telinga dengan menggunakan sebuah lilin berongga
yang berbentuk kerucut yang dimasukkan ke dalam lubang telinga. Lilin ini bukan lilin
sembarangan, lilin ini terbuat dari linen, dilapisi oleh sarang tawon, dan parafin. Lilin ini
mempunyai panjang sekitar 20 sentimeter yang mengandung chamomile dan sage yang
dipercaya dapat memberikan efek relaks bagi penggunanya.
Seseorang yang ingin melakukan ear candle, harus berbaring menyamping. Kemudian sisi yang
mengerucut pada lilin dimasukkan ke dalam telinga, lalu bakar pada sisi sebelahnya. Biasanya,
perawatan ini berlangsung selama 10 menit. Kemudian, lilin dimatikan dan di bagian yang
mengerucut pada lilin biasanya adanya kotoran yang berhasil diangkat dari dalam telinga kamu.

Risiko Penggunaan Ear Candle


Penggunaan ear candle dapat menimbulkan cedera atau risiko gangguan telinga, antara lain
berupa:
1. Penyumbatan telinga oleh lelehan lilin dan menyebabkan harus dilakukan operasi.
2. Hilangnya pendengaran yang bersifat sementara.
3. Kerusakan atau berlubangnya gendang telinga.
4. Masuknya abu ke dalam gendang telinga.
5. Luka bakar pada gendang telinga, dan telinga bagian dalam.

Cara Menggunakan Lilin Terapi Telinga


(Ear Candle)
1. Pastikan tidak ada sumbatan pada rongga lilin. Seluruh rongga lilin harus terbuka dari ujung satu
ke ujung lainnya.
2. Bersihkan telinga dan tangan. Sebelum mulai menggunakan lilin terapi telinga, cucilah tangan
dan menggunakan hand glove dan usap telinga dengan waslap hangat terlebih dahulu hingga
bersih. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri penyebab infeksi.
3. Lindungi kepala dengan handuk lembap. Lembapkan handuk besar dengan sedikit air,
kemudian gunakan untuk menutupi kepala dan tubuh bagian atas. Hal ini bertujuan untuk
mencegah api atau abu mengenai tubuh selama menggunakan lilin. 
4. Pijat area di belakang telinga. Sebelum mulai menggunakan lilin terapi, pijat area di sekitar dan
belakang telinga. Langkah ini dapat membantu merelakskan dan melancarkan sirkulasi darah di
area telinga. Pijat area di belakang tulang rahang, sekitar kening dan kulit kepala. Pijat selama
paling tidak 30 detik untuk mengendurkan area sekitar telinga. 
5. Pasang piring kertas atau cetakan pai di atas telinga. Lubangi piring kertas atau cetakan pai,
dan letakkan di atas telinga. Piring kertas atau cetakan pai dapat membantu mencegah kulit
terbakar atau tersengat abu yang berjatuhan dari lilin. Pastikan ukuran lubang pada piring
kertas/cetakan pai sesuai dengan diameter lilin. Masukkan lilin melalui lubang tersebut, dan
letakkan di atas telinga yang telah dibersihkan.
6. Masukkan ujung runcing lilin ke dalam kanal telinga. Masukkan ujung kecil lilin melalui
lubang pada piring kertas atau cetakan pai, kemudian posisikan ujungnya di dalam kanal telinga.
Pemasangan seperti ini bertujuan agar terapi lilin dapat dilakukan dengan aman dan efektif. 
7. Nyalakan ujung lebar lilin. Jika lilin terpasang dengan benar, asap tidak akan bisa keluar dari
celah antara telinga dan ujung kecil lilin. Jika lilin tidak terpasang dengan benar, bisa
menyesuaikan kembali posisinya di dalam telinga. Lilin harus terpasang erat di lubang telinga.
8. Nyalakan lilin selama sekitar 15 menit. Lilin membutuhkan waktu sekitar 15 menit hingga
terbakar sampai batasnya. Batas ini berfungsi untuk meminimalkan risiko kulit terbakar
sekaligus memaksimalkan pembersihan serumen. 
9. Potong lilin setiap 5 cm. Selama lilin terbakar, potong beberapa cm batangnya dan masukkan ke
dalam semangkuk air. Langkah ini bertujuan untuk mencegah abu jatuh atau nyala api lilin terlalu
dekat dengan kulit.
10. Biarkan lilin terbakar hingga tersisa 7-10 cm. Setelah lilin terbakar hingga hanya tersisa
sekitar 7 cm atau garis batas, mematikan api lilin dengan memasukkan ujung lilin ke dalam
semangkuk air.
11. Amati kotoran pada bagian dalam lilin dengan menggunting sisa lilin. Setelah mengeluarkan
sisa lilin dari dalam kanal telinga, bisa melihat campuran serumen, kotoran, dan bakteri di bagian
dalamnya. Dari sana, dapat menyimpulkan apakah serumen berhasil dibersihkan, atau harus
mengulangi proses terapi lagi. 
12. Bersihkan telinga. Setelah menyelesaikan proses terapi, bersihkan bagian luar telinga dan kanal
telinga Anda. Berhati-hatilah agar serumen atau sisanya tidak terdorong masuk kembali ke dalam
telinga. Boleh menggunakan kain atau cotton bud untuk membersihkan telinga. Hanya saja,
jangan masukkan cotton bud ke dalam lubang telinga karena justru dapat mendorong serumen
masuk semakin jauh atau menusuk gendang telinga. 
13. Ulangi proses terapi pada telinga lainnya. Jika serumen menyumbat kedua sisi telinga, ulangi
proses terapi pada telinga lainnya. Pastikan untuk mengikuti langkah di atas dengan baik sesuai
panduan penggunaan dalam kemasannya. Dengan demikian, luka bakar atau cedera lain pada
telinga dapat dihindari. 

Anda mungkin juga menyukai