Anda di halaman 1dari 4

Ekstraksi Cerumen

PERLU ATAU TIDAKNYA MEMBERSIHKAN TELINGA

Serumen merupakan Produk Glandula seruminosa & Glandula sebacea di pars cartilaginea
canalis aurikularis. Glandula seruminosa adalah Glandula sudorifera (kelenjar keringat) yang
mengalami modifikasi. Sifat serumen padat, lunak dengan warna coklat, hitam. Serumen
yang menyumbat canalis auricula disebut impacted cerumen prop --> mengganggu
pendengaran.
Kebiasaan mengorek-ngorek telinga lazim kita jumpai, baik dengan menggunakan batang
korek api, tisu, lidi kapas khusus, cotton bud atau bahkan benda-benda kecil yang terbuat
dari logam.
Apapun ceritanya, mengorek kuping itu dianggap kegiatan yang sangat mengasyikkan.
Namun perlu diiingat bahwa mengorek kuping dengan cara yang tidak benar akan sangat
berbahaya dan bisa berakibat fatal, apapun jenis bahan yang digunakan.
Parahnya lagi, masih banyak di antara kita yang memiliki kebiasaan mengorek-ngorek liang
telinga dengan jari berkuku tajam. Tanpa disadari, akibat gesekan kuku jari tersebut dengan
dinding saluran telinga luar akan menjadi peradangan yang tidak bisa dianggap sepele. Jika
cukup berat maka akan menimbulkan semacam bisul atau jenis penyakit lainnya.
Pada dasarnya, bentuk telinga dirancang untuk mengantisipasi masuknya kotoran. Liang
telinga yang bersudut membuat kotoran, seperti debu atau serangga, sulit menembus
bagian yang lebih dalam. Di mana tugas menghalau kotoran, bisa berupa minyak maupun
kotoran kering, juga dilakukan oleh kelenjar rambut yang terdapat di bagian depan setelah
liang telinga. Di sini juga diproduksi getah telinga yang bernama serumen yang lebih kita
kenal sebagai tai telinga atau getah. Tai telinga inilah yang akan menangkap kotoran dan
dengan sendirinya membersihkannya.
Lantas, perlukah serumen dibersihkan dan bagaimana cara membersihkan kotoran kuping
dengan benar dan aman? Membersihkan serumen secara terus-menerus apalagi sampai
dihilangkan seluruhnya justru akan merugikan. Pada prinsipnya, telinga akan membersihkan
dirinya sendiri. Biasanya serumen akan terbentuk sedikit demi sedikit, kemudian akan keluar
sendiri pada waktu mengunyah dengan membawa serta berbagai kontaminan yang
terperangkap bersamanya. Setelah sampai di luar lubang telinga, serumen akan hilang
menguap oleh panas. Namun, kondisinya mungkin berbeda pada setiap orang, bergantung
pada banyaknya produksi serumen.
Dokter berpendapat, dalam keadaan serumen yang sangat berlebihan sekalipun
penggunaan lidi kapas atau cotton bud atau yang sejenisnya tidak dapat dibenarkan.
Kalaupun menggunakannya, itu hanya terbatas untuk membersihkan bagian luar lubang
telinga, bukan untuk mengoreknya. Namun akan lebih baik bila melakukan kunjungan rutin
ke klinik THT untuk membersihkan telinga, dari pada membersihkannya sendiri.
Dia mengatakan, banyak orang sering salah kaprah menyangka tai kuping sebagai kotoran.
Padahal fungsinya sangat penting untuk membersihkan kotoran yang masuk. Karena secara
alamiah, kotoran yang masuk akan kering dan keluar sendiri. Dengan begitu Tai kuping tidak
perlu dibuang, kecuali jika menggumpal dan menyumbat liang telinga sehingga menghalangi
masuknya gelombang suara ke telinga dalam. Apalagi dalam kadar normal, tahi telinga
hanya menutupi permukaan dinding telinga. Jika dibersihkan, getah akan diproduksi lagi,
begitu seterusnya. Maka sebaiknya telinga tidak perlu dibersihkan dengan cara dikorek,
apalagi sampai ke telinga dalam. Cukup bersihkan bagian luar saja, yaitu daun dan muara
liang telinga.
Dengan mengorek telinga, kita justru mendorong serumen ke celah sempit pada bagian
dalam telinga, tempat di mana seharusnya serumen tidak terbentuk. Akibatnya serumen
akan terjebak dan terakumulasi hingga akhirnya menyebabkan sumbatan pada lubang
telinga. Sumbatan tersebut akan menghalangi hantaran gelombang suara ke gendang
telinga, sehingga pendengaran akan terasa berkurang. Selain itu, gejala akibat sumbatan
serumen dapat pula berupa rasa nyeri pada telinga.
Mengorek telinga juga bisa mengakibatkan perbenturan, sebab telinga bentuknya bersudut.
Perbenturan ini akan mengakibatkan pembengkakan atau perdarahan. Di mana, pengorekan
yang terlalu keras atau dalam bisa mengakibatkan trauma, ditambah dinding telinga akan
mudah berdarah. Masih ada lagi, mengorek telinga juga bisa membuat kolaps bahkan
kematian.
Untuk mengeluarkan kotoran telinga, Dokter menganjurkan untuk tidak menggunakan
cotton bud atau korek kuping untuk membersihkan telinga. Soalnya kita tidak tahu daerah
mana saja yang boleh dibersihkan. Bila dilakukan dengan cara sembrono, bisa jadi gendang
telinga akan terluka dan mengakibatkan ketulian atau rusaknya pendengaran secara
permanen.
Untuk mengeluarkan kotoran telinga, dokter biasanya mengunakan pengait atau sendok
serumen atau cerumen spoon yang terbuat dari logam. Bila kotoran telinga lunak, akan
diisap dengan pompa vakum atau dengan menyemprotkan air hangat ke dalam liang telinga.
Bila tidak berhasil karena kotoran keras, dokter akan meminta pasien meneteskan obat
tetes selama beberapa hari untuk memudahkan pengambilan kotoran tersebut. Tapi
biasanya dokter akan meneteskan sekitar tiga puluh persen H202 dan membiarkannya
selama lima belas menit atau setengah jam. setelah itu barulah kotoran disedot pakai
saction atau alat sedot.
Kalau tindakan membersihkan liang telinga yang tidak benar terjadi, maka akan
mengakibatkan penyumbatan. Bahkan dapat mengakibatkan bagian tengah liang telinga
menyempit dan luka sehingga timbul rasa nyeri dan infeksi. Hal ini dapat terjadi, sekalipun
hanya karena gesekan cotton bud, luka pada kulit liang telinga yang terjadi pada saat
kotoran tersebut bergerak. Dan hal terburuknya bila benda yang digunakan masuk terlalu
dalam dan tertinggal, sehingga menembus atau merobek gendang telinga yang berfungsi
menerima getaran gelombang suara.
Karena itu, membersihkan telinga tidak perlu dilakukan. Bila kotoran terasa penuh dan
banyak, sebaiknya minta bantuan dokter spesialis dan usahakan tidak membersihkan
sendiri. Pasalnya, selain kita tidak tahu seberapa dalam mengorek liang telinga, mungkin
kotoran justru akan semakin terdorong ke dalam.
Kalaupun telinga terasa gatal, sebaiknya dibiarkan saja. Karena gatal pada telinga tidak
berarti telinga kita kotor. Bila telinga terasa gatal adalah hal yang wajar. Kalau kotoran
sudah terlanjur atau telah mengeras di dekat gendang telinga, segera periksa ke dokter ahli
THT. Biasanya dokter akan memberikan obat tetes telinga atau karbol gliserin 10 persen
untuk memecahkan kotoran tersebut. Setelah itu kotoran yang sudah pecah disemprot atau
dikorek keluar. Sementara infeksi yang barangkali timbul lantaran iritasi kotoran itu diatasi
dengan memberikan obat antibiotika.

Pengertian ekstraksi cerumen :


Suatu usaha atau tindakan mengeluarkan kotoran telinga dengan menggunakan cotton bud
maupun pengait cerumen/sendok cerumen yang terbuat dari besi.
Indikasi:
Sumbatan serumen.

Kontra Indikasi:
1. Gangguan pendengaran konduktif
2. Rasa tidak nyaman akibat tidak dapat mendengar dengan jelas
3. Rasa nyeri bila cerumen padat membatu dan menekan dinding liang telinga
4. Tinitus dan Vertigo bila cerumen menyentuh membrane tympani

Kemungkinan Komplikasi:
Lecet bahkan berdarah bila tehnik ekstraksi cerumen tidak benar.

Peralatan:
1. Mesin suction beserta vacuum dengan berbagai ukuran.
3. Cerumen hak/sendok cerumen dengan berbagai ukuran
4. Aplikator kapas/ cotton Bud Baby
5. Xylocain spray, carbo glycerin dan rivanol jika diperlukan
6. Gloves/sarung tangan bersih
7. Bengkok beserta Tissue

Prosedur Kerja:
1. Kumpulkan semua peralatan.
2. Identifikasi pasien.
3. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien.
4. Cuci tangan kemudian pasang sarung tangan.
5. Tutupi pasien dengan handuk/laken.
6. Berikan pasien posisi duduk.
7. Tarik aurikel (daun telinga) ke atas dan ke belakang.
8. Arahkan lampu sorot kepala ke lubang telinga pasien.
9. Bila cerumen pasien sedikit, lunak dan cair dan kental : gunakan suction hisap kotoran
hingga bersih lalu usap dengan aplikator kapas hingga bersih.
Suction telinga Aplikator kapas

10. Bila cerumen padat dan lunak : gunakan cerumen hak atau sendok cerumen, bila perlu
tetesi carbo glycerin terlebih dahulu atau xylocain spray, meringkan pasien kearah telinga yg
tidak ditetesi cairan pelunak hingga beberapa saat, tujuan agar dapat meresap kedalam liang
telinga pasien, sehingga cerumen mudah dikeluarkan. Arahkan lampu sorot ke liang telinga
pasien, keluarkan cerumen menggunakan cerumen hak dengan perlahan dekit demi dikit.

Cerumen hak Xylocain spray


11. Bila cerumen padat dan membatu, biasanya dokter memberikan obat tetes carboglycerin
0,5% selama 5 hari, tujuannya agar cerumen melunak dan mudah untuk dibersihkan atau
dikeluarkan. Bila sudah melunak biasanya dokter THT membersihkan kotoran yg sudah
melunak dengan mengirigasi telinga pasien.

Cerumen padat

11.Bersihkan pasien dan rendam alat bekas pakai kedalam cairan desinfektan.

Tindak Lanjut:
1. Kaji keberhasilan ekstraksi cerumen telinga.
2. Kaji rasa nyaman pasien.
3. Bersihkan peralatan.

Dokumentasi:
1. Tanggal dan waktu prosedur.
2. Tipe dan jumlah cerumen.
3. Toleransi pasien terhadap prosedur.
4. Karakter cerumen yang keluar.
5. Intruksi-intruksi yang diperlukan oleh pasien atau keluarga

Anda mungkin juga menyukai