Anda di halaman 1dari 2

Pengertian GSB, KLB, KDB dan Ketinggian Bangunan - InfoProperti https://sites.google.com/a/bisnisjualbeli.com/infoproperti/journal-blog/p...

INFOPROPERTI Search this site

Journal/Blog > Journal/Blog


Analisa Rumah
Pengertian GSB, KLB, KDB dan Ketinggian Beli Rumah Second
Faktor Penting Sebelum

Bangunan Membeli Rumah


Izin Mendirikan
Bangunan
posted Jan 27, 2014, 7:00 PM by Dwiko Sulistyo
Karakteristik
Investasi Tanah
PENGERTIAN GSB, KLB, KDB dan KETINGGIAN BANGUNAN Langkah Membeli Tanah
Legalitas Kepemilikan
Kalau kita ingin membangun rumah di area kavling yang sudah kita beli di perumahan, Tanah

selain diberi batas-batas kavling, kita juga diberi embel-embel oleh pihak developer, Menawar Harga Rumah

seperti GSB (Garis Sempadan Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan) dan KDB Mengecek Kondisi Fisik
Rumah
(Koefisien Dasar Bangunan). Bagi yang belum terbiasa mendengarkannya tentu saja hal
Pajak Properti
tersebut agak asing untuk orang awam. Ketentuan ini sebenarnya sudah diatur oleh
Pengertian GSB, KLB,
pemerintah. Dalam kasus ini pihak developer hanya mewakili pihak pemerintah. KDB dan Ketinggian
Bangunan
GSB (Garis Sempadan Bangunan) Properti adalah
Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadap Investasi
pinggir ruas jalan. Kita dilarang keras membangun melebihi batas GSB yang sudah Tips Beli Tanah
Warisan
ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan yang ada di depannya. Jalan yang
Tips Jual Beli
lebar tentu saja mempuyai jarak GSB yang lebih besar dibandingkan jalan yang mempunyai
Properti
lebar yang lebih kecil. Biasanya jarak GSB ini rumusnya adalah setengah lebar jalan, apabila
Tips Membeli Rumah
lebar jalan adalah 10 meter, maka GSB-nya adalah 5 meter, artinya jarak terluar yang
Tips Membeli Rumah
diijinkan bangunan berdiri adalah 5 meter dari pinggir jalan. Untuk lebih pastinya, pihak untuk Aset
dinas tata kota akan memberikan advis planning penentuan GSB dalam pengurusan KRK. Tips Memilih Perumahan
Dalam sebuah perencanaan yang ideal, sebaiknya ketentuan GSB ini dipatuhi...Karena pihak Documents I want to share
Tata Kota telah mempertimbangkan aspek ke depan terkait pelebaran jalan, pertamanan, Photo Gallery
pejalan kaki, dll. Sehingga pelanggaran GSB tidak dapat ditolerir oleh pihak P2B, Things I want to Do
pengembang atau kontraktor yang membangun melebihi GSB akan dibongkar. Sitemap

Building Coverage Ratio (BCR) / Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Site owners
BCR/KDB adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan dengan luas tanah. (LB/LT Dwiko Sulistyo
X 100%). Koefisien yang digunakan biasanya berupa persen atau desimal (misal : 60% atau
Page authors
0,6) BCR/KDB ini bertujuan untuk mengatur besaran luasan bangunan yang menutupi
permukaan tanah, hal ini akan mempengaruhi infiltrasi air tanah atau ketersediaan air Dwiko Sulistyo
tanah untuk masa yang akan datang. Selain sebagai penjaga keberadaan air tanah, January 27, 2014

permukaan tanah yang tidak tertutup bangunan akan mampu menerima sinar matahari
secara langsung untuk membuat tanah bisa mengering sehingga udara yang tercipta di
sekitar bangunan tidak menjadi lembab.
KDB dapat dimengerti secara sederhana adalah nilai persen yang didapat dengan
membandingkan luas lantai dasar dengan luas kavling. Kalau kita mempunyai lahan 300 m2
dan KDB yang ditentukan 60%, maka area yang dapat kita bangun hanya 60% x 300 m2 = 180
m2. Kalau lebih dari itu artinya kita melebihi KDB yang ditentukan. Kurangi lagi ruangan
yang dianggap tidak terlalu perlu.
Sisa lahannya digunakan untuk ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai area resapan air.
Kita tidak mau khan lingkungan kita kebanjiran karena air hujan tidak tahu lagi mesti
kemana larinya ?? Maka dari itu, pihak Tata Kota telah mengatur ketentuan KDB dari suatu
daerah, sebaiknya kita ikuti ketentuan tsb.

1 of 2 5/16/2019, 7:42 AM
Pengertian GSB, KLB, KDB dan Ketinggian Bangunan - InfoProperti https://sites.google.com/a/bisnisjualbeli.com/infoproperti/journal-blog/p...

Floor Area Ratio (FAR) / Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


FAR / KLB adalah perbandingan antara luas lantai bangunan dengan luas tanah. (BCR X n ),
n = jumlah lantai (tingkat) bangunan. Angka koefisien yang digunakan biasanya berupa
desimal (misal : 1,2; 1,6; 2,5; dsb) Peraturan akan FAR/KLB ini akan mempengaruhi skyline
yang tercipta oleh kumpulan bangunan yang ada di sekitar. Tujuan dari penetapan FAR/KLB
ini terkait dengan hak setiap orang/bangunan untuk menerima sinar matahari. Jika
bangunan memiliki tinggi yang serasi maka bangunan yang disampingnyapun dapat
menerima sinar matahari yang sama dengan bangunan yang ada di sebelahnya.
Kalau KDB hanya melibatkan luasan lantai dasar, maka KLB melibatkan seluruh lantai yang
kita desain termasuk lantai dasar itu sendiri. Cara perhitungannya tetap sama yaitu
membandingkan luasan seluruh lantai dengan luas kavling yang ada.
Contoh, setelah kita menghitung luas lantai dasar beserta lantai atasnya ternyata luasannya
200 m2. Kalau lahannya 200 m2, maka nilai KLB bangunan kita adalah 1.0. Kalau ditentukan
KLB di rumah kita 1.2, maka nilai KLB kita masuk masuk. Yang tidak boleh adalah melebihi
dari yang ditentukan.
Kalau KDB ditulis dalam bentuk persen (misal KDB 50%), maka KLB ditulis dalam bentuk
desimal (Misal KLB 2,4). Sebuah tanah apabila memiliki ketentuan KLB yang tinggi, maka
nilai ekonomisnya tinggi pula. Hal inilah yang mendorong pengembang untuk mengajukan
IZIN KENAIKAN / PELAMPAUAN KLB.

Ketinggian Bangunan.
Yang dimaksud dengan ketinggian bangunan adalah berapa lantai yang diijinkan oleh
developer di area tersebut yang dapat dibangun. Ketinggian banguan ini sebenarnya hanya
untuk menciptakan skyline lingkungan yang diharapkan. Yang sering terjadi di lapangan
adalah ketinggian bangunan melebihi dari yang ditentukan. Misalnya area tersebut adalah
area perumahan dengan ketinggian rata-rata 2 lantai, karena tanahnya kecil sementara
ruangan yang diperlukan banyak, maka rumahnya mencapai 4 lantai seperti halnya ruko-
ruko. Itu yang tidak boleh. Skyline lingkungan tidak terbentuk. Bisa dibayangkan ada
bangunan tinggi di antara bangunan rendah. Atau sebaliknya, di area cluster untuk rumah-
rumah yang besar dengan ketinggian rata-rata 2 lnatai ada bangunan kecil dengan
ketinggian 1 lantai. Apa yang terjadi? Tentu saja suasana lingkungan yang diharapkan tidak
tercipta semestinya.

Contoh cara Mencari KDB, KLB dan Jumlah Lantai :


Diketahui :
Luas Lahan = 4.000 m2
KDB = 20%
KLB = 3

Ditanya :
Berapa KDB ?
Berapa KLB ?
Berapa Jumlah Lantai ?

Jawab :
Luas Lahan x KDB = Luas Lantai Dasar yang boleh terbangun
4.000 m2 x 20% = 800 m2
KLB x Luas Lahan = Luas Total lantai yang boleh terbangun
3 x 4.000 m2 = 12.000 m2
KLB / KDB = Jumlah lantai/ Ketinggian Bangunan
12.000 m2 / 800 m2 = 15 Lantai

Sign in | Report Abuse | Print Page | Powered By Google Sites

2 of 2 5/16/2019, 7:42 AM

Anda mungkin juga menyukai