Anda di halaman 1dari 6

Lampiran Tugas UAS

Lampiran ini dibuat untuk memenuhi tugas UAS dari mata kuliah ;
Matematika Informatika, dengan
Dosen Pengajar :
Ibu Farida Nurmala Sihotang, S.Si., M.Si.

Disusun Oleh :
Feri Gunawan 21552011334

TIF RP 21D

TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
2022
Jawaban :

1. A. Graf

● Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf

Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli
matematika dari Swiss. Euler adalah orang pertama yang berhasil memecahkan masalah jembatan
Konigsberg (kota Konigsberg, sebelah timur Prussia, Jerman sekarang) di sungai Pregal yang sangat
terkenal di Eropa.

▪ Tahun 1847, G.R. Kirchoff (1824 – 1887) berhasil mengembangkan teori pohon (Theory of
trees) yang digunakan dalam persoalan jaringan listrik. Sepuluh tahun kemudian,

A. Cayley (1821 – 1895) juga menggunakan konsep pohon untuk menjelaskan permasalahan
kimia yaitu hidrokarbon.

Teori graf itu diawali oleh masalah transportasi yang terkenal yaitu Jembatan Konigsberg.
Ilustrasi jembatan tersebut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Gambar Ilustrasi jembatan Konigsberg

Pada gambar tersebut, A, B, C, dan D adalah daerah-daerah yang dihubungkan oleh tujuh buah
jembatan. Masalahnya, para penduduk Konigsberg tidak mampu menemukan rute yang melalui setiap
jembatan tepat satu kali, bergerak dari suatu tempat tertentu dan kembali ke tempat itu lagi.

● Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Graf

▪ Sisi yang dua titik ujungnya sama disebut loop/gelang.

Dalam sebuah graf dimungkinkan adanya lebih dari satu sisi yang dikaitkan dengan sepasang
titik. Pasangan sisi semacam ini disebut sisi-sisi paralel/sejajar atau sisi rangkap (multiple edges atau
paralel edges).

Sebuah graf yang tidak memiliki loop dan tidak memiliki sisi paralel disebut graf sederhana
(simple graph). Jika sebuah titik vi merupakan titik ujung dari suatu sisi ej, maka vi dan ej disebut saling
berinsidensi atau titik vi menempel/insiden (incidency) dengan sisi ej.
Dua sisi yang tidak paralel disebut bertetangga/ajasen (adjacent), bila kedua sisi tersebut
menempel dengan titik yang sama.

● Derajat (degree) Titik

Jumlah atau banyaknya sisi yang menempel dengan suatu titik vi(loop dihitung dua kali),
disebut derajat (degree) dari titik tersebut; dinotasikan d (vi). Derajat suatu titik sering juga disebut
valensi dari titik tersebut. Derajat minimum dari graf G dinotasikan dengan (G) dan derajat
maksimumnya dinotasikan dengan (G).

▪ Lemma Jabat Tangan (Handshaking Lemma)

Untuk setiap graf G dengan n titik dan m sisi berlaku:

▪ Teorema Banyaknya titik berderajat ganjil dalam sebuah graf selalu genap.

▪ Sebuah titik yang tidak memiliki sisi menempel terhadap titik tersebut disebut titik terisolasi/titik
terpencil (isolated vertex).

▪ Sebuah titik berderajat satu disebut titik anting/ujung, yang selanjutnya disebut daun.

▪ Graf yang tidak memiliki sisi, disebut graf nol atau graf kosong (null graph). Dengan kata lain, tiap
titik dalam sebuah graf nol merupakan titik-titik terisolasi. Graf nol dengan n titik, dinotasikan Nn.

▪ Titik terpencil A

▪ Titik ujung/daun C

▪ Sebuah jalan (walk) di G adalah sebuah barisan berhingga (tak kosong) W = v0 e1 v1 e2 v2…ek vk
yang suku-sukunya bergantian titik dan sisi.

▪ Titik vo dan titik vk berturut-turut disebut titik awal dan titik akhir W. Sedangkan titik-titik v1, v2,
…, vk-1 disebut titik-titik internal dari W ; dan k disebut panjang dari W.

▪ Jika semua sisi e1, e2, e3, …, ek dalam jalan W berbeda, maka W disebut sebuah jejak (trail).

▪ Jika semua titik vo, v1, v2, …, vk dalam jalan W juga berbeda, maka W disebut sebuah lintasan
(path). Sebuah jalan W disebut tertutup, jika titik awal dan titik akhir dari W identik (sama).

▪ Jejak tertutup disebut sirkit (circuit). Sirkit yang titik awal dan titik internalnya berlainan disebut
lingkaran/siklus (cycle). Siklus dengan n titik dinotasikan dengan Cn.
B. Teori Bilangan

▪ Teori bilangan (number theory) adalah teori yang mendasar dalam memahami algoritma kriptografi.
▪ Bilangan yang dimaksudkan adalah bilangan bulat (integer).

● Bilangan Bulat

▪ Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34,
0.

▪ Berlawanan dengan bilangan bulat adalah bilangan riil yang mempunyai titik desimal, seperti 8.0,
34.25, 0.02.

● Sifat Pembagian pada Bilangan Bulat·

▪ Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat dengan syarat a ¹ 0. Kita menyatakan bahwa a habis
membagi b (a divides b) jika terdapat bilangan bulat c sedemikian sehingga b = ac.

▪ Notasi: a | b jika b = ac, c Î Z dan a ¹ 0. (Z = himpunan bilangan bulat)·

▪ Kadang-kadang pernyataan “a habis membagi b“ ditulis juga “b kelipatan a”.

● Pembagi Bersama Terbesar (PBB)·

▪ Misalkan a dan b adalah dua buah bilangan bulat tidak nol. Pembagi bersama terbesar (PBB – greatest
common divisor atau gcd) dari a dan b adalah bilangan bulat terbesar d sedemikian sehingga d | a dan
d | b. Dalam hal ini kita nyatakan bahwa PBB(a, b) = d.

● Algoritma Euclidean

▪ Algoritma Euclidean adalah algoritma untuk mencari PBB dari dua buah bilangan bulat.

▪ Euclid, penemu algoritma Euclidean, adalah seorang matematikawan Yunani yang menuliskan
algoritmanya tersebut dalam bukunya yang terkenal, Element.

▪ Diberikan dua buah bilangan bulat tak-negatif m dan n (m ³ n). Algoritma Euclidean berikut mencari
pembagi bersama terbesar dari m dan n.

● Algoritma Euclidean

1. Jika n = 0 maka m adalah PBB(m, n); stop. tetapi jika n ¹ 0, lanjutkan ke langkah 2.

2. Bagilah m dengan n dan misalkan r adalah sisanya.

3. Ganti nilai m dengan nilai n dan nilai n dengan nilai r, lalu ulang kembali ke langkah 1.

● Balikan Modulo (modulo invers) ·

Jika a dan m relatif prima dan m > 1, maka kita dapat menemukan balikan (invers) dari a modulo m.
Balikan dari a modulo m adalah bilangan bulat a sedemikian sehingga

aa ≡ 𝟏 (mod m)
Bukti: Dari definisi relatif prima diketahui bahwa PBB(a, m) = 1, dan menurut persamaan (2) terdapat
bilangan bulat p dan q sedemikian sehingga

pa + qm = 1

yang mengimplikasikan bahwa

pa + qm ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

Karena qm ≡ 0 (mod m), maka

pa ≡ 𝟏 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

Kekongruenan yang terakhir ini berarti bahwa p adalah balikan dari a modulo m.

▪ Pembuktian di atas juga menceritakan bahwa untuk mencari balikan dari a modulo m, kita harus
membuat kombinasi lanjar dari a dan m sama dengan 1. Koefisien a dari kombinasi lanjar tersebut
merupakan balikan dari a modulo m.

● Kekongruenan Lanjar ·

▪ Kekongruenan lanjar adalah kongruen yang berbentuk

ax ≡ 𝒃 (𝒎𝒐𝒅 𝒎)

dengan m adalah bilangan bulat positif, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah peubah bilangan
bulat.

▪ Nilai-nilai x dicari sebagai berikut:

ax = b + km

yang dapat disusun menjadi


𝒃+𝒌𝒎
x= 𝒂

dengan k adalah sembarang bilangan bulat. Cobakan untuk k = 0, 1, 2, … dan k = –1, –2, … yang
menghasilkan x sebagai bilangan bulat.

● Fungsi Euler ɸ

▪ Fungsi Euler ɸ medefinisikan ɸ(n) untuk n ≥ 1 yang menyatakan jumlah bilangan bulat positif < n
yang relatif prima dengan n.

2. p(4) benar, karena uang Rp 4.000 dapat ditukarkan dengan 2 buah pecahan Rp 2.000.
Langkah Induksi :
Misalkan p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa kios penukaran dapat menukarkan uang senilai
1000n rupiah dengan pecahan Rp 5.000 dan Rp 10.000 (hipotesis Induksi). Kita harus
membuktikan bahwa p(n+1) rupiah dengan menggunakan pecahan Rp 5.000 dan Rp 10.000.
Ada dua kemungkinan yang kita tinjau :
· Jika untuk uang senilai 5000n rupiah, kios penukaran menggunakan minimal 2 buah pecahan
Rp 10.000 (sebab n ≥ 4), maka dengan mengganti 2 buah pecahan Rp 2.000 tersebut dengan
pecahan Rp 5.000, maka selalu diperoleh uang senilai 5000(n + 1) rupiah.
· Jika untuk uang senilai 1000n rupiah, kios penukaran minimal 1 buah uang pecahan Rp
10.000 (sebab n ≥ 9), maka dengan mengganti 1 uang pecahan Rp 5.000 dengan 2 buah uang
pecahan Rp 10.000 selalu dapat di peroleh uang senilai 5000 (n + 1) rupiah.

3.

Anda mungkin juga menyukai