Anda di halaman 1dari 22

MEMAHAMI TEKS SEJARAH JILID II

Oleh: Nur Dwiana Muslimah,S.Pd.


KEBAHASAAN CERITA
SEJARAH atau NOVEL
SEJARAH
Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
1. Menggunakan kata benda atau kata ganti tertentu

Kata benda atau kata ganti yang dimaksud, misalnya


menyebutkan nama kota tertentu, tempat tertentu, objek
tertentu, atau merujuk pada kata ganti tertentu.

Contoh: Kepulauan Nusantara, bahasa Melayu, pohon apel,


anak lelaki.
Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
2. Menggunakan tokoh sentral

Penggunaan tokoh sentral di sini, yaitu menerangkan pelaku utama


atau tokoh yang menjadi sentral (pusat) dalam cerita.

Contoh: Dalam cerita Siti Nurbaya, tokoh sentralnya adalah Siti Nurbaya
karena tokoh tersebut diceritakan dari awal sampai akhir cerita dan menjadi
pusat cerita.
Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
3. Menggunakan kata sifat yang menjelaskan frasa nominal

Maksudnya adalah dalam kalimat tersebut terdapat kata sifat


yang menjelaskan gabungan kata (frasa) yang inti di
dalamnya berupa kata benda (nomina).

Contoh: Raja adil, gadis cantik, rumah mewah.


Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
4. Menggunakan kata hubung atau konjungsi

Konjungsi yang digunakan dapat berupa kata yang


menyatakan keterangan waktu (pada, ketika, suatu hari,
sementara, kemudian, setelah itu), keterangan tempat (di, ke,
dari), keterangan tujuan (untuk, kepada), dan sebagainya.
Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
5. Menggunakan kata yang menggambarkan kejadian masa lampau

Maksudnya adalah menggunakan kata-kata tertentu sebagai


penunjuk waktu lampau.

Contoh: Pada zaman dahulu, dahulu kala, suatu hari.


Unsur Kebahasaan Cerita Atau Novel Sejarah
6. Menggunakan frasa Adverbial

Frasa adverbial adalah kelompok kata yan dibentuk


dengan keterangan kata sifat. Frasa ini digunakan untuk
menunjukkan lokasi kejadian/ peristiwa.

Contoh: Sekembali dari kerajaan, setelah melewati hari


yang melelahkan, dan sejenisnya.
“ Mengkontruksi Nilai-Nilai Sejarah“
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk
tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam
masyarakat.
3. Nilai religi/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari
buruk ke baik (pengajaran).
5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan (rasa seni).
6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat yang turun termurun.
“ Mengkontruksi Nilai-Nilai Sejarah“
9. Nilai psikologis, yaitu nilai yang berkaitan dengan kejiwaan/ psikologis manusia.
10. Nilai filosofis, yaitu nilai yang berkaitan dengan filsafat dalam kehidupan manusia.
11. Nilai historis (kesejarahan), yaitu nilai yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sejarah.
12. Nilai hukum, yaitu nilai yang berkaitan dengan permasalahan hukum.
13. Nilai ekonomi, yaitu nilai yang berkaitan dengan perdagangan, status ekonomi, atau
permasalahan-permasalahan ekonomi masyarakat.1
14. Nilai perjuangan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal perjuangan manusia.

Kelima empat belas nilai ini terdapat dalam teks sejarah, baik berupa fakta maupun fiksi.
Ada teks yang mengandung nilai secara langsung (tersurat), ada pula teks yang
mengandung nilai-nilai tidak secara langsung (tersirat).
MENULIS CERITA
SEJARAH
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
1. Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan
Tema atau pokok

Tema atau persoalan dalam cerita yang akan disampaikan


perlu ditentukan terlebih dahulu. Dengan menentukan tema
dapat diketahui pula amanat yang hendak disampaikan
penulisnya. Jika tema dan amanat sudah ditentukan, cerita
sejarah mulai dapat dibuat drafnya.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
1. Cerita sejarah ekspositoris

Cerita sejarah ini bertujuan memperluas pengetahuan


pembaca. Tahapan-tahapan dalam suatu proses disampaikan
menggunakan bahasa yang informatif dengan titik berat pada
penggunaan kata denotatif.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
2. Menetapkan sasaran pembaca

Pembaca yang berbeda menjadikan teknik penyampaian teks


berbeda pula. Kosakata yang dipilih disesuaikan dengan
tingkat pemahaman pembaca. Jika sasaran pembacanya
anak-anak, tentunya penyampaian yang tepat adalah dengan
menggunakan bahasa bergambar. Untuk remaja, gunakan
kalimat-kalimat yang populer.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
3. Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan
dalam bentuk skema alur

Peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah jika cerita


berbentuk narasi fiksi. Jika cerita berbentuk sejarah fakta,
tentunya peristiwa itu langsung dianalisis menggunakan
tahapantahapan yang runtut.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
4. Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal
perkembangan, dan akhir cerita

Peristiwa utama/pokok yang dipaparkan dikelompokkan ke dalam


bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita. Bagian awal lebih
mengedepankan paparan. Di bagian perkembangan biasanya sudah
mulai terlihat adanya konflik, sedangkan akhir cerita biasanya
menampilkan hikmah cerita tertentu untuk diteladani.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
5. Memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail
Peristiwa sebagai pendukung cerita

Peristiwa-peristiwa utama dijelaskan dengan bagian-bagian


pendukung cerita. Dengan penjelasan itu, bagian-bagian pokok
menjadi lebih detail. Jika perlu, contoh atau
gambarangambaran penjelas juga dapat dicantumkan.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
6. Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang

Tokoh perlu ditentukan, mulai dari pemberian nama tokoh,


perwatakan, sampai dukungan cerita yang hendak ditampilkan.
Latar waktu dan tempat juga menjadi pertimbangan. Sudut
pandang dibuat untuk menyempurnakan cerita sejarah yang
sedang dibuat.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
7. Memahami Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan menerapkannya

Ejaan memang harus dipahami oleh setiap penulis. Struktur


kalimat dan penggunaan tanda baca juga memengaruhi makna
teks cerita. Kalimat yang berbelit-belit menjadikan teks
susah untuk dipahami, yang pada akhirnya membuat pembaca
bosan. Jika kalimat yang disusun menarik, teks akan menarik
pembaca dan memudahkan pembaca memahaminya.
LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA SEJARAH
8. Menyusun kalimat-kalimat dalam bentuk paragraf

Kalimat-kalimat dalam draf disusun menjadi sebuah


paragraph. Tentunya paragraph yang sesuai denagn format
cerita. Format cerita itu dapat berupa kalimat langsung
dengan sudut pandang tertentu atau dapat pula dengan
kalimat yang tidak langsung.
TUGAS AKHIR
MENULIS CERITA SEJARAH PRIBADI
Ingatlah beberapa kejadian lucu atau unik yang pernah kamu alami. Kemudian, cobalah
menuangkan imajinasi tersebut kedalam cerita sejarah tentang dirimu sendiri ya. Perhatikanlah
juga tulisanmu apakah sudah sesuai dengan struktur teks sejarah dan kaidah kebahasaannya ya.

Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan ceritamu kamu bisa melihat langkah-langkah


mengkontruksi cerita di buku BSE mu halaman 82 ya.
TERIMA KASIH
Yuk Diskusi ☺

addyouremail@freepik.com and sladesgo.com

Anda mungkin juga menyukai