BAB 2
MENIKMATI CERITA SEJARAH
Kegiatan mendata informasi penting dalam novel sejarah tentu akan berbeda
dengan Mendata infomasi penting dalam teks sejarah. Informasi penting
dalam novel sejarah lebih kengarah kepada fakta sejarah yang dijadikan latar
penceritaan serta imajinatif penulis atas fakta tersebut.
1. Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
2. Di manakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
3. Peristiwa apa saja yang dikisahkan?
4. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam penceritaan?
5. Di bagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut tergolong
ke dalam novel Sejarah?
Menjelaskan Makna Kias yang Terdapat dalam Teks Cerita (Novel) Sejarah
Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, selalu mengandung nilai
(value). Nilai
Tersebut dikemas secara implisit dalam alur, latar, tokoh, dan tema.
Nilai terkandung dalam novel diantaranya:
1. Nilai budaya
2. Nilai moral/etik
3. Nilai agama
4. Nilai sosial
5. Nilai estetis
Selain mengandung segi keindahan, karya sastra juga memiliki nilai manfaat
bagi pembaca. Segi kemanfaatan muncul karena penciptaan karya sastra
berangkat dari kenyataan sehingga lahirlah pandangan bahwa sastra yang baik
menciptakan kembali keseluruhan hidup yang dihayati; kehidupan
emosi, kehidupan budi, individu maupun sosial, serta dunia yang sarat
objek.
Teks eksplanasi yaitu teks yang menjelaskan tentang proses terjadinya sesuatu
atau terbentuknya suatu fenomena alam atau sosial. Teks ekplanasi disusun
dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan
pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan
interpretasi/penutup/interpretasi (tidak harus ada).
BAB 4
MENIKMATI NOVEL
Kehidupan
Tokoh utama adalah tokoh sentral atau tokoh yang sangat penting perannya dalam
fiksi. Tokoh tambahan adalah tokoh bawah atau tokoh yang tidak selalu diceritakan
namun memiliki hubungan dengan tokoh utama. Dilihat dari peran tokoh-tokoh
dalam pengembangan, terdapat dua unsur yaitu tokoh protagonis dan antagonis.
Tokoh protagonis adalah tokoh yang disukai pembaca karena sifat-sifatnya
(biasanya hero, baik, penyelamat). Tokoh antagonis adalah tokoh yang tidak
disukai pembaca karena sifat-sifatnya (biasanya jahat, pengecut). Penokohan
merupakan teknik atau cara-cara tokoh ditampilkan atau diceritakan di dalam fiksi.
Peristiwa merupakan peralihan dari suatu situasi kepada situasi yang lain, baik
peristiwa fungsional (penentu bagi perkembangan alur), kaitan (satu peristiwa
dikaitkan dengan peristiwa yang lain agar masuk akal), maupun acuan
(peristiwa diacu melalui tokoh). Alur atau plot memiliki kaidah plausibility
(kemasukakalan), surprise (kejutan), suspense (misteri), dan unity (keutuhan).
MERANCANG NOVEL
BAB 5
MENYAJIKAN GAGASAN MELALUI
ARTIKEL
Mengevaluasi Informasi, Baik Fakta Maupun Opini dalam Sebuah artikel yang
Dibaca
Membaca surat kabar atau majalah ibarat makanan sehari-hari. Salah satu
rubrik dari surat kabar atau majalah yang akan kamu pelajari pada pelajaran ini
adalah artikel opini.
Artikel adalah tulisan tentang suatu masalah, termasuk pendapat dan pendirian
penulis tentang masalah itu. Artikel bertujuan untuk meyakinkan, mendidik,
atau menghibur pembaca. Untuk membedakan antara fakta dan opini kamu
harus memahami terlebih dahulu ulu konsep dasar fakta dan opini.
1. Fakta adalah kenyataan atau peristiwa yang benar-benar ada atau terjadi.
Fakta biasanya dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau
berapa.
2. Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu.
Opini
Dalam membaca bentuk tulisan diperlukan daya kritis, apakah tulisan itu
berupa fakta atau
Opini. Berikut adalah penanda-penanda opini dalam suatu paragraf.
Inti dari paragraf opini adalah dapat ditemukan kata atau kalimat yang
menunjukan bahwa Itu adalah sebuah pendapat pribadi ataupun pandangan
seseorang yang belum tentu benar, hanya berdasarkan pemikiran
seseorang.
a. Aktual
b. Fenomenal
c. Editorial
d. Imajinasi
e. Modalitas
f. Nukilan
g. Tajuk bacaan
h. Teks Opini
i. Keterangan aposisi
Membandingkan Kebahasaan Artikel Opini dan Buku Ilmiah
Pada umumnya, ada banyak jenis artikel yang dapat kita temukan, misalnya
liputan berita, fitur, sosok, dan artikel panduan, dan sebagainya. Meskipun setiap
jenis artikel memiliki ciri khusus, kita masih dapat melihat kesamaannya, yakni
mulai dari merangkai bentuk, melakukan penelitian, sampai dengan menulis dan
menyunting hasil tulisan. Adapun manfaat dari menulis artikel adalah kita bisa
berbagi nformasi yang penting dan menarik kepada para pembaca.
BAB 6
MENILAI KARYA MELALUI KRITIK DAN
Dalam menyusun kritik, ada beberapa hal yang harus dipegang oleh kritikus
(penulis kritik). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
Teks kritik dan esai berdasarkan fungsinya dapat dimasukkan dalam genre teks
eskposisi. Kamu pasti masih ingat fungsi teks eksposisi, bukan? Benar, teks
eksposisi digunakan untuk menyampaikan pendapat. Sistematika teks kritik dan
esai dapat dilihat dari struktur teksnya.
Masih ingat jugakah kalian dengan struktur teks eksposisi? Struktur teks kritik dan
esai sama dengan struktur teks eksposisi yaitu pernyataan pendapat (tesis),
argumen, dan
penegasan ulang.
Dalam teks kritik, pendapat/ tesis yang disampaikan adalah hasil penilaian terhadap
sebuah karya. Argumen yang disajikan berupa data-data obyektif dalam karya
serta alasan yang logis. Penegasan ulang dalam kritik dapat berupa ringkasan atau
pengulangan kembali tesis dalam kalimat yang berbeda.
Sebagai teks eksposisi, teks kritik dan esai secara umum juga memiliki
kaidah kebahasaan yang hampir sama dengan teks eksposisi.
A. Menggunakan pernyataan-pernyataan persuasif.
Contoh:
Oleh karena itu, berhadapan dengan novel model ini, kita (pembaca)
mesti memulainya tanpa prasangka dan menghindar dari jejalan pikiran
yang berpretensi pada sejumlah horison harapan. Bukankah banyak pula
novel kanon yang peristiwa-peristiwa awalnya dibangun melalui narasi
yang lambat?
Rangkaian kalimat panjang yang melelahkan itu, diolah dalam
kemasan yang lain sebagai alat untuk membangun peristiwa. Wujudlah
rangkai peristiwa dalam kalimat-kalimat yang tidak menjalar jauh
berkepanjangan ke sana ke mari, tetapi cukup dengan penghadiran
dua sampai empat
peristiwa berikut berbagai macam latarnya.
E. Menggunakan kata kerja mental. Hal ini terkait dengan karakteristik teks
eksposisi yang bersifat argumentatif dan bertujuan mengemukakan
sejumlah
pendapat.
Drama
Refleksi berarti bergerak mundur untuk merenungkan kembali apa yang sudah
terjadi
dan dilakukan. Dalam hal ini adalah menulis kembali dengan bahasa sendiri terkait
dengan buku yang pernah kamu baca.