Anda di halaman 1dari 36

BAHASA INDONESIA

A. Membaca Nonsastra
1. Memaknai Istilah
• Istilah menurut KBBI berarti kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang tertentu. Setiap istilah atau kata yang digunakan dalam sebuah kalimat
mempunyai makna. Oleh karena itu, pemilihan istilah atau kata yang digunakan
harus tepat agar maksud penulis dapat tersampaikan. Kesalahan penggunaan
istilah atau kata akan menimbulkan pemahaman yang berbeda.
• Makna istilah atau kata terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
yang berupa makna dari kata dasar. Kita dapat menemukan makna istilah atau
kata dengan cara memperbanyak pemahaman kosakata dalam KBBI. Selain itu,
makna istilah dalam kalimat harus sesuai dengan konteks kalimatnya.
2. Mengidentifıkasi Informasi Tersurat
• Informasi tersurat adalah informasi yang tertulis dalam sebuah teks. Informasi
tersebut dapat berupa fakta dan opini.
• Fakta merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi. Lawan dari fakta adalah
pendapat atau opini.
• Pendapat adalah sesuatu yang belum pasti kebenarannya. Pendapat merupakan
gagasan atau pemikiran seseorang terhadap suatu objek, peristiwa, atau
permasalahan.
• Selain itu, informasi yang terdapat dalam sebuah teks dapat diketahui dari
pertanyaan tentang isi teks atau menggunakan kata tanya apa, di mana, kapan,
siapa, mengapa, dan bagaimana.
3. Menemukan Ide Pokok
• Ide pokok disebut juga gagasan utama atau gagasan pokok, yaitu gagasan yang
menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.
• Ide pokok terdapat pada kalimat utama dan didukung oleh beberapa kalimat
penjelas.
• Ide pokok terletak pada awal, akhir, awal dan akhir, atau di seluruh paragraf.
4. Menemukan Inti Kalimat
• Inti kalimat merupakan gagasan pokok dalam sebuah kalimat.
• Dalam kalimat majemuk, inti kalimatnya terletak pada induk kalimat. Inti kalimat
mempunyai pola (S-P) atau (S-P-O).
5. Menentukan Makna Rujukan
• Kata rujukan adalah kata yang merujuk kepada kata lain yang memperlihatkan
keterkaitannya dengan pernyataan sebelumnya.
• Kata rujukan yang sering digunakan dalam sebuah paragraf antaralain: ini, itu,
tersebut, dan hal itu.
• Kata rujukan tersebut disebut juga sebagai kata ganti (pronomina) penunjuk yang
berfungsi untuk menunjuk kata yang sudah tertulis sebelumnya.
6. Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Teks
• Sebuah teks terdiri atas informasi tersurat dan tersirat. Tersurat berarti tertulis,
sedangkan tersirat berarti tidak tertulis.
• Menyimpulkan isi tersirat dalam teks berarti menentukan simpulan isi teks yang
tidak tertulis secara langsung.
• Simpulan isi tersirat dalam teks dapat berupa maksud penulis, opini penulis, dan
keberpihakan penulis. Simpulan tersebut dapat diketahui berdasarkan letak
gagasan pokok.
7. Membandingkan dan Menyimpulkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa
Dua Teks

Sebuah teks dapat memiliki persamaan dan perbedaan dengan teks lainnya.
Membandingkan dua buah teks dapat dilakukan dengan membaca kedua teks
tersebut secara keseluruhan. Hal yang dibandingkan dapat berupa isi (tema atau
informasi), pola penyajian, dan bahasa yang digunakan pada kedua teks. Untuk
membandingkan dua buah teks, kita dapat membacanya berulang kali agar lebih
memahami dan menentukan persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut.
8. Mengomentari Isi Teks
• Komentar merupakan bentuk tanggapan terhadap suatu permasalahan atau
gagasan. Tanggapan tersebut dapat berupa pernyataan setuju, tidak setuju, atau
kritik.
• Memberikan komentar harus bersikap objektif dan disertai alasan yang logis.
Sebuah komentar dapat berdasarkan pada kelebihan dan kekurangan dari objek
yang dikomentari. Berikan komentar secara logis dan tidak menyimpang dari topik
yang dibahas.
9. Menunjukkan Suatu Simpulan
• Simpulan merupakan hasil akhir sebuah paragraf yang berupa pendapat
berdasarkan bukti atau alasan yang logis.
• Sebuah simpulan bersifat tersirat dan dapat ditentukan dengan metode deduksi
dan induksi.
• Deduksi artinya simpulan sebuah paragraf dijabarkan pada awal paragraf,
sedangkan induksi artinya simpulan sebuah paragraf dijabarkan pada akhir
paragraf.
• Simpulan juga dapat dilihat berdasarkan gagasan utama sebuah paragraf.
• Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan simpulan adalah sebuah simpulan
mencakup keseluruhan isi atau gagasan yang diungkapkan dalam sebuah teks.

B. Membaca Sastra
1. Mengidentifikasi Kata Bermakna Simbolik/Majas/Kias

Sebuah karya sastra merupakan pengungkapan pemikiran, perasaan, atau


pengalaman seseorang melalui sebuah bahasa. Seorang penulis akan menggunakan
simbol atau lambang untuk mengungkapkan sesuatu. Simbol tersebut mempunyai
makna tertentu. Seorang pembaca harus menafsirkan sendiri makna simbol tersebut
untuk memahami sebuah karya sastra. Selain itu, seorang penulis juga menggunakan
majas dan bahasa kias untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran agar sebuah
karya mempunyai nilai sastra. Bahasa kias merupakan bahasa yang mengandung
makna khusus atau tidak sebenarnya. Untuk memahami sebuah karya sastra,
seseorang harus membaca dan mengartikan simbol, majas, dan kata kias dalam karya
tersebut. Tidak jarang seorang pembaca harus membaca berulang kali untuk
memahami isi dan maksud penulis.

2. Memaknai Isi Tersurat dalam Sastra


• Sebuah karya sastra terdiri atas isi tersirat dan tersurat. Isi tersurat sebuah karya
sastra dapat dilihat dari unsur pembentuk karya tersebut, yaitu unsur intrinsik.
• Karya sastra terdiri atas prosa, drama, dan puisi.
• Salah satu karya sastra yang kita bahas adalah prosa, seperti novel, cerpen, dan
roman. Unsur intrinsik prosa adalah tema, amanat, alur (plot), latar (setting),
penokohan, gaya bahasa, dan sudut pandang.
3. Menyimpulkan Isi Tersirat dalam Cerpen/Novel
• Sebuah cerpen/novel terdiri atas isi tersurat dan tersirat. Isi tersirat cerpen/novel
dapat berupa konflik atau masalah.
• Sebuah konflik dalam cerita ditimbulkan karena suatu kejadian atau permasalahan
yang disebut dengan sebab konflik dan konflik tersebut akan menimbulkan sebuah
akibat atau dampak yang disebut akibat konflik. Sebab dan akibat konflik tersebut
saling berkaitan.
• Konflik sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu konflik dalam (batin) dan konflik luar
(fisik). Konflik dalam (batin) merupakan masalah yang timbul dari dalam diri tokoh,
konflik ini terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri.
• Konflik luar (batin) merupakan masalah yang timbul dari luar, konflik ini terjadi
antara tokoh dengan lingkungannya atau tokoh lain.
• Selain itu, nilai kehidupan yang dapat diambil sebagai pelajaran dari sebuah cerita
juga merupakan isi tersirat dalam cerpen/novel. Nilai-nilai kehidupan tersebut
antara lain nilai moral (pesan moral dari perilaku tokoh), nilai sosial (aspek sosial
dalam masyarakat), nilai budaya (aspek budaya atau kebiasaan masyarakat), dan
nilai agama (aspek keagamaan atau perilaku religius).
4. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra
Membandingkan dua buah karya sastra dapat dilihat dari segi isi, pola penyajian, dan
bahasanya berdasarkan gaya, tema, dan unsur yang terdapat dalam karya tersebut.
Sebuah prosa seperti novel dan cerpen memiliki karakteristik atau ciri khas tersendiri.
Hal tersebut dapat kita jadikan dasar perbandingan.
5. Membuktikan Simpulan dengan Data pada Karya Sastra
Suatu simpulan sebuah karya sastra dapat dibuktikan dengan pernyataan yang
terdapat dalam teks. Data-data dalam sebuah karya sastra dapat membuktikan watak
tokoh, latar/setting, dan nilai-nilai yang terdapat dalam karya tersebut. Simpulan
tersebut dapat dibuktikan dengan kalimat atau pernyataan yang terdapat dalam teks.
6. Mengaitkan Isi dengan Kehidupan Saat Ini
Sebuah karya sastra merupakan cerminan kehidupan yang diungkapkan oleh
sastrawan melalui bahasa. Karya sastra yang berupa prosa berisi cerita kehidupan
yang digambarkan oleh seorang penulis. Isi cerita tersebut dapat dikaitkan dengan
kehidupan nyata saat ini. Keterkaitan tersebut dapat dijadikan pelajaran hidup agar
lebih baik.
7. Menilai Keunggulan/Kelemahan Karya Sastra
Menilai sebuah karya sastra berarti memberi tanggapan mengenai keunggulan dan
kelemahan karya tersebut. Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui
resensi, kritik, dan
esai. Resensi adalah ulasan suatu karya sastra untuk memberikan informasi kepada
pembaca terkait keunggulan dan kelemahan karya tersebut. Kritik merupakan
penilaian baik buruknya suatu karya sastra. Esai berisi bahasan suatu permasalahan
sesuai pendapat penulis.
C. Menulis Terbatas
1. Menemukan Istilah/Kata Sesuai Konteks
Sebuah ilustrasi atau peristiwa dapat diungkapkan melalui kata-kata atau istilah yang
bermakna lugas. Namun, ilustrasi atau peristiwa tersebut juga dapat diungkapkan
dengan kata-kata bermakna kias, seperti dalam bentuk ungkapan dan peribahasa.
Ungkapan dan peribahasa mengandung makna kiasan yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan suatu keadaan atau peristiwa.
2. Melengkapi Teks Eksposisi, Deskripsi, dan Prosedur
• Teks eksposisi merupakan teks yang berisi paparan atau penjelasan suatu
keadaan, proses, atau informasi sejelas-jelasnya.
• Tujuan teks eksposisi adalah memberitahukan, memaparkan, atau menguraikan
sesuatu kepada pembaca agar pembaca mendapatkan informasi atau
pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Sebuah teks eksposisi dapat dilengkapi
dengan memahami informasi yang disampaikan oleh penulis.
• Teks deskripsi adalah teks yang berisi gambaran suatu objek atau keadaan. Teks
deskripsi menggambarkan sesuatu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
• Tujuan teks deskripsi agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri
objek atau keadaan yang digambarkan.
• Teks prosedur adalah teks yang menjelaskan sebuah proses dalam melakukan
atau mengoperasikan sesuatu dengan langkah-langkah yang sistematis dan
teratur.
• Teks prosedur dapat juga disebut teks petunjuk karena menunjukkan langkah-
langkah secara urut agar suatu tindakan terlaksana dengan baik.
3. Melengkapi Teks Sastra
Karya sastra terdiri atas puisi, prosa (narasi), dan drama. Melengkapi teks sastra dapat
berupa puisi, pantun, cerpen, novel, atau drama. Untuk melengkapi teks sastra, kita
harus memahami isi teks tersebut. Tiap unsur teks saling berkaitan sehingga kita dapat
memperhatikan kalimat sebelum dan sesudahnya untuk melengkapi bagian rumpang
teks tersebut.
4. Melengkapi Teks Ulasan
Teks ulasan merupakan teks berisi ulasan terhadap suatu karya, baik sastra maupun
nonsastra. Bentuk teks ulasan karya sastra adalah resensi. Melengkapi teks ulasan
yang dirumpangkan harus memahami isi teks ulasan atau resensi tersebut. Kalimat
yang tepat untuk melengkapi teks ulasan atau resensi harus berkaitan dengan kalimat
sebelum dan sesudahnya.
5. Memvariasikan Kata Bermakna Sama dan talimat Bertujuan Sama
• Kata adalah unsur yang membentuk kalimat. Kata mempunyai makna leksikal dan
gramatikal. Kata yang bermakna sama memiliki variasi sinonim, konotasi, dan
ungkapan.
• Kalimat adalah unsur yang membentuk paragraf. Kalimat yang bertujuan sama
memiliki variasi peribahasa dan persamaan pola kalimat.
6. Menyusun Paragraf dari Beberapa Data
• Paragraf merupakan rangkaian kalimat yang saling berkaitan dan membentuk satu
kesatuan gagasan.
• Sebuah paragraf dapat disusun dari beberapa kalimat yang diurutkan sehingga
membentuk suatu teks yang padu. Untuk mengurutkan unsur teks harus
memperhatikan urutan kalimat sebelum dan sesudahnya.
7. Menggabungkan Kalimat dengan Konjungsi
• Konjungsi merupakan kata yang menghubungkan kata, frasa, klausa, dan kalimat.
• Konjungsi yang menghubungkan kata, frasa, dan klausa disebut konjungsi
intrakalimat, sedangkan konjungsi yang menghubungkan kalimat disebut
konjungsi antarkalimat.

D. Menyunting Kata, Kalimat, dan Paragraf


1) Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kata
Setiap kata dapat memiliki makna, baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Kesalahan penggunaan kata pada sebuah kalimat biasanya terjadi karena makna
leksikal dan makna gramatikalnya mengalami pergeseran. Selain itu, kesalahan
penggunaan kata pada sebuah kalimat bisa juga karena ketidaksesuaian kata/istilah
dengan konteks kalimat mengingat ada banyak kata yang memang biasa digunakan
dengan salah.
Contoh kata dirgahayu. Orang biasa menafsirkan dirgahayu bermakna selamat ulang
tahun, padahal hal tersebut salah. Kata dirgahayu sebenarnya memiliki makna
berumur panjang (untuk lembaga atau instansi). Kesalahan yang bersifat umum
seperti ini yang membuat sering terjadi pula kesalahan penggunaan kata pada kalimat
tertentu.
2) Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Konjungsi merupakan istilah lain kata hubung. Ada berbagai jenis konjungsi dilihat
dari berbagai segi. Dari fungsinya, konjungsi terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Konjungsi Intrakalimat

Konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan kata dengan


kata, kata dengan frasa, atau frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat masih dibagi
lagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Konjungsi Intrakalimat Koordinatif

Konjungsi intrakalimat koordinatif adalah konjungsi intrakalimat yang berfungsi


untuk menghubungkan kata dengan kata, kata dengan frasa, atau frasa dengan
frasa yang bersifat sejajar. Berikut contoh konjungsi intrakalimat koordinatif
beserta maknanya.

• dan penanda hubungan penambahan

• serta penanda hubungan pendampingan

• atau penanda hubungan pemilihan

• tetapi penanda hubungan perlawanan

• melainkan penanda hubungan perlawanan

• padahal penanda hubungan pertentangan

• sedangkan penanda hubungan pertentangan

2) Konjungsi Intrakalimat Subordinatif

Konjungsi intrakalimat subordinatif adalah konjungsi intrakalimat yang berfungsi


untuk menghubungkan kata dengan kata, kata dengan frasa, atau frasa dengan
frasa yang bersifat tidak sederajat atau tidak sejajar. Berikut contoh konjungsi
intrakalimat subordinatif beserta maknanya.

• Penanda waktu : sejak, semenjak, sewaktu, ketika, tatkala, sementara,


selama, setelah, hingga, sampai

• Penanda syarat : jika, kalau, jikalau, asalkan, bila, manakala

• Penanda pengandaian : andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya

• Penanda tujuan : agar, supaya, biar, untuk

• Penanda konsesif : biar pun, meskipun, walaupun, sekali pun, sungguh pun,
kendati pun

• Penanda perbandingan : seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,


sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih

• Penanda sebab → sebab, karena, oleh karena, oleh sebab

• Penanda hasil → sehingga, sampai, maka

• Penanda alat → dengan, tanpa

• Penanda cara → dengan, tanpa

• Penanda komplementasi → bahwa

• Penanda atributif → yang

• Penanda perbandingan → sama....dengan, lebih. dari(pada)

3) Konjungsi Intrakalimat Korelatif

Konjungsi intrakalimat korelatif adalah konjungsi yang memiliki pasangan


sehingga penggunaannya tidak dapat ditukarkan. Berikut contoh konjungsi
korelatif.

• baik.... maupun....

• tidak...., tetapi ....

• bukan.... melainkan ....

• seandainya..... pasti....
• tidak hanya.... tetapi juga....

• bukan hanya.... melainkan juga....

• demikian...... sehingga

• sedemikian rupa.... sehingga

• apa(kah) ...... atau ....

• entah...... entah

• jangankan.... pun ....

4) Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang berfungsi menghubungkan kalimat


satu dengan kalimat yang lainnya. Dengan demikian, konjungsi antarkalimat ini
memiliki ciri selalu terletak pada awal kalimat. Ciri lain konjungsi antarkalimat
adalah selalu diikuti tanda koma di belakang konjungsi tersebut.

Contoh: namun, jadi, dengan demikian, oleh karena itu, dan lain-lain.

3) Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Kalimat

Kesalahan penggunaan kalimat dapat terjadi karena dua hal, yaitu:

• Pertama, kesalahan penggunaan kalimat berkenaan dengan kalimat itu sendiri,


yaitu berhubungan dengan keefektifan kalimat.

• Kedua, kesalahan penggunaan kalimat yang terjadi pada sebuah paragraf.


Maksudnya, sebuah kalimat dalam sebuah paragraf dinyatakan salah apabila tidak
memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Kohesi bermakna kesatuan ide (satu ide
pokok) dalam satu paragraf, sedangkan koherensi berarti kepaduan/keterkaitan
antara kalimat satu dengan kalimat yang lain dalam sebuah paragraf.

4) Mengartikan Kata

Setiap kata dapat memiliki makna, baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Makna gramatikal adalah makna kata berdasarkan konteks kalimat. Makna gramatikal
suatu kata biasanya dipengaruhi oleh afiks atau imbuhan yang melekat pada kata
tersebut. Misalnya saja, kata penulis, menulis, dan tulisan meskipun dari kata dasar
yang sama, tetapi kata tersebut memiliki makna gramatikal yang berbeda-beda. Di sisi
lain, makna leksikal adalah makna kata berdasarkan kamus. Misalnya, kata kepala
yang bermakna bagian tubuh yang berada di atas leher. Namun, ketika kata kepala
dilekati kata lain, misalnya kepala rumah tangga maka bukan lagi makna leksikal yang
melekat pada kata tersebut, tetapi makna gramatikal.

5) Menggunakan Istilah dalam Kalimat

Menggunakan istilah dalam kalimat tampak sebagai soal yang sederhana, tetapi justru
sering dijawab salah. Hal ini karena istilah yang digunakan tidak secara spesifik pada
bidang tertentu saja, tetapi bebas dapat mengambil istilah bidang apa pun.

6) Menggunakan Kata Bentukan Secara Tepat

Menggunakan kata bentukan secara tepat biasanya berhubungan dengan afiksasi


(imbuhan). Ada beberapa imbuhan yang bersifat produktif, antara lain me-, ber-, di-,
pe-, dan per-. Hal ini bukan berarti afiks (imbuhan) yang lain tidak pernah digunakan,
tetapi frekuensinya sangat jarang.

a. Afiks me-

Afiks me- menunjukkan kata kerja aktif. Afiks me- memiliki enam alomorf (perubahan
bentuk karena bertemu kata tertentu). Adapun alomorf afiks me- adalah me-, mem-,
men-, meng-, meny-, dan menge-. Afiks me- akan berubah menjadi alomorf-alomorf
tersebut jika bertemu sebuah kata yang diawali huruf-huruf sebagai berikut:

1) Me- → I, m, n, r, w, y

2) Mem- → b, f, p, v

3) Men- → c, d, j, t, z

4) Meng- → a, e, g, h, i, k, o, u,
5) Meny- → s

6) Menge- → kata yang hanya memiliki satu suku kata

Namun, perlu kita ingat bahwa ada beberapa kata yang mengalami perubahan bentuk
dengan ketentuan sebagai berikut:

Me + k, t, s, p + vokal → luluh

Contoh:

• Me + ketuk → mengetuk

• Me + tusuk → menusuk

• Me + sapu → menyapu

• Me + pesona → memesona

Jika afiks me- bertemu kata yang diawali huruf k, t, s, dan p, tetapi di belakang huruf
tersebut bukan huruf vokal maka tidak luluh. Perhatikan contoh berikut !

• Me + kredit → mengkredit

• Me + transfer → mentransfer

• Me + staples → menstaples

• Me + protes → memprotes

b. Afiks ber-

Afiks ber- menunjukkan kata kerja aktif. Afiks ber- hanya memiliki tiga alomorf, yaitu
ber-, be-, dan bel- (khusus jika bertemu kata dasar ajar).

c. Afiks di-

Afiks di- menunjukkan kata kerja pasif. Dengan demikian, penggunaannya pun harus
sesuai, yakni penanda pasif.

d. Afiks pe-
Afiks pe- menunjukkan kata benda. Seperti halnya afiks me-, imbuhan pe- juga
memiliki enam alomorf. Adapun alomorf afiks pe- adalah pe-, pem-, pen-, peng-, peny-
,dan penge-. Afiks pe- akan berubah menjadi alomorf-alomorf tersebut jika bertemu
sebuah kata yang diawali huruf-huruf sebagai berikut:

1) pe- → I, m, n, r, w, y

2) pem- → b, f, p, v

3) pen- → c, d, j, t, z

4) peng- → a, e, g, h, i, k, o, u,

5) peny- → s

6) penge- → kata yang hanya memiliki satu suku kata

e. Afiks per-

Sama halnya dengan afiks pe-, afiks per- menunjukkan kata benda. Namun, afiks per-
hanya memiliki tiga alomorf, yaitu pe-, per-, dan pel- (khusus jika bertemu kata ajar).

E. Menyunting Ejaan dan Tanda Baca

1. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Ejaan (Judul, Sapaan/


Gelar, Nama Kota, Kata Depan)
a. Penulisan Judul
Ada dua tipe soal yang biasa muncul sebagai variasi soal tentang penulisan judul.
Pertama, berkaitan dengan penggunaan huruf kapital dalam penulisan judul.
Kedua,berkaitan dengan penulisan judul buku, majalah, atau surat kabar yang
harus dicetak miring. Akan tetapi, perlu diwaspadai jika penulisan judul yang
dimaksud bukan judul buku, majalah, atau surat kabar, misalnya penulisan judul
puisi atau judul bab buku. Judul puisi dan judul bab buku tidak bisa disamakan
dengan judul buku, majalah, dan surat kabar yang harus dicetak miring. Judul puisi
dan judul bab buku harus ditulis di antara tanda kutip (“. ”).
b. Penulisan Sapaan dan Gelar
Kata sapaan adalah kata penunjuk hubungan kekerabatan yang sedang digunakan
untuk menyapa. Contoh kata sapaan adalah bapak, ibu, kakak, saudara, dan lain-
lain. Namun, harus diperhatikan bahwa kata-kata tersebut hanya akan ditulis kapital
jika sedang digunakan untuk menyapa. Kata yang sama jika tidak digunakan untuk
menyapa tidak boleh ditulis dengan huruf kapital. Perhatikan dua kalimat berikut
untuk membedakan hal tersebut.

1) Siapa nama Saudara?

2) Saya menjenguk saudara saya di Rumah Sakit Panembahan Senopati, Bantul.

Kata saudara pada kalimat pertama adalah kata sapaan karena sedang digunakan
untuk menyapa. Dengan demikian, kata saudara pada kalimat satu ditulis dengan
huruf kapital. Namun, pada kalimat kedua, kata saudara tidak digunakan untuk
menyapa. Kata saudara pada kalimat kedua bukanlah kata sapaan sehingga tidak
perlu ditulis dengan huruf kapital. Penulisan nama gelar, baik gelar keagamaan
(haji) maupun gelar kehormatan (raden) ditulis kapital jika diikuti nama. Perhatikan
contoh berikut untuk membedakan penggunaan huruf kapital pada nama gelar.

1) Ketika bertemu dengan seorang Haji, kita harus mengucapkan salam seraya
berjabat tangan.

2) Ketika saya bertemu Haji Muhidin, saya menanyakan agenda pengajian rutin
yang sempat tertunda.

Kata haji pada kalimat pertama adalah gelar yang tidak diikuti nama sehingga tidak
perlu ditulis dengan huruf kapital. Pada kalimat kedua, kata haji diikuti nama
sehingga penulisannya harus menggunakan huruf kapital.

c. Penulisan Nama Kota

Sesuai aturan Ejaan Bahasa Indonesia, untuk menuliskan kota yang diikuti nama,
harus ditulis dengan huruf kapital. Namun, apabila penulisan kota tanpa diikuti
nama, tidak diperbolehkan ditulis dengan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut.
1) Musim liburan tahun ini Vincen ingin berkunjung ke rumah neneknya di Kota
Balikpapan, Kalimantan Timur.

2) Di Kalimantan Timur, Vincen mengunjungi beberapa kota favorit bersama


seluruh keluarganya.

Pada kalimat pertama, kota ditulis dengan huruf kapital karena diikuti nama, yaitu
Kota Balikpapan. Berbeda dengan kalimat pertama, kalimat kedua, kata kota ditulis
dengan huruf kecil karena tidak diikuti dengan nama kota.

d. Penulisan Kata Depan

Kata depan biasa juga disebut dengan istilah lain preposisi. Pada sebuah kalimat,
preposisi hanya memiliki makna gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal. Arti
kata depan bukan ditentukan oleh kata itu secara lepas, melainkan oleh kaitannya
dengan kata lain dalam frasa atau kalimat. Jika kata buku dapat diberi makna secara
mandiri maka kata depan, misalnya di- dan ke- baru akan memiliki makna jika
dirangkai dengan kata lain. Misalnya saja di pasar atau ke pasar.

Kata depan merupakan penanda hubungan makna antara konstituen di


depan kata depan dan konstituen di belakangnya. Misalnya, pergi ke pasar kata
depan ke- menyatakan hubungan makna arah antara pergi dan pasar.

Posisi kata depan berada di depan nomina, adjektiva, atau adverbial


sehingga terbentuk frasa yang dinamakan frasa preposisional. Ada berbagai jenis
kata depan, tetapi contoh kata depan yang biasa digunakan adalah di-, ke-, dari-,
pada-.

2. Mengidentifikasi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

Untuk dapat mengidentifikasi kesalahan penggunaan tanda baca, kita perlu


mengetahui seperti apa saja fungsi tanda baca tertentu. Adapun tanda baca yang
paling produktif ditanyakan penggunaannya adalah tanda korna, tanda titik, tanda titik
dua, dan tanda titik korna. Meskipun demikian, kita perlu juga memahami penggunaan
tanda baca yang lain walaupun tingkat frekuensi soal cenderung sedikit. Tanda baca
yang dimaksud tersebut, seperti tanda petik, petik tunggal, tanda hubung, maupun
tanda pisah.

a. Tanda Korna (,)

1) Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian

Contoh: Saya membeli buku, tas, dan sepatu.

2) Memisahkan kalimat setara yang satu dengan yang lainnya yang didahului
dengan kata sedangkan, tetapi, melainkan, dan kecuali.

Contoh: la bukan kakak saya, melainkan ibu saya.

3) Memisahkan anak kalimat dan induk kalimat pada kalimat majemuk bertingkat
jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

• Kalau tidak hujan, Alfajari akan pergi ke rumah Lita.

• Alfajari akan pergi ke rumah Lita kalau tidak hujan.

4) Di belakang kata hubung antarkalimat

Contoh: Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia mendapat beasiswa
S-2 ke Jepang.

5) Memisahkan kata seru dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.

Contoh: Wah, gadis itu cantik sekali!

6) Memisah petikan langsung dengan bagian lain dalam kalimat

Contoh: Kata Ibu, “Hari ini saya masak berbagai jenis sayur.”

7) Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan


tanggal, serta nama tempat, wilayah, atau negeri yang ditulis berurutan.

Contoh: Bantul, 13 Maret 2019

8) Memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka


Contoh: Anwar, Chairil. 1990. Puisi. Jakarta: Gramedia.

9) Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Contoh: Irawan Sakti, S. H.

10) Dipakai pada muka angka desimal atau rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.

Contoh: 12,5 m atau Rp500,50

11) Mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: Siswa yang sangat cantik itu, Naura Suherman, sedang mengikuti
les musik.

b. Tanda Titik (.)

1) Dipakai pada akhir kalimat bukan pertanyaan atau seruan.

Contoh: Ibu Dina tinggal di Kota Surabaya.

2) Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Contoh:

1. Bahasa Indonesia

2. Matematika

3. Bahasa Inggris

4. IPA

3) - Memisahkan jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Contoh: Pukul 08.55.45 (pukul 8 lebih 55 menit lebih 45 detik)

- Memisahkan jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu

Contoh: 2.40.15 jam (2 jam, 40 menit, 15 detik)


4) Dipakai pada daftar pustaka di antara nama penulis, judul yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau seru, dan tempat terbit.

Contoh: Ahmad, Rafi. 2015. Perjuangan Merintis Bisnis. Jakarta: Gramedia.

5) Memisah bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Contoh: Sekolah itu memiliki 2.115 siswa yang terdiri atas 1.000 siswa laki-
laki dan 1.115 siswa perempuan.

6) Dipakai untuk singkatan nama, singkatan gelar, dan singkatan lazim.

Contoh:

B. J. Habibie
Prof. Dr. Hasan Abdullah, M. M.
c. Tanda Titik Dua (:)

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti rangkaian atau pemerian.

Contoh: Saya membeli beberapa makanan: beng-beng, taro, dan wafer.

2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Contoh:

Ketua : Nur Anang Mahendra Sekretaris : Annisa Widhyawati

3. Dipakai pada naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.

Contoh:

Ibu : “Kapan berangkat?”

Ayah : “Besok pagi, Bu!”

4. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, bab dan ayat dalam kitab suci,
judul dan anak judul suatu karangan, serta nama kota dan penerbit buku acuan
pada sebuah karangan.
Contoh:

Surah Yasin: 20

Horison, XLIII, No. 8/2008: 8

d. Tanda Titik Korna (;)

1. Pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam


kalimat majemuk setara.

Contoh: Hari sudah malam; anak-anak masih asyik belajar mempersiapkan


ujian esok hari.

2. Mengakhiri pernyataan perincian pada kalimat yang berupa frasa atau


kelompok kata. Pada hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu
menggunakan kata dan.

Contoh:

Syarat-syarat siswa baru SMA Insan Mulia:

1) Berusia maksimal 17 tahun;

2) Memiliki ijazah SMP atau sederajat;

3. Memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian
itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.

Contoh: Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang,
apel, dan jeruk.

3. Menggunakan Ejaan
Menggunakan ejaan bermakna sangat luas. Tidak hanya sekadar tentang
tanda baca, tetapi juga mencakup penulisan kata, kata baku, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, untuk dapat mengerjakan soal menggunakan ejaan, kita harus
menguasai tanda baca, penulisan kata, serta kata baku.
Kata baku menurut KBBI adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan
pedoman atau kaidah bahasa yang telah ditentukan atau kata yang sudah benar
dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia, yaitu Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan pedoman atau
kaidah bahasa yang sudah ditentukan.

Contoh kata baku dan tidak baku :

Kata Baku Kata tidak Baku

Aktif Aktip
Pasif Pasip
Apotek Apotik
Foto Photo
Biosfer Biosfir
Objek Obyek
Praktik Praktek
Teknik Tekhnik
Nasihat Nasehat
Aktivitas Aktifitas
Analisis Analisa
Antre Antri
Asas Azas
Atlet Atlit
Bus Bis
Cengkih Cengkeh
Diagnosis Diagnosa
Hipotesis Hipotesa
Ijazah Ijasah
Rapor Rapot
Tesis Thesis
Ustaz Ustad/ustadz
Zaman Jaman
SUBTES
BAHASA INDONESIA
1. Cermati paragraf berikut !
Rumah sakit yang ditata dengan baik pasti tertib, aman, bersih, dan nyaman.
Karena itu, pengunjung selalu berdatangan tanpa henti. Untuk itu, petugas rumah sakit
membuat jadwal agar pengunjung memenuhi waktu yang telah ditetapkan untuk [ … ]
orang sakit.
Pilihan kata yang tepat untuk melengkapi bagian kalimat yang rumpang dalam
paragraf tersebut adalah ....
A. memantau
B. melayat
C. menjenguk
D. mendatangi
E. melawat
2. Perhatikan penggalan surat keluarga berikut ini dengan saksama!
Mas Ridwan, Alya jadi sekolah di Bandung? Kalau Alya mau, tinggal saja di
rumahku. Tahun ini, kan Riki ke Brunei. Jadi, di rumah ini pasti sepi. Kalau ada Alya,
bisa sedikit ramai. Sekalian aku bisa bantu mengawasi dia.

Inti penggalan surat berita keluarga tersebut adalah …

A. Alya dapat meramaikan rumah Pak Anwar saat Riki pergi.


B. Kepergian Riki ke Brunei membuat rumah semakin sepi.
C. Keinginan Alya untuk tinggal di rumah paman di Bandung
D. Kesediaan paman Alya menerima dirinya.
E. Informasi anaknya yang akan ke Brunei selama Alya di Bandung.
3. Menurut penelitian, Diabetes Mellitus (DM) disebabkan oleh tidak berfungsinya
kelenjar pankreas secara optimal. Akibatnya, hormon insulin yang diperlukan tubuh
tidak dapat diproduksi. [……] Oleh karena itu, konsumsi gula harus dikendalikan agar
pankreas bisa bekerja dengan baik.

Untuk melengkapi paragraf rumpang, kalimat penjelas yang tepat adalah ....
A. Tanpa insulin, makanan yang diubah menjadi gula tidak dapat diproses menjadi
energi.
B. Penderita Diabetes Mellitus berasal dari masyarakat golongan ekonomi bawah.
C. Pankreas tidak boleh memproduksi insulin saat kadar gula darah meningkat.
D. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang dialami oleh sebagian besar kaum
wanita.
E. Makanan manis berpotensi meningkatkan kadar gula dalam darah.
4. Simaklah paragraf berikut!
Bella adalah seorang mahasiswi cantik dan anak orang kaya. Sayang, ia terlalu
tinggi hati. la tidak mau berteman dengan sembarang orang, apalagi bila tidak
setingkat dengan keadaan dirinya. Karena itu, ia dibenci teman-temannya.
Makna frasa ‘tinggi hati’ dalam paragraph tersebut adalah ....
A. Pelit
B. Jahat
C. Dengki
D. Kejam
E. Sombong
5. Cermati kutipan dialog berikut ini !
1) Parjo : Aku tidak jadi belajar semalam.
2) Misno : Mengapa?
3) Parjo : Malas !
4) Husen : Biasanya kamu rajin, ada apa?
5) Misno : Ada masalah?
6) Husen : Nah, pasti kamu melamunkan dia semalam !
7) Parjo : Bukan !

Kalimat mayor pada dialog di atas terdapat, pada nomor ....

A. (1), (2), dan (3)


B. (1), (4), dan (6)
C. (1), (5), dan (6)
D. (2), (3), dan (5)
E. (3), (5), dan (7)
6. Ibu Siti Nurhasanah, S.S. lahir di Malang 18 April 1981, beragama lslam, alamat Jalan
Teratai 91 Semarang.
Penulisan identitas pelamar yang tepat sesuai EBI adalah ....
A. Berikut ini adalah identitas saya,
nama : Ibu Siti Nurhasanah, S.S.
tempat/ tanggal lahir : Malang/18 April 1981
agama : lslam
alamat : Jalan Teratai No.91 Semarang
B. Yang bertanda tangan di bawah ini,
nama : Ibu Siti Nurhasanah, S.S.
lahir : Malang, 18 April 1981
agama : lslam
alamat : Jln. Teratai No. 91 Semarang
C. Adapun identitas saya,
nama : Siti Nurhasanah, S.S.
Tempt Tanggal Lahir : Malang 18 April 1981
Agama : Islam
Alamat : Jln. Teratai No. 91 Semarang
D. Dengan surat ini, saya sampaikan bahwa saya
nama : Siti Nurhasanah, S.S.
tempat, tanggal lahir : Malang 18 April 1981
agama : Islam
alamat : Jln. Teratai 91 Semarang
E. Bersama surat ini, saya
nama : Siti Nurhasanah, S.S.
tempat/ tanggal lahir : Malang, 18 April 1981
agama : lslam
alamat : Jalan Teratai 91 Semarang
7. Tembak-menembak antara pasukan pemberontak dan aparat keamanan terjadi dini
hari.
Makna perulangan pada kalimat di atas sama dengan makna perulangan pada
kalimat...
A. Gadis itu melambai-lambaikan tangannya ke arahku
B. Para siswa menari-nari keriangan setelah mengetahui dirinya lulus ujian
C. Kedua remaja itu hanya dapat berpandanq-pandangan tanpa berkata-kata
D. Tampaknya, anak itu memata-matai kami sejak tadi
E. Kedua remaja yang baru bertemu itu berlari-larian di pantai.
8. Perhatikan paragraf berikut dengan saksama!
Satu dari 1.250 orang yang rutin mengonsumsi vitamin E berpeluang mengalami
stroke yang disertai pendarahan di otak sebesar 22%. Hal tersebut dikemukakan oleh
Sekolah Kedokteran Harvard, Poston, dan Insersi di Paris. Stroke terjadi ketika
pembuluh yang menyuplai darah ke otak terhambat. Salah satu penyebabnya adalah
tumpukan lemak yang menyebabkan kerusakan otak.
Penggalan tersebut merupakan jenis laporan ....
A. Penelitian
B. Kegiatan
C. Perjalanan
D. Pengamatan
E. Peristiwa
9. Simak paragraf berikut dengan saksama !
Pendidikan merupakan pilar utama dalam kemajuan suatu bangsa. Karena itu tidaklah
mengherankan jika saat ini pemerintah memberikan perhatian besar terhadap dunia
pendidikan. Hal itu bisa dibuktikan dengan meningkatnya anggaran pendidikan pada
APBN tahun ini.
Tanggapan negatif terhadap isi paragraf di atas adalah ...
A. Mari kita sambut niat pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat khususnya
di bidang pendidikan.
B. Semoga anggaran yang sudah dialokasikan ini diwujudkan dalam program
kebijakan yang pro rakyat
C. Memang, pendidikan merupakan instrumen mendasar untuk mengukur
kesejahteraan suatu bangsa.
D. Besarnya peningkatan anggaran ternyata belum seimbang dengan peningkatan
kualitas layanan pada bidang pendidikan.
E. Dengan meningkatnya anggaran pendidikan diharapkan juga terjadinya
peningkatan pemerataan pendidikan.
10. Perhatikan kalimat berikut!
Hanggala rajin belajar bahasa isyarat untuk dapat berkomunikasi dengan para
tunawicara.
Kata yang mengalami perubahan makna ameliorasi dalam kalimat tersebut adalah …
A. bahasa
B. isyarat
C. berkomunikasi
D. para
E. tunawicara
11. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Ketidaktepatan penutup surat lamaran di atas adalah penggunaan kata ....
A. kami
B. nya
C. atas
D. kami dan nya
E. atas dan kami

Bacalah puisi berikut dengan saksama


untuk menjawab soal nomor 12 dan 13 !
Pertegas juga alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu IaIu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu IaIu dari situ

Muaranya dalam ikan pun banyak


Di sanalah perahu karam dan rusak
Karangnya tajam seperti ombak
Ke atas pasir kamu tersesak
12. Inti puisi tersebut adalah ....
A. Persiapan hidup yang penuh dengan tantangan dan rintangan
B. Menyiapkan diri untuk menghadapi ilmu dan iman dalam kehidupan
C. Seorang yang harus menyiapkan diri dengan ilmu dan iman dalam menghadapi
kehidupan
D. Seorang yang tidak berhati-hati dan akhirnya tenggelam di laut akhirnya
tenggelam di laut
E. Menyiapkan diri untuk mengarungi lautan
13. Citra yang menonjol pada bait pertama puisi tersebut adalah ....
A. Penciuman
B. Perabaan
C. Pendengaran
D. Penglihatan
E. Pengucapan
14. Ada pedang hanya sebilah
....(1)
Taatilah aturan sekolah
….(2)
Larik yang tepat untuk melengkapi larik yang rumpang tersebut ialah …
A. Terletak di samping pinggang (1)
Janganlah bimbang dan ragu (2)
B. Terbuat dari baja putih (1)
Agar diri tetap bersih (2)
C. Terbuat dari tembaga(1)
Dengan saksama (2)
D. Dibawa perang oleh pasukan (1)
Agar tercipta kedisiplinan (2)
E. Dapat hadiah rasa lelah (1)
Jangan resah jangan gundah (2)

Bacalah kutipan berikut dengan saksama untuk menjawab soal 15 dan 16 !


“Wah ... enggak nyangka deh, Yul,” komentar Mike sambil tersenyum penuh arti.
“Tadi pagi dijemput ya, Yul?” tanya Irene sambil duduk di meja Yulia.
“Sopir angkotnya keren bangeeeet.:.,” kata Irene lagi.
Yulia terbelangak, “Nggak, dia kan sopir angkot langgananku.”
“Kamu naksir sopir angkot? Ha...ha..ha.. ha...,” suara Mike sambil tertawa.
(Padahal tiap hari Yulia naik angkot ke sekolah.)
15. Konflik dalam kutipan cerita di atas terjadi karena ....
A. Mike kecewa karena Yulia diantar angkot
B. Yulia merasa dihina oleh Mike dan Irene
C. Irene merasa dihina
D. Irene bersilat lidah dengan Yulia
E. Mike dan Irene cemburu pada Yulia
16. Watak Yulia adalah ....
A. Pendendam
B. Pemarah
C. Penyabar
D. Pembohong
E. Pendiam
17. Perhatikan paragraf berikut dengan cermat!
Negara kita telah memproduksi berbagai jenis barang yang pemasarannya tidak
hanya di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Tentang kualitasnya pun tidak
diragukan lagi. Corak dan warnanya sesuai dengan mode mutakhir serta harganya
bersaing. Semua ini dilakukan agar masyarakat menyukai produksi dalam negeri.
Kalimat poster yang sesuai agar masyarakat tidak meragukan kualitas produksi
dalam negeri adalah ....
A. Negara kita maju di bidang sandang.
B. Produksi dalam negeri tidak kalah dengan buatan luar negeri.
C. Barang dalam negeri kualitas luar negeri.
D. Cintailah dan bersainglah produk Indonesia.
E. Pakailah produk dalam dan luar negeri.
18. Simaklah langkah-langkah penggunaan blender berikut!
1) Siapkan bahan yang akan diblender.
2) Siapkan blender dalam keadaan bersih dan kering.
3) Tekan tombol on untuk menggerakkan gigi blender dan tunggu beberapa saat.
4) Masukan bahan yang akan diblender.
5) Tancapkan kabel blender pada sumber aliran listrik.
6) Sebelum dialiri listrik, pastikan blender dalam keadaan off.
7) Matikan blender, cabut kabel dari aliran listrik, dan tuang bahan yang telah
diblender dalam satu wadah
Urutan petunjuk penggunaan blender yang tepat adalah ....
A. (2) — (1) — (6) — (5) — (4) — (3) — (7)
B. (2) — (1) — (5) — (6) — (4) — (3) — (7)
C. (2) — (1) — (6) — (5) — (3) — (4) — (7)
D. (2) — (1) — (3) — (5) — (4) — (6) — (7)
E. (2) — (1) — (6) — (4) — (5) — (3) — (7)
19. Anak-anak perlu diberikan kebebasan, berkreasi. Sudah sangat pasti hal ini akan
melatih kemandirian anak. Jangan membatasi, anak untuk tumbuh dan berkembang.
Perbaikan kalimat bercetak miring pada teks pidato tersebut adalah ...
A. Anak-anak harus dilatih mandiri.
B. Hal ini akan melatih kemandirian anak.
C. Kreasi dapat melatih kemandirian anak.
D. Kreasi anak dapat membantu tumbuh kembang anak.
E. Hal ini akan memperluas wawasan anak.
20. Perhatikan silogisme berikutdengan saksama !
PU : Warga yang tergolong kurang mampu akan mendapat tunjangan belanja
minimum dari pemerintah.
PK : Rohib warga yang tergolong kurang mampu.
K . ......
Simpulan yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah …
A. Tunjangan belanja harus diberikan kepada Rohib.
B. Rohib tergolong warga yang kurang, mampu.
C. Rohib akan diberikan tunjangan belanja minimum dari pemerintah.
D. Tunjangan belanja minimum untuk Rohib.
E. Rohib akan diberikan tunjangan belanja minimum karena tidak mampu.
21. Majas yang digunakan untuk menuliskan kata benda yang diibaratkan hidup layaknya
seperti tubuh manusia, pada kalimat “Cahaya mentari menyapaku pada pagi yang
cerah ini,” yakni majas ....
A. Personifikasi
B. Alegori
C. Metonimia
D. Hiperbola
E. Perbandingan
22. Berikut ini yang merupakan penggolongan jenis kata yang tepat untuk kata
“membaca” adalah ....
A. Adverbia (kata keterangan)
B. Verba (kata kerja)
C. Adjektiva (kata sifat)
D. Preposisi
E. Nomina (kata benda)
23. Penggunaan kata ganti orang kedua tunggal yang tepat berikut ini adalah ....
A. Kamu memiliki kesempatan untuk mendapatkan hadiah ini.
B. Kalian akan mengikuti perlombaan bulu tangkis nasional.
C. Saya memiliki cita-cita menjadi guru.
D. Kegiatan tes CPNS diikuti oleh mereka.
E. Kita mengikuti liburan gratis ke Singapura.
24. Penulisan kata berhomofon yang tepat di bawah ini adalah ....
A. Apel dengan apel
B. Tifa dengan Tipa
C. Bang dengan Bank
D. Bisa dengan Bisa
E. Ubi dengan Upi
25. Penggunaan huruf kapital yang tepat adalah ....
A. Antrean tiket kereta api di pintu masuk Stasiun jogja terlihat penuh di waktu
menjelang hari lebaran.
B. Dua hari menjelang hari Kemerdekaan Indonesia diselenggarakan lomba makan
kerupuk.
C. Tugas utama seorang pelajar Perguruan Tinggi yakni belajar.
D. Danau Toba terletak di tengah-tengah Pulau Sumatra, terdapat cerita rakyat yang
juga berkembang di sekitarnya dan Pulau Samosir.
E. Sewaktu bibi Fabiola pergi ke Medan, beliau membeli oleh-oleh khas.
26. Penggunaan tanda baca korna (,) yang tepat pada kalimat di bawah ini, yaitu....
A. Noni juga membaca buku berjenis, fiksi ilmiah.
B. Lani dan Lina merupakan saudara yang memiliki, hobi: membaca.
C. Tak hanya, itu juga merupakan sebuah kewajiban.
D. Ibu dan ayah menuju rumah paman di desa sebelah.
E. Andi membeli kaos, topi, dan celana untuk dipakainya pada hari lebaran.

Bacalah bacaan berikut dengan saksama untuk menjawab soal 27-29 !

Memasuki musim hujan beberapa daerah di Kabupaten Sleman dianggap


rawan bencana., BPBD Sleman mengaku sudah memetakan bencana yang rawan
terjadi di musim hujan, antara lain banjir dan tanah longsor. Kecamatan, yang rawan
terjadinya banjir, antara lain Depok, Mlati, dan Ngaglik.

Pada saat musim kemarau, sungai-sungai di wilayah tersebut kering sehingga


banyak masyarakat membuang sampah di sungai., Untuk itu, perlu adanya
antisipasi dengan bersih-bersih sungai. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman
Joko Supriyanto sebelumnya menjelaskan, bersama relawan telah menyusuri sungai
yang dianggap rawan banjir.

Sumber: Tribun Jogja, Edisi 12 Oktober 2017

27. Kalimat utama paragraf pertama adalah…


A. Kecamatan yang rawan terjadinya banjir antara lain Depok, Mlati, dan Ngaglik
B. Saat musim kemarau sungai-sungai kering
C. Pelaksana BPBD telah menyusuri, sungai yang dianggap rawan banjir
D. Daerah yang rawan bencana pada, saat musim hujan
E. Adanya antisipasiuntuk menanggulangi bencana
28. Pernyataan yang sesuai dengan paragraf kedua adalah ....
A. Memasuki musim hujan, beberapa daerah yang dianggap rawan bencana
B. BPBD Sleman sudah memetakan benana yang rawan terjadi di musim hujan
C. Pada saat musim kemarau sungai- sungai tersebut kering
D. Kecamatan yang rawan terjadinya banjir
E. Daerah yang rawan terjadinya bencana
29. Yang merupakan opini pada paragraf kedua adalah ....
A. Perlu adanya antisipasi dengan bersih- bersih sungai
B. Pada saat musim kemarau sungai- sungai tersebut kering
C. Pelaksana BPBD dan relawan telah menyusuri sungai yang dianggap rawan
D. Beberapa daerah yang dianggap rawan bencana
E. Kecamatan yang rawan terjadi banjir
30. Simak paragraf berikut dengan saksama!
Pekerja mengangkut beras impor dari thailand di gudang bulog Divre
jawatimur. Pemerintah melalui kementerian perdagangan telah menerbitkan izin
impor beras sebanyak 500.000ton kepada Perum Bulog dengan tujuan untuk
menstabilkan harga.
Sumber: Tribun Jogja, Edisi 28 Februari 2018
Ejaan yang tepat pada kalimat yang bercetak miring adalah ....
A. Pekerja mengangkut beras impor dari Thailand di gudang bulog divre Jawa Timur
B. Pekerja mengangkut beras impor dari Thailand di gudang Bulog Divre jawa timUr
C. Pekerja mengangkut beras impor dari Thailand di gudang Bulog Divre jawa Timur
D. Pekerja mengangkut beras impor dari Thailand di gudang Bulog Divre Jawa
Timur
E. Pekerja mengangkut beras impor dari Thailand di gudang bulog Divre jawa timur
PEMBAHASAN
BAHASA INDONESIA
1. Diksi adalah pemilihan kata yang sesuai untuk kalimat tertentu sehingga maknanya
jelas. Kata yang tepat untuk melihat orang sakit adalah menjenguk.
• Jawaban: C
2. Surat keluarga termasuk dalam jenis surat tidak resmi. Isinya berkenaan dengan
hubungan keluarga atau hal-hal pribadi, misalnya ucapan terima kasih, permohonan
maaf, pengalaman hidup, undangan keluarga, dan berbagai kisah pribadi. Isi
penggalan surat tersebut adalah Kepergian Riki ke Brunei membuat rumah semakin
sepi.
• Jawaban: B
3. Untuk melengkapi paragraf yang rumpang, terlebih dahulu harus memahami isi
keseluruhan paragraf yang bersangkutan. Kemudian, perhatikan kalimat sebelum dan
sesudahnya. Kalimat sebelumnya memiliki kata kunci hormon insulin dan kalimat
sesudahnya memiliki kata kunci oleh karena itu. Artinya, kalimat yang dimaksud adalah
sebagai sebab dari apa yang berhubungan dengan hormon insulin.
• Jawaban: A
4. Ungkapan adalah rangkaian dua kata atau lebih yang menghasilkan makna baru
yang biasanya bermakna kiasan. Makna ungkapan akan mudah dipahami dengan
membaca konteks kalimat yang menyertainya. Jadi, makna ungkapan ‘tinggi hati’
dalam kalimat tersebut adalah sombong.
• Jawaban: E
5. Kalimat mayor adalah kalimat sekurang- kurangnya ada unsur S dan P. Pada dialog
tersebut, kalimat mayor terdapat pada kalimat (1), (4), dan (6).
• Jawaban: B
6. Penulisan identitas pelamar sesuai EYD yang tepat adalah opsi E.
• Jawaban: E
7. Tembak-menembak termasuk kata ulang yang menyatakan saling. Makna perulangan
pada kalimat di atas sama dengan makna perulangan pada kalimat “Kedua remaja itu
hanya dapat berpandang-pandangan tanpa berkata-kata".
• Jawaban: C
8. Laporan adalah salah satu jenis karangan yang memaparkan suatu peristiwa atau
kegiatan yang telah terjadi. Dalam penggalan laporan tersebut terdapat kata- kata
yang merujuk pada hasil penelitian. Misalnya, lembaga penelitian (Harvard, Poston,
Insersi) dan data statistik (1 dari 1.250 orang, 22%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
laporan tersebut termasuk laporan penelitian.
• Jawaban: A
9. Tanggapan biasanya berwujud dukungan, kritikan, saran, ataupun tambahan. Sebuah
tanggapan negatif merupakan komentar, yang cenderung berpikiran negatif atau
sinis. Tanggapan negatif atau kurang mendukung dari opsi jawaban adalah,
Besarnya peningkatan anggaran ternyata belum seimbang dengan peningkatan,
kualitas layanan pada bidang pendidikan.
• Jawaban: D
10. Ameliorasi adalah perubahan makna suatu kata menjadi lebih sopan atau lebih halus
dari kata yang digunakan sebelumnya. Kata ‘tunawicara’ merupakan contoh kata yang
mengalami ameliorasi.
• Jawaban: E
11. Kesalahan pada kutipan tersebut adalah kata-nya. Seharusnya diganti menjadi orang
yang dituju, seperti Bapak/I bu, Saudara/saudari.
• Jawaban: B
12. Isi puisi dapat diketahui dengan cara , menafsirkan baris-baris dalam puisi. Inti ,
puisi tersebut adalah Seorang yang harus menyiapkan diri dengan ilmu dan iman,
dalam menghadapi kehidupan.
• Jawaban:C
13. Citraan merupakan kata-kata yang menjelaskan sesuatu oleh penyair. Citraan disebut
imaji. Melalui imaji, hal yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual),
didengar (imaji auditif), atau , dirasa (imaji taktil). Pada bait pertama, citraan yang
terlihat adalah penglihatan.
• Jawaban: D
14. Berdasarkan ciri pantun, opsi D merupakan larik yang tepat. Ini dibuktikan dengan
sajak pantun a-b-a-b dan bermakna sesuai..
• Jawaban: D
15. Konflik dalam kutipan cerita tersebut terjadi karena Yulia merasa dihina oleh Mike dan
Irene. Hal ini dijelaskan pada setiap dialog Irene dan Mike.
• Jawaban: B
16. Watak tokoh Yulia adalah penyabar, hal ini dibuktikan oleh sikap Yulia yang tenang
ketika digoda oleh teman-temannya.
• Jawaban: C
17. Poster adalah iklan media cetak yang diletakkan di tempat umum, seperti pinggir jalan,
pasar, terminal, dan sebagainya. Kalimat dalam poster harus singkat dan jelas untuk
menarik perhatian pembaca. Kalimat poster yang sesuai agar masyarakat tidak
meragukan kualitas produksi dalam negeri adalah Barang dalam negeri kualitas luar
negeri.
• Jawaban: C
18. Urutan petunjuk penggunaan blender yang tepat adalah (2) — (1) — (6) — (5) — (4)
— (3) — (7).
• Jawaban: A
19. Perbaikan kalimat bercetak miring dalam teks pidato tersebut adalah Kreasi dapat
melatih kemandirian anak.
• Jawaban: C
20. Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposisi (pemyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Kesimpulan pada silogisme tersebut adalah Rohib akan diberikan tunjangan belanja
minimum dari pemerintah.
• Jawaban: C
21. Pada kalimat“Cahaya mentari menyapaku pada pagi yang cerah ini,” majas yang
dipakai adalah personifikasi karena mentari atau matahari dianggap dapat menyapa
layaknya manusia.
• Jawaban: A
22. Kata “membaca” adalah jenis kata verba (kata kerja) yang artinya melakukan tindakan
baca.
• Jawaban: B
23. Kamu memiliki kesempatan untuk mendapatkan hadiah ini. Kata ganti orang kedua
tunggal adalah kau, kamu, dirimu, dikau.
• Jawaban:A
24. Homofon adalah kelompok kata yang, penulisannya tak sama namun sama
pelafalan bunyinya, yakni Bang dengan Bank.
• Jawaban:C
25. Danau Toba terletak di tengah-tengah Pulau Sumatra, terdapat cerita rakyat yang
juga berkembang di sekitarnya dan Pulau Samosir. Huruf kapital digunakan untuk
menuliskan, awal kalimat, nama orang, dan nama geografis.
• Jawaban: D
26. Tanda baca korna (,) digunakan untuk menuliskan pemerian. Andi membeli kaos,
topi, dan celana untuk dipakainya pada hari lebaran.
• Jawaban: E
27. Kalimat utama paragraf pertama adalah Daerah yang rawan bencana pada saat
musim hujan. Kalimat utama dapat ditentukan dari kata yang memuat ide pokok.
• Jawaban: D
28. Pernyataan yang sesuai dengan paragraf kedua adalah Pada saat musim kemarau
sungai-sungai tersebut kering.
• Jawaban: C
29. Yang merupakan opini pada paragraf kedua adalah Perlu adanya antisipasi dengan
bersih-bersih sungai.
• Jawaban: A
30. Ejaan yang tepat pada kalimat yang bercetak miring adalah Pekerja mengangkut
beras impor dari Thailand di gudang Bulog Divre Jawa Timur.
• Jawaban: D

Anda mungkin juga menyukai