Anda di halaman 1dari 20

NAMA : SEPTIANA PUSPITASARI

NIM : 2005722392

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul Bahasa Indonesia
Judul Kegiatan Belajar 1. Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks
(KB) 2. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi
3. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
4. Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak

No Butir Refleksi Respon/Jawaban


1 Daftar peta KEGIATAN BELAJAR 1 : RAGAM TEKS DAN SATUAN
konsep (istilah BAHASA PEMBENTUK TEKS
dan definisi) di
modul ini A. Ragam Teks
Ragam teks adalah pengelompokkan teks berdasarkan isi dan bentuk teks
di antaranya macam-macam atau jenis-jenis teks yang terdiri atas teks
faktual, teks cerita, teks tanggapan, dan teks normatif.
1. Teks Faktual
Teks faktual adalah teks yang berisi suatu kejadian yang bersifat nyata,
benar-benar terjadi, tetapi tidak terikat dengan waktu.
a. Teks Deskripsi : tipe teks yang memiliki tujuan sosial untuk
menggambarkan suatu ojek/benda secara individual berdasarkan ciri
fiksinya.
b. Teks Prosedur/Arahan : teks yang mengarahkan atau mengajarkan
tentang langkah-langkah yang telah di tentukan.” Jenis teks ini lebih
menekankan pada aspek bagaimana melakukan sesuatu, yang dapat
berupa salah satunya percobaan atau pengamatan.
2. Teks Tanggapan
Teks tanggapan adalah teks yang berisi sambutan terhadap ucapan (kritik,
komentar, dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra,
bayangan dalam angan-angan.
a. Teks Eksposisi : berisi paparan gagasan atau usulan sesuatu yang
bersifat pribadi.
b. Teks Eksplanasi : berisi penjelasan tentang proses terjadinya
fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan dan budaya.
3. Teks Cerita
Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal,
peristiwa, mengisakan kejadian yang telah ada, perbuatan, pengalaman
yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
a. Teks Cerita Ulang : teks yang menceritakan kembali peristiwa pada
masa lalu agar tercipta semacam hiburan atau pembelajaran
berdasarkan pengalaman masa lalu bagi pembaca atau
pendengarnya. Struktur: judul, pengenalan/orientasi, dan rekaman
kejadian.
b. Anekdot : cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan
yang terjadi di masyarakat. Struktur : judul, pengenalan/orientasi,
krisis/masalah, reaksi.
c. Eksemplum : teks yang bertujuan menilai perilaku menyesali kenapa
ia tak atau karakter dalam cerita. Struktur : judul,
pengenalan/orientasi, kejadian/insiden, dan interpretasi.
d. Naratif : model penceritaan pada teks tipe ini, antara masalah dengan
pemecahan masalah tidak menyatu dalam satu struktur. Struktur :
judul, pengenalan/orientasi, masalah/komplikasi, dan pemecahan
masalah.
4. Teks Normatif
Teks normatif adalah teks yang isinya ditulis berdasarkan sebuah
peraturan, norma-norma atau peraturan yang berlaku, baik di lingkungan
masyarakat maupun dalam lingkungan kenegaraan yang berkaitan dengan
hukum atau undang-undang.

B. Satuan Bahasa Pembentuk Teks


1. Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar
dan intonasi final. Konstituen dasar itu dapat berupa klausa, frase,
maupun kata.
a. Berdasarkan jumlah klausanya
- Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas.
- Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas
dan sekurang-kurangnya satu kalimat terikat.
- Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa
bebas yang disebut juga sebagai kalimat setara.
b.Berdasarkan struktur klausanya
- Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung klausa lengkap.
Sekurang-kurangnya terdapat unsur objek dan predikat.
- Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang hanya terdiri dari subjek
saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.
c. Berdasarkan amanat wacana
- Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi
deklaratif yang dalam ragam tulis diberi tanda titik.
- Kalimat introgatif adalah kalimat yang mengandung intonasi
introgatif, yang dalam ragam tulis biasanya diberitanda tanya.
- Kalimat imperatif adalah kalimat kalimat yang mengandung
intonasi imperatif yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda
seru.
d. Kalimat aditif adalah kalimat terikat yang bersambung pada kalimat
pernyataan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
e. Kalimat responsif adalah kalimat terikat yang bersabung pada
kalimat pertanyaan, berupa kalimat lengkap atau tidak.
f. Kalimat interjektif adalah kalimat yang dapat terikat atau tidak.
g. Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa inti dan perubahannya
- Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang
lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral, atau firmatif
- Kalimat noninti adalah kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat
noninti dengan berbagai proses transforasi; pemasifan,
pengingkaran, penanyaan, pemerintahan, pelepasan, dan
penambahan
h.Berdasarkan jenis klausa
- Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal.
- Kalimat nonverbal adalah kalimat yang dibentuk oleh klausa
nonverbal sebagai kontituen dasarnya.
i. Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk paragraf
- Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk
menjadi ujaran lengkap, atau kalimat yang dapat memulai sebuah
paragrap, wacana tanpa konteks lain yang memberi penjelasan.
- Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri
sebagai ujaran lengkap.

2. Paragraf
Paragraf dapat diartikan sebagai satuan gagasan di dalam bagian suatu
wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan
dalam mengusung satu kesatuan pokok pembahasan
a. Unsur-unsur paragraf.
- Gagasan pokok merupakan gagasan yang menjadi dasar
pengembangan suatu paragraf
- Gagasan penjelas merupakan gagasan yang berfungsi menjelas-
kan gagasan pokok.
- Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi tempat
dirumuskannya gagasan pokok.
- Kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjadi tempat di-
rumuskannya gagasan penjelas.
b. Ciri- ciri paragraf yang baik
- Kepaduan paragraf adalah keeratan ataupun kekompakan
hubungan antarunsur-unsur paragraf
- Kesatuan paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari
beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh, padu, dan
membentuk satu kesatuan pikiran.
- kelengkapan Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur
paragraf yang lengkap seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan
kalimat penjelas.
- Ketepatan pemilihan kata Pemilihan kata harus sesuai dengan
situasi dan kondisi pemakainya.
c. Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan letak gagasan pokok:
- Paragraf deduktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya
terletak di awal paragraf.
- Paragraf induktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak
di akhir paragraf atau pada kalimat.

KEGIATAN BELAJAR 2 : STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH


KEBAHASAAN TEKS FIKSI
A. Teks Fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat
berdasarkan imajinasi pengarang (Kosasih dan Kurniawan, 2019).

Bahasa tulisan teks fiksi bermakna denotatif, konotatif, asosiatif,


ekspresif, sugestif, dan plastis.
1. Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang sesuai
dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut
2. Konotatif adalah bukan makna sebenarnya, mempunyai makna
tautan.. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan
3. Ekspresif yaitu membayangkan suasana pribadi pengarang
4. Sugestif bersifat mempengaruhi pembaca
5. Plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.

Unsur-unsur teks fiksi yaitu:


1. Tema merupakan ide atau gagasan yang ingin di sampaikan
pengarang dalam ceritanya.
2. Perwatakan adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita
(Budihastuti, 2015).
3. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung
secara kasual (Stanton 2012).
4. Latar merupakan salah satu unsur yang turut membangun isi dari
sebuah cerita.
5. Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh penulis kepada
pembaca melalui sebuah tulisan atau cerita.

Alur cerita terdiri dari beberapa tahap yaitu:


1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi) merupakan
tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan tokoh,
latar, situasi, waktu, dan lain sebagainya.
2. Tahap pemunculan konflik (Rising action) merupakan tahap
dimunculkannya masalah.
3. Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks)
merupakan tahap di mana permasalahan atau ketegangan berada
pada titik paling puncak.
4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks) merupakan tahap di mana
masalah mulai dapat diatasi dan ketegangan berangsur-angsur
menghilang.
5. Tahap penyelesaian (Resolution) merupakan tahap di mana
konflik sudah terselesaikan.

Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam berdasarkan pada


urutan waktu atau kronologisnya yaitu:
1. Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang
klimaksnya berada di akhir cerita.
Tahapan pada Alur maju adalah sebagai berikut: Pengenalan →
Muncul konflik → Klimaks → Antiklimaks → Penyelesaian
2. Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang
menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita.
Tahapan pada Alur mundur adalah sebagai berikut: Penyelesaian
→ Antiklimaks → Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan
3. Alur campuran atau bisa disebut alur maju-mundur adalah alur
yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa
lampau, dan dilanjutkan hingga
tahap penyelesaian.
Tahapan pada Alur campuran adalah sebagai berikut: Klimaks
→ Muncul konflik → Pengenalan→ Antiklimaks →
Penyelesaian. (Pranoto 2015).

Teks fiksi memiliki struktur sebagai berikut:


1. Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
2. Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh
utama.
3. Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang
dialami tokoh.

Menurut Kosasih (2019), teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita
fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan
drama.
1. Cerita rakyat terbagi menjadi beberapa jenis yaitu Mite, Sage,
Legenda, dan Fabel.
Struktur cerita rakyat terdiri dari orientasi, komlikasi, resolusi,
evaluasi, dan koda.
2. cerita fantasi memiliki struktur yaitu orientasi, komplikasi, dan
resolusi.
3. Cerita pendek memiliki struktur yaitu orientasi, komplikasi, dan
resolusi.
4. Cerita inspiratif memiliki struktur yaitu orientasi, komplikasi,
resolusi, dan koda.
5. Puisi rakyat terdiri dari pantun dan syair.
6. Puisi Baru mempunyai kaidah kebahasaan yang terdiri dari diksi,
pengimajian, kata konkret, majas, dan rima.
7. Drama. Struktur dama berbentuk alur atau babak dan adegan yang
pada umumnya tersususun sebagi berikut prolog dan dialog.
KEGIATAN BELAJAR 3 : STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH
KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI

1. Hakikat Teks Nonfiksi


a. Tahapan proses menulis:

1) Tahap pramenulis, pada tahap ini penulis menemukan ide


gagasan yang akan dituangkan.

2) Tahap menulis, pada tahap ini penulis mulai menjabarkan


ide kedalam bentuk tulisan.

3) Merevisi, pada tahap ini dilakukan koreksi terhadap


keseluruhan karangan.

4) Mengedit, pada tahap ini diperlukan format baku yang akan


menjadi acuan dan diperluas dengan menambahkan gambar
atau ilustrasi.

5) Mempublikasikan, yakni menyampaikan hasil tulisan


kepada publik.

b. Teks nonfiksi ialah tulisan berbasis data dan fakta sebenarnya


disajikan dengan gaya bahasa formal atau nonformal berupa
argumentasi, eksposisi, atau deskripsi.
c. Jenis-jenis teks fiksi:
1) Menurut Nurgiantoro (2009):

a) Fiksi historis berdasarkan fakta sejarah

b) Fiksi biografis berdasarkan fakta biografi

c) Fiksi sains berdasarkan pada ilmu pengetahuan

2) Menurut Trim (2014):

a) Teks faksi merupakan teks yang ceritanya berbentuk


kisah berbasis kejadian sebenarnya.

b) Teks nonfiksi ialah teks yang disusun berdasarkan data


valid tentang pengetahuan tanpa mengurangi isi data
tersebut.

d. Perbedaan antara teks fiksi dan nonfiksi

No. Aspek Teks Fiksi Teks Nonfiksi


1 Cerita Buatan dan rekaan Data dan fakta
2 Sifat Imajinatif Informatif
3 Bahasa Konotatif (kiasan) Denotatif (lugas)
e. Teks nonfiksi yang relevan untuk peserta didik sekolah dasar:

1) Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda atau tempat

2) Teks eksplanasi yang bertujuan untuk memberikan


informasi

3) Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk membuat atau


melakukan sesuatu

4) Teks laporan sederhana hasil pengamatan siswa dalam


pembelajaran

5) Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan perimntaan maaf


6) Teks cerita pengalaman pribadi dan buku harian
7) Teks paparan iklan

2. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi


a. Esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas, yang lebih
luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide
mengenai sebuah topik (Anker, 2010).
1) Struktur Esai
2) Fungsi esai
a) Eksploratif: melakukan eksplorasi atas respon individu
terhadap peristiwa, fenomena, ide atau gagasan
tertentu.

b) Persuasi: mengajak pembaca untuk meyakini opini


penulis serta mengajak pembaca untuk melakukan
aksi atau tindakan tertentu.

c) Explain: menjelaskan kepada pembaca tentang suatu


hal atau bagaimana melakukan suatu hal atau
bagaimana sesuatu itu bekerja.

d) Compare: membandingkan dan mengontraskan dua


atau lebih ide, peristiwa, litratur atau hal lainnya.

e) Showing: menunjukan tentang bagaiamana sebab


akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal atau
fenomena

f) Describe: mendeskripsikan suatu permasalahan dan


menawarkan solusianya.
3) Kaidah Kebahasaan Esai
Dalam esai kaidah kebahasaan yang digunakan cenderung
lebih kaku dan resmi serta tidak menimbulkan makna
ganda.
b. Reviu Buku//Bab Buku/Artikel
Reviu terhadap buku/bab buku/artikel adalah upaya untuk
membaca secara seksama kemudian melakukan evaluasi
terhadap buku/bab buku/artikel yang dibaca tersebut.

1) Tujuannya untuk menilai dan memberikan rekomendasi


apakah buku/bab buku/artikel tersebut layak untuk dibaca
atau tidak.
2) Struktur Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
a) Pendahuluan yang berisi identifikasi buku atau bab
buku, atau artikel.

b) Ringkasan atau uraian pendek mengenaiisi argumen


dari buku/bab buku/artikel.

c) Inti reviu, berupa inti pembahasan buku/bab


buku/artikel yang merupakan analisis kritis dari
aspek pokok yang dibahas dalam buku/bab buku/
artikel itu.

d) Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi


buku/bab buku/artikel secara keseluruhan terhadap
perkembangan topik yang dibahas, terhadap
pemahaman pereviu,dan perkembangan keilmuan.
3) Fungsi Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
a) Menunjukan pandangan atau penilaian penulis reviu
terhadap buku/bab buku/atau artikel.
b) Memberikan informasi kepada pembaca tentang
kelayakan yang dimiliki buku/bab buku/artikel.
c) Membantu pembaca untuk mengetahui isi buku/bab
buku/artikel.
d) Memberikan informasi kepada pembaca tentang
kelebihan dan kekurangan buku/bab buku/artikel
yang di reviu.
e) Mengetahui perbandingan buku/bab buku/artikel
dengan karya lain yang sejenis.
f) Memberikan informasi yang komprehensif tentang
buku/bab buku/artikel yang di reviu.
g) Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah
buku/bab buku/artikel yang direviu pantas untuk
dijadikan refrensi atau tidak.
h) Memudahkan pembaca dalam memahami hubungan
antara buku/bab buku/artikel dengan buku sejenis
lainnya.
i) Memberikan pertimbangan bagi pembaca sebelum
memutuskan untuk memilih, membeli dan menikmati
buku atau artikel.
4) Kaidah Kebahasaan Reviu Buku/Bab Buku/Artikel a)
Penggunaan istilah
Istilah dapat diartikan sebagai kata atau kelompok
kata yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu.

b) Penggunaan sinonim dan antonim

Sinonim adalah suatu kata atau frasa yang memiliki


bentuk kata yang berbeda namun memiliki arti yang
sama. Antonim adalah suatu kata yang maknanya
berlawanan.

c) Penggunaan frasa kata benda (nomina)

Frase kata benda (nomina) adalah gabungan dua kata


atau lebih yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya.

d) Penggunaan frase kata kerja (verba)

Frase kata kerja (verba) adalah gabungan dua kata


atau lebih yang memiliki inti kata kerja dalam unsur
pembentukannya.

e) Penggunaan kata ganti (pronomina)

f) Penggunaan kata hubung (konjungsi)

(1) Konjungsi internal ialah konjungsi yang


menghubungkan dua argumen dalam satu
kalimat.

(2) Konjungsi eksternal ialah konjungsi yang


menghubungkan dua peristiwa/deskripsi dalam
dua kalimat baik simpleks atau kompleks

g) Penggunaan preposisi

Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara


sintaksis terdapat didepan nomina, adjektiva, atau
adverbia yang menandai adanya hubungan makna
antara preposisi dengan kata setelahnya.

h) Penggunaan kalimat opini yang sifatnya persuasif atau


berusaha menghasut orang.

i) Menggunakan ungkapan perbandingan


(persamaan/perbandingan)

j) Menggunakankata kerja material dan relasional


Kata kerja material yaitu kara kerja yang menyatakan
kegiatan fisik. Kata kerja relasional ialah kata kerja
yang berfungsi untuk membentuk predikat nominal.
c. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yang
memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
1) Struktur Umum Artikel Ilmiah
a) Jika ditulis dalam bahasa Inggris mengikuti pola
AIMRaD (Abstract, Introduction, Method, Result, and
Discussion)

b) Jika diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia mengikuti


pola APeMTep (Abstrak, Pendahuluan, Metode
Penelitian, Temuan, dan Pembahasan)
Struktur umum artikel ilmiah:

2) Tujuan dan Fungsi Artikel Ilmiah


a) Tujuan artikel ilmiah:
(1) Disusun untuk memecahkan maslah tertentu
(2) Disusun untuk mencapai tujuan khususnya tertentu
(3) Disusun dengan tujuan menambah pengetahuan,
(4) ilmu, dan konsep pengetahuan tentang satu pokok
masalah tertentu
(5) Disusun dengan tujuan membina kemampuan
menulis ilmiah bagi penulisnya
(6) Disusun dengan tujuan untuk membina kemampuan
berfikir ilmiah bagi penulisnya.
b) Fungsi artikel ilmiah:

(1) Fungsi pendidikan


(2) Fungsi penelitian
(3) Fungsi fungsional
c) Kaidah kebahasaan dari artikel ilmiah:

(1) Bahasa yang taat asas.


(2) Titik pandang kebahasaan harus taat asas.
(3) Istilah yang digunakan haruslah istilah keilmuan.
(4) Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan basi.
(5) Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan haru.
(6) Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada
(7) aspek komunikasi dengan pikiran daripada
perasaan.
Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang. Merujuk pada
Puspandari (2007) bahwa kaidah kebahasaan artikel
ilmiah sebagai berikut:

(1) Baku, yakni taat asas kebahasaan yang berlaku.


(2) Denotatif, yakni kata-kata dan istilah yang
digunakan haruslah bermakna lugas, bukan
konotatif dan tidak bermakna ganda.
(3) Berkomunikasi dengan pikiran bukan dengan
perasaan.
(4) Kohesif. Agar tercipta hubungan granatik antara
unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam
alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu
dengan alinea yang lainnya bersifat padu.
(5) Koheren. Semua unsur pembentuk kalimat atau
alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
(6) Mengutamakan kalimat pasif
(7) Konsisten dalam segala hal
(8) Logis.
(9) Efektif.
(10) Kuantitatif.
(11) Terhindar dari kesalahan umum bahasa
Indonesia, antara lain hiperkorek, pleonasme, dan
kontaminasi.
d) Contoh Artikel Ilmiah
(1) Teks narasi sejarah
Merupakan jenis teks nonfiksi yang berisi tentang
tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat
pada masa lampau.

(1) Ismaun (1996), ciri atau karakteristik sejarah,


yaitu:

i. Ilmu pengetahuan.
ii. Hasil penyelidikan.
iii. Bahan penyelidikan
iv. Kejadian.
v. Masyarakat manusia.
vi. Waktu yang lampau.
vii. Penentuan waktu.
viii. Tanggal atau tarikh.
ix. Waktu dalam perjalanan sejarah adalah satu
kontinuitas
x. Penafsiran atau syarat khusus.
(2) Struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks narasi
sejarah.

i. Struktur Teks Narasi Sejarah


(1) orentasi atau pengenalan,
(2) Urutan peristiwa atau rekaman peristiwa,
(3) Reorientasi atau penutup.
ii. Fungsi Teks Narasi Sejarah

(3) Kaidah Kebahasaan Teks Narasi Sejarah


i. Penggunaan kalimat yang menyatakan
ii. peristiwa pada masa lampau.
iii. Menggunakan kata-kata yang bermakna
tindakan atau perbuatan.
iv. Menggunakan fungsi keterangan tempat dan
waktu.
v. Menggunakan konjungsi temporal (berdasarkan
urutan waktu).
vi. Menggunakan konjungsi kausalitas

(2) Surat

Surat adalah sebuah alat untuk berkomunikasi


secara tertulis dengan menggunakan persyaratan
khusus yang khas sesuai dengan aturan surat-
menyurat.

(a) Ciri-ciri surat yang baik, yaitu:

i. Menggunakan kertas surat yang tepat.


ii. Menggunakan bentuk surat yang
standar.
iii. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baku. iv. Menggunakan gaya bahasa
yang lugas.
iv. Menggunakan bahasa yang jelas.
v. Menggunakan bahasa yang sopan dan
hormat.
vi. Menyajikan fakta yang benar dan
lengkap.
vii. Tidak menggunakan singkatan.
viii. Tidak menggunakan kata-kata sulit dan
istilah yang belum memasyarakat atau
umum (Finoza, 2009:6).
(b) Jenis-jenis Surat

i. Berdasarkan isinya
(1) Surat pribadi, yaitu surat yang berisi
masalah pribadi.
(2) Surat dinas/resmi, yaitu surat yang
dibuat oleh instansi pemerintah.
(3) Surat niaga/dagang, yaitu surat yang
dibuat oleh suatu perusahaan.

ii. Berdasarkan keamanan isinya


(1) Surat sangat rahasia, yaitu surat yang
berisi dokumen/naskah yang sangat
penting yang berhubungan dengan
rahasia kemanan negara. Surat
tersebut ditandai dengan kode SR
(sangat rahasia).
(2) Surat rahasia, yaitu surat yang berisi
dokumen penting yang hanya boleh
diketahui oleh pejabat yang berhak
menerimanya.
(3) Surat terbatas, yaitu surat yang isinya
hanya boleh diketahui oleh para
pejabat tertentu.
(4) Surat biasa, yaitu surat yang berisi
masalah biasa.
iii. Berdasarkan derajat penyelesaiannya:
(1) Surat sangat segera (kilat) yaitu surat
(2) yang isinya harus segera mungkin
diketahui oleh penerima surat dan
harus sesegera mungkin diselesaikan
atau ditanggapi.
(3) Surat segera, yaitu surat yang isinya
harus segera diketahui dan
ditanggapi.
(4) Surat biasa, yaitu surat yang isinya
tidak harus segera diketahui,
ditanggapi.
iv. Berdasarkan jangkauan penggunaanya:

(1) Surat intern, yaitu surat yang hanya


(2) digunakan untuk berkomunikasi
dalam satu kantor/ instansi yang
bersangkutan.
(3) Surat ekstern, yaitu surat yang
digunakan untuk berkomunikasi
dengan pihak-pihak diluar
kantor/instansi yang bersangkutan.
v. Berdasarkan jumlah penerimanya:
(1) Surat edaran, yaitu surat yang beredar
diluar kator/instansi yang
bersangkutan.
(2) Pengumuman, yaitu surat yang
diutujukan kepada para pejabat, para
karyawan, dan masyarakat umum.
(3) Surat biasa, yaitu surat yang ditujukan
kepada seseorang, pejabat, atau
instansi tertentu.
(c) Struktur Surat
(1)Kop surat.
(2)Nomor surat.
(3)Tanggal surat.
(4)Lampiran atau perihal.

(5)Salam pembuka.

(6)Isi surat.

(7)Salam penutup.

(8)Tandaa tangan pengirim surat.


(9)Tembusan.
(d) Fungsi Surat
Menurut Finoza (2009:4)

(1) Sebagai alat komunikasi tulis

(2) Sebagai tSaudara bukti tertulis

(3) Sebagai alat pengingat

(4) Sebagai pedoman untuk bertindak

(5) Sebagai keterangan keamanan

(6) Sebagai duta/wakil organisasi


(7) Sebagai dokumentasi historis dari suatu
kegiatan.

Menurut Soedjito dan Solchan (2014)

(1) Alat komunikasi.

(2) Alat bukti tertulis.

(3) Alat bukti hostoris.

(4) Alat pengingat.

(5) Duta organisasi.


(6) Pedoman kerja.
(e) Kaidah Kebahasaan Surat
(1) Surat harus disusun dengan teknik
(2) penyusunan surat yang benar.
(3) Isi surat harus dinyatakan secara ringkas,
jelas, dan eksplisit.
(4) Bahasa yang digunakan haruslah bahasa
yang benar/ baku sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
3. Fokus Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar
Tujuan Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar
pada kelas rendah lebih menekankan pada hal-hal yang sangat
dekat dengan kehidupan siswa

Adapun tujuan pembelajaran teks nonfiksi siswa Sekolah Dasar


kelas tinggi salah satu contoh kegiatannya ialah membuat
ringkasan, menulis teks prosedur tentang memuat mainan dan cara
menggunakannya, dll.
4. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar
a. Penjabaran materi-materi yang tercantum dalam KD
(menentukan materi prasyarat, materi inti, dan materi
pengembangannya)
b. Menentukan metode dan teknik pembelajaran yang tepat
digunakan. Tarigan (1989), teknik dalam pembelajaran
menulis teks nonfiksi diantaranya:

1) Menyusun kalimat
2) Memperkenalkan karangan.
3) Meniru model.
4) Karangan bersama.
5) Meringkas bacaan.
6) Menggambarkan atau memerikan apa-apa yang diamati
dalam bentuk tulisan.
7) Mengembangkan kata kunci.
8) Mengembangkan kalimat topik.
9) Mengembangkan judul.
10) Menulis surat.
11) Menyusun wacana.
5. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 tahun 2016 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih.

a. Komponen RPP
1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3) kelas/semester;

4) materi pokok;

5) alokasi waktu;

6) tujuan pembelajaran;

7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

8) materi pembelajaran;

9) metode pembelajaran;

10)media pembelajaran;

11)sumber belajar;

12)langkah-langkah pembelajaran melalui tahapan


pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13)penilaian hasil pembelajaran menggunakan pendekatan


penilaian otentik (authentic assesment).
b. Prinsip-prinsip menyusun RPP
1) Perbedaan individual peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis.


5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam
satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara


terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.

KEGIATAN BELAJAR 4 : APRESIASI DAN KREASI SASTRA


ANAK

1. Hakikat Sastra Anak


Sastra anak meliputi semua jenis penulisan kreatif dan imajinatif
yang khusus untuk dibaca dan menghibur anak-anak dengan
paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan,
menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu dan
mengandung nilai estetika tertentu yang dapat dibuat oleh orang
dewasa ataupun anak-anak. Satra anak menempatkan anak-anak
sebagai fokusnya, sastra anak ditulis khusus untuk anak-anak
dan memenuhi standar artistik dan syarat kesastraan.
2. Apresiasi Sastra Reseptif dan Ekspresif/Produktif
→ Apresiasi Sastra Reseptif adalah kegiatan mengapresiasi
dengan teori resepsi pada sebuah karya. Dikatakan
apresiasi reseptif karena pada tahap apresiasi ini, pembaca
karya sastra menyerap, menggali isi yang dipesankan pada
karya sastra yang dibaca tersebut.
→ Apresiasi sastra ekspresif/ produktif Merupakan kegiatan
mengapresiasi karya sastra yang menekankan pada proses
kreatif dan penciptaan. Dalam kegiatan bersastra secara
ekspresif/ produktif , metode yang digunakandalam
mengapresiasi sastra adalah metode produktif yang
mengarahkan pada aktifitas berbicara dan menulis.
3. Pendekatan dalam Mengapresiasi Sastra Anak
→ Pendekatan emotif, merupakan suatu pendekatan yang
berusaha menemukan unsur-unsur emosi dan peraan
pembaca
→ Pendekatan didaktif, yaitu suatu pendekatan yang
berusaha menemukan dan memahami gagasan
→ Pendekatan analitis, merupakan pendekatan yang
berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara
pengarang menampilkan gagasan
4. Perkembangan Kemampuan Mengapresiasi Sastra Anak
→ Usia 1-2 tahun : rima permainan, macam-macam
tindakan
→ Usia 2-7 tahun : anak mampu memahami struktur cerita
secara simbolik melalui bahasa, permainan dan gambar.
→ Usia 7-11 tahun ( operasi Konkret ) : tanggapan yang
fleksibel , memahami struktur sebuah buku , alur sorot
balik dan identifikasi berbagai sudut pandang cerita
→ Usia 11-13 tahun ke atas ( operasi formal ) : mampu
berpikir abstrak, bernalar dari hipotesa ke simpulan logis.
Mereka dapat menangkap alur dan sub alur dalam
pikirannya. Adakalanya terjadi perbedaan minat antara
anak laki-laki dan perempuan.
5. Unsur Intrinsik Puisi
→ Tema
→ Rasa
→ Nada
→ Amanat
→ Diksi ( pilihan kata )
→ Imajeri
→ Pusat pengisahan atau titik sudut pandang
→ Gaya bahasa
→ Ritme atau irama
→ Rima atau sajak
6. Unsur Intrinsik prosa
→ Plot
→ Penokohan
→ Latar / setting
→ Tema
→ Pesan
→ Sudut pandang
→ Konflik
7. Unsur Intrinsik drama terbagi 2 yaitu unsur pertujukan dan
unsur cerita.
→ Unsur pertunjukan yaitu : pemain atau aktor, pentas,
sutradara, penonton
→ Unsur cerita, yaitu : perwatakan atau karakter tokoh,
dialog, latar dan alur.

8. Jenis Sastra Anak di SD


→ Prasekolah-kelas 1SD yang digemari adalah cerita-cerita
lugas, singkat dan akrab dengan dunia mereka : fabel,
anak-anak, rumah, manusia, mainan, humor , sajak-sajak
dongengan, sajak-sajak merdu, dengan rima-rima yang
indah
→ Usia 6-10 tahun, kelas I-IV SD : cerita binatang, cerita
anak di negeri lain , hikayat lama dan baru
→ Usia 11-14 tahun kelas V-VI SD : membutuhkan cerita
nyata, cerita tentang kehidupan orang dewasa, cerita
pahlawan, dan cerita-cerita yang mengajarkan tentang
cita-cita pribadi, petualangan, kepahlawanan, biografi,
otobiografi , mite legenda.
a) Buku bergambar
Buku bergambar dikelompokkan menjadi beberapa jenis
: buku abjad, buku berhitung, buku konsep, beku
bermain, buku cerita bergambar, buku cerita bergambar
adalah buku bergambar tetapi dalam bentuk cerita, bukan
buku informasi, buku bergambar mempunyai unsur-
unsur cerita, buku bergambar dibedakan menjadi buku
bergambar dengan kata-kata dan buku bergambar tanpa
kata-kata
b) Fiksi realistik (Realistic Fiction), adalah tulisan
imajinatif yang merefleksi kehidupan secara akurat pada
masa lampau atau sekarang
c) Fiksi sejarah, adalah cerita realistik yang disandarkan
pada masa lalu/latar waktunya masa lalu
d) Fiksi ilmu, adalah bentuk fantasi yang berdasarkan
hipotesis tentang ramalan yang masuk akal karena
berdasarkan metode ilmiah
e) Cerita fiksi,merupakan cerita khayal yang terdiri atas
beberapa jenis
f) Biografi, adalah kisah tentang riwayat hidup seseorang
yang ditulis oranglain
Puisi, merupakan sebuah cipta sastra yang terdiri atas beberapa larik,
larik memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait

2 Daftar materi 1. Jenis-jenis kalimat berdasarkan klausa


yang sulit 2. Strategi Pembelajaran Sastra Anak SD
dipahami di 3. Penjelasan hal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks nonfiksi.
modul ini 4. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi
5. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar
6. Pendekatan-pendekatan yang diterapkan dalam mengapresiasi sastra
anak secara reseptif
3 Daftar materi 1. Apresiasi sastra anak secara reseptif
yang sering 2. Apresiasi sastra anak secara ekspresif/produktif
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai