Kegiatan Belajar 2 :
1. Teks Fiksi Teks fiksi adalah teks yang berisi
kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan
imajinasi pengarang (Kosasih dan Kurniawan,
2019).
Makna-makna teks fiksi, yakni :
a. Denotatif adalah makna sebenarnya atau
makna yang sesuai dengan pengertian
yang dikandung oleh kata tersebut.
Contohnya : Dia adalah wanita cantik, Nita
sedang tidur di dalam kamarnya.
b. Konotatif adalah bukan makna
sebenarnya, mempunyai makna
tautan/kiasan/tambahan. Contohnya :
Dialah bunga idamanku seorang (kekasih).
c. Ekspresif yaitu membayangkan suasana
pribadi pengarang. Berikut contoh kata
yang mengandung makna ekspresif :
Wajahnya itu mengingatkanku pada
rembulan yang mewujud purnama yang
selalu kulihat di malam ketiga belas
ataupun di malam keempat belas.
d. Sugestif bersifat mempengaruhi
pembaca /membujuk melakukan sesuatu.
Unsur-unsur teks fiksi, yaitu :
a. Tema merupakan ide atau gagasan yang
ingin di sampaikan pengarang dalam
ceritanya.
b. Perwatakan adalah karakteristik dari
tokoh dalam cerita (Budihastuti, 2015).
c. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam
cerita yang terhubung secara kasual
(Stanton 2012). Alur cerita terdiri dari
beberapa tahap, yaitu :
- Tahap pengenalan merupakan tahapan
awal cerita yang digunakan untuk
mengenalkan tokoh, latar, situasi,
waktu, dan lain sebagainya.
- Tahap pemunculan konflik merupakan
tahap dimunculkannya masalah.
Tahap ini ditandai dengan adanya
ketegangan atau pertentangan antar
tokoh.
- Tahap konflik memuncak atau biasa
disebut klimaks merupakan tahap di
mana permasalahan atau ketegangan
berada pada titik paling puncak.
- Tahap konflik menurun atau biasa
disebut antiklimaks merupakan tahap
di mana masalah mulai dapat diatasi
dan ketegangan berangsur-angsur
menghilang.
- Tahap penyelesaian merupakan tahap
di mana konflik sudah terselesaikan.
d. Latar adalah gambaran tentang tempat,
waktu, dan suasana dialami oleh tokoh
(Siswanto, 2008). Latar terbagi tiga, yaitu :
- Latar tempat, yakni lokasi terjadinya
peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi, baik dapat
dijumpai dalam dunia nyata
ataupun tempat tertentu yang tidak
disebutkan secara jelas (pembaca
harus menebak sendiri);
- Latar waktu, yakni kapan terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan
dalam cerpen;
- Latar sosial, yakni hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku
kehidupan sosial masyarakat suatu
tempat yang diceritakan dalam
cerpen, misalnya: kebiasaan hidup,
adat-istiadat, tradisi, pasangan
hidup, pola pikir dan bersikap.
Rahmanto (1988).
e. Amanat adalah suatu pesan yang
disampaikan oleh penulis kepada pembaca
melalui sebuah tulisan atau cerita.
2. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan teks
fiksi
a. Struktur teks fiksi, yaitu :
1) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh,
dan latar.
2) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah
yang dialami tokoh utama.
3) Resolusi, merupakan bagian
penyelesaian dari masalah yang dialami
tokoh.
b. Kaidah Kebahasaan teks fiksi, yaitu :
1) Menggunakan kata-kata yang
menyatakan urutan waktu.
2) Menggunakan kata kerja tindakan.
3) Menggunakan kata kerja yang
menggambarkan sesuatu yang dipikirkan
atau dirasakan para tokohnya.
4) Menggunakan kata-kata yang
menggambarkan keadaan atau sifat
tokohnya.
5) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019).
c. Macam-macam teks fiksi, yaitu :
1) Cerita rakyat merupakan cerita yang
berkembang ditengah-tengah kehidupan
masyarakat dan disampaikan secara
turun-temurun.
2) Cerita fantasi merupakan cerita yang
sepenuhnya dikembangkan berdasarkan
khayalan, imajinasi, atau fantasi
(Kosasih, 2019).
3) Cerita pendek (cerpen) adalah cerita
rekaan yang menurut wujud fiksinya
berbentuk pendek(Kosasih,2019).
4) Cerita inspiratif merupakan jenis teks
narasi yang menyajikan suatu inspirasi
keteladanan kepada banyak orang
(Kosasih, 2019).
5) Puisi rakyat merupakan jenis puisi
yang berkembang pada kehidupan
masyarakat sehari-hari; sebagai suatu
tradisi masyarakat setempat. Contoh
pusi rakyat adalah pantun dan syair.
(Kosasih, 2019).
6) Puisi baru merupakan puisi tidak terikat
oleh jumlah larik, suku kata, ataupun
pola rimanya (Kosasih, 2019).
7) Drama adalah cerita konflik manusia
dalam bentuk dialog, yang diekspresikan
dengan menggunakan percakapan dan
lakuan pada pentas di hadapan
penonton.
Kegiatan Belajar 3 :
1. Teks nonfiksi
Teks nonfiksi adalah karya seni yang sifatnya
berdasarkan fakta dan kenyataan serta ada
kebenaran di dalamnya atau teks nonfiksi
ialah tulisan berbasis data dan fakta
sebenarnya disajikan dengan gaya bahasa
formal atau nonformal berupa argumentasi,
eksposisi, atau deskripsi.
Teks nonfiksi terbagi 2 jenis, yaitu :
1) Teks faksi, merupakan teks yang ceritanya
berbentuk kisah berbasis kejadian
sebenarnya. Jenis teks faksi diantaranya,
biografi, autobiografi, kisah nyata,
memoar, dan cerita-cerita dari kitab suci.
2) Teks nonfiksi ialah teks yang disusun
berdasarkan data valid tentang
pengetahuan tanpa mengurangi isi data
tersebut. Jenis ini diantaranya, buku
refrensi, buku petunjuk/panduan, buku
pelajaran, kamus, ensiklopedia, directory,
dan peta.
2. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks
Nonfiksi
a) Esai adalah bentuk tulisan yang mendorong
penulisnya untuk menguji ide yang mereka
miliki mengenai suatu topik.
a. Struktur utama esai berupa (1)
pendahuluan, (2) bagian inti, dan (3)
Simpulan (lihat Anker, 2009; McWhorter,
2012; Savage & Mayer, 2005).
b. Fungsi Esai, yakni :
- Eksploratif: melakukan eksplorasi
atas respon individu terhadap
peristiwa, fenomena, ide atau
gagasan tertentu.
- Persuasi: mengajak pembaca untuk
meyakini opini penulis serta
mengajak pembaca untuk
melakukan aksi atau tindakan
tertentu.
- Explain: menjelaskan kepada
pembaca tentang suatu hal atau
bagaimana melakukan suatu hal
atau bagaimana sesuatu itu bekerja.
- Compare: membandingkan dan
mengontraskan dua atau lebih ide,
peristiwa, litratur atau hal lainnya.
- Showing: menunjukan tentang
bagaiamana sebab akibat yang
ditimbulkan oleh suatu hal atau
fenomena
- Describe: mendeskripsikan suatu
permasalahan dan menawarkan
solusianya
c. Kaidah kebahasaan esai
- Kata baku adalah kata yang sesuai
dengan kaidah kebahasaan yang
dibakukan.
- Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kandungan informasi yang
baik dan tepat (Kosasih &
Hermawan, 2012).
- Makna lugas atau denotatif adalah
makna yang sesuai dengan konsep
asalnya dalam hal ini disebut juga
makna asal atau makna sebenarnya
seperti yang tertuang dalam kamus.
b) Reviu Buku//Bab Buku/Artikel
- Struktur reviu buku/bab buku/artikel,
seperti dikemukakan oleh Cresswell
(2005),
a) Pendahuluan, yang berisiidentifikasi
bukuatau bab buku, atau artikel
(penulis, judul, tahun publikasi, dan
informasi lain yang dianggap penting).
b) Ringkasan atau uraian pendek
mengenaiisi argumen dari buku/bab
buku/artikel.
c) Inti reviu, berupa inti pembahasan
buku/bab buku/artikel yang
merupakan analisis kritis dari aspek
pokok yang dibahas dalam buku/bab
buku/ artikel itu.
d) Simpulan, yang berisi evaluasi ringkas
atas kontribusi buku/bab
buku/artikel secara keseluruhan
terhadap perkembangan topik yang
dibahas, terhadap pemahaman
pereviu,dan perkembangan keilmuan.
- Fungsi Reviu Buku/Bab Buku/Artikel,
yaitu :
a) Menunjukan pSaudarangan atau
penilaian penulis reviu terhadap
buku/bab buku/atau artikel
b) Memberikan informasi kepada
pembaca tentang kelayakan yang
dimiliki buku/bab buku/artikel
c) Membantu pembaca untuk
mengetahui isi buku/bab buku/artikel
d) Memberikan informasi kepada
pembaca tentang kelebihan dan
kekurangan buku/bab buku/artikel
yang di reviu
e) Mengetahui perbandingan buku/bab
buku/artikel dengan karya lain yang
sejenis
f) Memberikan informasi yang
komprehensif tentang buku/bab
buku/artikel yang di reviu
g) Memberikan pertimbangan kepada
pembaca apakah buku/bab
buku/artikel yang direviu pantas
untuk dijadikan refrensi atau tidak
h) Memudahkan pembaca dalam
memahami hubungan antara
buku/bab buku/artikel dengan buku
sejenis lainnya
i) Memberikan pertimbangan bagi
pembaca sebelum memutuskan untuk
memilih, membeli dan menikmati
buku atau artikel.
- Kaidah Kebahasaan Reviu Buku/Bab
Buku/Artikel, meliputi :
a) Penggunaan istilah Menulis reviu dan
teks nonfiksi lainnya tidak bisa
menghindari penggunaan istilah
terutama istilah yang menjadi bahan
reviu. Istilah dapat diartikan sebagai
kata atau kelompok kata yang
pemakainya terbatas pada bidang
tertentu.
b) Penggunaan sinonim dan antonim
Sinonim adalah suatu kata atau frasa
yang memiliki bentuk kata yang
berbeda namun memiliki arti yang
sama. Sementara itu antonim adalah
suatu kata yang maknanya
berlawanan. Penggunaan sinonim dan
antonim ini bertujuan untuk
menghindari penggunaan kata yang
sama secara terus menerus sehingga
tulisan tidak terlihat monoton dan
membosankan
c) Penggunaan frasa kata benda (nomina)
Frase kata benda (nomina) adalah
gabungan dua kata atau lebih yang
memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya.
d) Penggunaan frase kata kerja (verba)
Frase kata kerja (verba) adalah
gabungan dua kata atau lebih yang
memiliki inti kata kerja dalam unsur
pembentukannya.
e) Penggunaan kata ganti (pronomina)
Penggunaan kata ganti dalam teks
reviu bertujuan agar kalimat yang
disampaikan lebih efektif dan tidak
bertele-tele.
f) Penggunaan kata hubung (konjungsi)
Penggunaan konjungsi terdiri dari
konjungsi internal dan konjungsi
eksternal.
Kegiatan Belajar 4 :
1. Hakikat sastra anak adalah semua jenis
penulisan kreatif dan imajinatif yang khusus
untuk dibaca dan menghibur anak-anak.
2. Hakikat apresiasi reseptif dan
ekspresif/produktif
Apresiasi sastra anak secara reseptif adalah
kegiatan mengapresiasi dengan teori resepsi
pada sebuah karya.
Apresiasi ekspresif/produktif merupakan
apresiasi karya sastra yang menekankan
pada proses kreatif dan penciptaan.
3. Pendekatan dalam mengapresiasi sastra anak
a) Pendekatan emotif merupakan suatu
pendekatan yang berusaha menemukan
unsur-unsur emosi atau perasaan pembaca.
b) Pendekatan didaktis adalah suatu
pendekatan yang berusaha menemukan dan
memahami gagasan, tanggapan, evaluatif
maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu
terwujud dalam suatu pandangan etis,
filosofis, maupun agamis sehingga akan
mampu memperkaya kehidupan rohaniah
pembaca.
c) Pendekatan analitis merupakan pendekatan
yang berupaya membantu pembaca
memahami gagasan, cara pengarang
menampilkan gagasan, sikap pengarang,
unsur intrinsik, dan hubungan antara elemen
itu sehingga dapat membentuk keselarasan
dan kesatuan dalam rangka terbentuknya
totalitas bentuk dan maknanya.
4. Perkembangan kemampuan mengapresiasi
sastra anak
a) Usia 1-2 tahun: rima permainan, macam-
macam tindakan (sedikit memperhatikan
kata-kata).
b) Usia 2-7 tahun: anak mampu memahami
struktur cerita: secara simbolik melalui
bahasa, permainan dan gambar. Demikian
pula anak memahami alur atau hubungan
cerita (pendahuluan, klimaks, antiklimaks,
dan penutup).
c) Usia 7-11 tahun (operasi konkret): tanggapan
yang fleksibel, memahami struktur sebuah
buku, alur sorot balik dan identifikasi
berbagai sudut pSaudarang cerita.
d) Usia 11-13 tahun ke atas (operasi formal):
mampu berpikir abstrak, bernalar dari
hipotesis ke simpulan logis. Mereka dapat
menangkap alur dan subalur dalam
pikirannya. Adakalanya terjadi perbedaan
minat antara anak lelaki dan perempuan
(Tarigan, 2011).
5. Unsur instrinsik puisi
a) Tema, yaitu ide atau gagasan yang
menduduki tempat utama di dalam cerita
b) Rasa, yaitu dapat diartikan emosional
seorang penyair dalam menulis puisi.
c) Nada, yaitu dalam puisi seseorang dapat
menangkap sikap penyair lewat intonasi atau
nada saat menyampaikan puisi.
d) Amanat, yaitu pesan-pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepadapembaca,
pendengar, atau penonton.
e) Diksi (Pilihan kata), yaitu hal yang penting
untuk keberhasilan menulis puisi yang
dicapai dengan mengintensifkan pilihan
kata.
f) Imajeri, yaitu suatu kata atau kelompok kata
yang digunakan untuk
mengungkapkankembali kesan-kesan panca
indra dalam jiwa kita.
g) Pusat pengisahan atau titik pSaudarang,
yaitu cara penyampaian cerita, ide, gagasan,
atau kisahan cerita.
h) Gaya bahasa, yaitu cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis atau pemakai bahasa.
i) Ritme atau irama, yaitu totalitas tinggi
rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat
lambatnya suara waktu membaca puisi yang
dibentuk oleh pengaturan larik.
j) Rima atau sajak, yaitu persamaan bunyi
yang dapat terjadi di awal, tengah, dan akhir.
6. Unsur intrinsik prosa
a) Plot atau alur cerita, yaitu urutan atau
rangkaian peristiwa dalam cerita
b) Penokohan,yaitu cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
c) Latar atau setting,yaitu segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, suasana dan situasi terjadinya
peristiwa dalam cerita.
d) Tema, yaitu gagasan,ide,atau pikiran utama
yang mendasari suatu karya.
e) Pesan atau amanat, yaitu ajaran moral atau
pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang melalui karyanya.
f) Sudut pandang, yaitu cara memandang dan
menghadirkan tokohtokoh cerita dengan
menempatkan dirinya pada posisi tertentu.
g) Konflik, yaitu penyajian tikaian dalam
sebuah cerita.
7. Unsur instrinsik drama terbagi 2, yaitu :
a) Unsur pertunjukan adalah:
1) Pemain (aktor), yaitu orang yang
memeragakan peran di dalam cerita.
2) Pentas, yaitu panggung tempat tempat
pertunjukn drama.
3) Sutradara,yaitu pemimpin dalam
pementasan drama yang juga
bertanggung jawab dalam kesuksesan
pementasan drama dan membuat
perencanaan yang matang.
4) Penonton
b) Unsur cerita, diantaranya adalah:
1) Perwatakan atau karakter tokoh, yaitu
keseluruhan ciri-cirijiwa seseorang tokoh
dalamlakon drama. Karakter ini
diciptakan oleh penulis lakon untuk
diwujudkan oleh para pemain drama.
2) Dialog, yaitu ciri khas dari suatu drama
yaitu berupa naskah tersebut berbentuk
percakapan atau dialog yang harus
memperhatikan ragam lisan yang
komunikatif.
3) Latar, yaitu tempat terjadinya peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah drama.
4) Alur, yaitu rangaian peristiwa yang
membentuk suatu kesatuan cerita dalam
drama.
8. Jenis-jenis sastra anak di SD terdiri atas
berbagai jenis, yaitu: buku bergambar, fiksi
realistik, fiksi sejarah, fantasi, fiksi ilmiah,
sastra tradisional, puisi, biografi, dan
otobiografi.
9. Pembelajaran sastra anak di sd memiliki tujuan
antara lain: memberi kebahagiaan dan
kesenangan, mengembangkan imajinasi,
menambah pengetahuan, mengembangkan
berpikir kreatif, mengembangkan karakter,
mengembangkan apresiasi sastra,
mengembangkan kesadaran bersastra, dan
menginterpretasi bacaan sastra.
10. Strategi pembelajaran astra di sd, yaitu :
1) Bercerita
2) Berbicara
3) Bercakap-cakap
4) Mengungkapkan pengalaman
5) Membacakan puisi
6) Mengarang terikat & bebas
7) Menulis narasi, deskripsi, eksposisi &
argumentasi
8) Menulis berdasarkan gambar/visual
9) Mendramatisasikan karya sastra