Teks Faktual
Teks Faktual adalah teks yang berisi suatu
kejadian yang bersifat nyata, benar-benar
terjadi, tetapi tidak terikat dengan waktu.
Menurut Mahsun (2018), teks genre faktual
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
teks deskripsi dan teks prosedur/arahan.
a. Teks Deskripsi adalah tipe teks yang
memiliki tujuan sosial untuk
menggambarkan suatu ojek/benda
secara individual berdasarkan ciri
fiksinya.
b. Teks Prosedur/Arahan Tujuan sosial
teks ini adalah mengarahkan atau
mengajarkan tentang langkah-langkah
yang telah di tentukan.
Teks Tanggapan
Teks tanggapan adalah teks yang berisi
sambutan terhadap ucapan (kritik,
komentar, dan sebagainya) dan apa yang
diterima oleh pancaindra, bayangan dalam
angan-angan. Teks genre ini dapat
dibedakan menjadi dua buah teks, yaitu
teks eksposisi dan teks ekplanasi (Mahsun,
2018, & Tim Sergu dalam jabatan, 2017).
a. Teks Eksposisi
Teks ini berisi paparan gagasan atau
usulan sesuatu yang bersifat pribadi. Itu
sebabnya, teks ini sering juga disebut
sebagai teks argumentasi satu sisi
(Wiratno, 2014).
b. Teks Ekplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi
penjelasan tentang proses terjadinya
fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan
dan budaya (Priyatni, 2014).
Teks Cerita
Teks cerita adalah teks yang menuturkan
bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa,
mengisakan kejadian yang telah ada,
perbuatan, pengalaman yang dinamis
dalam suatu rangkaian waktu.(Keraf, 2001
&KBBI, 2018). Teks cerita terdiri dari teks
cerita ulang, naratif, anekdot, dan
eksemplum.
a. Teks Cerita Ulang Menurut Mahsun
(2018), “Teks ini memiliki tujuan sosial
menceritakan kembali peristiwa pada
masa lalu agar tercipta semacam
hiburan atau pembelajaran berdasarkan
pengalaman masa lalu bagi pembaca
atau pendengarnya.”
b. Teks Anekdot dapat diartikan sebagai
cerita rekaan yang tidak harus
didasarkan pada kenyataan yang terjadi
di masyarakat (Oktarisa, 2014).
c. Teks Eksemplum Pendapat Mahsun
(2018), “Teks ini memiliki tujuan sosial
menilai perilaku atau karakter dalam
cerita.
d. Teks Naratif Menurut Mahsum (2018),
“Teks naratif model penceritaan pada
teks tipe ini, antara masalah dengan
pemecahan masalah tidak menyatu
dalam satu struktur teks seperti pada
teks penceritaan ulang, anekdot, dan
eksemplum.”
Teks Normatif
Teks normatif adalah teks yang isinya
ditulis berdasarkan sebuah peraturan,
norma-norma atau peraturan yang berlaku,
baik di lingkungan masyarakat maupun
dalam lingkungan kenegaraan yang
berkaitan dengan hukum atau undang-
undang.
Satuan Bahasa Pembentuk Teks
Satuan bahasa pembentuk teks terdiri atas
kata, frasa,klausa kalimat dan paragraf.
Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang
disusun oleh konstituen dasar dan intonasi
final. Konstituen dasar itu dapat berupa
klausa, frase, maupun kata
(Keraf, 2000)
Contohnya:
a. Aldo membeli buku (klausa)
b. Buku baru! (frase)
c. Buku! (kata)
Klasifikasi kalimat
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat
dibedakan menjadi kalimat tunggal, kalimat
bersusun, dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang
terdiri dari satu klausa bebas. Contoh:
a. “Dia datang dari Bandung.”
b. “Nenekku masih sehat.”
c. ”Saya sedang membaca buku di
kamar”
Kalimat bersusun adalah kalimat yang
terjadi dari satu klausa bebas dan
sekurang-kurangnya satu kalimat
terikat. Contoh:
a. “Kalau Alya menangis, Aldo pun ikut
menangis.”
b. Aldo tidak pergi ke sekolah karena
sedang sakit.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terjadi dari beberapa klausa bebas yang
disebut juga sebagai kaliat setara.
Contoh:
a. Alya membuka jendela kamar lalu
membersihkan tempat tidur.
b. Aldo hobi bermain bola dan sering
menciptakan gol.
Berdasarkan struktur klausanya, kalimat
dibedakan menjadi:
(1) Kalimat Lengkap (mengandung klausa
lengkap.Sekurang kurangnya terdapat
unsur objek dan predikat) Contoh: Ibu guru
mengajar bahasa Indonesia di depan kelas.
(2) Kalimat Tidak Lengkap (kalimat yang
hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja,
objek saja, atau keterangan saja).
Contoh: Selamat Pagi! Silakan antre!
Berdasarkan amanat wacana, kalimat
dibedakan menjadi:
(1) Kalimat deklaratif (kalimat yang
mengandung intonasi deklaratif) Contoh:
Gaji guru honor tidak dinaikan.
(2) Kalimat introgatif (kalimat yang
mengandung intonasi introgatif, yang dalam
ragam tulis biasanya diberi tanda Tanya).
Contoh: Apakah Saudara seorang guru?
(3) Kalimat imperative (kalimat kalimat yang
mengandung intonasi imperatif Atau tanda
seru). Contoh: Berikan hadiah ini kepada
temanmu!
Berdasarkan pembentukan kalimat dari
klausa inti dan perubahannya, kalimat
dibedakan menjadi kalimat inti dan kalimat
noninti.
a) Kalimat Inti
kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang
lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral,
atau firmatif. Biasanya disebut kalimat
dasar. Contoh:
(1) FN + FV : Bapak datang
(2) FN + FV + FN: Ibu membeli sayur
(3) FN + FN : Ayah guru.
b) Kalimat Noninti
Kalimat ini dapat diubah menjadi kaliat
noninti dengan berbagai proses transforasi;
pemasifan, pengingkaran, penanyaan,
pemerintahan, pelepasan, dan
penembahan. Contoh:
(1) Buku dibaca oleh Alya.
(2) Alya tidak membaca buku.
Berdasarkan jenis klausa, kalimat
dibedakan atas kalimat verbal dan kalimat
nonverbal.
a) Kalimat verbal Kalimat verbal adalah
kalimat yang dibentuk dari klausa verbal.
Contoh:
(1) Alya menulis surat,
(2) Surat ditulis Alya.
b) Kalimat nonverbal
Kalimat nonverbal adalah kalimat yang
dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai
kontituen dasarnya. Contoh:
(1) Nenekku pensiunan guru.
(2) Mereka di kamar depan.
Berdasarkan fungsi kalimat sebagai
pembentuk paragrap, kalimat dibedakan
atas:
a) Kalimat Bebas (kalimat yang mempunyai
potensi untuk menjadi ujaran lengkap, atau
kalimat yang dapat memulai sebuah
paragrap, wacana tanpa konteks lain yang
memberi penjelasan)
b) Kalimat Terikat (kalimat yang tidak dapat
berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap).
Contoh:
(1) Sekarang di Riau sukar mencari
terubuk.
(2) Jangankan ikannya, telurnya pun sangat
sukar diperoleh
(3) Kalau pun bisa diperoleh, harganya
melambung selangit.
(4)Makanya, ada kecemasan masyarakat
nelayan di sana bahwa terubuk yang
spesifik itu akan punah
Paragraf
Paragraf dapat diartikan sebagai satuan
gagasan di dalam bagian suatu wacana,
yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang
saling berhubungan dalam mengusung satu
kesatuan pokok pembahasan.
Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak
kalimat utamanya, paragraf dibedakan
menjadi lima yaitu paragraf deduktif,
induktif, kombinasi, deskriptif, dan narasi.
(Kosasih & Hermawan, 2012)
KB 1. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Teks
Kebahasaan Nonfiksi.
Teks fiksi
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan
atau cerita yang dibuat berdasarkan
imajinasi pengarang (Kosasih dan
Kurniawan, 2019).
a. Konotatif adalah bukan makna
sebenarnya,
b. Ekspresif yaitu membayangkan suasana
pribadi pengarang.
c. Plastis yaitu bersifat indah untuk
menggugah perasaan pembaca.
d. Tema adalah aspek cerita yang sejajar
dengan ‘makna’ dalam pengalaman
manusia; sesuatu yang menjadikan suatu
pengalaman begitu diingat. Menurut
Stanton (2012),
e. Perwatakan adalah karakteristik dari
tokoh dalam cerita (Budihastuti, 2015).
Penyampaian perwatakan tokoh tergantung
pada pengarangnya.
f. Alur adalah rangkaian peristiwa dalam
cerita yang terhubung secara kasual
(Stanton 2012). Alur tidak dapat diabaikan
karena akan berpengaruh pada
keseluruhan cerita.Agar pengolahan ide
dapat termatangkan dengan baik dan
menghasilkan alur yang mengalir, maka
perlu dirancang struktur cerita dengan
berpedoman pada 5W + 1 H, yakni: who
(siapa tokoh tokohnya), what (konflik apa
yang disajikan agar cerita menarik), when
(kapan berlangsungnya cerita itu), where
(dimana cerita itu terjadi), why
(mengapa/apa motivasi para pelakunya
berbuat demikian), dan how (bagaimana
meresolusi konflik yang ada) (Pranoto,
2015).