No.UKG : 201502975331 Kelas : Guru Kelas SD Unit Kerja : SD Negeri 2 Karanggedang Judul Modul : Pendalaman Materi Bahasa Indonesia
LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul Modul 1. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks 2. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi 3. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi 4. Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak No Butir Refleksi Respon/Jawaban KB-1 (Ragam Teks dan Satuan Bahasa Pembentuk Teks) 1 Garis besar materi yang 1. Ragam teks adalah macam atau jenis teks/naskah dipelajari berupa kata-kata asli pengarang, bahan tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya.
a. Teks faktual adalah teks yang berisi suatu
kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi, tetapi tidak terikat dengan waktu. 1) Teks deskripsi adalah sebuah teks/wacana yang disampaikan dengan cara meggambarkan secara jelas objek, tempat atau peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca, sehingga pembaca seolah-olah merasakan langsung apa yang sedang diungkapkan dalam teks tersebut 2) Teks prosedur/arahan merupakan jenis teks yang termasuk genre faktual dan subgenre prosedural
b. Teks tanggapan adalah teks yang berisi
sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra, bayangan dalam angan-angan 1) Teks eksposisi adalah teks/pernyataan pendapat dan alasan/argumentasi, serta pernyataan ulang pendapat 2) Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan dan budaya c. Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa, mengisahkan kejadian yang telah ada, perbuatan, pengalaman yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. 1) Teks cerita ulang 2) Anekdot dapat diartikan sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat 3) Eksemplum “Teks ini memiliki tujuan sosial menilai perilaku atau karakter dalam cerita. 4) Naratif. Dalam teks ini, antara masalah dengan pemecahan masalah tidak menyatu dalam satu struktur teks, terpisah dalam struktur teks yang berbeda. d. Teks normatif adalah teks yang isinya ditulis berdasarkan sebuah peraturan, norma-norma atau peraturan yang berlaku, baik di lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kenegaraan yang berkaitan dengan hukum atau undang-undang.
2. Satuan bahasa pembentuk teks
a. Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar dan intonasi final. Klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah klausanya: 1) Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas. 2) Kalimat bersusun adalah kalimat yang mengandung klausa lengkap. 3) Kalimat majemuk adalah kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas yang disebut juga sebagai kaliat setara Klasifikasi kalimat berdasarkan struktur klausanya: 1) Kalimat lengkap adalah kalimat yag mengandung klausa lengkap. 2) Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja. Berdasarkan amanat wacana, kalimat di bedakan menjadi: 1) Kalimat deklaratif adalah kalimat yang mengandung intonasi deklaratif yang dalam ragam tulis diberi tanda titik. 2) Kalimat introgatif adalah kalimat yang mengandung intonasi introgatif, yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda tanya 1) Kalimat imperatif adalah kalimat kalimat yang mengandung intonasi imperatif yang dalam ragam tulis biasanya diberi tanda seru. 2) Kalimat aditif adalah kalimat terikat yang bersambung pada kalimat pernyataan, berupa kalimat lengkap atau tidak 3) Kalimat responsif adalah kalimat terikat yang bersabung pada kalimat pertanyaan, berupa kalimat lengkap atau tidak. 4) Kalimat interjektif adalah kalimat yang dapat terikat atau tidak. Berdasarkan pembentukan kalimat dari klausa inti dan perubahannya: 1) Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang lengkap, bersifat deklaratif, aktif, netral, atau firmatif.Biasanya disebut kalimat dasar. 2) Kalimat non inti Berdasarkan jenis klausa: 1) Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal. 2) Kalimat nonverbal adalah kalimat yang dibentuk oleh klausa nonverbal sebagai kontituen dasarnya. Berdasarkan fungsi kalimat sebagai pembentuk paragraf: 1) Kalimat bebas adalah kalimat yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran lengkap, atau kalimat yang dapat memulai sebuah paragrap, wacana tanpa konteks lain yang memberi penjelasan. 2) Kalimat terikat adalah kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap
b. Paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih
besar daripada kalimat. Namun, paragraf juga masih merupakan bagian dari satuan bahasa lainnya, yaitu wacana. Sebuah wacana umumnya dibentuk lebih dari satu paragraf. a) Gagasan pokok dan gagasan penjelas 1) Gagasan pokok merupakan gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraph. 2) Gagasan penjelas merupakan gagasan yang berfungsi menjelaskan gagasan pokok. b) Kalimat utama dan kalimat penjelas 1) Kalimat utama merupakan kalimat yang menjadi tempat dirumuskannya gagasan pokok. 2) Kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjadi tempat dirumuskannya gagasan penjelas c) Hubungan unsur-unsur paragraf, antar kalimat utama dengan kalimat penjelas atau kalimat penjelas dengan kalimat lainnya , sering menggunakan kata penghubung atau konjungsi. d) Ciri-ciri paragraf yang baik: 1) Kepaduan paragraf adalah keeratan ataupun kekompakan hubungan antar unsur-unsur paragraf, baik itu antar kalimat utama dengan kalimat penjelasnya ataupun antar kalimat penjelas itu sendiri. Kepaduan isi atau koheren adalah kekompakan sebuah paragraf yang dinyatakan oleh kekompakan kalimat-kalimat di dalam mendukung satu gagasan pokok Kepaduan bentuk 2) Kesatuan paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh, padu, dan membentuk satu kesatuan pikiran. 3) Kelengkapan, Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap seperti gagasan pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas. 4) Ketepatan Pemilihan Kata Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakainya. e) Jenis-jenis paragraf 1) Paragraf deduktif adalah paragrap yang gagasan pokoknya terletak di awal paragraf 2) Paragraf induktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat.
c. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah
Dasar Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Beberapa hal yang harus di persiapkan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran teks fiksi di sekolah dasar 1) Analisis materi pelajaran dan analisis kompetensi dasar Indikator kunci adalah indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD Indikator pendukung adalah indikator yang membantu peserta didik memahami indikator kunci. Indikator pengayaan mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD. 2) Menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah pengembangan Indikator Capaian Kompetensi (IPK) yang telah dirumuskan. 3) Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik, konstruktivisme, whole language, komunikatif, dan lain sebagainya. 4) Menentukan Media Pembelajaran. Media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran 5) Menentukan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku siswa, buku referensi, majalah, Koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb 6) Langkah-langkah pembelajaran 7) Penilaian. KB-2 (Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi) Daftar peta konsep (istilah a. Pengertian Teks Fiksi : teks yang berisi kisahan dan definisi) di modul ini. atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang. 1. Tema : ide atau gagasan yang ingin disampaikan pengarang dalam ceritanya. 2. Perwatakan : karakteristik dari tokoh dalam cerita. 3. Alur : rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung secara kasual. 4. Latar : gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana dialami oleh tokoh. 5. Amanat : nilai-nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya. b. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi 1. Orientasi : pengenalan tema, tokoh & latar 2. Komplikasi : cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama 3. Resolusi : merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh c. Kaidah Kebahasaan 1. Menggunakan kata yang menyatakan waktu 2. Menggunakan kata kerja tindakan 3. Kata kerja menggambarkan sesuatu yang dipikirkan 4. Menggunakan kata yang menggambarkan sifat tokoh 5. Menggunakan dialog d. Teks Fiksi Terdiri atas 1. Cerita Rakyat : cerita yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan disampaikan secara turun-temurun. 2. Drama : Perbuatan/tindakan dalam bentuk dialog. 3. Puisi Bebas : Puisi bebas, tidak terikat oleh jumlah larik,suku kata/pola rimanya. 4. Puisi Rakyat : Puisi yang berkembang pada kehidupan masyarakat sehari-hari. 5. Cerita Inspiratif : Teks narasi yang menyajikan Suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang.Cerita Pendek : Cerita rekaan berbentuk pendek. 6. Cerita Fantasi : Dikembangkan berdasarkan khayalan,imajinasi, fantasi. e. Istilah-istilah 1. Cultural capital (modal budaya mengacu pada aset non-keuangan yang mempromosikan mobilitas sosial di luar kemampuan ekonomi. 2. Teks fiksi (teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang) 3. Denotatif (makna sebenarnya atau makna yang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut) 4. Konotatif (Konotatif adalah bukan makna sebenarnya, mempunyai makna tautan. 5. Asosiatif (pergeseran makna) 6. Ekspresif (membayangkan suasana) 7. Sugestif (mempengaruhi pembaca) 8. Plastis (bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca) 9. Perspektif (sudut pandang) 10. Tema (aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’. 11. Prosa (Karya berbentuk cerita yang disampaikan dengan narasi) 12. Prosa fiksi (yang berubah cerita khayalan pengarangnya) 13. Realisasi (proses menjadikan nyata) 14. Alur (rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung secara kasual) 15. Latar (gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana) 16. Perwatakan (karakteristik dari tokoh dalam cerita) 17. Cerpen (cerita pendek yang bersifat fiktif) 18. Orientasi (pengenalan) 19. Konflik (Permasalahan) 20. Klimaks (titik paling puncak) 21. Antiklimaks (dimana konflik sudah mencapai titik terang dan berhasil mendapat jalan penyelesaian atau jalan keluar) 22. Resolution (merupakan bagian penyelesaian) 23. Alur maju/progresif (alur yang klimaksnya berada di akhir cerita) 24. Alur mundur/regresi (alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita) 25. Alur campuran/alur maju-mundur (alur yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian) 26. Adat-istiadat (aturan atau tata kelakuan yang dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat secara turun temurun) 27. Tradisi (sebuah bentuk perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama) 28. Amanat (nilai-nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya) 29. Mite (cerita tentang suatu kepercayaan) 30. Sage (cerita tentang kehidupan raja dan kepahlawanan) 31. Legenda (cerita asal-usul suatu tempat, binatang, dan benda-benda lainnya) 32. Fabel (yakni cerita yang bertokohkan binatang) 33. Koda (berisi pesan moral terkait dengan cerita yang telah disampaikan) 34. Cerita fantasi (merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan berdasarkan khayalan, imajinasi, atau fantasi) 35. Cerita inspiratif (jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang) 36. Puisi rakyat (jenis puisi yang berkembang pada kehidupan masyarakat sehari-hari; sebagai suatu tradisi masyarakat setempat) 37. Larik (baris) 38. Bait (dari teks berirama (puisi atau lirik lagu) terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, meyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas) 39. Rima (bunyi dalam puisi) 40. Pantun (jenis puisi rakyat yang terdiri dari sampiran dan isi) 41. Syair (merupakan puisi rakyat yang dibentuk oleh empat larik pada setiap baitnya) 42. Puisi baru/puisi bebas (puisi baru merupakan puisi tidak terikat oleh jumlah larik, suku kata, ataupun pola rimanya) 43. Gurindam (salah satu jenis puisi yang memadukan antara sajak dan peribahasa) 44. Struktur (pengaturan dan pengorganisasian) 45. Diksi (pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis) 46. Majas (bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan, mempertentangkan, melakuka perulangan dengan benda atau kata lain) 47. Drama (cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diekspresikan dengan menggunakan percakapan dan lakuan pada pentas di hadapan penonton) 48. Prolog (pembukaan atau pendahuluan dalam sebuah drama) 49. Epilog (bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita. 50. Wawancang (dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita) 51. Kramagung (berupa petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh) 52. Konjungsi temporal (kata hubung yang berfungsi untuk menyambungkan dua peristiwa berbeda yang berkaitan dengan waktu) 53. Indikator (tingkah laku operasional yang menjadi tanda tercapainya sebuah tujuan) 54. Indikator kunci (indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian)) 55. Indikator pendukung (indikator yang membantu peserta didik memahami indikator kunci) 56. Degree (tingkat kemampuan yang diinginkan untuk dicapai) KB-3 (Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi) Daftar peta konsep (istilah 1. Negasi adalah penyangkalan; peniadaan; dan definisi) di modul ini. kata sangkalan (misalnya kata tidak, bukan) 2. Empiris adalah berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan) 3. Teks nonfiksi merupakan jenis sastra non- imajinatif yang disusun tidak beradasarkan cerita rekaan. 4. Contoh sastra non-imajinatif ialah: esai, kritik, biografi, otobiografi, sejarah, memoar, sejarah, catatan harian, dan surat-surat. 5. Trim (2014) mengklasifikasikan teks nonfiksi kedalam dua jenis teks yaitu, teks faksi dan teks nonfiksi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 6. Menginterupsi adalah menyela atau memutus (pembicaraan, pidato, dan sebagainya) 7. Adapun teks nonfiksi yang dipelajari di Sekolah Dasar cukup kompleks disesuaikan dengan tingkatan kelasnya. a. Teks deskriptif yang mendeskripsikan benda atau tempat b. Teks eksplanasi yang bertujuan untuk memberikan informasi c. Teks prosedur/arahan/petunjuk untuk membuat atau melakukan sesuatu d. Teks laporan sederhana hasil pengamatan siswa dalam pembelajaran e. Teks tanggapan, ucapan terima kasih, dan permintaan maaf f. Teks cerita pengalaman pribadi dan buku harian g. Teks paparan iklan. 8. Secara sederhana, esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas,yang lebih luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide mengenai sebuah topik (Anker, 2010). 9. a) Struktur Esai Secara umum memiliki tiga bagian utama, yaitu: (1) pendahuluan, (2) bagian inti, dan (3) Simpulan 10.Kusmiataun (2010) telah memberikan gambaran mengenai fungsi esai yakni sebagai berikut: (1) Eksploratif: melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap peristiwa, fenomena, ide atau gagasan tertentu. (2) Persuasi: mengajak pembaca untuk meyakini opini penulis serta mengajak pembaca untuk melakukan aksi atau tindakan tertentu. (3) Explain: menjelaskan kepada pembaca tentang suatu hal atau bagaimana melakukan suatu hal atau bagaimana sesuatu itu bekerja. (4) Compare: membandingkan dan mengontraskan dua atau lebih ide, peristiwa, litratur atau hal lainnya. (5) Showing: menunjukan tentang bagaiamana sebab akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal atau fenomena (6) Describe: mendeskripsikan suatu permasalahan dan menawarkan solusinya 11. Reviu terhadap buku/bab buku/artikel pada dasarnya adalah upaya untuk membaca secara seksama kemudian melakukan evaluasi terhadap buku/bab buku/artikel yang dibaca tersebut. 12. Dalam reviu buku atau artikel, kata-kata yang digunakan ialah bersifat apa adanya dan jelas maksudnya. Berikut ini kaidah kebahasaan di dalam reviu buku/sub buku/artikel merujuk pada Kosasih dan Hermawan (2012) sebagai berikut: (1) Penggunaan istilah Menulis reviu dan teks nonfiksi lainnya tidak bisa menghindari penggunaan istilah terutama istilah yang menjadi bahan reviu. Istilah dapat diartikan sebagai kata atau kelompok kata yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu. (2) Penggunaan sinonim dan antonim Sinonim adalah suatu kata atau frasa yang memiliki bentuk kata yang berbeda namun memiliki arti yang sama. Sementara itu antonim adalah suatu kata yang maknanya berlawanan. (3) Penggunaan frasa kata benda (nomina) Frase kata benda (nomina) adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki inti kata benda dalam unsur pembentukannya. (4) Penggunaan frase kata kerja (verba) adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki inti kata kerja dalam unsur pembentukannya. (5) Penggunaan kata ganti (pronomina) dalam teks reviu bertujual agar kalimat yang disampaikan lebih efektif dan tidak bertele-tele (6) Penggunaan kata hubung (konjungsi) Penggunaan konjungsi terdiri dari konjungsi internal dan konjungsi eksternal. Konjungsi internal ialah konjungsi yang menghubungkan dua argumen dalam satu kalimat. Konjungsi eksternal ialah konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa/deskripsi dalam dua kalimat baik simpleks atau kompleks. 13. Artikel ilmiah berbasis penelitian adalah bentuk tulisan yang memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Dapat dikatakan bahwa artikel jenis ini merupakan bentuk ringkasan laporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih ramping. 14. Adapaun fungsi artikel ilmiah sebagai berikut: (1) Fungsi pendidikan, yaitu untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis, berikir, dan mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah. (2) Fungsi penelitian, yakni sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan memprkatikannya dakam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan. (3) Fungsi fungsional, yakni sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis di lapangan dalam satu disiplin ilmi tertentu. 15. Teks narasi sejarah merupakan jenis teks nonfiksi yang berisi tentang tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun sesuai dengan rangkaian kausalitasnya serta proses perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna sebagai pengalaman untuk dijadikan pedoman kehidupan manusia masa sekarang serta arah cita-cita pada masa yang akan datang. KB-4 (Apresiasi dan Kreasi Sastra Anak) Daftar peta konsep (istilah 1. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan dan definisi) di modul ini. perasaan dan pengalaman anak-anak yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak-anak. (Norton) 2. Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggali, menghayati karya sastra yang sesuai dengan anak-anak, sehingga tumbuh kecintaan, kesenangan dan penghargaan terhadap karya sastra. 3. Apresiasi sastra anak secara reseptif adalah kegiatan mengapresiasi dengan teori resepsi pada sebuah karya. Reseptif dapat diartikan sebagai terbuka atau menerima. (Kusuma, dkk. 2017) maksudnya adalah dilakukan tindakan meresepsi, memaknai, dan menanggapi teks puisi siswa sebagai karya sastra. Jadi, dipilih apresiasi sastra secara reseptif ini karena ingin memberikan suatu penilaian dan tanggapan secara terbuka terhadap teks puisi siswa. Menggemari, menikmati, mereaksi 4. Apresiasi sastra anak secara ekspresif/produktif adalah apresiasi karya sastra yang menekankan pada proses kreatif dan penciptaan. seorang apresiator telah mampu menghasilkan, mengkritik, mendeklamasikan, atau membuat resensi terhadap sebuah puisi secara tertulis 5. Pendekatan emotif adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur emosi atau perasaan pembaca. 6. Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, evaluatif, sehingga akan mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca. 7. Pendekatan analitis adalah pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengarang, unsur intrinsik, dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan. 8. Fiksi realistik adalah tulisan imajinatif yang merefleksi kehidupan secara akurat pada masa lampau atau sekarang (Huck, 1987) 9. Fiksi sejarah adalah cerita realistik yang disadurkan pada masa yang lalu/latar waktunya masa lalu (Stewig, 1980; Rothelin, 1991). 10. Fiksi ilmu adalah suatu bentuk cerita fantasi yang menekankan dasar-dasar ilmu ilmiah dan teknologi. 11. Fiksi fantasi adalah cerita khayalan yang memiliki ragam jenis. 12. Biografi adalah kisah tentang riwayat hidup seseorang yang ditulis orang lain (Sudjiman, 1984) 13. Puisi merupakan karya sastra yang terdiri atas beberapa larik. 2 Daftar materi yang sulit 1. Ragam Teks dipahami di modul ini 2. Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi. 3. Analisis Materi Pelajaran (AMP) Teks Nonfiksi Sekolah Dasar. 4. Apresiasi didaktis. 3 Daftar materi yang sering 1. Teks Eksplanasi. mengalami miskonsepsi 2. Teks Narasi Sejarah. 3. Unsur intrinsik puisi, prosa, dan drama. 4. Apresiasi sastra anak secara reseptif. 5. Apresiasi sastra anak secara ekspresif/produktif.